STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Oleh Feryco Candra

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media pembelajaran interaktif model drill and practice dibandingkan dengan media pembelajaran model tutorial dan model simulasi. Serta perbandingan

Keterampilan Proses Sains siswa antara siswa yang diterapkan media pembelajaran interaktif model tutorial dibandingkan dengan siswa yang diterapkan media pembelajaran model simulasi dalam pembelajaran Fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kuasi Eksperimen dengan sampel penelitiannya adalah siswa kelas VIIIa,VIIIb dan kelas VIIIc SMP N 12 Bandar Lampung dengan desain penelitian menggunakan Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan tes objektif pilihan jamak untuk pretest dan posttest dan pengujian hipotesis menggunakan one way anova sedangkan pada Keterampilan Proses sains Analisis data KPS menggunakan data skor observasi pada proses


(2)

Feryco candra Berdasarkan skor rata-rata N-gain diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelas Driil dan Practice 0,76 (kategori tinggi), Kelas tutorial rata-rata N-Gain sebesar 0,61 (kategori sedang) sedangkan pada kelas Simulasi, diketahui rata-rata

N-gain sebesar 0,68 (kategori tinggi). Hasil uji hipotesis menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar yang berarti pada kelas driil dan practice dengan kelas tutorial. Pada aspek KPS diperoleh rata-rata skor KPS siswa pada kelas Tutorial sebesar 59,8 dan kelas simulasi sebesar 65, 8 dan keduanya mendapat kategori baik didukung dengan uji independent sample T-test, dari Tabel didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah -0,831 dan t Tabel sebesar 1.998 maka Nilai thitung < t Tabel (-0,831 < 1,998) dan P value (0,409 > 0,05) maka Ho diterima Oleh karena nilai t hitung < t Tabel (-0,831 < 1,998) dan P value (0,409 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata skor KPS kelas tutorial dengan rata-rata skor KPS kelas simulasi.

Kata kunci: KPS, Model Drill And Practice, Multimedia Interaktif, Model Tutorial, Model Simulasi, SMP, Hasil Belajar, Media Pembelajaran.


(3)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

(skripsi)

Oleh

FERYCO CANDRA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

STUDI PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MODEL MEDIA TIK DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL

BELAJAR

(Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA UTAMA 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2001/2012)

Oleh

FERYCO CANDRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Oleh Feryco Candra

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

Judul Skripsi : STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Nama Mahasiswa :

Feryco Candra

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743022025 Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Hi. Agus Suyatna, M.Si. . Viyanti, S.Pd. M.Pd.

NIP. 19600821 198503 1 004 NIP. 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si. NIP. 19671004 199303 1 004


(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Hi. Agus Suyatna, M.Si.

Sekretaris : Viyanti, S.Pd. M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Abdurrahman, M.Si.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjit, Kecamatan Banjit Kabupaten

Waykanan, pada tanggal 11September 1988, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Asran Hadi dan Rumlah.

Jenjang pendidikan dimulai di Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 Argomulyo, Banjit diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Banjit, diselesaikan pada tahun 2004. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banjit, diselesaikan pada tahun 2007.

Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru jalur non-Reguler.

Tahun 2009, penulis melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Pada tahun 2011 penulis melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA UTAMA 2 Bandar Lampung.


(9)

MOTTO

”Jangan pernah sesekali menggampangkan sesuatu karena kita tidak tahu kedepannya nanti seperti apa”

(Fery)

Kata Bijak

”hidup itu adalah pilihan, setiap yang bernyawa pasti akan memilih meskipun pilihan itu bagus atau buruk itulah pilihan kita maka kita harus memilih dan jika


(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat kasih karunia dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul

“Perbandingan Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari

PenggunaanModel Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA. 3. Bapak Dr. Hi. Undang Rosidin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika

4. Bapak Dr. Hi. Agus Suyatna, M.Si. Selaku Pembimbing I, sekaligus

Pembimbing Akademik dengan perhatian yang besar telah memberikan didikan, bimbingan, dan motivasi selama penulis menyelesaikan pendidikan S1 di prodi P. Fisika FKIP Unila

5. Ibu Viyanti, S.Pd. M.Pd. Selaku Pembimbing II, atas kesediaan dan

keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.


(11)

6. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Selaku Pembahas atas keikhlasannya memberikan motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Bapak Drs. Hi. Zaid Jaya, M.M.Pd. Selaku Kepala SMP N 12 Bandar Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung. 9. Ibu Rima Susiana, S.Pd. Selaku guru mitra dan murid - murid kelas

VIIIa,VIIIbdan VIIIc SMP N 12 Bandar Lampung atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10.Siswa-siswi kelas VIIIa,VIIIb dan VIIIc SMP Negeri 12 Bandar Lampung 11.Bapak dan Ibu Guru serta Staf SMP N 12 Bandar Lampung.

12.Pustekom, edukasi net, edu media, arifin dan semua yang ada dalam program- program driil and practice, tutorial dan program simulasi atas program yang telah dibuat.

13.Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Fisika NR 2007, arif, cahyo, bayu, anamaria, sandi coy, ika, ecy, nelawati, esti, dedo, iza, masda, yevi, jupe, adoy, dwi w, dwi f, syafri, nizom, nopi, raden, erla, netty, yudi, dan semua nya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

14.Kakak serta adik tingkat Pendidikan Fisika yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

15.Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan kalian.


(12)

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis sangat berharap skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua terkhusus bagi pembaca.

Bandar Lampung, 15 Agustus 2012


(13)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 9

1. Media Pembelajaran ... 9

2. Media Pembelajaran Berbasis TIK dan Penggunaannya ... 11

3. Keterampilan Proses Sains ... 18

4. Hasil Belajar ... 27

B. Kerangka Pemikiran ... 29

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 32

1. Anggapan Dasar ... 32

2. Hipotesis Tindakan ... 32

III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 33


(14)

vi

C. Desain Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Analisis Instrumen ... 34

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabilitas ... 36

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... ... 41

1. Analisis data ... 41

2. Pengujian Hipotesis ... 42

a. Uji Normalitas ... 42

b. Uji Hipotesis ... 43

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

1. Tahapan Pelaksanaan ... 47

a. Kelas Driil dan Practice ... 47

b. Kelas Simulasi ... 49

c. Kelas Tutorial ... 52

2. Hasil Uji Coba Instrumen ... 54

Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54

3. Data Hasil Penelitian ... 56

a. Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Hasil ... 56

b. Data KPS Penilaian Proses... ... 57

4. Pengujian Hipotesis ... 59

a. Uji One Way Anova Pada Hasil Belajar... 59

b. Hasil Uji Independent sample T-test ... 61

B. Pembahasan ... 63

1. Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif ... 63


(15)

vii

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 69

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Diagram Alur Kerangka Penelitian ... 73

