KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KOTA RUTENG KABUPATEN

  

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN

SEPEDA MOTOR DI KOTA RUTENG KABUPATEN MANGGARAI,

NUSA TENGGARA TIMUR

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  

Oleh :

ANDREAS SUTARNO

NIM : 991334014

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  MOTTO Jangan pernah dalam menjalani hidup, Kita harus punya keberanian dalam menghadapi tantangan, Berjuang dengan semangat yang tingi dan tekun

Maka kita bisa berhasil meraih yang terbaik dalam hidup kita.

Percayalah!!! Kunci sukses adalah kegigihan memperbaiki diri Dan kesungguhan untuk mempersembahkan yang terbaik Dari hidup ini.

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hamba adalah makhluk yang lemah Di hadapan – Mu. Tidak ada daya dan upaya Yang hamba lakukan kecuali Atas kuasa dan kehendak – Mu Hamba hadapkan wajah hamba Kehadirat – Mu yang Agung Berupa pengabdian dan syukur atas Segala nikmat yang telah Engkau berikan Sungkem pada Ibu yang telah melahirkan Hamba dan Telah mengasihi dari dalam kandungan hingga dewasa Dan Bapak dengan cintanya memberikan Setetes air kesucian di haribaan Ibu Dengannya Tuhan menciptakan hamba

  Skripsi ini kupersembahkan pada : Universitas Sanata Dharma Jesus dan Bunda Maria Bapak dan Ibu yang terkasih

  Kakak dan adikku Sahabat-sahabatku Almamaterku

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 13 April 2007 Penulis

  Andreas Sutarno

  

ABSTRAK

Analisis Sikap Konsumen

Terhadap Penjualan Sepeda Motor Di Kota Ruteng

Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur

  Andreas Sutarno Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2007

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik konsumen sepeda motor di kota Ruteng, (2) sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor di kota Ruteng.

  Penelitian dilakukan dengan menggunakan 150 orang responden yang diambil secara accidental sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah dokumentasi dan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitasnya menggunakan metode product moment dan pengujian reliabilitasnya menggunakan metode alpha-cronbach. Sedangkan teknik analisis datanya berupa analisis deskripsi.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik konsumen sepeda motor di kota Ruteng adalah sebagian besar laki-laki (95,33%), usia 36 tahun sampai dengan 45 tahun (32,67%), tingkat pendidikan perguruan tinggi (72,67%), profesi/pekerjaan sebagai pegawai (36,67%) dan penghasilan perbulan sebesar antara Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 2.000.000,- (48,00%). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor menunjukkan sikap positif. Hal ini dapat dilihat dari prosentase sikap dari keseluruhan aspek yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif yang menunjukkan dari 150 orang responden 122 orang responden (81,33%) mempunyai sikap positif, sedangkan 28 orang responden lainnya (18,67%) mempunyai sikap negatif.

  ABSTRACT AN ANALYSIS OF CONSUMERS’ ATTITUES TOWARDS

  MOTORCYCLE SALES IN RUTENG, MANGGARAI REGENCY, EAST NUSA TENGGARA PROVINCE

  Andreas Sutarno Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2007

  This research aims to know: (1) the characteristics of the consumers of motorcycles in Ruteng and (2) the consumers’ attitudes towards the sales of motorcycles in Ruteng.

  This research was conducted in Ruteng, the Capital of Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province, with 150 respondents who were chosen whith accidental sampling method. The instruments used to gather the data for this research are documentation and questionnaires the validity and reliability of which have been tested. The validity was tested by using product moment method, while the reliability was tested by applying alpha-cronbach method. The technique of analyzing the data is description analysis technique.

  The result of this research demontrates that the characteristics of the consumers of motorcycles in Ruteng are that most of the consumers are males (95.33%), between 36 up to 45 years of age (32.67%), education level of higher education (72.67%), with the profession civil servants or employees (36.67%), and monthly income between 1,000,000.00 and 2,000,000.00 rupiah (48.00%). Based on the analysis result, it can be concluded that the consumers of motorcycles in Ruteng show positive attitudes towards the sales of motorcycles in the town. This can be seen from the attitudes percentage of the whole aspect which includes the cognitive aspect, affective aspect, and conative aspect which indicate that of 150 respondents, 122 respondents (81.33%) have positive attitudes, while the other 28 respondents (18.67%) have negative attitudes.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Pengasih atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Sikap Konsumen Terhadap Penjualan Sepeda Motor di Kota Ruteng Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur”.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak S.Widanarto P., S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah memberikan petunjuk, pengarahan, serta bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu selama menuntut ilmu di Sanata Dharma hingga selesai.

  6. Mas Silvester, Romo Fredy, yang telah meluangkan waktu untuk pencarian data dari tempat penelitian selama proses penelitian ini.

  7. Jefri, mas Ndoko, mas Yudi, dan temen-temen dekat di kampong yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta memberikan masukan-masukan yang berguna bagiku.

  8. Keluargaku, teman-teman dari alumni SMP 7, dan teman-teman dari BISON TEAM yang selalu memberikan dukungan dalam bentuk materiil maupun imateriil selama kuliah hingga terselesainya skripsi ini.

