Pengaruh Faktor Internal Terhadap Volume Kredit Perbankan Terbuka Di Indonesia

 

 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Pengertian Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat banyak. Definisi ini mencerminkan dua peran utama bank
sebagai financial intermediate maupun institute of development, atau memberi
tekanan bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk
simpanan yang merupakan sumber dana bank dan dan segi penyaluran dananya,
hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya bagi pemilik tapi juga kegiatannya itu diarahkan pada peningkatan taraf
hidup masyarakat. Hal tersebut menipakan komitmen bagi setiap bank yang
menjalankan usahanya di Indonesia.
2.1.2 Jenis-Jenis Bank
Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara

penggolongannya dan dapat dilakukan berdasarkan atau menurut hal-hal sebagai
berikut:
a. Mengacu pada pasal 5 UU Nomor 7 tahun 1992,
b. Menurut fungsinya,
c. Menurut kepemilikan.
d. Menurut transaksi valuta asing

12 
Universitas Sumatera Utara

 

 

e. Menurut tipe bisnis
f. Menurut geografi
g. Menurut perhitungan biaya dan pendapatan bank
Berdasarkan atau mengacu pada Pasal 5 UU Nomor 7 tahun 1992,
menurut jenisnya bank terdiri dari:
1) Bank umum, merupakan bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran

dan

mengkhususkan

din

melakukan

tertentu

seperti

pengembangan pengusaha kecil, juga melakukan kegiatan menghimpun dana
dari masyarakat, perkreditan, penyertaan modal, asuransi, penempatan dana,
valuta asing serta kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
tidak bertentangan dengan undang-undang,
2) Bank perkreditan rakyat, merupakan bank yang menerima simpanan hanya
dalam bentuk deposito betjangka, tabungan dan bentuk simpanan lain yang

dipersamakan dengan itu. Bank perkreditan rakyat dilarang menerima
simpanan berupa giro, ikut serta dalam lalui lintas pembayaran, peryertaan
modal, melakukan usaha perasuransian dan valuta asing.
Menurut fungsinya, bank dapat dibedakan menjadi:
1) Bank sentral, yaitu Bank Indonesia yang memiliki tugas pokok membantu
pemerintah mengatur, meiijaga dan memelihara stabilitas rupiah. Selain itu
juga mendorong kelancaran produksi, pembangunan dan memperluas
kesempatan kerja,
2) Bank imium, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito serta

13 
Universitas Sumatera Utara

 

 

memberikan kredit jangka pendek atau panjang. Contoh Bank Niaga, Bank
Panin, Bank Danamon dan lain-lain

3) Bank tabungan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama
memperbungakan dananya dalam kertas berharga. Contoh Bank Tabungan
Pensmnan Nasional
4) Bank pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama
menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluarkan surat berharga
jangka panjang dan menengah dalam usahanya terutama memberikan kredit
jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan. Contoh Bank
Pembangunan Daerah.
Menurut kepemilikan, bank dapat dibedakan menjadi;
1) Bank pemerintah atau bank negara, yaitu bank yang bagian terbesar sahamnya
dimiliki oleh pemerintah atau Negara. Contoh Batik Negara Indonesia, Bank
Rakyat Indonesia,
2) Bank swasta nasional, yaitu bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak
swasta. Contoh Bank Cental Asia, Bank Niaga, Bank Panin, Bank Mestika
dan lain-lain,
3) Bank asing, yaitu bank yang sahamnya dimiliki pihak asing dan membuka
kantor cabang di Indonesia, sedangkan kantor pusatnya di luar negeri. Contoh
Citibank, Standard Cheered, HSBC


14 
Universitas Sumatera Utara

 

 

4) Bank campuran, yaitu bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing
dan sebagian lagi dimilki oleh pihak swasta nasional. Contoh Bank UOB
Buana, ANZ Panin Bank, Bank DBS Indonesia dan lain-lain.
Menurut transaksi valuta asing, bank dapat dibedakan menjadi:
1) Bank devisa, yaitu bank yang menggunakan lebih dari satu mata uang dalam
transaksi perbankan. Contoh Bank Central Asia, Bank Danamou, Bank
Bukopm dan lain-lain,
2) Bank non devisa, yaitu bank yang hanya menggunakan satu mata uang
(rupiah) dalam transaksi perbankan. Contoh Bank Artha Graha.
Menurut tipe bisnis, bank dapat dibedakan menjadi:
1)

Bank bisnis (wholesale bank), adalah bank yang memilih sektor usaha

menengah ke atas (pedagang, pengusaha, perusahaan, produsen) sebagai
fokus sasaran pasarnya,

2)

Bank konsumen (retail bank), adalah bank yang memilih konsumen dan
usaha keci) sebagai fokus sasaran pasarnya,

3)

Wholesale and retail bank, adalah bank yang melayani semua pelaku
ekonomi (konsumen, produsen dan pedagang).
Menurut geografi, bank dapat dibedakan menjadi:

1) Bank lokal (community or local Bank), adalah bank yang beroperasi secara
terbatas di daerah (desa) tertentu
2) Bank regional (regional Bank), bank yang beroperasi di pasar perkotaan
(regional)

15 

Universitas Sumatera Utara

 

 

