Kajian Musik dan Teks Ende Tarombo Sonak Malela Pada Upacara Perkawinan Pomparan Raja Sonak Malela Di Medan

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sumatera Utara sebagai sebuah propinsi di Indonesia terdapat adat dan budaya yang beragam antara lain: Etnis Melayu, Nias, Pesisir, Batak yang terdiri dari enam sub-suku yaitu Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, Angkola dan Mandailing.1 Masing-masing etnis tersebut memiliki adat-istiadat, makanan khas daerah, pakaian adat, tari, musik, nyanyian. Keberagaman budaya Sumatera Utara merupakan suatu kekayaan bagi setiap suku bangsa yang tidak terhitung nilainya. Budaya yang menjalar dan tersebar dihampir semua sudut Sumatera Utara perlu dijaga kelestariannya sebagai warisan nenek moyang terhadap anak cucunya untuk kemudian terus digali dan dikembangkan.

Dalam pembahasan ini, penulis akan mengkaji salah satu nyanyian suku Batak Toba yaitu ende tarombo. Istilah ende tarombo terbentuk dari kata ende dan

tarombo. Ende adalah musik vokal Batak Toba yang identik dengan nyanyian.

Sedangkan tarombo identik dengan silsilah marga. Jadi dapat disimpulkan secara garis besar, ende tarombo adalah nyanyian tentang silsilah marga.2Marga yang dijelaskan didalam ende tersebut menyangkut penyebaran, asal-usul, kebaikan, keberhasilan, kesejahteraan dan semua aspek-aspek yang berhubungan dengan

marga yang dijabarkan.

1 Lihat Buku Hukum dan Kemajemukan Budaya tulisan Ihromi, 2000:362

2Bahwasaya selain berisi tentang sisilah marga ende tarombo juga terdapat sejarah kampung, leluhur, dan lainnya akantetapi yang ditonjolkan pada umumnya adalah sejarah marga.


(2)

Jika dilihat dari liriknya pada umumnya ende tarombo mengandung nilai budaya yang menjadi pandangan hidup, cita-cita, harapan, keberadaan (kebesaran atau keagungan) pemilik tarombo tersebut, yang dirangkai dalam tiga falsafah yaitu:

Hasangapon (kehormatan), hagabeon (keturunan) dan Hamoraon (kekayaan).

Pandangan ini menjadi tolak ukur keberhasilan satu keluarga pada kehidupan bermasyarakat.

Masyarakat Batak Toba menyebutkan ende tarombo dengan istilah yang berbeda. Beberapa diantaranya menyebutnya dengan ende yang disambung dengan marga tertentu, Misalnya ende Marbun, maksudnya adalah nyanyian yang berisi tentang silsilah marga Marbun. Demikian juga halnya dengan marga lain. Kemudian ende juga disambung dengan nama leluhur suatu marga. Misalnya,

ende Sonak Malela, maksudnya adalah nyanyian yang berisi tentang silsilah

keturunan Raja Sonak Malela, dan beberapa sebutan lainnya yang digunakan akan tetapi maksudnya sama yakni nyanyian tentang silsilah, misalnya : Ende

Parsadaan disambung dengan marga tertentu.

Salah satu gagasan diciptakannya ende tarombo supaya tarombo tetap terjaga, diingat dan diketahui. Artinya, dengan mendengarkan ende tarombo memudahkan mengetahui urutan-urutan marga. Disisi lain, ende tarombo berguna untuk mengingatkan padan3 (janji) jika ada, dan untuk menjaga nama baik marga. Akan tetapi tidak semua marga Batak Toba yang membuat silsilah dalam bentuk nyanyian atau ende tarombo. Hal tersebut berdampak pada masyarakat dan berpengaruh kepada setiap marga.

3Lihat Kamus Batak-Indonesia


(3)

Sehingga ende tarombo-nya akan diciptakan oleh pemilik marga tersebut ataupun oleh orang lain atas permintaan marga tersebut.4

Dewasa ini ende tarombo disajikan diberbagai aktivitas adat Batak Toba. Salah satunya adalah upacara adat perkawinan pomparan Sonak Malela di Medan.

