Tinjauan Hukum Terhadap Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik Antara PT.PLN (PERSERO) Dengan Pelanggan.
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah penduduk serta dibarengi dengan pembangunan sarana
dan prasana serta peningkatan di bidang usaha dan kegiatan ekonomi, maka
kebutuhan akan tenaga listrik harus tersedia dan perlu ditingkatkan, agar dapat
menyediakan tenaga listrik yang cukup serta merata dengan mutu pelayanan yang
baik. Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh Negara yang pelaksanaannya dilakukan
oleh PT. PLN (Persero) yang melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik dibentuk
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai Pemegang Kuasa
Usaha Ketenagalistrikan di Indonesia. Hal ini mencerminkan adanya kewajiban
memberikan perlindungan terhadap konsumen listrik. Pelanggaran terhadap ini tentu
ada konsekuensi hukumnya.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
pelaksanaan perjanjian jual beli tenaga listrik antara hukum dalam hal perjanjian jual
beli tenaga listrik antara PT. PLN (Persero) dengan Pelanggan, apakah upaya yang
dilakukan dan sanksi yang diberikan PT. PLN (Persero) terhadap pelanggan yang
melakukan pelanggaran perjanjian jual beli arus listrik dan apakah kendala-kendala
yang dihadapi PT. PLN (Persero) dalam menanggulangi pelanggaran yang dilakukan
oleh pelanggan. Sifat dari penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis, dengan
pendekatan yuridis normatif. Bahan utama dari penelitian ini adalah data sekunder
yang dilakukan dengan menghimpun bahan-bahan berupa bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
Pelaksanaan perjanjian jual beli tenaga listrik dalam rangka peningkatan
penyediaan tenaga listrik kepada masyarakat diperlukan pula upaya penegakan
hukum di bidang ketenagalistrikan. Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai
kewenangan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha
ketenagalistrikan, termasuk pelaksanaan pengawasan di bidang keteknikan. Sanksi
terhadap pelanggarn aliran listrik berupa tagihan susulan. Kendala-kendala yang
dihadapi PT. PLN dalam menanggulangi pelanggaran hukum tenaga listrik: Biaya
operasi terbatas. Kendaraan operasi terbatas, Penulisan berita acara yang kurang jelas.
Terkadang peralatan kerja yang dibawa kurang lengkap. Kurangnya ketelitian dari
petugas.Mental masyarakat yang makin beraninya melakukan penyambungan
sendiri, tenaga listrik secara illegal. masyarakat mudah. Pemahaman hukum bagi
petugas lapangan masih terbatas dan beberapa hambatan lain.
Kata Kunci : Tinjauan Hukum, Jual Beli, Tenaga Listrik.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The increasing growth of population, followed by the development of
equipment and infrastructure and the increasing economic and business development
need the availability and the increase in electricity in order to provide adequate,
equally distributed, and good servicing electricity. The availability of electricity
owned by the government and run by PT PLN is based on the legal provisions which
state that PT PLN is the authorized representative in electric power system so that it
has the responsibility for giving protection to its consumers, and the violation of these
legal provisions will get legal consequences.
The problems which would be discussed in this research were as follows: how
was the implementation of the purchase agreement of electric power between PT PLN
(Incorporated) and its customers, what were the attempts and sanctions made by PT
PLN toward its customers who broke the purchase contract of electric power, and
what are the obstacles encountered by PT PLN in settling the problems when the
customers broke the contract. The research was descriptive analytic with judicial
normative approach. The data comprised secondary data which were gathering
primary, secondary, and tertiary legal materials.
Legal enforcement in the electric power system should be done in order that
the implementation of the purchase contract in providing electric power to public can
be increased. The central government and the regional government have the
authority to establish and to supervise the implementation of electric power system,
including the supervision in engineering. The sanction on the violation of electric
current bills will be the bills that follow. Some obstacles encountered by PT PLN in
settling the violation of law in electric power system are the limited operational cost,
the limited operational vehicles, unclear writing of disposition, incomplete
equipment, the carelessness of the workers, the people’s violation in installing
electric cable connection by themselves illegally, filed workers’ lack of legal
understanding, and so on.