3) Bank raultinasional (money-center or multinasional Rank), adalah bank yang
lingkup operasinya sampai tingkat nasional maupun internasional.
Menurut perhitungan biaya dan pcndapatan, bank dapat dibedakan menjadi:
1) Bank konvensional, adalah bank yang menggunakan sistem bunga sebagai
sumber pendapatan dan biaya bank. Penabung pasti memperoleh bunga
meskipun bank menderita rugi dan peminjam wajib membayar bunga
pinjaman meskipun usahanya rugi,
2) Bank bagi hasil (syariah), adalah bank yang menggunakan sistem bagi hasil
antara penabung (debitor), peminjam (kreditur) dan bank dalam pengliitungan
biaya dan pendapatan. Keuntungan maupun kerugian suatu usaha akan dibagi
secara adil sesuai kontribusi dan kesepakatan bersama.
Ruang

lingkup kegiatan


bank umum dapat dikelompokkan

menjadi

tiga kegiatan utama yaitu:
a.

Menghimpun dana dari masyarakat (funding) dalam berbagai bentuk, Danadana utama yang dihimpun adalah giro (demand deposit), tabungan (save
deposit) dan deposito yang terdiri dari deposito berjangka (time deposit),
sertifikat deposito (certificate of deposit) dan deposit on call,

b.

Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit (lending), dimana
kredit akan menghasilkan pendapatan bunga. Dalam kondisi normal
pendapatan bunga dari kredit ini memiliki porsi terbesar dart total pendapatan
bank,

16 

Universitas Sumatera Utara

 

 

c.

Memberikan

jasa-jasa

lainnya (services),

jasa-jasa yang

iimiimtiya

ditawarkan adalah transfer (kiriman uang), kliring (clear-ing), letter of credit
(L/C), menerima setoran-setoran dan dan nielayani pembayaran-pembayaran.

2.2 Faktor Internal Bank
Menurut Muljoiio (1996: 210) faktor-faktor internal yang mempenganihi
volume penyahiran kredit antara lain:
Sifat usaha dan segmen pasar bank itu sendiri,
a. Financial position seperti

capital adequacy ratio, aktiva tertimbang

mennrut resiko, batas maksimum pemberian kredit,
b. Kemampuan dalam menghimpun dana, terutaina dana pihak ketiga,
c. Kualitas aktiva produktifhya, terutaraa kualitas kredit,
d. Faktor-faktor produksi yang tersedia di bank seperti kemampuau
manajemen.
Menurut Warjiyo (2005: 435), perilaku penawaran atau penyahiran kredit
perbankan dipengaruhi oleh suku bunga, persepsi bank terhadap prospek usaha
debitur dan faktor lain seperti karakteristik internal bank yang meliputi sumber
dana pihak ketiga, permodalan yang dapat diukur dengan rasio kecukupan modal
(capital adequacy ratio) dan jumlah kredit bermasalah (mm performing loan).
Hadad (2004: 22) menambahkan selain faktor-faktor tersebut, fdktor profitabilitas
atau tingkat keuntungan yang tercermin dalam return on assets juga berpengaruh

terhadap keputusan bank untuk menyalurkan kredit.

17 
Universitas Sumatera Utara

 

 

2.2.1 Dana Pihak Ketiga (DPK)
Dana pihak ketiga merupakan salah satu sumber dana bank yang diperoleh
dart masyarakat dalam bentuk simpanan yang berupa giro, tabungan dan deposito.
Dana-dana yang dihimpim davi masyarakat merupakan sumber dana terbesar dan
bisa mencapai 80%-90% dari sehiruh dana yang dikelola oleh bank.
1) Giro
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
ditakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan snrat perintah
pembayaran

lainnya

atau

dengan

cara

pemindahbukuan.

Dalam

pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang
disebut rekening koran. Jenis rekening giro ini dapat berupa rekening atas
nama perorangan, badan usaha atau lembaga dan rekening bersama. Menurut
Siamat (2005:298), sifat sumber dana ini dapat dikategorikan sangat labil,
karena pemegang rekening giro dapat menarik dananya setiap saat tanpa ada
pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank. Jenis simpanan masyarakat ini
tidak memiliki jatuh tempo.
2) Tabungan
Tabungan adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurat syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Sumber dana yang berasal dari tabungan mempunyai biaya yang lebih tinggi
dibanding dengan giro, sasarannya adalah nasabah perorangan dan dari sisi
pengendapan dananya relative lebih stabil dibandingkan dengan giro.

18 
Universitas Sumatera Utara

 

 

3) Deposito
Deposito adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalamjangka waktn tertentu berdasarkan perjanjian nasabali dengan
bank. Menurut Siamat (2005: 300), dari sudut biaya, deposito rnempakan dana
yang relarif mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya (giro dan
tabungan). Kelebihan sumber dana ini adalah penarikannya yang dapat
diperkirakan berdasarkan tanggal jatuh tempo. Berbeda dengau giro, dana
deposito akan mengendap di bank karena para pemegangnya (deposan)
tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkau oleh bank dan adanya
keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo (apabila tidak ingin memperpanjang)
dananya dapat ditarik kembali. Ada beberapa jenis deposito, yaitit:
a) deposito berjangka (time deposit), adalah deposito yang dibuat atas nama
dan tidak dapat dtpindahtangankan,
b) sertifikat deposito (certificate of deposit), adalah deposito yang diterbitkan
atas unjuk dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan serta dapat
dijadikan sebagai jaminan bagi pemohon kredit
c) deposit on call, adalah sejenis deposito berjangka yang pengambilannya
dapat dilakukan sewaktu-waktu, asalkan memberitahu bank dua hari
sebelumnya.

