Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg) merupakan salah satu komoditas
pertanian yang memegang peranan penting di dunia. Indonesia merupakan salah satu
negara pengekspor karet yang mendorong devisa negara pada sektor non migas.
Indonesia merupakan negara yang memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,445 juta hektar (Statistik Perkebunan 2010). Dari total
luas lahan tersebut 84,5% milik perkebunan rakyat,memiliki produksi karet 600-700
kg kk/ha/thn, jauh lebih rendah dibandingkan dengan produksi perkebunan negara
dan swasta asing berkisar 1,3 ton kk/ha/thn (Dirjenbun,2014)umber…..; ….).
Hasil produksi tanaman karet yang diambil berupa lateks,disadap dari batang
tanaman karet pada usia produktif. Produksi lateks dari tanaman karet disamping
ditentukan oleh keadaan tanah dan pertumbuhan tanaman, juga dipengaruhi oleh
metode dan manajemen penyadapan. Selama ini usaha peningkatan produksi lateks
dilaksanakan melalui berbagai usaha seperti teknis budidaya yang baik dengan
menanam klon-klon unggul yang dirilis oleh BalaiPenelitian Karet dan ada sistem
eksploitasi tanaman karet yang tidak mengalami over atau under eksploitasi
(Herlinawati, 2013)
Penerapan sistem eksploitasi yang benar harus berdasarkan aktivitasmetabolik
dari masing-masing klon tanaman karet.Berdasarkan aktivitas metabolisme,klon karet

dikelompokkan ke dalam klondengan metabolisme tinggi atau quickstarter (QS) dan
klon dengan metabolisme rendah atau slow starter (SS) (Sumarmadji, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Stimulasi pada klon metabolisme tinggi hanya berfungsi untukmengurangi adanya
hambatan aliran.
Aplikasi stimulan pada tanaman karet tidak semua memberikan respon yang
diharapkan, hal ini tergantung pada masing-masing klon karet(Setiawan dan Andoko,
2008)
Permasalahan karet Indonesia adalah rendahnya produktivitas dan mutu karet
yang dihasilkan, khususnya oleh petani karet rakyat.MenurutSyakir et.al, 2010, hal
ini disebabkan olehteknik budidaya dan sistem eksploitasi yang masih kurang baik.
Sistem ekploitasi tanaman karet adalah sistem pengambilan lateks yang mengikuti
aturan-aturan tertentu dengan tujuan memperoleh produksi tinggi.Bahan perangsang
yang biasa dipakai untuk perangsangan dengan cara oles adalah stimulan.
Penggunaan stimulan bertujuan untuk meningkatkan produksi lateks dan untuk
menekan biaya eksploitasi.
Stimulan berbahan aktif etilen dengan berbagai merek dagang seperti Ethrel,
ELS dan Cepha (Damanik et al, 2010). Bahan aktif ini mengeluarkan gas etilen yang

jika diaplikasikan akan meresap ke dalam pembuluh lateks. Di dalam pembuluh
lateks gas tersebut menyerap air dari sel-sel yang ada di sekitarnya. Penyerapan air ini
menyebabkan

tekanan

turgor naik

yang diiringi

dengan

derasnya

aliran

lateks(Setiawan dan Andoko, 2008).
Stimulan etephon adalah 2-Chloroethyl phosphonic acid (CEPA), merupakan
senyawa yang bersifat asam yang berfungsi untuk meningkatkan produksi hormon
etilen endogen pada tanaman karet (Sumarmadji, 2002).Namun berdasarkan

penelitian telah diketahui bahwa penggunaan stimulan harus dikombinasikan dengan

Universitas Sumatera Utara

penurunan intensitas sadap, yaitu dengan penurunan frekuensi sadap, dari d2 menjadi
d3 atau d4 untuk menjaga kesehatan tanaman (Junaidi et al., 2000)
Penggunaan stimulan yang berlebihan dapat mengakibatkan kering alur sadap
(KAS) yaitu tidak mengalirnya lateks ketika dilakukan penyadapan (Tistama dan
Siregar, 2005), serta mahalnya harga etephon seperti Ethrel di pasaran yaitu Rp.
355.000/gallon ( 3,785 liter)

menyebabkan petani karet rakyat tidak mampu

menggunakan stimulan. Menurut Sinamo et al., (2015) ekstrak kulit pisang adalah
stimulan yang dapat meningkatkan produksi lateks lebih tinggi daripada perlakuan
ektrak nenas dan tanpa stimulant pada penyadapan pertama, dengan volume lateks
yang diperoleh stimulan ekstrak kulit pisang adalah sebesar 63.93 ml, dan kulit nenas
sebesar 52.24 ml, sedangkan tanpa stimulan hanya sebesar 50.82 ml.Pemberian
stimulan ekstrak kulit buah pisang nyata dalam meningkatkan produksi lateks dari
pada tanpa stimulan. Stimulan alternatif dari kulit buah pisang dapat mensubstitusi

etilen sintetis (kimia) dan diharapkan dapat berdampak menghindari penyakit kering
alur sadap.
Limbah kulit pisang masih belum banyak difungsikan atau digunakan, terutama
pada bagian kulit yang selalu terbuang. Sehingga sebagian besar kulit pisang menjadi
limbah utama tanaman pisang yang belum mampu dimanfaatkan secara maksimal.
Hasil analisis pendahuluan terhadap kandungan etilen pada kulit pisang adalah 0,25%
etilen (Charloq et.al, 2015), dapat dimanfaatkan dalam pendalaman dosis yang tepat
untuk diaplikasikan pada bidang sadap klon tanaman karet metabolisme tinggi (QS).

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
respon produksi lateks pada klon tanaman karet metabolisme tinggi terhadap
pemberian stimulan etilen ekstrak kulit pisang.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respon produksi lateks dalam berbagai waktu aplikasi pada
beberapa klon tanaman karet metabolisme tinggi terhadap pemberian stimulan
etilenekstrak kulit pisang.
Hipotesis Penelitian
AdaPerbedaan produksi lateks pada waktu aplikasi yang berbeda pada beberapa

klon tanaman karet metabolisme tinggi terhadap pemberianstimulan etilen ekstrak
kulit pisang.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana
pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dan berguna bagi
pihak yang berkepentingan dalam perkebunan tanaman karet.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Kulit Pisang di Bawah Bidang Sadap

0 2 86

Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

0 3 91

Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Kulit Pisang di Bawah Bidang Sadap

0 0 13

Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Kulit Pisang di Bawah Bidang Sadap

0 0 2

Respon Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Kulit Pisang di Bawah Bidang Sadap

0 0 5

Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

0 0 16

Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

0 0 2

Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

0 0 8

Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

0 3 4

Respons Produksi Lateks Dalam Berbagai Waktu Aplikasi Pada Klon Karet Metabolisme Tinggi Terhadap Pemberian Stimulan Etilen Ekstrak Kulit Pisang

0 0 25