Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Medan Petisah) Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian
Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan
dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif didasarkan atas pengembangan
pengaruh satu variabel terhadap variabel lain.
Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian deskriptif adalah “penelitian yang
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
Peneliti menganalisis pengaruh pengetahuan wajib pajak tentang peraturan
pajak, pemahaman wajib pajak tentang sistem perpajakan, pelayanan fiskus serta
pemahaman wajib pajak akan sanksi pajak terhadap pelaporan kewajiban
perpajakan.

3.2 Populasi dan Sampel
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:185) populasi adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel yaitu bagian atau jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Universitas Sumatera Utara

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi di
KPP Pratama Medan Petisah. Sedangkan sampel penelitian adalah 81 responden.
Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah quota sampling yaitu sampel
yang dipilih adalah sampel yang paling mudah ditemui dari kelompok yang sudah
ditentukan berdasarkan jumlah quota yang telah ditentukan sebelumnya. Tekhnik
penentu sampel menggunakan acidental sampling yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, apabila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.3 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Menurut Umar (2002:82) data primer “merupakan data yang didapat dari
sumber pertama baik dari individu ataupun perseorangan, seperti hasil
wawancara atau hasil pengisian kuesioner”. Data primer ini berupa hasil

penyebaran angket kepada responden.
b. Data Sekunder
Menurut Umar (2002:82) data sekunder merupakan “data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul maupun pihak
lain”. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data penulis mengumpulkan
langsung dari beberapa yang berwenang memberikan informasi yang
diperlukan tentang faktor-faktor mempengaruhi wajib pajak orang pribadi
dalam pelaporan kewajiban perpajakan di KPP Pratama Medan Petisah.
3.4 Metode Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Angket (questioner) yaitu metode pengumpulan data dimana penulis
membuat daftar pertanyaan dalam bentuk angket yang ditujukan kepada
responden yaitu wajib pajak orang pribadi dengn menggunakan skala
likert dengan bentuk checklist.
2. Studi dokumentasi yaitu memperoleh data dengan mencari dokumendokumen yang terdaftar di KPP Pratama Medan Petisah.


3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Dalam pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan
penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.
1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pelaporan kewajiban
perpajakan.
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengetahuan wajib pajak tentang peraturan perpajakan, pemahaman wajib
pajak tentang sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan pemahaman wajib
pajak akan sanksi perpajakan.

Tabel. 3.1

Universitas Sumatera Utara

Pengembangan Variabel dan Indikator
Variabel


Variabel X1
Pengetahuan
Wajib Pajak
Tentang Pajak

No

Indikator

Instrumen

- Memiliki pengetahuan dalam bidang pajak

1

- Memiliki latar belakang pendidikan pajak

2

- Mampu memahami ketentuan perpajakan


3

- Mampu memahami secara dalam karakteristik

4

perpajakan
yang

5

- Mampu memahami sistem perpajakan dengan baik

1

- Mampu menjelaskan makna dan arti perpajakan

2


- Bersikap

kooperatif

atas

nilai

pajak

dimilikinya
Variabel X2
Pemahaman
wajib pajak
terhadap sistem
perpajakan

Variabel X3

dengan baik

- Mampu melaksanakan sistem perpajakan dengan

3

baik
- Mampu menjelaskan wewenang atas perpajakan

4

- Dapat merasakan pelayanan yang baik dari fiskus

1

- Merasa senang dengan pelayanan yang diberikan

2

fiskus
Pelayanan
Fiskus


Variabel X4
Pemahaman
wajib pajak
akan sanksi
pajak
Variabel Y

- Merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

3

fiskus
- Tidak pernah menerima perlakuan kasar dari fiskus

4

- Mampu mengetahui sanksi-sanksi pajak dengan

1


baik
- Mampu memahami norma pajak dengan baik

2

- Mampu melaksanakan wewenang pajak dengan

3

baik
- Tidak pernah dikenakan sanksi pajak

4

- Bersikap jujur dalam nilai pajak yang dibayar

1

- Bersikap patuh atas ketentuan perpajakan


2

Universitas Sumatera Utara

Kesadaran wajib - Memiliki jiwa kenegaraan yang tinggi
pajak dalam
pelaporan
kewajiban

3

- Tidak pernah dikenakan sanksi

4

- Tidak pernah terlambat membayar pajak yang

5


terutang

perpajakan
Untuk mengukur variabel yang akan diteliti maka digunakan instrument
penelitian. Instrument merupakan pertanyaan atau pernyataan beserta kategori
jawaban. Dalam penelitian ini, konsep yang diukur pada skala ordinal. Pembobotan
kuesioner untuk variabel kesadaran pelaporan perpajakan menggunakan skala
rikert, terdiri dari sejumlah pernyataan dengan kategori-kategori jawaban yang
menunjukkan derajat ketidakseringan untuk variabel pengetahuan wajib pajak
tentang pajak, pemahaman wajib pajak tentang sistem perpajakan, pelayanan fiskus
dan pemahaman wajib pajak akan sanksi pajak serta kesadaran wajib pajak itu
sendiri.

