Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Tebing Tinggi Dengan Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian
Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana pemerintah

daerah yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum
dan pembangunan daerah. Otonomi daerah mengharuskan pemerintah daerah
untuk mengatur urusan rumah tangga daerah itu sendiri dimana pemerintah daerah
dituntut dapat memenuhi kebutuhan dalam menyelenggarakan pemerintahan
melalui pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah kepada seluruh warga
masyarakatnya. Pemerintah daerah dapat mengembangkan dan mengoptimalkan
semua potensi daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut. Upaya untuk meningkatkan penerimaan
pajak dihadapkan pada kondisi belum optimalnya pelaksanaan sistem perpajakan.
Hal ini tercermin dari rendahnya kepatuhan wajib pajak secara formal untuk
menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, Pajak Restoran merupakan salah satu objek pajak daerah.
Pajak restoran memiliki

potensi yang besar karena pada saat ini banyak

pengusaha yang mendirikan restoran di berbagai tempat karena banyak
masyarakat yang lebih memilih untuk membeli makanan daripada membuat
makanan. Wajib pajak restoran mempunyai hak untuk memungut pajak atas
pelayanan yang diberikan kepada konsumen dan mempunyai kewajiban untuk
melaporkan dan

membayarkan pajak tersebut kepada pemerintah daerah.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2006 tentang RPJPD
Kota Tebing Tinggi bahwa dalam jangka panjang 20 Tahun Kota Tebing Tinggi
akan menjadi Kota Jasa dan Perdagangan dengan sumberdaya manusia yang
berkualitas sehingga alasan peneliti meneliti kepatuhan wajib pajak restoran
karena semakin berkembangnya jumlah restoran yang ada di Kota Tebing Tinggi.

Perkembangan jumlah wajib pajak restoran

yang terdaftar di Dinas

Pendapatan Kota Tebing Tinggi setiap tahun menunjukkan fluktuasi peningkatan
dalam kuantitas wajib pajak, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan
perekonomian di Kota Tebing Tinggi mengalami peningkatan yang cukup
signifikan, dengan bertambahnya jumlah wajib pajak maka secara teoritis akan
bertambah pula jumlah penerimaan dari sektor pajak tersebut yang dapat dilihat
dalam Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 Jumlah Wajib dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran
Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015
No
1.
2.
3.
4.
5.

Tahun


Jumlah Wajib Pajak
Restoran

Realisasi Penerimaan Pajak
Restoran (dalam Rupiah)

2011

140 WP

107.165.000

2012

128 WP

131.552.863

2013


134 WP

197.651.891

2014

149 WP

282.368.800

2015

165 WP

269.654.942

Sumber : Dinas Pendapatan Tebing Tinggi, 2016
Perkembangan jumlah wajib pajak restoran dan realisasi penerimaan pajak
restoran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan.

Perkembangan trend jumlah wajib pajak restoran dan trend realisasi penerimaan
pajak

restoran

juga

dapat

dilihat

pada

Tabel

1.2

dibawah

ini


:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2 Trend Jumlah Wajib dan
Trend Realisasi Penerimaan Pajak Restoran
Tahun 2010 sampai dengan 2015
No

Tahun

Trend
Realisasi
Trend
Perubahan Penerimaan Pajak Realisasi
Jumlah
Restoran (dalam Penerimaan
Wajib
Rupiah)

Pajak
Pajak
Restoran
Restoran
(dalam
Rupiah)
1.
2010 -2011 150 -140 WP
10
100.197.500 6.967.500
107.165.000
2.
107.165.000 2011 -2012 140 -128 WP
12
24.387.863
131.552.863
3.
131.552.863 2012 -2013 128 – 134 WP
6
66.099.028

197.651.891
4.
197.651.89184.716.909
2013 -2014 134 – 149 WP
5
282.368.800
5.
282.368.8002014 -2015 149 – 165 WP
16
12.713.858
269.654.942
Sumber : Dinas Pendapatan Tebing Tinggi, 2016
Berdasarkan

