Penyesuai Kadar Oksigen Dalam Ruangan Berbasis Mikrokontroler

4

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Oksigen

Oksigen adalah gas unsur kimia yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
yang muncul dalam kelimpahan yang besar did bumi, terperangkap oleh atmosfer.
Sejumlah bentuk oksigen dan senyawa yang dapat did temukan did alam. Gas ini
juga dapat did isolasi dalam bentuk murni untuk berbagai macam kegunaan.
Nomor atom oksigen adalah delapan dan diidentifikasi oleh simbol O pada tabel
periodik unsur. Dari beberapa pengukuran di udara bebas terdapat gas nitrogen
sebesar 78,09% Nitrogen, 20,94% Oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon
Dioksida, 0,003% gas-gas lain (Neon, Helium, Metana, Kripton, Hidrogen,
Xenon, Ozon, Radon). Gas-gas tersebut tercampur dengan baik di dalam udara
yang ada di dunia ini.
Oksigen merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup. Tingkat
oksigen darah normal adalah pengukuran saturasi oksigen dalam darah. Sistem
pengangkut O2 di dalam tubuh terdiri atas paru-paru dan sistim kardiovaskuler.
Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu tergantung pada jumlah O2 yang

masuk kedalam paru-paru, adanya pertukaran gas dalam paru yang adekuat, aliran
darah menuju jaringan, serta kapasitas darah untuk mengangkut O 2. aliran darah
bergantung pada derajat konstriksi jaringan vaskuler didalam jaringan serta curah
jantung. Jumlah O2 didalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah
hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin terhadap O 2.
Oksigen berdifusi dari bagian konduksi paru kebagian respirasi paru
sampai ke alveoli, membrana basalis dan endotel kapiler. Dalam darah sebagian
besar O2 bergabung dengan hemoglobin (97%) dan sisanya larut dalam plasma
(3%). Dewasa muda pria, jumlah darahnya ± 75 ml/kg , sedangkan wanita ± 65
ml/kg. Satu ml darah pria mengandung kira-kira 280 juta molekul Hb. Satu
molekul Hb sanggup mengikat 4 Molekul O2 membentuk HbO2; oksi hemoglobin.

Universitas Sumatera Utara

5

Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai
pembawa O2 yang sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari 4
subunit, masing-masing mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah
rantai polipeptida. Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu porfirin dan 1

atom besi fero. Masing-masing dari ke-4 ataom besi dapat mengikat satu molekul
O2 secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi
pengikatan O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi
pengikatan hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2.
Udara normal mengandung kadar oksigen 20,94%, pada saat itu
pernafasan manusia berjalan dengan normal. Pada saat kadar oksigen did udara
17% manusia akan merasakan pusing dan sesak sehingga memacu manusia untuk
bernafas dengan cepat. Pada saat kadar oksigen mencapai 15% perasaaan tidak
menentu, kadang kala telinga merasa seperti terngiang-ngiang dan jantung
berdebar-debar dengan cepat, gejala tersebut akan semakin berad setiap
menurunnya kadar oksigen. pada saat kadar oksigen berada did bawah 6%
manusia akan merasa sesak yang sangat berad dan jantung akan berheti berdebar
dalam beberapa menit.
Tubuh mengalami kekurangan O2 akan mengalami beberapa keadaan, seperti :
-

Hipoksemia

Hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen
dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal

(nilai normal PaO2 85-100 mmHg), SaO2 95%. Hipoksemia dibedakan menjadi
ringan sedang dan berat berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2.

Universitas Sumatera Utara

6

-

Hipoksia

Hipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan. Istilah ini lebih tepat
dibandingkan anoksia, sebab jarang dijumpai keadaan dimana benar-benar tidak
ada O2 tertinggal dalam jaringan.
-

Gagal Nafas

Gagal nafas merupakan suatu keadaan kritis yang memerlukan perawatan di
instansi perawatan intensif. Diagnosis gagal nafas ditegakkan bila pasien

kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat atau tidak mampu mencukupi
kebutuhan oksigen darah dan sistem organ. Gagal nafas terjadi karena disfungsi
sistem respirasi yang dimulai dengan peningkatan karbondioksida dan penurunan
jumlah oksigen yang diangkut kedalam jaringan. Gagal nafas akut sebagai
diagnosis tidak dibatasi oleh usia dan dapat terjadi karena berbagai proses
penyakit.

