Studi Penentuan Model Offshore Fish Farming - ITS Repository

TlJGAS AKHIR
(KL 1702)

PENENTUAN
·1\IODEL OFF HORE FtSH FARMIN' (

~-,

Disusun Oleh.:

AGmiG.S\lBALI
NRP.4396 100037

JURUSAN TEKNlK KELAUTAN

FAKULTASTEKNOLOGIKELAUTAN
INSTITllT TEKNOLOGJ SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
2001


P E' ~

TgJ. ''\
"1 I

i\A AN

STUDIPENENTUAN
MODEL OFFSHORE FISH FAR.MING

TUGASAKHIR
Diajukan Guna Memtoubi Sebagian Persy(lratan
Untuk Memperoleb Gelar S4rjana Teknik

Pad a
Jurusan Teknik Kelautan
Fakultas Teknologi Kelautan
lnsitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya


Dosen Pembimbing IT,

I ni ada{afi setetes dari ung k._.apan terima k._.asifi k._.u yang 6esar ~pad
illapak._.dan I6u atas do 'a restu, pengor6anan dan petjuangan Rg,Cian
untuk._.mengangk._.at derajatk._.u dengan i{mu pengetafiuan.

ABSTRAK
Perancangan keramba yang sesuai per 1 u dilakukan
untuk
optimalisasi pembudidayaan ikan. Dalam merancang keramba
harus mempertimbangkan aspek lingkungan, fungsi dan ekonomi.
Perancangan keramba dilakukan dengan langkah - langkah yai tu :
studi lapangan, penentuan model dan analisa kekuatan .
Penentuan model memerlukan berbagai tahapan antara lain
adalah perencanaan bentuk struktur dan bahan yang dipakai .
Perencanaan bentuk tidak terlepas dari pertimbangan aspek
lingkungan seperti sifat ikan kerapu sebagai media budidaya
dan kondisi perairan. Penentuan bentuk dilakukan dengan
membandingkan tiga jenis struktur sederhana yaitu keramba
mengapung, keramba melayang dan keramba tenggelam. Pemilihan

bahan r dilakukan dengan membandingkan kayu r besi r plastik r
dan
bambu.
Perancangan model
keramba
dirancang untuk
kedalaman air 5 meter.
Dengan proses pembandingan dan perancangan bentuk serta
bahan yang akan dipakai maka model yang cocok adalah ke r amba
tenggelam . Dengan pertimbangan ekonomis didapat bahwa dengan
bahan dasar bambu untuk modal kecil dan baja untuk jangka
panjang.
Keramba ditenggelamkan dengan pemberat beton.
Perhitungan kekuatan struktur terhadap beban lingkungan yang
terjadi mengakibatkan terjadinya defleksi sebesar 6,2 mm,
dengan stabilitas yang baik .

ii

KATA PENGANTAR

Puji

syukur

atas

kehadirat

Allah

memberi rahmat dan hidayah-Nya,

S . W. T

yang

telah

sehingga penulis mampu


menyelesaikan Laporan tugas akhir , dengan judul "Studi
Penentuan Model Offshore Fish Farming" ini .

Penulis sadar bahwa dalam mengerjakan tugas akhir ini
banyak bantuan yang telah diterima baik material maupun
semangat. Oleh karena itu patut kiranya apabila penulis
menghaturkan

terima

kasih dan

penghargaan yang besar

kepada :
1 . Bapak dan ibu serta seluruh
membiayai

dan


mendukung

keluarga

penulis

yang

selama

telah

kuliah,

serta do'a restu yang telah diberikan .
2. Dr.Ir.H.Tarigan,

dan

Ir .


sebagai do sen pembimbing ,

J .J .

Soedjono,

M.Sc

yang telah mengarahkan

dan membimbing penulis da l am menyelesaikan tugas
akhir ini.
3. Dr.Ir.