Jumlah Wajib
Pajak
Restoran

Tabel 1.2 Trend Jumlah Wajib dan Trend Realisasi


Penerimaan Pajak Restoran Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011 dapat dilihat
penurunan dalam jumlah wajib pajak restoran akan tetapi terjadi peningkatan
dalam realisasi penerimaan pajak, Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2012
fenomena yang terjadi adalah adanya penurunan dalam jumlah wajib pajak namun
terjadi peningkatan dalam realisasi penerimaan pajak restoran. Tahun 2012
sampai dengan Tahun 2013 terjadi kenaikan dalam jumlah wajib pajak restoran
yang didukung juga kenaikan realisasi penerimaan pajak restoran. Tahun 2013
sampai dengan tahun 2014 fenomena yang terjadi adalah kenaikan dalam jumlah
wajib pajak dan kenaikan realisasi penerimaan pajak restoran.
Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pajak
Daerah menjadi pedoman dalam upaya penanganan dan pengelolaan pajak
restoran termasuk penerapan sistem self assessment dalam penetapan pajak

Universitas Sumatera Utara

restoran. Dalam sistem ini, wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung
sendiri

jumlah


pajak

yang

terhutang,

yang

dilaporkan

melalui

Surat

Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Dalam pelaksanaan self assesment kondisi
dilapangan belum berjalan secara efektif karena tidak semua wajib pajak menaati
peraturan yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Fenomena yang
terjadi dan menyebabkan pelaksanaan self assesment system dalam pemungutan
pajak daerah tidak efektif adalah karena masih banyak yang belum memiliki
kesadaran akan pentingnya pemenuhan kewajiban perpajakan terkhusus pajak

restoran, ketidakterbukanya wajib pajak tentang total penjualan yang diterima,
wajib pajak cenderung memanfaatkan kepercayaan yang telah diberikan untuk
memperkecil jumlah pajak yang disetor, wajib pajak tidak memahami peraturan
yang berlaku dan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak serta perhitungan
pajak daerah yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku menyebabkan
penerimaan pajak belum optimal.
Berdasarkan

data

dari

Dinas

Pendapatan

Kota

Tebing

Tinggi,

perkembangan tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak restoran
ditunjukkan pada Tabel 1.3 berikut ini :Tabel 1.3 Tingkat kepatuhan wajib pajak

SPTPD

Terdaftar
sebagai Wajib
Pajak
Restoran

SPTPD WP
Restoran yang
membayar
Pajak
Restoran

%
Kepatuhan

Target Rasio
Kepatuhan

2011

140 WP

103

73%

100 %

2012
2013
2014
2015

128 WP
134 WP
149 WP
165 WP

48
56
58
60

37,5%
41,79%
38,92%
36,36 %

100 %
100 %
100 %
100 %

Sumber : Dinas Pendapatan Tebing Tinggi, 2016

Universitas Sumatera Utara

Data diatas dapat dilihat juga secara grafik lihat Grafik 1.1 sehingga
terlihat kecenderungan perubahan tingkat kepatuhan wajib pajak restoran dari
tahun ke tahun mengalami fluktuaisasi naik dan turun sebagai berikut :

160

150

140

122

Grafik 1.1
Tingkat Kepatuhan Wajib pajak Restoran
149
140
128

120

134
Jumlah
WP
Restoran

103

100
80
56

58

2013

2014

48

60
40
20
0
2010

2011

2012

TAHUN PAJAK

Perkembangan trend jumlah wajib pajak restoran juga dapat dilihat pada
Tabel 1.4 dibawah ini :
Tabel 1.4 Trend Tingkat kepatuhan wajib pajak