  9. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran serta usulan demi perbaikan skripsi ini.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

  Yogyakarta, April 2007 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI................................................................................................ xi DAFTAR TABEL........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................

  1 B. Rumusan Masalah ................................................................

  5 C. Tujuan Penelitian...................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian ................................................................

  6 E. Sistematika Penulisan ............................................................

  8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Teoritik ...................................................................

  10 1. Identifikasi Sikap.............................................................

  10 2. Teori Sikap yang Relevan................................................

  15 3. Sikap Konsumen..............................................................

  20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................

  29 B. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................

  29 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................

  30 D. Populasi dan Sampel ..............................................................

  30 E. Variabel Penelitian .................................................................

  31

  F. Uji Instrumen Penelitian.........................................................

  43

  67 LAMPIRAN ................................................................................................

  65 C. Saran....................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

  A. Kesimpulan............................................................................. 64 B. Keterbatasan Penelitian ..........................................................

  60 BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

  58 2. Sikap Konsumen Terhadap Penjualan Sepeda Motor ......

  58 1. Karakteristik Konsumen ...................................................

  48 D. Pembahasan ...........................................................................

  45 2. Sikap Konsumen Terhadap Penjualan Sepeda Motor ......

  45 1. Karakteristik Konsumen...................................................

  44 C. Analisis Data ..........................................................................

  3. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor ............

  2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Kesenangan Terhadap Sepeda Motor ...................................................

  31 G. Pemabatasan Istilah ................................................................

  42

  1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penilaian Terhadap Fungsi Sepeda Motor.......................................

  41

  41 B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ...................................

  40 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ........................................................................

  38 C. Penduduk dan Sosial Kota Ruteng .........................................

  38 B. Letak dan Keadaan Kota Ruteng............................................

  36 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Kota Ruteng...............................................................

  34 J. Teknik Analisis Data ..............................................................

  34 I. Teknik Pengumpulan Data .....................................................

  33 H. Data Yang Dicari....................................................................

  68

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner .....................................................................

  35 Tabel

  2 Koefisien Validitas kuesioner Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor ..............................................................................

  43 Tabel 3 Koefisien Validitas kuesioner Kesenangan terhadap Sepeda Motor........................................................................................... 44

  Tabel 4 Koefisien Validitas kuesioner Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor ............................................................

  44 Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................

  45 Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................................

  46 Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal ......................................................................................... 46 Tabel 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi/Pekerjaan...........

  47 Tabel 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan....................

  48 Tabel 10 Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Kognitif : Penilaian terhadap Fungsi Sepeda Motor........

  50 Tabel 11 Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Afektif : Kesenangan terhadap Sepeda Motor .................

  51 Tabel 12 Sikap Konsumen terhadap Penjualan Sepeda Motor dari Aspek Konatif : Keputusan Melakukan Pembelian Sepeda Motor........................................................................................... 53 Tabel 13 Prosentase Sikap Kognitif ...........................................................

  55 Tabel 14 Prosentase Sikap Afektif .............................................................

  56 Tabel 15 Prosentase Sikap Konatif ............................................................

  57 Tabel 16 Prosentase Sikap keseluruhan Aspek ..........................................

  58

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 3 Distributsi Skor Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

  1 Berdasarkan pengalaman seorang responden (identitasnya terlampir)

  bahwa kota Ruteng yang menjadi ibu kota Kabupaten Manggarai di Propinsi Nusa Tenggara Timur tentu berbeda dengan kota Yogyakarta. Jika pada masa lampau Yogyakarta pernah dijuluki sebagai kota sepeda (kota yang sebagian besar penduduknya bersepeda untuk memperlancar aktivitas sehari-hari) maka kota Ruteng hingga akhir dekade 1980-an masih dikenal sebagai kota pejalan kaki.

  Lebih lanjut dijelaskan oleh responden pertama tersebut dan diperkuat

  2

  oleh responden kedua (identitasnya terlampir) bahwa pada tahun 1989 sarana transportasi seperti sepeda genjot dan sepeda motor maupun bemo hampir tidak ada di Ruteng. Karena itu, pada masa itu sebagian besar penduduk kota kecil tersebut masih berjalan kaki. Sepeda motor masih dianggap sebagai barang mewah oleh masyarakat pada umumnya, artinya orang yang bersepeda motor pada masa itu dipandang sebagai orang berduit.

  3 Menurut responden yang ketiga (identitasnya terlampir) bahwa

  kondisi sarana transportasi di Ruteng sekarang (pada akhir tahun 2005) berbeda dengan kondisi 15 tahun silam. Seiring dengan membaiknya kondisi prasarana (jalan raya) di dalam kota Ruteng maupun jalan raya ke kecamatan di wilayah Kabupaten Manggarai, sekarang ini sarana transportasi dalam kota yang berupa bemo dan sepeda motor memadati jalan raya.