P.

sebagai
Teknik


Indiyono ,
Ketua

M. Sc dan Dr . Ir . Wahyudi ,

jurusan

Kelautan-FTK

dan

ITS .

Sekretaris

Beserta

M.Sc

Jurusan


seluruh

dosen

yang telah membantu selama masa perkuliahan .
4. Ir.Jusuf
bimbingan

Sutomo,
selama

M. Sc

sebagai

menempuh

dosen


perku l iahan

wali
di

atas

Teknik

Kelautan.
5 . Ir.

Murdjito,

MSc.Eng

dan

Ir .


V.

Rumawas , S . Psi

atas konsultasi , buku-bu ku dan ijin pengguna an La b
nya .
6 . Heny

Sulistiyani

tercinta ,

atas

kasih

sayang ,

pengertian, dan sorongan semangat sehingga penulis

iii

dapat menyelesaikan tugas akhir ini . Dan juga atas
yang menyenangkan selarna ini .
mas-~

7 . Hafidz,

rurnanto ,

soni,

hendrik ,

uton ,

ondy ,

rizal

dan ssluruh angkatan ' 96 atas kebersarnaan dan rnasa
yang

selarna perkuliahan.
~enyagk

8. Pengh...::ni T- 78 dan Admin Lab- korn atas bantuan dan
"hibu::::-annya" .
9. Selur..:.h

rnahasiswa

T . Kelautan

atas

keceriaan

dan

kebersarnaan selarna penulis kuliah .
10 .

Sem~a

pihak yang telah membantu , yang tidak dapat

penul~s

Penulis

sebut satu persatu

sc.dar

kesernpurnac.n ,

bahwa

dalam

tugas

akhir

ini

jauh dari

oleh karena itu kr i tik dan saran sangat

diharapkan untuk menyempu rnakan t ugas akh i r ini . Semoga
Tugas akhi::::- ini berguna bagi pernbaca .

Surabaya ,

Agustus 2001

Penulis

iv

DAFTAR lSI

LEMBAR PENGESAHAN

i

ABSTRAK

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

v

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR TABEL

lX

DAFTAR NOTASI

X

BAB I

I- 1

PENDAHULUAN

1.1

La tar Bela kang ----------------------------------------- -----------------------I -1

1.2

Permasalahan

1.3

Tu juan------------------- ----- ----------------------------- ----------- _____________________ _I- 2

1.4

Batasan Masalah

I-3

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

II-1

2.1

Tinjauan Pustaka

II-1

2 .2

Dasar Teori

II-2

BAB II

I-2

2. 2.1 Offshore Fish Farming ____________________________________ II - 2
2. 2. 2 Sekilas Tentang Ikan Kerapu __ ____ _______________ II-7
2. 2 . 3 Teori Gelombang·--·---···---·-·---·----··-·-··---- ··---··---···---·II-10
2 • 2 . 4 Aru s

I I- 2 4

2. 2. 5 Stabili tas

II - 30

v

BAB III

METODOLOGI TUGAS AKHIR

III - 1

BAB IV

PENENTUAN MODEL

IV-1

Penentuan Model

IV- 2

4.1

4 . 1 . 1 Keramba Model Apung ...................................... IV-2
4 . 1 . 2 Keramba Tenggelam ............................................ _IV- 5
4 . 1 . 3 Keramba Melayang ___ .............................................IV-8
4.2

Penentuan Bahan

IV- 6

4 . 2 . 1 Kayu

IV-7

4 . 2 . 2 Pipa Baja _.......... _______ ......................................... .rv- 8
4 . 2 . 3 Pipa Para l on ...........................................................IV- 9
4 . 2 . 4 Bambu
4.3

IV- 9

Sarana Dan Prasarana Keramba Terapung
4 . 3 . 1 Struktur Utama

IV-11
IV- 12

4 . 3 . 2 Jaring············-··························-···································IV- 13
4.4