Pomparan Sonak Malela secara harfiah diartikan sebagai turunan Raja Sonak

Malela. Raja Sonak Malela adalah Seorang leluhur yang berasal dari Toba

Samosir, Sumatera Utara. Beliau memiliki tiga orang anak yaitu, Raja Mardagul yang merupakan asal marga Simangunsong, Paung Mangaraja merupakan asal

marga Marpaung dan Ompu Raja Napitupulu yang merupakan asal marga

Napitupulu. Kemudian diangkat Raja Bonani Onan Pardede sebagai putera yang

merupakan asal dari marga Pardede. Ke empat anak Sonak Malela ini juga memiliki keturunan masing-masing.5

Ende tarombo Sonak Malela yang merupakan milik pomparan Sonak

Malela dinyanyikan dengan iringan musik dan sudah dipegaruhi oleh unsur-unsur

musik modern. Dengan masuknya unsur-unsur musik modern seperti halnya keyboard, drum, gitar listrik dan beberapa instrument tiup Barat6 menyebabkan munculnya suatu ensambel atau gaya musikal baru yang disebut kolaborasi dimana musik etnis dipadukan dengan musik modern.

Sebagai akibat dari perubahan ini unsur musik vokal juga dimasukkan dalam ensambel dan digunakan dalam aktivitas adat Batak Toba.

4Tidak semua ende tarombo diciptakan oleh pemilik marga tersebut. Bisa saja diciptakan oleh orang lain atas pesanan pemilik marga atau atas keinginan sendiri dari pencipta.

5Akan dibahas dalam Bab selanjutnya

6Lihat Skripsi Musa Siagian tentang Suatu Tinjauan Perkembangan Musik Tiup Pada


(4)

Dalam upacara adat ende tarombo Sonak Malela merupakan sebuah nyanyian yang dianggap penting karena selain sebagai hiburan juga mengandung makna yang bermanfaat bagi seluruh yang mendengarkannya.

Adapun lirik ende Sonak Malela sebagai berikut: Lirik lagu Tarombo Sonak Malela

Molo ni ida mai torop nai da Sonak Malela I, ale amang Ai tung sude do di desa na ualu di ingani tahe

Ai namartua mai ompu i ompu parsadaan i Sonak Malela i Di sude Sibagot Ni Pohan i siampudan tahe

Raja mangunsong mai anak nai anak siahaan I, ale amang Raja marpaung mai napaidua pinomparna tahe

Napitupulu ma I da paitolu I dirajahon ma muse raja pardede i Tung torop do tahe pomparan ni Sonak Malela I

Raja naburju do simangunsong i Laho manganju sude angina i Raja marpaung torop pinompar ni Angka parpangkat na timbo-timbo i

Napitupulu dohot pardede i Holan na mora torop pinomparni Tokke tu tokke sude pinompar ni na hadohan goar i

Da namartua ma i da, da namartua ma i da Ompu i raja i ompu i Sonak Malela i Da namartua ma i da, da namartua ma i da Ompu i raja i ompu i Sonak Malela i


(5)

Adong do sada tona ni ompu i di Sonak Malela I, ale amang Tu Naga Baling na di Balige i bona ni Sintatar i

Si sada lulu di anak dohot boru, boru na pe udang boi marsitindian i Tona I, padan I, da tona I, sai na hot do tahe

Adong do sada na istimewa i di Sonak Malela I, ale amang Di boru muli, manang anak mangoli di pestana tahe

Da tanda- tanda doi molo marudan do olaonna I, manang pestana i Tanda gabe mai da parhorasan, tu pinomparna i

Nang pe marboru Sonak Malela i Holan na basa do tu boruna i Laos songoni do muse boru nai Holan na burju marhula hula i Alani i tung langku-langku do i Anggo boru Sonak Malela i Maradu-adu sude anak ni halak Laho mangaririt i

Ende tarombo Sonak Malela adalah salah satu dari beberapa ende tarombo

yang ada dalam kebudayaan musik Batak Toba. Beberapa alasan penulis sehingga memilih ende tarombo Sonak Malela adalah sebagai berikut: Pertama, Ende

tarombo Sonak Malela salah satu ende tarombo yang populer di Medan, hal

tersebut berbeda dengan ende tarombo lainnya. Sebagai indikator, berdasarkan pengamatan penulis dan wawancara dengan para pemusik di Kota Medan mengatakan; hampir semua pemusik mengetahui dan hafal ende tarombo Sonak

Malela.7

7 Wawancara dengan Silaban (Grup Nabasa Musik), Sinaga (Grup Kembar Musik), Simbolon (Gospel Musik), Medan Januari 2015


(6)

