KERAGAAN SISTEM KOMODITAS UBIJALAR, UBI ALABIO DAN UBI NAGARA
K E R A G A A N SIST E M K O M O D IT A S U B IJA L A R ,
U B I A L A B IO D A N U B I N A G A R A CBA
R o s ita
G a lib
dan
D anu
Ism a d i
Sader;
UTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ABSTRACT
P e rfo rm a n c e
T h is
s tu d y
c e n te r
of sw eet
p o t e n c ie s ,
s u rv e y
t ie s
of
was
m e th o d
U b i ja la r ,
p o ta to e s
in S o u t h
K a lim a n t a n
a n d t h e a v a ila b ilit y
(R R A )
a n d fa rm
re s o u rc e s ,
lo w
re c o rd
t o b e im p r o v e d
p o ta to e s .
and
s tru c tu re s
a n d o th e rs
p o ta to e s
of
F Y . 1 9 9 3 /9 4
need
n a tu re
S y s te m
d u r in g
p r o b le m s ,
s y s te m s
p o r t in g
C o m m o d it ie s
c o n d u c te d
a p p r e c ia t io n
s u p p o r t in g
k e e p in g
w e re
to
a n d fa rm e rs
th e s e
w e re
The
a im
and
Ubi
p r o d u c t io n
was
id e n t if y
to
s y s te m s .
u s e d in c o lle c t in g
d a ta .
E x is t e d
a w a rn e s s
p r o b le m s
to w a rd
Lack
lim it in g
fa c to rs
of
N a g a ra .
chosen
c o m m o d it ie s
c o m m o d it ie s .
in s t it u t io n s
A la b io ,
p u r p o s iv e ly
P r o v in c e .
o f th o s e th re e
in t h e ir f u n c t io n s .
lo w e r s k ille d
Ubi
a t th re e
C o m m o d i-
w e re
p o t e n c ie s
f a c ilit ie s
to e v e ry
th e
In fo rm a l
n o n -s u p of sw eet
and
in f r a
e ffo rt o f s w e e t
d e v e lo p m e n t .
PE N D A H U L U A N
K ebijaksanaan pem bangunan pertanian tanam an pangan pada Pelita V I diarahkan
kepada antara lain; upaya peningkatan dan pelestarian sw asem bada pangan, m eningkatkan pendapatan m asyarakat dan m em perbaiki keadaan gizi (D itjen B ina Program , 1993).
T anam an pangan yang terdiri dari; padi, jagung, kacang-kacangan
dan ubi-ubian tidak
hanya penting sebagai bahan pangan, tetapijuga sem akin m enonjol peranannya sebagai
bahan pakan dan bahan baku industri (W alter P. Falcon e t a l . 1 9 8 6 ) .
T anam an ubi-ubian disam ping sebagai penghasil karbohidrat khususnya pati,juga
m em iliki potensi untuk digunakan dalam industri pengolahan yang dapat m enghasilkan
berbagai prod uk skunder dan tersier (B adan L itbang, 1989). M anfaat lain dari kom oditas yang m em punyai potensi hasil tinggi ini, juga dapat diandalkan untuk m endukung
kecukupan pangan dan sum ber pendapatan bagi petaninya.
Peranan utam a ubi-ubian
sebagai sum ber karbohidrat
didalam pangan pokok akan berubah m enjadi sum ber
karbohidrat
dalam industri pakan dan produk olahan lainnya, apabila pendapatan
m asyarakat m e-ngalam i kenaikan (D im yati, e t a l . , 1 9 9 2 ) .
D i lahan lebak K alim antan Selatan, petani sejak puluhan tahun yang lalu telah
m em budidayakan
sejenis tanam an ubi-ubian yaitu ubijalar (gum bili N agara) dan ubi
A labio.
T anam an ini dapat m em berikan hasil yang cukup tinggi, sehingga selalu
ditanam setiap tahun secara terus-m enerus w alaupun luas tanam an ham pir tidak banyak
K eragaan
s is te m
k o m o d ita s
u b ija /a r .
u b i a /a b io
dan
ubi nagara
213
berubah
setiap tahun.
raw a lebak N agara
dalam
sistem
U sahatani
m em berikan
usahatani
45,2% (Sutikno
ubi A labio
pendapatan
terpadu
di raw a lebak B abirik
yang cukup tinggi.
lahan raw a lebak B abirik
dan M ansur L ande,
dan ubi N agara
Sum bangan
berkisar
di
ubi A labio
dari 39,1%
sam pai
1990).
L uasan areal tanam yang tidak banyak berubah dari tahun ketahun, diduga karena
sistem
kom oditas
kelom pok
ubi-ubian
belum
tersedia.
Secara garis besar sistem
m oditas ubijalar, ubi N agara dan ubi A labio ini terdiri dari subsistem
subsistem
konsum en
dan subsistem
subsistem
yang lain.
K eseluruhan
distribusi/pem asaran
sistem kom oditas
oleh suatu sistem yang saling berkaitan
tor yang sangat
pem erintah,
m enentukan.
2) teknologi
baru
yanag
ini dibina, dipelihara
penentu
tersedia,
industri pengolahan,
yang m enghubungkan
dan berinteraksikan
Faktor-faktor
3) partisipasi
adalah
ketiga
dan didukung
serta m erupakan
tersebut
ko-
faktor-fak-
: 1) kebijakan
m asyarakat,
4) pranata
pendukung.
Peranan
K alim antan
dan ketersediaan
m asing-m asing
Selatan ini perlu diketahui
usahatani ubijalar.
pengem bangan
Sehingga inform asi
kom oditas
sistem kom oditas
kelom pok
ubijalar di
begitu pula m asalah, kendala yang dihadapi dalam
sistem kom oditas
dapat diperoleh
ubijalar yang dapat m enunjang
dan akhim ya
peningkatan
pendapatan
peta-
ninya dapat tercapai. EDCBA
M ETO DO LO G I
Penelitian
ini dilakukan
di lahan kering
lim antan Selatan. L okasi penelitian
kering
(D esa
Pebahanan,
lebak (N agara,
K abupaten
(B abirik, K abupaten
m etoda penelitian
usahatani
kelom pok
214 CBAR o s i t a
yang
bersum ber
dan
D anu
Ism a d i
sentra ubijalar
Penelitian
instansiA nalisis
Saderi
(ubi N agara)
dan sentra ubi A labio
dilakukan
K a-
instansi
pada tahun 1993/94 dan
kegiatan
terdiri dari data skunder dan
terkait,
data dilakukan
di lahan
di lahan lebak
(R R A ) dan pencatatan
D ata yang dikum pulkan
dari
tani dan petani ubijalar.
G a /ib
Selatan)
cara survei inform al
(farm record keeping).
data prim er
Pelaihari),
Sungai
H ulu Sungai U tara).
m enggunakan
(Iebak) Propinsi
dipilih secara sengaja yaitu : sentra ubijalar di lahan
K abupaten
H ulu
dan raw a dangkal
tokoh-tokoh
secara deskriptif.
m asyarakat,
cbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
H A S IL D A N P E M B A H A S A N
A.
K a r a k te r is tik
p rod u k si
u b ija la r ,
ubi N agara
dan
ubi
A la b io
di
P r o p in s i
K a lim a n ta n S e la ta n .
U bijalar di K alim antan
dan raw a lebak.
dengan
Selatan dapat ditanam
U bi N agara adalah ubijalar yang ditanam
nam a daerah "gum bili N agara").
potensial
fam ilia CBA
D io s c o r e a
term asuk
dengan-bedengan
dijum pai
(guludan).
