Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat [Sargassum polycystum C. Agardh] dengan metode folin-ciocaltea - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PENETAPAN KADAR PHLOROTANNIN
DALAM FRAKSI ETIL ASETAT ALGA COKLAT
(Sargassum polycystum C. Agardh)
DENGAN METODE FOLIN-CIOCALTEAU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Dewi Riana Primawati
NIM : 048114057


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PENETAPAN KADAR PHLOROTANNIN
DALAM FRAKSI ETIL ASETAT ALGA COKLAT
(Sargassum polycystum C. Agardh)
DENGAN METODE FOLIN-CIOCALTEAU

SKRIPSI


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :
Dewi Riana Primawati
NIM : 048114057

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008

ii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI

TERPUJI

Penelitian Untuk Skripsi

PENETAPAN KADAR PHLOROTANNIN
DALAM FRAKSI ETIL ASETAT ALGA COKLAT
(Sargassum polycystum C. Agardh)
DENGAN METODE FOLIN-CIOCALTEAU

Oleh :
Dewi Riana Primawati
NIM : 048114057

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro, M.Si
Tanggal : 15 Juli 2008


iii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Pengesahan Skripsi Berjudul
PENETAPAN KADAR PHLOROTANNIN
DALAM FRAKSI ETIL ASETAT ALGA COKLAT
(Sargassum polycystum C. Agardh)
DENGAN METODE FOLIN-CIOCALTEAU

Oleh :
Dewi Riana Primawati
NIM : 048114057
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma
pada tanggal : 26 Juni 2008

Pembimbing

Ign. Yulius Kristio Budiasmoro, M.Si.
Panitia Penguji :

1. Ign. Yulius Kristio Budiasmoro, M.Si.
2. Christine Patramurti, M.Si, Apt
3. Erna Tri Wulandari, M.Si, Apt

iv

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI


Jauh di dalam pikiranmu ada keinginan untuk mundur. Tapi itu tak mungkin tak
ada . Jadi simpan pikiranmu dalam-dalam.
(Curahee, catatan pasukan kompi Easy 056)
-Band of Brothers-

Kupersembahkan untuk Mama, Papa,
adik-adikku Adit dan Ndaru
yang bisa dijadikan teman bicara
Bicara hati dan pikiran
Terimakasih untuk selalu menjadi ada
Almamater
tercinta

v

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK

TIDAK TERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Dewi Riana Primawati

Nomor Mahasiswa

: 048114057

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENETAPAN

KADAR


PHLOROTANNIN

DALAM

FRAKSI

ETIL

ASETAT ALGA COKLAT (Sargassum polycystum C. Agardh) DENGAN
METODE FOLIN-CIOCALTEAU
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 17 Juli 2008

Yang menyatakan

(Dewi Riana Primawati)

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME sehingga penulis
dapat

menyelesaikan


skripsi

dengan

judul

“PENETAPAN

KADAR

PHLOROTANNIN DALAM FRAKSI ETIL ASETAT ALGA COKLAT
(Sargassum

Polycystum

C.

Agardh)

DENGAN


METODE

FOLIN-

CIOCALTEAU”. Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Tersusunnya skripsi ini tidak luput dari bantuan dan dorongan berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu dan tenaga untuk mengarahkan, memberikan
saran dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dra. A. Nora Iska Harnita, M.Si, Apt selaku dosen pendamping proyek
yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk mengarahkan,
memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.
3. Christine Patramurti, M.Si, Apt selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktunya, memberikan saran dan kritik yang berguna pada
penyusunan skripsi ini.
4. Erna Tri Wulandari, M.Si, Apt selaku dosen penguji yang telah
meluangkan waktunya, memberikan saran dan kritik yang berguna pada
penyusunan skripsi ini.

vi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

5. Prof. Dr. Sudibyo Martono, M. S., Apt., selaku dosen yang telah memberi
masukan dan saran selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Sabikis, Apt., selaku dosen yang telah memberi masukan dan saran,
selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
7. Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si, selaku dosen yang telah memberi masukan
dan saran selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
8. Mama dan Papa, adik-adikku Adit dan Ndaru yang telah memberikan
dukungan moral dan materiil selama menyusun skripsi ini.
9. Teman-teman kelompok proyek alga Dipta, Henri, Fani, Andri, Angel dan
Elsa yang telah berjuang bersama selama setengah tahun lebih
mewujudkan proyek ini, terimakasih untuk kebersamaan yang penuh suka
dan duka.
10. Para laboran : Pak Prapto, Pak Parlan, Mas Kunto, Mas Wagiran, Mas
Sigit, dan Mas Otok yang telah banyak membantu dalam menjalankan
penelitian. Maaf kami sering merepotkan.
11. Sahabat-sahabatku Nana, Tere, Ela dan Ika, buat semangat yang diberikan
selama ini di tengah kesibukan masing-masing.
12. Teman-teman satu kelompok praktikum di kelas FST Tere, Ela, Ika, Novi,
Rinta, Tika, Yoyo, dan Coco untuk pengalaman tak terlupakan.
13. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2004/2005 terutama kelas FST
untuk keceriaannya di tengah sibuknya membuat laporan dan makalah.
14. Afrizal Malna untuk imajinasi gilanya, satu meter ke kiri akan membawa
saya kemana saja. Mike Mohede untuk “I Believe I Can Fly” yang sudah

vii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

menemani

masa-masa

mata

bengkak.