Sarana Dan Pr a s arana Ke r a mba Te n gge l am
4 . 4 . 1 Struktur Utama

I V-1 4
IV-1 4

4 . 4 . 2 Jaring __ ........................................................................ IV- 17
4.5

Sa r ana Dan Prasarana Keramba Me l aya n g

IV- 25

4 . 5 . 1 Jaring__ ....................................................................... _IV - 25
4 . 5 . 2 Pe l ampung

IV- 26

4 . 5 . 3 Pemberat (ja n gkar) __ ......................................... rv- 26
4. 6

Sis tern Operasional ....................................................... IV- 27

4.7

Pemilihan Bahan Dan Mode l Keramba

vi

I V- 31

BAB V
5.1

4 . 7 . 1 Pemilihan Model

IV- 31

4 . 7 . 2 Pemilihan Bahan

IV- 33

ANALISA DAN PEMBAHASAN

V- 1

Analisa ekonomis

V- 1

5 . 1 . 1 Biaya Opembuatan Keramba __________________ ______ _v- 3
5 . 1 . 2 Analisa Ekonomis Tiap Musim Tanam V- 4
5.2

Analisa Struktur

V- 7

5 . 2 . 1 Pembebanan Akibat Gaya Gelombang ______ __v- 8
5.2 . 2 Pembebanan Akibat Arus

V- 11

5 . 2 . 3 Stabili tas

V- 14

5 . 2 . 4 Respon Stru ktur_ ··------ ---- ·------ ---··--·-· -----·---·---- --·---V-20

BAB VI

PENUTUP

VI- 1

6.1

Ke s impulan ------------------------------------------- ---------------- ----- ------------_v r -1

6.2

Saran

VI - 2

DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN

vii

DAFTAR GAMBAR
GAM BAR

] .1 Jenis Offshore fish farming ______________ _

II - 3

GAM BAR

:2 . 2 Ke ramba apung s e d erhana
II - 4
---- ------- ·----------- ------- ---- ------

GAM BAR

:2 . 3 Ke ramba apung Mode rn -- ------------- -------------------------------- -II - 4

GAMBAR

2 .4 Keramba jenis me layang (Jerman) dan
::enggelam ( Indones i a ) ___ ___ __ ____ ___ _____ ___ ____________________ ______ __ ___ __II- 6

GAMBAR

2 . 5 Keramba terpancang ·- ----------------- ----------- -------------------··_II-7

GAMBAR

2. 6 Parameter fungsi kedalaman relatif .......... _II - 15

GAMBAR

2 . 7 Distribusi kecepa t an partikel ....................... _II-18

GAMBAR

2 . 8 Daerah penerapan teori gelombang ____ ............ _II - 20

GAMBAR

2 . 9 Medan percepatan fluida ___ .................................... _II - 21

GAMBAR

2 . 10 Terminologi net dan mesh.................................. _II - 29

GAMBAR

2 . 11 Gaya-gaya hidrod i namis pacta p i pa ............._II - 30

GAMBAR

3 . 1 Flowchart metodologi penye l esaian ............ )II-6

GAMBAR

4. 1 Gambar ana tomi bambu

GAMBAR

4 . 2 Kerangka utama keramba apung --- -----··---·-··--······_IV-1 2

GAMBAR

4 . 3 Posisi pengikatan mooring pacta keramba I V- 13

GAMBAR

4. 4 Cara menyambung jaring_·-··--·-··--····--····--······-·--···--··· I V- 14

GAMBAR

4 . 5 Struktur utama keramba tenggelam................ _IV- 16

GAMBAR

4 . 6 Bagan jaring····················································--·--··········_IV- 18

GAMBAR

4 . 7 Cara mengikat j aring ke bagan jaring___ ___ _IV-1 9

GAMBAR

4 . 8 Posisi p i pa pemberi makan .................................. _IV- 23

GAMBAR

4. 9 Pemasangan rakit - rakit saat panen __ ..........._IV- 23

GAMBAR

5 . 1 Sistem koordinat dan join_··------···--·············-······_v- 13

viii

IV- 11

DAFTAR TABEL

TABEL

2 . 1 Coefisien - coefisien berdasarkan besarnya
a ng ka Reynolds un t u k pi pa ____ __________________________ _______ ___ _____ I I - 3 4