Kedua, dilihat dari pemilik ende tarombo tersebut yakni turunan Raja Sonak

Malela khususnya di Kota Medan, dalam pelaksanaan upacara adat perkawinan

turunan Raja Sonak Malela (Simangunsong, Marpaung, Napitupulu dan

Pardede), mereka selalu ambil bagian dan bekerjasama untuk berlangsungnya

upacara. Misalnya; Jika yang berpesta marga Simangunsong, biasanya yang menjadi Parhata8(protocol) adalah diantara ketiga marga lainnya (Marpaung,

Napitupulu dan pardede), dan demikian juga sebaliknya. Akantetapi hal tersebut

disesuaikan dengan situasi dan tempat.9 Hal ini merupakan sebuah indicator bahwasanya turunan Sonak Malela masih memegang teguh pesan leluhurnya yang terdapat dalam ende tarombo mereka hingga saat ini. Ketiga, dalam ende tarombo

Sonak Malela terdapat beberapa teks yang istimewa untuk dikaji contoh: Dalam

teks ende disebutkan jika datang hujan itu adalah pertanda kesuksesan pesta mereka, hal tersebut berbanding terbalik dengan pesta adat biasanya dimana jika datang hujan merupakan sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Ende tarombo Sonak Malela yang diciptakan Nahum Situmorang10, selalu

dinyanyikan dalam berbagai acara adat dari keturunan Raja Sonak Malela, terutama adat perkawinan. Menurut Bapak Humala Pardede, ende tarombo Sonak

Malela selalu disajikan dalam setiap acara adat. Akan tetapi lebih diutamakan

pada upacara perkawinan. Hal tersebut karena dalam upacara perkawinan terdapat sebuah aktivitas social yang menjadikan pihak tertentu menjadikan sebuah ikatan kekeluargaan dengan pihak lain. Atau dengan kata lain, dalam upacara

8Parhata merupakan seseorang yang peting dalam acara adat Batak Toba,tanpa parhata acara tidak berlangsung. Parhata biasanya mengetahui hukum adat dan mampu menguraikan tahap-tahap acara.

9Wawancara dengan Humala Pardede (salah satu informan dalam tulisan ini), Februari 2015 10 Nahum Situmorang adalah pencipta lagu Batak dan menciptakan ±120 lagu.


(7)

perkawinan mengakibatkan dua belah pihak terikat dalam sebuah adat dalam konteks kekeluargaan. Dalam penyajiannya, ende tarombo dapat disajikan secara instrumentalia dan bisa juga vocal yang diiring dengan ensambel. Dinyanyikan oleh marga itu sendiri maupun oleh pemusik yang diundang pada acara tersebut. Nyanyian tentang silsilah Batak Toba sudah pernah dikaji oleh Tiolina Sinambela, dengan Judul Skripsi: “Tarombo Dalam Gaya Nyanyian Pada Kebudayaan Etnis Batak Toba: Suatu Kajian Musikologis dan Tekstual”. Dalam tulisannya beliau mendeskripsikan nyanyian silsilah secara garis besar. Berbeda dengan tulisan ini yang mengkaji nyanyian silsilah atau ende tarombo khususnya

ende tarombo Sonak Malela. Tulisan ini mendeskripsikan ende tarombo secara

mendetail terutama penggunaanya dalam upacara adat perkawinan turunan Sonak

Malela di Kota Medan. Akantetapi hasil tulisan ini dapat digunakan untuk

mengetahui eksistensi, perubahan dan guna, fungsi ende tarombo yang dikaji sebelumnya.

Berdasarkan berbagai alasan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji ende

tarombo Sonak Malela ini dalam sebuah karya ilmiah berupa skripsi yang

berjudul : Kajian Musik dan Teks Ende Tarombo Sonak Malela pada Upacara Perkawinan Pomparan Raja Sonak Malela di Medan.

1.2Pokok Permasalahan

Ada lima pokok masalah yang akan dikaji dalam tulisan ini yaitu : 1. Bagaimana sejarah turunan Raja Sonak Malela?

2. Bagaimana penyajian upacara perkawinan turunan Raja Sonak Malela di Medan?


(8)

3. Bagaimana ende tarombo Sonak Malela disajikan pada upacara adat perkawinan turunan Raja Sonak Malela?

4. Bagaimana struktur musik dan makna teks ende tarombo Sonak Malela? 5. Apakah kegunaan dan fungsi ende tarombo ini bagi masyarakat Batak

Toba, khususnya keturunan Raja Sonak Malela? 1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengkaji sejarah turunan Raja Sonak Malela

2. Untuk mengkaji penyajian upacara perkawinan turunan Raja Sonak

Malela di Medan.