Disordine

E

Piacevolle

(Ketidakteraturan itu Menyenangkan).
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan YME memberikan perlindungan dan karunianya kepada semua
pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Penulis

Dewi Riana Primawati

viii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juli 2008
Penulis

Dewi Riana Primawati
NIM : 048114057

ix

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………..………………………………………................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….................iii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….......….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………...…………………………………...........v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
INTISARI............................................................................................................xvii
ABSTRACT ........................................................................................................xviii
BAB I. PENGANTAR.............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Perumusan Masalah....................................................................................3
C. Keaslian Penelitian.....................................................................................4
D. Manfaat Penelitian......................................................................................4
1. Manfaat teoritis...........................................................................................4
2. Manfaat praktis...........................................................................................4
E. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
1.Tujuan umum...............................................................................................4

x

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2. Tujuan khusus.............................................................................................5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.....................................................................6
A. Uraian Alga Coklat Sargassum polycystum C. Agardh...........................6
1. Morfologi.................................................................................................6
2. Ekologi dan penyebaran..........................................................................7
3. Kandungan kimia.....................................................................................8
B. Polifenol Alga (phlorotannin)...................................................................9
C. Soxhletasi................................................................................................11
D. Ekstraksi..................................................................................................12
E. Spektrofotometri Visibel.........................................................................13
F. Kolorimetri..............................................................................................16
G. Metode Folin-Ciocalteau.........................................................................18
H. Kesalahan Dalam Metode Analisis.........................................................18
1.Kesalahan sistematik (determinate error)...............................................19
2.Kesalahan tidak sistematik (intermediate error).....................................19
I. Keterangan Empiris.................................................................................20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..............................................................22
A. Jenis Rancangan Penelitian.....................................................................22
B. Variabel Penelitian..................................................................................22
C. Definisi Operasional................................................................................22
D. Bahan dan Alat........................................................................................23
1.Bahan......................................................................................................23
2. Alat.........................................................................................................24

xi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

E. Tata Cara Penelitian................................................................................24
1. Preparasi sampel alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh...........24
2. Uji kualitatif senyawa fenolik................................................................25
a. Preparasi ekstrak...............................................................................25
b. Uji tanin dan polifenol......................................................................25
3. Isolasi crude phlorotannin dari alga coklat
Sargassum polycystum C. Agardh.........................................................26
4. Optimasi metode kolorimetri dengan Folin-Ciocalteau.........................27
a. Pembuatan larutan uji dan larutan standar..........................................27
b. Penetapan operating time (OT)...........................................................27
c. Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks)..........................27
d.Pembuatan seri larutan baku................................................................28
5. Estimasi kadar polifenol total pada sampel fraksi etil asetat
alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh....................................28
F. Analisis hasil...........................................................................................29
1. Analisis hasil uji kualitatif senyawa fenolik.......................................29
2. Analisis hasil validasi metode.............................................................29
3. Analisis hasil penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat
alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh.....................................30
BAB IV. PEMBAHASAN.....................................................................................31
A. Preparasi Sampel Alga Coklat Sargassum polycystum C. Agardh.........31
B. Uji Kualitatif Senyawa Fenolik Alga Coklat
Sargassum polycystum C. Agardh..........................................................35

xii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

C. Isolasi Crude phlorotannin dari Alga Coklat
Sargassum polycystum C. Agardh .........................................................37
D. Prinsip Reaksi Kolorimetri dengan Metode Folin-Ciocalteau.................39
E. Optimasi Kolorimetri dengan Metode Folin-Ciocalteau..........................41
1. Penentuan operating time (OT)...............................................................41
2. Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks)..............................42
F. Penetapan Kurva Baku Phloroglucinol....................................................45
G. Penetapan Kadar Fraksi Etil Asetat Sargassum polycystum C.Agardh...47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................49
A. Kesimpulan.............................................................................................49
B. Saran.......................................................................................................49
C. Keterbatasan...........................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50
LAMPIRAN..........................................................................................................55
BIOGRAFI PENULIS..........................................................................................68

xiii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Thallus Sargassum polycystum C. Agardh............................................8
Gambar 2. Struktur kimia beberapa polifenol alga ...............................................10
Gambar 3. Peralatan soxhlet..................................................................................11
Gambar 4. Gambar tingkat energi elektronik........................................................15
Gambar 5. Oksidasi fenol oleh Polifenol oksidase................................................32
Gambar 6. Reaksi pada penetapan kadar air dengan metode Karl Fisher.............34
Gambar 7. Reaksi fenol dengan pereaksi FeCl3....................................................36
Gambar 8. Kesetimbangan reaksi phloroglucinol dalam suasana basa.................40
Gambar 9. Reaksi oksidasi phloroglucinol...........................................................40
Gambar 10. Reaksi phloroglucinol dengan Folin Ciocalteau...............................40
Gambar 11. Spektra operating time dari phloroglucinol pada
konsentrasi 4,0 ppm...........................................................................42
Gambar 12. Spektra panjang gelombang maksimum dari phloroglucinol
pada tiga konsentrasi..........................................................................44
Gambar 13. Kurva hubungan antara konsentrasi baku phloroglucinol
dengan absorbansi ..........................................................................46

xiv

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Data hubungan antara konsentrasi phloroglucinol dengan absorbansi....45
Tabel II. Kadar phlorotannin dalam sampel (mg PE/g fraksi)..............................48