19 
Universitas Sumatera Utara

 

 

Keberhasilan bank dalam menghimpun dana dan masyarakat ditentukan
oleh berbagai faktor yang harus dicermati bank dalam menempuh kebijakan yang
berkaitan dengan penghimpunan dana dari masyarakat. Mennrut Abdullah (2005:
21), adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi;
1) Kepercayaan masyarakat, merupakan hal penting yang dipertirnbangkan
(calon nasabah. mengingat masyarakat membutuhkan jaminan kelancaran
penarikan kembali dananya apabila suatu saat dibutuhkan. Tingkat
kepercayaan masyarakat atau calon nasabali ditentukan oleh kinerja bank yang
mencerminkan bonafit alau tidak dalam mengelola dana nasabah,
2) Pendapatan masyarakat, perubahan tingkat pendapatan masyarakat akaii ikut
menentukan perkeinbangan penghimpunan dana. Apabila terjadi kenaikan
pendapatan masyarakat pada tingkat yang lebih tinggi daripada kenaikan
harga, maka akan mendorong masyarakat untuk menghimpun dananya
(saving) mengingat hal tersebut berarti pendapatan masyarakat lebih besar
daripada pengeluaran konsumsi masyarakat,
3) Pelayanan pihak perbankan, pelayanan kepada nasabah juga menentukan
keberhasilan bank, dimana nsasyarakat meiighendaki pelayanan pihak bank
yang cepat, terampil dan peduli keramahan kepada nasabah yang nasabah
yang dilayaninya
4) Ekspetasi tingkat bunga, bunga simpanan merupakan sesuatu yang diharapkan
oieh siapa saja yang menyimpan dananya di bank karena bunga meaipakan
bagian pendapatan nasabah penyiinpan. Perkiraan peadapatan yang akan
diterima dan resiko dari keputusan menyimpan dajia di bank merupakan hal

20 
Universitas Sumatera Utara

 

 

yang selalu dipertimbangkan masyarakat dibandiiig dengan alternatif investasi
lain. Dengan demtkian apabila bank meningkatkan bunga simpanan maka
akan mendorong meningkatnya simpanan masyarakat

apabila alternatif-

alternatif investasi lainnya menimbulkan resiko yang kiirang lebih sama.
2.2.2 Permodalan Bank
Permodalan menipakan salah satu sumber dana bank yang berasal dari
modal sendiri dan sering disebut sebagai dana piliak kesatu. Dana tersebut berasal
dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik para pemegang saham pendiri
maupim pihak pemegang sahara yang ikut dalam usaha bank tersebut pada waktu
kemudian, tennasuk para pemegang sahara publik (jika misalnya bank tersebut
sudah go public).
Modal adalah sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu badan usaha
oleh para pemiliknya nntuk melakukan berbagai macam kegiatan usaha yang akan
dilakukannya (Dendawijaya, 2005; 46). Menumt Muljono (1996: 227), secara
populer modal dapatlah didefinisikan sebagai jumlah dana yang ditanamkan
dalam sualu perusahaan oleh para pemiliknya untuk pembentukan suatu badan
usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian
ataupun berkembang karena keuntungan yang diperoleh. Dengan demikian modal
bank merupakan dana yaag diinvestasikan oleh pemilik pada waktu pendirian
bank yang dimaksudkan untuk membiayai usaha bank.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor: 3/21/PBI/2001 lahun 2001 bank
wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut
resiko. Ketentuan minimum permodalan biasanya menggunakan suatu ukuran

21 
Universitas Sumatera Utara

 

 

yang disebut Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal dan
dilakukan dengan membandingkan jumlah modal yang dimiliki bank (modal inti
dan modal pelengkap) dengan jumlah aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
Rasio kecukupan modal yang vvajib dipelihara oleh bank adalah minimal 8% dan
bank yang tidak dapat inemenuhi ketentuan tersebut akan ditempatkan dalam
pengawasan kliusus. Dalam menghitung aktiva tertimbang menurut resiko,
terhadap masing-masing aktiva diberikan bobot resiko yang besarnya didasarkan
pada kadar resiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot resiko yang
didasarkan pada kadar resiko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin
serta sifat agunan (Siamat 2005:254).
Rasio kecukupan modal (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menyanggah atau menunjang aktiva
yang mengandung resiko (tenitaina kredit dan aktiva lainnya seperti penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain). Rasio ini juga merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko (Dendawijaya
2005:121). Kecukupan modal (CAR) diformulasikan sebagai berikut:
CAR 

Modal bank
x100%
Aktiva tertimbang menurut risiko

2.2.3 Profitabilitas Bank
Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan laba dalam
suatu periode tertentu. Laba merupakan hal penting bagi bisnis perbankan karena
sebagian dari laba dapat disisihkan sebagai cadangan. Bertambahnya cadangan

22 
Universitas Sumatera Utara

 