2.2 Sensor Figaro KE-Series

Sensor Oksigen Figaro KE-Series adalah sensor oksigen berjenis galvanic sel
yang unik. Fitur yang paling menonjol adalah tidak adanya pengaruh atau tidak
berpengaruh terhadap gas CO2, mempunyai linearitas yang baik, dan daya tahan
terhadap kimia yang sangat baik. Fitur ini membuat sensor ideal untuk digunakan
dalam memantau oksigen didalam berbagai aplikasi seperti bidang biokimia,
industri makanan, dan aplikasi keamanan dalam negeri. Spesifikasi dimensi figaro
KE-Series seperti terlihat pada gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

7


Gambar 2.1 Dimensi Sensor Oksigen Figaro KE-50

2.2.1 Fitur
Sensor untuk mendeteksi kadar oksigen didalam udara ini hampir tidak
terpengaruh oleh gas CO2, CO, H2S, NO, H2, sensor ini memiliki rangkaian
kompensasi terhadap suhu, mempunyai liniearitas yang baik dan keluaran yang
stabil, sensor ini tidak diperlukan catu daya eksternal agar sensor ini dapat
beroperasi, tidak diperlukan waktu pemanasan sehingga sensor ini dapat langsung
beroperasi, tidak ada ketergantungan posisi, memiliki akurasi ±1% full scale,
memiliki akurasi ±1% full scale, tegangan keluaran pada kondisi standard bernilai
5.5 - 8.5mV, dan outputnya merupakan tegangan analog seperti terlihat pada tabel
2.1.

Universitas Sumatera Utara

8

Tabel 2.1 Spesifikasi Sensor
Catatan:

1. Ketika dikalibrasi pada kedua 0% dan 30% dari O2, ketepatan dalam
kisaran 0-30% O2 sebaiknya berada dalam skala penuh ± 1%.
2. Sensor harus digunakan dalam kondisi di mana pertukaran udara lebih
besar dari 200 ~ 300ml/minute untuk mendapatkan kecepatan respon
sebagaimana ditentukan dalam Tabel 1.
3. Harapan Hidup 20 ˚ C dalam udara normal didefinisikan sebagai periode
sampai output sensor turun menjadi 60% dari nilai aslinya.

Universitas Sumatera Utara

9

Gambar 2.2 Karakteristik Sensitivitas (nilai-nilai khas dibawah kondisi tes
standar)
Sensor figaro KE-50 memiliki memiliki fitur waktu yang lebih panjang, hampir
tidak terpengaruh terhadap CO2, CO, H2S, NOx, H2. Gas atau Air yang melewati
mulut sensor Oksigen Figaro KE-50 akan did filter (did batasi) oleh Inner Lid
untuk menjaga ketahanan sesor Oksigen Figaro KE-50. Oksigen dari Gas atau Air
akan did serap oleh Oxygen Permeable Membrane yang memiliki pori 200 nm
yang memberikan tekanan ke pada gold elektrode dan current colletor. Gas O2 di

tangkap Titanium lead wire (TiO2), keberadaan gas akan teradsorbsi pada
permukaan titanium lead wire (TiO2) yang selanjutnya mendiosisasi menjadi ion
atau kompleks bermuatan pada electrolyte yang menyebabkan Air Bubble. I
hermistor dilapisi epoksi dan mendapat kompensasi resistor pada suhu 5-40oC, 10
~ 90R.H. Lapisan ini digunakan untuk mekanis melindungi koneksi termistor
manik dan kawat sambil memberikan beberapa perlindungan dari kelembaban
atau korosi. Sensor ini memiiki sinyal keluaran stabil, tidak membutuhkan catu
daya external untuk broprasi, dan dapat langsung beroprasi saat di aktifkan.ke
unggulan sensor Oksigen Figaro Ke-50 ini di banding sensor Figaro lainya seperti
terlihat pada gambar 3.3 di bawah.

Universitas Sumatera Utara

10

Gambar 2.3 Grafik konsentrasi Figaro KE-50

2.2.2 Aplikasi
Penggunaan sensor ini dapat diaplikasikan dalam hal keselamatan seperti Air
Conditioner (AC), pendeteksi gas Oksigen, pendeteksi kebakaran, sistem bahan

bakar sel. Dalam hal pengukuran seperti monitoring Oksigen dalam gas buang.
Dalam hal Bioteknologi seperti inkubator Oksigen, kultivator anaerobic. Dalam
hal industri makanan seperti Pendinginan (pengawetan makanan), rumah kaca.

