ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

  

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

  Studi Kasus Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi, Klaten, Jawa Tengah

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh :

Yoana Wahyu Adventia

NIM : 011334027

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

PERSEMBAHAN

Dalam hidup ini…

Aku belajar untuk mencintai…

  

Aku belajar untuk tersenyum…

Aku belajar untuk tegar…

Aku belajar untuk bekerja keras…

Tapi, aku tak pernah belajar untuk melupakanmu…

  

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur

Kepada Bunda Maria dan Yesus Kristus

Kupersembahkan karya yang jauh dari sempurna ini untuk :

Ibuku tercinta, M.Y. Sri Suyani

  

(Happy Birthday, Mom… hanya ini yang bisa aku hadiahkan

untukmu!)

Bapakku tercinta, J. Frans Sumardi

Mbak_ku Yashinta Dewi

  

Mas_ku Henricus Pandu

Kekasih_ku Pius Andi Saputra

Teman_ku Mas Andreas

  

Motto :

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,

bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati

mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami

pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai

akhir.”

(Pengkhotbah 3 : 11)

  

Faith makes all things possible

Hope makes all things bright

Love makes all things easy

Teman-teman adalah…..

  

Malaikat yang mengangkat kita berdiri dengan

kaki kita sendiri

Ketika sayap kita lupa bagaimana caranya

terbang…

  

(Anonim)

Tuhan menjawab semua Doa kita,

Kadang jawabannya adalah YA

Kadang jawabannya adalah TIDAK

  

ABSTRAK

ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT

DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

Studi Kasus Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi,

Klaten, Jawa Tengah

  

Yoana Wahyu Adventia

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2007

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah PT. BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terkategorikan sebagai bank yang sehat berdasarkan metode CAMEL; (2) bagaimana perkembangan tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

  Penelitian ini dilaksanakan pada PT. BPR Shinta Bhakti Wedi, Jl. Raya Wedi Bayat Km.1 Wedi, Klaten. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data untuk menjawab masalah pertama dengan metode CAMEL yaitu suatu metode yang terdiri dari lima faktor yang meliputi capital adequacy ratio, asset quality, management, earning ability, dan

  

liquidity . Untuk menjawab masalah kedua menggunakan metode kuadrat terkecil

(least square).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002 sampai dengan 2006 adalah sebagai berikut: tahun 2002 terkategorikan sehat (skor = 94,094 poin); tahun 2003 terkategorikan sehat (skor = 100 poin); tahun 2004 terkategorikan sehat (skor = 98,439 poin); tahun 2005 terkategorikan sehat (skor = 97,088 poin) dan tahun 2006 terkategorikan sehat (skor 90,976 poin). (2) tidak ada perkembangan yang signifikan tingkat kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 (-t tabel = -3,182 hitung = -0,759 tabel = 3,182). ≤ t ≤ t

  

ABSTRACT

ANALYSIS OF HEALTH LEVEL’S DEVELOPMENT OF

BANK PERKREDITAN RAKYAT BY APPLYING CAMEL METHOD

  

A Case Study at PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) “Shinta Bhakti Wedi”,

Klaten, Central Java

Yoana Wahyu Adventia

Sanata Dharma University

  

Yogyakarta

2007

  The purposes of this research are to know: (1) wheather PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” is categorized as healthy bank based on CAMEL method from 2002 to 2006; (2) how well the development of the health level of PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” from 2002 till 2006.

  This research was carried out at PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi”, on Jalan Raya Wedi-Bayat Km.1 Wedi, Klaten, Central Java. The techniques of data collection were questionnaire, documentation and interview. The technique of analyzingthe the data to answer the first question was CAMEL method which consists of five factors namely capital adequacy ratio, asset quality, management, earning ability and liquidity. The technique of analyzing the data to answer the second question was least square method.

  The result of this research shows that: (1) the level health of PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” from 2002 to 2006 was categorized as a healthy bank with the following scores: 94.094 point in 2002, 100 point in 2003, 98.439 in 2004, 97.088 point in 2005, 90.976 point in 2006; (2) there isn’t any significant development of health level of PT. Bank Perkreditan Rakyat “Shinta Bhakti Wedi” from 2002 to 2006 (-t table = -3,182 counting = -0,759 table = 3,182).