Sedangkan
B udidaya
dan m erupakan
diperkirakan
pem atang,
penganut
agam a
Islam
yang terluas
(w atun 3), berdasarkan
kem arau
fanatik.
genangan
air.
kering/tadah
hujan
dapat diusahakan
6,4 t/ha sam pai
sepanjang
Pada T abel
pada raw a lebak
(w atun 2) dan raw a lebak
1992 tercatat
rata-rata
luas
D i lahan lebak ini tanam an
untuk
ubi N agara
pad a aw al
dan 4 bulan
tahun.
persentase
tingkat produktivitas
10 t/ha.
T etapi
L uas panen
1992.
setiap tahun seperti terlihat pada T abel
3, dapat dilihat
Selatan
cukup tinggi yaitu (14 t/ha sam pai
ubijalar tidak banyak berubah sejak tahun 1987 sam pai
selalu m e-ningkat
dan K abupaten
asli suku B anjar
yang terdiri dari lahan raw a
Pada tahun
30 t/ha) dan ubi A labio (12 t/ha sam pai 28 t/ha), sem entara
hujan berkisar
di tiga kabupaten
satu kali per tahun, yaitu dim ulai
ubi N agara
banyak
e t a l. 1 9 9 0 ).
D i K alim antan
69.000 ha.
pada m ulai um ur 3 bulan
untuk ubi A labio. T ingkat produktivitas
di lahan keringltadah
(A r-R iza
berada
1), raw a lebak tengahan
baru m encapai
ubi- ubian
di atas be-
dan ubi A labio
L ahan raw a lebak dapat dibagi
hanya diusahakan
dan dipanen
lebak
H ulu Sungai T engah
yang cukup
kedalam an
lebak yang diusahakan
dan ubi A labio
tanam an
raw a
dihuni oleh penduduk
terdapat sekitar 600.000 ha lahan raw a m onoton
raw a lebak dangkal (w atun
areallahan
Selatan
D aerah ini pada um um nya
surut dan lahan raw a lebak.
m usim
di lahan
ubi N agara
H ulu Sungai Selatan, K abupaten
H ulu Sungai U tara.
ubijalar
di lahan raw a lebak (dikenal
di lahan raw a lebak dangkal dan raw a lebak tengahan
yaitu K abupaten
dalam
tanam an
lahan tadah hujan
ubi A labio adaiahjenis
yang ditanam
L ahan raw a lebak di K alim antan
pasang
di lahan kering,
ubijalar
ubijalar
di lahan
dan luas tanam
Padahal produktivitasnya
1 dan T abel 2.
kenaikan
produksi
ubijalar
dan
pangan lainnya per tahun sejak tahun 1981 sam pai Pelita V .
K e r a g a a n s is te m k o m o d ita s u b ija la r , u b i a la b io d a n u b i n a g a r a
215
T abel 1. L uas panen, luas tanam dan tingkat produktivitas
T ahun
ubi jalar di K alsel
Produktivitas
(tonlha)
L uas panen
(ha)
L uas tanam
1987
2.310
1988
2.004
3.184
2.262
6,10
1989
2.944
2.986
5,88
1990
3.024
8,04
1991
3.164
3.098
2.408
1992
2.361
2.373
8,45
Sum ber:
D iperta
(ha)
Propinsi K alim antan
Selatan
5,40
8,49
1993.
T abel 2. L uas tanam (ha), luas panen (ha) da rata-rata produktivitas
duksi di K alim antan
ubijalar
(ton/ha)
di sentra
pro-
Selatan.
H SU
TALA
H SS
T ahun
L uas
L uas
Produk
L uas
L uas
Produk
L uas
L uas
Produk
tanam
panen
tivitas
tan am
panen
tivitas
tanam
panen
tivitas
1987
387
272
4,1
819
687
6,85
342
271
4,7
1988
3 II
340
4,7
205
205
7,8
477
299
6,3
1989
273
226
4,5
733
733
7,0
459
451
5,67
1990
304
6,2
793
749
9,5
499
485
7,7
6,6
532
519
10,3
298
296
8,4
6,4
668
657
10,0
282
265
8,2
523
504
10,4
*
*
*
1991
314
279
304
1992
215
202
1993 UTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
*
*
*
Sum ber:
D iperta Propinsi
• =
K alim antan
Selatan
1993.
belum ada data.
Sejak tahun
1981 - 1989, ubijalar
m engalam i
kenaikan
padi, begitu pula pada Pel ita ke V .
Sehingga
alternatifuntuk
pang an dan m elestarikan
diandalkan.
m em enuhi
R ata-rata
kecukupan
kontribusi
kom oditas
tiap or~ng per hari (gram ) sejak tahun
rata-rata persentase
Selatan
kenaikan
konsum si
dapat dilihat pada T abel 5.
1980-1990
Sehingga
sasaran pada R epelita
V I ini dapat direalisasikan,
216
di K alim antan
R o s ita G a lib d a n D a n u Is m a d i S a d e r i
lebih tinggi dari
sebgai bahan pangan
sw asem bada
konsum si
beras dapat
bahan pangan
dapat dilihat pada T abel4.
B egitu pula
bahan pangan sejak 1980 - 1990 di K alim antan
Selatan pada R epelita
pangan
ubijalar
pangan terhadap
pangan di K alim antan
dan kecukupan
m anfaat
produksi
sasaran
peningkatan
produksi
V I ini dapat dilihat pada T abel6.
m aka kelestarian
tanam an
A pabila
sw asem bada
Selatan tidak perlu dikhaw atirkan. CBA
beras
T abel3.
R ata-rata persentase kenaikan produksi tanam an ubijalar dan
tanam an pangan lain per tahun pada tahun 1991 - 1989 dan
Pel ita V di K alim antan
Selatan.
R ata-rata kenaikanltahun
(% )
K om oditas
1981 - i989
Padi
1
)
Pelita
v 2)
5,3
6,44
14,8
22,45
U bijalar
13,3
14,06
U bikayu
23,7
6,39
K acang tanah
26,8
9,93
7,6
17,89
96,9
3,86
Jagung
K edelai
K acang hijau
Sum ber:
I) S upiyatna,
1993
2) D iperta Propinsi
K alim antan
Selatan
1993.
T abel 4. R ata-rata kontribusi kom oditas pangan terhadap konsum si
bahan pangan
1980 - 1990 di K al-Sel (gram Jkapita/hari)
K ontribusi
K om oditas
%
Fisik UTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
B eras
Jagung
675,9
88,1
6,8
0,9
U bijalar
11,2
1,4
U bikayu
60,3
7,9
K acang tanah
8,1
1,0
K edelai
1,2
0,1
K acang hijau
0,5
0,6
Sum ber:
Supiyatna,
1993
CBA
K eragaan
s is te m
k o m o d ita s
u b ija la r ,
u b i a la b io
dan
ubi nagara
217
T abel5.
R ata-rata persentase kenaikan konsum si bahan pangan di K al-Sel
1980 - 1990.