SPTPD

Jumlah
Terdaftar
dan
memiliki
NPWPD
sebagai
Wajib Pajak
Restoran

Trend
Terdaftar
dan memiliki
NPWPD
sebagai
Wajib Pajak
Restoran

Jumlah
SPTPD WP
Restoran
yang
membayar
Pajak
Restoran

Trend
SPTPD
WP
Restoran
yang
membaya
r Pajak
Restoran

Trend %
Kepatuh
an
%
Kepatuhan

2010 -2011 150-140 WP

10

122 – 103

19

81,33- 73%

8,33 %

2011 -2012 140-128 WP

12

103 – 48

55

73 - 37,5%

35,5%

37,5-41,79%

4,29%

2012-2013

128–134WP

6

48 – 56

8

2013-2014

134–149WP

5

56 - 58

2

2014-2015

149–165WP

16

58- 60

2

41,7938,92%
38,9236,36%

2,87 %
2,56 %

Targe
t
Rasio
Kepat
uhan

100
%
100
%
100
%
100
%
100
%

Sumber : Dinas Pendapatan Tebing Tinggi, 2016

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.4 diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 sampai dengan
tahun 2011 adanya penurunan dalam jumlah wajib pajak restoran yang terdaftar
dan Surat Pemberitahuan Pajak Derah (SPTPD) yang membayar pajak restoran
yang menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak restoran juga menurun.
Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2012 terjadi hal yang sama dengan tahun
sebelumnya adanya penurunan dalam wajib pajak restoran yang terdaftar dan
Surat Pemberitahuan Pajak Derah (SPTPD) yang membayar pajak restoran
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak restoran menurun. Tahun
2012 sampai dengan Tahun 2013 trend tersebut berubah mengalami kenaikan
dalam jumlah wajib pajak restoran yang terdaftar di Dinas Pendapatan Kota
Tebing Tinggi dan terjadi kenaikan jumlah

SPTPD yang membayar pajak

restoran menunjukkan tingkat kepatuhan wajib pajak restoran meningkat. Tahun
2013 sampai dengan Tahun 2014 trend tersebut sama dengan tahun lalu
mengalami kenaikan dalam jumlah wajib pajak restoran yang terdaftar di Dinas
Pendapatan Kota Tebing Tinggi dan terjadi kenaikan jumlah Surat Pemberitahuan
Pajak Derah (SPTPD) yang membayar pajak restoran namun tingkat kepatuhan
wajib pajak restoran menurun. Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2015 terjadi
kenaikan dalam jumlah wajib pajak restoran yang terdaftar dan memiliki NPWPD
di Dinas Pendapatan Kota Tebing Tinggi namun persentase kepatuhan wajib pajak
restoran menurun. Hal ini tentu membutuhkan suatu kajian atas hal tersebut agar
tidak terjadi secara berlarut-larut. Oleh sebab itu perlu dilakukan kajian guna
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak
restoran

Universitas Sumatera Utara

Faktor – faktor yang yang mempengaruhi kepatuhan wajib kepatuhan
wajib pajak yang diangkat peneliti untuk diteliti adalah pengetahuan perpajakan,
kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, serta kesadaran wajib pajak. Pengetahuan
tentang pajak restoran jelas sangat penting dalam membantu wajib pajak
melaksanakan kewajibannya tanpa adanya pengetahuan wajib pajak tentang pajak
restoran maka akan mengalami kesulitan dalam mendaftarkan diri, mengisi
SPTPD restoran, dan membayar pajaknya. Wajib Pajak yang tidak tahu tentang
pajak restoran akan bingung berapa jumlah pajak restoran yang akan dibayarkan.
Salah satu unsur yang ditekankan oleh aparat dalam meningkatkan kepatuhan
pajak adalah dengan cara menyosialisasikan peraturan pajak baik itu melalui
penyuluhan, seruan moral baik dengan media billboard, baliho maupun membuka
situs peraturan pajak yang setiap saat dapat diakses wajib pajak, sehingga dengan
adanya sosialisasi tersebut pengetahuan wajib pajak terhadap kewajiban
perpajakannya bertambah tinggi. Peraturan perpajakan sangat penting untuk
menumbuhkan perilaku patuh karena wajib pajak akan patuh apabila mereka
mengetahui peraturan perpajakan. Widayati dan Nurlis (2010) menyatakan bahwa
wajib pajak yang mempunyai pengetahuan yang baik, akan memiliki persepsi
yang positif terhadap sistem pajak yang berakibat tingkat kepatuhan pajak lebih
tinggi.
Tingkat kepatuhan wajib pajak restoran juga dipengaruhi oleh kualitas
pelayanan. Pelayanan fiskus yang baik diharapkan mampu meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Semakin baik kualitas pelayanan akan menyebabkan
semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak. Pelayanan fiskus yang baik akan
memberikan kenyamanan bagi wajib pajak. Performa petugas pajak dan sistem