Untuk setiap pernyataan disediakan empat ketegori jawaban diberi skor yang
bergerak dari angka satu sampai empat. Kategori jawaban tersebut adalah:

SS

: Sangat Setuju

S

: Setuju

TS

: Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Universitas Sumatera Utara

3.6 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS 18.0.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik
Peneliti melakukan terlebih dahulu uji asumsi klasik sebelum melakukan
pengujian hipotesis. Asumsi klasik adalah asumsi yang dasar yang harus dipenuhi
dalam model regresi. Pengujian asumsi klasik meliputi :
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis terhadap hasil regresi perlu dilakukan
pengujian terhadap kenormalan data dari penelitian yang dilakukan. Hal
ini dilakukan untuk memenuhi syarat dari pengujian parametrik dimana
data harus berdistribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik-titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Dasar pengambilan keputusan normalitas adalah sebagai berikut:
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.

Universitas Sumatera Utara

2. Uji Multikolinearitas
Yaitu suatu keadaan dimana variabel lain (independent) saling
berkorelasi satu dengan yang lainnya. Persamaan regresi berganda yang
baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinearitas antara
variabel independent. Alat ukur yang sering digunakan untuk ada
tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi
VIF (Variabel Inflaction Factor) >5

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi telah terjadi ketidaksamaan variance dari residual atas satu
pengamatan pengamatan yang lain. “Heteroskedastisitas merupakan
keadaan di mana seluruh faktor pengganggu tidak memiliki varian yang
sama untuk seluruh pengamatan atas variabel independen. Untuk melihat
ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik
scatterpolt.

4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat
ini (t) dengan kesalahan pengganggu sebelumnya (t-1). Jika terjadi
korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

Universitas Sumatera Utara

lain. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji DurbinWatson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi.
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.6.2 Pengujian Hipotesis
a. Metode Regresi Linier Berganda
Analisis statistik untuk pengujian hipoteis dilakukan dengan model regresi
linier berganda yang digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.
Model regresi linier berganda yang digunakan sebagai berikut.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Keterangan:
Y = Pelaporan kewajiban perpajakan
a = Konstanta
b1 - b4 = Koefisien Regresi
X1 = Pengetahuan wajib pajak tentang pajak
X2 =Pemahaman wajib pajak terhadap sistem perpajakan
X3 = Pelayanan fiskus
X4 = Pemahaman wajib pajak akan sanksi pajak
e = Error (pengganggu)

Universitas Sumatera Utara

b. Uji Signifikansi Simultan (F-test)
Uji F dilakukan untuk menilai pengaruh variabel-variabel independen secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji F
dilakukan dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel pada derajat signifikan
95% (α = 0,05).
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
• Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima
• Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha tidak dapat diterima.

c. Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen. Pengujian melalui uji t dilakukan dengan
membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada derajat signifikan 95% (α=0,05).
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
• Jika t hitung < t tabel, maka Ha diterima,
• Jika t hitung > t tabel, maka Ha tidak dapat diterima.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum KPP Pratama Medan Petisah
4.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah
Sebelum tahun 1967 Kantor Pelayanan Pajak disebut sebagai Kantor
Inspeksi Pajak Medan dan oleh pemerintah dipecah menjadi dua bagian:
1) Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang beralamat di Jl. Suka Mulia No.
17 A Medan
2) Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan yang beralamat di Jl. Diponegoro No.
30 A Medan
Pada tanggal 1 April 1979 Kantor Inspeksi Pajak diseluruh Indonesia
diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Untuk wilayah Medan,
Kantor Pelayanan Pajak dibagi menjadi dua bagian:
1)

Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara yang beralamat di Jl. Suka Mulia No.
17 A Medan

2)

Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan yang beralamat di Jl. Diponegoro
No. 30 A Medan
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor

443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang organisasi dan tata kerja kantor
wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
didirikan pada tanggal 26 Mei 2008 yang beralamat di Jl. Asrama No 7A Medan.