 

akan meningkatkan kredibilitas (tingkat kepercayaan) bank di mata masyarakat.
Hal ini akan mendorong pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat dapat
berjalan dengan baik.
Berdasarkan laporan-laporan ketiangan dari bank, pendapatan bunga
merupakan komponen pendapatan paling besar bagi bank, Komponen ini bisa
mencapai 75% dari total pendapatan bank dan 25% lagi berasal dari pendapatan
jasa lainnya. Hal ini disebabkan karena kegiatan utama dari bank adalah
menyaltirkan kredit. Unsur pendapatan lain adalah fee dan hasil penyertaan atau
investasi portofolio.
Dari strnktur asset bank, pinjaman merupakan earning asset terbesar, baru
kemudian golongan asset yang lain seperti investasi portofolio dan lain-lainnya.
Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan betapa penting pengelolaan pinjaman
bagi bank. Kegagaian dari kesalahan dalam pengelolaan akan sangat berpengaruh
terhadap bagian terbesar dari pendapatan, yang selanjutnya dapat mempengaruhi
tingkat prafitabilitas dari bank itu secara keseluruhan.
Ada beberapa rasio yang digunakan dalam mengukur besamya
profitabilitas. Dalam penelitian ini digunakan rasio relum on asset (ROA). Rasio
ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Nitai minimum ROA yang ditetapkan oleh
Bank Indobesia adalah minimal 2% (Manurung, 2004: 161), Meimrut
Dendawijaya (2005: 118), semakin besar return on asset suatu bank, semakin
besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini merupakan salah satu

23 
Universitas Sumatera Utara

 

 

imsur dalam inengukur tingkat kesehatan bank (CAMEL) oleh Bank Indonesia
dan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Return on assets ROA 

Laba sebelum pajak
x100%
Total aktiva

2.2.4 Kredit Bermasalah
Kredit bermasalah atau non performing loan dapat diartikan sebagai
pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan
seperti penyimpangan yang ditakukan debitor maupun faktor ketidaksengajaan
atau faktor eksternal di kemampuan kendali debitur seperti kondisi ekonomi yang
bnnik. Kredit bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya. Kolektibilitas
menipakan gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga pinjaman serta
tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Penilaian
kolektibilitas kredit digolongkan ke dalam 5 kelompok yaitu lancar, dalam
perhatian khusus. kurang lancar, diragukan dan macet. Apabila dikaitkan dengan
tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bennasalah adalah kredit
yang memiliki kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.
Faktor-faktor penyebab kredit bennasalah ada dua, yaitu:
1) Faktor internal, berhubungan dengan kebijakan dan strategi yang ditempuli
pihak bank,
2) Faktor eksternal, terkait dengan kegiatan usaha debitur.
Adapun faktor internal yang dapat menyebabkan kredit bermasalah
meliputi:

24 
Universitas Sumatera Utara

 

 

a)

Kebijakan pcrkreditan yang ekspansif, dimana bank yang memiliki kelebihan
dana (excess liquidity) sering menetapkan kebijakan perkredilan yang terialu
ekspansif dan melebihi pertumbuhan kredit secara wajar yaitu dengan
menetapkan sejumlah target kredit yang harus dicapai untuk kurun waktu
tertentu. Hal tersebut cenderang mendorong pejabat kredit menempuh
langkah-langkah yang lebili agresif dalam penyaluran kredit sehingga
mengakibatkan tidak lagi selektif dalam memilih calon debitor dan kurang
menerapkan prinsip perkreditan yang sehat dalam menilai permohonan kredit
sebagaimana haaisnya. Di samping itu, bank sering saling membajak nasabah
dengan memberikan kemudahan yang berlebihan.

b)

Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan, dimana pejabat bank
sering tidak mengikuti dan kurang disipiin dalam menerapkan prosedur
perkreditan sesuai dengan pedoman dan tata cara pemberian kredit dalam
suatu bank. Hal yang sering teijadi, bank tidak mewajibkan calon debitur
membuat stndi kelayakan dan menyampaikan data keuangan yang lengkap.
Penyimpangan siatem dan prosedur perkreditan tersebut bisa disebabkan
karena jumlah dan kuatitas sumber daya manusia, klmsusnya yang
menangani masalah perkreditan belum memadat. Di samping itu, juga adanya
pihak yang sangat dominan dalam pemutusan kredit.

c)

Lemahnya sistem administrasi dan pengawasan kredit yang dapat dilihat dari
dokumen kredit yang seharusnya diminta dari debitur tapi tidak dilakukan
oleh bank, berkas perkreditan tidak lengkap dan tidak teratur, pemantauan
terhadap usaha debitor tidak dilakukan secara rutin, termasuk peninjauan

25 
Universitas Sumatera Utara

 

 

langsung pada lokasi usaha debitur secara periodik. Lemahnya administrasi
dan pengawasan tersebut menyebabkan kredit yang secara potensial akan
mengalami masalah tidak dapat dilacak secara dini, sehingga bank terlambat
melakukan langkah-langkah pencegahan
d)

Lemahnya sistera inforaiasi kredit yang akan memperlemah keakuratan
pelaporan bank yang pada gilirannya akan sulit melakukan deteksi dini,
sehingga menyebabkan terlambatnya pengambilan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya kredit bermasalah

e)

Itikad kurang baik dari pihak bank, dimana pemilik atau pengurus bank
sering memanfaatkan keberadaan bankuya untuk kepentingan kelompok
bisnisnya dengan sengaja melanggar ketentuan kehati-hatian perbankan
terntama ketentuan batas maksimum pemberian kredit atau memberikan
kredit kepada debitur yang sebenarnya fiktif dan digunakan untuk tujuan
yang lain.