2.3 Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah suatu sistem komputer lengkap dalam satu chip. Lengkap
dalam artian memiliki unit CPU, port I/O (paralel dan serial), timer, counter,
memori RAM untuk penyimpanan data saat eksekusi program, dan memori ROM
tempat dari mana perintah yang akan dieksekusi. Dan merupakan suatu komponen

Universitas Sumatera Utara

11

elektronik kecil yang mengendalikan operasi komponen elektronik lain pada suatu
sircuit elektronik.

2.3.1 Mikrokontroler AVR ATmega 8535


Mikrokontroler ATmega 8535 merupakan mikrokontroler 8-bit teknologi CMOS
dengan konsumsi daya rendah yang berbasis arsitektur enhanced RISC AVR.
Dengan eksekusi intruki yang sebagian besar hanya menggunakan suatu siklus
clock, ATmega 8535 mencapai throughput sekitar 1 MIPS per MHZ yang

mengizinkan perancang sistem melakukan optimasi konsumsi daya verus
kecepatan pemrosesan.

2.3.2 Arsitektur AVR ATmega 8535

Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua intruksi
dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu)
siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus
clock. Selain itu AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing ).

Secara garis besar arsitektur mikrokontroler ATMega8535 memiliki
bagian sebagai berikut :
1. Port I/O 32 bit, yang dikelompokkan dalam Port A, Port B, Port C dan
Port D.
2. Analog to Digital Converter 10-bit sebanyak 8 input.

3. Timer/counter sebanyak 3 buah dengan compare mode.
4. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memory Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.
7. Interupsi Internal maupun eksternal.
8. Port Komunikasi SPI.
9. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
10. Analog Comparator.
11. Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.

Universitas Sumatera Utara

12

Frekuensi clock maksimum 16 MHz.
12. PORT USART untuk komunikasi serial.

Media penyimpan program berupa flash memory, sedangkan penyimpan
data berupa SRAM (Static Random Acces Memory) dan EEPROM (Electrical
Erasable Programmable Read Only Memory). Untuk komunikai data tersedia


fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface ), USART (Universal Shynchronous and
Asyncrhonous Serial Receiver and Transmitter ), serta TWI (Two-wire Serial
Interface).

Di samping itu terdapat fitur tambahan, antara lain AC ( Analog

Comparator ),

8 kanal 10-bit ADC (Analog to Digital Converter ), 3 buah

Timer/Counter , WDT (Watchdog Timer) , manajemen penghematan daya (Sleep
Mode), serta osilator internal 8 Mhz. seluruh fitur terhubung ke bus 8 bi. Unit

interupsi menyediakan sumber interupsi hingga 21 macam seperti terlihat pada
gambar 2.3.

Universitas Sumatera Utara

13

Gambar 2.4 Blok Diagram dan Arsitektur ATmega 8535

Universitas Sumatera Utara

14

2.3.3 Konfigurasi pin Mikrokontroler ATmega 8535

Di bawah merupakan konfigurasi pin mikrokontroler AVR ATmega 8535 yaitu :
1. VCC : merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan pin catu daya.
2. GND : merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7 : merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu timer/counter, komparator analog dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI, komparator analog, input ADC dan Timer Oscilator .
6. Port D (PD0..PD7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus
yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi serial.
7. RESET : merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 : merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC : merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF : merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega8535

Universitas Sumatera Utara

15

2.3.4

Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATMega8535

Untuk keterangan lebih lanjut tabel 2.2 dibawah ini merupakan sebuah tabel yang
menjelaskan konfigurasi pin mikrokontroler ATmega 8535 secara rinci, yaitu:

No.Pin

Nama Pin

Keterangan

10

VCC

Catu daya

11

GND

Ground

40 – 33

Port A : PA0- Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PA7
ADC7)

1-7

(ADC0- up resistor . Port ini juga dimultipleks
dengan masukan analog ke ADC 8 kanal

Port B : PB0 – Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PB7

up resistor. Fungsi lain dari port ini masing

masing adalah :
PB0 : To (timer/counter0 external counter
input)
PB1 : T1 (timer/counter1 external conter
input)
PB2 : AIN0 (analog comparator positive
input)
PB3 : AIN1 (analog comparator positive
input)
PB4 : SS (SPI slave select input)
PB5 : MOSI (SPI bus master input/slave
input)
PB6 : MISO (SPI bus master input/slave
input)
PB7 : SCK (SPI bus serial clock)
22 – 29

Port C : PC 0 – Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PC 7

up resistor. Dua pin yaitu PC6 dan PC7
berfungsi sebagai osilator eksternal untuk