Universitas Sumatera Utara

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah Membawahi tiga
kecamatan yaitu Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Helvetia dan
Kecamatan Medan Sunggal. KPP Pratama Medan Petisah mempunyai tugas
melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib pajak dibidang pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Petisah
Struktur organisasi adalah suatu bagan yang sistematis menggambarkan
penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing
individu dalam suatu organisasi. Tujuan struktur tersebut untuk membina
keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik
untuk mencapai tujuan organisasi secara maksimal.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah dipimpin oleh
seorang kepala kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala
Kantor wilayah Sumut I Direktorat Jenderal Pajak.
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah terdiri dari sebelas
seksi yaitu Kasubag Umum, Seksi Pelayanan, Seksi Penagihan, Seksi Pemeriksaan,
Seksi PDI, Seksi Waskon I, Waskon II, Waskon III, Waskon IV, dan Fungsional,
masing-masing seksi dipimpin oleh seorang kepala seksi. Adapun struktur
organisasi KPP Pratama Medan Petisah adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH
Kepala Kantor

Kasi
Pemeriksaan

Pelaksana

Supervisor Fungsional

Kasubag Umum

Fungsional

Pelaksana

Kasi
PDI

Pelaksana

Kasi
Ekstensifikasi

Kasi
Pelayanan

Pelaksana

Pelaksana

Kasi
Waskon I

Kasi
Waskon II

Kasi
Waskon III

Kasi
Waskon IV

AR

AR

AR

AR

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

Sumber : KPP Pratama medan Petisah

Uraian Tugas :
Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Petisah terletak di Jl. Asrama No 7 A
Medan. Adapun uraian tugas dari masing-masing unit kerja (seksi) yang ada di KPP
Pratama Medan Petisah adalah sebagai berikut:
a. Sub Bagian Umum
1) Melakukan urusan tata usaha
2) Melakukan urusan kepegawaian

Universitas Sumatera Utara

Kasi
Penagihan

Pelaksana

3) Melakukan urusan keuangan
4) Melakukan urusan perlengkapan rumah tangga
b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
1) Melakukan pengumpulan dan pencarian dan pengolahan data
2) Perekaman dokumen pajak
3) Merekam SPT dan SSP lembar 3
4) Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan
5) Memberikan layanan dukungan teknisi komputer
6) Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling
7) Menyiapkan laporan kinerja
c. Seksi Pelayanan
1) Menerima, meneliti dan merekam surat permohonan dari wajib pajak
2) Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan
3) Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
4) Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutan
identitas wajib pajak
5) Melakukan penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan wajib pajak
dan surat lainnya
d. Seksi Penagihan
1) Melakukan urusan penatausahaan hutang pajak
2) Melakukan penagihan aktif
3) Penundaan dan angsuran tunggakan pajak
4) Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan

Universitas Sumatera Utara

e. Seksi Ekstensifikasi
1) Melakukan pengamatan potensi pajak
2) Pendataan objek dan subjek pajak
3) Pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi
f. Seksi Pemeriksaan
1) Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak
2) Memberikan bimbingan dan himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi
teknis perpajakan
3) Melakukan penyusunan profil wajib pajak
4) Menganalisis kinerja wajib pajak
5) Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan
6) Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi

4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk memberikan penjelasan
yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis lebih lanjut. Salah satu
caranya yaitu dengan mengelompokkan data yang diperoleh dan menyajikannya
dalam bentuk tabel. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan responden agar
dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya. Deskriptif
variabel dalam penelitian ini meliputi kisaran skor jawaban responden berdasarkan
data yang dikumpulkan oleh peneliti.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen dan empat variabel
independen. Variabel dependennya yaitu pelaporan kewajiban perpajakan, variabel
independennya pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem perpajakan, pelayanan
fiskus, dan pemahaman sanksi pajak. Setiap variabel penelitian terdiri dari lima
butir penyataan yang masing-masing pernyataan mewakili masing-masing variabel
independen. Berikut ini merupakan tabulasi data hasil jawaban responden.
Tabel 4.1
Tabulasi Data Variabel Pendukung SPSS
N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

X1
13
12
10
10
9
15
13
13
11
13
12
14
14
15
9
11
10
11
12
11
13
15
15
14
16

X2
14
10
13
10
10
15
14
11
17
15
16
13
17
16
8
15
15
9
15
16
17
17
16
12
15

X3
20
17
15
15
15
20
15
20
19
15
15
18
15
15
15
15
16
13
15
17
15
18
17
14
16

X4
15
15
15
13
14
20
20
19
20
16
14
15
19
18
16
15
19
15
17
19
19
19
16
17
18

Y
16
15
14
15
17
20
18
19
20
17
17
16
15
19
15
18
14
15
20
20
18
20
20
19
20

Universitas Sumatera Utara

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64

12
9
10
15
11
11
11
10
10
10
13
11
13
9
12
13
10
10
14
13
10
12
11
14
11
10
10
10
13
14
10
9
13
13
10
13
14
13
17

9
13
15
15
14
14
15
12
15
15
16
11
14
10
13
15
15
15
17
17
15
11
11
17
15
15
10
15
17
17
15
13
15
14
15
17
17
10
18

17
15
15
17
13
15
15
14
14
16
17
15
15
11
15
14
15
16
15
15
16
15
13
15
15
16
13
16
15
15
16
15
14
15
17
15
15
19
20