  ≤ t ≤ t

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bunda Maria dan Yesus Kristus atas Limpahan Karunia dan Terang Roh Kudus-Nya, sehingga pada saat ini penulis telah menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Perkembangan

  

Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Dengan Menggunakan Metode

CAMEL”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

  gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim., M.E, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing I yang dengan penuh pengertian dan kesabaran memberikan masukan, bimbingan dan nasehatnya untuk kesempurnaan skripsi ini.

  4. Bapak S. Widanarto.P., S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

  5. Ibu Natalina Premastuti .B., S.Pd., selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberi kritik dan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini.

  6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan dalam proses perkuliahan.

  7. Pihak Sekretariat dan karyawan perpustakaan atas bantuan dan pelayanannya dari awal semester sampai studi ini selesai

  8. Bapak M. Nugraha dan Ibu Tutik yang telah memberikan ijin untuk penelitian di BPR Shinta Bhakti Wedi, Klaten dan banyak membantu dalam penelitian ini.

  9. Yang tercinta Ibuku M.Y. Sri Suyani dan Bapakku J. Frans Sumardi yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya dan selalu setia mendengarkan keluh kesahku dan tak pernah berhenti berdoa untuk aku. Ibu dan Bapak, Kalian adalah orang tua terbaik yang ada di dunia ini.

  10. Mbak Shinta dan Mas Adji yang telah mendukung dan memberikan semangat saat aku jatuh. Si kecil Mario yang memberikan kelucuan dan menghiburku.

  11. Mas Henri dan Teh Cici atas doa dan dukungannya. Tuhan Memberkati keluarga baru kalian.

  12. Paklek Murti yang telah banyak membantu dan menjadi teman cerita.

  13. Bulek Yati, Om Wiek dan Mbah Ten yang telah bersedia mengantarkan aku penelitian dan dengan sabar menunggu sampai aku selesai. Terimakasih juga untuk doanya.

  14. My Sisters and My Brothers in ‘Bangsal 13’ (Sila, Adji, Yuli, Burket, Titet,

  Dinot, Moko + Feli = Thomas, Etha, Adi ‘Palasara’, Ayu, Febri, Wulan)

  15. Penghuni Stembayo 16 (Nina ‘Kokom’, Kistik, Linda, Emi, Zebeth, Jenk

  Retno, Selitha, Miss Murni, Santi, Pipin, Dll) Makasih ya atas pengasingan menjelang pendadaran, akhirnya aku lulus juga....

  16. Eks Penghuni 16D (Mba Liyut, Cik Lili, Mba Yayuk, Laras, Agil), walaupun kalian semua jauh, kita tetap Genk Idjo yang kompak. I Miss U all....

  17. My Best Friend Christin ‘Kriyip’ Haloho atas persahabatannya sejak kita masih SD. Akhirnya kita kembali ke kampung halaman......

  18. Pius Andi Saputra, atas kasih sayang, perhatian, dukungan dan segala-galanya dan telah menjadi bagian dalam hidupku.

  19. Mas Andreas yang telah menemani hari2ku, mendukung dan memberikan semangat saat aku mengalami masa sulit dalam hidupku. Thanks.....

  20. Teman seperjuanganku Yacinta Nova dan Arum Woro, makasih ya buku doanya...!!

  21. Teman-teman PAK ’01 yang telah banyak membantu dalam studiku.

  22. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai upaya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian pada umumnya dan bagi Universitas Sanata Dharma pada khususnya.

  Penulis,

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………......... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………….….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………... iv

HALAMAN MOTTO………………………………………... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vi

ABSTRAK……………………………………………….…… vii

ABSTRACT…………………………………………………… viii

KATA PENGANTAR............................................................... ix

DAFTAR ISI …………………………………………………. xii

DAFTAR TABEL…………………………………….……… xvi

DAFTAR GRAFIK………………………………………….. xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………....