xv

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat keterangan hasil determinasi alga coklat dari Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah
Mada..................................................................................................56
Lampiran 2. Penetapan kadar air serbuk alga Sargassum polycystum C. Agardh
dengan motede Karl Fischer..............................................................58
Lampiran 3. Foto penapisan fitokimia alga Sargassum polycystum C. Agardh....60
Lampiran 4. Hasil penapisan fitokimia serbuk alga Sargassum polycystum
C. Agardh..........................................................................................60
Lampiran 5. Foto hasil fraksinasi...........................................................................61
Lampiran 6. Spektra operating time (OT)..............................................................62
Lampiran 7. Spektra scanning panjang gelombang maksimum (λ
maks)..............62
Lampiran 8. Hasil scanning panjang gelombang maksimum (λ maks) pada
konsentrasi 1,0 ppm........................................................................63
Lampiran 9. Hasil scanning panjang gelombang maksimum (λ maks) pada
konsentrasi 3,0 ppm........................................................................63
Lampiran 10. Hasil scanning panjang gelombang maksimum (λ maks) pada
konsentrasi 6,0 ppm........................................................................64
Lampiran 11. Penimbangan baku phloroglucinol..................................................64
Lampiran 12. Contoh perhitungan baku phloroglucinol........................................65
Lampiran 13. Hasil pembacaan baku phloroglucinol replikasi pertama pada
panjang gelombang hasil scanning.................................................66
Lampiran 14. Kurva baku phloroglucinol.............................................................66
Lampiran 15. Data penimbangan sampel...............................................................67
Lampiran 16. Absorbansi sampel...........................................................................67
Lampiran 17. Contoh perhitungan kadar sampel...................................................67
Lampiran 18. Data kadar phlorotannin pada sampel Sargassum polycystum
C. Agardh.........................................................................................68

xvi

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

INTISARI

Sargassum terdistribusi di seluruh perairan Indonesia. Salah satu spesies
Sargassum yang terdapat di Indonesia adalah Sargassum polycystum C. Agardh.
Tanaman alga memiliki kandungan kimia phlorotannin. Telah banyak dilakukan
penelitian terhadap aktivitas phlorotannin, namun belum ditindaklanjuti dengan
pemanfaatan phlorotannin sebagai senyawa aktif pada makanan, obat-obatan dan
kosmetik. Pengembangan senyawa aktif pada alga coklat yang dilakukan selama
ini lebih kepada kandungan utama alga coklat yaitu alginat.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan crude phlorotannin dari
Sargassum polycystum C. Agardh dan menetapkan kadarnya. Isolasi dilakukan
dengan metode soxhletasi dengan pelarut metanol p.a. Ekstrak yang diperoleh
kemudian difraksinasi. Hasil fraksinasi adalah crude phlorotannin berupa fraksi
etil asetat Sargassum polycystum C. Agardh.
Konsentrasi polifenol total dalam crude phlorotannin ditetapkan secara
spektrofotometri dengan metode Folin-Ciocalteau. Larutan standar yang
digunakan adalah phloroglucinol seri konsentrasi 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0; dan 6,0
ppm dengan pelarut aseton 75%. Konsentrasi polifenol total dihitung ekuivalen
dengan phloroglucinol (mg PE/g fraksi).
Hasil penetapan kadar phlorotannin pada tiga kali penetapan kadar pada
tiga kali replikasi sampel adalah sebesar 6,92 mg PE/g fraksi; 7,15 mg PE/g
fraksi; dan 6,81 mg PE/g fraksi diukur dengan panjang gelombang 750,1 nm
dengan persamaan kurva baku y = 0,12274x + 0,0175. Kadar phlorotannin pada
alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh adalah 6,96 ± 0,17 mg PE/g fraksi.
Kata kunci : Sargassum polycystum C. Agardh , phlorotannin, Folin-Ciocalteau

xvii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT

Sargassum spread widely in Indonesia marine territorial. Sargassum
polycystum C. Agardh is one of the species of Sargassum. Alga have chemical
compound called phlorotannin. There are many experimental about phlorotannin
activity, but not developed yet, especially as active compound in food, medicine,
and cosmetic. Nowadays development of active compound are more for main
active compound that is alginate.
This research’s objectives are to get phlorotannin crude of brown alga
Sargassum polycystum C. Agardh and determine the concentration. The isolation
method are soxhletation with methanol pro analysis (p.a.). The extract was
fractionated. Result from fractionated are ethyl acetate fraction of Sargassum
polycystum C. Agardh
Total polyphenol concentration in phlorotannin crude was determined
using spectrophotometry with Folin-Ciocalteau method. Standar solution is
phloroglucinol with concentration 1.0; 2.0; 3.0; 4.0; 5.0; and 6.0 ppm in 75 %
acetone. Phlorotannin concentration was equivalently calculated with
phloroglucinol (mg PE/g fraction).
Phlorotannin concentration in tree replication are 6,92 mg PE/g fraction;
7,15 mg PE/g fraction; and 6,81 mg PE/g fraction, measured using 750,1 nm
wavelenght and linear regression equation y = 0,12274x + 0,0175. The
phlorotannin concentration in Sargassum polycystum C. Agardh is 6,96 ± 0,17
mg PE/g fraction.
Keywords : Sargassum polycystum C. Agardh, phlorotannin, Folin-Ciocalteau

xviii

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Selama ini pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan
baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis
alga yang ada di Indonesia. Komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat
bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain
(Putra, 2003).
Di Indonesia baru dikenal lima genus alga yang bernilai ekspor tinggi,
yaitu Gelidium, Gelidiella, Hypnea, Eucheuma, dan Gracilaria. Dua genus di
antaranya telah dibudidayakan dan berkembang di masyarakat, yaitu Eucheuma
dan Gracilaria (Yun, 2002). Alga-alga tersebut termasuk dalam genus alga
merah.