3. Untuk mengkaji ende tarombo Sonak Malela pada upacara perkawinan turunan Raja Sonak Malela.

4. Untuk mengkaji struktur musik dan makna teks ende tarombo Sonak Malela.

5. Untuk mengkaji kegunaan dan fungsi ende tarombo bagi masyarakat Batak Toba, khususnya keturunan RajaSonak Malela?

1.3.2 Manfaat

Manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Pertama, sebagai referensi bagi masyarakat umum untuk kemudian digali dan dikembangkan. Kedua, sebagai dokumentasi tentang ende taromboSonak Malela bagi masyarakat khususnya pomparan Sonak Malela.


(9)

Ketiga, dapat dipergunakan oleh mahasiswa Etnomusikologi dalam mengkaji musik dan teks nyanyian (ende).

1.4Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep

Koentjaraningrat (1980:207) menyebutkan bahwa konsep adalah suatu sistem pedoman hidup dan cita-cita yang akan dicapai oleh banyak individu dalam suatu masyarakat.

Secara konseptual, kajian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) mengkaji adalah mempelajari, memeriksa, dan menyelidiki suatu hal. Sedangkan menurut Badudu (1983:132), mengkaji adalah membaca, mempelajari, memeriksa, meneliti, mempertimbangkan, mendalami. Dalam konteks tulisan ini, titik fokus kajian yang dimaksud adalah aspek musikal dan teks ende tarombo Sonak Malela.

Musik adalah kejadian bunyi atau suara dapat dipandang dan dipelajari jika mempunyai kombinasi nada, ritme dan dinamika sebagai komunikasi secara emosi, estetika atau fungsional dalam suatu kebiasaan atau tidak berhubungan dengan bahasa (Malm dalam terjemahan Takari 1993:8)

Teks dalam KBBI merupakan naskah yang berupa kata-kata. Dalam pembahasan ini teks dimaksud meliputi naskah yang terdapat dalam lagu yang akan dibahas.

Ende tarombo terbentuk dari kata ende dan tarombo. Ende adalah musik vokal Batak Toba yang identik dengan nyanyian.


(10)

Sedangkan tarombo identik dengan silsilah. ende tarombo adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menuturkan silsilah marga dalam bentuk nyanyian.

Pomparan Raja Sonak Malela terbentuk dari kata pomparan, Raja dan

Sonak Malela. Pomparan artinya anak cucu atau turunan. Raja merupakan salah

satu sebutan atau panggilan kehormatan kepada leluhur oleh suku Batak Toba, sedangkan Sonak Malela adalah seorang Raja yang berasal dari Toba Samosir, Sumatera Utara, merupakan asal marga Simangunsong, Marpaung, Napitupulu

dan Pardede.

1.4.2 Teori

Menurut KBBI (1992:154-155), teori merupakan pendapat-pendapat atau aturan-aturan untuk melakukan sesuatu. Koentjaraningrat (1973:10), mengatakan teori merupakan alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang disusun secara sistematis. Teori merupakan alat yang penting dalam suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan. Sebagai pedoman yang digunakan untuk menyelesaikan permasalah dalam tulisan ini maka penulis menggunakan beberapa teori.

Membincangkan sejarah asal-usul Raja Sonak Malela dan turunannya penulis menggunakan metode sejarah dari Kuntowijoyo (1994:38) yakni; model

sinkronis yaitu untuk mengetahui gambaran lingkungan sosial, historis, fungsi,

latar belakang dan model diakronis yaitu untuk menggambarkan bagaimana pertumbuhan tersebut dari waktu-kewaktu, bagaimana ia tumbuh dari awal sebagai suatu gejala yang unik mengingat detail yang berbeda.


(11)

Untuk mengkaji upacara perkawinan turunan Raja Sonak Malela, penulis menggunakan teori tentang upacara yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1985: 243) mengatakan terdapat 4 (empat) komponen dalam segala sesuatu peristiwa yang tergolong ke dalam upacara. Keempat komponen upacara tersebut, yaitu: (1) tempat upacara, (2) saat upacara, (3) benda-benda dan alat-alat upacara, dan (4) orang yang melakukan dan memimpin upacara. Teori upacara Koentjaraningrat ini melihat komponen upacara lebih umum, yaitu tempat, waktu, benda, dan orang yang terlibat dalam suatu upacara dalam kebudayaan. Teori ini digunakan untuk mendeskripsikan upacara perkawinan pomparan Raja Sonak

Malela secara jelas mulai dari lokasi upacara, saat-saat berlangsungnya upacara,

berbagai peralatan yang digunakan untuk mendukung terlaksananya upacara dengan baik hingga pelaku-pelaku yang terlibat selama upacara.