  1 B. Batasan Masalah……………………………………...

  5 C. Rumusan Masalah……………………………….........

  5 D. Tujuan Penelitian……………………………………..

  5 E. Manfaat Penelitian………………………………........

  6 BAB II LANDASAN TEORITIK A. Bank……………….………………………………….

  7

  2. Jenis-jenis Bank………………………………..

  8

  3. Peranan dan Fungsi Bank………………………

  9 B. BANK PERKREDITAN RAKYAT………………….

  9 1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat………….

  9

  2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat……………

  10

  3. Usaha Bank Perkreditan Rakyat………………

  11 C. KESEHATAN BANK………………………………..

  12 1. Pengertian Kesehatan Bank…..……………….

  12 2. Manfaat Kesehatan Bank……………………...

  13

  3. Penilaian Kesehatan bank dengan Metode CAMEL………………………………………..

  14 a. Faktor Permodalan (capital)……………….

  14 b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset)….

  15

  c. Faktor Manajemen (Management)…………

  17

  d. Faktor Rentabilitas (Earning)………………

  17 e. Faktor Likuiditas (liquidity)………………..

  18

  4. Pelaksanaan Ketentuan yang Mempengaruhi Hasil Penilaian Kesehatan Bank…………………………………..………

  20 5. Kesimpulan Penilaian………………………….

  22 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………………….…...…………...........

  23 C. Subjek dan Objek Penelitian…………….…………….

  23 D. Teknik Pengumpulan Data…………………….………

  24 E. Teknik Analisis Data………………………………….

  25 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

  A. Sejarah Berdirinya Bank Perkreditan Rakyat Shinta Bhakti Wedi……………………………………………

  35 B. Lokasi Perusahaan…………………………………….

  39 C. Struktur Organisasi…………………………………….

  39 D. Pemasaran……………………………………………...

  53 E. Personalia………………………………………………

  54 F. Pelayanan Jasa Perbankan……………………………..

  56 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian……………………………………........

  62 B. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002 sampai tahun 2006…………………..

  77

  1. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002…………………………

  77

  2. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2003…………………………

  85

  3. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2004…………………………

  94

  4. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta

  5. Perhitungan Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2006………………………… 111

  C. Analisis Tingkat Kesehatan PT BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 sampai tahun 2006…………………. 119

  D. Analisis Perkembangan Tingkat Kesehatan PT BPR Shinta Bhakti Wedi tahun 2002 Sampai Tahun 2006…………………………………………………… 128

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………. 134 B. Keterbatasan Penelitian……………………………….. 134 C. Saran…………………………………………………… 135

  138

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  139

  DAFTAR TABEL

  Wedi Tahun 2003………………………………

  67

  66

  66

  64

  63

  62

  33

  31

  30

Tabel 5.8 Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta BhaktiTabel 5.7 Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta BhaktiTabel 3.1 Penilaian Tingkat Kesehatan BPR dan Bobotnya…………………………………….....

  Wedi Tahun 2002………………………………

Tabel 5.6 Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta BhaktiTabel 5.5 Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2006…………………………………………..Tabel 5.4 Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2005…………………………………………..Tabel 5.3 Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2004…………………………………………….Tabel 5.2 Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2003…………………………………………….Tabel 5.1 Neraca PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002………………………………………….

  Kesehatan BPR…………………………………

Tabel 3.3 Contoh Tabel Nilai Bobot PerkembanganTabel 3.2 Predikat Tingkat Kesehatan BPR……………...

  68

Tabel 5.9 Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Bhakti

  Bhakti Wedi Tahun 2003………………………

  83

  76

  75

  75

  75

  74

  73

  71

  Bhakti Wedi Tahun 2005……………………

Tabel 5.19 Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta

  Bhakti Wedi Tahun 2004………………………

Tabel 5.18 Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR ShintaTabel 5.17 Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta

  Wedi Tahun 2005………………………………

  Bhakti Wedi Tahun 2002………………………

Tabel 5.16 Penilaian Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta

  dan Kelompok Tahun 2006……………………

Tabel 5.15 Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam

  dan Kelompok Tahun 2005……………………

Tabel 5.14 Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam

  dan Kelompok Tahun 2004……………………

Tabel 5.13 Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam

  dan Kelompok Tahun 2003...…………………

Tabel 5.12 Laporan Pelampauan BMPK Bagi PeminjamTabel 5.11 Laporan Pelampauan BMPK Bagi Peminjam dan Kelompok Tahun 2002…………………....