2. Analisis Standar Isi (Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar) ... 74

3. Kisi-Kisi Soal Freetest dan Postest ... 76

4. Lembar Freetest dan Postest... 79

5. Rubrikasi Penilaian ... 82

6. Format Lembar Penilaian Keterampilan Proses Sains ... 85

7. Silabus Model media Pembelajaran TIK ... 87

8. RPP Model Media Pembelajaran Driil dan Practice ... 89

9. RPP Model Media Pembelajaran Tutorial ... 101

10. RPP Model Media Pembelajaran Simulasi ... 105

11. LKK Alat-alat Optik Mata Model Media Simulasi... 109

12. LKS Alat-alat Optik Pada LUP media tutorial ... 115

13. Data Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar ... 123

14. Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Hasil Belajar ... 127

15. Data Freetest Hasil Belajar Kelas Driil Dan Practice ... 128

16. Data Posttest Hasil Belajar Kelas Driil Dan Practice ... 129

17. Data Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Driil Dan Practice ... 130


(16)

viii

19. Data Posttest Hasil Belajar Kelas Tutorial ... 132

20. Data Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Tutorial ... 133

21. Data Freetest Hasil Belajar Kelas Simulasi ... 134

22. Data Posttest Hasil Belajar Kelas Simulasi ... 135

23. Data Rekapitulasi Hasil Belajar Kelas Simulasi ... 136

24. Data Penilaian Proses KPS Kelas Tutorial... 137

25. Data Penilaian Proses KPS Kelas Simulasi ... 138

26. Data Hasil Uji Normalitas N-Gain hasil Belajar Media TIK ... 139

27. Data Hasil Uji Normalitas Rata-Rata Skor KPS Siswa ... 140

28. Data Hasil Uji One Way Anova Hasil Belajar ... 141

29. Data Hasil Independent Sample T-testKPS ... 144

30. Surat Izin Penelitian ... 146

31. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 147

32. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 148


(17)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tahapan Dalam Model Learning Cycle 5E ... 17

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 28

3.1 Desain Eksperimen One-Group Pretest-Posttest Design ... 32

3.2 Paradigma Pemikiran ... 32

4.1 Grafik Persentase Rata-rata KPS Siswa ... 68


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Keterampilan Proses Sains ... 21

2.2 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ... 22

3.1 Format tabel data KPS siswa (non-test) ... 38

3.2 Format tabel data Pretest model media TIK (Test) ... 40

3.3 Format tabel data Posttest model media TIK (Test) ... 40

3.4 Format tabel data rekapitulasi N-gain model media TIK ... 41

4.1 Hasil Uji Validitas Soal ... 55

4.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 55

4.3 Perolehan Skor hasil Belajar Siswa ... 56

4.4 Perolehan Skor KPS Siswa ... 58

4.5 Hasil Uji Normalitas Skor KPS ... 58

4.6 Deskriptives hasil uji one way anova hasil belajar ... 59

4.7 Test of Homogeneity of Variances Hasil belajar ... 59

4.8 Anova Hasil belajar ... 60

4.9 . Multiple comparisons Bonferroni Hasil Belajar ... 61


(19)

PERSEMBAHAN

Allhamdulillahirrobiil’alamin, Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya sederhana ini sebagai tanda

cinta dan kasih yang tulus dan mendalam kepada:

Bapak dan Ibu tercinta dengan ketulusan do’a, keringat, dan air mata serta kasih sayang yang tak pernah putus, senantiasa membimbing, mengarahkan dan memberikan semangat optimis untuk mewujudkan

cita-cita demi keberhasilan serta kebahagiaanku.

untuk adik-adik dan sedulur (M. rinaldi, riki rahmadi, dan kamangan pangcik gak ibungan serta uwak an) yang menjadikanku

lebih dewasa dalam berpikir dan bertindak, kalian adalah yang tebaik yang kumiliki.

Serta seseorang yang selalu memberiku semangat, motivasi do’a dan dukungannya untuk menjadi yang terbaik serta mengisi

hari-hariku dengan keceriaan

Ku ucapkan terimakasih atas do’a dan dukungannya kepada keluarga besar dan semua teman-teman seperjuangan di

Program Studi Pendidikan Fisika NR 2007, Para pendidik yang ku hormati dan


(20)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Feryco Candra

NPM : 0743022025

Fakultas/Jurusan : KIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : : Jl. Hari Moerdani Gg Mawar no 97 Pasar Banjit Kec Banjit Kab Waykanan

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 14 Agustus 2012 Yang Menyatakan,

Feryco Candra NPM. 0743022025


(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Disaat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang dengan sangat pesat, semua itu dapat kita lihat dari mudahnya seseorang dalam bertukar informasi dan berkomunikasi satu sama lain, bahkan tanpa terasa tidak ada pembatas diantara mereka. Perkembangan teknologi dan informasi kini semakin banyak dikembangkan dan dimanfaatkan diberbagai bidang dan aspek kehidupan guna untuk menjadikan kehidupan yang lebih baik dan mudah dalam pengerjaan tugas-tugas yang dilakukan oleh manusia. Salah satu bidang yang mendapat manfat dari teknologi informasi ini adalah pendidikan pembelajaran yang ada di sekolah.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sekolah pada umumnya tergantung dari bagaimana seorang guru atau pendidik itu memberikan pembelajaran dengan baik, model-model pembelajaran yang dilakukan hendaknya dapat memicu kreativitas siswa sehingga siswa dapat berpikir lebih kritis lagi. Jika siswa sudah berpikir lebih kritis maka proses pembelajaran itu tidak akan jenuh atau vakum pada suatu permasalahan saja, maka dari itu guru dituntut untuk dapat menguasai berbagai strategi belajar, tujuannya yaitu supaya siswa tidak menjadi jenuh, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, guru yang


(22)

2 monoton terpaku pada satu permasalahan saja dapat mengakibatkan siswa jenuh dan sulit sekali masuk kedalam pikiran siswa.

Perkembangan teknologi komputer membawa banyak perubahan pada sebuah program aplikasi seharusnya didesain terutama pada upaya menjadikan teknologi ini mampu memanipulasi keadaan sesungguhnya. Penekanannya terletak pada upaya yang berkesinambungan untuk memaksimalkan aktifitas belajar mengajar sebagai interaksi kognitif antara siswa, materi subjek, dan instruktur (dalam hal ini komputer yang diprogramkan). Sistem-sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada para siswa melalui cara berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan kedalam sistem, inilah yang disebut pengajaran dengan bantuan komputer.

Model media TIK dapat menjadi pilihan strategi pembelajaran yang dapat dilakukan guru pasalnya bahwa komputer dapat mengurangi adanya rintangan pola pikir siswa. Model drill and practice dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penyediaan latihanlatihan soal untuk menguji

kemampuan penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan program. Melalui model drill and practice akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Dengan latihan yang terus menerus, maka akan tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan maka dengan sendirinya hasil belajar siswa dan keterampilan proses sainsnya akan meningkat. Sedangkan model tutorial merupakan suatu program


(23)

3 bercabang di mana informasi atau mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan. Respon siswa dianalisis oleh komputer (diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh pembuat

program), dan umpan baliknya yang benar diberikan.

Model tutorial dalam program pembelajaran dengan bantuan komputer ditujukan sebagai pengganti manusia yang proses pembelajarannya diberikan lewat teks atau grafik pada layar yang menyediakan poin-poin pertanyaan atau permasalahan, jika respon siswa benar, komputer akan bergerak pada

pembelajaran berikutnya, jika respon siswa salah komputer akan mengulangi pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada salah satu bagian tertentu. Dan pada model yang terakhir yaitu model simulasi model ini pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya. Model simulasi ini terbagi ke dalam empat kategori yaitu: Fisik, Situasi, Prosedur, dan Proses dimana masing-masing kategori tersebut digunakan sesuai dengan

kepentingan tertentu keempat ketegori ini dapat memacu keterampilan proses siswa dan juga dengan sendirinya hasil belajar siswa akan meningkat.