Genus alga yang lain, termasuk genus alga coklat masih belum

dibudidayakan sehingga memiliki nilai ekonomis yang rendah.
Salah satu genus alga coklat yang terdapat di Indonesia adalah Sargassum.
Diperkirakan terdapat lebih dari 15 jenis Sargassum dan yang telah dikenal
mencapai 12 jenis (Kadi, 2007).
Sargassum memiliki kandungan berupa phlorotannin. Phlorotannin
merupakan polifenol yang ada pada tanaman alga terutama alga coklat, yang tidak
dimiliki oleh tanaman terestrial. Polifenol pada tanaman terestrial terdiri dari asam
elagat dan galat, sedangkan polifenol alga terdiri dari unit phloroglucinol (1,3,5trihydroxybenzene) (Burtin, 2003).
1

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

2

Beberapa aktivitas biologi phlorotannin yang telah diteliti di antaranya
adalah antiproliferasi dan antioksidan (Nakamura et al., 1996; Kang et al., 2005a;
Athukorala et al., 2006; Yuan & Walsh, 2006), efek protektif terhadap ionizing
radiation (Kang et al., 2006), kemampuan untuk mengabsorbsi sinar UV (Roleda
et al., 2006), sitoprotektif terhadap stress oksidatif (Kang et al., 2005b), dan
inhibitor HIV-1 reverse transcriptase dan protease (Ahn et al., 2004).
Dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa phlorotannin
dapat dikembangkan menjadi senyawa aktif pada makanan, obat-obatan dan
kosmetik. Hal ini belum ditindaklanjuti. Pengembangan senyawa aktif pada alga
coklat yang dilakukan selama ini lebih kepada kandungan utama yaitu alginat
(Kadi, 2007).
Sargassum polycystum C.Agardh merupakan spesies alga coklat yang
tersebar luas di Indonesia. Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas
antioksidan senyawa golongan triterpenoid dari Sargassum polycystum C. Agardh
di Pulau Seribu (Anggadiredja, 1997). Namun belum dilakukan penelitian
mengenai senyawa phlorotannin dalam Sargassum polycystum C. Agardh.
Dalam upaya peningkatan pemanfaatan phlorotannin dari Sargassum
polycystum C. Agardh sebagai senyawa aktif pada makanan, obat-obatan dan
kosmetik, perlu dilakukan penetapan kadar phlorotannin pada Sargassum
polycystum C. Agardh. Hal ini dapat pula meningkatkan nilai manfaat dan
ekonomis Sargassum polycystum C. Agardh.
Pengukuran kadar phlorotannin pada penelitian ini dilakukan pada fraksi
etil asetat karena fraksi etil asetat alga coklat mengandung phlorotannin yang

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

meliputi

phloroglucinol,

phlorofucofuroeckol,

dieckol,

8,8’-bieckol

3

dan

phlorotannin golongan tetramer (Nagayama et al., 2002). Senyawa-senyawa
phlorotannin tersebut memiliki kemampuan sebagai antioksidan yang telah diuji
dengan metode free radical scavenging activity menggunakan DPPH dan Ferric
Reducing Antioxidant Power (FRAP) assay (Kang et al., 2003). Selain itu
senyawa-senyawa tersebut memberikan serapan maksimum pada daerah UV-B
(Shibata et al., 2006).
Penelitian mengenai estimasi kandungan polifenol total pada rumput laut
dan ekstraknya telah dilakukan oleh Zhang, et al. (2006) dengan metode
sederhana berdasarkan reaksi kolorimetri Folin-Ciocalteau. Metode FolinCiocalteau memiliki sensitivitas yang tinggi dalam mengukur senyawa-senyawa
yang memiliki gugus fenolik dan sederhana karena hanya membutuhkan satu
reagen yaitu reagen Folin-Ciocalteau (Singleton dan Rossi, 1965).

B. Perumusan Masalah
Rumusan permasalahan adalah sebagai berikut :
1. Apakah phlorotannin dapat diisolasi dari alga coklat Sargassum polycystum C.
Agardh?
2. Berapakah kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum
polycystum C. Agardh ?

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

4

C. Keaslian Penelitian
Sepengetahuan peneliti, penelitian tentang penetapan kadar phlorotannin
dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh dengan
metode Folin-Ciocalteau belum pernah dilakukan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
kadar phlorotannin pada alga coklat Sargassum polycystum C. Agardh sehingga
dapat dikembangkan sebagai senyawa aktif pada makanan, obat-obatan dan
kosmetik dan meningkatkan nilai manfaat dan ekonomis Sargassum polycystum
C. Agardh.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan mengenai biota laut dan pemanfaatannya, khususnya alga coklat
Sargassum polycystum C. Agardh sebagai senyawa aktif pada bahan makanan,
obat-obatan dan kosmetik.

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengisolasi phlorotannin dan
mengetahui kandungannya dalam alga coklat.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

5

2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Mengisolasi

phlorotannin

dalam

Sargassum

polycystum

C.

Agardh

menggunakan pelarut etil asetat.
b.Mengetahui kadar phlorotannin pada fraksi etil asetat Sargassum polycystum C.
Agardh dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteau.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Uraian Alga Coklat (Sargassum polycystum C. Agardh)
1. Morfologi
Sargassum polycystum C. Agardh memiliki sinonim Sargassum
brevifolium Greville, Sargassum pygmaeum Kützing, Sargassum ambiguum
Sonder,dan Sargassum polycystum var. horridulum Grunow (Guiry, 2006).
Sargassum polycystum C. Agardh memiliki thalli dengan panjang 3-5 cm,
berwarna coklat kekuningan dan ditumbuhi holdfast. Poros utama berbentuk
silinder dengan permukaan kasar karena adanya beberapa pertumbuhan ke luar.
Poros utama mendukung daun-daun cabang dan gelembung udara.
Thalli muda memiliki daun dengan panjang termasuk tangkai adalah 13-42
mm dan lebar 2,5-11,5 mm. Secara umum daun berbentuk lonjong sedikit
runcing, dengan tepi bergigi tajam, seperti tampak dalam gambar 1.
Thalli dewasa memiliki daun dengan jumlah lebih sedikit dan ukurannya
lebih kecil. Panjang daun termasuk tangkai adalah 7-15 mm dan lebar 1,7-4 mm.
Sargassum polycystum C. Agardh memiliki kantung udara (bladder)
berbentuk bola atau seperti telur dengan garis tengah 1,5 -3 mm. Cryptostomata
tersebar merata di permukaan gelembung. Kantung udara dapat tunggal atau
dalam jumlah banyak yang dihubungkan dengan cabang primer atau sekunder.
Pada thalli dewasa gelembung lebih banyak tetapi lebih kecil (Anonim, 2002).