  Masih menurut responden yang ketiga itu bahwa perubahan yang menarik sehubungan dengan sepeda motor adalah pemilik roda dua itu “tampaknya” bertambah dari tahun ke tahun. Dikatakan “tampaknya” karena belum dilakukan kegiatan survei secara cermat. Sekadar indikasi soal tambahan itu dijelaskan lebih lanjut oleh responden ketiga selaku orang dari luar Manggarai seperti dalam kutipan di bawah ini.

  “Pertama kali saya tinggal di kota Ruteng tahun 1999, menurut pengamatan saya, kendaraan roda dua belum terlalu memadati jalan raya di kota Ruteng. Kurang lebih dua tahun kemudian, seiring dengan dibukanya beberapa dealer resmi sepeda motor di Ruteng, pengendara sepeda motor tampak hiruk-pikuk memadati jalan raya. Tukang ojek pun muncul satu demi satu hingga jumlahnya tak terhitung lagi belakangan ini.”

  Sejalan dengan itu, peminat masalah sosial-budaya Manggarai (Barung dan Tote, 2002) berpandangan bahwa pola pikir atau cara pandang orang Manggarai terhadap barang yang disebut sepeda motor itu sudah mengalami perubahan, artinya sepeda motor tidak lagi dianggap sebagai barang mewah yang menebalkan harga diri (prestige) dalam rangka tampil gaya (performance) di depan orang lain (khususnya di depan orang khusus). Akan tetapi, menurut Barung dan Tote (2002), pemilikan sepeda motor sudah dianggap sebagai pemenuhan kebutuhan pokok, sepeda motor merupakan barang kebutuhan pokok. Hal ini terbukti bahwa sepeda motor tidak hanya dipakai sebagai alat transportasi, tetapi juga digunakan sebagai sarana dagang. Tradisi jual ikan dengan cara lémba (menggandar) yang mengandalkan tenaga manusia, misalnya, mulai bergeser dengan cara muat yang mengandalkan sepeda motor sebagai sarana pengangkut (Barung dan Tote, 2003).

  3

  4 Selain itu, menurut responden keempat (identitasnya terlampir)

  5

  yang diperkuat responden lainnya bahwa tiga tahun belakangan ini sepeda motor diojekkan oleh sebagian penduduk kota maupun desa. Dalam hal ini ojek menjadi salah satu pilihan sarana transportasi di Kabupaten Manggarai dan tukang ojek menjadi pilihan profesi oleh kaum muda yang kesulitan mencari lapangan kerja.

  Bagi penulis skripsi ini, salah satu hal menarik dari informasi tersebut ialah soal kecenderungan sikap masyarakat Manggarai di Nusa Tenggara Timur untuk meninggalkan kebiasaan lama seperti berjalan kaki pergi-pulang ke/dari suatu tempat atau kebiasaan berjualan dengan cara memikul/menggandar. Dari beberapa responden lain pun diketahui bahwa sekarang masyarakat Manggarai umumnya cenderung memilih menggunakan kendaraan entah naik kendaraan umum, naik sepeda motor pribadi, atau naik ojek. Jika kecenderungan terakhir ini menjadi pilihan sikap hidup modern, sudah tentu warga masyarakat Manggarai sebagaimana masyarakat lainnya di Indonesia cenderung membeli sepeda motor pada masa mendatang.

  Persoalannya sekarang, di satu pihak harga jual sepeda motor baru di kota Ruteng (ibu kota Kabupaten Manggarai di NTT) cukup tinggi, sementara di pihak lain kondisi ekonomi masyarakat yang umumnya agraris kurang memungkinkan untuk membeli sepeda motor secara kontan. Jika benar demikian, mengapa pemilik/pengendara sepeda motor cenderung bertambah dari tahun ke tahun belakangan ini? Secara asumtif pertanyaan ini dapat dijawab bahwa tampaknya penjualan dengan sistem kredit memberikan peluang kepada konsumen untuk membeli sepeda motor karena uang muka yang relatif murah atau cicilan kredit yang ringan setiap bulan.

  Dengan demikian, persoalan yang perlu dicari jawabannya dalam penelitian ini terkait pada soal sikap konsumen dalam lingkup Kabupaten Manggarai terhadap penjualan sepeda motor di kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai. Nusa Tenggara Timur. Secara sempit dalam Kamus

  

Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 2002) sikap diartikan sebagai

  perbuatan atau tindakan yang berdasarkan pendirian (pendapat atau keyakinan). Tindakan dalam hal ini merupakan tindakan konsumen atau pembeli untuk membeli sepeda motor yang dijual secara kredit oleh perusahaan. Pembeli yang dimaksud ialah orang Manggarai (penduduk asli) atau orang di Manggarai (pendatang) yang tinggal di Ruteng. Sementara itu, dalam kamus yang sama (ibid) kredit diartikan sebagai cara menjual barang dengan pembayaran tidak secara tunai (pembayaran ditangguhkan atau diangsur).