Sering model media TIK yang ada di sekolah pada umumnya kurang berjalan dengan baik mungkin dikarenakan guru kurang melengkapi

instrumen-instrumen yang ada contohnya rubrikasi penilaian, rpp, atau pun juga lembar kerja kelompok maka pembelajaran menggunakan media TIK kurang efektif,


(24)

4 otomatis semua itu berpengaruh pada keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Media TIK yang tidak ideal seperti itu mungkin banyak ditemui di sekolah-sekolah dan menjadikan media TIK kurang efektif penggunaanya. Idealnya media TIK itu secara umum terpenuhi semua pembelajaran

penggunaannya dari rpp sampai pada penilaian observasi serta lembar kerja kelompok untuk menunjang kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan ini terjadi sikap saling menyatukan informasi antara satu dengan yang lainnya. Setiap anggota kelompok berhadapan dengan

permasalahan yang harus dilakukan dengan saling membantu antar anggota kelompok secara kompak. Dari hasil kerja kelompok ini menjadi keputusan yang termuat dalam file menjadi suatu hasil diskusi. Program ini dapat dilakukan menjadi kegiatan diskusi kelompok seperti kelas tradisional. Guru dapat memimpin diskusi kelompok yang merancang siswa untuk pengambilan keputusan dan diskusi dalam kelas dengan hanya menggunakan satu

komputer.

Pembelajaran berbantuan komputer terkait langsung dengan pemanfaatan komputer dalam kegiatan pembelajaran dalam dan luar kelas, baik secara individu maupun secara kelompok. diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer dalam peran guru, dimana siswa berinteraksi secara langsung dengan komputer dan kontrol sepenuhnya ditangan siswa sehingga memungkinkan siswa belajar sesuai kemampuan dan memilih materi pembelajaran sesuai kebutuhannya.


(25)

5 Keterampilan proses yang mencakup ranah kognitif juga akan sangat

mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa dari hal itu keterampilan proses sains harus senantiasa dilatihkan berulang kepada siswa, keterampilan proses ini juga sangat penting dilatihkan karena akan membuat siswa dengan sendirinya menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan memiliki keterampilan ini pula siswa akan lebih memahami pembelajaran yang akan dilakukan karena tidak hanya pengetahuan yang didapat siswa tetapi bagaimana proses itu terjadi serta ditemukan sendiri oleh siswa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains sangat penting untuk dipelajari dan ditingkatkan karena siswa diajak bukan sekedar menghapal bahan pembelajaran tetapi juga melihat atau melakukan proses bagaimana sains ditemukan.

Di atas sudah disebutkan hasil belajar siswa rendah itu banyak faktor yang menyebabkannya , antara lain adalah kurang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, selain itu juga model media pembelajaran yang kurang efektif untuk siswa aktif dalam mencari informasi-informasi yang ada. Bagaimana hasil belajar siswa meningkat jika model pembelajaran membuat siswa tidak terfokus pada pembelajaran yang dilakukan seorang pendidik.

Untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan di atas diperlukan model media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan juga untuk meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa model media TIK dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan


(26)

6 juga meningkatkan hasil belajar siswa dari itu berdasarkan latar belakang masalah tersebut, telah dilakukan penelitian dengan judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi“.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada siswa SMP yang

pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice,simulasi, dan tutorial?

2. Apakah terdapat perbedaan Keterampilan Proses Sains pada siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan media TIK simulasi dan tutorial?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitan ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan Hasil Belajar pada siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice, simulasi, dan tutorial.

2. Untuk mengetahui perbedaan Keterampilan Proses Sains pada siswa SMP yang pembelajarannya menggunakan media TIK simulasi dan tutorial.


(27)

7 D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, manfaat itu dapat berguna bagi siapa saja di antaranya:

1. Bagi Siswa dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa agar siswa mampu untuk berkarya lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Dan juga agar pembelajaran itu lebih menarik dan tidak menjenuhkan.

2. Bagi Guru memperoleh informasi media TIK yang paling efektif untuk pembelajaran IPA di SMP/MTS.

3. Bagi Peneliti dapat memberi alternatif jawaban untuk mengatasi

permasalahan pembelajaran yang mungkin muncul saat mengajar kelak. Serta memberi pengalaman baru mengenai penerapan pembelajaran pada saat peneliti terjun kelapangan secara langsung.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Media Drill and pactice adalah penyediaan latihan-latihan soal yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit, latihan-latihan soal yang dikerjakan oleh siswa tersebut dapat dilakukan berulang-ulang.

2. Media Simulation merupakan program komputer yang bertujuan

memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang


(28)

8 3. Media Tutorial merupakan suatu program komputer yang pola dasarnya

mengikuti pengajaran berprogram tipe bercabang di mana informasi atau mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan.

4. Keterampilan proses sains (KPS) yang diamati adalah: keterampilan mengamati, merumuskan hipotesis, melakukan percobaan,

menginterpretasi data, berkomunikasi.

5. Penggunaan multimedia interaktif TIK dalam pembelajaran ini hanya terbatas pada mendeskripsikan alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada SMP/MTS.

6. Hasil belajar adalah kemampuan atau keberhasilan kognitif siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan yang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah posttest.

7. Penelitian ini pada siswa SMP N 12 Bandar Lampung Semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

8. Materi pokok yang diberikan pada penelitian ini adalah alat-alat optik dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.


(29)

9

II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Media Pembelajaran

Media pembelajaran memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat membangkitkan

semangat, perhatian, dan keamauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa (Angkowo & Kosasih, 2007: 34)

Pada umumnya kata ”media” adalah bentuk jamak dari ”medium” yang berasal dari bahasa latin ”medius” yang berarti ”tengah”. Media berasal dari kata medium (latin) yang berarti perantara atau pengantar.Dalam bahasa Indonesia kata

”medium” dapat diartikan sebagai ”antara” atau ”sedang”. Pengertian media

mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber pemberi pesan dan penerima pesan.

Menurut Gerlach dan Ely (Arsyad, 2005: 3) mengatakan bahwa:

Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung


(30)

10 diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk

menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Intinya adalah media pembelajaran itu menjadi sarana yang paling penting bagi guru untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa dengan media pembelajaran siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa bisa berkolaborasi mencari

pengetahuan-pengetahuan yang mereka belum tahu dan itu juga membentuk sikap tanggung jawab kepada teman jika kelompok mendapat nilai yang tidak mencapai standar.

Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar atau dibaca. Media merupakan bagian dari komponen metodologi pengajaran yang berfungsi sebagai sumber dan membantu metode pengajaran yang sedang dilakukan (Sudjana dan Rivai, 2001:. 21).

Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pendidikan atau media pembelajaran, apabila media tersebut digunakan untuk menyalurkan/ menyampaikan pesan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan, seperti dikemukakan Brigs (1970) yang dikutip oleh sadiman (1996: 50) bahwa ”media pembelajaran adalah segala sesuatu alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.”

Sudjana dan Rivai (2003: 87) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran


(31)

11 3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Media pembelajaran yang dipakai oleh guru baik fisik atau non fisik hendaknya dapat dilihat, didengar dan dibaca memungkinkan siswa untuk cepat menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh media pembelajaran yang dibuat oleh guru karena jika pesan yang disampaikan oleh media tidak sampai ke siswa maka dapat dikatakan sia-sia lah media yang dibuat oleh guru.

2. Media Pembelajaran Berbasis TIK dan Penggunaannya

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan

maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah Komputer dan LCD Proyektor. Sadiman (1996:83) mengatakan bahwa:

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization) dan media

rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu.


(32)

12 Dari pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media komputer dan LCD Proyektor meupakan media rancangan yang mana didalam

penggunaannya sangat diperlukan perancangan khusus dan didesain

sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (hard ware) yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan satu unit komputer lengkap yang sudah terkoneksikan dengan LCD Proyektor. Dengan demikian media ini hendaknya menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran khususnya Fisika.