14
15
19
16
13
14
14
16
15
17
17
15
16
11
15
16
15
17
19
19
17
16
15
19
14
17
15
17
19
19
17
16
15
13
20
19
19
19
17

17
20
15
15
14
14
16
19
16
15
19
17
15
16
16
18
15
15
15
18
13
19
15
15
16
15
12
15
18
15
15
14
19
13
19
18
15
20
20

Universitas Sumatera Utara

65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81

15
15
11
15
10
11
13
13
10
12
9
13
13
15
12
15
13

15
14
13
16
11
13
14
17
10
12
13
17
16
15
14
17
17

18
14
13
18
13
16
14
15
15
19
15
15
14
14
15
17
15

20
20
11
19
11
16
15
19
14
17
15
19
16
19
17
20
19

18
15
20
19
15
18
15
18
15
17
11
18
16
20
17
20
18

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh wajib pajak yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah. Sedangkan sampel dalam
penelitian ini hanya 81 eksemplar kuisioner yang kembali dan layak untuk diolah
dari 100 eksemplar kuisioner yang dibagi kepada wajib pajak di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah.

Universitas Sumatera Utara

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik parametrik regresi linier berganda dengan menggunakan sofware
SPSS 18.0. berikut ini dijelaskan dengan penyebaran angket.
a. Variabel X1 (Pengetahuan Wajib Pajak)
Untuk melihat hasil jawaban responden data 2013 terdapat pernyataan
variabel pengetahuan wajib pajak melalui kuisioner yang dibagaikan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Tabulasi Jawaban Responen
Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Butir
No

Frekuensi

1

3

5.0

54

54.0

19

19.0

5

3.0

2

3

3.0

51

51.0

24

24.0

3

3.0

3

4

4.0

55

55.0

17

17.0

5

5.0

4

5

5.0

55

55.0

18

18.0

3

3.0

5

5

5.0

50

50.0

25

25.0

1

1.0

Jumlah

20

20.0

265

265.0

203

203.0

17

17.0

Rata2

4

4

53

53

20.6

20.6

3.4

3.4

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
(%)

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
memberikan jawaban setuju. Secara rinci, rata-rata 53 responden atau sebesar 53%
yang menjawab setuju bahwa pengetahuan wajib pajak dapat meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.
Kemudian disusul oleh jawaban tidak setuju rata-rata 20 responden atau sekitar
20.6%, sangat setuju yaitu rata-rata 4 responden atau sekitar 4%, sangat tidak setuju
yaitu rata-rata 3 responden atau sekitar 3.4%. Dari hasil jawaban responden

Universitas Sumatera Utara

tersebut, dapat diketahui bahwa pengetahuan wajib pajak mempunyai pengaruh
yang positif terhadap pelaporan kewajiban perpajakan.

b. Variabel X2 (Pemahaman Sistem Perpajakan)
Untuk melihat hasil jawaban responden data 2013 terdapat pernyataan
variabel pemahaman sistem perpajakan melalui kuisioner yang dibagaikan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
Tabulasi Jawaban Responen
Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Butir
No

Frekuensi

1

4

1.0

47

47.0

29

25.0

5

5.0

2

9

9.0

51

51.0

20

18.0

3

3.0

3

11

11.0

55

55.0

15

15.0

0

0.0

4

5

5.00

45

45.0

30

30.0

1

7.0

5

3

3.00

40

40.0

35

35.0

3

3.0

Jumlah

32

32

238

238

125

125

12

12

Rata2

6.4

6.4

47.6

47.6

25

25

2.4

2.4

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
(%)

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2013

Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa
mayoritas responden memberikan jawaban setuju. Secara rinci, rata-rata 47
responden atau sebesar 47% yang menjawab setuju bahwa pemahaman yang cukup
atas sistem perpajakan dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak
dalam melaporkan kewajiban perpajakannya. Para responden juga memberikan
jawaban yang positif atas sistem perpajakan yang telah diterapkan KPP Pratama
Medan Petisah dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. Jawaban lain dari

Universitas Sumatera Utara

responden yaitu tidak setuju rata-rata 25 responden atau sekitar 25%. Kemudian
disusul dengan jawaban sangat setuju yaitu rata-rata 6 responden atau sekitar 6.4%,
dan jawaban sangat tidak setuju yaitu sekitar 2.4%.

c. Variabel X3 (Pelayanan Fiskus)
Untuk melihat hasil jawaban responden data 2013 terdapat pernyataan
variabel pelayanan fiskus melalui kuisioner yang dibagaikan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Tabulasi Jawaban Responen
Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Butir
No