  Beberapa alasan ketertarikan penulis untuk meneliti sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor adalah sebagai berikut. Pertama, beberapa dealer sepeda motor di Ruteng masih tergolong baru dibuka pada tahun 2000-an. Misalnya, Dealer Honda dibuka pada tahun 2003. Menurut informasi awal dalam pertemuan di Yogyakarta dengan seorang responden yang keempat bahwa pengendara sepeda motor di Ruteng bertambah banyak seiring dengan adanya Dealer Honda yang memungkinkan konsumen melakukan kredit sepeda motor. Berdasarkan informasi ini penulis beranggapan bahwa mungkin kegiatan iklan pihak dealer cukup gencar disertai dengan pelayanan karyawan dan/atau teknisi-mekanik di bengkel. Benarkah anggapan tersebut? Inilah salah satu pertanyaan yang mendorong penelitian ini.

  Kedua, sejauh yang diketahui dari responden dan sumber kepustakaan bahwa penelitian mengenai sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor secara kredit di Ruteng belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, terutama peneliti pemula (mahasiswa) dari Jawa (Yogyakarta). Selama ini mahasiswa cenderung melakukan penelitian pada perusahaan yang ada di Jawa atau di kota besar. Yang paling penting bagi penulis bahwa dengan penelitian sederhana ini semakin terbuka wawasan tentang masyarakat luar Jawa (di kota kecil) dan adanya perluasan wawasan mengenai dunia bisnis yang bisa dikembangkan pada masa mendatang. Di pihak lain jelas bahwa melalui konstribusi penelitian ini terungkap minat konsumen di kota kecil seperti Ruteng dalam hal membeli sepeda motor. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar kebijakan untuk mengembangkan usaha penjualan sepeda motor di kota-kota kecil di Indonesia Timur.

B. Rumusan/Pembatasan Masalah

  Sejalan dengan uraian yang melatarbelakangi penelitian ini, masalah yang menarik perhatian penulis untuk dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimana karakteristik konsumen sepeda motor di kota Ruteng?

  2. Bagaimana sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor di Ruteng?

  C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

  1. Mendeskripsikan karakteristik konsumen sepeda motor di Ruteng.

  2. Menguraikan sikap konsumen terhadap penjualan sepeda motor di Ruteng.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil yang diharapkan ialah teruraikannya sikap konsumen di kota Ruteng terhadap penjualan sepeda motor secara kredit. Uraian yang tampil berupa skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi pihak terkait: perusahaan, pemerintah daerah, universitas, masyarakat, rekan sebidang, dan penulis.

  1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan atau sumber informasi bagi dealer Honda di kota Ruteng. Dengan informasi ini pihak perusahaan diharapkan untuk menyusun kebijakan penjualan secara kredit atau tunai. Untuk pihak pemasaran, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk merencanakan dan menetapkan strategi pemasaran yang efisien dan efektif.

  2. Bagi Pemerintah Daerah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai minat atau daya beli masyarakat Manggarai (Ruteng) yang meningkat dari tahun ke tahun. Minat tersebut perlu didukung dengan prasarana

  5

  (jalan raya) yang memadai. Jalan raya yang buruk bisa saja melemahkan motivasi rakyat Manggarai untuk membeli sepeda motor.

  Jika hal benar terjadi, pihak perusahaan enggan mengembangkan usahanya pada masa mendatang. Mudah-mudahan informasi penelitian ini turut merangsang pemerintah daerah untuk memprioritaskan pembangunan jalan raya.

  3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan bahan koleksi Perpustakaan Universitas Sanata Dharma. Dengan demikian, mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS umumnya dan Program Studi Pendidikan Akuntansi khususnya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan bacaan/referensi.

  4. Bagi Kajian Ilmu Bagi kajian ilmu yang terkait dengan penelitian ini, misalnya manajemen pemasaran dapat mengembangkan penelitian lanjutan dari penelitian ini atau merancang penelitian yang lainnya (penelitian baru) yang lebih komprehensif.

  5. Bagi Masyarakat Dengan membaca hasil penelitian ini masyarakat Ruteng khususnya semakin mengubah pandangan bahwa orang yang memiliki motor belum tentu orang kaya. Sepeda motor yang dikendarai seseorang (pemuda) belum tentu barang milik pribadi, tetapi sepeda motor pinjaman. Jika sepeda motor dipandang sebagai barang kebutuhan (barang modal), keputusan membelinya harus cermat. Jangan sampai jual sebidang tanah untuk membayarkan uang muka kredit.

  6. Bagi Penulis Penulis tidak hanya mengetahui pandangan masyarakat Manggarai di NTT terhadap sepeda motor, tetapi juga mengetahui kecenderungan peluang kredit sepeda motor pada masa mendatang. Dengan penelitian ini pula penulis tidak hanya “tahu teori” mengenai sikap konsumen, tetapi tahu juga kenyataan sikap konsumen terhadap kegiatan kredit di lapangan (dalam masyarakat Ruteng di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur).

E. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II Landasan Teori Berisi Uraian teoritis dan hasil studi pustaka yang digunakan sebagai dasar dan penuntun diadakannya penelitian ini.

  BAB III Metode Penelitian Bab ini membahas dan menjelaskan jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel pengukuran, pembatasan istilah, data yang dicari dan teknik pengumpulan data.