Arifin (2007:35) menjelaskan secara singkat mengenai beberapa model pembelajaran berbasis komputer tersebut, yaitu sebagai berikut:

1) Model drill and practice

Model drill and practice dasarnya merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penyediaan latihan-latihan soal yang bertujuan untuk menguji kemampuan penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan program. Melalui model drill and practice akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Dengan latihan yang terus menerus, maka akan tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan.

Selain itu untuk menanamkan kebiasaan, model ini juga dapat menambah kecepatan, ketetapan, kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula dipakai sebagai suatu cara mengulangi bahan yang


(33)

13 telah disajikan. Model ini berasal dari model pembelajaran Herbart, yaitu model asosiasi dan ulangan tanggapan. Melalui model ini maka akan memperkuat tanggapan pelajaran pada siswa. Pelaksanaannya secara mekanis untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran dan kecakapan, terutama pelajaran teknologi fisika yang memerlukan adanya pengulangan dan latihan yang terus menerus.

Adapun karakteristik Model Drill and Practice menurut Arifin (2007:35) secara umum adalah:

a. Adanya penyajian masalah-masalah dalam bentuk latihan soal pada tingkat tertentu

b. Siswa mengerjakan soal-soal

c. Adanya feedback d. Evaluasi dan Remedial

Tujuan dari pembelajaran melalui CBI model drill and practice pada dasarnya memberikan kondisi latihan (exercise) dan mengingat kembali (recall)

mengenai informasi dari materi pembelajaran atau informasi tertentu dalam waktu yang telah ditentukan.

2) Model tutorial

Model tutorial CBI merupakan suatu program komputer yang pola dasarnya mengikuti pengajaran berprogram tipe bercabang di mana informasi atau mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan.

Respon siswa dianalisis oleh komputer (diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh pembuat program), dan umpan baliknya yang


(34)

14 benar diberikan. Tutorial dalam program pembelajaran dengan bantuan komputer ditujukan sebagai pengganti manusia yang proses

pembelajarannya diberikan lewat teks atau grafik pada layar yang

menyediakan poin-poin pertanyaan atau permasalahan, jika respon siswa benar, komputer akan bergerak pada pembelajaran berikutnya, jika respon siswa salah komputer akan mengulangi pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada salah satu bagian tertentu. Adapun tahapan pembelajaran dengan bantuan komputer model tutorial menurut Arifin (2007:35) secara umum adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan

b. Penyajian informasi/materi

c. Pertanyaan dan respon-respon jawaban

d. Penilaian respon

e. Pemberian balikan respon

f. Pengulangan

g. Segment pengaturan pelajaran

h. Penutup

Tujuan dari pembelajaran melalui CBI model tutorial ini adalah untuk memberikan “kepuasan” atau pemahaman secara tuntas

(Mastery) kepada siswa mengenai materi atau bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya.

3) Model simulasi

Model simulasi dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang


(35)

15 Model simulasi terbagi ke dalam empat kategori yaitu: Fisik, Situasi, Prosedur, dan Proses dimana masing-masing kategori tersebut digunakan sesuai dengan kepentingan tertentu.

Secara umum tahapan materi program CBI simulasi menurut Arifin (2007:35) adalah sebagai berikut:

a. Pengenalan

b. Penyajian Informasi

c. Simulasi 1

d. Simulasi 2, dan seterusnya

e. Penutup

Tujuan dari pembelajaran melalui CBI model simulasi berorientasi pada upaya dalam memberikan pengalaman nyata kepada siswa melalui peniruan suasana.

Beberapa keuntungan menggunakan komputer dalam pengajaran seperti diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2003:137) yaitu:

a. Cara kerja baru dengan menggunakan komputer akan membangkitkan motivasi kepada siswa untuk belajar

b. Warna, musik dan grafis animasi dapat menambah kesan realisme dapat merangsang untuk mengadakan latihan, kegiatan

laboratorium, simulasi dan sebagainya

c. Respon pribadi yang cepat dalam kegiatan belajar siswa akan menghasilkan penguatan yang tinggi

d. Kemampuan memori memungkinkan penampilan siswa yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah-langkah selanjutnya di kemudian hari

e. Kesabaran, kebiasaan pribadi yang diprogram melengkapi suasana sikap yang lebih positif, terutama berguna sekali untuk siswa yang lamban

f. Rentang pengawasan guru diperlebar sejalan dengan reformasi yang disajikan dengan mudah yang diatur oleh guru dan membantu pengawasan lebih dekat kepada kontak langsung dengan para siswa Sementara itu, Arsyad (2005:54) mengemukakan beberapa kekuatan komputer yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan sebagai berikut:


(36)

16

a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan intsruksi, seperti yang diinginkan program yang digunakan.

b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.

c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk

pembelajaran secara perseorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.

e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti

Compact Disk, Video Tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keuntungan-keuntungan menggunakan media komputer itu lebih banyak untuk meningkatkan baik hasil belajar siswa maupun keterampilan proses sains siswa, 1 contoh yang dapat diambil yaitu dengan komputer lebih berwarna, musik dan grafis animasi dapat menambah kesan realisme dapat merangsang untuk mengadakan latihan, kegiatan laboratorium, simulasi dan sebagainya sehingga pembelajaran fisika menjadi lebih menarik dan serasa mudah untuk dipelajari dan juga siswa tidak merasa lagi belajar tetapi serasa sedang menonton pertunjukan artis didepan panggung dengan perangkat teknologi yang canggih tentunya.

Program komputer yang dipakai dalam penelitian ini adalah program makromedia flash dan mozila firefox karena program yang ditampilkan atau dibuat menyatu dengan website yang ada tetapi kebanyakan program yang digunakan adalah program makromedia flash deskripsi dari program ini adalah sesuai dengan tujuannya memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui


(37)

17 penyediaan latihan-latihan soal untuk menguji kemampuan penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan maka program dari driil and practice ini yaitu hanya sekumpulan soal-soal latihan yang dapat dikerjakan oleh siswa secara berulang-ulang sampai siswa paham akan soal yang ditampilkan oleh program komputer. Kemudian pada model media tutorial yaitu suatu program komputer yang pola dasarnya mengikuti pengajaran berprogram tipe bercabang di mana informasi atau mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan program tutorial ini memberikan suatu pengajaran singkat lengkap dengan soal-soal yang ada untuk dipelajari oleh siswa cara kerjanya adalah respon siswa dianalisis oleh komputer (diperbandingkan dengan jawaban yang diintegrasikan oleh pembuat program), dan umpan baliknya yang benar diberikan. Dan untuk program simulasi program ini menggunakan program makromedia flash program pembelajaran yang di unduh itu mendekati suasana yang sebenarnya dan dapat di ubah-ubah posisi jarak antara mata dan lensa jika materi pembelajaran yang di ajarkan adalah alat-alat optik dan pada mikroskop misalnya letak bayangan benda dapat berubah-ubah sesuai kehendak pengendali komputer sesuai dengan tujuan model media simulasi yaitu model simulasi berorientasi pada upaya dalam memberikan pengalaman nyata kepada siswa melalui peniruan suasana.


(38)

18 3. Keterampilan Proses Sains

Menurut Herlen dalam Indrawati (1999:3) keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk didalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Lebih lanjut Indrawati (1999:3) mengemukakan bahwa

“Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori , untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi)”.

Jadi Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa untuk mencapai pengetahuan. Keseluruhan keterampilan ilmiah ini mencakup keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Rustaman, (2003:3) bahwa “keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif, manual dan sosial”. Keterampilan kognitif atau intelektual jelas terlibat karena dalam proses pembelajaran sains menggunakan pikirannya untuk menentukan tindakan-tindakan apa saja yang harus diambil.