Universitas Sumatera Utara

informasi perpajakan yang mudah didapat merupakan salah satu bentuk pelayanan
perpajakan. Penelitian Jatmiko (2006) menyatakan bahwa pelayanan fiskus
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Wajib
pajak akan cenderung meningkatkan kepatuhan pajak apabila merasa puas akan
pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak dalam melayanani kebutuhannya
selama mengurus pajak.
Faktor lain yang juga sangat penting mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
restoran adalah sanksi perpajakan. Penegakan hukum di bidang perpajakan adalah
Fiskus dapat memberi tahu agar wajib pajak dan calon wajib pajak memenuhi
ketentuan undang-undang perpajakan seperti penyampaian SPTPD, pembukuan
dan informasi yang berkaitan dengan kewajiban perpajakannya serta pembayaran
pajak pada waktunya. Sanksi akibat ketidak patuhan wajib pajak dapat meliputi
sanksi atas kelalaian menyampaikan SPT, bunga yang dikenakan atas
keterlambatan pembayaran dan dakwaan pidana dalam hal terjadi penyelundupan
pajak.
Kepatuhan wajib pajak juga sangat dipengaruhi oleh kesadaran dari wajib
pajak. Pembayaran pajak yang merupakan suatu kegiatan yang tidak lepas dari
kondisi perilaku wajib pajak itu sendiri. Kesadaran wajib pajak menyangkut aspek
moral dalam bidang perpajakan yang menyangkut dua hal yaitu (1) kewajiban
moral dari wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya sebagai
warga negara yang baik dan (2) menyangkut kesadaran moral wajib pajak atas
alokasi penerimaan pajak oleh pemerintah (Thurman, 1984 dan Troutman, 1993).
Trisnawati (2015) menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak memediasi secara
parsial hubungan antara variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan

Universitas Sumatera Utara

pemeriksaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak membayar pajak hotel, pajak
restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar. Ketika tingkat kesadaran dari wajib
pajak meningkat maka hal ini akan memberikan dorongan kepada wajib pajak
untuk patuh membayar pajak.
Beberapa penelitian tentang kepatuhan wajib pajak telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti. Penelitian yang dilakukan Ghoni (2011) melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Daerah. Hasil penelitiannya adalah bahwa pengetahuan perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian

Setiawan (2014)

melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan, Kondisi Keuangan Perusahaan, Dan Persepsi Tentang Sanksi
Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Pajak Reklame Di Dinas Pendapatan Kota
Denpasar. Hasil Penelitian adalah kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan,
kondisi keuangan perusahaan, dan persepsi tentang sanksi perpajakan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak reklame.
Penelitian yang dilakukan Utomo (2011) judul Pengaruh Sikap, Kesadaran
Wajib Pajak dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
membayar Pajak Bumi dan bangunan di Kecamatan pamulang kota Tengerang
Selatan. Hasil peneliatiannya adalah secara parsial Sikap wajib pajak tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, kesadaran wajib
pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, pengetahuan
perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, secara
simultan sikap wajib pajak, kesadaran wajib pajak dan pengetahuan perpajakan
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian Trisnawati (2015) dengan menunjukkan bahwa variabel
kesadaran wajib pajak dapat memediasi hubungan pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan dan pemeriksaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak hotel, pajak
restoran dan pajak hiburan di Kota Denpasar, untuk hal itu peneliti tetap
mempergunakan variabel kesadaran wajib pajak untuk penelitian selanjutnya.
Dari uraian mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian-penelitian yang telah ada belum terdapat
penelitian yang secara khusus mengkaji tingkat kepatuhan wajib pajak restoran,
padahal data yang ada (Tabel 1.3) menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Restoran terutama di Kota Tebing Tinggi cenderung menurun tahun demi
tahun.
Mengingat kepatuhan wajib pajak restoran merupakan faktor penting bagi
peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak sehingga diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi peningkatan kepatuhan pajak dan pada akhirnya dapat
meningkatkan penerimaan daerah. Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti
bertujuan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Restoran Di Kota Tebing Tinggi Dengan
Kesadaran Wajib Pajak Sebagai Variabel Intervening"

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut terdapat faktor-faktor yang
diindikasi mempengaruhi kepatuhan wajib pajak restoran di Kota Tebing Tinggi,
maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

1.