Universitas Sumatera Utara

16

timer/counter 2.
14-21

Port D : PD0 – Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PD7

up resistor. Fungsi lain dari port ini masing
masing adalah :
PD0 : RXD (UART input line)
PD1 : TXD (UART input line)
PD2 : INT0 (eksternal interrupt 0 input)
PD3 : INT 1 (eksternal interrupt 1 input)
PD4 : OC1B ( timer/counter 1 output
compare B match input)
PD5 : OC1A ( timer/counter 1 output
compare A match input)
PD6 : ICP (timer/counter1 input capture
pin)
PD7 : OC2 (timer/counter2 output compare
match output)

9

RESET

Masukan reset. Sebuah reset terjadi jika pin
ini diberi logika low melebihi periode
minimum yang diperlukan.

13

XTAL 1

Masukan ke inverting oscillator amplifier
dan masukan ke rangkaian internal clock.

12

XTAL 2

Keluaran dari inverting oscillator amplifier

30

AVCC

Catu daya untuk port A dan ADC

31

AGND

Analog Ground

32

AREF

Refrensi masukan analog untuk ADC

Tabel 2.2 Deskripsi pin-pin AVR ATmega 8535

Universitas Sumatera Utara

17

2.3.5

Peta Memori ATmega 8535

Mikrokontroler AVR ATmega 8535 memiliki dua jenis memori yaitu (1) memori
data (SRAM) dan (2) memori program (memori Flash). Di samping itu juga
dilengkapi dengan EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only
Memory) untuk penyimpanan data tambahan yang bersifat non-volatile . Memori

EEPROM ini mempunyai lokasi yang terpisah dengan sistem register alamat,
register data dan register kontrol yang dibuat khusus untuk EEPROM.

2.3.5.1 Memori Program dan Data

Mikrokontroler ATmega 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable
Flash Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, memori

program dibagimenjadi dua bagian yaitu (1) Boot Flash Section

dan (2)

Application Flash Section . Boot Flash Section digunakan untuk meyimpan

program Boot Loade, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset
atau pertama kali diaktifkan. Application Flash Section digunakan untuk
menyimpan progam aplikasi yang dibuat pengguna. Mikrokontroler AVR tidak
dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum menjalankan Boot Loader .
Besarnya memori Boot Flash Section dapat diprogram dari 128 word sampai 1024
word tergantung setting pada konfigurasi bit did-register BOOTSZ. Jika Boot
Loader

diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah

aman.
Memori data dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Terdapaat 32 register keperluan umum (general purpose register_GPR
biasa disebut register file did dalam teknologi RISC)
2. Terdapat 64 register untuk keperluan input/output (I/O register )
3. Terdapat 512 byte SRAM internal. Selain itu, terdapat pula EEPROM 512
byte sebagai memori data yang dapat diprogram saat beroperasi. I/O
register dan memori SRAM pada mikrokontroler AVR ATmega 8535.

Universitas Sumatera Utara

18

Gambar 2.6 Memori AVR ATmega8535
2.3.6

Status Register

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi
yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari
inti CPU mikrokontroler.

Gambar 2.7 Status Register

Dari gambar 2.5 dia atas setiap bit memiliki intruksi seperti berikut :
1. Bit7

 I (Global Interrupt Enable ), Bit harus di Set untuk meng-enable
semua jenis interupsi.

Universitas Sumatera Utara

19

2. Bit6

 T (Bit Copy Storage), Instruksi BLD dan BST menggunakan bit
T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam
sebuah register GPR dapat disalin ke bit T menggunakan
instruksi BST, dan sebaliknya bit T dapat disalin kembali
kesuatu bit dalam register GPR dengan menggunakan instruksi
BLD.

3. Bi5
4. Bit4

 H (Half Cary Flag)

 S (Sign Bit) merupakan hasil operasi EOR antara flag –N
(negative) dan flag V (complement overflow).

5. Bit3

 V (Two’s Component Overflow Flag) Bit ini berfungsi untuk
mendukung operasi matematis.

6. Bit2

 N (Negative Flag) Flag N akan menjadi Set, jika suatu operasi
matematis menghasilkan bilangan negatif.

7. Bit1

 Z (Zero Flag) Bit ini akan menjadi set apabila hasil operasi
matematis menghasilkan bilangan 0.

8. Bit0

 C (Cary Flag) Bit ini akan menjadi set apabila suatu operasi
menghasilkan carry.