Frekuensi

1

7

7.0

54

54.0

20

20.0

0

0.0

2

5

5.0

40

40.0

30

30.0

6

6.00

3

17

17.0

64

64.0

0

0.0

0

0.0

4

5

5.0

45

45.0

26

26.0

5

5.0

5

15

15.0

66

66.0

0

0.0

0

0.0

Jumlah

49

49.0

269

269.0

76

76.0

11

11.0

Rata2

9.8

9.8

53.8

53.8

15.2

15.2

2.2

2.2

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
(%)

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
memberikan jawaban setuju. Secara rinci, rata-rata 53 responden atau sebesar
53.8% yang menjawab setuju bahwa pelayanan yang baik dan cepat dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi wajib pajak dapat meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.
Kemudian disusul oleh jawaban tidak setuju rata-rata 15 responden atau sekitar

Universitas Sumatera Utara

15.2%, sangat setuju yaitu rata-rata 9 responden atau sekitar 9.8%, sangat tidak
setuju yaitu rata-rata 2 responden atau sekitar 2.2%. Dari hasil angket tersebut
dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang baik dan cepat harus terus diberikan dan
ditingkatkan.

d. Variabel X4 (Pemahaman Sanksi Pajak)
Untuk melihat hasil jawaban responden data 2013 terdapat pernyataan
variabel pemahaman sanksi pajak melalui kuisioner yang dibagaikan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Tabulasi Jawaban Responen
Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Butir
No

Frekuensi

1

10

10.0

54

54.0

15

15.0

2

2.0

2

5

5.0

50

50.0

18

18.0

8

8.0

3

5

5.0

38

38.0

30

30.0

8

8.0

4

3

3.0

43

43.0

31

31.0

4

4.0

5

7

7.0

58

58.0

16

16.0

0

0.0

Jumlah

30

30.0

243

243.0

110

110

22

22.0

Rata2

6

6

48.6

48.6

22

22

4.4

4.4

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
Frekuensi
(%)

Persentase
(%)

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
memberikan jawaban setuju. Secara rinci, rata-rata 48 responden atau sebesar
48.6% yang menjawab setuju bahwa pemahaman akan sanksi pajak dapat
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan kewajiban
perpajakannya. Kemudian disusul oleh jawaban tidak setuju rata-rata 22 responden

Universitas Sumatera Utara

atau sekitar 22%, sangat setuju yaitu rata-rata 6 responden atau sekitar 6%, sangat
tidak setuju yaitu rata-rata 4 responden atau sekitar 4.4%. Dapat disimpulkan
bahwa wajib yang mengetahui dan memahami sanksi perpajakan lebih patuh
daripada wajib pajak yang sama sekali tidak mengetahui sanksi atau denda
perpajakan.

e. Variabel Y (Pelaporan Kewajiban Perpajakan)
Untuk melihat hasil jawaban responden data 2013 terdapat pernyataan
variabel Pelaporan Kewajiban Perpajakan melalui kuisioner yang dibagaikan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6
Tabulasi Jawaban Responen
Sangat Setuju
Butir
No

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Frekuen
si

Persentas
e (%)

Frekuen
si

Persentas
e (%)

Frekuen
si

Persentas
e (%)

Frekuen
si

Persentas
e (%)

1

6

6.0

46

46.0

27

27.0

2

2.0

2

8

8.0

55

55.0

20

20.0

3

3.0

3

13

13.0

57

57.0

11

11.0

0

0.0

4

5

5.0

43

43.0

29

29.0

4

4.0

5
Jumla
h
Rata2

7

7.0

45

45.0

22

22.0

7

7.0

39

39.0

246

246.0

109

109.0

16

16.0

7.8

7.8

49.2

49.2

21.8

21.8

3.2

3.2

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2013

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
memberikan jawaban setuju. Secara rinci, rata-rata 49 responden atau sebesar
49.2% yang menjawab, kemudian disusul oleh jawaban tidak setuju rata-rata 21

Universitas Sumatera Utara

responden atau sekitar 21.8%, sangat setuju yaitu rata-rata 7 responden atau sekitar
7.8%, sangat tidak setuju yaitu rata-rata 3 responden atau sekitar 3.2%. Secara
umum responden memberikan persepsi yang positif terhadap pelaporan kewajiban
perpajakan pada KPP Pratama Medan Petisah.
Selanjutnya informasi data variabel penelitian disajikan secara ringkas pada
tabel 4.7 Dibawah ini:
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum
Pengetahuan Wajib Pajak
Pemahaman Sistem Perpajakan
Pelayanan Fiskus
Pemahaman Sanksi Pajak
Pelaporan Kewajiban Perpajakan
Valid N (listwise)