Untuk mengkaji ende tarombo Sonak Malela pada upacara perkawinan turunan Raja Sonak Malela penulis menggunakan teori semiotika yaitu pendekatan untuk mengkaji seni dalam rangka usaha untuk memahami bagaimana makna diciptakannya dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni.

Untuk mengkaji struktur musik dan makna teks ende tarombo Sonak

Malela, penulis menggunakan teori Malm yang merupakan terjemahan dari Takari

(1993:13) yaitu kutipan dari teori weighted scale (bobot tangga nada) yang digunakan khusus untuk mengkaji nada ditambah lagi musik terjadi oleh karena terjadi sesuatu yang erat hubungannya dengan waktu sebagai bahan penelitian.


(12)

Untuk mengkaji kegunaan dan fungsi ende tarombo ini bagi masyarakat Batak Toba, khususnya keturunan Raja Sonak Malela penulis menggunakan teori Alan P. Merriam yang mengemukakan tentang kegunaan dan fungsi (use and

function) musik. Adapun fungsi musik dimaksud terdiri dari 10 yakni:

Pengungkapan emosional, penghayatan estetis, hiburan, komunikasi, perlambangan, reaksi jasmani, berkaitan dengan norma-norma sosial, pengesahan lembaga sosial, kesinambungan kebudayaan dan pengintegrasian masyarakat.

Dalam tulisan ini, fungsi diartikan sebagai kegunaan suatu objek dan dampaknya bagi sekitar terutama bagi masyarakat pendukungnya. Fungsi sebuah unsur kebudayaan dalam masyarakat merupakan kemujaraban dalam memenuhi kebutuhan yang ada, atau dalam mencapai tujuan tertentu (Merriam, 1964:223-226). Lebih jauh, Alan P. Merriam mengungkapkan bahwa guna lebih ditekankan pada situasi bagaimana musik disajikan sedangkan fungsi pada untuk tujuan apa musik digunakan, atau kenapa musik digunakan demikian?.

Dengan beberapa teori tersebut diharapkan tulisan ini lebih mampu mendapatkan hasil informasi lebih baik, akurat, sistematis dan mudah dimengerti oleh semua pihak.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah serta urutan-urutan kerja yang dilakukan dalam kegiatan penyelidikan dalam suatu bidang yang bertujuan untuk memperoleh kenyataan-kenyataan.

Selain itu metode penelitian juga berfungsi untuk mendapatkan berupa data sesuai dengan kebutuhan untuk melengkapi asumsi yang sudah ada guna untuk


(13)

memperkuat pengertian- pengertian. Oleh sebab itu penulis menggunakan metode penelitian sebagai langkah dalam pengerjaan penelitian ini.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis kualitatif dengan memperoleh data dari berbagai sumber. Pendekatan kualitatif yaitu suatu rangkaian kegiatan atau suatu proses menyaring data dan informasi yang bersifat sewajarnya mengenai permasalahan suatu objek dalam bidang tertentu (Bogdan dan Taylor,1975:176). Dalam suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sediri dalam mengungkapkan dunianya (Bogdan 1975:4-5). Menurut Netll (1964:62:64) ada dua hal untuk melakukan aktivitas penelitian dalam disiplin etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Dalam kerja lapangan mencakup pemilihan informan, pendekatan dan pengambilan data, pengumpulan dan perekaman data.

Kemudian kerja laboratorium meliputi pengolahan data, menganalisis dan membuat simpulan dari semua data yang diperoleh.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah sebuah tahap awal yang dilaksanakan untuk mendapatkan tulisan yang berkaitan dengan kinerja dalam mengembangkan tulisan. Sebelum melakukan kerja lapangan, penulis akan terlebih dahulu membaca literatur berupa buku, bulletin, skripsi sarjana, tesis, majalah, serta beberapa bahan bacaan yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Kemudian penulis mencari konsep- konsep teori sebagai referensi dari skripsi Departemen Etnomusikologi. Konsep dan teori serta informasi yang didapatkan


(14)

dapat dijadikan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknologi internet juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data untuk membantu penulis dalam membandingkan dan mempelajarinya guna untuk kesempurnaan skripsi ini.