6

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

7

2. Ekologi dan penyebaran
Lingkungan tempat tumbuh Sargassum terutama di daerah perairan laut
yang jernih yang memiliki substrat dasar batu karang, karang mati, batuan
vulkanik, dan benda-benda yang bersifat massive yang berada di dasar perairan.
Sargassum hidup di perairan dengan kedalaman 0,5 – 10 m. Sargassum tumbuh
subur pada daerah tropis dengan suhu perairan 27,25 – 29,300C dan salinitas 3233,5%. Kebutuhan intensitas cahaya matahari Sargassum berkisar 6500 – 7500
lux. Sargassum tumbuh berumpun dengan untaian cabang-cabang (Kadi, 2007).
Sargassum polycystum C. Agardh banyak ditemukan pada daerah pantai
(beach/tide pool area), paparan terumbu (reef flats), punggung terumbu (ridge),
dan Goba (lagoon)(Kadi, 2007).
Sargasum polycystum C. Agardh merupakan alga yang kosmopolitan di
daerah tropis hingga subtropis. Alga tersebut bukan merupakan alga endemik
perairan Indonesia, tetapi banyak ditemukan di perairan nusantara terutama di
Kepulauan Timur Indonesia (Anonim, 2002).
Alga ini dapat ditemukan di daerah Kepulauan Anambas, Kepulauan
Bangka-Belitung, Kepulauan Natuna, Selat Sunda, Teluk Lampung, Kepulauan
Seribu, Kepulauan Karimunjawa, Pantai Selatan Pulau Jawa, Pantai Bali, Pantai
Lombok, Pantai-pantai Sumbawa, Pantai Sumba, Kupang, Kalimantan Timur,
Kepulauan Selayar, Kepulauan Spermonde, Sulawesi Utara, Pulau Ternate dan
Bacan, dan Ambon (Kadi,2007).
Perkembangbiakan genus Sargassum terjadi melalui reproduksi aseksual
(vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual dilakukan melalui

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

8

fragmentasi yaitu perkembangan dari potongan thallus. Cara ini banyak dilakukan
untuk usaha budidaya. Reproduksi seksual dilakukan dengan perkembangan
individu melalui organ jantan (antheridia) dan organ betina (oogenia)
(Kadi,2007).
3. Kandungan kimia
Kandungan bahan kimia utama Sargassum adalah sebagai sumber
alginat dan mengandung protein, vitamin C, tanin, iodin, dan fenol (Trono dan
Ganzon, 1988).
Kandungan protein pada Sargassum polycystum C. Agardh (6,26%)
lebih tinggi dibandingkan Sargassum cristaefolium (3,45%) (Ungson, 2003).
Telah diteliti kandungan kimia ekstrak Sargassum polycystum C.
Agardh, yang menunjukkan aktivitas biologi pada uji hayati pendahuluan
menggunakan Artemia salina Leach. Penapisan fitokimia menunjukkan adanya
golongan steroid atau triterpenoid (Lestari,1997).

Gambar 1. Thallus Sargassum polycystum C. Agardh, A.)papila, B.) thallus berupa daun, C.)
kantung udara (bladder), D.) thallus berupa tangkai

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

9

B. Polifenol Alga (Phlorotannin)
Alga coklat (Phaeophyceae) mengandung tanin yang dapat melindungi
alga dari herbivora. Tanin ini terdiri dari phloroglucinol yang berikatan bersama
untuk membentuk seri polyphloroglucinol yang disebut juga phlorotannin
(McInnes, Ragan, dan Walter, 1984). Phlorotannin merupakan tanin tipe ketiga
yang berbeda dari tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi (Hernes, 2001).
Phlorotannin berbeda dari polifenol pada tanaman terestrial. Polifenol
pada tanaman terestrial terdiri dari asam elagat dan galat, sedangkan polifenol
alga terdiri dari unit phloroglucinol (1,3,5-trihydroxybenzene) (gambar 2).
Phlorotannin terdiri dari berbagai macam molekul dengan struktur dan derajat
polimerisasi yang berbeda, sehingga memiliki potensi aktivitas biologik yang
berbeda pula (Burtin, 2003).
Phlorotannin merupakan hasil polimerisasi dari phloroglucinol dan
merupakan produk dari jalur asetat-malonat (Waterman dan Mole, 1994).
Senyawa ini memiliki bobot molekul yang rendah (102-103 amu), sedang (103-104
amu) dan tinggi (≥ 104 amu) (McInnes, Ragan, dan Walter, 1984).
Phlorotannin

dengan

bobot

molekul

yang

rendah

terdiri

dari

phloroglucinol, dimer dari phloroglucinol yang berikatan karbon-karbon secara
langsung (2,2’,4,4’6,6’-hexahydroxybiphenyl) atau dengan ikatan eter (2,3’,4,5’,6pentahydroxybiphenyl ether), trimer,dan tetramer (Ragan ,1984).
Dalam alga coklat terdapat phlorotannin terlarut dan phlorotannin yang
berada pada dinding sel (phlorotannin tidak terlarut) (Targett et al., 1992).