81
81
81
81
81
81

9
8
11
11
11

17
18
20
20
20

Mean
12,0988
14,16
15,54
16,62
16,77

Std.
Deviation
1,97234
2,405
1,768
2,311
2,232

4.3 Analisis Data
Berdasarakan hasil tabulasi jawaban responden atas pengetahuan pajak,
pemahaman sistem perpajakan, pelayanan fiskus dan pemahaman sanksi pajak,
diketahu tidak semua respondden memberikan jawaban setuju atau sangat setuju,
ada beberap responden yang memberikan jawaban tidak setuju dan sangat tidak
setuju hal ini disebabkan karena adanya perbedaan persepsi atau pendapat tentang
perpajakan. Perbedaan pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa identifikasi
masalah yang penulis buat merupakan dugaan timbulnya masalah awal yang harus

Universitas Sumatera Utara

diteliti, akantetapi tidak terbukti, sedangkat angket jawaban responden baru
diketahui penulis mengadakan penelitian. Hasil penelitian menyimpulkan dimana
identifikasi masalah tersebut terbukti hanya sebagian kecil yang menyatakan sangat
tidak setuju, sedangkan kenyataan adalah sebagian besar responden memandang
pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem, pelayanan fiskus dan pemahaman
sanksi pajak dan pelaporlan perpajakan baik dan setuju.

4.3.1 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengolahan data dengan menggunakan uji regresi,
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data dilakukan untuk
menganalisis apakah syarat persamaan regresi sudah dipenuhi atau belum. Output
dari uji normalitas data adalah berupa gambar visual yang menunjukkan jauh
dekatnya titik-titik pada gambar tersebut dengan garis diagonal. Jika data berasal
dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data yang tercermin dalam titik-titik
pada output akan terletak disekitar garis diagonal. Sebaliknya jika data berasal dari
distribusi yang tidak normal maka titik-titik tersebut tersebar tidak disekitar garis
diagonal (tersebar jauh dari garis diagonal).

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.2
Uji Normalitas Data

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sebaran data pada gambar dapat
dikatakan tersebar disekeliling garis diagonal (tidak tersebar jauh dari garis
diagonal). Hasil ini menunjukkan bahwa data yang akan di analisis berdistribusi
normal atau dapat dikatakan persyaratan normalitas data bisa dipenuhi.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi
linier berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Untuk uji multikolinearitas pada
penelitian ini adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance value < 0,1 atau sama

Universitas Sumatera Utara

dengan nilai VIF > 5. Dalam model regresi ini, hasil uji multikolinearitas dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model

Collinearity Statistics
Tolerance

(Constant)
Pengetahuan Wajib Pajak
,657
Pemahaman Sistem Perpajakan
,611
PelayananFiskus
,763
Pemahaman Sanksi Pajak
,547
a. Dependent Variable: Pelaporan Kewajiban Perpajakan

VIF

1

1,522
1,638
1,311
1,827

Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance > 0,1 yang
menunjukkan bahwa tidak korelasi antar variabel independen. Begitu juga dengan
hasil perhitungan Variance Inflation Factro (VIF) juga menunjukkan hasil yang
sama yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF < 5.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas antar variabel independen.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi telah terjadi ketidaksamaan variance dari residual atas satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Heteroskedastisitas merupakan keadaan di
mana seluruh faktor pengganggu tidak memiliki varian yang sama untuk seluruh

Universitas Sumatera Utara

pengamatan

atas

variabel

independen.

Untuk

melihat

ada

tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterpolt.
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas Data

Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat diambil kesimpulan bahwa titik-titik
yang dihasilkan menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola garis
tertentu yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar diatas juga
menunjukkan bahwa sebaran data ada disekitar titik nol. Hasil pengujian ini
menunjukkan model regresi bebas dari masalah heteroskedastisitas, dengan kata
lain

variabel-variabel

yang

akan

diuji

dalam

penelitian

ini

bersifat

homokedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

4. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dilakukan perbandingan nilai
Durbin-Watson (DW) – statistik dengan nilai DW-tabel. Nilai DW statistik dalam
penelitian ini dapat diketahui dengan melihat koefisien korelasi DW-statistik (DWtes) melalui uji Durbin-Watson pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9
Uji Autokorelasi

Model

R

1

,505a

Model Summaryb
Adjusted R
R Square
Square
0,255

Std. Error of

Durbin-

the Estimate

Watson

1,977

2,075

0,216

a. Predictors: (Constant), Pemahaman Sanksi Pajak, Pelayanan Fiskus,
Pengetahuan Wajib Pajak, Pemahaman Sistem Perpajakan
b. Dependent Variable: Pelaporan Kewajiban Perpajakan

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai DW-statistik yaitu 2,075. Untuk
mendeteksi terjadinya autokorelasi, angka ini diklasifikasikan menurut kriteria
berikut:
1) Kurang dari 1,10 ada autokorelasi
2) 1,10 sampai dengan 1,54 tanpa kesimpulan
3) 1,55 sampai dengan 2,46 tidak ada autokorelasi
4) 2,47 sampai dengan 2,90 tanpa kesimpulan
5) Lebih dari 2,91 ada autokorelasi

Universitas Sumatera Utara

4.4 Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan cara menganalisis hipotesis yang telah
diajukan pada bab sebelumnya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis
hasil perhitungan regresi berganda, uji F dan uji t.