  BAB IV Gambaran Umum kota Ruteng Bab ini membahas mengenai sejarah, letak dan keadaan, penduduk dan sosial di kota Ruteng, kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. BAB

  V Meliputi uraian deskripsi data, uji validitas dan reliabilitas kuesioner, analisis data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.

  BAB VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian Bab ini berisikan kesimpulan yang diambil penulis dari penelitian dan saran-saran, serta keterbatasan penelitian yang dilakukannya.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. TINJAUAN TEORITIK

1. Identifikasi Sikap

  Sebelum mengkaji sikap konsumen, penulis mengidentifikasikan sikap dalam rangka mengetahui/mengenali beberapa hal: arti/pengertian sikap, karakteristik atau sifat sikap, komponen sikap, fungsi sikap, dan pembentukan sikap. Setiap hal tersebut dijelaskan secara singkat berikut ini.

a. Pengertian Sikap

  Menurut Engel dkk. (1994: 53), sikap didefinisikan sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh untuk memungkinkan seseorang merespons dengan cara yang menguntungkan atau merugikan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan.

  Dalam batasan ini terkandung arti bahwa seseorang menilai suatu objek. Jika objek yang dimaksudkan ialah sepeda motor maka orang menilai sepeda motor tersebut sebelum membelinya. Dalam hal ini tindakan menilai merupakan tindakan mempertimbangkan yang tidak hanya menyangkut aspek mutu sepeda motor, tetapi juga pertimbangan konsumen mengenai aspek kebutuhan akan sepeda motor.

  Sementara itu, Loudon dan Bitta (dalam Sunaryo dan Soeprihanto, 1995 : 433) mengartikan sikap sebagai cara bagaimana

  10 merasakan suatu objek sebagai sesuatu yang positif atau negatif, sesuatu yang menguntungkan atau merugikan, atau sesuatu yang menimbulkan pro atau kontra. Dalam definisi ini ditekankan soal cara atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pemenuhan kebutuhan.

  Cara memenuhi kebutuhan untuk membeli sepeda motor, misalnya, hampir selalu berdasarkan pertimbangan tertentu. Dengan perkataan lain, seorang konsumen yang memberikan sikap terhadap (penjualan) sepeda motor tentu ada dasarnya yaitu pandangan konsumen tersebut mengenai sepeda motor. Pandangan atau pendapat seseorang mengenai suatu objek (sepeda motor) biasanya diperoleh dari proses belajar melalui pengamatan langsung maupun pengalaman tidak langsung.

b. Karakteristik atau Sifat Sikap

  Karakteristik sikap tidak hanya berkaitan dengan adanya pendapat atau asumsi dasar, tetapi juga ada arah dan intensitasnya (cf.

  Loundon dan Bitta, 1988: 14). Arah yang dimaksudkan ialah penilaian seseorang itu positif atau negatif (sesuatu itu menguntungkan atau tidak, suka atau tidak, butuh atau tidak butuh). Intensitas yang dimaksudkan ialah soal adanya keyakinan atau kepercayaan seseorang terhadap objek seperti sepeda motor. Dalam hal ini intensitas bisa berkaitan dengan percaya, sangat percaya, tidak percaya.

  Sifat yang terpenting dari sikap adalah kepercayaan dalam memegang sikap tersebut. Beberapa sikap mungkin dipegang dengan keyakinan kuat, namun ada kalanya sikap dipegang dengan keyakinan yang minim. Memahami tingkat kepercayaan yang dihubungkan dengan sikap adalah penting karena: 1) Dapat mempengaruhi kekuatan yang dihubungkan di antara sikap dan perilaku. Sikap yang dipegang dengan penuh kepercayaan biasanya akan jauh lebih baik untuk membimbing perilaku. Bila kepercayaan konsumen rendah mungkin tidak merasa nyaman dengan bertindak berdasarkan sikap yang sudah ada. Sebagai gantinya, mereka mungkin mencari informasi tambahan sebelum meningkatkan diri mereka. 2) Kepercayaan dapat mempengaruhi sikap terhadap perubahan.

  Sikap menjadi lebih resisten terhadap perubahan bila dipegang dengan kepercayaan yang lebih besar.

c. Komponen Sikap

  Menurut Assael (1995 : 267-269), ada tiga komponen sikap yang saling berhubungan: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan konatif (conative). Komponen kognitif berisi tentang pengetahuan seseorang terhadap objek atau fenomena. Komponen ini merupakan sumber informasi tentang pangsa pasar, ciri-ciri produk, penetapan harga, dan ketersediaan produk.

  Komponen affective ditunjukkan dengan adanya perasaan emosional yaitu baik dan buruk. Respons affective mengarah pada preferensi dan kesenangan terhadap suatu objek.

  Komponen conative menunjukkan bagaimana perilaku seseorang dalam menanggapi keseluruhan terhadap objek. Asumsi dasar bahwa kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Respon conative mengacu pada perilaku pembeli yang berupa “niat untuk membeli” dan “membeli”.