2.3.7 Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA 8535

Pada perancangan alat ini akan digunakan mikrokontroler ATmega 8535 yang
berfungsi untuk menerima input dari sensor KE-50, menampilkannya pada LCD
Dislplay yang telah diprogram dan di implementasikan pada pemrograman
mikrokontroler AVR ATmega 8535. Komponen utama dari rangkaian ini adalah
IC mikrokontroler ATmega 8535. Pada IC inilah semua program diisikan,
sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port A, port B, port C dan
port D. Pin 33 sampai 40 adalah port A yang merupakan port ADC, dimana port
ini dapat menerima data analog. Pin 1 sampai 8 adalah port B. Pin 22 sampai 29
adalah port C. Sedangkan Pin 14 sampai 21 adalah port D. Pin 10 dihubungkan ke
sumber tegangan 5 Volt. Pin 8 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler
ini menggunakan komponen kristal sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini
akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu

Universitas Sumatera Utara

20

perintah tertentu. Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah resistor yang
dihubungkan ke ground. komponen ini berfungsi agar program pada
mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktif. Lamanya waktu
antara aktifnya power pada IC mikrokontroler dan aktifnya power sebesar
hambatan dari resistor tersebut. Pin 22-24, dan 26-29 di hubungkan ke LCD
Display untuk menampilkan data masukan IC LM 8535. Pin 40 di hubungkan ke
OP Amp LM 324 dan KE-50 sebagai masukan data kadar O2. Pin 1 di hubungkan
ke FUN untuk mengontrol O2 di saat mencapai batas minimum. Pin 2 di
hubungkan ke transistor BD 139 dan Buzer sebagai peringatan di karenakan kadar
O2 dalam keandaan minimum. Dalam perancangan alat ini, sistem minimum
mikrokontroler ATmega 8535 terdiri dari :

1. Chip IC Mikrokontroler ATmega 8535, OP Amp LM 324

Gambar 2.8 Chip IC Mikrokontroler ATmega 8535, OP Amp LM 324

-

Chip IC Mikrokontroler ATmega 8535




Pin 1 gate IRF z44



Pin 6-8 dan pin 11 Input progran



Pin 2 basis Bd 139

Pin 8 GND

Universitas Sumatera Utara

21





Pin 10 input VCC + 5,03v



Pin 22-24 dan Pin 26-29 connect LCD Display


-

Pin 9 input VCC – 5,03v

Pin 12 dan 13 connect kristal

Pin 40 input OP Amp LM 324

OP Amp LM 324



Pin 4 input Vcc + 11.43 v



Pin 14 input sensor + (0,043 v)





Pin 13 input Vcc – 11.43 v
Pin 15 input sensor –
Pin 16 out put. ( 0,522 v)

2. LCD

Gambar 2.9 LCD Display




Pin 1, Pin 3, Pin 16 Input GND
Pin 2 dan Pin 15 Input VCC + 5.03 v
Pin 4-6 dan Pin 11-14 connect ATM 8535 pin 22-24 dan Pin
26-29

Universitas Sumatera Utara

22

3. Sensor KE-50

Gambar 2.10 Figaro KE-50

Positive connect OP Amp LM 324 Pin 14
Negative connect OP Amp LM 324 Pin 15

4. IRF z44, Bd 139

Gambar 2.11 IRF z44 dan Bd 139

-

IRF z44




-

Pin 1 ( Gate ) connect ATM 8535 Pin 1
Pin 2 ( Drain ) Motor DC / Kipas negative
Pin 3 ( Surce ) connect ATM 8535 Pin 11

Bd 139

Universitas Sumatera Utara

23





Pin 1 ( Emitor ) connect ATM 8535 Pin 11
Pin 2 ( Colektor ) Buzzer negative
Pin 3 ( Basis ) connect ATM 8535 Pin 2

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang
ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler ATMega8535.
Pada IC inilah program diisikan program, sehingga rangkaian dapat berjalan
sesuai dengan yang diinginkan. Rangkaian mikrokontroler ATMega8535
ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut :

10
VCC

10K
9

reset

26
PC. 4
27
PC. 5
28
PC. 6
29
PC. 7
22
PC. 0
23
PC. 2
24
PC. 3

LCD

ATM 8535
PB. 0

Sensor

1

FAN

40
PA. 0

2
PB. 1

BUZER

12
Kristal
11. 0592MHz

13
GND
8

Gambar 2.12 Rangkaian Mikrokontroller ATMEGA 8535

Universitas Sumatera Utara