TUGAS AKHIR - Studi Eksperimental Penentuan Tahanan Total Yang Bekerja Pada Model Semi-Submersible Akibat Gerakan Heaving - ITS Repository

(7-.G 7.'L /Hfo

.~

TUGAS AKHIR
(OE. 1701)

STUDI EKSPERIMENTAL PENENTUAN TAHANAN TOTAL
YANG BEKERJA PADA MODEl~
SEMI-SUBMERSIBLE
AKIBAT GERAKAN HEAVING

tLr~Q

G:t L93

Oleh:

f'lii(,
S-1


MICKY

t99o

NRP. : 43.93.100.033

JURUSAN TEKNIK KELAlJTAN
FAKULTASTEKNOLOGIKELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
1998

-~
~

lllllK PER,.USTAKAAH

ITS

STUDI EKSPERIMENTAL PENENTUAN TAHANAN TOTAL

YANG BEKERJA PADA MODEL SEMI·SUBMERSIBLE
AKIBAT GERAKAN HEAVING

TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Menyelesaikan Studi Program Sarjana
Pada
Jurusan Teknik Kelautan
lnstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya

Mengetahui/Menyetujui

Pembimbing II

Dr. lr. P. lndiyono
NtP. 131 453 880

Pembimbing I


lr. Mas Murtedjo, M.Eng
NIP. 130 687 431

ABSTRAK

Tugas akhir ini mengenai studi eksperimental penentuan tahanan total dari
model Semi-submersible untuk gerakan heaving. Eksperimen ini dilakukan
di Laboratorium Hidrodinamika ITS dengan menggunakan model
Semi-submersible dalam 2 (dua) variasi sarat air; 7 em dan 27 em, variasi
tinggi gelombang; 1.5 em dan 2.5 em dengan rentang periode 1.4-2.0 detik
seria variasi keeepatan; 0.24 m/det, 0.32 m/det, 0.40 m/det, 0.48 m/det
dan 0 56 m/det. Dari hasil eksperimen menunjukkan untuk kondisi sarat
7em,tinggi gelombang 1.5 em, rentang tahanan total berkisar antara
0.2808-2.7872 N, untuk tinggi gelombang 2.5 em, rentang tahanan total
berkisar antara 0.2704 - 3.5152 N. Untuk kondisi sarat 27 em, tinggi
gelombang 1.5 em, rentang tahanan total berkisar antara 0.3369 -13.159 N
, untuk tinggi gelombang 2. 5 em, rentang tahanan total berkisar antara
0.8137 - 10.0956 N. Semua hasil menunjukkan bahwa dengan naiknya
keeepatan maka harga tahanan total eenderung menaik, kenaikan harga
tahanan ini juga terlihat dengan naiknya kondisi sarat air serta naiknya

tinggi gelombang.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillah. segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT.
karena atas kehendak-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
int dengan judul Studi Eksperimental Penentuan Tahanan Total yang
Bekerja Pada Model Semi-submersible Akibat Gerakan Heaving.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tersusun karena dibantu
oleh banyak pihak, oleh karenanya penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih atas segala bantuan dan keikhlasan yang telah diberikan
khususnya kepada :
1.

lbu dan Ayah, serta Eyang dan Saudara-saudaraku tercinta atas doa
restunya dan atas segalanya.

2.


lr. Mas Murtedjo, M.Eng selaku dosen wali dan selaku dosen
pembimbing

yang

dengan

kesabaran

dan

ketulusan

dalam

memberikan b1mbingan, perhatian, waktu dan tenaganya.
3.

Dr. lr. Paulus lndiyono, M.Sc


selaku dosen pembimbing yang

memberikan banyak pengarahan dalam penyelesaian tugas akhir.
4.

lr. Langgeng Condra, Pak Tony, Pak Joko, Mas Pur, dan Pak Yus di
Laboratorium

Hidrodinamika,

atas

segala

bantuannya

untuk

terselesaikannya tugas akhir ini.
5.


lr. Eko Budi DJatmiko. M.Sc, Ph.D, selaku ketua jurusan T Kelautan
beserta Bapak-Bapak Dosen yang telah memberikan ilmu-ilmunya.