Adapun buku-buku yang menjadi sumber bacaan utama sebagai acuan dalam skripsi ini antara lain: Tarombo Dalam Gaya Nyanyian Pada Kebudayaan

Etnis Batak Toba: Suatu Kajian Musikologis dan Tekstual, Skripsi Tiolina

Sinambela, 1994; Pengatar Ilmu Sejarah, Karya Prof. Dr. Kuntowijoyo, 1994;

The Anthropology of Music, tulisan Alan P.Merriam , 1964; Music Cultures of the

Near East and Asia, Karya Wiliam P. Malm, 1977; Theory and Method in

Ethnomusicology, karya Bruno Nettl, 1864, serta buku- buku pendukung yang

relevan dalam tulisan ini. Adapun buku- buku tersebut antara lain; pokok-pokok

Antropologi Budaya, karya T.O Ihromi, 1987, Kamus musik karya M. Soeharto,

1995; Sejarah Sastra Batak karya Dra. Peraturen Sukapiring,S.U. dan Drs. Jhonson Pardosi, 2014; Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Depdikbud, 2005;

Pengantar Ilmu Antropologi karya Koentjaraningrat, 1987; Manusia dan Seni

Budaya karya L.Dyson,1987; Seni, Tradisi, Masyarakat karya Masyarakat dan

hukum adat Batak Toba karya J. C. Vergouwen, 2004; Manusia dan kebudayaan

di Indonesia karya M. Junus,1971.

1.5.2 Pengumpulan Data di Lapangan

Penelitian lapangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan penulis yang berkaitan dengan pengumpulan data dilapangan.


(15)

Untuk mendapatkan keseluruhan data yang diinginkan pada suatu daerah dimana objek yang akan diteliti merupakan salah satu fungsi penelitian lapangan. Pengumpulan data dilapangan terdiri dari observasi, wawancara dan perekaman. 1.5.2.1 Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang berguna untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Pancaindera merupakan hal utama dalam metode observasi (Burhan Bungin, 2007:115). Dalam penelitian lapangan penulis menggunakan observasi langsung. Adapun observasi langsung ke lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan secara langsung data-data yang dibutuhkan. Penulis meneliti acara perkawinan pomparan Raja Sonak

Malela yang menyajikan ende tarombo Sonak Malela.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, selanjutnya jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan media rekam (Suhartono,1995:67). Dalam wawancara penulis melakukan wawancara berencana dimana sebelumnya telah tersedia daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Ketika mengajukan pertanyaan tersebut penulis harus menyesuaikan dengan keadaan dilapangan. Dengan kata lain pertanyaan tidak harus sesuai urutan daftar yang telah disediakan.

Teknik wawancara yang dilakukan penulis berpedoman kepada teknik yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1985:138-140) yang menyatakan bahwa wawancara dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: Pertama, wawancara


(16)

berfokus yakni pertanyaan tidak mempunyai stuktur tertentu dan selalu berpusat satu pokok permasalahan. Kedua, wawancara bebas yakni pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpusat kepada pokok permasalah akan tetapi beraneka ragam selama masih berkaitan dengan objek penelitian. Ketiga, wawancara sambil lalu yakni pertanyaan dalam hal ini diajukan kepada narasumber dan situasi yang tidak terkonsep atau tanpa persiapan. Dengan kata lain informan dijumpai secara kebetulan. Adapun teknik wawancara yang penulis gunakan adalah teknik wawancara bebas dimana teknik ini lebih fleksibel.

1.5.2.3 Perekaman

Untuk mendapatkan dokumentasi dalam pelaksanaan kegiatan ini penulis menggunakan kamera dan handycam serta gadget yang lain. Ada dua jenis perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dan perekaman audio visual. Spesifikasi media rekam yang dipakai yaitu: kamera DSLR Nikon D5000 dan Handycam merk Sony.

1.5.3 Analisis Data di Laboratorium

Dalam menganalisis data di laboratorium dimulai dari proses pengkajian terhadap semua data-data yang telah terkumpul untuk kemudian diolah, diseksi dan disaring. Data tersebut meliputi data dari lapangan dan dari studi kepustakaan. Proses selanjutnya adalah menganalisis data.

Menurut Burhan Bungin (2007:153), terdapat dua hal yang ingin dicapai dalam menganalisis data secara kualitatif, yaitu: Pertama, menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang


(17)

tuntas terhadap proses tersebut. Kedua, menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data dan proses atau fenomena sosial tersebut.

Dengan menggunakan jenis analisis tersebut penelitian akan dijelaskan dengan cara berdasarkan data yang diperoleh. Analisis kualitatif yang penulis gunakan diharapkan mampu menguraikan tentang Kajian musik dan teks ende tarombo

Sonak Malela dengan maksimal.