Adapun faktor eksternai yang dapat menyebabkan kredit bermasaiah meliputi:
a)

Penurunan kegiatan ekonomi dan tingginya tingkat bunga kredit, dimana
kegiatan usaha debitur rentan terhadap terjadinya penurunan kegiatan
ekonomi dan dalam waktu yang sama tingkat suku bunga mengalami
kenaikan yang tinggi. Penurunan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh
adanya

kebijakan

ekonomi

yang

dilakukan

Bank

Indonesia

yang

menyebabkan tingkat bunga naik dan pada gilirannya debitur tidak lagi
mampu membayar cicilan pokok dan bunga kredit

26 
Universitas Sumatera Utara

 

 

b)

Pemanfaatan iklim persaingan perbankan yang tidak sehat oleh debitur,
dimana persaingan bank yang ketat dapat dimanfaatkan oleh debitur yang
kurang memiliki itikad baik untuk memperoleh jmnlah kredit melebihi
jumlah yang diperlukan, imtuk usaha yang tidak jelas atau untuk kegiatan
spekulatif. Dalam kondisi persaingan yang tajam, sering bank menjadi tidak
rasional dalam pemberian kredit dan akan diperburnk dengan keterbatasan
kcmampuan teknis dan pengalaman petugas bank dalam pengelolaan kredit

c)

Kegagalan usaha debitur yang dapat terjadi karena sifat usaha debitur yang
sensitif terhadap pengaruh eksternal, misalnya kegagalan dalam pemasaran
produk, karena pembahan harga di pasar, adanya pembahan pola konsumen
dan pengaruh perekonomian nasional

d)

Debitur mengalami musibah yang dapat saja terjadi pada debitur, misalnya
meninggal dunia, lokasi usahanya mengalami kebakaran atau kemsakan
sementara usaha debitur tidak dilindungi dengan asuransi.

2.3 Kredit
Penyaluran kredit merupakan kegiatan usaha yang mendominasi
pengalokasian dana bank. Penggunaan dana untuk penyaluran kredit ini mencapai
70%-80% dari volume usaha bank. Oleh karena itu sumber pendapatan utama
pendapatan bank berasal dari kegiatan penyaluran kredit dalam bentuk pendapatan
bunga.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetnjnan alau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

27 
Universitas Sumatera Utara

 

 

utangnya setelal) jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan
pengertiannya kredit memiliki antara unsur yaitu:
a. Persetujuan atau kesepakatan pinjam meininjam,
b. Aktivitas peminjaman uang alau tagihan sebesar plafon yang disepakati,
c. Jangka waktu tertentu,
d. Pendapatan benipa btuiga atau irabalan atau pembagian keimtungan,
e. Resiko,
f. Jaminan atau agunan (jika ada).
Tujuan kredit yang diberikan suatu bank akan mengemban tugas sebagai
agent of development yaitu:
a. Turut

menyukseskan

program

pemerintah

di

bidang

ekonomi

dan

pembangunan
b. Meningkatkan aktivitas pertisahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna
menjamin keburuhan masyarakat,
c. Memperoleh dana agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat
memperluas usahanya.
Dari tujuan tersebut terlihat adanya kepentingan yang seimbang
antara kepentingan masyarakat dan kepentingan pemilik modal. Fungsi kredit
perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain:
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang,
b. Kredit dapat meningkatkan peredaran lain lintas uang,
c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran baraug,
d. Kredit merupakan salah satu alat stabilitas ekonomi,

28 
Universitas Sumatera Utara

 

 

e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan,
g. Kredif merupakan alat untuk meningkatkan hubungan internasionat.
Kredit dapat digolongkan berdasarkan:
a. Jangka waktu (maturity),
b. Jaminan (collateral),
c. Segmen usalia,
d. Tujuan kredit,
e. Penggimaan kredit,
f. Kredit non kas,
g. Status hukum debitur,
h. Sumber dana pembiayaan,
i. Sifat pemakaian dana,
j. Menurut kualitas.
Adapun berdasarkan jangka waktu (maturity), kredit meliputi:
1) Kredit jangka pendek (short term loan) adalah kredit yang jangka waktu
pengembaliannya dalam waktu satu tahun atau kurang. Biasanya kredit ini
digunakan untuk kelancaran usaha, khususnya penyediaan dana untuk modal
kerja.
2) Kredit jangka menengah (medium term loan) adalah kredit yang jangka waktu
pengembaliannya satu sainpai tiga tahun. Kredit ini umumnya digunakan
untuk pembiayaan modal kerja perusahaan besar atau kredit investasi
perusahaan kecil,

29 
Universitas Sumatera Utara

 

 