10

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

Menurut Ragan dan Craigie (cit., Burtin, 2003) kandungan tertinggi
terdapat pada alga coklat, dimana phlorotannin berkisar antara 5-15 % dari berat
kering.
Phlorotannin telah diisolasi dari beberapa spesies dalam beberapa genus
alga coklat yaitu Eisenia, Fucus, Crystophora, Chordas Cystoseria, Laminaria,
Bifurcaria yang terdiri dari unit phloroglucinol C-C dan atau C-O yang
berpasangan secara oksidatif (Glombitza dan Gestberger, 1985). Salah satu
phlorotannin adalah fucofuroeckol dari Eisenia arbarea(gambar 3) (Glombitza
dan Gestberger, 1985).
OH
HO
OH

OHHO

OH

O

O

OH

OH

OH
HO

OH

O

O

HO

O

OH
OH

HO

OHHO

HO

(B)

(A)

HO

OH

OH

(D)

(C)

OH

OH

OH
OH

O

OH
OH

O
HO

O

HO

O
O
OH
HO

O
O

O

OH

HO

OH
OH

O
O

OH
HO

O

OH
OH

HO
OH
OH

(E)

(F)

Gambar 2. Struktur kimia beberapa polifenol alga : (A) Phloroglucinol, (B) 2,2’,4,4’6,6’hexahydroxybiphenyl, (C) 2,3’,4,5’,6-pentahydroxybiphenyl ether, (D) Fucofuroeckol
(E)Phlorofucofuroeckol-A, (F) 8,8’-bieckol

Aktivitas antioksidan polifenol pada alga coklat dan alga merah telah
diperlihatkan pada percobaan in vitro (Nakamura et al., 1996). Namun peran

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

11

phlorotannin dalam mencegah penyakit yang berhubungan dengan oxidative
stress masih sedikit diketahui (Burtin, 2003).

C. Soxhletasi
Soxhletasi adalah suatu prosedur untuk memperoleh kandungan senyawa
organik dari jaringan tumbuhan kering seperti biji kering, akar dan daun.
Soxhletasi dilakukan dengan mengekstraksi serbuk bahan secara terus menerus
dengan alat soxhlet menggunakan pelarut secara bergantian (Harborne, 1987).
Peralatan sohxlet tertera pada gambar 3.

Gambar 3. Peralatan Soxhlet, A.) tempat meletakkan kantong saring,
B.) labu alas bulat, C.) pipa naiknya uap, D.) pendingin

Sampel

diekstraksi

menggunakan

larutan

yang

cocok.

Adanya

pemanasan menyebabkan pelarut menguap dan akan diembunkan oleh pendingin
menjadi tetesan. Tetesan-tetesan akan terkumpul dan apabila sudah melewati
batas lubang maka akan terjadi sirkulasi. Sirkulasi terjadi berulang-ulang sehingga
menghasilkan penyarian yang lebih baik (Anonim, 1986).
Keuntungan soxhletasi antara lain cairan penyari yang diperlukan
jumlahnya sedikit dan secara langsung hasil yang diperoleh lebih pekat, serbuk
simplisia disari oleh cairan penyari yang murni maka dapat menyari zat aktif lebih

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

12

banyak dan penyarian dapat diteruskan sesuai kebutuhan tanpa perlu menambah
volume cairan penyari. Kerugian cara penyarian dengan alat soxhlet yaitu larutan
ekstrak dipanaskan secara terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan
pemanasan kurang cocok (Anonim, 1986).

D. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan suatu metode pemisahan komponen dari suatu
campuran dengan menggunakan suatu pelarut (Anwar, 1994).
Dasar ekstraksi mengacu pada hukum Nernst yaitu apabila suatu zat
terlarut dilarutkan ke dalam pelarut yang tidak saling campur maka zat tersebut
akan terdistribusi ke dalam kedua pelarut tersebut (Khopkar, 1990).
KD =

[X ]
1

[X 2 ]

[X1] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase pertama (fase organik) dan
[X2] adalah konsentrasi pada fase kedua (fase air). KD adalah koefisien partisi
atau distribusi pada saat kesetimbangan tercapai. Semakin besar konsentrasi zat
terlarut dalam pelarut organik maka nilai KD akan meningkat.
Metode yang digunakan pada ekstraksi cair-cair adalah :
1. Ekstraksi bertahap (batch)
Metode ini dilakukan dengan mengocok larutan air atau suspensi dengan
pelarut organik yang tidak saling campur dengan air kemudian didiamkan
sehingga terbentuk dua lapisan dan selanjutnya dipisahkan (Anwar, 1994).

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

13

2. Ekstraksi kontinyu
Metode ini digunakan jika perbandingan distribusi relatif kecil sehingga
untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi. Efisiensi
pada ekstraksi ini tergantung pada viskositas fase organik (Khopkar, 1990).
3. Ekstraksi kontinyu counter current
Metode ini dilakukan dengan mengalirkan fase cair pengekstraksi pada
arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zat yang diekstraksi.
Metode ini biasanya digunakan untuk pemisahan zat, isolasi atau pemurnian
(Anwar, 1994).
E. Spektrofrotometri Visibel
Spektofotometri UV-Visibel adalah salah satu teknik analisis fisikakimia

yang

mengamati

interaksi

atom

atau

molekul

dengan

radiasi

elektromagnetik pada panjang gelombang 190-380 nm (UV) dan 380-780 nm
(visibel) dengan menggunakan instrumen spektrofotometer (Mulja dan Suharman,
1995).
Pada umumnya semua molekul dapat menyerap radiasi elektromagnetik
di daerah UV dan visibel karena memiliki elektron, baik berkelompok maupun
tunggal yang dapat tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi. Panjang
gelombang yang menunjukkan terjadinya serapan tergantung pada kekuatan
ikatan elektron dalam molekul tersebut (Day dan Underwood, 1986).
Spektra serapan ini dapat digunakan untuk analisis kuantitatif karena
jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap memiliki hubungan dengan jumlah
molekul penyerap (Skoog et al.,1998). Hal ini digambarkan sebagai berikut :

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

T=

It
= 10 −abc
Io

A = log

14

(1)

1
= abc
T

(2)

Keterangan:
T

= persen transmitan

A = absorbansi molar

Io

= intensitas radiasi yang

b = tebal kuvet
c = konsentrasi analit

datang
It

= intensitas radiasi yang
Diteruskan
(Mulja dan Suharman, 1995)

Bila c dinyatakan dalam mol per liter, dan panjang alur (b) dinyatakan
dalam sentimeter, persamaan menjadi :
A = ε .c.b