  Wedi Tahun 2006………………………………

Tabel 5.10 Laporan Laba Rugi PT. BPR Shinta Bhakti

  92 101 109 Bhakti Wedi Tahun 2006………………………

Tabel 5.21 Nilai Rasio CAR Tahun 2002 s/d 2006……… Tabel 5.22 Nilai Rasio KAP1 Tahun 2002 s/d 2006……...TAbel 5.23 Nilai Rasio KAP2 Tahun 2002 s/d 2006……….Tabel 5.24 Skor Faktor Manajemen Tahun 2002 s/d 2006...Tabel 5.25 Nilai Rasio ROA Tahun 2002 s/d 2006………Tabel 5.26 Nilai Rasio BOPO Tahun 2002 s/d 2006………Tabel 5.27 Nilai Rasio CR Tahun 2002 s/d 2006…………Tabel 5.28 Nilai Rasio LDR Tahun 2002 s/d 2006………Tabel 5.29 Tingkat Kesehatan PT. BPR Shinta Bhakti Wedi Tahun 2002 s/d 2006…………………….Tabel 5.30 Perhitungan Persamaan Trend………………… Tabel 5.31 Perhitungan Uji t……………………………….

  117 119 120 121 122 124 125 126 127 128 130 132

DAFTAR GRAFIK

Tabel 5.1 Garis Trend dengan Metode Least Square Tahun

  2002 s/d 2006………………………………….. 131

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan yang ada di Indonesia secara garis besar dapat

  dikelompokan menjadi lembaga keuangan bank atau seringkali hanya disebut bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang fungsi dan kegiatan pokoknya berbeda dengan bank, misalnya asuransi, dana pensiun, pegadaian dan lain sebagainya.

  Sedangkan bank itu sendiri terdiri dari bank umum dan bank perkreditan rakyat.

  Bank merupakan bagian dari lembaga keuangan yang memiliki beberapa fungsi antara lain fungsi intermediasi yang menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpan dana/kreditur) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam/debitur), fungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan moneter dan juga bank memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran.

  Dalam melaksanakan fungsi lembaga keuangan bank sebagai lembaga intermediasi, bank menghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana dalam bentuk rekening giro, tabungan atau deposito, sementara pihak-pihak yang kekurangan dan membutuhkan dana dapat mengajukan pinjaman atau kredit kepada bank. Pihak yang membutuhkan dan kelebihan dana tidak hanya perorangan tapi juga perusahaan dan pemerintah yang digunakan untuk

  2 mendorong pertumbuhan ekonomi. Fungsi intermediasi dapat berjalan dengan lancar dan baik apabila kedua belah pihak memiliki kepercayaan kepada bank.

  Untuk meningkatkan fungsi perbankan dan mendukung laju pertumbuhan ekonomi, pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia mengeluarkan serangkaian kebijakan yang lebih dikenal dengan deregulasi tentang berbagai ketentuan kehati-hatian perbankan. Sampai saat ini Bank Indonesia telah membuat beberapa kali perubahan deregulasi yang sesuai dengan perkembangan industri perbankan. Deregulasi yang benar-benar merubah industri perbankan adalah deregulasi tahun 1983 dan dilanjutkan tahun 1988 yang mengijinkan dibukanya bank baru dengan modal rendah, dan juga bank asing diijinkan membuka cabangnya di Indonesia dan masuk ke dalam industri perbankan Indonesia. Sejak saat itu, industri perbankan di Indonesia berkembang pesat dengan munculnya bank-bank baru dan kantor cabang baru, baik bank umum swasta nasional, bank umum persero, bank asing/campuran maupun Bank Perkreditan Rakyat. Perkembangan bank yang begitu cepat mengakibatkan persaingan antar bank menjadi ketat karena masing-masing bank melakukan segala upaya untuk bisa bersaing di bisnis perbankan. Untuk menjaga kestabilan industri perbankan maka pemerintah kembali melakukan pembenahan dengan mengeluarkan UU No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan untuk mengganti UU perbankan yang berlaku sebelumnya.