3) Kredit jangka panjang (long term loan) adalah kredit yang jangka waktu
pengernbaliannya atau jatuh temponya melebihi tiga talum. Umumnya kredit
jangka panjang untuk metnbiayai investasi.
Berdasarkan jaininan (collateral), kredit meliputi:
1) Kredit dengan jaminan (secured loan) adalah kredit yang disertai dengan
jaminan atau agiman dan diserahkan oleh nasabah peminjam (debitur)Bentuk-bentuk jaminan dapat berupa harta berwujud seperti tanah, bangunan
dan harta harta berwujud lainnya yang berharga. Jaminan yang diserahkan
debitur dapat juga berbentuk surat-surat berharga seperti saham dan obligasi,
2) Kredit tanpa jaminan (unsecured loan) adalah peraberian kredit dengan tidak
berdasarkan barang jaminan. Kredit biasanya diberikan kepada orang yang
dikenal, teruji, dipercaya oleh pihak bank dan penilaian bank terhadap
reputasi dan prospek usaha debitur sangat baik.
Berdasarkan segmen usaha, kredit meliputi:
1) Whole loam yaitu kredit yang diberikan kepada tndividu maupun koporasi
untuk menjalankan bidang usaha misahiya perdagangan, industri dan lain-iain
sebagai tambahan modal kerja. Kredit semacam ini ada kesamaan dengan
kredit komersial,
2) Retail loans yailu kredit yang diberikan kepada nasabah (debitur) untuk tnjuan
konsumsi. Kredit semacam ini ada kesamaan dengan kredit konsumtif.

30 
Universitas Sumatera Utara

 

 

Berdasarkan tujuan kredit, kredit meliputi:
1) Kredit komersial (commercial loan) yaitu kredit yang diberikan untuk
memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan. Kredit
komersil ini meliputi antara lain kredit ekspor dan kredit untuk usaha
pertokoan,
2) Kredit konstimtif (consumer loan) yaitu kredit yang diberikan bank untuk
memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Kredit ini digunakan
untuk membeli barang atau kebumban lainnya seperti membeli rumah, mobil
dan berbagai macam barang kebutuhan konsumsi lainnya,
3) Kredit produktif yaitu kredit yang diberikan bank dalam rangka
memperlancar kegiatan produksi debitur, misalnya penibetian balian baku,
pembayaran upah, biaya pemasaran dan sebagainya,
Berdasarkan penggunaan kredit, kredit meliputi:
1) Kredit modal kerja yaitu kredit yang diberikan bank untuk menambah modal
kerja debitur. Kredit modal kerja ini pada prinsipnya meliputi modal kerja
untuk tujuan komersil, industri kontraktor bangunan dan sebagainya. Jadi
prinsipnya ciri modal kerja ini adalah penggunaan modal yang akan habis
dalam satu siklus usaha yaitu dimulai dari perolehan uang tunai dari kredit
bank, kemudian digunakan untk membeli barang dagangan atau bahan-bahan
baku (kemudian diproses menjadi barang jadi), lalu dijual (bisa dengan kredit
atau tunai), selanjutnya memperoleh uang kas kembali,
2) Kredit investasi yaitu kredit yang diberikan bank untuk berinvestast dengan
membeli barang-barang modal. Kredit investasi merupakan kredit jangka

31 
Universitas Sumatera Utara

 

 

menengah atau panjang untuk membiayai pengadaan barang-barang modal
maupun jasa yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi, modemisasi,
ekspansi, relokasi dan pendirian proyek baru.
Berdasarkan kredit non kas (non cash loan) yaitu merupakan kredit yang
diberikan oleli bank kepada nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu
transaksi yang telah dtperjanjikan telah direalisasi, kredit meliputi:
1) Bank garansi yaitu jaminan yang diberikan dalam bentuk surat yang
diterbitkan oleh bank maupim lembaga keuangan non bank yang
mengakibatkan kewajiban membayar kepada pihak yang menerima jaminan
apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajiban atau janji,
2) Letter of credit (L/C) yaitu fasilitas yang diberikan pada nasabah untuk
memperlancar transaksi arus barang, terutama transaksi perdagangan
internasional.
Berdasarkan status hukiim debitur, kredit meliputi:
1) Kredit bagi debitur korporasi yaitu kredit yang diberikan kepada debitur
berstatus badaii hukuin dan dalam jumlah kredit berskala menengah atau
besar,
2) Kredit bagi debitur perorangan yaitu kredit yang diberikan kepada debitor
berstatus perorangan dan jumlah kredit berskala kecil.
Berdasarkan sumber dana pembiayaan, kredit meliputi;
1) Kredit likuiditas yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya
diperoleh melalui Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLB1)

32 
Universitas Sumatera Utara

 

 

2) Kredit pihak ketiga yaitu kredit yang sebagian sumber dana pembiayaannya
diperoleh dari dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito).
Berdasarkan sifat pemakaian dana, kredit meliputi:
1) Kredit revolving yaitu kredit yang dananya dapat ditarik berulang-ulang,
artinya jumlah kredit dapat ditarik sekaligus atau secara bertahap bergantung
pada kebutuhan debitor,
2) Kredit non revolving yaitu kredit yang dananya dapat ditarik sekaligus dan
pelunsannya dilakukan secara bertahap atau sekaligus.
Berdasarkan kualitas, kredit meliputi:
1) Kredit performing yaitu kredit dengan kualitas lancar dan kualitas dalam
perhatian khusus.
2) Kredit non performing loan yaitu kredit dengan kualitas kurang lancar,
kualitas diragukan dan kualitas uiacet.
Dalam pendanaan kepada nasabah dalam bentuk pemberian kredit, ada
beberapa hak yang perlu diperhatikan berkaitan dengan penilaian kredit, oleh
karena layak tidaknya kredit yang diberikan akan mempengaruhi stabilitas
keuangan bank. Menurut Bastian (2006: 249), penilaian kredit harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a.