TABEL

4 . 1 Properti mekanik dari berbagai material
konstruksi

IV- 11

TABEL

5 . 1 Biaya Pembuatan Keramba ___________________ ____________________ _v- 4

TABEL

5 . 2 Perhi tung an Biaya Per Musim Tanam _____________ _v- 5

TABEL

5 . 3 Keuntungan t i ap bahan Struktur _____ ________________ _v-7

TABEL

5 . 1 Hasil perhitungan gaya ge l omba n g ________________ _v-1 0

TABEL

5 . 2 Besarnya gaya d r ag da n li ft ______ ___ _________________ ___v-1 3

TABEL

5 . 3 Gaya drag da n l ift kaki keramb a _______ ___________ _v-1 8

TABEL

5. 4 Defleksi maksimum pada struktur ____________ ______ _v- 20

TABEL

5 . 5 Momen maksimum pada st r uk t ur ______ _______ __________ ___ _v- 2 1

ix

DAFTAR NOTASI

potensial kecepatan
g

percepatan gravitasi
frekuensi gelombang

k

angka gelombang

d

kedalaman laut

y

jarak

vertikal

suatu

titik

yang

ditinjau

terhadap muka air diam
x

jarak horizontal

t

waktu

Ca

massa tambah

Fd

gaya drag

D

diameter silinder

p

massa jenis zat cair

a

percepatan zat cair arah horizontal

L

Panjang Gelombang

u

kecepatan horisontal partikel

v

kecepatan vertikal partikel

F

gaya total yang bekerja pacta silinder tegak

Cn

koefisien drag

Cr

koefisien inertia, Cr

Ca

koefisien massa tambah

X

1

+ Ca

k

angka gelombang

z

kedalaman biasanya bernilai negatif

dFD

gaya drag per satuan luas

dFL

gaya angkat per satuan luas
koefisien

angkat

(lift)

merupakan

fungsi

sudut(a) antara arah normal dengan arah arus .
p

densitas air laut

u

kecepatan arus

a

sudut

antara

arah

normal

(arus)
dA

luas bidang yang ditinjau .

Sn

solidity Ratio

Re

angka reynolds

t

diameter jaring

Dt

ukuran jaring (mesh)

V

kinematik viscosity

d

diameter tali jaring

W

Berat total pipa

FD

gaya drag

Fi

gaya inersia

FL

gaya angkat (lift)

Fr

gaya penahan /gesek

N

gaya normal

U

kecepatan arus

xi

dengan

sudut

datang

8

: kemiringan dasar laut .

~

: koefisien gesek antara struktur de ngan permukaan
dasar laut .

p

densitas air laut

D

diameter pipa

U

kecepatan arus

e

ketinggian kekasaran permukaan

xi i

BAB I
PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN
l.l lATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dunia perikanan di Indonesia saat ini
kurang

berkembang

dengan

perkembangnanya

diperlukan

yang

dapat

diharapkan

suatu

baik .

Dalam

terobosan

meningkatkan

baru

produksi

dan

mutu hasil perikanan Indonesia .

Pembudidayaan
dilakukan
selama

baik
ini

(sederhana) .
terlalu

ikan
i tu

di

Indonesia

didarat

dilakukan

maupun
secara

Pembudidayaan d i darat

memerlukan

teknologi

telah

banyak

dipantai

yang

tradis i onal
(tambak)
yang

ti dak

canggih

dibandingkan di dae r ah pantai maupun lepas pant ai ,
namun dengan perkembangan harga tanah yang semakin
mahal dan langka mengakibatkan perkembangan t amb ak
kurang bagus .