  

Ketiga komponen tersebut bersifat saling mempengaruhi. Jika salah satu komponen ini berubah maka yang

lain akan terpengaruh. Sifatnya konsisten dan masing-masing komponen mempunyai perwujudan

tersendiri dan membentuk suatu sikap keseluruhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diterima.

d. Fungsi Sikap

  Menurut Assael (1995: 275-278) sikap mempunyai fungsi yang satu satu dengan lainnya saling berkaitan. Beberapa fungsi sikap dapat dijelaskan secara singkat berikut ini. 1) Fungsi Penyesuaian

  a) Fungsi ini mengarahkan orang untuk menyukai atau menghargai objek terlepas dari rasa menyukai atau tidak menyukai produk tersebut.

  b) Fungsi ini membantu konsumen untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

  c) Sikap konsumen bergantung pada besarnya tingkat persepsi konsumen terhadap suatu pemasaran.

2) Fungsi Ego-defensif (Pertahanan Ego)

  a) Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri dari ancaman.

  b) Kenyataan bahwa banyak ekspresi sikap yang keluar merefleksikan kebalikan-kebalikan dari apa yang dipersepsikan orang terhadap dirinya. 3) Fungsi Ekspresi Nilai a) Konsumen mengambil sikap tertentu dalam usaha untuk menterjemahkan nilai-nilai mereka ke suatu yang lebih nyata dan lebih mudah.

  b) Pemasar seharusnya memahami nilai-nilai dari konsumen yang ingin diekspresikan dan mendesain produk sesuai dengan nilai- nilai itu. 4) Fungsi Pengetahuan

  a) Manusia mempunyai kebutuhan dan lingkungan yang teratur sehingga mereka mencari konsistensi, definisi, stabilisasi dan pemahaman.

  b) Kebutuhan akan pengetahuan pada apa yang kita butuhkan diketahui.

e. Pembentukan Sikap

  Menurut Angel (1994: 340), sikap terbentuk berdasarkan dua peranan pengalaman sebagai berikut.

  1) Peranan pengalaman langsung

  Sikap seringkali terbentuk sebagai hasil kontak langsung dengan objek. Karakteristik penting dari sikap yang didasarkan pada pengalaman langsung adalah sikap yang biasanya dianut dengan kepercayaan yang lebih besar. Konsisten dengan hal tersebut, hasil penelitian memperlihatkan bahwa konsumen memiliki keyakinan yang jauh lebih kuat mengenai sikap terhadap produk bila didasarkan pada pemakaian produk aktual dibandingkan bila didasarkan pada iklan saja.

  2) Peranan pengalaman tidak langsung

  Sikap dapat dibentuk tanpa adanya pengalaman aktual dengan suatu objek. Sebagai

contoh, banyak orang tidak pernah mengendarai BMW atau pergi berlibur ke Hongkong, tetapi

mereka tetap mendukung mobil dan tempat berlibur tersebut. Begitu pula sikap terhadap produk terbentuk bahkan bila pengalaman konsumen dengan produk yang bersangkutan terbatas pada apa yang mereka lihat di iklan-iklan.

2. Teori Sikap yang Relevan

  Sehubungan dengan itu, banyak teori sikap yang dikemukakan para ahli. Beberapa di antaranya ialah teori keseimbangan, teori disonansi kognitif, teori kosistensi afektif-kognitif Rosenberg, teori fungsional Katz.

  a. Teori Keseimbangan Heider Teori keseimbangan (balance theory) yang dikemukakan oleh Fritz

  Heider (Mann, 1969 ; Second & Backman, 1964 ; Fishbein & Ajzein, 1975 ; Feldman, 1985) merupakan formulasi yang paling awal dan sederhana dari prinsip konsistensi yang dianut dalam teori organisasi sikap. Teori ini timbul dari Heider pada faktor-faktor yang mempengaruhi atribusi kausal suatu peristiwa terhadap diri seseorang.

  Keadaan keseimbangan atau ketidakseimbangan selalu melibatkan tiga unsur yaitu individu, orang lain, dan obyek sikap.

  Pengertian keadaan seimbang atau keadaan menunjuk kepada suatu situasi dimana hubungan di antara unsur-unsur yang ada berjalan harmonis sehingga tidak terdapat tekanan untuk mengubah keadaan.

  Apabila hubungan unsur-unsur berada dalam ketidakseimbangan maka akan timbul suatu kekuatan yang mendorong pengembalian keseimbangan. Bila perubahan yang mengarah kepada pengembalian keseimbangan itu tidak tercapai maka akan terjadi ketegangan, sedangkan bila perubahannya mungkin terjadi maka hal itu terjadi pada karakter dinamisnya, yaitu sikap individu atau orang lain, dan dapat pula terjadi pada fungsi hubungan diantara unsur-unsur yang bersangkutan. Dengan demikian, prinsip keseimbangan Heider dapat dirumuskan sebagai berikut.