K enaikan (% )
K om oditas
6,4
B eras
12,0
Jagung
U bijalar
18,4
U bikayu
21,0
K acang tanah
24,0
38,3
K edelai
104,6
K acang hijau
Sum ber:
Supiyatna,
1993
T abel 6. R ata-rata sasaran peningkatan
produksi tanam an pangan di K al-Sel
pada Pel ita V I
Sasaran kenaikanltahun
K om oditas
B eras
(% )
2,76
Jagung
8,37
U bijalar
13,17
U bikayu
12,01
K acang tanah
7,17
K edelai
4,42
K acang hijau
5,43
Sum ber:
D iperta
dan B appeda
B . Sistem kom oditas,
Propinsi K alim antan
Selatan
1993.
m asalah dan potensi ubijalar, ubi N agara dan ubi A labio
1. Sub sistem petani produsen
H asil rata-rata
ubijalar di lahan kering K alim antan
rendah yaitu sekitar 6,4 - 10 tlha.
di lahan lebak dapat m encapai
14 - 30 tlha.
H asil r~ta- rata ubi A labio di tingkat petani di lahan lebak dapat m encapai
12 - 28 tlha.
H asil
ubijalar
m encapai
di lahan
kering
21 tlha, sem entara
A labio sam pai 60 tlha.
peningkatan
Sem entara
Selatan di tingkat petani m asih
pada
ubi N agara
T am paklah
produktivitas
tingkat
m asih
penelitian
dalam
di lahan lebak dapat m encapai
G a lib
dan
D anu
Ism a d i
dapat
45 tlha dan ubi
bahw a senjang hasil m asih sangat lebar dan potensi
terbuka
luas.
U ntuk
m erealisasikan
teknologi produksi pra panen di tingkat petani perlu diperbaiki.
218 CBAR o s i t a
skala percobaan
Saderi
potensi
T etapi um um nya
itu,
petani
tidak terangsang
untuk
untuk m engusahakan
itu diperlukan
m odal yang besar, sarana produksi
yang lebih besar dicurahkan
di lahan lebak N agara
A labio
rata-rata
obat-obatan)
lebih luas dan m enghasilkan
dan tenaga
untuk usahatani ubijalar ini. R ata-rata pengusahaan
kerja
ubijalar
ha at au 575 m 2.
Penggunaan
sarana
produksi
(pupuk
dan
m asih sangat rendah dan bahkan ham pir tidak acta.
yang dapat disim pan
di tingkat petani cukup baik, disam ping
saat panen langka tidak begitu
m enahan
ubi N agara dan ubi A labio
hasil ubijalar,
yang cukup tinggi,
petani
ubijalar
m engakibatkan
kem am puan
lam a dengan teknik yang sangat sederhana.
saar panen raya dengan
sum si
yang tinggi
adalah 0,2 ha sam pai lebih dari 1 ha dan ubi A labio di lahan lebak
0,057
H arga ubijalar
pengaruhi
lebih tinggi, karena
akibat sarana dan prasarana
untuk m em perluas
yang
usahataninya
98% dikonsum si
langsung
Perbedaan
m encolok,
karena
sam pai 6 bulan.
yanag
tanam an
ini
harga pada
petani dapat
B iaya transportasi
m asih terbatas juga turut m ern-
terutam a
di lahan lebak.
dan hanya
petani tidak dapat m enjual hasil panennya
Pola kon-
2% untuk pakan
dalam jum lah
ternak,
besar dengan
segera pada harga terbaik.
T abel7.
Fluktuasi harga ubijalar di tingkat petani, 1993
B ulan
2.
U bi A labio
lahan lebak
lahan lebak
(R p/kg)
(R p/kg)
(R p/kg)
Putih
U ngu
300
400
600
1.000
Pebruari
300
400
600
1.000
M aret
300
350
600
1.000
A pril
275
400
700
M ei
200
1.200
1.500
Juni
200
Juli
300
A gustus
350
Septem ber
350
150
O ktober
350
N opem ber
D esem ber
800
1.000
2.000
175
400
700
350
200
400
650
350
250
500
750 EDCBA
250
d is tr ib u s i
D istribusi
keseluruhan
subsistem
U bi N agara
Januari
S u b s is te m
dalam
U bijalar
lahan kering
adalah
suatu
sistem
fungsi pem asaran
suatu kom oditas.
yang
D isatu
m enem pati
posisi
pihak distribusi
industri dan di pihak lain distribusi berfungsi
m enghela
m enentukan
dapat m endorong
produsen.
D istribusi CBA
K e r a g a a n s is te m k o m o d ita s u b ija la r , u b i a la b io d a n u b i n a g a r a
219
juga m enghubungkan produsen prim er (petani) dan produsen skunder (industri) dengan
konsum en.
Sehingga subsistem distribusi m erupakan urat nadi penting bagi kelancaran
sistem kom oditas ini.
Sistem distribusi kom oditas ubijalar perlu diperbaiki secara m enyeluruh
m endasar.
Sam pai saat ini belum ada suatu paket kebijakan/pengaturan
dan
m ekanism e
distribusi khusus ubijalar yang m elibatkan instansi distribusi sepeti B U L O G dan K U D .
Padahal pengalam an pada beras dan prod uk lain m enunjukkan keam puhan alat-alat
distribusi tersebut.
L em ahnya subsistem petani produsen dan industri pengolahan turut
m enciptakan ketidak pastian harga yang dapat diterim a petani apabila hasil produksi
ditingkatkan.
O leh karena itu perbaikan subsistem distribusi tidak bisa berjalan sendiri tanpa
perbaikan kedua subsistem lainnya.
D isam ping itu terbatasnya penggunaan produk
ubijalar lebih lanjut, akan m em persulit pengaturan dan kebijakan distribusi yang harus
diam bil.
A pabila produk asal ubijalar akan ditangani sem acam B U L O G atau K U D seperti
yang sekarang berlaku untuk beras, m aka ubijalar ini harus tersedia pada batas keperluan
m inim um , m em iliki m utu yang seragam dan cukup baik dengan ukuran yang tepat
dengan kriteria yang jelas dan dibakukan.
K etersediaan teknologi budidaya m aju,
penanganan produk, penyim panan, pengem asan dan transportasi yanag m em adai juga
sangat diperlukan.
3. Subsistem industri
Penyediaan
bahan
baku yang
kontinu
dan dengan
m utu yang m em enuhi
persyaratan m erupakan salah satu syarat bagi usaha industri yang tangguh.
K eengganan petani m eningkatkan hasil produksi dan m em perluas areal usahataninya perlu dipacu apabila ada pengusaha
vestasinya pada industri ubijalar.
industri yang berm inat m enanam kan
T etapi diperlukan kesanggupan
in-
pengusaha dan
orientasi perusahaan yang tidak sem ata-m ata m engejar keuntungan diim bangi dengan
aturan-aturan kebijakan pem erintah yang m endukung pengem bangan
ubijalar secara
nyata, dim ana petani produsen ubijalar terhindar dari kerugian. U ntuk m engem bangkan
ubijalar lebih besar lagi, diperlukan diversifikasi penggunaan yang lebih banyak.
ngan sernakin banyaknya
produk
asal ubijalar yang dihasilkan,
D e-
m aka konsum si
m asyarakat akan m eningkat dan produksi akan terangsang pula. CBA
4. Subsistem konsum en
K onsum en m erupakan bagian ujung dari sistem kom oditas yang m em punyai
posisi kunci, karena m enentukan besarnya perm intaan.
220
R o s ita
G a lib
dan
D anu
Ism a d i
Saderi
Jum lah akhir besarnya perm in-
taan m erupakan
hasil kali darijum lah
fungsi dari appresiasi konsum en
penggunaan
penduduk
adalah m asyarakat
golongan
belum
selera konsum en
dibelanjakan
secara tradisionil
tahun yang lalu, m engakibatkan
rnem ernrhi
baw ah.
untuk kelom pok
per kapita, dan m erupakan
terhadap produk yang bersangkutan.
ubijalar dan teknik pengolahan
sejak puiuhan
dan konsum si
konsum en
T eknik penjajaan
golongan
atas.