Apakah pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak restoran baik secara bersamasama maupun parsial di Kota Tebing Tinggi?

2.

Apakah pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap kesadaran wajib pajak restoran baik secara bersamasama maupun parsial di Kota Tebing Tinggi?

3.

Apakah pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan dan sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak restoran melalui kesadaran
wajib pajak di Kota Tebing Tinggi?

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengetahuan perpajakan,
kualitas pelayanan, dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak restoran baik secara bersama-sama maupun parsial di Kota
Tebing Tinggi.

2.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengetahuan perpajakan, kualitas
pelayanan, dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran wajib
pajak restoran baik secara bersama-sama maupun parsial di Kota Tebing
Tinggi

3.

Untuk mengetahui dan menganalisis pengetahuan perpajakan, kualitas
pelayanan dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak restoran melalui kesadaran wajib pajak di Kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.

Bagi Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian
tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepatuhan pajak restoran
di Kota Tebing Tinggi

2.

Bagi Pemerintah Daerah terkhususnya Pemerintah Kota Tebing Tinggi, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengevaluasi
penilaian terhadap kepatuhan wajib pajak restoran.

3.

Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi bagi
penelitian selanjutnya.

1.5 Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh

Trisnawati

(2015)

dengan

Judul

“Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Membayar Pajak Hotel, Pajak Restoran
Dan Pajak Hiburan Di Kota Denpasar.
Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya yaitu :
1. Variabel independen penelitian ini adalah Pengetahuan Perpajakan, Kualitas
Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan. Variabel Dependen adalah Kepatuhan
Wajib Pajak dengan Kesadaran Wajib Pajak sebagai Variabel Intervening
sedangkan peneliti sebelumnya variabelnya independen adalah Pengetahuan
Pajak, Kualitas pelayanan, Pemeriksaan Pajak. Variabel dependennya adalah
Kepatuhan wajib pajak serta Kesadaran wajib pajak sebagai Variabel
Intervening.

Universitas Sumatera Utara

2. Populasi penelitian ini adalah seluruh wajib pajak restoran yang terdaftar dan
memiliki NPWPD di Kota Tebing Tinggi Tahun 2015 sebanyak 165 wajib
pajak. Sedangkan penelitian terdahulu populasinya adalah wajib pajak hotel,
wajib pajak restoran dan wajib pajak hiburan di Kota Denpasar tahun 2014
sebanyak 1155 wajib pajak.
3. Lokasi dan waktu penelitian adalah di Kota Tebing Tinggi Propinsi Sumatera
Utara tahun 2016 sedangkan penelitian sebelumnya di Kota Denpasar, tahun
2015. Untuk lebih ringkasnya dapat dilihat pada Tabel 1.5 sebagai berikut :
Tabel 1.5 Originalitas Penelitian
Uraian
Judul

Penelitian Terdahulu
Analisis
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak
Membayar Pajak Hotel,
Pajak Restoran Dan Pajak
Hiburan Di Kota Denpasar
1155 wajib pajak hotel,
pajak restoran dan pajak
hiburan
2015

Penelitian sekarang
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Kepatuhan
Wajib Pajak Restoran Di Kota
Tebing
Tinggi
dengan
Kesadaran
Wajib
Pajak
Sebagai Variabel Intervening
165 wajib pajak restoran

Lokasi
Penelitian

Kota Denpasar

Kota Tebing Tinggi

Variabel
Independen

Pengetahuan Pajak,
Kualitas pelayanan,
Pemeriksaan Pajak
Kesadaran Wajib Pajak

Pengetahuan
Perpajakan,
Kualitas Pelayanan, Sanksi
Perpajakan
Kesadaran Wajib Pajak

Penelitian

Populasi dan
sampel
penelitian
Tahun
Penelitian

Variabel
Intervening

2016

Universitas Sumatera Utara