Keamanan kredit (safety), dimana harus benar-benar diyakini bahwa kredit
tersebut dapat dilunasi kembali,

b.

Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), dimana kredit yang akan
digunakan untuk tujuan yang sejalaii dengan kepentingan masyarakat atau
setidaknya

tidak

bertentangan

dengan

peraturan

yang

berlaku,

33 
Universitas Sumatera Utara

 

 

menguntungkan

(profitable),

dimana

kredit

yang

diberikan

menguntungkan bagi bank maupim bagi nasabah.
Menurut Siamat (2005:356), metode yang dapat digunakan dalam penilaian
kredit untuk keputusan pemberian kredit adalah prinsip 5C, yaitu:
a. Karakter (character), dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana itikad baik
dan kemauan debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang
disepakati dalam perjanjian kredit. Pejabat analis perlu memperhatikan sifatsifat seperti kejujuran, ketulusan, kecerdasan, temperamental dan sebagaiuya,
b. Kapasitas (capacity), berkaitan dengan kemampuan peminjam mengelola
usahanya secara sehat untuk kemudian memperoleh laba sesuai yang
diperkirakan. Hal ini untuk mengetahui sejauh raana hasil usaha debitur dapat
membayar semua kewajibarmya tepat pada waktu sesuai perjanjian kredit,
c. Modal (capital), dilakukan untuk melihat apakah debitur memiliki modal
yang memadai untuk menjalankan dan memelihara kelangsungan usahanya.
Makin besar modal yang dimiliki dapat merupakan indikasi makin
besarnya kemampuan dan komitmen dalam menjalankan usaha,
d. Jaminan (collateral), diserahkan debitor sebagai jaminan atas kredit bank
yang diperofehnya adalah untuk mengetahui sejauh mana nilai barang
jaminan atati agiman tersebut dapat menutupi resiko kegagalan pengembalian
kewajiban debitur,
e. Kondisi (condition), berkaitan dengan keadaan perekonomian pada saat
tertentu yang secara iangsung niempengaruhi kegiatan usaha debitur.

34 
Universitas Sumatera Utara

 

 

Menurut Mamimng (2004 :394), selain prinsip 5C jua terdapat konsep 7P
yang dapat digunakan dalam penilaian kredit imtuk keputusan pemberian kredit,
yaitu:
a.

Kepribadian (personality), merupakan tingkah laku sejarah hidupnya yang
mencakup sikap, emosi dan tidakan dalam menghadapi masalah.

b.

Tujuan (purpose), menilai tujuan calon

debitur

dalam mengajukan

permohonan kredit dan berapa besar kredit yang diajukan,
c.

Prospek (prospect), menilai prospek usaha yang direncanakan debitur baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang,

d.

Pembayaran (payment), menilai bagaimana cara calon debitur dapat
melunasi kredit, darimana sumber dana tersebut dan bagaimana tingkat
kepastiaiinya,

e.

Tingkat keuntungan (profitability), menilai berapa tingkat keuntungan yang
diperkirakan akan diraili calon debitor,

f.

Perlindunan (protection), menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha
dan mendapatkan perlindungan usaha.

Apakah dalam bentuk jaminan

barang, orang atau asuransi,
g.

Pani (party), bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasakan modal,
loyalitas

dan

karakternya.

Pengklasifikasian

ini

akan menentukan

perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas,
Menurut Siamat (2005:357), aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan
dalam penilaian kredit, yang menyangkut kegiatan usaha calon debitor yaitu;

35 
Universitas Sumatera Utara

 

 

a. Aspek pemasaran, menyangkut kemampuan daya beli masyarakat,
keadaan kompetisi, pangsa pasar, kualitas produksi dan lain sebagainya,
b. Aspek teknis, meliputi kelancaran produksi, kapasitas produksi, mesin dan
peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan balai,
c. Aspek manajemen, meliputi struktur dan susunan organisasi, termasuk
pengalaman anggota dan pola kepemimpinan manajemen,
d. Aspek yuridis, meliputi status hukum badan usaha, kelengkapan izin usaha
dan legalitas barang jaminan,
e. Aspek sosial ekonomi, meliputi keadaan keuangan perusahaan debitor
yang dibiayai.
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti /
Tahun
Desi Ariandi
(2007)

Judul
Penelitian
Analisis
Faktor
Penawaran
Kredit Pada
Bank Umum
di Indonesia

Variabel
Penelitian

Teknik
Analisis

Dependen : Analisis
Penyaluran Regresi
Kredit
Liner
Berganda
Independen
:
ROA,
CAR, DPK
dan NPL

Hasil Penelitian
1. DPK, CAR, COA
dan NPL berhasil
meningkatkan
bank umum di
Indonesia
2. ROA
(size)
berpengaruh tidak
signifikan
terhadap
risiko
kredit
3. DPK, CAR dan
ROA SECARA
Parsial
menunjukkan
pengaruh
yang
positif
dan
signifikan
terhadap
penawaran kredit