6.

Arek-arek L-93, terutama kepada Kush, Ardian, Agung, Harun,
Frengk1, Hendro, Yos1, Momo, Slamet, Alfi, Niken, Rini, dll. Terima
kasih atas doorongannya selama ini dan atas persahabatan yang
terindah.

7.

Mantan teman-teman kos di keputih IIIE I 37

Bayu, Ucok, Hasbi,

Teguh. dll Jangan t1dur terus ! !
8.


Yudi dan Dewi, semoga cepat dapat anak yang banyak ya !

DAFTAR lSI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR NOTAS!
BAB I.

BAB II

PENDAHULUAN

i.1 Latar Belakang

1-1


1.2. Perumusan Masalah

1-3

I. 3. Batasan Masalah

1-3

1.4. Tujuan

1-4

1.5 Metodologt dan Model Analis1s

1-4

I. 6 S1sternatika Penuiisan

1-5


TINJAUAN PUSTAKA

11.1 . Umum

11-1

11.2. Hukum Kesamaan

11-4

II 3 Reg ton of Validity

11-6

II 4. Metode Penentuan Tahanan Total Kapal

11-7

11.4 1. Metode Percobaan Model


11-7

TA!:AANI
___!

BAB IV. PERHITUNGAN TEORITIS DAN HASIL PERCOBAAN

IV.1 . Perhitungan Teoritis

IV-1

IV.1 .1. Perhitungan Tahanan Gesek

IV-1

IV.1 .2. Perhitungan Tahanan Bentuk

IV-5

IV.1.3. Perhitungan Tahanan Gelombang

IV-11

IV.2. Hasil Percobaan

IV-16

IV.2.1. Hasil Kalibrasi

IV-16

IV.2.2. Pengolahan Data Hasil Percobaan

IV-18

IV.2.3. Penentuan Tahanan Hasil Percobaan

IV-19

IV.3. Perbandingan Hasil Percobaan dengan Hasil
Perhitungan Secara Teoritis

IV-26

IV.3.1. Pengaruh Kecepatan terhadap Besarnya
Tahanan Total Semi-submersible

IV-26

IV.3.2. Pengaruh Variasi Sarat terhadap Besar
Tahanan Total Semi-submersible

IV-27

IV.3.3. Pengaruh Periode dan Tinggi Gelombang
terhadap Besar Harga Tahanan Total
Semi-submersible

IV-27

iv.3.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Perbedaan Antara Hasil Percobaan
Dengan Hasil Perhitungan teoritis

IV-28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

V- 1

V. 1. Kesimpulan

V-1

V.2. Saran

V-2

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : - Range Validity Gelombang.
Lampi ran B : - Perhitungan T eoritis.
Lampiran C · - Pengolahan Data Eksperimen.
Lampiran 0 : - Photo Eksperimen.
Lampiran E : - Lembar Kemajuan Tugas Akhir.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram alir metodologi tugas akhir.
Gambar 2.1. Dimensi model Semi~subrl

dan sistim koordinat.

Gambar 2.2 Kurva koefisien tahanan.
Gam bar 2 3. Region of Validity Chakrabarti S.K.
Gam bar 2 .4. Distribusi tekanan penampang floating body.
Gambar 3.1 Dimens1 model Semi-submersible dan sumbu koordinat.
Gambar 3.2. Setting model Semi-submersible.
Gambar 3.3. Rangkaian input dan output peralatan pendukung.
Gambar 4.1. Dimensi model ponton pada sarat 7 em.
Gam bar 4.2. Dimensi model kolom pada sarat 27 em.
Gambar 4 3 Dimensi model ponton pada sarat 27 em.
Gam bar 4.4 Luas permukaan basah ponton pada sarat 7 em.
Gam bar 4.5. Dimensi model kolom pada sarat 27 em.
Gambar 4.6. Dimensi model ponton pada sarat 27 em.
Gambar 4 .7. Grafik tahanan total secara teori pada sarat 7 em periode 1.4 detik.
Gam bar 4.8. Graflk tahanan total seeara teori pada sarat 7 em periode 1.5 detik
Gam bar 4 .9 Grafik tahanan total secara teori pada sarat 7 em periode 1.6 detik
Gambar 4.10. Grafik tahanan total seeara teori pada sa rat 7 em periode 1.7 detik
Gam bar 411 . Grafik tahanan total seeara teori pada sarat 7 em periode 1.8 detik
Gambar 4.12 Grafik tahanan total secara teori pada sarat 7 em periode 1 9 detik
Gambar 4.13. Grafik tahanan total seeara teori pada sarat 7 em periode 2 detik
Gambar 4.14 Grafik tahanan total secara teori pada sarat 27 em periode 1.4detik
Gam bar 4_15 Grafik tahanan total secara teori pada sarat 27em periode 1.5detik