Keywords: Judicial Review, Buy and Sell, Electric Power
ii
Universitas Sumatera Utara
Meningkatnya jumlah penduduk serta dibarengi dengan pembangunan sarana
dan prasana serta peningkatan di bidang usaha dan kegiatan ekonomi, maka
kebutuhan akan tenaga listrik harus tersedia dan perlu ditingkatkan, agar dapat
menyediakan tenaga listrik yang cukup serta merata dengan mutu pelayanan yang
baik. Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh Negara yang pelaksanaannya dilakukan
oleh PT. PLN (Persero) yang melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik dibentuk
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai Pemegang Kuasa
Usaha Ketenagalistrikan di Indonesia. Hal ini mencerminkan adanya kewajiban
memberikan perlindungan terhadap konsumen listrik. Pelanggaran terhadap ini tentu
ada konsekuensi hukumnya.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
pelaksanaan perjanjian jual beli tenaga listrik antara hukum dalam hal perjanjian jual
beli tenaga listrik antara PT. PLN (Persero) dengan Pelanggan, apakah upaya yang
dilakukan dan sanksi yang diberikan PT. PLN (Persero) terhadap pelanggan yang
melakukan pelanggaran perjanjian jual beli arus listrik dan apakah kendala-kendala
yang dihadapi PT. PLN (Persero) dalam menanggulangi pelanggaran yang dilakukan
oleh pelanggan. Sifat dari penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis, dengan
pendekatan yuridis normatif. Bahan utama dari penelitian ini adalah data sekunder
yang dilakukan dengan menghimpun bahan-bahan berupa bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
Pelaksanaan perjanjian jual beli tenaga listrik dalam rangka peningkatan
penyediaan tenaga listrik kepada masyarakat diperlukan pula upaya penegakan
hukum di bidang ketenagalistrikan. Pemerintah dan pemerintah daerah mempunyai
kewenangan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan usaha
ketenagalistrikan, termasuk pelaksanaan pengawasan di bidang keteknikan. Sanksi
terhadap pelanggarn aliran listrik berupa tagihan susulan. Kendala-kendala yang
dihadapi PT. PLN dalam menanggulangi pelanggaran hukum tenaga listrik: Biaya
operasi terbatas. Kendaraan operasi terbatas, Penulisan berita acara yang kurang jelas.
Terkadang peralatan kerja yang dibawa kurang lengkap. Kurangnya ketelitian dari
petugas.Mental masyarakat yang makin beraninya melakukan penyambungan
sendiri, tenaga listrik secara illegal. masyarakat mudah. Pemahaman hukum bagi
petugas lapangan masih terbatas dan beberapa hambatan lain.
Kata Kunci : Tinjauan Hukum, Jual Beli, Tenaga Listrik.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
The increasing growth of population, followed by the development of
equipment and infrastructure and the increasing economic and business development
need the availability and the increase in electricity in order to provide adequate,
equally distributed, and good servicing electricity. The availability of electricity
owned by the government and run by PT PLN is based on the legal provisions which
state that PT PLN is the authorized representative in electric power system so that it
has the responsibility for giving protection to its consumers, and the violation of these
legal provisions will get legal consequences.
The problems which would be discussed in this research were as follows: how
was the implementation of the purchase agreement of electric power between PT PLN
(Incorporated) and its customers, what were the attempts and sanctions made by PT
PLN toward its customers who broke the purchase contract of electric power, and
what are the obstacles encountered by PT PLN in settling the problems when the
customers broke the contract. The research was descriptive analytic with judicial
normative approach. The data comprised secondary data which were gathering
primary, secondary, and tertiary legal materials.
Legal enforcement in the electric power system should be done in order that
the implementation of the purchase contract in providing electric power to public can
be increased. The central government and the regional government have the
authority to establish and to supervise the implementation of electric power system,
including the supervision in engineering. The sanction on the violation of electric
current bills will be the bills that follow. Some obstacles encountered by PT PLN in
settling the violation of law in electric power system are the limited operational cost,
the limited operational vehicles, unclear writing of disposition, incomplete
equipment, the carelessness of the workers, the people’s violation in installing
electric cable connection by themselves illegally, filed workers’ lack of legal
understanding, and so on.
Keywords: Judicial Review, Buy and Sell, Electric Power
ii
Universitas Sumatera Utara