Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air Sungai Parsariran Untuk Kebutuhan Sektori Rumah Tangga Kecamatan Batang Toru
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi Hutan Sebagai Pengatur Tata Air
Menurut fungsinya hutan mempunyai fungsi konservasi, fungsi lindung
dan fungsi produksi. Hutan yang mempunyai fungsi konservasi adalah kawasan
hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan lindung adalah
kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk sebagai pengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memeliharan kesuburan tanah
(Zulaifah, 2006).
Hutan dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisi
yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat
besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa peredaman terhadap banjir, erosi,
serta sedimentasi dan pengendalian daur air. Peran hutan dalam pengendalian daur
air dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sebagai pembuangan atau pengurangan cadangan air di bumi melalui proses :
a) Evapotranspirasi.
b) Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh vegetasi.
2. Menambah titik-titik air di atmosfer.
3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi.
4. Sebagai pengurangan atau peredam energi kinetik aliran air lewat:
a) Tahapan permukaan air dari bagian batang di permukaan.
b) Tahapan aliran air permukaan karena adanya serasah di permukaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Sebagai pendorong kearah perbaikan kemampuan watak fisik tanah untuk
memasukkan air lewat sistem perakaran, penambahan bahan organik ataupun
adanya kenaikan kegiatan biologi di dalam tanah (Suryamojo, 2004).
Nilai Manfaat Sumberdaya Hutan
Penilaian adalah penentuan nilai manfaat suatu barang ataupun jasa bagi
manusia atau masyarakat. Adanya nilai yang dimiliki oleh suatu barang dan jasa
(sumberdaya dan lingkungan) pada gilirannya akan mengarahkan perilaku
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu, masyarakat ataupun
organisasi (Bahurni, 1999).
Nilai
merupakan
persepsi
manusia
tentang
makna
suatu
objek
(sumberdaya hutan) bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu. Oleh
karena itu akan terjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada
persepsi dan lokasi masyarakat yang berbeda-beda. Nilai sumberdaya hutan
sendiri bersumber dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat. Masyarakat
yang menerima manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif
terhadap nilai sumberdaya hutan, dan hal tersebut dapat ditunjukkan dengan
tingginya nilai sumberdaya hutan tersebut (Nurfatriani, 2000).
Nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat
diambil dari SDH. Sebagai contoh manfaat penggunaan sumber daya hutan
sebagai input untuk proses produksi atau sebagai barang konsumsi. Berbeda
dengan nilai guna tidak langsung, yaitu nilai dari manfaat yang secara tidak
langsung dirasakan manfaatnya, dan dapat berupa hal yang mendukung nilai guna
langsung, seperti berbagai manfaat yang bersifat fungsional yaitu berbagai
manfaat ekologis hutan. Sedangkan nilai bukan guna yaitu semua manfaat yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan bukan dari hasil interaksi secara fisik antara hutan dan konsumen Nilai
pilihan mengacu kepada nilai penggunaan langsung dan tidak langsung yang
berpotensi dihasilkan di masa yang akan datang. Hal ini meliputi manfaat-manfaat
sumber daya alam yang disimpan atau dipertahankan untuk kepentingan yang
akan datang (Munasinghe dalam Wahyuni, 2012).
Sumberdaya hutan (SDH) menghasilkan manfaat yang menyeluruh baik
manfaat tangible maupun manfaat intangible. Saat ini berbagai manfaat yang
dihasilkan tersebut masih dinilai rendah, atau belum diketahui, sehingga
menimbulkan terjadinya eksploitasi manfaat-manfaat yang telah dikenal dari SDH
secara berlebihan. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang
belum memahami konsep nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif,
khususnya untuk manfaat intangible yang tidak memiliki harga pasar. Untuk
memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua
manfaat yang dihasilkan SDH ini. Berbagai teknik dan metode penilaian ekonomi
sumberdaya alam (SDA) telah dikembangkan untuk menghitung nilai ekonomi
SDA yang memiliki harga pasar ataupun tidak. Dengan diketahuinya manfaat dari
SDH ini maka hal tersebut dapat dijadikan rekomendasi bagi para pengambil
kebijakan untuk mengalokasikan sumberdaya alam (SDA) yang semakin langka
dan melakukan distribusi manfaat SDA yang adil, untuk mendapatkan total
kesejahteraan masyarakat yang maksimal (Nurfatriani, 2000).