4.4.1. Metode Regresi Linear Berganda
Berdasarkan tabel lampiran penolong korelasi dan regresi berganda,
kemudian dimasukkan kedalam perhitungan yang menggunakan program SPSS.
Hasil Perhitungan komputer terhadap nilai-nilai koefisien regresi berganda sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Nilai Koefisien Regresi Berganda
Unstandardized
Coefficients

Model

1

(Constant)

B
6,917

Std. Error
2,218

Pengetahuan Wajib Pajak

,378

,138

Pemahaman Sistem Perpajakan

,025

,118

Pelayanan Fiskus

,224

,143

Pemahaman Sanksi Pajak

,130

,129

a. Dependent Variable: Pelaporan Kewajiban Perpajakan
Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa :
a

: 6,917

X1

: 0,378

X2

: 0,025

X3

: 0,224

X4

: 0,130

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel 4.10 diatas dapat disusun sebuah persamaan regresi berganda sebagai
berikut:
Y = 6,917 + 0,378 + 0.025 + 0,224 + 0,130
Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda seperti tersaji diatas
dapat diinterpretasikan bahwa seluruh variabel independen penelitian yang terdiri
dari pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem perpajakan, pelayanan fiskus,
pemahaman sanksi perpajakan memberikan pengaruh yang positif terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan kewajiban perpajakannya. Hal ini
memberikan pengertian bahwa kepatuhan wajib pajak akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem perpajakan,
pelayanan fiskus, dan pemahaman sanksi perpajakan.
Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa
setiap kenaikan sebesar 1 kali dari tingkat pengetahuan wajib pajak maka akan
meningkatkan 37% kepatuhan wajib pajak dengan asumsi bahwa tiga variabel
lainnya konstan atau tetap. Begitu juga dengan adanya kenaikan 1 kali dari
pelayanan fiskus maka akan meningkatkan 22,4% kepatuhan wajib pajak, serta
dengan kenaikan 1 kali dari tingkat pemahaman sanksi perpajakan maka akan
meningkatkan 13% kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
kewajibannya.

Universitas Sumatera Utara

4.4.2. Uji Signifikansi Simultan (F-test)
Hasil uji hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk menunjukkan
seberapa besar pengaruh pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem perpajakan,
pelayanan fiskus dan pemahaman sanksi perpajakan dalam meningkatkan
kepatuhan wajib pajak.
Tabel 4.11
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Simultan
ANOVAb
Model

1

Sum of
Squares

df

Mean
Square

Regression

101,584

4

25,396

Residual

296,959

76

3,907

Total

398,543

80

F

Sig.

6,500

,000

a. Predictors: (Constant), Pemahaman Sanksi Pajak, Pelayanan Fiskus, Pengetahuan Pajak,
Pemahaman Sistem Perpajakan
b. Dependent Variable: Pelaporan Kewajiban Perpajakan

Dari tabel 4.11 diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,500 dengan signifikansi
0,000 < α 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan ada
pengaruh yang positif dari variabel pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem
perpajakan, pelayanan fiskus, pemahaman sanksi perpajakan terhadap pelaporan
kewajiban perpajakan.

Universitas Sumatera Utara

4.4.3 Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Pengujian hipotesis pertama secara parsial dilakukan menurut uji statistik t
(uji t) dengan ketentuan menerima Ho jika diperoleh t hitung < dari t tabel kritik pada
taraf kepercayaan 95% atau signifikansi 0,05 dan sebaliknya menerima Ha jika
harga t hitung > dari harga kritik pada t tabel.
Tabel 4.12
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients

Model

1

Standardized
Coefficients

t

Sig.

3,119

,003

B

Std.
Error

(Constant)

6,917

2,218

Pengetahuan Pajak

,378

,138

,334

2,733

,008

Pemahaman Sistem Perpajakan

,025

,118

,027

,213

,832

Pelayanan Fiskus

,224

,143

,177

1,564

,122

Pemahaman Sanksi Pajak

,130

,129

,134

1,003

,319

Beta

a. Dependent Variable: Pelaporan Kewajiban Perpajakan

Dari tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan wajib pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pelaporan kewajiban perpajakan, hal
ini terlihat dari nilai signifikansi (0,008) dibawah atau lebih kecil dari 0.05 dan t
hitung

(2,733 ) > t

tabel,

artinya jika ditingkatkan pengetahuan wajib pajak satu kali

maka kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 378 kali.
Variabel pemahaman sistem perpajakan berperngaruh positif dan tidak
signifikan, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,832) lebih besar dari 0,05.
Sedangkan variabel pelayanan fisikus juga berpengaruh positif akantetapi tidak
signifikan, hal ini dapat terlihat dari nilai signifikan 0,122 atau > dari 0,05.