36 
Universitas Sumatera Utara

 

 

Nama
Judul
Peneliti /
Penelitian
Tahun
Uh
Gede Pengaruh
Meydianawati Faktor
(2006)
Internal
Bank
Terhadap
Volume
Kredit pada
G Public di
Indonesia

Variabel
Penelitian

Teknik
Analisis

DPK
CAR
NPL
ROA

Analisis
Regresi
Liner
Berganda

Billy Arma
Pratama, ST
(2010)

Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi kebijakan
penyaluran
kredit
perbankan
(studi pada
bank umum
di Indonesia
periode
tahun 20052009)

DPK
CAR
NPL
SUKU
BUNGA
SBI
Kredit

Analisis
Regresi
Liner
Berganda 

Henny
Sjahfitri
(2011)

Faktor-faktor
yang
mempengaru
hi kualitas
kredit dalam
dunia
perbankan

DPK
CAR
NOL
Kualitas
Kredit

Analisis
Regresi
Liner
Berganda 

Hasil Penelitian
1. DPKdan ROA
memiliki
Pengaruh positif
dan signifikan
terhadap volume
kredit
2. CAR memiliki
pengaruh positif
da tidak
signifikan
3. NPL memiliki
pengaruh negatif
dan tidak
signifikan
1. DPK
mempengaruhi
penyaluran kredit
secara signifikan
2. CAR
selama
periode penelitian
mempengaruhi
penyaluran kredit
secara signifikan
3. NPL
mempengaruhi
penyaluran kredit
secara signifikan
4. Suku bunga SBI
tidak
mempengaruhi
penyaluran kredit
secara signifikan
1. DPK
mempengaruhi
kualitas kredit
2. CAR dan NOL
mempengaruhi
kualitas
kredit
dalam
dunia
perbankan

Sumber : Penelitian Terdahulu (2006, 2009, dan 2010)

37 
Universitas Sumatera Utara

 

 

2.5

Kerangka Konseptual
Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana bank yang berasal dari

masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk sirnpanan giro, tabungan dan depositOBerdasarkan UU No. 10 tahun 1998, dapat dikatakan bahwa besarnya penyaluran
kredit bergantung kepada besarnya dana pihak ketiga yang dapat dihimpun oleh
perbankan. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan
digunakan untunk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit
(Warjiyo, 2005: 432). Dengan demikian dana pihak ketiga akan mendtiknng
volume penyaluran kredit perbankan. Jadi dana pihak ketiga berpengaruh terhadap
volume kredit.
Permodalan bank yang cukup atau banyak sangat penting karena modal
bank dimaksudkan untuk memperlancar operasional sebuah bank (Siamat, 2005:
287). Berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia, setiap bank wajib memenuhi
kecukupan modal 8% dan diwakilkati dengan rasio Capital Adequacy Ratio
(CAR), yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandimg resiko. yang dibiayai dari modal sendiri, Kecukupan modal yang
tinggi dan memadai akan meningkatkan volume kredit perbankan (Warjiyo,
2005:435). Jadi capital adequacy ratio berpengaruh tethadap volume kredit.
Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan bank dalam meningkatkan
labanya. Tingkat profitabilitas dapat diukur menggunakan rasio return on asset
(ROA), yang menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam total
aktiva untuk menghasilkan laba. Apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank
telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh pendapatan sehingga

38 
Universitas Sumatera Utara

 

 

diperktrakan ROA dan kredit memiliki hubungan yang positif Rasio ROA yang
tinggi menunjukkan bahwa bank telah menyalurkan kredit (Hadad 2004: 22). Jadi,
return on asset berpengaruh terhadap volume kredit.
Kredit bermasalah (nonperforming loan) dapat diartikan sebagai piiijaman
yang mengalami kesulitan pelnnasan akibat adanya faktor kesengajaan maiipun
faktor ketidaksengajaan atau faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur,
yang dapat dilikur dari kolektibilitasnya yaitu mempakan persentase jumlah kredit
bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet) terhadap total
kredit yang dikeluarkan bank. Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan
keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan
penghapusan yang besar (Meydianawathi 2006:138). Berdasarkan uraian diatas,
maka dibuat kerangka konseptual dan hipotesis sebagai berikut:
Variabel Bebas (X)

Variabel Terikat(Y)

Faktor internal Bank
Dana Pihak Ketiga (X1)
Capital Adequacy Ratio (X2)

Penyaluran
Kredit (Y)
 

Return on Asset (X3) 

Non Performing Loan (X4)

Sumber. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998= Warjiyo (2005: 432), Siamat, (2005: 287). Hadad
(2004. 22), dan Meydianawathi (2006: 138)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

39 
Universitas Sumatera Utara

 

 

2.6 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, uraian teoritis yang mendukung, dan
penelitian terdahulu serta kerangka konseptual maka hipotesis penelitian ini
adalah :
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume
kredit perbankan terbuka di Indonesia
2. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengamh positif dan signifikan terhadap
volume kredit perbankan terbuka di Indonesia
3. Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume
kredit perbankan terbuka di Indonesia
4. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
volume kredit perbankan terbuka di Indonesia

40 
Universitas Sumatera Utara