  1) Di antara dua unsur, suatu keadaan seimbang akan terjadi apabila hubungan di antara keduanya adalah positif (atau negatif) dari semua segi yaitu sesuai dengan arti suka dan sebab akibat. 2) Diantara tiga unsur, suatu keadaan seimbang akan terjadi apabila dua diantaranya negatif dan satu positif (Heider,1958 dalam Fishbein &

  Ajzein,1975 ; Saifuddin,1988)

  b. Teori Keseimbangan Osgood dan Tannenbaum Pokok prinsip kesesuaian (congruity principle) yang dirumuskan oleh Osgod dan Tannenbuan (1995) berintikan bahwa unsur-unsur kognitif mempunyai valensi positif atau valensi negatif dalam berbagai intensitas, atau mempunyai valensi nol, atau bila dua diantaranya bervalensi negatif dengan intensitas yang sama (Secord & Backmann, 1964; Fishbein &Ajzein, 1975 dalam Azwar 1988).

  Secara lebih teknis terkandung dalam prinsip tersebut bahwa apabila dua stimulus dipertemukan maka karakteristik reaksi dari stimulus yang satu akan bergeser ke arah penyesuaian dengan karakteristik stimulus yang lain, sedangkan besarnya pergeseran itu berbanding terbalik secara proporsional terhadap intensitas reaksi interaksi yang terjadi (Osgtood,suci,&Tannenbaun 1975 dalam Azwar 1988).

  c. Teori Disonansi Kognitif Festinger

  Di antara banyak teori mengenai organisasi sikap yang didasarkan pada prinsip konsistensi, teori disonansi kognitif (Cognitive Dissonance) yang dikemukakan oleh Leon Festinger (1975) banyak mendapat perhatian dari para ahli psikologi sosial.

  Disonansi kognitif hanya dapat terjadi pada unsur-unsur kognitif yang relevan tapi tidak konsisten satu sama lain akan menimbulkan disonansi. Lawan dari disonansi adalah konsonansi. Sebagaimana disonansi, konsonansi kognitif juga hanya terjadi pada unsur-unsur kognitif yang relevan.

  d. Teori Kosistensi Afektif-Kognitif Rosenberg Rosenberg memadang pengertian komponen sikap tidak saja sebagai apa yang diketahui mengenai objek sikap akan tetapi mencakup pula apa yang dipercayai mengenai hubungan antara objek sikap itu dengan nilai –nilai penting lainnya dalanm diri individu. Pandangan ini sendiri merupakan perluasan dari konsepsinya mengenai sikap terdahulu (Rosenberg, 1960,1965, dalam Fishbein dan Azjein,1975 dalam Azwar 1988).

  Pusat perhatian utama Rosenberg dengan teorinya ini adalah konsepsinya mengenai apa yang terjadi dalam diri individu sewaktu terjhadi perubahan sikap. Hipotesis utamanya adalah bahwa hakikat dan kekuatan perasaan terhadap suatu objek sikap berkorelasi dengan pengertian mengenai objek tersebut. Dikatakan bahwa afek positif yang kuat terhadap suatu objek tentu berkaitan dengan keyakinan bahwa positif itu akan membawa kepada tercapainya sejumlah nilai yang penting sedangkan afek negatif tentu berkaitan dengan keyakinan bahwa negatif itu akan menjadi hambatan dalam mencapai sejumlah nilai-nilai yang penting pula.

  e. Teori Fungsional Katz ( Azwar, 1988 : 40 ) Menurut teori yang dikemukakan Katz bahwa untuk memahami bagaimana sikap menerima dan menolak perubahan haruslah berangkat dari dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa yang dimaksudkan oleh Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi individu yang bersangkutan. Ada empat macam fungsi sikap bagi manusia sebagaimana dijelaskan berikut.

  1) Fungsi Instrumental, Fungsi Penyesuaian, atau Fungsi Manfaat Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha memaksimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap terhadap hal-hal yang dirasakannya akan merugikan dirinya. 2) Fungsi Pertahanan Ego

  Sewaktu individu mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sikapnya dapat berfungsi mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan. 3) Fungsi Pernyataan Nilai

  Nilai adalah dasar mengenai apa yamg dipandang sebagai baik dan diinginkan. Nilai-nilai merupakan preferensi mengenai keadaanakhir tertentu seperti persamaan, kemerdekaan dan hak asasi, dan lain-lain. 4) Fungsi Pengetahuan

  Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, mencari penalaran, dan untuk mengkoordinasikan pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu kosistensi. Jadi, sikap berfungsi sebagai suatu skema yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk malakukan evaluasi terhadap fenomena luar yang ada dan mengorganisasikannya.

3. Sikap Konsumen a.

   Siapa Bersikap

  Yang bersikap dalam penelitian ini disebut konsumen (pembeli) dan produsen (penjual), namun yang diteliti hanya sikap konsumen.

  Konsumen yang dimaksudkan ialah pembeli dan/atau pemakai sepeda motor. Konsumen sebagai pembeli adalah orang Manggarai di Ruteng

  (Nusa Tenggara Timur) yang membeli/memiliki sekaligus memakai sepeda motor. Konsumen sebagai pemakai adalah orang Manggarai di Ruteng yang tidak membeli sepeda motor tetapi memakai sepeda motor yang disewa atau dipinjam dari orang lain.