(3)

Istilah ε diketahui sebagai daya serap molar, disebut juga koefisien
ekstingsi molar.
(Silverstein, Bassler dan Murril, 1986)
Radiasi pada senyawa organik dapat menimbulkan eksitasi dari satu
orbital ke orbital yang lain. Biasanya terjadi dari orbital elektron berpasangan atau
orbital ikatan menuju orbital elektron tidak berpasangan. Probabilitas transisi
dinyatakan sebagai berikut :
ε = 0,87 x 1020 P.a

(4)

Probabilitas transisi (P) memiliki nilai dari 0 sampai 1. a merupakan
daerah sasaran pada sistem absorbsi. Sistem absorbsi disebut juga kromofor.
Pada panjang kromofor pada umumnya yaitu 10 Å, nilai ε akan menjadi
105. Dengan probabilitas transisi yang tinggi maka nilai ε akan lebih besar
daripada 10.000, sedangkan dengan probabilitas transisi yang rendah nilai ε akan

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

15

lebih kecil daripada 1.000. Secara umum, semakin panjang kromofor, maka
semakin besar absorpsinya (Williams dan Fleming, 1980).
Molekul yang mengabsorbsi dapat melakukan transisi yang meliputi
elektron π,σ, n, elektron-elektron d dan f , dan spektrum muatan elektron.
1. Elektron π,σ, n
Jenis transisi ini terjadi pada molekul-molekul organik dan sebagian kecil
anion anorganik. Molekul tersebut mengabsorpsi radiasi elektromagnetik karena
adanya elektron valensi, yang akan tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi
(Khopkar, 1990).

Gambar 4. Gambar tingkat energi elektronik (Mulja dan Suharman, 1995)

2. Elektron-elektron d dan f
Unsur-unsur blok d mengabsorpsi pada daerah UV dan tampak.
Terjadinya transisi logam golongan f disebabkan karena elektron-elektron pada
orbital f (Khopkar, 1990).
3.Spektrum muatan elektron
Pada spesies ini, ε > 10.000. Spektrum absorpsi ini merupakan cara yang
peka untuk menentukan spesies absorpsi. Komponen ini harus terdiri dari elektron
donor dan elektron akseptor sehingga transfer elektron dapat terjadi dan

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

16

menghasilkan absorpsi radiasi (Khopkar, 1990). Kompleks charge transfer terdiri
dari gugus elektron donor yang berikatan dengan elektron aseptor. Ketika
mengabsorpsi radiasi, elektron dari donor berpindah ke orbital aseptor (Skoog et
al., 1993).
Absorbsi radiasi visibel oleh kompleks logam disebabkan satu atau lebih
transisi yaitu eksitasi logam, eksitasi ligan, atau transisi charge transfer
(Christian, 2004). Pada kompleks ion logam dan ligan terjadi transisi orbital
elektron d dari ion logam ke orbital π* dari ligan atau dari orbital elektron π ligan
ke orbital d dari ion logam (Ohannesian dan Streeter, 2002).

F. Kolorimetri
Kolorimetri adalah teknik pengukuran cahaya yang diabsorbsi oleh zat
berwarna baik warna yang terbentuk dari asalnya maupun akibat reaksi dengan zat
lain (Khopkar, 1990).
Metode kolorimetri merupakan salah satu metode analisis yang didasarkan
pada gugus yang dapat bereaksi membentuk warna kompleks serta memiliki rantai
panjang. Pengukuran intensitas warna dilakukan menggunakan instrumen
spektrofotometer visibel. Metode ini melibatkan perbandingan intensitas warna
secara visual yaitu warna larutan senyawa yang diteliti dibandingkan dengan
warna suatu standar atau seri standar (Butz dan Nobel, 1961).
Menurut definisi yang diperluas, sebagai kolorimetri juga tercakup
pengubahan senyawa tidak berwarna menjadi zat yang berwarna dan penentuan

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

17

fotometrinya dilakukan dalam daerah sinar tampak (400-800 nm) (Roth dan
Baschke, 1994).
Kriteria untuk analisis kolorimetri yang baik adalah :
1. Menghasilkan reaksi warna yang khusus
Reaksi-reaksi yang ada sangat sedikit sekali untuk beberapa substansi
tertentu, tetapi justru memberikan warna.–warna yang banyak membentuk
kelompok warna tersendiri yang berhubungan dengan substansi khusus.
2. Adanya proporsi yang sesuai antara warna dan konsentrasi
Untuk kolorimeter visual sangat penting bahwa intensitas warna harus
meningkat secara liniear dengan konsentrasi dari substansi yang ditentukan.
3. Stabilitas warna
Warna yang dihasilkan pada setiap reaksi harus sama untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Hal ini menerapkan reaksi-reaksi dari warna yang
akan dicapai secara maksimal. Waktu untuk mencapai warna yang maksimal
harus cukup lama untuk mendapatkan pengukuran yang akurat.
4. Reprodusibel
Prosedur kolorimetri harus memberikan hasil yang reprodusibel dalam
kondisis yang spesifik.
5. Kejernihan larutan
Larutan harus bebas dari pengotor jika pembanding yang dipakai dibuat
dengan standar. Kekeruhan akan menyerap cahaya (Vogel, 1978).