Pembudidayaan

ikan

lepas

pantai

adalah

suatu

teknologi baru yang selama ini dikembangkan negara
penghasil

ikan

terbesar

d uni a .

Tekn ologi

ini

I-1

sangat

bagus

dikembangkan

di

Iklim

Indonesia .

tropis dan laut yang sangat luas merupakan lahan
yang sang2t cocok untuk perkembangan ikan terutama
ikan yang mempunyai harga jual yang bagus dipasar
dunia.

Pembudidayaan ikan dilakukan berdasarkan pemikiran
bahwa

sur.berdaya

Keterbatasan
besarnya

ini

ikan
tidak

eksploi tasi

dilaut
lain

semakin

akibat

perikanan

di

terbatas .

dari

semakin

Indonesia

dan

pencemaran di laut. Selain itu pembudidayaan ikan
ini

dapat

dan

dijadikan

sebagai

kesinambungan

sarana

pemeliharaan

(sustainable)

perikanan

indonesia terhadap satu atau lebih jenis ikan di
laut Indonesia.

Pembudidayaan

ikan

lepas

pantai

bisa

dijadikan

suatu sektor baru pendapatan negara , dalam hal ini
investasi
namun

yang

memilki

dikembangkan

dilakukan
prospek

dimasa

tidaklah

yang

depan

sangat
sektor

terlalu

mahal

bagus

untuk

baru

devisa

negara non - migas.

I- 2

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dipecahkan adalah :
1. Bagaimana

menentukan

model

farming yang cocok dengan

serta

bah an

yang

offshore

fish

jenis ikan kerapu ,

paling

sesuai

untuk

masyrakat pesisir yang memiliki modal kecil .
2. sarana

dan

apasajakah

pra-sarana

yang

diperlukan.

1.3 TUJUAN

Adapun

tujuan

dalam

penulisan

tugas

akhir

ini

adalah :
1 . Mengetahui
pembuatan
ikan

model
offshore

kerapu

yang
fish

paling
farming

tepat
untuk

dalam
jenis

yang banyak terdapat diperairan

Indonesia dan juga menetukan bahan dasar yang
paling sesuai dengan kondisi masyrakat pantai
utara laut jawa yang memiliki modal kecil .
2 . Mengetahui
dibutuhkan

sarana
pada

dan
pembuatan

pra- sarana
offshore

yang
fish

farming.

I-3

1.4 BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penulisan usulan tugas akhir
ini adalah :
1. ikan yang ditinjau adalah
yang

ban yak

jenis ikan kerapu

di

Indonesia

adalah

daerah

terdapat

dan

berharga jual tinggi.
2 . daerah

yang

ditinjau

Pasir

putih, Situbondo .
3 . untuk

perhitungan

bag ian

dan

pondasi

penyangga jaring dianggap pipa .
4 . arah datang gelombang dan arah arus sama.
5. kemiringan
sehingga

dasar

laut

diasumsikan

adalah

sangat

permukaan

dasar

landai
laut

adalah rata.
6. kedalaman air yang dipakai adalah sebesar 5
meter
7 . dalam perhitungan kekuatan struktur permukaan
bahan

dianggap

licin

dan

memiliki

diameter

yang sama .

I- 4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2. 1

TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan

bangunan

budidaya

ikan

norwegia

pada

pengernbangna

lepas

petarna
tahun

dan

pantai

kali
1986,

dicoba
dan

perbaikan

sebagai

terus

di

sarnpai

sarana
negara

sekarang

dilakukan

oleh

negara-negara penghasil ikan (rnis : jepang).

Percobaan
Lundgren
dari

bangunan
(1986)

bangunan

lepas

pantai

yang

dilakukan

rnengernukakan bahwa pernilihan luas
ini

lingkungan bagi

tidak

rnengirangi

kenaturalan

ikan yang dipelihara dirnana i kan

dapat berenang bebas walaupun tetap berada dalarn
jaring. Keterbatasan dari bangunan yang di ra n ca ng
Lundgren
tinggi

tersebut adalah rnenghadapi badai d i rnana

gelornbang

dapat

rneleb i hi

ketinggian

da ri

bangunana ini .