  Konsumen baik sebagai pembeli maupun pemakai sepeda motor dapat diidentifikasi sebagai berikut : (a) bisa laki-laki dan bisa juga perempuan yang berumur tertentu (laki-laki maupun perempuan yang umurnya masih anak-anak tidak diperkenankan untuk memakai/mengendarai sepeda motor), (b) berpendidikan, (c) memiliki profesi/pekerjaan, dan (d) memiliki penghasilan.

b. Isi Sikap yang Mendasar Ada dua sikap yang mendasar yaitu sikap positif dan sikap negatif.

  Sikap positif ialah sikap konsumen untuk membeli sepeda motor. Sikap negatif ialah sikap konsumen untuk tidak membeli sepeda motor. Masing- masing sikap tentu ada alasannya. Dengan kata lain, seorang konsumen bersikap (membeli atau tidak membeli) berdasarkan pertimbangan atau penilaian tertentu.

  Konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk tentu akan melakukan pertimbangan terlebih dahulu. Dasar dari pertimbangan konsumen dapat berupa harga, apa yang dibutuhkan, dimana dapat memperolehnya, bagaimana pelayanan yanng diberikan oleh perusahaan dan lain sebagainya. Untuk itu, seorang pemasar harus dapat menganalisa apa yang menjadi dasar bagi konsumen dalam melakukan pembelian terhadap suatu produk perusahaan. Menurut Kotler (A.B Susanto, 1999:246-251), dalam suatu keputusan pembelian peran pemasaran dibedakan menjadi lima peran sebagai berikut.

  1) Pencetus Ide Pencetus ide merupakan seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu.

  2) Pemberi Pengaruh Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

  3) Pengambil Keputusan Seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian: apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli. 4) Pembeli Seseorang yang melakukan pembelian sebenarnya.

  5) Pemakai Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

  Setelah dapat mengidentifikasikan peran tersebut maka perusahaan dapat merancang produk, menentukan pesan-pesan dan melakukan promosi kepada konsumen sehingga perusahaan tidak salah dalam melakukan penawaran kepada pasar. Termasuk di dalamnya ialah pemahaman pihak perusahaan tentang perilaku pembelian.

  Ada beberapa jenis perilaku pembelian. Jenis perilaku pembelian menurut Kotler (A.B. Susanto, 1999:247-249) dibedakan menjadi beberapa macam perilaku. 1) Perilaku Pembelian Kompleks

  

Perilaku pembelian kompleks mempunyai karakteristik, yaitu pembeli sangat terlibat dalam pembelian dan

menyadari perbedaan nyata antara berbagai merek. Dalam perilaku pembelian ini konsumen sangat terlibat

dalam pemilihan terhadap suatu produk yang mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai ekspresi

pribadi dan harus banyak belajar.

  Proses belajar dalam perilaku pembelian kompleks meliputi tiga tahapan, yaitu : (a) Pengembangan kepercayaan mengenai produk.

  (b) Pendirian (c) Membuat pembelian dengan bijaksana.

  2) Perilaku Pembelian yang mengurangi Ketidaksesuaian.

  Karakteristik yang melekat pada perilaku pembelian ini adalah konsumen kadang sangat terlibat dalam pembelian, tidak melihat pada banyaknya perbedaan dalam merek. Perilaku pembelian ini lebih memperhatikan pada harga karena mereka memiliki anggapan bahwa pengorbanannya akan sesuai dengan manfaat yang diperoleh dari produk atau jasa.

  3) Perilaku Pembelian menurut Kebiasaan

  

Karakteristik dari perilaku pembelian ini adalah adanya keterlibatan konsumen yang sangat rendah dan

tidak melihat adanya perbedaan merek yang signifikan. Perilaku pembelian ini hanya bersifat sebagai

penerima informasi yang pasif, dan biasanya tidak melalui urutan kepercayaan atau pendirian perilaku

yang normal, tidak melakukan evaluasi karakteristik dan melakukan keputusan penuh pertimbangan mengenai merek apa yang dibeli.

  4) Perilaku Pembelian yang mencari variasi

  Karakteristik dari perilaku pembelian ini adalah konsumen memiliki keterlibatan yang rendah tetapi memandang merek sebagai sesuatu yang nyata. Setelah melakukan pembelian konsumen sering melakukan peralihan pada merek yang lain karena rasa bosan atau ingin tahu rasa lainnya dari suatu produk atau jasa. Setiap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk belum tentu melalui semua tahapan dari suatu proses keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan atau karakteristik dari masing-masing jenis perilaku pembelian konsumen. Adapun tahapan- tahapan dari proses keputusan pembelian menurut Kotler (A. B. Susanto, 1999:251-258) sebagai berikut.

  1) Pengenalan Kebutuhan Proses ini dimulai ketika pembeli memiliki suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaaan antara keadaan yang nyata dengan yang diinginkan. Kebutuhan ini biasanya dipicu oleh stimuli intern atau ekstern.