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

18

G. Metode Folin-Ciocalteau
Metode Folin-Ciocalteau merupakan oksidasi atau reduksi kolorimetrik
untuk mengukur semua senyawa fenolik (Folin, 1944).
Menurut Waterman dan Mole (cit., Khadambi, 2007), dasar metode FolinCiocalteau adalah oksidasi gugus fenolik-hidroksil. Selama reaksi berjalan, gugus
fenolik-hidroksil

bereaksi

dengan

pereaksi

Folin-Ciocalteau,

membentuk

kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru dengan suatu struktur yang
belum diketahui dan menghasilkan warna biru ungu yang dapat diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer (Jansoon, 2005). Reaksi Folin Ciocalteau
melibatkan reaksi antara ion fenolat dengan kompleks ion polimerik dari asamasam fosfomolibdat dan fosfotungstat (Anonim, 2006).
Keseluruhan reaksi yang terjadi pada reaksi Folin-Ciocalteau adalah
rusaknya pereaksi dalam keadaan basa, ionisasi fenol dalam keadaan basa, proses
reduksi pereaksi oleh fenolat untuk menghasilkan kompleks warna biru, dan
rusaknya kompleks warna biru tersebut (Singleton dan Rossi, 1965). Fenolat
hanya ada pada larutan basa tetapi reagen Folin-Ciocalteau dan produk kompleks
warna biru tidak stabil pada kondisi basa (Jansoon, 2005).

H. Kesalahan Dalam Metode Analisis
Kesalahan dalam metode analisis sangat sukar untuk dihilangkan namun
sumber kesalahan tetap harus ditekan seminimal mungkin.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

19

1. Kesalahan sistematik (determinate errors)
Kesalahan sistematik adalah hasil analisis yang menyimpang secara tetap
dari harga kadar yang sebenarnya karena proses pelaksanaan prosedur analisis,
sehingga kesalahan ini disebut juga kesalahan prosedur (Mulja dan Suharman,
1995). Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Kesalahan personil dan operasi. Kesalahan ini disebabkan oleh cara
pelaksanaan analisis, bukan karena metode. Kesalahan operasi umumnya bersifat
fisis (bukan khemis), misalnya kesalahan pengamatan visual pada titik akhir
titrasi, kekeliruan cara pencucian endapan, dan sebagainya. Jadi kesalahan ini
bersifat individual dan sangat dipengaruhi oleh keterampilan analis dalam
melakukan pekerjaan analisis.
b. Kesalahan alat dan pereaksi . Kesalahan ini disebabkan oleh pereaksi yang
kurang murni, alat yang kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepat
walaupun alatnya sendiri baik, contohnya pengambilan volume tepat dengan pipet
ukur atau gelas ukur, penggunaan buret 50 mL (buret makro) untuk analisis
mikro, dan sebagainya.
c. Kesalahan metode. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh kesalahan pengambilan
sampel, kesalahan akibat reaksi kimia yang tidak sempurna, atau ikut
mengendapnya zat-zat yang tidak diinginkan (Day dan Underwood, 1986).
Kesalahan sistematik dapat dihindari atau diperkecil dengan:
1). Mengkalibrasi instrumen dan melakukan koreksi secara berkala (biasanya tiap
3 bulan atau disesuaikan dengan frekuensi pemakaian alat).
2). Memilih metode dan prosedur standar dari badan resmi.

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

20

3). Memakai bahan kimia dengan derajat untuk analisis.
4). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para analis.
5). Melakukan penetapan blangko atau kontrol dengan zat baku.
6). Melakukan penetapan paralel (in duplo atau in triplo).
2. Kesalahan tidak sistematik (indeterminate errors)
Kesalahan tidak sistematik adalah penyimpangan yang tidak tetap dari
hasil penentuan kadar dengan instrumen yang disebabkan fluktuasi dari instrumen
yang dipakai (derau). Penyebab kesalahan ini tidak dapat ditentukan dan tidak
dapat dikontrol maka kesalahan ini disebut juga kesalahan acak (random error)
(Mulja dan Suharman, 1995).

I. Keterangan Empiris
Kadar phlorotannin di dalam alga coklat berkisar 5-15 % berat kering
(Burtin, 2003). Penapisan fitokimia pada alga coklat dilakukan dengan
menggunakan pereaksi FeCl3 dan garam gelatin. Apabila reaksi tersebut
menghasilkan endapan maka sampel alga coklat mengandung senyawa fenolik.
Penyarian dengan menggunakan cara maserasi kurang sempurna dan
membutuhkan waktu yang lama. Penyarian dengan menggunakan cara soxhletasi
memiliki keuntungan yaitu tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan
pelarut yang dibutuhkan tidak terlalu banyak karena ekstraksi terjadi secara
berulang dan menggunakan panas. Sirkulasi terjadi berulang-ulang sehingga
menghasilkan penyarian yang lebih baik (Anonim, 1986).

PLAGIAT
PLAGIAT MERUPAKAN
MERUPAKAN TINDAKAN
TINDAKAN TIDAK
TIDAK TERPUJI
TERPUJI

21

Simplisia makro alga dalam bentuk serbuk dapat disari menggunakan
pelarut tertentu dengan alat soxhlet (Cannel, 1998). Penyarian dalam peneli

Dokumen yang terkait

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

Penetapan kadar florotanin dalam fraksi etil asetat alga hijau ulva sp. dengan metode kolorimetri folin ciocalteau.

1 26 104

Penetapan kadar florotanin dalam fraksi etil asetat alga merah Laurencia papillosa [Forskal] Graville] dengan metode kolorimetri folin ciocalteau.

0 7 95

Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat sargassum cymosum C. Agardh dengan metode kolorimetri folin ciocalteau.

0 3 83

Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat sargasum polyceratium montagne dengan metode folin-ciocalteau.

0 6 90

Penetapan kadar phlorotannin dalam fraksi etil asetat alga coklat [Sargassum polycystum C. Agardh] dengan metode folin-ciocaltea.

1 3 89

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph

1 1 86

Perbandingan kadar andrografolida dalam ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi air Andrographis paniculata Nees secara KLT-Densitometri - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 14

Uji antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol teh hijau melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 90

Penetapan kadar florotanin dalam fraksi etil asetat alga coklat Sargassum hystrix v. buxifolium (Chauvin) J. Agardh secara spektrofotometri metode flolin-ciocalteau - USD Repository

0 0 88