T erbatasnyajenis
yang tidak beranjak
terbesar
produk
dan pengem asan
ubijalar
ini
produk olahan
H al ini m enyebabkan
ubijalar ini kecil dan akibatnya
m aju
uang yang
serapan pasar terhadapnya
m ejadi rendah.
C . S trategi pem ecahan m asalah
1. P endekatan
teknologi
a. P etani produsen
D iperlukan
nilai tam bah,
pengem bangan
jam inan
teknologi
yang bertujuan
m eningkatkan
produk
dan
prod uk ubijalar, daya sim pan dan m utu produk.
b. D istribusi
K etersediaan
penyim panan,
sistem
distribusi
yang
lebih baik
sangat
diperlukan
pada
sistem
standar m utu, aneka ragam produk dan teknik pengem asan.
c. Industri
K etersediaan
dari petani,
peluang
pola industri yang ditujukan
m endorong
usaha diversifikasi
ekspor dan perbaikan
untuk substitusi terigu, penyerapan
pangan, peningkatan
gizi m asyarakat
hasil
nilai tam bah,
m em buka
selera m asyarakat
golongan
sangat diperlukan.
d. K onsum si
Perbaikan
penam pilan
atas dan upaya
m em perkaya
dapat m em perbaiki
preferensi
ubijalar
sehingga
m em enuhi
kandungan
gizi dalam
m akanan
konsum en,
sehingga perm intaan
berbahan
baku ubijalar
tehadap ubijalar m enjadi
m eningkat.
2. P endekatan
kebijaksanaan
K ebijaksanaan
dapat m enciptakan
pem erintah
iklim produksi
yang diperlukan
dan perbaikan
K eragaan
s is te m
adalah
program -program
m utu yang m erangsang
k o m o d ita s
u b ija la r ,
u b i a la b io
dan
aksi yang
bagi petani, CBA
ubi nagara
221
iklim usaha yang m enarik
distributor
bagi industri,
dan upaya m eningkatkan
ubijalar.
K ebijaksanaan
ubijalar,
b) kebijaksanaan
industri, e) dorongan
3. Pendekatan
pranata
dengan
sistem
m ateri
D engan tersedianya
dengan
konsum en
terhadap produksi
dan prom osi
c) jam inan
produk-produk
distribusi,
d) dorongan
penyuluhan
penyuluhan
yang
yang
diarahkan
tepat.
yang tidak m erugikan
pad a sem ua
T ersedianya
petani produsen
instansi
tingkat
yang
m e-
atau konsum en.
m asyarakat
anya/berfungsinya
ngusaha
a) kam panye
distribusi,
konsum en
bagi
pendukung
nangani distribusi/pem asaran
4. Partisipasi
m eliputi
dan
m asyarakat
yang m enguntungkan
ekspor.
M engoptim alkan
m asyarakat
pengertian
tersebut
harga
iklim perdagangan
teknologi,
kebijakan
distribusi/pem asaran
m enanam kan
pem erintah
dapat
investasi
m endorong
dibidang
produk
yang m endukung,
m asyarakat
asal ubijalar
ter- sedi-
m enjadi
dengan
pe-
tujuan
dalam dan luar negeri.
K E SIM PU L A N
T ingkat produktivitas
ubijalar selalu m eningkat
dan Iuas panen ham pir tidak m engalam i
K ontribusi
Pengusahaan
kenaikan
ubijalar
dalam konsum si
dan ubi A labio
tivitas yang cukup tinggi dibandingkan
Sistem kom oditas
diperbaiki
pranata
pula
m asih rendah (1,4% ), w alau-
cukup tinggi (18,4% ).
di Iahan lebak m em berikan
ubijalar di lahan kering/tadah
tingkat prod ukhujan.
ubijalar belum tersedia secara utuh dan secara keseluruhan
yang dapat m eningkatkan
program -program
pendukung
yang
aksi
dapat
perl u
G a lib
dan
D anu
ls m a d i
yang
produksi dan nilai tam bah sangat diperlukan,
m erupakan
m enciptakan
ubijalar.
222 CBAR o s i t a
m asyarakat
dan ditingkatkan.
T eknologi
begitu
luas tanam
kenaikan.
ubijalar dalam pola konsum si
pun begitu persentase
setiap tahun, w alaupun
Saderi
iklim
kebijaksanaan
pem erintah
bagi usaha peningkatan
dan
produksi
DAFT
A r-R iza
dan H idayat
terpadu
O J. N oor.
PUST
AK A
1990. U bi A labio
lahan raw a dangkal
penelitian
AR
di B abirik
dalam
K alim antan
lahan pasang surut dan raw a sw am ps
B adan L itbang
Pertanian.
Penelitian
1989. U sulan
yang diperlukan.
B alittan
B anjarbaru.
O irektorat
Jenderal
Penelitian
Pengem bangan.
O iperta
T k I K alsel.
H idayat
tahunan
1993. Strategi
H arapan.
T anam an
penelitian
dan
dan Prosedur
T anam an
Pang an
W .P.
K alsel.
1987-1991.
T eknologi
A gro-industri.
U bi-ubian.
B ogor.
Pro-
M alang.
Puslitbangtan.
B ogor.
sistem usahatani terpadu lahan raw a dangkal
Proyek Sw am ps II. B ogor.
bahan
pangan
pangan.
Falcon
trasdisional
M akalah
ke V II di B anjarm asin,
o.jones dan Scott.R .P.
Pangan. CBA
D a la m
Pangan
B anjarbaru.
Sem inar Penerapan
Penelitian
penyediaan
Sedunia
T anam an
Pangan
untuk M endukung
pengem bangan
H ari Pangan
W alter P. Falcon, W illiam
jaksanaan
B anjarbaru.
Sem inar H asil Penelitian
rangka penganekaragam an
Peringatan
R apat
B ogor.
M etodologi
Pertanian
1993. M akalah
Sutikno, H . dan M . L ande. 1990. Penelitian
M akalah
Pelatihan
Pem bangunan
1988. H asil dan Program
1993.
1992. Strategi dan program
K erja B alittan
O J. N oor dan K hairuddin.
Supiyatna.
W ilayah di K al-Sel. R isalah
1988/89. O inas Pertanian
1992. H asiI U tam a Penelitian
B abirik. M akalah
dan Program
B ogor.
duksi dan Pasca Panen U bijalar
Puslitbangtan.
U bikayu
Selatan. B anjarbaru.
R isalah L okakaryaiR apat
Puslitbangtan.
sem inar,
B ogor.
1993. M akalah
1988. L aporan
K alim antan
usahatani
II. Palem bang.
dalam PJPT II. R aker Puslitbangtan.
B ina Program .
O iperta T k I K alsel.
Propinsi
ubi-ubian
sistem
Prosiding
B anjarbaru.
O im yati, A ., M . O jazuli dan A . H usni M alian.
pengem bangan
penelitian
Selatan.
Strategi Pengem bangan
Puslitbangtan.
B appeda tk I K al - Sel. 1993. Strategi Pem bangunan
K erja/L okakarya
cbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Sem inar
E disi
dalam
dalam
rangka
K alsel.
1986. Peranan U bikayu
(eds).
nabati
U bikayu
O alam
K ebi-
di Jaw a.
Sinar
Jakarta.
K eragaan
s is te m
k o m o d ita s
u b ija la r .
u b i a la b io
dan
ubi nagara
223
U B I A L A B IO D A N U B I N A G A R A CBA
R o s ita
G a lib
dan
D anu
Ism a d i
Sader;
UTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ABSTRACT
P e rfo rm a n c e
T h is
s tu d y
c e n te r
of sw eet
p o t e n c ie s ,
s u rv e y
t ie s
of
was
m e th o d
U b i ja la r ,
p o ta to e s
in S o u t h
K a lim a n t a n
a n d t h e a v a ila b ilit y
(R R A )
a n d fa rm
re s o u rc e s ,
lo w
re c o rd
t o b e im p r o v e d
p o ta to e s .
and
s tru c tu re s
a n d o th e rs
p o ta to e s
of
F Y . 1 9 9 3 /9 4
need
n a tu re
S y s te m
d u r in g
p r o b le m s ,
s y s te m s
p o r t in g
C o m m o d it ie s
c o n d u c te d
a p p r e c ia t io n
s u p p o r t in g
k e e p in g
w e re
to
a n d fa rm e rs
th e s e
w e re
The
a im
and
Ubi
p r o d u c t io n
was
id e n t if y
to
s y s te m s .
u s e d in c o lle c t in g
d a ta .
E x is t e d
a w a rn e s s
p r o b le m s
to w a rd
Lack
lim it in g
fa c to rs
of
N a g a ra .
chosen
c o m m o d it ie s
c o m m o d it ie s .
in s t it u t io n s
A la b io ,
p u r p o s iv e ly
P r o v in c e .
o f th o s e th re e
in t h e ir f u n c t io n s .
lo w e r s k ille d
Ubi
a t th re e
C o m m o d i-
w e re
p o t e n c ie s
f a c ilit ie s
to e v e ry
th e
In fo rm a l
n o n -s u p of sw eet
and
in f r a
e ffo rt o f s w e e t
d e v e lo p m e n t .
PE N D A H U L U A N
K ebijaksanaan pem bangunan pertanian tanam an pangan pada Pelita V I diarahkan
kepada antara lain; upaya peningkatan dan pelestarian sw asem bada pangan, m eningkatkan pendapatan m asyarakat dan m em perbaiki keadaan gizi (D itjen B ina Program , 1993).
T anam an pangan yang terdiri dari; padi, jagung, kacang-kacangan
dan ubi-ubian tidak
hanya penting sebagai bahan pangan, tetapijuga sem akin m enonjol peranannya sebagai
bahan pakan dan bahan baku industri (W alter P. Falcon e t a l . 1 9 8 6 ) .
T anam an ubi-ubian disam ping sebagai penghasil karbohidrat khususnya pati,juga
m em iliki potensi untuk digunakan dalam industri pengolahan yang dapat m enghasilkan
berbagai prod uk skunder dan tersier (B adan L itbang, 1989). M anfaat lain dari kom oditas yang m em punyai potensi hasil tinggi ini, juga dapat diandalkan untuk m endukung
kecukupan pangan dan sum ber pendapatan bagi petaninya.
Peranan utam a ubi-ubian
sebagai sum ber karbohidrat
didalam pangan pokok akan berubah m enjadi sum ber
karbohidrat
dalam industri pakan dan produk olahan lainnya, apabila pendapatan
m asyarakat m e-ngalam i kenaikan (D im yati, e t a l . , 1 9 9 2 ) .
D i lahan lebak K alim antan Selatan, petani sejak puluhan tahun yang lalu telah
m em budidayakan
sejenis tanam an ubi-ubian yaitu ubijalar (gum bili N agara) dan ubi
A labio.
T anam an ini dapat m em berikan hasil yang cukup tinggi, sehingga selalu
ditanam setiap tahun secara terus-m enerus w alaupun luas tanam an ham pir tidak banyak
K eragaan
s is te m
k o m o d ita s
u b ija /a r .
u b i a /a b io
dan
ubi nagara
213
berubah
setiap tahun.
raw a lebak N agara
dalam
sistem
U sahatani
m em berikan
usahatani
45,2% (Sutikno
ubi A labio
pendapatan
terpadu
di raw a lebak B abirik
yang cukup tinggi.
lahan raw a lebak B abirik
dan M ansur L ande,
dan ubi N agara
Sum bangan
berkisar
di
ubi A labio
dari 39,1%
sam pai
1990).
L uasan areal tanam yang tidak banyak berubah dari tahun ketahun, diduga karena
sistem
kom oditas
kelom pok
ubi-ubian
belum
tersedia.
Secara garis besar sistem
m oditas ubijalar, ubi N agara dan ubi A labio ini terdiri dari subsistem
subsistem
konsum en
dan subsistem
subsistem
yang lain.
K eseluruhan
distribusi/pem asaran
sistem kom oditas
oleh suatu sistem yang saling berkaitan
tor yang sangat
pem erintah,
m enentukan.
2) teknologi
baru
yanag
ini dibina, dipelihara
penentu
tersedia,
industri pengolahan,
yang m enghubungkan
dan berinteraksikan
Faktor-faktor
3) partisipasi
adalah
ketiga
dan didukung
serta m erupakan
tersebut
ko-
faktor-fak-
: 1) kebijakan
m asyarakat,
4) pranata
pendukung.
Peranan
K alim antan
dan ketersediaan
m asing-m asing
Selatan ini perlu diketahui
usahatani ubijalar.
pengem bangan
Sehingga inform asi
kom oditas
sistem kom oditas
kelom pok
ubijalar di
begitu pula m asalah, kendala yang dihadapi dalam
sistem kom oditas
dapat diperoleh
ubijalar yang dapat m enunjang
dan akhim ya
peningkatan
pendapatan
peta-
ninya dapat tercapai. EDCBA
M ETO DO LO G I
Penelitian
ini dilakukan
di lahan kering
lim antan Selatan. L okasi penelitian
kering
(D esa
Pebahanan,
lebak (N agara,
K abupaten
(B abirik, K abupaten
m etoda penelitian
usahatani
kelom pok
214 CBAR o s i t a
yang
bersum ber
dan
D anu
Ism a d i
sentra ubijalar
Penelitian
instansiA nalisis
Saderi
(ubi N agara)
dan sentra ubi A labio
dilakukan
K a-
instansi
pada tahun 1993/94 dan
kegiatan
terdiri dari data skunder dan
terkait,
data dilakukan
di lahan
di lahan lebak
(R R A ) dan pencatatan
D ata yang dikum pulkan
dari
tani dan petani ubijalar.
G a /ib
Selatan)
cara survei inform al
(farm record keeping).
data prim er
Pelaihari),
Sungai
H ulu Sungai U tara).
m enggunakan
(Iebak) Propinsi
dipilih secara sengaja yaitu : sentra ubijalar di lahan
K abupaten
H ulu
dan raw a dangkal
tokoh-tokoh
secara deskriptif.
m asyarakat,
cbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFED
H A S IL D A N P E M B A H A S A N
A.
K a r a k te r is tik
p rod u k si
u b ija la r ,
ubi N agara
dan
ubi
A la b io
di
P r o p in s i
K a lim a n ta n S e la ta n .
U bijalar di K alim antan
dan raw a lebak.
dengan
Selatan dapat ditanam
U bi N agara adalah ubijalar yang ditanam
nam a daerah "gum bili N agara").
potensial
fam ilia CBA
D io s c o r e a
term asuk
dengan-bedengan
dijum pai
(guludan).
Sedangkan
B udidaya
dan m erupakan
diperkirakan
pem atang,
penganut
agam a
Islam
yang terluas
(w atun 3), berdasarkan
kem arau
fanatik.
genangan
air.
kering/tadah
hujan
dapat diusahakan
6,4 t/ha sam pai
sepanjang
Pada T abel
pada raw a lebak
(w atun 2) dan raw a lebak
1992 tercatat
rata-rata
luas
D i lahan lebak ini tanam an
untuk
ubi N agara
pad a aw al
dan 4 bulan
tahun.
persentase
tingkat produktivitas
10 t/ha.
T etapi
L uas panen
1992.
setiap tahun seperti terlihat pada T abel
3, dapat dilihat
Selatan
cukup tinggi yaitu (14 t/ha sam pai
ubijalar tidak banyak berubah sejak tahun 1987 sam pai
selalu m e-ningkat
dan K abupaten
asli suku B anjar
yang terdiri dari lahan raw a
Pada tahun
30 t/ha) dan ubi A labio (12 t/ha sam pai 28 t/ha), sem entara
hujan berkisar
di tiga kabupaten
satu kali per tahun, yaitu dim ulai
ubi N agara
banyak
e t a l. 1 9 9 0 ).
D i K alim antan
69.000 ha.
pada m ulai um ur 3 bulan
untuk ubi A labio. T ingkat produktivitas
di lahan keringltadah
(A r-R iza
berada
1), raw a lebak tengahan
baru m encapai
ubi- ubian
di atas be-
dan ubi A labio
L ahan raw a lebak dapat dibagi
hanya diusahakan
dan dipanen
lebak
H ulu Sungai T engah
yang cukup
kedalam an
lebak yang diusahakan
dan ubi A labio
tanam an
raw a
dihuni oleh penduduk
terdapat sekitar 600.000 ha lahan raw a m onoton
raw a lebak dangkal (w atun
areallahan
Selatan
D aerah ini pada um um nya
surut dan lahan raw a lebak.
m usim
di lahan
ubi N agara
H ulu Sungai Selatan, K abupaten
H ulu Sungai U tara.
ubijalar
di lahan raw a lebak (dikenal
di lahan raw a lebak dangkal dan raw a lebak tengahan
yaitu K abupaten
dalam
tanam an
lahan tadah hujan
ubi A labio adaiahjenis
yang ditanam
L ahan raw a lebak di K alim antan
pasang
di lahan kering,
ubijalar
ubijalar
di lahan
dan luas tanam
Padahal produktivitasnya
1 dan T abel 2.
kenaikan
produksi
ubijalar
dan
pangan lainnya per tahun sejak tahun 1981 sam pai Pelita V .
K e r a g a a n s is te m k o m o d ita s u b ija la r , u b i a la b io d a n u b i n a g a r a
215
T abel 1. L uas panen, luas tanam dan tingkat produktivitas
T ahun
ubi jalar di K alsel
Produktivitas
(tonlha)
L uas panen
(ha)
L uas tanam
1987
2.310
1988
2.004
3.184
2.262
6,10
1989
2.944
2.986
5,88
1990
3.024
8,04
1991
3.164
3.098
2.408
1992
2.361
2.373
8,45
Sum ber:
D iperta
(ha)
Propinsi K alim antan
Selatan
5,40
8,49
1993.
T abel 2. L uas tanam (ha), luas panen (ha) da rata-rata produktivitas
duksi di K alim antan
ubijalar
(ton/ha)
di sentra
pro-
Selatan.
H SU
TALA
H SS
T ahun
L uas
L uas
Produk
L uas
L uas
Produk
L uas
L uas
Produk
tanam
panen
tivitas
tan am
panen
tivitas
tanam
panen
tivitas
1987
387
272
4,1
819
687
6,85
342
271
4,7
1988
3 II
340
4,7
205
205
7,8
477
299
6,3
1989
273
226
4,5
733
733
7,0
459
451
5,67
1990
304
6,2
793
749
9,5
499
485
7,7
6,6
532
519
10,3
298
296
8,4
6,4
668
657
10,0
282
265
8,2
523
504
10,4
*
*
*
1991
314
279
304
1992
215
202
1993 UTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
*
*
*
Sum ber:
D iperta Propinsi
• =
K alim antan
Selatan
1993.
belum ada data.
Sejak tahun
1981 - 1989, ubijalar
m engalam i
kenaikan
padi, begitu pula pada Pel ita ke V .
Sehingga
alternatifuntuk
pang an dan m elestarikan
diandalkan.
m em enuhi
R ata-rata
kecukupan
kontribusi
kom oditas
tiap or~ng per hari (gram ) sejak tahun
rata-rata persentase
Selatan
kenaikan
konsum si
dapat dilihat pada T abel 5.
1980-1990
Sehingga
sasaran pada R epelita
V I ini dapat direalisasikan,
216
di K alim antan
R o s ita G a lib d a n D a n u Is m a d i S a d e r i
lebih tinggi dari
sebgai bahan pangan
sw asem bada
konsum si
beras dapat
bahan pangan
dapat dilihat pada T abel4.
B egitu pula
bahan pangan sejak 1980 - 1990 di K alim antan
Selatan pada R epelita
pangan
ubijalar
pangan terhadap
pangan di K alim antan
dan kecukupan
m anfaat
produksi
sasaran
peningkatan
produksi
V I ini dapat dilihat pada T abel6.
m aka kelestarian
tanam an
A pabila
sw asem bada
Selatan tidak perlu dikhaw atirkan. CBA
beras
T abel3.
R ata-rata persentase kenaikan produksi tanam an ubijalar dan
tanam an pangan lain per tahun pada tahun 1991 - 1989 dan
Pel ita V di K alim antan
Selatan.
R ata-rata kenaikanltahun
(% )
K om oditas
1981 - i989
Padi
1
)
Pelita
v 2)
5,3
6,44
14,8
22,45
U bijalar
13,3
14,06
U bikayu
23,7
6,39
K acang tanah
26,8
9,93
7,6
17,89
96,9
3,86
Jagung
K edelai
K acang hijau
Sum ber:
I) S upiyatna,
1993
2) D iperta Propinsi
K alim antan
Selatan
1993.
T abel 4. R ata-rata kontribusi kom oditas pangan terhadap konsum si
bahan pangan
1980 - 1990 di K al-Sel (gram Jkapita/hari)
K ontribusi
K om oditas
%
Fisik UTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
B eras
Jagung
675,9
88,1
6,8
0,9
U bijalar
11,2
1,4
U bikayu
60,3
7,9
K acang tanah
8,1
1,0
K edelai
1,2
0,1
K acang hijau
0,5
0,6
Sum ber:
Supiyatna,
1993
CBA
K eragaan
s is te m
k o m o d ita s
u b ija la r ,
u b i a la b io
dan
ubi nagara
217
T abel5.
R ata-rata persentase kenaikan konsum si bahan pangan di K al-Sel
1980 - 1990.
K enaikan (% )
K om oditas
6,4
B eras
12,0
Jagung
U bijalar
18,4
U bikayu
21,0
K acang tanah
24,0
38,3
K edelai
104,6
K acang hijau
Sum ber:
Supiyatna,
1993
T abel 6. R ata-rata sasaran peningkatan
produksi tanam an pangan di K al-Sel
pada Pel ita V I
Sasaran kenaikanltahun
K om oditas
B eras
(% )
2,76
Jagung
8,37
U bijalar
13,17
U bikayu
12,01
K acang tanah
7,17
K edelai
4,42
K acang hijau
5,43
Sum ber:
D iperta
dan B appeda
B . Sistem kom oditas,
Propinsi K alim antan
Selatan
1993.
m asalah dan potensi ubijalar, ubi N agara dan ubi A labio
1. Sub sistem petani produsen
H asil rata-rata
ubijalar di lahan kering K alim antan
rendah yaitu sekitar 6,4 - 10 tlha.
di lahan lebak dapat m encapai
14 - 30 tlha.
H asil r~ta- rata ubi A labio di tingkat petani di lahan lebak dapat m encapai
12 - 28 tlha.
H asil
ubijalar
m encapai
di lahan
kering
21 tlha, sem entara
A labio sam pai 60 tlha.
peningkatan
Sem entara
Selatan di tingkat petani m asih
pada
ubi N agara
T am paklah
produktivitas
tingkat
m asih
penelitian
dalam
di lahan lebak dapat m encapai
G a lib
dan
D anu
Ism a d i
dapat
45 tlha dan ubi
bahw a senjang hasil m asih sangat lebar dan potensi
terbuka
luas.
U ntuk
m erealisasikan
teknologi produksi pra panen di tingkat petani perlu diperbaiki.
218 CBAR o s i t a
skala percobaan
Saderi
potensi
T etapi um um nya
itu,
petani
tidak terangsang
untuk
untuk m engusahakan
itu diperlukan
m odal yang besar, sarana produksi
yang lebih besar dicurahkan
di lahan lebak N agara
A labio
rata-rata
obat-obatan)
lebih luas dan m enghasilkan
dan tenaga
untuk usahatani ubijalar ini. R ata-rata pengusahaan
kerja
ubijalar
ha at au 575 m 2.
Penggunaan
sarana
produksi
(pupuk
dan
m asih sangat rendah dan bahkan ham pir tidak acta.
yang dapat disim pan
di tingkat petani cukup baik, disam ping
saat panen langka tidak begitu
m enahan
ubi N agara dan ubi A labio
hasil ubijalar,
yang cukup tinggi,
petani
ubijalar
m engakibatkan
kem am puan
lam a dengan teknik yang sangat sederhana.
saar panen raya dengan
sum si
yang tinggi
adalah 0,2 ha sam pai lebih dari 1 ha dan ubi A labio di lahan lebak
0,057
H arga ubijalar
pengaruhi
lebih tinggi, karena
akibat sarana dan prasarana
untuk m em perluas
yang
usahataninya
98% dikonsum si
langsung
Perbedaan
m encolok,
karena
sam pai 6 bulan.
yanag
tanam an
ini
harga pada
petani dapat
B iaya transportasi
m asih terbatas juga turut m ern-
terutam a
di lahan lebak.
dan hanya
petani tidak dapat m enjual hasil panennya
Pola kon-
2% untuk pakan
dalam jum lah
ternak,
besar dengan
segera pada harga terbaik.
T abel7.
Fluktuasi harga ubijalar di tingkat petani, 1993
B ulan
2.
U bi A labio
lahan lebak
lahan lebak
(R p/kg)
(R p/kg)
(R p/kg)
Putih
U ngu
300
400
600
1.000
Pebruari
300
400
600
1.000
M aret
300
350
600
1.000
A pril
275
400
700
M ei
200
1.200
1.500
Juni
200
Juli
300
A gustus
350
Septem ber
350
150
O ktober
350
N opem ber
D esem ber
800
1.000
2.000
175
400
700
350
200
400
650
350
250
500
750 EDCBA
250
d is tr ib u s i
D istribusi
keseluruhan
subsistem
U bi N agara
Januari
S u b s is te m
dalam
U bijalar
lahan kering
adalah
suatu
sistem
fungsi pem asaran
suatu kom oditas.
yang
D isatu
m enem pati
posisi
pihak distribusi
industri dan di pihak lain distribusi berfungsi
m enghela
m enentukan
dapat m endorong
produsen.
D istribusi CBA
K e r a g a a n s is te m k o m o d ita s u b ija la r , u b i a la b io d a n u b i n a g a r a
219
juga m enghubungkan produsen prim er (petani) dan produsen skunder (industri) dengan
konsum en.
Sehingga subsistem distribusi m erupakan urat nadi penting bagi kelancaran
sistem kom oditas ini.
Sistem distribusi kom oditas ubijalar perlu diperbaiki secara m enyeluruh
m endasar.
Sam pai saat ini belum ada suatu paket kebijakan/pengaturan
dan
m ekanism e
distribusi khusus ubijalar yang m elibatkan instansi distribusi sepeti B U L O G dan K U D .
Padahal pengalam an pada beras dan prod uk lain m enunjukkan keam puhan alat-alat
distribusi tersebut.
L em ahnya subsistem petani produsen dan industri pengolahan turut
m enciptakan ketidak pastian harga yang dapat diterim a petani apabila hasil produksi
ditingkatkan.
O leh karena itu perbaikan subsistem distribusi tidak bisa berjalan sendiri tanpa
perbaikan kedua subsistem lainnya.
D isam ping itu terbatasnya penggunaan produk
ubijalar lebih lanjut, akan m em persulit pengaturan dan kebijakan distribusi yang harus
diam bil.
A pabila produk asal ubijalar akan ditangani sem acam B U L O G atau K U D seperti
yang sekarang berlaku untuk beras, m aka ubijalar ini harus tersedia pada batas keperluan
m inim um , m em iliki m utu yang seragam dan cukup baik dengan ukuran yang tepat
dengan kriteria yang jelas dan dibakukan.
K etersediaan teknologi budidaya m aju,
penanganan produk, penyim panan, pengem asan dan transportasi yanag m em adai juga
sangat diperlukan.
3. Subsistem industri
Penyediaan
bahan
baku yang
kontinu
dan dengan
m utu yang m em enuhi
persyaratan m erupakan salah satu syarat bagi usaha industri yang tangguh.
K eengganan petani m eningkatkan hasil produksi dan m em perluas areal usahataninya perlu dipacu apabila ada pengusaha
vestasinya pada industri ubijalar.
industri yang berm inat m enanam kan
T etapi diperlukan kesanggupan
in-
pengusaha dan
orientasi perusahaan yang tidak sem ata-m ata m engejar keuntungan diim bangi dengan
aturan-aturan kebijakan pem erintah yang m endukung pengem bangan
ubijalar secara
nyata, dim ana petani produsen ubijalar terhindar dari kerugian. U ntuk m engem bangkan
ubijalar lebih besar lagi, diperlukan diversifikasi penggunaan yang lebih banyak.
ngan sernakin banyaknya
produk
asal ubijalar yang dihasilkan,
D e-
m aka konsum si
m asyarakat akan m eningkat dan produksi akan terangsang pula. CBA
4. Subsistem konsum en
K onsum en m erupakan bagian ujung dari sistem kom oditas yang m em punyai
posisi kunci, karena m enentukan besarnya perm intaan.
220
R o s ita
G a lib
dan
D anu
Ism a d i
Saderi
Jum lah akhir besarnya perm in-
taan m erupakan
hasil kali darijum lah
fungsi dari appresiasi konsum en
penggunaan
penduduk
adalah m asyarakat
golongan
belum
selera konsum en
dibelanjakan
secara tradisionil
tahun yang lalu, m engakibatkan
rnem ernrhi
baw ah.
untuk kelom pok
per kapita, dan m erupakan
terhadap produk yang bersangkutan.
ubijalar dan teknik pengolahan
sejak puiuhan
dan konsum si
konsum en
T eknik penjajaan
golongan
atas.