  Pada tahun 1997 dan 1998, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang mengakibatkan dunia perbankan Indonesia menghadapi masalah/kesulitan besar.

  3 dalam jumlah besar sehingga pada waktu itu nilai dolar naik secara drastis, pinjaman luar negri tersebut bila dikonversikan ke nilai rupiah menjadi sangat tinggi. Penyebab lainnya adalah pemberian kredit pada groupnya sendiri dan struktur permodalan yang lemah. Keadaan inilah yang mendorong pemerintah untuk mensahkan undang-undang yang baru yaitu UU No.10 Tahun 1998.

  Kebijakan perbankan yang dikeluarkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada dasarnya ditujukan untuk menciptakan dan memelihara kesehatan, baik secara individu maupun perbankan sebagai suatu sistem. Kondisi bank yang sehat merupakan ukuran keberhasilan dari adanya strategi dan kebijakan yang teratur dan dinilai sangat penting dalam menjaga kelangsungan usaha bank. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter (BI,2003:153). Berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

  Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia secara garis besar didasarkan pada faktor CAMEL yaitu sehimpun indikator yang berunsurkan variabel Capital, Assets, Management, Earnings dan Liquidity. Penetapan

  4 Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

  Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Shinta Bhakti Wedi sebagai salah satu BPR yang dipercaya oleh masyarakat untuk menyimpan dananya dan melakukan pinjaman untuk aktivitas pembiayaan. BPR Shinta Bhakti Wedi selalu mendapat predikat baik di mata masyarakat, hal ini terbukti dengan semakin banyak nasabah yang menggunakan jasa Perbankan dari BPR Shinta Bhakti Wedi. Ada kemungkinan BPR Shinta Bhakti Wedi tidak lagi menyandang predikat tersebut apabila manajemen bank tidak seksama menjaga kepercayaan dari masyarakat.

  Apalagi saat ini pangsa pasar untuk bank begitu terbuka lebar sehingga setiap bank manapun bebas untuk mendapatkan konsumennya. Banyaknya bank yang ada membuat konsumen dapat memilih bank mana yang akan digunakan, sehingga tingkat kesehatan bank menentukan pilihan nasabah tersebut. Oleh karena itu BPR Shinta Bhakti Wedi dituntut untuk dapat menjaga tingkat kesehatannya agar dapat selalu dipercaya oleh masyarakat dan terus bertahan.

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul ANALISIS PERKEMBANGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL. Penelitian ini merupakan studi kasus pada BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan 2006.

  5 B. Batasan Masalah Penilaian tingkat kesehatan bank biasanya menggunakan rasio rentabilitas, rasio solvabilitas dan rasio likuiditas. Dalam penelitian ini bank akan dinilai tingkat kesehatannya dengan menggunakan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat yaitu dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning,

  Liquidity ).

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Apakah BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terkategorikan sebagai bank yang sehat berdasarkan metode CAMEL?

  2. Bagaimana perkembangan tingkat kesehatan BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006?

  D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah:

  1. Untuk mengetahui apakah BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terkategorikan sebagai bank yang sehat berdasarkan

  6

  2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan tingkat kesehatan BPR Shinta Bhakti Wedi pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Bank Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan bagi pihak manajemen bank dalam mengambil keputusan untuk menjaga tingkat kesehatan BPR Shinta Bhakti Wedi.

  2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kepustakaan

  Universitas Sanata Dharma khususnya kepustakaan mengenai perbankan, dan menjadi salah satu referensi untuk penelitian di bidang kinerja bank.

  3. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan dapat mempelajari situasi dan kondisi yang sebenarnya terjadi dalam bisnis perbankan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BANK

1. Pengertian Bank

  Pengertian bank menurut UU RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah:

  Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuksimpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  Sedangkan pengertian bank menurut PSAK no.31 tahun 2000 adalah: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

  Definisi bank menurut A. Abdurrachman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan adalah suatu jenis lembaga keuangan yang mnelaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan- perusahaan dan lain-lain (Dendawijaya, 2001:25).