1.6 Lokasi Penelitian

Tempat yang dipilih menjadi lokasi penelitian adalah Wisma Taman Sari Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena Wisma ini sering digunakan dalam pelaksanaan acara-acara adat dan sudah dikenal oleh masyarakat di Kota Medan. Di wisma ini peneliti melihat dan menyaksikan serta melakukan pengamatan terhadap pelaksaan adat perkawinan pomparan Raja Sonak Malela.


(1)

Untuk mengkaji kegunaan dan fungsi ende tarombo ini bagi masyarakat Batak Toba, khususnya keturunan Raja Sonak Malela penulis menggunakan teori Alan P. Merriam yang mengemukakan tentang kegunaan dan fungsi (use and function) musik. Adapun fungsi musik dimaksud terdiri dari 10 yakni: Pengungkapan emosional, penghayatan estetis, hiburan, komunikasi, perlambangan, reaksi jasmani, berkaitan dengan norma-norma sosial, pengesahan lembaga sosial, kesinambungan kebudayaan dan pengintegrasian masyarakat.

Dalam tulisan ini, fungsi diartikan sebagai kegunaan suatu objek dan dampaknya bagi sekitar terutama bagi masyarakat pendukungnya. Fungsi sebuah unsur kebudayaan dalam masyarakat merupakan kemujaraban dalam memenuhi kebutuhan yang ada, atau dalam mencapai tujuan tertentu (Merriam, 1964:223-226). Lebih jauh, Alan P. Merriam mengungkapkan bahwa guna lebih ditekankan pada situasi bagaimana musik disajikan sedangkan fungsi pada untuk tujuan apa musik digunakan, atau kenapa musik digunakan demikian?.

Dengan beberapa teori tersebut diharapkan tulisan ini lebih mampu mendapatkan hasil informasi lebih baik, akurat, sistematis dan mudah dimengerti oleh semua pihak.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah serta urutan-urutan kerja yang dilakukan dalam kegiatan penyelidikan dalam suatu bidang yang bertujuan untuk memperoleh kenyataan-kenyataan.

Selain itu metode penelitian juga berfungsi untuk mendapatkan berupa data sesuai dengan kebutuhan untuk melengkapi asumsi yang sudah ada guna untuk


(2)

memperkuat pengertian- pengertian. Oleh sebab itu penulis menggunakan metode penelitian sebagai langkah dalam pengerjaan penelitian ini.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis kualitatif dengan memperoleh data dari berbagai sumber. Pendekatan kualitatif yaitu suatu rangkaian kegiatan atau suatu proses menyaring data dan informasi yang bersifat sewajarnya mengenai permasalahan suatu objek dalam bidang tertentu (Bogdan dan Taylor,1975:176). Dalam suatu penelitian dengan pendekatan kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sediri dalam mengungkapkan dunianya (Bogdan 1975:4-5). Menurut Netll (1964:62:64) ada dua hal untuk melakukan aktivitas penelitian dalam disiplin etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Dalam kerja lapangan mencakup pemilihan informan, pendekatan dan pengambilan data, pengumpulan dan perekaman data.

Kemudian kerja laboratorium meliputi pengolahan data, menganalisis dan membuat simpulan dari semua data yang diperoleh.

1.5.1 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah sebuah tahap awal yang dilaksanakan untuk mendapatkan tulisan yang berkaitan dengan kinerja dalam mengembangkan tulisan. Sebelum melakukan kerja lapangan, penulis akan terlebih dahulu membaca literatur berupa buku, bulletin, skripsi sarjana, tesis, majalah, serta beberapa bahan bacaan yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. Kemudian penulis mencari konsep- konsep teori sebagai referensi dari skripsi


(3)

dapat dijadikan sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknologi internet juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data untuk membantu penulis dalam membandingkan dan mempelajarinya guna untuk kesempurnaan skripsi ini.