Keterampilan manual terlibat dalam keterampilan proses sains karena salah satu keterampilan merancang alat dan bahan serta melakukan percobaan, dalam merancang alat dan menggunakan alat inilah keterampilan manual siswa

terlibat.

Selain keterampilan kognitif dan manual, keterampilan sosial tentunya terlibat, karena dalam pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses sains, tentunya siswa harus berinteraksi satu sama lain dalam mengemukakan hasil


(39)

19 temuannya maupun dalam mengemukakan gagasan hingga diperoleh hasil yang benar.

Dalam beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains adalah keterampilan yang melibatkan keterampilan kognitif, manual dan sosial dan diperlukan dalam kerja ilmiah yaitu untuk membuktikan suatu hukum atau suatu hipotesis melalui eksperimen.

Keterampilan proses sains sangat penting dilatihkan dan dikembangkan dalam pembelajaran, karena dengan memiliki keterampilan proses sains siswa akan lebih memahami apa yang dipelajari, karena siswa tidak hanya sekedar memperoleh pengetahuan, akan tetapi menemukan pengetahuan itu sendiri. Alasan pentingnya melatihkan/mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains menurut Indrawati (1999:28) adalah sebagai berikut:

1) Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya, 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

penemuan,

3) Meningkatkan daya ingat,

4) Memberikan kepuasan instrinstik bila anak telah melakukan sesuatu,

5) Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.

Adapun alasan lain pentingnya melatihkan/mengembangkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains menurut Semiawan (1992:14-15) bahwa terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains

diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu:

1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa,

2) Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh yang konkret,


(40)

20 3) Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak

bersifat mutlak 100 %, tapi bersifat relatif,

4) Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik

Selain itu juga, hasil telaah ahli pendidikan IPA menunjukan bahwa perolehan dan pengembangan suatu gagasan tidak dapat berlangsung dari luar anak seperti ceramah guru atau dari paksaan dan tekanan orang tua. Akan tetapi,

hanya dapat terjadi dari dalam anak sendiri , yaitu dari pikiran anak. Fungsi guru selama pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator

(pemberi kemudahan belajar). Anak sendirilah yang harus membangun gagasan/pengetahuan . Untuk keperluan ini, mungkin saja mereka harus menafsirkan kembali informasi, menyusun kesimpulan baru, atau menguji beberapa gagasan alternatif. Dengan kata lain, senantiasa aktif menggunakan dan menerapkan keterampilan proses sepanjang hayatnya, terutama untuk dimanfaatkaan selama pengembaraannya untuk mengeksplorasi alam sekitar.

Dengan demikian, alangkah pentingnya melatihkan keterampilan proses sains pada pembelajaran karena dengan keterampilan proses sains siswa belajar siswa menjadi lebih bermakna sehingga siswa akan mudah dalam mempelajari konsep-konsep sains dan lebih bisa memahami daripada sekedar menghafal.

Akan tetapi terdapat beberapa hal yang mempengaruhi keterampilan proses sains yang dituntut untuk dimiliki siswa. Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sains, diantaranya yaitu perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi guru dalam mengajar.


(41)

21 Keterampilan proses sains terdiri dari beberapa keterampialn, keterampilan-keterampilan tersebut saling terkaitan dan berkesinambungan dalam suatu proses pembelajaran sains sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Adapun jenis keterampilan-keterampilan yang termasuk keterampilan proses sains menurut Nuh (2010),

ditunjukan pada tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2.1: Keterampilan Proses Sains

No Jenis Keterampilan Proses Sains

Sub Keterampilan Proses Sains

1 Mengamati 1.1. Menggunakan indera

1.2. Mengumpulkan fakta yang relefan

1.3. Mencari persamaan dan perbedaan

2 Menafsirkan pengamatan 2.1. Mencatat pengamatan secara terpisah

2.2. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

2.3. Menemukan pola dalam satu pengamatan

2.4. Menarik kesimpulan

3 Meramalkan 3.1. Berdasarkan hasil-hasil pengamatan

mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum terjadi

4 Menggunakan alat dan

bahan

1.1. Mengetahui bagaimana dan mengapa

menggunakan alat dan bahan

5 Menerapkan konsep 1.1. Menerapkan konsep yang dapat dipelajari dalam

situasi baru

1.2. Menggunakan konsep-konsep pada pengalaman

baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

6 Merencanakan penelitian 6.1. Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan

digunakan dalam penelitian

6.2. Menentukan variabel-variabel

6.3. Menentukan variabel yang harus dibuat tetap dan

yang mengalami perubahan

6.4. Menentukan apa yang akan diamati, diukur dan

ditulis

6.5. Menentukan cara dan langkah kerja

6.6. Menentukan bagaimana pengolahan hasil

pengamatan untuk mengambil kesimpulan

7 Berkomunikasi 7.1. Menyusun dan menyampaikan laporan secara

sistematis dan jelas

7.2. Menjelaskan hasil percobaan dan pengamatan

7.3. Menggambarkan data dengan grafik, tabel atau

diagram

8 Mengajukan 8.1. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa

8.2. Bertanya untuk meminta penjelasan

8.3. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang


(42)

22 Sedangkan menurut Indrawati (1999) aspek keterampilan proses sains dan indikatornya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2: Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya

Keterampilan Proses Sains Indikator Melakukan pengamatan (observasi)

 Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda

 Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek

atau pristiwa

 Membaca alat ukur

 Mencocokan gambar dengan uraian tulisan / benda

Menafsirkan pengamatan (interpretasi)

 Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan

 Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasan yang logis Mengelompokkan

(klasifikasi)

 Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri,

membandingkan dan mencari dasar penggolongan. Meramalkan

(prediksi)

 Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi

berdasarkan suatu kecendrungan/ pola yang sudah ada.

Berkomunikasi  Mengutarakan suatu gagasan

 Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat

suatu objek atau kejadian

 mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya

misalnya grafik, peta secara akurat.

Berhipotesis  Hipotesis merupakan dugaan sementara tentang pengaruh variabel

manipulasi terhadap variabel respon. Hipotesis menyatakan penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen.

Merencanakan percobaan/ penyelidikan

 Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang

terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan

merencanakan penelitian. Menerapkan sub

konsep/ prinsip

 Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru,

menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat kita tentukan bahwa keterampilan-keterampilan yang termasuk keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menginterpretasi data, memprediksi, menerapkan konsep dan berkomunikasi.


(43)

23 Berikut ini penjelasan dari keterampilan proses sains yang telah diungkapkan: 1. Mengamati

Mengamati merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh suatu informasi dengan menggunakan seluruh alat indera yang terdiri dari indra

penglihatan, perasa, preaba, penciuman, dan pendengaran.

Karakteristik dari keterampilan mengamati diantaranya sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi ciri-cri suatu benda, misalnya warna,

bentuk, ukuran dengan menggunakan sebagian atau seluruh indera dan atau alat bantu.

2) Mengidentifikasi perbedaan dan persamaan yang nyata pada objek atau peristiwa.

3) Membaca alat ukur

4) Mencocokan gambar dengan uraian tulisan/benda 5) Memeriksa suatu benda/peristiwa

(Indrawati, 1999:5) 2. Merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau perkiraan sementara tentang suatu fenomena yang kemudian akan dibuktikan melalui percobaan. Maka, keterampilan merumuskan hipotesis merupakan kemampuan untuk membuat dugaan sementara atau pikiran sementara mengenal suatu fenomena dan dapat dijelaskan secara ilmiah.