1~

~

UIUK PERPUSTAKAAN

ITS

Gambar 4 16. Grafik tahanan total secara teori pada sarat 27cm periode 1.6detik
Gambar 4.17 . Grafik tahanan total secara teori pada sarat 27em periode 1.7detik
Gambar 4 18. Grafik tahanan total secara teori pada sarat 27em periode 1.8detik
Gam bar 4.19. Grafik tahanan total seeara teori pad a sa rat 27 em periode 1. 9detik
Gambar 4.20. Grafik tahanan total seeara teori pada sarat 27em periode 2.0detik
Gambar 4.21 Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

teori

dengan

teen

dengan

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

eksperimen pada sarat 7 em periode 1.4 detik
Gambar 4.22 Grafik

perbandingan

tahanan

total

seeara

eksperimen pada sarat 7 em periode 1.5 detik
Gambar 4.23 Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

ekspenmen pada sarat 7 em periode 1.6 det!k.
Gambar 4.24. Grafik

perbandingan

tahanan

total

seeara

eksperimen pada sarat 7 em periode 1.7 detik.
Gambar 4 25. Grafik

perbandingan

tahanan

total

seeara

ekspenmen pada sarat 7 em periode 1.8 detik.
Gambar 4.26. Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

ekspenmen pada sarat 7 em periode 1 9 detik.
Gam bar 4.27 Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

ekspenmen paoa sarat 7 em periode 2.0 detik
Gam bar 4.28. Grafik

perbandingan

tahanan

total

seeara

eksperimen pada sarat 27 ern periode 1.4 detik
Gam bar 4.29. Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

eksperimen pada sarat 27 em periode 1 5 detik
Gambar 4.30. Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

eksperimen pada sarat 27 em peri-ode 1.6 detik

Gambar 4 31 Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

teori

dengan

eksperimen pad a sarat 27 em periode 1.7 detik
Gam bar 4.32. Grafik

perbandingan

tahanan

total

seeara

eksperimen pada sarat 27 em periode 1.8 detik
Gambar 4.33. Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

eksperimen pada sarat 27 em periode 1 9 detik
Gam bar 4 34 Grafik

perbandingan

tahanan

total

secara

ekspenrnen pada sarat 27 em periode 2.0 dettk.

DAFTAR TABEL

Tabe14.1 Tahanan Total pada sarat 7 em dengan kecepatan 0.24 m/det.
Tabel4 2 Tahanan Total pada sarat 7 em dengan kecepatan 0.32 m/det
Tabel4 3. Tahanan Total pada sarat 7 em dengan keeepatan 0.40 m/det.
Tabe14.4. Tahanan Total pada sarat 7 em dengan keeepatan 0.48 m/det.
Tabel4 5 Tahanan Total pada sarat 7 em dengan keeepatan 0.56 m/det.
Tabe14.6. Tahanan Tota! pada sarat 27 em dengan kecepatan 0.24 m/det.
Tabe14 .?. Tahanan Total pada sarat 27 em dengan keeepatan 0.32 m/det.
Tabe14.8. Tahanan Total pada sarat 27 em dengan kecepatan 0.40 m/det.
Tabel 4.9. Tahanan Total pada sarat 27 em dengan kecepatan 0.48 m/det.
Tabe14.10.Tahanan Total pada sarat 27cm dengan kecepatan 0.56mldet.
Tabel 4.11 Ringkasan Tahanan Total teoritis pada sarat 7 em dengan
tmggi gelombang 1.S em.
Tabel 4.12 Ringkasan Tahanan Total teoritis pada sarat 7 em dengan
tinggi geiombang 2 5 em.
Tabel 4. 13. R111gkasan T aha nan Total teoritis pada sa rat 27 em dengan
tmggi gelombang 1.5 em.
label 4 14.Rmgkasan Tahanan Total teoritts pada sarat 27 em dengan
tmggi gelombang 2.5 em.