  Sedangkan G.M. Verryn Stuart mengatakan bahwa, bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat- lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral (Thomas Suyatno, 1991:1).

2. Jenis-jenis Bank

  Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang beraneka ragam yang diatur dalam Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998. Namun dari jenis bank yang berbeda terdapat persamaannya yaitu kegiatan pokoknya sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana. Adapun jenis perbankan yang telah diatur dalam UU Pokok Perbankan No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI No.10 Tahun 1998, terdiri dari:

  a. Bank Umum Yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  b. Bank Perkreditan Rakyat Yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

  Ditinjau dari segi kepemilikan atau siapa saja yang memiliki bank tersebut, dibedakan menjadi (Kasmir, 2005:34): a. Bank milik pemerintah

  b. Bank milik swasta nasional

  c. Bank milik koperasi

  d. Bank milik asing

  e. Bank milik campuran

3. Peranan dan Fungsi Bank

  Perkembangan bank-bank swasta yang kian pesat sejak adanya deregulasi perbankan tahun 1983 tentunya sangat diperlukan dalam rangka pembangunan ekonomi nasional. Berbagai peran aktif yang diharapkan dari bank-bank tersebut antara lain (Pudjo Muljono, 1999:2) : a. Sebagai Pengumpul Dana Masyarakat

  b. Sebagai Sumber Dana untuk Masyarakat Pengusaha

  c. Sebagai Financial Intermidiary

B. BANK PERKREDITAN RAKYAT

1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

  Menurut Undang-undang NO.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah:

  Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

  Menurut Kasmir (2005:42) kegiatan-kegiatan Bank Perkreditan Rakyat antara lain:

  a. Menghimpun dana dalam bentuk 1) Simpanan Tabungan

  Simpanan tabungan adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut ketentuan atau syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyat giro, dan/atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. 2) Simpanan Deposito

  Simpanan deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan bank yang bersangkutan.

  Deposito dapat dibedakan sebagai berikut:

  a) Deposito berjangka Deposito berjangka adalah deposito yang dibuat atas nama dan tidak dapat dipindahtangankan.

  b) Sertifikat deposito Sertifikat deposito adalah deposito yang diterbitkan atas unjuk dan dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan, serta dapat c) Deposits on call Deposits on call adalah sejenis deposito berjangka yang pengambilannya dapat dilakukan sewaktu-waktu, asalkan memberitahukan bank dua hari sebelumnya.

  b. Menyalurkan dana dalam bentuk 1) Kredit Investasi

  Kredit investasi adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membiayai pembelian barang modal (investasi).

  2) Kredit Modal Kerja Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan debitor. 3) Kredit Perdagangan

  Kredit perdagangan adalah kredit yang diberikan kepada nasabah kredit (debitur) untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Usaha Bank Perkreditan Rakyat

  Menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, usaha Bank Perkreditan Rakyat, meliputi: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang b. Memberikan kredit

  c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

  d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.

  Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat dilarang:

  a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

  b. Melakukan usaha dalam valuta asing.

  c. Melakukan penyertaan modal.

  d. Melakukan usaha perasuransian.

  e. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

C. KESEHATAN BANK

1. Pengertian Kesehatan Bank

  Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai peraturan perbankan yang berlaku (Susilo, 2000:22). Sama halnya seperti manusia, bila memiliki tubuh yang sehat maka akan meningkatkan kemampuan kerjanya dan kemampuan yang lain. Manusia untuk mengetahui kesehatannya haruslah apakah sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat harus dilakukan penilaian setiap tahun (Kasmir, 2005:47).