3. Merencanakan percobaan

Dalam merencanakan percobaan, tentunya yang harus dipikirkan adalah alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam percobaan, serta

bagaimana prosedur percobaannya sehingga keterampilan menentukan alat dan bahan dan menentukan prosedur percobaan. Secara lebih lengkap menurut Rustaman (2003:95) bahwa keterampilan merencanakan


(44)

24 variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur atau ditulis, menentukan cara dan langkah kerja, serta menentukan cara mengolah data.

4. Melakukan percobaan

Menurut Dimyati (2009:5) melakukan percobaan atau bereksperimen adalah keterampilan untuk mengadakan penguji terhadap ide-ide yang bersumber fakta, konseo, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak ide-ide itu.

5. Menginterpretasi/menafsirkan data

Menginterpretasi data adalah kemampuan menyajikan data yang

dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen atau penelitian sederhana kedalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik,

histograf, atau diagram menurut (Semiawan, 1986:29). 6. Meramalkan

Meramalkan atau memprediksi adalah kemampuan memperkirakan sesuatu yang belum terjadi berdasarkan kecendrungan yang ada sebelumnya.

7. Menerapkan konsep

Menerapkan konsep adalah kemampuan menggunakan konsep atau pengetahuan yang telah dimiliki untuk merencanakan suatu permasalahan pada situasi baru.

8. Berkomunikasi

kemampuan berkomunikasi meliputi kemampuan membaca grafik, tabel atau diagram, menggambarkan data empirirs dengan grafik, tabel, atau


(45)

25 diagram menjelaskan hasil percobaan, serta menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas (Rustaman, 2003:95)

Keterampilan proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan keterampilan proses sains yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh.

Jika membicarakan proses pembelajaran maka tak lepas dari aspek penilaian. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains. Menurut Smithdan Welliverdalam Mahmuddin (2010:4), pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya: pretes dan postes, diagnostik, penempatan kelas, dan bimbingan karir.

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau

tingkatan kelas. Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan. Menurut Widodo (2009) dalam Mahmuddin (2010: 5), penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap


(46)

26 keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.

2) Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains. 3) Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains

tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).

4) Membuat kisi-kisi instrumen.

5) Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu

mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)

6) Melakukan validasi instrumen.

7) Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.

8) Perbaikan butir-butir yang belum valid.

9) Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.

Pengukuran terhadap keterampilan proses siswa, dapat dilakukan

menggunakan instrumen tertulis. Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan secara tes (paper and pencil test) dan bukan tes. Penilaian melalui tes dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis (paper and pencil test). Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Penilaian dalam keterampilan proses agak sulit dilakukan melalui tes tertulis dibandingkan dengan teknik observasi. Namun demikian,

menggunakan kombinasi kedua teknik penilaian tersebut dapat meningkatkan akurasi penilaian terhadap keterampilan proses sains.


(47)

27 4. Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (1999), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar sesorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut dari:

1. Stimulasi yang berasal dari lingkungan

2. Proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar

Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instraksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom dalam Sudjana (2002:22) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

Ranah kognitif

Dalam ranah kognitif mencakup kegiatan mental (otak). Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. Ada beberapa jenjang dalam proses berpikir menurut Daryanto (2007:101) diantaranya, yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge), yang merupakan aspek paling dasar dan seringkali disebut dengan aspek ingatan (recall). Disini seseorang dituntun untuk dapat lebih mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, istilah dan sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat


(48)

28 menggunakannya. Kata kerja operasional yang dipakai untuk

merumuskannya adalah mempertimbangkan, mengkritik,

mengorganisasi, memecahkan masalah, menyimpulkan dan menentukan. Pengetahuan atau kemampuan mengingat ini dapat dirinci sebagai berikut:

(a) Terminologi;kemampuan yang paling besar ialah mengetahui arti tiap kata. Anak selalu bertanya kepada orangtuanya arti kata-kata yang ditemuinya dalam buku atau dalam percakapan dengan teman-temannya. Misalnya : kebijakan, lincah dan pengetahuan.

(b) Fakta-fakta lepas (isolated facts); setelah memahami prinsip-prinsip atau konsep-konsep bahasa, anak menanjak pada pengetahuan akan fakta-fakta lepas. Fakta yang diketahuinya tetap berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan fakta atau gejala lainnya. Fakta-fakta lepas itu harus dipelajari.

(c) Universal dan abstraksi; pengetahuan akan bagan-bagan atau pola-pola utama yang dipakai untuk mengorganisasikan fenomena-fenomena. Termasuk dalam kelompok ini diantaranya: pertama, prinsip-prinsip dan generalisasi, dimana siswa diharuskan menguasai prinsip-prinsip dan generalisasi tertentu yang berhubungan dengan bahasa dan pengetahuan lainnya. Kedua, teori yang merupakan perumusan-perumusan yang paling abstrak, dan dapat menunjukkan saling berhubungan dan organisasi dari hal-hal yang khusus.


(49)

29 B. Kerangka Pemikiran

Efektivitas proses belajar mengajar (pembelajaran) sangat dipengaruhi oleh faktor metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan, di mana pemilihan metode tertentu akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Dalam arti bahwa harus ada kesesuaian di antara keduanya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.

Walaupun ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media, seperti: konteks pembelajaran, karakteristik pembelajaran, dan tugas atau respon yang diharapkan dari pelajar. Tujuan pembelajaran, hasil belajar, isi materi ajar, rangkaian dan strategi pembelajaran adalah kriteria untuk seleksi dan produksi media. Dengan demikian, penataan pembelajaran (iklim, kondisi, dan lingkungan belajar) yang dilakukan oleh seorang pengajar

dipengaruhi oleh peran media yang digunakan.

Media juga mempunyai beberapa kelemahan dan kelebihan tergantung bagaimana seorang pendidik menyikapi kelemahan dan kelebihan dari model media itu, kelemahan dan kelebihan media itu diantaranya adalah:

Kekurangan media simulasi:

1) Setiap langkah percobaan model simulasi stokastik hanya menghasilkan estimasi dari karakteristik sistem yang sebenarnya untuk parameter input tertentu. Model analitik lebih valid.

2) Model simulasi seringkali mahal dan makan waktu lama untuk dikembangkan.


(50)

30 3) Output dalam jumlah besar yang dihasilkan dari simulasi biasanya tampak

meyakinkan, padahal belum tentu modelnya valid.

Kelebihan media simulasi:

1) Sebagian besar sistem riil dengan elemen-elemen stokastik tidak dapat dideskripsikan secara akurat dengan model matematik yang dievaluasi secara analitik. Dengan demikian simulasi seringkali merupakan satu-satunya cara.

2) Simulasi memungkinkan estimasi kinerja sistem yang ada dengan beberapa kondisi operasi yang berbeda.

3) Rancangan-rancangan sistem alternatif yang dianjurkan dapat dibandingkan via simulasi untuk mendapatkan yang terbaik.

4) Pada simulasi bisa dipertahankan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi eksperimen.

5) Simulasi memungkinkan studi sistem dengan kerangka waktu lama dalam waktu yang lebih singkat, atau mempelajari cara kerja rinci dalam waktu yang diperpanjang.

Sedangkan kelebihan pada media tutorial adalah: 1) Siswa dapat menentukan materi yang akan dipelajari. 2) Pembelajaran lebih menarik, kreatif, dan fleksibel. 3) Pembelajaran lebih efektif.

Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa untuk mencapai pengetahuan. Keseluruhan keterampilan ilmiah ini mencakup keterampilan kognitif, manual, dan sosial. keterampilan proses sains


(51)

31 melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif, manual dan sosial”. Keterampilan kognitif atau intelektual jelas terlibat karena dalam proses pembelajaran sains menggunakan pikirannya untuk menentukan tindakan-tindakan apa saja yang harus diambil.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran mengenai analisis pada model media pembelajaran TIK terhadap hasil belajar, dan model media pembelajaran model media TIK terhadap KPS digambarkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Hasil belajar merupakan suatu gambaran kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pebelajaran yang telah ditetapkan.

Dari pernyataan-pernyataan diatas keterkaiatan model media TIK akan

mempengaruhi keterampilan proses sains dan hasil belajar yaitu karena kita bisa melihat dari beberapa kelebihan dari model media TIK sebagai contoh model media tutorial disana mengatakan bahwa Siswa dapat menentukan materi yang akan dipelajari, Pembelajaran lebih menarik,kreatif, dan fleksibel serta

Pembelajaran lebih efektif.

Secara analisis keterampilan proses siswa akan menjadi berkembang pasalnya siswa memilih sendiri materi yang dia sukai dan pelajari dengan begitu siswa

X1

Y1


(52)

32 menjadi tertarik dan belajar sendiri dengan kemauan sendiri untuk

mengembangkan keterampilan yang pernah siswa pelajari selama ini.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, dapat dilihat pada diagram alur kerangka penelitian di lampiran.

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis a. Anggapan Dasar

Anggapan dasar penelitian berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir adalah:

1. Ketiga kelas sampel kelas drillandpractice, simulation dan tutorial memiliki kemampuan awal dan pengalaman belajar yang setara. 2. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan.

b. Hipotesis Tindakan

1. Hipotesis Pertama

Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK driilandpractice, tutorial, dan simulasi. 2. Hipotesis Kedua

Ada perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK tutorial dan simulasi.


(53)

33

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 12 Bandar Lampung pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 6 kelas berjumlah 210 siswa, terdiri dari 80 siswa laki-laki dan 130 siswa perempuan.

B. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan Purposif sampling. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 6 kelas, diambil 3 kelas sebagai sampel. Sampel yang diperoleh adalah kelas VIIIa berjumlah 34 siswa, VIIIb berjumlah 35 siswa , dan VIIIc berjumlah 35 siswa

C. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk Quasi

Eksperimental Design dengan tipe Non-Eqivalent postest-pretest design. Pada desain ini, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.


(54)

34

Keterangan:

1

O : nilai pretest

2

O : nilai posttest

1

X : model media TIK

1

O X1 O2 Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.2 Desain eksperimen Non-Eqivalent postest-pretest design

(Sugiyono, 2010: 110-111)

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model media TIK(x1) , sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan proses sains (Y1) dan hasil belajar (Y2).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pretest dan posttest

berbentuk pilihan jamak yang terdiri dari 10 butir soal serta lembar observasi KPS .

F. Analisis Instrumen

Sebelum menggunakan instrumen untuk mengukur keterampilan proses sains dan penguasaan konsep fisika pada sampel, instrumen terlebih dahulu diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas.


(55)

35

1.Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

(Arikunto, 2008: 72) Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05

maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.


(56)

36

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated itemtotal correlation

lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

               

2

2 1 11 1 1 t n n r   Di mana:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 = varians total

(Arikunto, 2008: 109)

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan SPSS 17.0 dengan model Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1.


(57)

37

Menurut Sayuti dikutip oleh Sujianto dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha,

maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel. 2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel. 3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel. 4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel.

5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat reliabel Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan

menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu tes awal (Pretest) dan tes akhir (Posttest). Sedangkan data kualitatif yaitu penilaian pada setiap sub keterampilan proses yang diamati.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Data kualitatif

Data keterampilan proses sains siswa, diperoleh dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap keterampilan proses sains siswa selama kegiatan pembelajaran dan memberikan penilaian pada setiap sub keterampilan proses yang diamati oleh observer.


(58)

38

Adapun bentuk pengumpulan datanya berupa tabel yang dijelaskan pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Format tabel data KPS siswa (non-test)

NO Nama Siswa

Indikator Penilaian KPS Skor %KPS K1 K2 K3 K4 K5

1 Siswa 1 2 Siswa 2 3 Siswa 3 Jumlah Skor Skor Maksimum Nilai Rata-rata

Keterangan:

K1 = Keterampilan mengamati

K2 = Keterampilan merumuskan hipotesis K3 = Keterampilan menginterpretasi data K4 = Keterampilan menerapkan konsep K5 = Keterampilan berkomunikasi

Pada masing-masing item keterampilan proses sains diberi nilai rentang antara 1 sampai 4. Dengan predictor sebagai berikut:

K1: Keterampilan mengamati

1. Menggunakan sebanyak mungkin alat indera. 2. Memperhatikan banyak segi atau ciri.

3. Memiliki sendiri informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi. 4. Mengindentifikasi fenomena yang muncul pada objek

K2 : Keterampilan merumuskan hipotesis

1. Menjelaskan mengapa sesuatu terjadi atau alasan alasan untuk pengamatan. 2. Menggunakan pengetahuan sebelumnya.

3. Menunjukkan bahwa ada beberapa kemungkinan penjelasan dari beberapa hal yang diamati.


(59)

39

4. Berdiskusi untuk merumuskan hipotesis K3: Keterampilan melakukan percobaan 1. Melaksanakan prosedur kerja yang telah dibuat 2. Mampu menggunakan alat dan bahan

3. Mengumpulkan data

4. Bekerja aktif dalam melakukan percobaan K4: Kemampuan menginterpretasi data 1. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah 2. Menghubungkan hasil pengamatan dengan teori 3. Membuat kesimpulan dari data

4. Menemukan pola hubungan antar variabel berdasarkan data percobaan K5: Keterampilan berkomunikasi

1. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis

2. Menggunakan indera untuk berbicara dan mendengarkan yang nantinya dapat membantu siswa untuk memilah-milah ide.

3. Menggambarkan data dengan grafik, tabel atau diagram

4. Menyampaikan ide-ide pengerjaan percobaan kepada siswa lain. Dengan deskriptor sebagai berikut:

Jika 4 indikator terpenuhi maka (skor=4) Jika 3 indikator terpenuhi maka (skor=3) Jika 2 indikator terpenuhi maka (skor=2) Jika 1 indikator terpenuhi maka (skor=1) Jika tidak ada indikator terpenuhi maka (skor=0)


(60)

40

b. Data Kuantitatif

Sedangkan untuk data penguasaan konsep (test) adalah data kuantitatif yaitu nilai pretest diambil pada awal pertemuan dan nilai postest diambil pada akhir pertemuan dengan menggunakan model media TIK. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data bentuk tabel yang diperoleh dari skor pretest dan postest yang dapat dijelaskan pada Tabel 3.2, Tabel 3.3, dan Tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.2 Format tabel data Pretest model media TIK (Test)

NO Nama Siswa

Pada Soal ke- Skor Pretest

1 2 3 4 5

1 Siswa 1

2 Siswa 2

3 Siswa 3

Skor Tertinggi Skor Terendah

Jumlah

Skor rata-rata siswa

Tabel 3.3 Format tabel data Posttest model media TIK (Test)

NO Nama Siswa

Pada Soal ke- Skor Postest

1 2 3 4 5

1 Siswa 1

2 Siswa 2

3 Siswa 3

Skor Tertinggi Skor Terendah

Jumlah


(61)