Tabei4.15.Kalibrasi Straingauge pada sarat 7 em
.Tabel 4.16.Kalibrasi Straingauge pada sarat 27 em
.T abel 4. 17 Kalibrasi Gelombang.

DAFTAR NOTASI

bH

: Damping coefisient heaving

CD

: Koefisien bentuk.

CF

. Koefisien gesek.

0

: Diameter silinder

F

: Gaya.

H

: Tinggi gelombang .

k

: Wave number.

Rn

. Reynold number.

Ro

: Tahanan bentuk.

RF

: Tahanan gesek.

RPW

: Tahanan gelombang.

R,

: T aha nan total

s

: Luas permukaan basah

T

: Periode.

v

: Kecepatan

we

: Encountering frequency.

A

: Tumng faktor.

p

: massa jenis air.

\.

: Viskositas kinematis air

z

· Simpangan heaving struktur
:Phi

BABI
PENDAHULUAN

BABI
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia terutama cadangan
minyaknya makin hari makin berkurang dan diperkirakan bahwa pada
dekade I pada tahun 2000 Indonesia akan berhenti dari negara
pengekspor minyak dan akan menjadi negara pengimpor minyak, oleh
karenanya

perlu

ditingkatkan

penemuan

ladang-ladang

minyak

khususnya ladang-ladang minyak dan gas di laut dalam yang selama ini
belum banyak dilakukan.
Dengan ditemukannya minyak dan gas di lautan dalam, dimana
kedalaman perairan menjadi kendala yang besar bagi operasi eksplorasi
dan eksploitasi minyak dan gas tersebut, maka dibutuhkan fasilitas
bangunan lepas pantai yang feasible ditinjau dari segi ekonomis dan
mampu untuk mengatasi kondisi lingkungan lautan dalam.
Dari berbagai fasilitas bangunan lepas pantai yang ada, untuk laut
yang relatif dalam (antara 200 s/d 300 m) bangunan lepas pantai yang
umum digunakan adalah Semi-submersible. Selain dapat dengan mudah
dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya, Semi-submersible juga
mempunyai respon yang baik terhadap beban dinamik yang disebabkan
oleh gelombang. Hal ini disebabkan karena Semi-submersible mempunyai
luas bidang air yang kecil dibandingkan dengan displacement-nya dan

1-2
memiliki periode natural yang relatif besar.
Bagian konstruksi yang tercelup dalam air dari Semi-submersible
merupakan bagian yang dapat mengapung dengan bebas (free bouyant
structure). Bagian konstruksi tersebut terdiri dari bagian vertikal yang

disebut sebagai kolom, bagian horisontal yang disebut sebagai ponton
atau hull, dan bagian konstruksi penegar yang disebut sebagai brace.
Pada umumnya jumlah kolom antara 3 (tiga) sampai dengan 8 (delapan)
buah yang menumpu pada bagian ponton. Bagian ponton terbenam
cukup dalam di air pada saat operasional untuk memperkecil gerakan gerakan roll, pitch, dan heave. Di bawah ini diperlihatkan janis dan bagian
- bagian Semi-submersible.

Gambar 1. 1 Jenis dan bagian -bagian Semi-submersible

Karena tempat operasi dari Semi-submersible berada dilaut dalam
maka didalam perancangannya perlu dipertimbangkan besarnya tahanan
total yang akan bekerja pada struktur tersebut.
Selama ini hasil penelitian yang telah dipubikasikan, pada

1-3
umumnya penelitian tentang tahanan total pada struktur yang berbentuk
kapal sedangkan untuk jenis Semi-submersible yang sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor geometri, bentuk struktur, arah serta kecepatan gerakan
dan kondisi sarat air, relatif sangat kurang. Oleh karenanya studi
eksperimental ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan yang
berharga dalam perancangan sebuah Semi-submersible.