Pemanfaatan hutan bertujuan agar seluruh masyarakat memperoleh
manfaat bagi kesejahteraannya dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Tindak
pengrusakan terhadap hutan merupakan indikasi bahwa banyak pihak yang ingin
mengambil manfaat dari keberadaan hutan, namun masyarakat sekitar hutan
Universitas Sumatera Utara
selama ini justru termarginalisasi. Partisipasi masyarakat desa hutan perlu dalam
pengelolaan hutan karena masyarakat desa hutan mempunyai pengalaman dan
ketrampilan alami untuk melestarikan hutan, meningkatkan kesejahteraan serta
meningkatkan akses masyarakat desa hutan terhadap sumberdaya alam atau hutan
(Zulaifah, 2006).
Nilai sumberdaya hutan yang dinyatakan oleh suatu masyarakat di tempat
tertentu akan beragam, tergantung kepada persepsi setiap anggota masyarakat
tersebut, demikian juga keragaman nilai akan terjadi antar masyarakat yang
berbeda. Keragaman nilai ini mencakup besar nilai maupun macam nilai yang ada.
Contoh masyarakat di kota dapat menilai suatu hutan lindung tidak memberikan
manfaat yang berarti untuk kehidupan mereka (bernilai rendah), sedangkan bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan lindung tersebut dapat memandang hutan
lindung tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka, berupa lingkungan
hidup dimana mereka menjalankan aktivitas sosial budaya dan ekonomi mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai terbentuk melalui interaksi antara objek
(sumberdaya hutan) dengan kehidupan sosial ekonomi dan budaya individu atau
masyarakat yang bersangkutan (Bahruni, 1999).
Nilai Manfaat Air
Nilai manfaat bahwa air adalah kebutuhan dasar dalam kehidupan. Segala
aktivitas dan kebutuhan manusia tergantung pada air, Seperti kebutuhan pribadi,
perdagangan serta pemanfaatan di institusi. Namun hanya sedikit yang mengerti.
Kenaikan kebutuhan air yang wajar harus diimbangi dengan kenaikan efisiensi
dalam penggunaan (Sarminingsih, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Nilai manfaat air yang sangat besar dalam struktur perekonomian sekarang
masuk kedalam sektor rumah tangga, Permintaan air untuk sektor rumah tangga
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor : biaya pengadaan air, tingkat pendapatan
keluarga dan jumlah anggota keluarga (Darusman, 1993).
Menurut Darusman (1993), nilai manfaat air yang sangat besar tersebut
dalam struktur perekonomian sekarang masuk dalam sektor rumah tangga dan
pertanian, padahal sesungguhnya merupakan nilai tambah yang dihasilkan oleh
Sektor Kehutanan, khususnya dari kawasan konservasi. Bias peran sektoral ini
telah membuat
tertekannya
atau terdesaknya
alokasi
hutan konservasi
(khususnya yang berfungsi hidrologi) oleh permukiman dan pertanian yang
sesungguhnya telah menurunkan nilai dari kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
Jaminan kebutuhan pada air datang sebagai isu global yang disebabkan
meningkatkan penggunaan air yang dibatasi oleh pertumbuhan penduduk, lebih
jauh lagi, kelangkahan air disebabkan manajemen yang buruk, ilegal loging dan
pencemaran air. jaminan berkelanjutan ketersediaan air di masa depan perlu
peningkatan efisiensi pasokan dan konsumsi air (Sarminingsih, 2008).
Estimasi nilai ekonomi total air seharusnya melibatkan semua nilai, baik
nilai guna maupun nilai bukan guna. Nilai guna langsung pada air merujuk pada
penggunaan air untuk menunjang kehidupan dan aktifitas ekonomi manusia,
sedangkan nilai guna tidak langsung terkait dengan fungsi air sebagai suatu
ekosistem. Nilai pilihan merupakan nilai untuk mempertahankan nilai air yang
akan digunakan di waktu yang akan datang, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sementara itu, nilai bukan guna meliputi nilai pengetahuan tentang
Universitas Sumatera Utara
ketersediaan air untuk generasi mendatang (nilai warisan) dan nilai intrinsik dari
ekosistem air ataupun nilai keberadaan (Kusumawardani, 2010).
Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Air
Permintaan air oleh rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
jumlah anggota keluarga,
umur, pendapatan, biaya pengadaan air dan jarak
tempat tinggal ke sumber mata air. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap faktor
tersebut terhadap permintaan air maka dikembangkan metode kausalitas, dimana
hubungan tersebut bersifat linier, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada
peubah bebas akan direspon oleh permintaan air secara proporsional
(Genoya, Rifardi, Kadarisman, Purnomo, 2007)
Sesuai lokasi fasilitas air dan pengambilannya sudah ditentukan, maka
diadakan penentuan mengenai cara penyaluran air itu kedaerah uang diirigasi
beserta distribusi air ke petak-petak yang ditanam. Penyaluran dapat diadakan
hanya dengan saluran atau bersamaan dengan pompa. Jika daerah yang akan
dialiri itu terletak lebih tinggi dari sumber air, maka harus digunakan pompa
untuk menyalurkan air. Kadang-kadang meskipun sumber air itu terletak agak
lebih tinggi, penggunaan pompa adalah lebih ekonomis. Biasanya untuk debit
yang besar, saluran terbuka adalah ekonomis (Chairani, 2007).
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi
standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air bersih yang terjangkau
dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang
tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Prasarana air bersih merupakan prasarana
yang cukup penting demi mendukung kehidupan masyarakat sehari-hari seperti
minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Air bersih yang semula
Universitas Sumatera Utara
sebagai barang sosial yang mudah didapat sekarang menjadi barang ekonomi yang
banyak dicari dan sulit didapatkan sehingga harganya menjadi mahal
(Hakim, 2010).
Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan
paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang
memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah
satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan
derajat kesehatan (Sutrisno, 1991).
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa, suhu antara 10o- 25o C (sejuk).
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun,
tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara
6,5 – 9,2
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri,
kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).
Menurut Suriawiria (2005), bahwa memenuhi syarat tidaknya kualitas air
untuk keperluan kehidupan, ditentukan oleh ketentuan dan persyaratan secara
fisik, kimia dan bakteriologi. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang buruk
akan mengakibatkan dampak yang buruk juga untuk kesehatan sehinngga kualitas
air bersih harus terkontrol dan terjamin. Penyediaan air bersih harus dapat
melayani sebagian besar/seluruh masyarakat, agar masyarakat yang terkena
penyakit yang berkenaan dengan air dapat diturunkan. Hal ini tidak dapat hanya
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan masyarakat melainkan semua pihak
termasuk masyarakat itu sendiri untuk mengetahui pentingnya hidup sehat dengan
salah satunya menggunakan air bersih.
Bermacam-macam teknik dalam penilaian ekonomi dapat digunakan untuk
mengkuantutatifkan konsep dan nilai, salah satunya adalah teknik metode
kotingensi atau Countingent Valuation Method
merupakan teknik penilaian
ekonomi yang digunakan pada saat tidak ada pasar yang relevan terhadap barang
dan jasa lingkungan. Teknik ini membangan variable-variabel pasar yang secara
langsung bertanya pada individu-individu tentang kesediaan mereka membayar
terhadap jasa barang dan jasa lingkungan yang mereka peroleh serta kesediaan
menerima kompensasi jika barang dan jasa lingkungan tersebut tidak dapat
mereka manfaatkan lagi (Bahruni, 1999).
Metode penilaian manfaat hutan maupun peranan atau keterkaitan
ekonomi sumber daya hutan terhadap sektor ekonomi lainnya dalam
pembangunan ekonomi wilayah dan nasional pada dasarnya ada dua yaitu metode
atas dasar pasar dan metode pendekatan terhadap pasar atau pendekatan terhadap
kesediaan membayar. Metode penilaian atas dasar pasar ada dua metode yang
dapat digunakan yaitu manfaat sosial bersih dan metode harga pasar. Sedangkan
penilaian atas dasar pendekatan terhadap kesediaan membayar/dibayar ada
beberapa alternative berdasarkan karakteristik manfaat sumberdaya hutan tersebut
(Bahruni, 1999).