41 pre pre post S S S S g    max

Tabel 3.4 Format tabel data rekapitulasi N-gain model media TIK

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data

Untuk menganalisis kategori tes penguasaan konsep siswa digunakan skor gain yang ternormalisasi. N-gain diperoleh dari pengurangan skor postest

dengan skor pretest dibagi oleh skor maksimum dikurang skor pretest. Jika dituliskan dalam persamaan adalah

Keterangan:

g = Ngain

post

S = Skor postest

pre

S = Skor posttest

max

S = Skor maksimum

Untuk menganalisis peningkatan penguasaan konsep siswa digunakan skor

pretest dan posttest. Peningkatan skor antara tes awal dan tes akhir dari variabel tersebut merupakan indikator adanya peningkatan atau penurunan hasil belajar pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model media TIK (driil dan practice, tutorial, simulasi dan game, sedangkan penilaian NO Nama Siswa PRETEST POST TEST

N-Gain rerata

Pretest Posttest N-Gain

1 Siswa 1

2 Siswa 2

3 Siswa 3

Skor Tertinggi

Skor Terendah

Jumlah


(62)

42

KPS dilakukan dengan observasi saat proses pembelajaran menggunakan lembar observasi.

Data KPS siswa berupa lembar observasi yang mencakup lima aspek penilaian yaitu mengamati, merumuskan hipotesis, menginterpretasi data, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.

Proses analisis untuk data keterampilan proses sains siswa adalah sebagai berikut:

(a)Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari setiap soal.

(b)Persentase keterampilan proses dihitung dengan rumus

(Muhibin Syah dalam Marnasusanti (2007)

2. Pengujian Hipotesis a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

HO : data terdistribusi secara normal H1 : data tidak terdistribusi secara normal

% 100

% x

Maksimum Skor

Skor Jumlah


(63)

43

Pedoman pengambilan keputusan:

1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

b. Uji Hipotesis

1) Untuk hasil belajar statistik uji-F yang digunakan dalam One Way Anova dihitung dengan rumus (k-1), uji F dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung (hasil output) dengan nilai Ftabel. Sedangkan derajat bebas yang digunakan dihitung dengan rumus (n-k), dimana k adalah jumlah kelompok sampel, dan n adalah jumlah sampel. p-value rendah untuk uji ini mengindikasikan penolakan terhadap hipotesis nol, dengan kata lain terdapat bukti bahwa setidaknya satu pasangan mean tidak sama. Sedangkan pada keterampilan proses sains Uji T Untuk Dua Sampel Bebas

(Independent Sample T-test) Uji ini dilakukan untuk

membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas). Independent Sample T-test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah


(64)

44

Hipotesis Pertama O

H : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang

pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice, tutorial, dan simulasi.

1

H : ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice, tutorial, dan simulasi .

.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

Hipotesis Kedua O

H : Tidak Ada perbedaan KPS antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK tutorial dan simulasi.

1

H : Ada perbedaan KPS antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK tutorial dan simulasi.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.


(65)

45

a. Uji Data Untuk Keragaman Dari Berbagai Data

Pada penelitian ini untuk menguji rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak maka menggunakan uji One Way Anova.

4.5 Tabel anova 1 arah

Sumber variasi Jumlah

kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat f-hitung

Perlakuan JKP k-1

Galat JKG K (n-1)

total JKT n/k-1

Dimana:

Jumlah kuadrat perlakuan : Jumlah kuadrat galat : Jumlah kuadrat total :

Daerah kritis Ho ditolak bila fhitung > f tabel (lihat ditabel distribusi f) (nining martingtiyas: 2011) Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang

pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice, tutorial, dan simulasi.

1

H : Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice, tutorial, dan simulasi .

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.


(66)

46

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

Hipotesis Kedua O

H : Tidak Ada perbedaan KPS antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK tutorial dan simulasi.

1

H : Ada perbedaan KPS antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK tutorial dan simulasi.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.


(1)

45 a. Uji Data Untuk Keragaman Dari Berbagai Data

Pada penelitian ini untuk menguji rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan atau tidak maka menggunakan uji One Way Anova.

4.5 Tabel anova 1 arah

Sumber variasi Jumlah kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata kuadrat f-hitung

Perlakuan JKP k-1

Galat JKG K (n-1)

total JKT n/k-1

Dimana:

Jumlah kuadrat perlakuan : Jumlah kuadrat galat : Jumlah kuadrat total :

Daerah kritis Ho ditolak bila fhitung > f tabel (lihat ditabel distribusi f)

(nining martingtiyas: 2011) Hipotesis Pertama

O

H : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang

pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice, tutorial, dan simulasi.

1

H : Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK driil and practice, tutorial, dan simulasi .

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.


(2)

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak. Hipotesis Kedua

O

H : Tidak Ada perbedaan KPS antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK tutorial dan simulasi.

1

H : Ada perbedaan KPS antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK tutorial dan simulasi.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.


(3)

69

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya

menggunakan media TIK driil and practice, simulasi, dan tutorial. Hasil belajar yang berbeda yaitu pembelajaran yang menggunakan media TIK Driil dan Practice dengan model media Tutorial.

2. Tidak ada perbedaan KPS antara siswa yang pembelajarannya menggunakan media TIK simulasi dan tutorial

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap KPS dan penguasaan konsep siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Model media pembelajaran driiland practice dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sarana dan prasarana disekolah harus diperhatikan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya jika menggunakan model media simulasi karena


(4)

3. Kondisi dan fasilitas sekolah harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin guna meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

4. Model media tutorial dan simulasi dapat menjadi alternatif guru-guru untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.


(5)

71

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R., dan Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Arifin. (2007). Perbandingan Efektivitas Pembelajaran Antara Yang

Menggunakan Computer Based Instruction Model Simulasi Dengan Model Tutorial Pada Kompetensi Dasar-Dasar Kelistrikan Dan Elektronika Di

Smkn 1 Cimahi. Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro: tidak

diterbitkan.

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan pembelajaran. Jakarta .Rineka Cipta. Erik Ade . 2010. Efektivitas Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan

Multimedia Interaktif Model Drill And Practice Dalam Pembelajaran TIK. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI. Bandung : Tidak diterbitkan

Hake, R. R. 1998. Analyzing Change Gain Skores [online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf Handayaningrat, S. (1986). Pengantar Studi Ilmu Administrasi Manajemen.

Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Indrawati. 1999. Keterampilan Proses Sains: Tinjauan Kritis dari Teori ke Praktis.

Bandung: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Kurniawaty, Hertien. 2007. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Yang Menggunakan Model Pembelajaran Eksperimen Konvensional Dengan Yang Menggunakan Model Pembelajaran Eksperimen Berbasis Inkuiri Terbimbing. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung : Tidak diterbitkan

Mahmuddin. 2010. Belajar Jadi Manusia: Komponen Penilaian Keterampilan

Proses Sains. [On line] tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com. (03


(6)

Nurgana, E. (1985). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Permadi Rusman, 2009. Teknologi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia.

Sadiman, A.S. 1986. Media pendidikan: pengeratian, pengembangan, dan

pemanfaatannya. Jakarta: Cv. Rajawali.

Sadiman, A. (1996). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada.

Said, A. (1981). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

Semiawan, Conny. R. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta : Gramedia widiasarana Indonesia

Sudjana, N, dan Rivai, A. (2001). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, N, dan Rivai, A. (2003). Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana dan Akhmad Rivai. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar

Baru Algesindo.

Sudjana. 2002. Metoda Statiska. Bandung .Tarsito.

Suherman, dan Sukjaya. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi