12.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1508995964BAB 12 Aspek Kelembagaan Kabupaten Maros fiks

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014

Bab XII

dengan pelaksanaan program pembangunan infrastruktur bidang PU/Cipta
Karya yang fungsi kinerjanya dilakukan melalui suatu koordinasi baik
secara vertikal maupun horisontal dan intensif untuk tujuan sinkronisasi di
dalam pelaksanaan program dengan instansi-instansi terkait. Untuk itu,
peningkatan dari kapasitas kelembagaan diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan agar kegiatan investasi pengembangan infrastruktur dapat
terjamin keberlanjutannya secara optimal.
Beberapa

kebijakan

pengembangan

dan

yang


merupakan

peningkatan

landasan

kapasitas

hukum

dalam

kelembagaan

RPIJM

Kabupaten Maros, antara lain :
1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
2. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
3. PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Daerah;
4. PP No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014;
5. Perpres No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025;
6. Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
7. Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimum;

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

Arah Kebijakan kelembagaan daerah di Kabupaten Maros terkait erat

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

12.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya


XII-1

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
8. Permendagri No. 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah;
9. Permendagri No. 57 Tahun 2010 tentang Pedoman Estandar pelayanan
Perkotaan;
10. Kepmen PAN No. 75 Tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan
Kebutuhan

Pegawai

Berdasarkan

Beban

Kerja

Dalam


Rangka

Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.
Peran dan hubungan atas keterlibatan unsur pemerintahan seperti
Bappeda, Dinas/Instansi terkait dan

PDAM, swasta dan masyarakat

pada urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang terdiri
dari urusan wajib dan urusan pilihan dengan memperhatikan kebutuhan,
kemampuan keuangan, cakupan tugas, kepadatan penduduk, potensi,
karakteristik serta sarana dan prasarana. Penataan organisasi perangkat
daerah ini dilakukan melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia yang memadai, sehingga
fungsi

pelayanan


yang

terdapat

dalam

urusan

yang

menjadi

kewenangannya dapat terlaksana secara lebih optimal.
Pergeseran paradigma dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dari
pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi yang ditandai dengan
lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, membawa implikasi yang mendasar terhadap
keberadaan, tugas, fungsi dan tanggung jawab lembaga serta aparatur

pemerintah dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang
didasarkan pada prinsip-prinsip good governance.
Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan
pembangunan prasarana Kabupaten Maros bidang PU/Cipta Karya, yaitu
agar investasi pembangunan dapat dioperasionalkan secara maksimal oleh
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

pelaksanaan program lainnya. Pembentukan perangkat daerah didasarkan

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

diperlukan agar pelaksanaan program menjadi satu kesatuan dengan

XII-2

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Pemerintah Kabupaten Maros. Dalam hal pembangunan kota, wilayah

kegiatan pembangunan mencakup wilayah lebih dari satu wilayah
Kabupaten/Kota, perlu dikaji kelembagaan secara lebih mendalam dan
melibatkan peran pemerintah Propinsi maupun Pemerintah Pusat sehingga
dapat diwujudkan kerjasama antar Kabupaten/Kota dan fungsi koordinasi
yang bersifat sinergi. Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing
sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan
sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai
dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi.

kedudukan

dan

tugas

masing-masing

unit

organisasi/instansi


dan

perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang
mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk di dalamnya
Bappeda, Dinas-Dinas, PDAM dll.
12.2. Kondisi Kelembagaan Saat Ini
1.

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Kapasitas dan kewenangan instansi yang mendukung Rencana Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) PU Bidang Cipta Karya, menjadi
sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus dipikul dalam
menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak sederhana bahkan
cenderung cukup rumit.
Kondisi

Kelembagaan


memperlihatkan

pemerintahan

beberapa

kendala

Kabupaten
dalam

Maros,

mendukung

saat

ini

program


pembangunann bidang ke Cipta Karyaan Kabupaten Maros, antara lain :
a. Organisasi

belum

sesuai

dengan

kapasitas

kewenangan

yang

dibutuhkan;
b. Dukungan peraturan belum memadai;
c. Koordinasi antar SKPD yang membidangi KeciptaKaryaan yang belum
padu;

d. Terbatasnya sumberdaya manusia yang dimiliki; dan
e. Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan.
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

serta disinkrosnisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

Kelembagaan di Kabupaten Maros perlu dioptimalisasi dan dikoordinasikan

XII-3

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Permasalahan yang sering dihadapi Dinas PU/Bid. Cipta Karya antara lain
masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari
aparatur/sumber

daya

manusia

(SDM)

yang

menangani/mengelola

berbagai bidang di berbagai Dinas/Badan dan Kantor di Kabupaten Maros.
Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dll
masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas
(capacity building) sehingga kualitas SDM semakin tahun semakin
meningkat. Selain masih terbatasnya SDM bidang tertentu dan penempatan
tenaga kerja yang sesuai keahlian. Prasrana dan sarana kerja juga masih

kerja. Belum Gedung perkantoran sendiri dalam melaksanakan aktifitas
sehari-hari, sehingga mengurangi efektifitas kerja.
2.

Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Di dalam pelaksanaan/implementasi RPIJM Bidang Cipta Karya di
Kabupaten Maros melibatkan banyak komponen kelembagaan sehingga
terjalin

koordinasi

dan

sinkronisasi

program/kegiatan

di

bidang

keciptakaryaan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.
Kapasitas dan kewenangan instansi dalam kerangka mendukung RPIJM
menjadi sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus
dipikul dalam menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak
sederhana bahkan cendrung cukup rumit. Untuk maksud tersebut peran
kelembagaan bidang PU/Cipta Karya memiliki posisi yang cukup penting
didalam implentasi program yang akan disepakati.
Aspek kelembagaan yang dimaksud dalam pelaksanaan RPIJM bidang
PU/Cipta Karya Kabupaten Maros akan bertugas untuk menjalaskan
fungsinya melalui suatu koordinasi baik secara vertikal maupun horisontal.
Dengan demikian akan diperlukan koordinasi yang intensif untuk tujuan
singkronisasi

didalam

pelaksanaan

program

termasuk

didalamnya

Bappeda, Dinas-Dinas dan PDAM. Oleh karena RPIJM ini bersifat program
jangka menengah, maka di perlukan peningkatan kapasitas kelembagaan
pemerintah baik kelembagaan masyarakat maupun swasta yang terkait
langsung dengan program yang akan dilaksanakan.
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

kendaraan operasional dll sehingga belum optimal dalam pelaksanaan

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

terbatas seperti: ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey,

XII-4

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Untuk meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat terhadap
fasilitas yang akan dikembangkan perlu diperhatikan aspek sosial budaya
masyarakat

setempat.

Hal

ini

perlu

untuk

menghidari

terjadinya

pertentangan tujuan antara kehendak pemerintah dan masyarakat. Juga
untuk menghilangkan kesan bahwa fasilitas yang dibangun semata-mata
untuk

pemerintah,

sehingga

masyarakat

tidak

peduli

dengan

keberhasilannya. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan dan sosialisasi
yang terus-menerus sebelum proyek dilaksanakan. Masyarakat perlu
dilibatkan pada setiap tahap kegiatan pembangunan, mulai dari perumusan

Kondisi dan potensi kelembagaan, khususnya yang terkait dengan sumber
daya manusia yang dimiliki oleh PU Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros.
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen
SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi
Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga
kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi
yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan, seperti
dijelaskan pada tabel 12.1. mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja
bidang Cipta Karya di Kabupaten Maros.
Tabel 12.1.
Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros
Jumlah Pegawai
Jumlah Pegawai yang
No
Tingkat Pendidikan
yang Ada
Masih Diperlukan
1 S-2 MM
1
1
2 S-2 MP
1
1
3 S-2 Sipil
1
3
4 S-1 Sipil
9
12
5 S-1 Planologi
1
6 S-1 Teknik Lingkungan
1
7 S-1 Administrasi Negara
1
1
8 S-1 Lain – lain
1
9 D3
2
2
TOTAL
15
23
Sumber: Dinas PU Cipta Karya Kab. Maros Tahun 2013.

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

gagasan, perencanaan, pelaksanaan, sampai operasi dan pemeliharaan.

XII-5

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
12.3.

Analisis Kelembagaan
Untuk program pengembangan kelembagaan ini dibagi dalam 3 tahap
pengembangan yaitu :

1)

Tahap Konsolidasi
Dalam tahap konsolidasi, kegiatan peningkatan koordinasi lembaga baik itu
lembaga vertikal maupun lembaga horizontal pada dinas atau instansi sangat
penting, penambahan aparat pada bidang atau seksi yang terkait RPIJM
sehingga kebutuhan aparat tercukupi, peningkatan kualitas aparat terkait

Terciptanya kesinambungan penyusunan dan pelaksanaan program sangat
penting sehingga diperlukan adanya tim ahli yang memberikan input
terhadap pemerintah daerah dalam aspek pengembangan kota, teknis,
keuangan dan kelembagaan RPIJM yang bersifat in-house consultant yang
merupakan bantuan teknis dari Direktorat Bina Program Direktorat Jenderal
Cipta Karya Departemen PU.
2)

Tahap Optimalisasi
Dalam tahap optimalisasi program berjalan terdapat kegiatan-kegiatan
seperti optimalisasi kinerja struktur organisasi dinas atau instansi terkait
keberlanjutan pelaksanaan program pembangunan, sehingga implikasi
optimalisasi kinerja tersebut baik itu mampu atau kurang mampu dalam
menangani program pembangunan dapat disempurnakan, penambahan
sumber daya manusia pada dinas atau instansi sehingga kebutuhan sumber
daya manusia tercukupi, peningkatan kualitas aparat yang berkaitan dengan
pelaksanaan program dan sebagainya.

3)

Tahap Penyempurnaan
Dalam tahapan penyempurnaan terdapat kegiatan evaluasi atau uji hasil
terhadap pelaksanaan program pembangunan yang berjalan seperti
penggunaan hasil evaluasi pelaksanaan program untuk memperbaiki
pelaksanaan program yang belum optimal, merekomendasikan penggunaan
aparatur yang telah terlatih dalam menangani program untuk tetap bekerja
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

organisasi ekstrastruktural dan sebagainya.

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

dengan penyusunan program atau pelaksanaan RPIJM, melengkapi

XII-6

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
sampai akhir pelaksanaan program sehingga akan tercipta organisasi yang
baik, kualitas yang baik dan kuantitas yang mencukupi dari segi aparatur
khususnya dibidang perencana, bidang pelaksana dan bidang pengawas,
adanyan

pelatihan-pelatihan

teknis

dan

manajemen

untuk

lebih

meningkatkan kualitas aparatur.
Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Secara umum masalah yang dihadapi di dalam pelaksanaan pembangunan,
khususnya Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros yang dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
belum

sesuai

dengan

kapasitas

kewenangan

yang

dibutuhkan;
b. Dukungan peraturan belum memadai;
c.

Koordinasi antar SKPD yang membidangi KeciptaKaryaan yang belum
padu

d. Terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia yang dimiliki; dan
e. Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;
Adapun usulan program dalam rangka mengoptimalkan kelembagaan
Pemerintah Kabupaten Maros adalah :
1.

Pengembangan struktur dinas atau instansi terkait RPIJM.

2.

Menambah jumlah tenaga sarjana teknis untuk tugas membantu
pimpinan dinas dalam perencanaan dan pemrograman, pemantauan dan
supervisi.

3.

Mengikutsertakan para pimpinan dan staf terpilih pada dinas atau
instansi terkait dalam program pelatihan baik teknis maupun manajemen.

4.

Sistem rapat koordinasi pembangunan (Rakorbang) merupakan cara
yang baik untuk pelaksanaan koordinasi antar dinas atau instansi terkait,
diluar itu dapat pula dilakukan pertemuan-pertemuan antar sektor dalam
bentuk lokakarya atau bentuk pertemuan lainnya.

5.

Melaksanakan perbaikan sistem, prosedur dan koordinasi dalam
perencanaan,

pemrograman,

pelaksanaan

program

dan

proyek,

pemantauan, supervisi, evaluasi, operasi dan pemeliharaan hasil-hasil
proyek.
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

a. Organisasi

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

1.

XII-7

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
6.

Menambah

sarana-sarana

penunjang

kelembagaan

untuk

lebih

memperlancar tugas pada dinas atau instansi terkait.
Uraian tugas pokok dan fungsi dari susunan dan struktur Pemerintah Daerah
dan tata kerja dinas lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Maros sebagai
penyelenggara pemerintah, pembangunan dan pelayanan umum masyarakat
mengacu kepada Peraturan Bupati. Prosedur tugas yang menjadi acuan
dalam pelaksanaan RPIJM di wilayah Kabupaten Maros pada dasarnya
dilakukan sepenuhnya oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maros. Akan
tetapi koordinasi dengan instansi lain perlu dilakukan terkait dengan program

bidang keciptakaryaan, memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan
dari proses perencanaan, penganggaran dan hubungan antar instansi terkait,
dalam melaksanakan program/kegiatan yang telah dirumuskan dalam
RPIJM.
2.

Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagai antisipasi kebijaksanaan strategi pengembangan fisik sosial dan
ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting dalam
pelaksanaan dan pengawasan strategi pengembangannya. Beberapa
kebijaksanaan dasar dalam strategi pengembangan kelembagaan :
a.

Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan di setiap
tingkatan

pemerintahan

dan

dinas-dinas/lembaga/instansi

beserta

seluruh perangkat pemerintahan lainnya untuk menyamakan persepsi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian program.
b.

Memacu

peningkatan

sektor-sektor dalam

rangka merealisasikan

Kabupaten Maros sebagai salah satu PKW di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan rendahnya kualitas dan kapasitas aparatur sangat mengurangi
efektifitas kelembagaan pemerintah. Dengan rendahnya SDM dalam
kelembagaan dapat mengurangi efektifitas kerja dan banyak kegiatan yang
tidak dapat diselesaikan tepat waktu, sehingga keinginan para investor untuk
masuk ke Kabupaten Maros kurang berminat apalagi faktor keamanan belum
menjamin dalam pelaksanaan program. Dengan masuknya berbagai investor
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

institusi yang menangani penyusunan dan implementasi program investasi

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

yang menjadi usulan. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maros merupakan

XII-8

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
dan pelaku usaha yang turut dan ingin membantu, sangat besar
memperhatikan kepada kualitas SDM pada kelembagaan pemerintah daerah
Kabupaten Maros.
Hal itu ditunjang dengan perkembangan dunia sekarang ini dan akan di
berlakukannya pasar bebas, oleh karena itu telah menjadi tantangan
tersendiri

bagi

lembaga

pemerintah

daerah

untuk

mempersiapkan

aparaturnya untuk mampu bersaing.
Analisis Sumberdaya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas
manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang keciptakaryaan
tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non
formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung
tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional sesuai
dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung
oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme
aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat
terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.
Adapun prinsip dari pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas
adalah :
1.

Pengembangan

kapasitas

bersifat

multi-dimensional,

mencakup

beberapa kerangka waktu; jangka panjang, jangka menengah, dan
jangka pendek,
2.

Pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,

3.

Pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana
kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari
stakeholdernya sendiri, dan

4.

Pengembangan kapasitas mengacu pada kebijakan nasional, seperti
RPJMN

Faktor utama untuk terwujudnya upaya pengembangan dan peningkatan
kapasitas yang berhasil adalah adanya komitmen dari Pimpinan Pemerintah
Daerah dan atau Pimpinan Instansi/Unit Kerja yang bersangkutan atas
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

(capacity building) di bidang keciptakaryaan perlu disiapkan sumber daya
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

3.

XII-9

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
niatnya

yang

peningkatan

sungguh-sungguh

kapasitas

yang

untuk

dimaksud,

melakukan
serta

siap

program/proyek
dengan

semua

konsekuensinya.
Kondisi dan potensi kelembagaan, khususnya yang terkait dengan sumber
daya manusia yang dimiliki oleh unit kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten
Maros, dijelaskan pada tabel 12.2 berikut.
Tabel 12.2.
Potensi SDM dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros
Jabatan Struktural

Golonga
n

Tingkat
Pendidik
an

Kabid Cipta Karya

IV / a

S1

Pembina

Kasie Prasarana
Lingkungan Perkotaan
dan Perdesaan

III / c

S1

Penata

Kasie Bangunan
Gedung

III / b

S2

Penata Muda Tk 1

Pangkat

1

Ellin Nahlia Yunus, ST

2

Hj Fitriani, ST

3

Hj Wahida A, St, MT

4

Samsuar, ST

Staf

III / b

S1

Penata Muda Tk 1

5

Firdaus, ST, MS.i

Staf

III / b

S2

Penata Muda Tk 1

6

Indri Dwi Fahmi Rini Putri,
SE

Staf

III / a

S1

Penata Muda

7

M Jayadi, ST

Staf

III / b

S1

Penata Muda Tk 1

8

Muslim, ST

Staf

III / a

S1

Penata Muda

9

Aulia ashari, ST

Staf

III / a

S1

Penata Muda

10

Yunita Rusdin, ST

Staf

III / a

S1

Penata Muda

11

Andi Amirul Mukminin, ST

Staf

III / a

S1

Penata Muda

12

Syafiah, ST

Staf

III / a

S1

Penata Muda

13

Juhriati R, ST

Staf

III / a

S1

Penata Muda

14

Andi Sri Wahyuni, A.Md

Staf

II / c

D3

Pengatur

15

Munawir Nusu, A.Md

Staf

II / c

D3

Pengatur

Sumber: Dinas PU Cipta Karya Kab. Maros Tahun 2013.

Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di Kabupaten
Maros sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu,
informasi dan teknologi. Untuk meningkatkan SDM dapat dilakukan melalui
pemberian beasiswa untuk melanjutkan pendidikan formal, pelatihan, kursus
singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau
dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.
Dengan Pengembangan teknologi dan informasi dunia yang sangat cepat
dan ini perlu percepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu
sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus dalam berbagai
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

Nama Pegawai

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

No

XII-10

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
sektor bidang dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan SMA ke
S-1, S-1 ke S-2) serta dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan
dan peningkatan kapasitas (capacity building) masih sangat dibutuhkan.
4.

Analisis SWOT Kelembagaan
Lebih jauh analisis dan kajian permasalahan yang dihadapi dalam aspek
kelembagaan dapat dilakukan dengan melakukan analisis organisasi dengan
menggunakan model SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threath).
Analisis tersebut akan mengacu kepada tingkat kebutuhan pada aspek

Tabel 12.3.
Matriks Analisis SWOT Aspek Kelembagaan
STRENGTH (S) / KEKUATAN

1. Potensi SDM yang cukup memadai
2. Dukungan Pemerintah Kab. Maros
Strategi

OPPORTUNITY (O )/
PELUANG
1. Dukungan Pembiayaan Dari
Pemerintah Pusat untuk
menangani unit kerja Bidang
Cipta Karya
2. Dukungan Pemerintah
Provinsi Untuk
Mengembangan Kawasan
potensial Cukup Positif
3. Tingginya minat
pembangunan di Kab. Maros
THREATS (T) / HAMBATAN

Cukup Besar Di Dalam Pelaksanaan
RPIJM terhadap instansi Unit kerja
Bidang Cipta Karya
3. Dukungan Pemerintah dan
partisipasi masyarakat dalam
Pelaksanaan Program
pembangunan Prasarana dan
Sarana Pendukung
STRATEGI S-O

STRATEGI W-O

1. Peningkatan SDM Aparat unit kerja

1. Peningkatan Kualitas dan
Kuantitas SDM melalui jalur
pendidikan dan pelatihan
Bidang Cipta Karya
2. Optimalisasi sumberdaya dalam
pelaksanaan pembangunan
Bidang Cipta Karya
3. Efektifitas dan efisiensi di dalam
penganggaran yang dibarengi
dengan peningkatan pelayanan
STRATEGI W-T

2.
3.

1.
1. Globalisasi Ekonomi yang
cukup kuat

2. Lemahnya koordinasi

2.

pelaksanaan program

3. Pembiayaan Pembangunan
yang Terbatas

WEAKNESS (W) / KELEMAHAN
1. Perkembangan Kawasan
Perkotaan Kab. Maros
cenderung sporadis yang
kuarng memprhatikan
perencanaan tata ruang yang
ada
2. Konsolidasi di dalam
pelaksanaan program
pembangunan infrastruktur
masih sangat terbatas
3. Munculnya kawasan-kawasan
baru yang memerlukan
pengendalian dan pembiayaan

3.
4.

Bidang Cipta Karya
Optimalisasi pengembangan
kawasan perkotaan Kab. Maros
yang berkelanjutan
Optimalisasi sumber-sumber
pendanaan daerah, partisipasi
swasta dan masyarakat, untuk
mendukung program Bidang Cipta
Karya
STRATEGI S-T
Mengupayakan peningkatan jiwa
usaha bagi masyarakat untuk
menggalang sumber-sumber
pendanaan
Penegasan RTRW dan rencana
sektoral sebagai alat pengendali
pembangunan di Kab. Maros
Penguatan struktur kelembagaan
Bidang Cipta Karya
melalui penegasan tugas dan
fungsi masing-masing bidang.

1. Peningkatan dan pemberdayaan
manejemen PU/Bid. Cipta Karya
Kab. Maros
2. Peningkatan koordinasi dan
manajemen tata pemerintahan
yang baik.
3. Peningkatan kapasitas
kelembagaan masyarakat untuk
mendukung pelaksanaan
program Bidang Cipta Karya

Sumber: RPIJM Kab. Maros Tahun 2012

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

program RPIJM yang jelasnya adalah sebagai berikut :

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

kelembagaannya beserta perangkat pendukungnya dalam penyelenggaraan

XII-11

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
12.4. Rencana Pengembangan Kelembagaan
Rencana pengembangan kelembagaan pemerintah Kabupaten Maros serta
kapasitas dan kewenangan instansi untuk mendukung RPIJM menjadi
sangat penting karena besarnya tanggung jawab yang harus dipikul dalam
menjalankan roda pengelolaan yang biasanya tidak sederhana bahkan
cendrung cukup rumit. Kondisi kelembagaan dalam pelaksanaan dan
implementasi program keciptakaryaan, jika dikaji secara mendalam masih
mengalami

berbagai

hambatan

dan

permasalahan.

Hambatan

dan

permasalahan yang dimaksud sebagai berikut :

yang dipersyaratkan dalam peraturan pemerintah;
2. Dukungan peraturan belum memadai;
3. Terbatasnya dan relevansi sdm yang dimiliki dengan bidang tugas belum
terselenggara secara optimal;
4. Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;
Sebagai antisipasi kebijaksanaan dan strategi pengembangan fisik, sosial
dan ekonomi maka aspek kelembagaan merupakan faktor penting dalam
pelaksanaan dan pengawasan khususnya dalam menjabarkan strategi
pengembangannya.

Beberapa

kebijaksanaan

dasar

dalam

strategi

pengembangan kelembagaan yang akan dikembangkan di Kabupaten Maros
untuk mendukung pelaksanaan RPIJM 2014-2018 sebagai berikut :
1. Peningkatan fungsi dan peran serta setiap unit perencanaan disetiap
tingkatan pemerintahan dan dinas-dinas/lembaga/instansi beserta seluruh
perangkat

pemerintahan

lainnya

untuk

menyamakan

persepsi

perencanaan tata ruang;
2. Koordinasi didalam pelaksanaan program diawali dari perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program secara berkala;
3. Peningkatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan SDM yang
menangani langsung pelaksanaan program melalui pelatihan dan
diseminasi.

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

belum sesuai dengan kapasitas kewenangan yang dibutuhkan sesuai

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

1. Struktur organisasi kelembagaan pada pemerintah Kabupaten Maros

XII-12

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Rencana Pengembangan Keorganisasian
Unit Kerja Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros merupakan institusi yang
menangani penyusunan dan implementasi program investasi Bidang Cipta
Karya, memiliki kewenangan yang terbatas dalam pengambilan keputusan
dalam proses perencanaan, penganggaran dan hubungan antar instansi
terkait. Diusulkan untuk dibentuk satuan kerja yang terdiri dari seluruh unit
kerja terkait Bidang Cipta Karya, perencanaan dan penganggaran Antara lain
Dinas PU, Bappeda, Badan Pengelola Keuangan Daerah. Untuk mendukung
pelaksanaan program keciptakaryaan Maros, maka diperlukan langkaha. Dalam hal penganggaran pelaksanaan program, maka Dinas Tata Ruang,
Permukiman dan Perumahan (bidang cipta karya) akan berkoordinasi
dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; dan
b. Dalam hal pelaksanaan program maka Dinas Tata Ruang, Permukiman
dan Perumahan (bidang cipta karya) Kab. Maros, akan berkoordinasi
dengan dinas/instansi yang terkait langsung dengan pelaksanaan
program.
Dalam upaya untuk mempermudah pelaksanaan koordinasi perencanaan
dan pengendalian

program bidang Cipta Karya di level Kabupaten/Kota,

maka harus di bentuk Satgas Randal Kabupaten/kota (Surat Edaran
Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 11/SE/DC/2012 tentang Pedoman
Pelaksanaan Perencanaan dan Pengendalian Bidang Cipta Karya dan Surat
Keputusan Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan No.
650/386/Distarkim tanggal 31 Januari 2013 tentang Pembentukan SATGAS
RANDAL Kabupaten/Kota). Satgas Randal Kabupaten/Kota sebaiknya
beranggotakan dengan melibatkan unsur-unsur dari :
1. Pokjanis

Strategi

Pengembangan

Permukiman

dan

Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP);
2. Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman/Sanitasi
(AMPL/Sanitasi) Kab/Kota;
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kabupaten/Kota bidang
Cipta Karya;
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

langkah koordinasi sebagai berikut :
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

1.

XII-13

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
4. Tim

Koordinasi

Penanggulangan

Kemiskinan

Daerah

(TKPKD)

Kab./Kota;
5. Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP).
Adapun

penjelasan

dari

masing-masing

unsur

Satgas

Randal

Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
1.

Pokjanis SPPIP
Kelompok

kerja

teknis

(Pokjanis)

SPPIP

bertugas

terutama

untuk

menghasilkan dokumen SPPIP dan Rencana Pengembangan Kawasan

permukiman melalui pengurangan luasan kawasan kumuh, peningkatan
kualitas

penyelenggaraan

peningkatan
tugasnya

pelayanan

Pokjanis

penataan

infrastruktur

SPPIP

kawasan
permukiman.

didampingi

oleh

tim

permukiman

dan

Dalam

melakukan

tenaga

ahli, untuk

menghasilkan dokumen SPPIP kemudian dikonsultasikan kepada publik
sebelum dirumuskan menjadi acuan dalam merencanakan pelaksanaan
pembangunan infrastruktur permukiman perkotaan. Dokumen SPPIP dan
RPKPP

ini

Kab/kota,

selanjutnya

maka

menjadi

keanggotaan

acuan

Satgas

dalam penyusunan

RPIJM

Randal Kabupaten/kota harus

melibatkan unsur Pokjanis SPPIP.
2.

Kelompok

kerja

Air

Minum

dan

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman/Sanitasi (Pokja AMPL/Sanitasi) Kab/Kota.
Pokja

AMPL/Sanitasi

merupakan

wadah

bagi

para

pelaku

yang

berkepentingan dalam penanganan masalah air minum dan sanitasi.
Fokusnya adalah menyusun Buku Putih dan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
yang merupakan portofolio yang diperlukan dalam menarik investasi
sanitasi. Pemerintah daerah yang telah menyusun Buku Putih dan
SSK, terbukti

berhasil

meningkatkan

investasi

sanitasinya

dengan

pelaksanaan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) di kabupaten/kota.
3.

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

dan RPKPP diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

Permukiman Prioritas (RPKPP) di bidang permukiman. Dokumen SPPIP

XII-14

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Kabupaten/kota adalah wadah koordinasi lintas sektor, lintas pemangku
kepentingan
kab/kota.

dalam

TKPKD

rangka

menanggulangi

kab/kota

bertugas

kemiskinan

melakukan

di

koordinasi

tingkat
dan

mengendalikan pelaksanaan kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan di kabupaten/kota sekaligus sesuai keputusan tim nasional.
Anggota

TKPKD

terdiri

dari

unsur:

pemerintah

,masyarakat,

dunia

usaha, dan pemangku kepentingan lainnya.
4.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan organisasi perangkat
daerah yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

yang melaksanakan kegiatan berkaitan dengan bidang Cipta Karya di
daerah.
5.

Tim Koordinasi Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)
Kab/kota

adalah

tim

yang

mengkoordinasikan

dan

mengendalikan

pelaksanaan program pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat di tingkat Kabupaten. Kegiatan PPIP meliputi fasilitasi dan
memobilisasi masyarakat dalam melakukan identifikasi permasalahan
kemiskinan, menyusun perencanaan dan melaksanakan pembangunan
infrastruktur

Perdesaan.

Tujuan

PPIP

adalah

untuk

mewujudkan

peningkatan akses masyarakat miskin, dan kaum perempuan, termasuk
kaum

minoritas

terhadap

pelayanan

infrastruktur

dasar

perdesaan

berbasis pemberdayaan masyarakat dalam tata kelola pemerintahan
yang baik.
Guna memudahkan pelaksanaan koordinasi, akan sangat ditentukan oleh
struktur organisasi yang telah terbentuk dan upaya penyempurnaan struktur
organisasi Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros sesuai peraturan
pemerintah yang berlaku. Struktur Organisasi Bidang Cipta Karya Kabupaten
Maros terdiri atas beberapa bidang dan seksi yang masuk ke dalam Satuan
Tugas Perencanaan dan Pengendalian (SATGAS RANDAL) Kabupaten
Maros. Adapun perincian SATGAS RANDAL Kabupaten Maros yang telah
terbentuk sebagai berikut :
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

dengan kewenangannya. Dalam hal ini yang di maksud SKPD terutama

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan yang dilimpah sesuai

XII-15

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Tabel 12.4.
Struktur Organisasi Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros

4
5
6
7

Jabatan Dalam Tim
Pengarah
Kepala Satuan Tugas
Wakil Kepala Satuan Tugas
Koord Satgas Pendampingan Perencanaan
Program Bidang Cipta Karya
1
2
3

8 Kabag Teknis PDAM Maros (PDAM)

4

9 Kasubag Program BLHKP (BLHKP)

5

10 Kasubag Program DTRP (DTRP)
11

Hj. Andi Fatimah, ST, M.Si
(Bappeda)

12 Yunita Rusdin, ST (PU)
Jenny Octaria Panggabean, ST
(Bappeda)
Ahmad Marzuki, ST (KI Perc Randal
14
Sulsel)
Idris Taking, ST, IAP (KI Perc
15
Randal Sulsel)
Syarifuddin ST, MT (KI Perc Randal
16
Sulsel)
13

17

A Muh Reza, S.Kom (KI Perc Randal
Sulsel)

18 A Anas Singke, SE (Bappeda)
19 Sahran, SE (Bappeda)
20 Kabid Cipta Karya (PU)
21

Kabid Perencanaan Tata Ruang
(DTRP)

22 Kabid Pengendalian dan

6
7
8
9
10
11
12

Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya

13

Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya

14

Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya

Anggota Satgas Pendampingan
Perencanaan Bidang Cipta Karya
Koord Satgas Pendampingan
Pengendalian Pelaksanaan Program
Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
1
Pengendalian Bidang Cipta Karya
15

2

Anggota Satgas Pendampingan

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

1
2
3

Jabatan dalam Instansi/Lembaga
Daerah
Sekertaris Daerah Kab Maros
Kepala Bappeda Kab Maros
Kepala dinas PU Kab Maros
Kabid Perencanaan Teknis
(Bappeda)
Kasubid Sarana Prasarana
Lingkungan Perkotaan dan
Perdesaan (PU)
Kasubid Perencanaan Teknis Jalan
Jembatan dan Irigasi (Bappeda)
Kasubid Perencanaan Teknis
Gedung dan Lainnya (Bappeda)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

No

XII-16

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014

Kabid Perencanaan Umum
(Bappeda)

24 Kabid Monev dan Litbang (Bappeda)
25

Kasubid Perencanaan Makro
(Bappeda)

26 Kasie Bangunan Gedung (PU)
Kasie Survey Pemetaan dan
27 Pengukuran bidang Perencanaan
(DTRP)
Kasie Penyusunan Rencana dan
28
Penatagunaan Ruang (DTRP)
Kasubid Perencanaan Pembiayaan
29
Pembangunan (Bappeda)
30 Syafiah, ST (PU)
31 Jismar HS, S. Sos, MM (DTRP)
32 Asnaeni, ST (Bappeda)
33 Sekertaris Bappeda

34 Kasubag Program (Bappeda)

35 Kasubag Keuangan (Bappeda)

36 Rajwal Rinansyah, SE (Bappeda)

37 Wawan Asriady, SE (Bappeda)

38 Drs Muh Anwar (Bappeda)

Jabatan Dalam Tim
Pengendalian Bidang Cipta Karya
3
4
5
6
7

Anggota Satgas Pendampingan
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
Pengendalian Bidang Cipta Karya

Anggota Satgas Pendampingan
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
9
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
10
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
11
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Pendampingan
12
Pengendalian Bidang Cipta Karya
Koord Sekretariat Perencanaan dan
Pengendalian Pelaksanaan Program
Bidang Cipta Karya
Anggota Satgas Sekretariat
Perencanaan dan Pengendalian
1
Pelaksanaan Program Bidang Cipta
Karya
Anggota Satgas Sekretariat
Perencanaan dan Pengendalian
2
Pelaksanaan Program Bidang Cipta
Karya
Anggota Satgas Sekretariat
Perencanaan dan Pengendalian
3
Pelaksanaan Program Bidang Cipta
Karya
Anggota Satgas Sekretariat
Perencanaan dan Pengendalian
4
Pelaksanaan Program Bidang Cipta
Karya
Anggota Satgas Sekretariat
Perencanaan dan Pengendalian
5
Pelaksanaan Program Bidang Cipta
Karya
8

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

23

Jabatan dalam Instansi/Lembaga
Daerah
Pemanfaatan Ruang (DTRP)

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

No

XII-17

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
No

Jabatan dalam Instansi/Lembaga
Daerah

Jabatan Dalam Tim

39 Nasrah, .S.Pd Bappeda)

6

40 Syarifah Wardah (Bappeda)

7

Untuk

mendukung

peningkatan

Anggota Satgas Sekretariat
Perencanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan Program Bidang Cipta
Karya
Anggota Satgas Sekretariat
Perencanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan Program Bidang Cipta
Karya

aspek

kelembagaan

terkait

dengan

masing lembaga/instansi terkait tersebut untuk pelaksanaan dan pengelolaan
serta pengembangan program kegiatan RPIJM. Pengambilan kebijakan
tersebut dilakukan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan tidak terjadi
penumpukan program yang kurang terarah pelaksanaannya sesuai dengan
usulan program yang dibuat.
2.

Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan
Untuk merumuskan rencana pengembangan

tata

laksana, dengan

mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, maka diperlukan evaluasi tata
laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian
kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maros, khususnya di bidang Cipta
Karya.
Format

umum

kelembagaan

dalam
terkait

rencana

dengan

tindakan

bentuk

untuk

kebijakan

peningkatan
dan

strategi

aspek
dalam

pengambilan keputusan untuk mendukung pelaksanaan program kegiatan
RPIJM 5 (lima) tahun kedepan. Strategi tersebut dilakukan dengan
peningkatan fungsi dan peran dari setiap tingkatan pemerintahan, dinasdinas dan lembaga/instansi terkait lainnya untuk menjalankan tugas dan
fungsi sesuai dengan aturannya dalam bentuk koordinasi untuk pelaksanaan
program RPIJM dari proses awal hingga akhir.
Peningkatan kelembagaan dapat dilakukan dengan melakukan perubahan
struktur yang dianggap tidak efektif, sehingga pelaksanaan pembangunan di
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

Maros akan berinisiatif dengan mengarahkan tugas dan fungsi dari masing-

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

pelaksanaan program RPIJM, maka Dinas Tarkim & Perumahan Kabupaten

XII-18

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
berbagai sub bidang keciptakaryaan dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
Rencana tindakan untuk peningkatan aspek kelembagaan juga dapat
dilakukan dengan program pelatihan yang dilakukan oleh unit kerja Bidang
Cipta Karya, untuk peningkatan SDM yang lebih berkualitas dalam
mendukung pelaksanaan program RPIJM, yang sasarannya jelas agar
memudahkan aparat dari instansi terkait tersebut lebih memahami dan
memudahkan dalam pelaksanaan program RPIJM.
Organisasi pelaksana kegiatan fasilitasi penyusunan RPIJM unit Bidang

b. Satgas Provinsi, didukung oleh Satker DJCK Provinsi dan Konsultan;
dan
c.

Satgas Kabupaten/Kota, didukung oleh Satker DJCK Provinsi dan
Konsultan.

Dari uraian tersebut di atas, diagram organisasi pelaksana kegiatan fasilitasi
penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros sebagai berikut :
Gambar 12.1. Diagram Organisasi Kegiatan Fasilitasi Penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya Kabupaten Maros.

Satgas Pusat
Dukungan
Sekretariat
Dukungan
Satker

Satgas Provinsi

Dukungan
Konsultan
Satgas
Kabupaten/Kot
a
Dukungan
Konsultan

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

a. Satgas Pusat, didukung oleh Sekretariat RPIJM;

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

Cipta Karya Kabupaten Maros, terdiri dari :

XII-19

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Salah satu aspek yang menjadi usulan adalah upaya untuk melakukan
penguatan kelembagaan, khususnya pemerintah desa/kelurahan. Berbagai
upaya yang dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan yaitu :
a. Diharapkan lahirnya kader-kader masyarakat kota yang akan memiliki
kemampuan sebagai fasilitator kota yang memahami tentang sistem dan
mekanisme

perencanaan

partisipatif,

sebagaimana

petunjuk

Kepmendagri No. 66 tahun 2007 tentang KPMD;
b. Tersusunnya RPJM Kelurahan dan beberapa data base desa yang
sangat penting;
pembangunan di kelurahan, dan memiliki kemampuan teknis tentang
administrasi pelaporan keuangan proyek;
d. Memberikan penguatan kepada semua pelaku dalam bentuk pelatihanpelatihan, baik yang sifatnya konsepsional maupun masalah-masalah
teknis, dalam rangka mendorong pelaku untuk lebih professional dalam
menjalankan tupoksi.
3.

Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Relatif masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
dari aparatur / sumber daya manusia (SDM) yang menangani / mengelola
pembangunan bidang Cipta Karya di Kabupaten Maros. Peningkatan
pendidikan formal para aparatur melalui kursus singkat, pelatihan dan
pemberdayaan masyarakat dalam penanganan sarana dan prasarana
Keciptakaryaan masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan
peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM semakin
meningkat.
Juga

masih terbatasnya SDM, prasarana dan sarana kerja yang kondisi

dalam jumlah yang terbatas serta pemanfaatan yang padat dan terbatasnya
ruang kerja, perangkat komputer, perangkat survey, kendaraan operasional
dan peralatan kantor menjadikan belum optimalnya kinerja kelembagaan.
Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di Kabupaten
Maros masih

sangat dibutuhkan untuk mengikuti perkembangan waktu,

informasi dan teknologi. Pengembangan teknologi dan informasi sangat
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

Membentuk tim yang memiliki kemampuan manajerial pelaksanaan
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

c.

XII-20

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya,
sehingga sangat diperlukan peningkatan SDM personel kelembagaan yang
terlibat di Kabupaten Maros.
Oleh karena itu peningkatan kualitas serta dukungan dari Kementerian
Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas
(capacity building) di Kabupaten Maros diperlukan

untuk pelaksanaan

RPIJM agar dapat berjalan dengan efisisen dan efektif.
Secara umum masalah yang dihadapi di dalam pelaksanaan pembangunan,
khususnya bidang Cipta Karya Kabupaten Maros yang dapat di identifikasi
belum

sesuai

dengan

kapasitas

kewenangan

yang

dibutuhkan;
2. Dukungan peraturan belum memadai;
3. Koordinasi antar SKPD yang membidangi KeciptaKaryaan yang belum
padu;
4. Terbatasnya kemampuan SDM yang dimiliki;
5. Manajemen pelayanan masih perlu ditingkatkan;
Untuk mendukung peningkatan kapasitas kelembagaan, bidang PU/Cipta
Karya dalam kerangka pelaksanaan program beberapa hal yang akan
dilakukan antara lain sebagai berikut
1. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan bagi staf yang tingkat
pendidikannya masih sarjana muda dan non sarjana melalui jalur
pendidikan formal;
2. Peningkatan kualitas SDM aparat bidang PU/Cipta Karya melalui
pelatihan dan kursus di bidang teknis dan manajerial untuk pengelolaan
infrastruktur keciptakaryaan;
3. Penghargaan bagi karyawan yang berprestasi.
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan
mengacu pada analisis SWOT, maka diperlukan perencanaan karier setiap
pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi.
Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai
hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

1. Organisasi

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

sebagai berikut :

XII-21

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Selain

itu,

rencana

pengembangan

SDM

dapat

dilakukan

dengan

peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas
pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang
keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa
pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada Tabel 12.4.

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

Gambar 12.2. Struktur Organisasi
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maros

XII-22

PEMERINTAH KABUPATEN MAROS
PENYUSUNAN RPI2-JM TAHUN 2014
Tabel 12.5.
Jenis Pelatihan Bidang Cipta Karya
Jenis Pelatihan

No

Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2

Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

3

Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

5
6
7

8

9

10

11

12

Training

of

Trainers

(TOT)

Bidang

Penyelenggaraan

Penataan

Bangunan dan Lingkungan
Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan
Bangunan Gedung dan Lingkungan
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Pembinaan

Teknis

Peningkatan

Kemampuan

dalam

Bidang

Keprotokolan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata
Persuratan
Pembinaan

Teknis

Peningkatan

Kemampuan

Pemeliharaan

dan

Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan
Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam
Tanggap Darurat Bencana
Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik
Negara

13

Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14

Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

15

Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

16

Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17

Diklat Jabatan Fungsional

Sumber : Pedoman RPIJM, 2013

LAPORAN AKHIR

KABUPATEN MAROS TAHUN 2015-2019

4

DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)

1

XII-23