T erbatasnyajenis
yang tidak beranjak
terbesar
produk
dan pengem asan
ubijalar
ini
produk olahan
H al ini m enyebabkan
ubijalar ini kecil dan akibatnya
m aju
uang yang
serapan pasar terhadapnya
m ejadi rendah.
C . S trategi pem ecahan m asalah
1. P endekatan
teknologi
a. P etani produsen
D iperlukan
nilai tam bah,
pengem bangan
jam inan
teknologi
yang bertujuan
m eningkatkan
produk
dan
prod uk ubijalar, daya sim pan dan m utu produk.
b. D istribusi
K etersediaan
penyim panan,
sistem
distribusi
yang
lebih baik
sangat
diperlukan
pada
sistem
standar m utu, aneka ragam produk dan teknik pengem asan.
c. Industri
K etersediaan
dari petani,
peluang
pola industri yang ditujukan
m endorong
usaha diversifikasi
ekspor dan perbaikan
untuk substitusi terigu, penyerapan
pangan, peningkatan
gizi m asyarakat
hasil
nilai tam bah,
m em buka
selera m asyarakat
golongan
sangat diperlukan.
d. K onsum si
Perbaikan
penam pilan
atas dan upaya
m em perkaya
dapat m em perbaiki
preferensi
ubijalar
sehingga
m em enuhi
kandungan
gizi dalam
m akanan
konsum en,
sehingga perm intaan
berbahan
baku ubijalar
tehadap ubijalar m enjadi
m eningkat.
2. P endekatan
kebijaksanaan
K ebijaksanaan
dapat m enciptakan
pem erintah
iklim produksi
yang diperlukan
dan perbaikan
K eragaan
s is te m
adalah
program -program
m utu yang m erangsang
k o m o d ita s
u b ija la r ,
u b i a la b io
dan
aksi yang
bagi petani, CBA
ubi nagara
221
iklim usaha yang m enarik
distributor
bagi industri,
dan upaya m eningkatkan
ubijalar.
K ebijaksanaan
ubijalar,
b) kebijaksanaan
industri, e) dorongan
3. Pendekatan
pranata
dengan
sistem
m ateri
D engan tersedianya
dengan
konsum en
terhadap produksi
dan prom osi
c) jam inan
produk-produk
distribusi,
d) dorongan
penyuluhan
penyuluhan
yang
yang
diarahkan
tepat.
yang tidak m erugikan
pad a sem ua
T ersedianya
petani produsen
instansi
tingkat
yang
m e-
atau konsum en.
m asyarakat
anya/berfungsinya
ngusaha
a) kam panye
distribusi,
konsum en
bagi
pendukung
nangani distribusi/pem asaran
4. Partisipasi
m eliputi
dan
m asyarakat
yang m enguntungkan
ekspor.
M engoptim alkan
m asyarakat
pengertian
tersebut
harga
iklim perdagangan
teknologi,
kebijakan
distribusi/pem asaran
m enanam kan
pem erintah
dapat
investasi
m endorong
dibidang
produk
yang m endukung,
m asyarakat
asal ubijalar
ter- sedi-
m enjadi
dengan
pe-
tujuan
dalam dan luar negeri.
K E SIM PU L A N
T ingkat produktivitas
ubijalar selalu m eningkat
dan Iuas panen ham pir tidak m engalam i
K ontribusi
Pengusahaan
kenaikan
ubijalar
dalam konsum si
dan ubi A labio
tivitas yang cukup tinggi dibandingkan
Sistem kom oditas
diperbaiki
pranata
pula
m asih rendah (1,4% ), w alau-
cukup tinggi (18,4% ).
di Iahan lebak m em berikan
ubijalar di lahan kering/tadah
tingkat prod ukhujan.
ubijalar belum tersedia secara utuh dan secara keseluruhan
yang dapat m eningkatkan
program -program
pendukung
yang
aksi
dapat
perl u
G a lib
dan
D anu
ls m a d i
yang
produksi dan nilai tam bah sangat diperlukan,
m erupakan
m enciptakan
ubijalar.
222 CBAR o s i t a
m asyarakat
dan ditingkatkan.
T eknologi
begitu
luas tanam
kenaikan.
ubijalar dalam pola konsum si
pun begitu persentase
setiap tahun, w alaupun
Saderi
iklim
kebijaksanaan
pem erintah
bagi usaha peningkatan
dan
produksi
DAFT
A r-R iza
dan H idayat
terpadu
O J. N oor.
PUST
AK A
1990. U bi A labio
lahan raw a dangkal
penelitian
AR
di B abirik
dalam
K alim antan
lahan pasang surut dan raw a sw am ps
B adan L itbang
Pertanian.
Penelitian
1989. U sulan
yang diperlukan.
B alittan
B anjarbaru.
O irektorat
Jenderal
Penelitian
Pengem bangan.
O iperta
T k I K alsel.
H idayat
tahunan
1993. Strategi
H arapan.
T anam an
penelitian
dan
dan Prosedur
T anam an
Pang an
W .P.
K alsel.
1987-1991.
T eknologi
A gro-industri.
U bi-ubian.
B ogor.
Pro-
M alang.
Puslitbangtan.
B ogor.
sistem usahatani terpadu lahan raw a dangkal
Proyek Sw am ps II. B ogor.
bahan
pangan
pangan.
Falcon
trasdisional
M akalah
ke V II di B anjarm asin,
o.jones dan Scott.R .P.
Pangan. CBA
D a la m
Pangan
B anjarbaru.
Sem inar Penerapan
Penelitian
penyediaan
Sedunia
T anam an
Pangan
untuk M endukung
pengem bangan
H ari Pangan
W alter P. Falcon, W illiam
jaksanaan
B anjarbaru.
Sem inar H asil Penelitian
rangka penganekaragam an
Peringatan
R apat
B ogor.
M etodologi
Pertanian
1993. M akalah
Sutikno, H . dan M . L ande. 1990. Penelitian
M akalah
Pelatihan
Pem bangunan
1988. H asil dan Program
1993.
1992. Strategi dan program
K erja B alittan
O J. N oor dan K hairuddin.
Supiyatna.
W ilayah di K al-Sel. R isalah
1988/89. O inas Pertanian
1992. H asiI U tam a Penelitian
B abirik. M akalah
dan Program
B ogor.
duksi dan Pasca Panen U bijalar
Puslitbangtan.
U bikayu
Selatan. B anjarbaru.
R isalah L okakaryaiR apat
Puslitbangtan.
sem inar,
B ogor.
1993. M akalah
1988. L aporan
K alim antan
usahatani
II. Palem bang.
dalam PJPT II. R aker Puslitbangtan.
B ina Program .
O iperta T k I K alsel.
Propinsi
ubi-ubian
sistem
Prosiding
B anjarbaru.
O im yati, A ., M . O jazuli dan A . H usni M alian.
pengem bangan
penelitian
Selatan.
Strategi Pengem bangan
Puslitbangtan.
B appeda tk I K al - Sel. 1993. Strategi Pem bangunan
K erja/L okakarya
cbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Sem inar
E disi
dalam
dalam
rangka
K alsel.
1986. Peranan U bikayu
(eds).
nabati
U bikayu
O alam
K ebi-
di Jaw a.
Sinar
Jakarta.
K eragaan
s is te m
k o m o d ita s
u b ija la r .
u b i a la b io
dan
ubi nagara
223