Universitas Sumatera Utara

4.4.4 Uji Determinasi
Uji determinasi berguna untuk menunjukkan bagaimana kemampuan
variabel independen (pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem perpajakan,
pelayanan fiskus, dan pemahaman sanksi perpajakan) dalam memberikan pengaruh
dan kontribusi terhadap pelaporan kewajiban perpajakan. Secara rinci bagaimana
kontribusi variabel-variabel yang mempengaruhi wajib pajak orang pribadi dalam
memenuhi kewajiban perpajakan dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini :
Tabel 4.13
Nilai R-Square
Model
1

R

R Square

Adjusted R
Square

Std. Error of the
Estimate

,505

,255

,216

1,977

a. Predictors: (Constant), Pemahaman Sanksi Pajak, Pelayanan Fiskus, Pengetahuan Pajak,
Pemahaman Sistem Perpajakan
b. Dependent Variable: Pelaporan Kewajiban Perpajakan

Nilai R- Square (koefisien regresi berganda) diatas positif

(0,505)

menunjukkan bahwa secara bersama-sama pengetahuan wajib pajak, pemahaman
sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan pemahaman sanksi perpajakan
berpengaruh terhadap pelaporan kewajiban perpajakan pada KPP Pratama Medan
Petisah. Dengan adanya peningkatan pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem
perpajakan, pelayanan fiskus dan pemahaman akan sanki perpajakan dapat
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, adapun kesimpulan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh yang positif dari variabel
pengetahuan wajib pajak, pemahaman sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan
pemahaman sanksi perpajakan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
2. Berdasarkan nilai-nilai regresi untuk variabel bebas bahwa yang paling besar
pengaruhnya adalah pengetahuan wajib pajak yaitu sebesar 37%, kemudian
diikut i oleh variabel pelayanan fiskus sebesar 22,4%, serta variabel pemahaman
sanksi perpajakan sebesar 13%.
3. Hasil uji F diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 6,500 dengan signifikansi
0,000 < α 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan ada
pengaruh yang positif dari variabel pengetahuan wajib pajak, pemahaman
sistem perpajakan, pelayanan fiskus, pemahaman sanksi perpajakan terhadap
pelaporan kewajiban perpajakan pada KPP Pratama Medan Petisah.
4. Hasil uji t diketahui bahwa Pengetahuan wajib pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pelaporan kewajiban perpajakan, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi (0,008) dibawah atau kebih kecil dari 0.05 dan t
tabel,

hitung

(2,733 ) > t

artinya jika ditingkatkan pengetahuan wajib pajak satu kali maka

kepatuhan wajib pajak akan meningkat sebesar 378 kali. Variabel pemahaman

Universitas Sumatera Utara

sistem perpajakan berperngaruh positif dan tidak signifikan, hal ini terlihat dari
nilai signifikan (0,832) lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel pelayanan
fisikus juga berpengaruh positif akantetapi tidak signifikan, hal ini dapat terlihat
dari nilai signifikan 0,122 atau > dari 0,05.
5. Nilai R- Square (koefisien regresi berganda) diketahui positif
menunjukkan

bahwa

secara

bersama-sama

pengetahuan

wajib

(0,505)
pajak,

pemahaman sistem perpajakan, pelayanan fiskus, dan pemahaman sanksi
perpajakan berpengaruh terhadap pelaporan kewajiban perpajakan pada KPP
Pratama Medan Petisah

5.2 Saran
1. Dalam rangka peningkatan kepatuhan dan kesadaran perpajakan, KPP Pratama
Medan Petisah seharusnya melakukan penyuluhan atau sosialisasi bagi para
wajib pajak (khususnya bagi wajib pajak baru terdaftar)
2. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan, pegawai KPP Pratama Medan
Petisah seharusnya bersikap profesional dalam menghadapi dan melayani wajib
pajak yang sedang melapor SPT
3. Bagi setiap wajib pajak seharusnya jujur dan patuh dalam menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak terhutangnya.
4. Bagi wajib pajak yang patuh atau taat dalam melaporkan SPT seharusnya
diberikan sebuah penghargaan, sehingga akan mendorong kecintaan dan
kesukarelaan dalam membayar pajak.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA GAYAMSARI SEMARANG).

0 3 15

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta)

0 2 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaft

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaftar Di KPP Pratama Surakarta).

0 1 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Terdaft

1 2 15

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Medan Petisah)

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Medan Petisah)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Medan Petisah)

0 0 7

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Medan Petisah)

0 0 18

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus Pada Kpp Pratama Medan Petisah)

0 0 1