Adapun buku-buku yang menjadi sumber bacaan utama sebagai acuan dalam skripsi ini antara lain: Tarombo Dalam Gaya Nyanyian Pada Kebudayaan Etnis Batak Toba: Suatu Kajian Musikologis dan Tekstual, Skripsi Tiolina Sinambela, 1994; Pengatar Ilmu Sejarah, Karya Prof. Dr. Kuntowijoyo, 1994; The Anthropology of Music, tulisan Alan P.Merriam , 1964; Music Cultures of the Near East and Asia, Karya Wiliam P. Malm, 1977; Theory and Method in Ethnomusicology, karya Bruno Nettl, 1864, serta buku- buku pendukung yang relevan dalam tulisan ini. Adapun buku- buku tersebut antara lain; pokok-pokok Antropologi Budaya, karya T.O Ihromi, 1987, Kamus musik karya M. Soeharto, 1995; Sejarah Sastra Batak karya Dra. Peraturen Sukapiring,S.U. dan Drs. Jhonson Pardosi, 2014; Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Depdikbud, 2005; Pengantar Ilmu Antropologi karya Koentjaraningrat, 1987; Manusia dan Seni Budaya karya L.Dyson,1987; Seni, Tradisi, Masyarakat karya Masyarakat dan hukum adat Batak Toba karya J. C. Vergouwen, 2004; Manusia dan kebudayaan di Indonesia karya M. Junus,1971.

1.5.2 Pengumpulan Data di Lapangan

Penelitian lapangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan penulis yang berkaitan dengan pengumpulan data dilapangan.


(4)

Untuk mendapatkan keseluruhan data yang diinginkan pada suatu daerah dimana objek yang akan diteliti merupakan salah satu fungsi penelitian lapangan. Pengumpulan data dilapangan terdiri dari observasi, wawancara dan perekaman. 1.5.2.1 Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang berguna untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Pancaindera merupakan hal utama dalam metode observasi (Burhan Bungin, 2007:115). Dalam penelitian lapangan penulis menggunakan observasi langsung. Adapun observasi langsung ke lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan secara langsung data-data yang dibutuhkan. Penulis meneliti acara perkawinan pomparan Raja Sonak Malela yang menyajikan ende tarombo Sonak Malela.

1.5.2.2 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, selanjutnya jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan media rekam (Suhartono,1995:67). Dalam wawancara penulis melakukan wawancara berencana dimana sebelumnya telah tersedia daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Ketika mengajukan pertanyaan tersebut penulis harus menyesuaikan dengan keadaan dilapangan. Dengan kata lain pertanyaan tidak harus sesuai urutan daftar yang telah disediakan.

Teknik wawancara yang dilakukan penulis berpedoman kepada teknik yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1985:138-140) yang menyatakan


(5)

berfokus yakni pertanyaan tidak mempunyai stuktur tertentu dan selalu berpusat satu pokok permasalahan. Kedua, wawancara bebas yakni pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpusat kepada pokok permasalah akan tetapi beraneka ragam selama masih berkaitan dengan objek penelitian. Ketiga, wawancara sambil lalu yakni pertanyaan dalam hal ini diajukan kepada narasumber dan situasi yang tidak terkonsep atau tanpa persiapan. Dengan kata lain informan dijumpai secara kebetulan. Adapun teknik wawancara yang penulis gunakan adalah teknik wawancara bebas dimana teknik ini lebih fleksibel.

1.5.2.3 Perekaman

Untuk mendapatkan dokumentasi dalam pelaksanaan kegiatan ini penulis menggunakan kamera dan handycam serta gadget yang lain. Ada dua jenis perekaman yang penulis lakukan yaitu perekaman audio dan perekaman audio visual. Spesifikasi media rekam yang dipakai yaitu: kamera DSLR Nikon D5000 dan Handycam merk Sony.

1.5.3 Analisis Data di Laboratorium

Dalam menganalisis data di laboratorium dimulai dari proses pengkajian terhadap semua data-data yang telah terkumpul untuk kemudian diolah, diseksi dan disaring. Data tersebut meliputi data dari lapangan dan dari studi kepustakaan. Proses selanjutnya adalah menganalisis data.

Menurut Burhan Bungin (2007:153), terdapat dua hal yang ingin dicapai dalam menganalisis data secara kualitatif, yaitu: Pertama, menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang


(6)

tuntas terhadap proses tersebut. Kedua, menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data dan proses atau fenomena sosial tersebut.

Dengan menggunakan jenis analisis tersebut penelitian akan dijelaskan dengan cara berdasarkan data yang diperoleh. Analisis kualitatif yang penulis gunakan diharapkan mampu menguraikan tentang Kajian musik dan teks ende tarombo Sonak Malela dengan maksimal.

1.6 Lokasi Penelitian

Tempat yang dipilih menjadi lokasi penelitian adalah Wisma Taman Sari Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena Wisma ini sering digunakan dalam pelaksanaan acara-acara adat dan sudah dikenal oleh masyarakat di Kota Medan. Di wisma ini peneliti melihat dan menyaksikan serta melakukan pengamatan terhadap pelaksaan adat perkawinan pomparan Raja Sonak Malela.