1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh variasi sarat, periode, tinggi gelombang
dan kecepatan model Semi-submersible terhadap besarnya tahanan
total?
2. Apakah besarnya tahanan total model Semi-submersibe dari
percobaan sesuai dengan persamaan NeilS, Miller (1986).

1.3 Batasan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan dan mempermudah dalam
penyelesaian penelitian ini , maka diperlukan adanya asumsi-asumsi dan
pembatasan masalah tanpa mengurangi bobot dari penulisan, yaitu:
1. Model Semi-submersible dianggap hanya mengalami gerakan heave
tanpa dipengaruhi adanya couple dari gerakan yang lain.
2. Titik berat model dalam arah memanjang berada di tengah.
3. lnteraksi antara elemen-elemen model yang berdekatan diabaikan.
4. Model Semi-submersible dianggap beroperasi pada laut dalam.

1-4
1.4 Tujuan

Pembuatan tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan tahanan
total dari model Semi-submersible akibat pengaruh
periode, tinggi gelombang

variasi

sarat,

dan kecepatan untuk arah gerakan heave

akibat gaya gelombang serta membandingkan dengan hasil teori.

1.5 Metodologi dan Model Analisis

Pengerjaan tugas akhir mengenai studi eksperimental ini dilakukan
di laboratorium hidrodinamika FTK - ITS. Sedangkan model yang menjadi
obyek eksperimen berupa Semi-submersible yang mempunyai 6 (enam)
kolom dan 2 (dua) ponton silendris, terbuat dari bahan pipa para ton.
Model dirancang sedemikian rupa sehingga model hanya dapat
bergerak pada arah heave tanpa dipengaruhi adanya couple dari gerakan
yang lain, kemudian model tersebut ditarik dengan kereta.
Pengukuran beban total yang mengenai model menggunakan
strain gauge. Alat - alat ukur tersebut dipasang sedemikian rupa pada
model dan dikalibrasi untuk mendapatkan data-data yang akurat.
Dari

straingauge

inilah

besar

tahanan

total

dari

model

Semi-submersible tersebut akan didapatkan.
Kemudian

hasil

eksperimen

ini

dibandingkan dengan hasil

perhitungan teoritis. Kedua hasil disajikan dalam bentuk numeris maupun
grafis, sehingga mempermudah analisis. Secara umum urutan pengerjaan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1-5

T

ALAT UKUR
- Resistance dinamometer

( Strain gauge )

MODEL SEMI-SUBMERSIBLE

wriBsi sarat,periode, tinggi gelombangpan kecepatan

OUTPUT DATA
Gll\'8total
(da!am volt)

PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN

DAN PERHITUNGAN 00 TEORI

(dl&aJikan dala.m numerl& dan graflk)

Gambar 1.2 Diagram alir metodologi tugas akhir

1.6 Sistematika Penulisan
Untuk menyelesaikan tugas akhir ini,

telah disusun sistematika

penulisan sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Diuraikan mengenai dasar pemikiran dan Jatar belakang yang
melandasi penelitian ini, perumusan dan batasan permasalahan
serta tujuan yang hendak dicapai, serta metodologi penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini diuraikan mengenai, persamaan-persamaan yang
digunakan dalam perhitungan, formulasi perhitungan tahanan total
secara teoritis, penelitian-penelitian sejenis dan hasil perhitungan



' "{ r

.

l_ ,J/ .