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Hutan Sebagai Pengatur Tata Air
Menurut fungsinya hutan mempunyai fungsi konservasi, fungsi lindung
dan fungsi produksi. Hutan yang mempunyai fungsi konservasi adalah kawasan
hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan lindung adalah
kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk sebagai pengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memeliharan kesuburan tanah
(Zulaifah, 2006).
Hutan dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisi
yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat
besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa peredaman terhadap banjir, erosi,
serta sedimentasi dan pengendalian daur air. Peran hutan dalam pengendalian daur
air dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sebagai pembuangan atau pengurangan cadangan air di bumi melalui proses :
a) Evapotranspirasi.
b) Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh vegetasi.
2. Menambah titik-titik air di atmosfer.
3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi.
4. Sebagai pengurangan atau peredam energi kinetik aliran air lewat:
a) Tahapan permukaan air dari bagian batang di permukaan.
b) Tahapan aliran air permukaan karena adanya serasah di permukaan.
Universitas Sumatera Utara
5. Sebagai pendorong kearah perbaikan kemampuan watak fisik tanah untuk
memasukkan air lewat sistem perakaran, penambahan bahan organik ataupun
adanya kenaikan kegiatan biologi di dalam tanah (Suryamojo, 2004).
Nilai Manfaat Sumberdaya Hutan
Penilaian adalah penentuan nilai manfaat suatu barang ataupun jasa bagi
manusia atau masyarakat. Adanya nilai yang dimiliki oleh suatu barang dan jasa
(sumberdaya dan lingkungan) pada gilirannya akan mengarahkan perilaku
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu, masyarakat ataupun
organisasi (Bahurni, 1999).
Nilai
merupakan
persepsi
manusia
tentang
makna
suatu
objek
(sumberdaya hutan) bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu. Oleh
karena itu akan terjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada
persepsi dan lokasi masyarakat yang berbeda-beda. Nilai sumberdaya hutan
sendiri bersumber dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat. Masyarakat
yang menerima manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif
terhadap nilai sumberdaya hutan, dan hal tersebut dapat ditunjukkan dengan
tingginya nilai sumberdaya hutan tersebut (Nurfatriani, 2000).
Nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat
diambil dari SDH. Sebagai contoh manfaat penggunaan sumber daya hutan
sebagai input untuk proses produksi atau sebagai barang konsumsi. Berbeda
dengan nilai guna tidak langsung, yaitu nilai dari manfaat yang secara tidak
langsung dirasakan manfaatnya, dan dapat berupa hal yang mendukung nilai guna
langsung, seperti berbagai manfaat yang bersifat fungsional yaitu berbagai
manfaat ekologis hutan. Sedangkan nilai bukan guna yaitu semua manfaat yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan bukan dari hasil interaksi secara fisik antara hutan dan konsumen Nilai
pilihan mengacu kepada nilai penggunaan langsung dan tidak langsung yang
berpotensi dihasilkan di masa yang akan datang. Hal ini meliputi manfaat-manfaat
sumber daya alam yang disimpan atau dipertahankan untuk kepentingan yang
akan datang (Munasinghe dalam Wahyuni, 2012).
Sumberdaya hutan (SDH) menghasilkan manfaat yang menyeluruh baik
manfaat tangible maupun manfaat intangible. Saat ini berbagai manfaat yang
dihasilkan tersebut masih dinilai rendah, atau belum diketahui, sehingga
menimbulkan terjadinya eksploitasi manfaat-manfaat yang telah dikenal dari SDH
secara berlebihan. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang
belum memahami konsep nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif,
khususnya untuk manfaat intangible yang tidak memiliki harga pasar. Untuk
memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua
manfaat yang dihasilkan SDH ini. Berbagai teknik dan metode penilaian ekonomi
sumberdaya alam (SDA) telah dikembangkan untuk menghitung nilai ekonomi
SDA yang memiliki harga pasar ataupun tidak. Dengan diketahuinya manfaat dari
SDH ini maka hal tersebut dapat dijadikan rekomendasi bagi para pengambil
kebijakan untuk mengalokasikan sumberdaya alam (SDA) yang semakin langka
dan melakukan distribusi manfaat SDA yang adil, untuk mendapatkan total
kesejahteraan masyarakat yang maksimal (Nurfatriani, 2000).