2. Manfaat Kesehatan Bank

  Penilaian tingkat kesehatan bank penting dilakukan mengingat kegiatan usaha bank berdasarkan kepercayaan masyarakat. Masyarakat akan cenderung menyimpan dananya pada bank yang sehat. Disamping untuk kepentingan masyarakat penilaian ini juga penting bagi pihak-pihak lain, antara lain (Pudjo Muljono, 1999:5):

  a. Nasabah, berkepentingan terhadap keamanan dananya bila ia sebagai kreditur, dan terpenuhinya kebutuhan akan dana bila ia sebagai debitur.

  b. Pemilik, berkepentingan terhadap penghasilan yang wajar atas investasi yang telah dilakukan dan untuk menilai apakah manajemen yang mengelola bank tersebut baik atau tidak.

  c. Pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia berkepentingan dalam terwujudnya sistem perbankan yang sehat.

  d. Pengurus dan karyawan yang menjalankan organisasi membutuhkan suasana dan kehidupan yang memungkinkan timbulnya motivasi dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.

  Tingkat kesehatan bank merupakan implikasi fungsi pengawasan dan pembinaan Bank Indonesia pada lembaga perbanakan yang ada, yang a. Standar bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  b. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank, baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan.

3. Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL

  Dalam rangka menjaga agar bank lebih melaksanakan prinsip kehati- hatian, maka Bank Indonesia selaku pengawas dan Pembina bank nasional telah menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat yang lebih dikenal dengan metode CAMEL (Capital,

  Assets, Management, Earnings, Liquidity). Tata cara penilaian tingkat

  kesehatan yang digunakan adalah Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

  Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat berikut ini adalah faktor-faktor yang mencakup penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat:

a. Faktor Permodalan (Capital)

  Penilaian terhadap faktor permodalan didasarkan pada rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) atau biasa disebut seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2001:122). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Modal CAR = ———————————————— x 100%

  Aktiva Tertimbang Menurut Risiko Penilaian terhadap pemenuhan Kewajiban Pemenuhan Modal

  Minimum (KPMM) ditetapkan sebagai berikut: 1) Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 8% nilai krdit ditambah 1 hingga 100. 2) Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “kurang sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dari pemenuhan KPMM sebesar 7,9% nilai kredit dikurangi 1 dengan minimum 0.

b. Faktor Kualitas Aktiva Produktif (Asset)

  Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 Tentang Tatacara Penilaian

  1) Rasio Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif.

  Besarnya nilai rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan

  KAP1 = —————————————————— x 100% Total Aktiva Produktif

  Nilai kredit rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan dihitung dengan cara sebagai berikut: (a) Untuk rasio sebesar 22,5% atau lebih diberi nilai 0, (b) Untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 22,5% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

  2) Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

  PPAP yang telah dibentuk oleh bank KAP2 = ————————————————— x 100%

  PPAP yang wajib dibentuk oleh bank Nilai kredit untuk rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut: (a) Untuk rasio sebesar 0% diberi nilai kredit, (b) Untuk setiap kenaikan 1% dimulai dari 0 nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

  c. Faktor Manajemen (Management)

  Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup 2(dua) komponen yaitu manajemen umum dan manajemen risiko dengan menggunakan daftar pertanyaan/pernyataan sebanyak 25 butir yang terdiri atas 10 pertanyaan/pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan/pernyataan manajemen risiko. Pertanyaan/pernyataan manajemen umum mencakup strategi/sasaran, struktur, sistem,dan kepemimpinan Bank Perkreditan Rakyat. Sedangkan manajemen risiko mencakup risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum, serta risiko pemilik dan pengurus. Skala penilaian untuk setiap pertanyaan/pernyataan ditetapkan antara 0 sampai 4 dengan kriteria: 1) Nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah, 2) Nilai 1, 2 dan 3 mencerminkan kondisi antara, 3) Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik.

  d. Faktor Rentabilitas (Earning)

  Penilaian terhadap faktor rentabilitas didasarkan pada 2(dua) rasio, yaitu: 1) Rasio jumlah laba sebelum pajak 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam periode yang sama.

  Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Laba Sebelum Pajak 12 bln terakhir

  Cara perhitungan nilai kredit dari rasio ini dilakukan sebagai berikut: a) Untuk rasio sebesar 0% atau negatif diberi nilai kredit 0.

  b) Untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum100.

  2) Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap pendapatan operasional dalam periode yang sama.

  Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Beban Operasional 12 bln Terakhir

  BOPO = ———————————————————— x 100% Jumlah Pendapatan Operasional 12 bln Terakhir