1-6
dengan teori lain yang telah dipublikasikan.
Bab Ill. Persiapan dan Pelaksanaan Percobaan
Berisi persiapan model Semi-submersible, persiapan peralatan
dan fasilitas percobaan lainnya, proses pengkalibrasian alat- alat
ukur dan proses percobaan.
Bab IV. Perhitungan Teoritis dan Hasil Percobaan.
Berisi perhitungan secara teoritis mengenai tahanan gesek,
tahanan bentuk dan tahanan gelombang yang kemudian dengan
menjumlahkan besarnya gaya-gaya tersebut akan didapatkan
tahanan total dari model Semi-submersible, serta diuraikan juga
mengenai perhitungan dan analisa data berikut grafik-grafiknya
yang diperoleh dari percobaan, selain itu disajikan pula beberapa
perbandingan hasil pengujian dengan hasil perhitungan teoritis.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Berisi

kesimpulan hasil

percobaan

penyempurnaan hasil percobaan.

dan

saran-saran untuk

BABII
TINJAUAN PUSTAKA

BASil
TINJAUAN PUSTAKA

11.1 Umum
Salah satu jenis bangunan lepas pantai terapung yang secara luas
digunakan khususnya untuk kegiatan pengeboran

di laut dalam dan

ganas adalah Semi-submersible. Sebelum menganalisa gerakan struktur
terapung ini, penting diketahui terlebih dahulu tentang macam gerakan
dan sistem koordinat. Gerakan-gerakan struktur terapung di laut yang
mempunyai 6 (enam) macam gerakan yang dapat dilihat pada gambar
2.1, terdiri atas 3 (tiga) gerakan lateral dan 3 (tiga) gerakan rotasional,

yang istilahnya dapat didefinisikan sebagai berikut:
a. Surging

: gerakan osilasi lateral searah sumbu x.

b. Swaying

: gerakan osilasi lateral searah sumbu y.

c. Heaving

: gerakan osilasi lateral searah sumbu z.

d. Rolling

: gerakan osilasi rotasional terhadap sumbu putar x.

e. Pitching

: gerakan osilasi rotasional terhadap sumbu putar y.

f. Yawing

: gerakan osilasi rotasional terhadap sumbu putar z.

11-2

.. ---·······--·l·--····-······---·- -·--···--·..·--····-···:._,______________,...__________!.... .____

_..........

Gambar 2. 1 Dimensi model Semi-submersible dan sistem koordinat

Dari gerakan-gerakan struktur tersebut hanya tiga gerakan saja
yang mempunyai gerakan osilasi murni, jika struktur tersebut mengalami
gangguan dari posisi kesetimbangannya, yaitu heaving, rolling dan
pitching. Yang dimaksud dengan gerakan osilasi murni disini, adalah bila
struktur mempunyai gaya atau momen pengembali yang berasal dari gaya
reaksi fluida di sekitar struktur tersebut. Ketiga gerakan lainnya, yaitu
surging, swaying dan yawing tidak mempunyai gaya atau momen
pengembali, sehingga bukan merupakan gerakan osilasi murni.
Dalam pergerakan struktur terapung ini akan menimbulkan tahanan
pada struktur tersebut, tahanan struktur tersebut dapat didefinisikan
sebagai suatu gaya fluida yang melawan gerakan dari struktur apung.
Tahanan tersebut merupakan gaya flu ida yang bekerja sejajar dengan
sumbu gerakan struktur apung. Tahanan totalnya (R.r) terdiri dari 3 (tiga)
komponen utama, yaitu ; Tahanan Bentuk (R0 ), Tahanan Gesek (RF) dan
Tahanan Gelombang (Rw). Kurva tahanan untuk benda yang bergerak di

11-3
permukaan atau jauh terbenam di dalam fluida yang sempurna dan fluida
yang mempunyai viskositas dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini 11

FUda sempt.ma

C

r~=ang

==[
Tahanan gesekon ( pelot dalar)
n

c

FUda sempurna

C

benda terbenam jauh

dari pennt.lraan

n

-----

FUda dengan IAskositas
benda terbenam jalil dari

permtlkoan

Tidak ada tahanan
Fn

Tohanon geselcan
perTJU

1t

I

dJ A.> 0.5, d/(gT2 ) > 0.08

panjang gel. 'A= gT2/27t
Dominasi beban inersia biia HiD< 1.5. Sedangkan

pemiiihan

teori

gelombang yang sesuai dapat dilihat pada grafik region of validity
Chakrabarti S.K. (1987)12 i yang merupakan tungsi dari