Pemanfaatan hutan bertujuan agar seluruh masyarakat memperoleh
manfaat bagi kesejahteraannya dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Tindak
pengrusakan terhadap hutan merupakan indikasi bahwa banyak pihak yang ingin
mengambil manfaat dari keberadaan hutan, namun masyarakat sekitar hutan
Universitas Sumatera Utara
selama ini justru termarginalisasi. Partisipasi masyarakat desa hutan perlu dalam
pengelolaan hutan karena masyarakat desa hutan mempunyai pengalaman dan
ketrampilan alami untuk melestarikan hutan, meningkatkan kesejahteraan serta
meningkatkan akses masyarakat desa hutan terhadap sumberdaya alam atau hutan
(Zulaifah, 2006).
Nilai sumberdaya hutan yang dinyatakan oleh suatu masyarakat di tempat
tertentu akan beragam, tergantung kepada persepsi setiap anggota masyarakat
tersebut, demikian juga keragaman nilai akan terjadi antar masyarakat yang
berbeda. Keragaman nilai ini mencakup besar nilai maupun macam nilai yang ada.
Contoh masyarakat di kota dapat menilai suatu hutan lindung tidak memberikan
manfaat yang berarti untuk kehidupan mereka (bernilai rendah), sedangkan bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan lindung tersebut dapat memandang hutan
lindung tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka, berupa lingkungan
hidup dimana mereka menjalankan aktivitas sosial budaya dan ekonomi mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai terbentuk melalui interaksi antara objek
(sumberdaya hutan) dengan kehidupan sosial ekonomi dan budaya individu atau
masyarakat yang bersangkutan (Bahruni, 1999).
Nilai Manfaat Air
Nilai manfaat bahwa air adalah kebutuhan dasar dalam kehidupan. Segala
aktivitas dan kebutuhan manusia tergantung pada air, Seperti kebutuhan pribadi,
perdagangan serta pemanfaatan di institusi. Namun hanya sedikit yang mengerti.
Kenaikan kebutuhan air yang wajar harus diimbangi dengan kenaikan efisiensi
dalam penggunaan (Sarminingsih, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Nilai manfaat air yang sangat besar dalam struktur perekonomian sekarang
masuk kedalam sektor rumah tangga, Permintaan air untuk sektor rumah tangga
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor : biaya pengadaan air, tingkat pendapatan
keluarga dan jumlah anggota keluarga (Darusman, 1993).
Menurut Darusman (1993), nilai manfaat air yang sangat besar tersebut
dalam struktur perekonomian sekarang masuk dalam sektor rumah tangga dan
pertanian, padahal sesungguhnya merupakan nilai tambah yang dihasilkan oleh
Sektor Kehutanan, khususnya dari kawasan konservasi. Bias peran sektoral ini
telah membuat
tertekannya
atau terdesaknya
alokasi
hutan konservasi
(khususnya yang berfungsi hidrologi) oleh permukiman dan pertanian yang
sesungguhnya telah menurunkan nilai dari kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan.
Jaminan kebutuhan pada air datang sebagai isu global yang disebabkan
meningkatkan penggunaan air yang dibatasi oleh pertumbuhan penduduk, lebih
jauh lagi, kelangkahan air disebabkan manajemen yang buruk, ilegal loging dan
pencemaran air. jaminan berkelanjutan ketersediaan air di masa depan perlu
peningkatan efisiensi pasokan dan konsumsi air (Sarminingsih, 2008).
Estimasi nilai ekonomi total air seharusnya melibatkan semua nilai, baik
nilai guna maupun nilai bukan guna. Nilai guna langsung pada air merujuk pada
penggunaan air untuk menunjang kehidupan dan aktifitas ekonomi manusia,
sedangkan nilai guna tidak langsung terkait dengan fungsi air sebagai suatu
ekosistem. Nilai pilihan merupakan nilai untuk mempertahankan nilai air yang
akan digunakan di waktu yang akan datang, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sementara itu, nilai bukan guna meliputi nilai pengetahuan tentang
Universitas Sumatera Utara
ketersediaan air untuk generasi mendatang (nilai warisan) dan nilai intrinsik dari
ekosistem air ataupun nilai keberadaan (Kusumawardani, 2010).
Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Air
Permintaan air oleh rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
jumlah anggota keluarga,
umur, pendapatan, biaya pengadaan air dan jarak
tempat tinggal ke sumber mata air. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap faktor
tersebut terhadap permintaan air maka dikembangkan metode kausalitas, dimana
hubungan tersebut bersifat linier, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada
peubah bebas akan direspon oleh permintaan air secara proporsional
(Genoya, Rifardi, Kadarisman, Purnomo, 2007)
Sesuai lokasi fasilitas air dan pengambilannya sudah ditentukan, maka
diadakan penentuan mengenai cara penyaluran air itu kedaerah uang diirigasi
beserta distribusi air ke petak-petak yang ditanam. Penyaluran dapat diadakan
hanya dengan saluran atau bersamaan dengan pompa. Jika daerah yang akan
dialiri itu terletak lebih tinggi dari sumber air, maka harus digunakan pompa
untuk menyalurkan air. Kadang-kadang meskipun sumber air itu terletak agak
lebih tinggi, penggunaan pompa adalah lebih ekonomis. Biasanya untuk debit
yang besar, saluran terbuka adalah ekonomis (Chairani, 2007).
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi
standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air bersih yang terjangkau
dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang
tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Prasarana air bersih merupakan prasarana
yang cukup penting demi mendukung kehidupan masyarakat sehari-hari seperti
minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Air bersih yang semula
Universitas Sumatera Utara
sebagai barang sosial yang mudah didapat sekarang menjadi barang ekonomi yang
banyak dicari dan sulit didapatkan sehingga harganya menjadi mahal
(Hakim, 2010).
Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan
paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang
memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah
satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan
derajat kesehatan (Sutrisno, 1991).
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa, suhu antara 10o- 25o C (sejuk).
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun,
tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara
6,5 – 9,2
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri,
kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).
Menurut Suriawiria (2005), bahwa memenuhi syarat tidaknya kualitas air
untuk keperluan kehidupan, ditentukan oleh ketentuan dan persyaratan secara
fisik, kimia dan bakteriologi. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang buruk
akan mengakibatkan dampak yang buruk juga untuk kesehatan sehinngga kualitas
air bersih harus terkontrol dan terjamin. Penyediaan air bersih harus dapat
melayani sebagian besar/seluruh masyarakat, agar masyarakat yang terkena
penyakit yang berkenaan dengan air dapat diturunkan. Hal ini tidak dapat hanya
Universitas Sumatera Utara
dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan masyarakat melainkan semua pihak
termasuk masyarakat itu sendiri untuk mengetahui pentingnya hidup sehat dengan
salah satunya menggunakan air bersih.
Bermacam-macam teknik dalam penilaian ekonomi dapat digunakan untuk
mengkuantutatifkan konsep dan nilai, salah satunya adalah teknik metode
kotingensi atau Countingent Valuation Method
merupakan teknik penilaian
ekonomi yang digunakan pada saat tidak ada pasar yang relevan terhadap barang
dan jasa lingkungan. Teknik ini membangan variable-variabel pasar yang secara
langsung bertanya pada individu-individu tentang kesediaan mereka membayar
terhadap jasa barang dan jasa lingkungan yang mereka peroleh serta kesediaan
menerima kompensasi jika barang dan jasa lingkungan tersebut tidak dapat
mereka manfaatkan lagi (Bahruni, 1999).
Metode penilaian manfaat hutan maupun peranan atau keterkaitan
ekonomi sumber daya hutan terhadap sektor ekonomi lainnya dalam
pembangunan ekonomi wilayah dan nasional pada dasarnya ada dua yaitu metode
atas dasar pasar dan metode pendekatan terhadap pasar atau pendekatan terhadap
kesediaan membayar. Metode penilaian atas dasar pasar ada dua metode yang
dapat digunakan yaitu manfaat sosial bersih dan metode harga pasar. Sedangkan
penilaian atas dasar pendekatan terhadap kesediaan membayar/dibayar ada
beberapa alternative berdasarkan karakteristik manfaat sumberdaya hutan tersebut
(Bahruni, 1999).
Universitas Sumatera Utara