Industri budidaya ikan yang saat ini di Indonesia
rnasih
pantai

bersifat
de ngan

tradis i onal

dan

tekn ologi

y a ng

rnasih

disek it ar

d i paka i

rnas i h

II-1

konvensional yang kurang memperhitungkan
faktor

teknis

yang

akan

berhubungan

faktor langsung

dengan kesinambungan dari budidaya tersebut (mis :
kekuatan strutur , dll) .

2.2

DASAR TEORI

2.2.1

OFFSHORE FISH FARMING

merupakan al ternatif dalam

Offshore

fish

farming

menjaga

dan

meningkatkan

Indonesia.

hasil

perikanan

di

Penggunaan offshore fish farming dalam

pembudidayaan ikan sekarang lebih ditekankan pada
pembudidayaan ikan yang berharga jual tinggi , hal
ini

juga

tangkap

berdasarkan
di

pad a

Indonesia

kondisi

yang

perikanan
karena

terbatas

teknologi yang berkembang kurang mendukung .

Pengembangan
masih

offshore

bersifat

fish

farming

konvensional ,

di

dalam

Indonesia
hal

ini

penggunaan teknologi yang baik kurang di terapkan
sehingga hasil yang didapatkan juga

kurang bagu s .

Selain penggunaan peralatan yang masih sederhana
sebab

lain

budidaya

yang

tersebut

mengakibatkan
adalah

kurang

bagusnya

sistem pembenihan

yang

ku rang bagus.

II - 2

Offshore fish

farming berdasarkan letak dapat di

bagikan dalam empat
floating

kategori

(gambar 2 . 1)

yaitu :

(mengapung) , semi-submersible (melayang) ,

submerged (tenggelam) dan fixed (terpancang) .

SUBMERGED

Gb.2.1 jenis offshore fish farming

Keramba Sistem Mengapung

Penggunaan

sis tern

mengapung

sa at

ini

sedang

dikembangkan dan banyak dipakai untuk perairan di
Indonesia. Sistem ini bersifat konvensional karena
mempunyai peralatan dan teknologi
bisa

dijangkau

mendatangkan

oleh

nelayan

suatu peralatan yang

sederhana yang
harus

tanpa
rumit

sehingga

penggunaan sistem ini dipandang lebih baik untuk
pengembangan daerah pantai dan lebih murah.

II-3

Sistem ini hanya memiliki struktur yang sederhana
yaitu

penggunaan

jaring

yang

penampung ikan berbentuk kotak .
permukaan

air

berbentuk

bujur

tong

plastik

diikat

pad a

sangkar,

yang

buat

sebagai

Jaring ini
balok

dan

diikatkan

di

kayu

diapungkan

pada

kayu

pad a
yang
dengan

tersebut .

Sebagai pemancang dipakai jangkar pada tiap sudut
sehingga

struktur

gelombang .

Untuk

tidak

terbawa

arus

a tau

keperluan penjaga maka dibangun

rumah kecil sebagai tempat teduh penjaganya.

Untuk struktur yang lebih rumit , keramba jenis ini
di

buat

stukturnya

dari
kuat

logam

dan

sehingga

fiberglass

dapat

di

sehingga

gunakan

untuk

daerah lepas pantai maupun di pantai. Struktur ini
dilengkapi

dengan

perlengkapan

yang

san g at

canggih.

Gb 2 . 2 keramba apung sederh an a

I I- 4

Gb 2 . 3 Keramba mengapung modern

Keramba Melayang ( submersible)

Jenis

ini banyak digunakan di negara - negara yang

sudah maju industri perikanannya ,
Norway,

dsb.

Penggunaan

seperti jepang ,

struktur

ini

memerlukan

investasi yang besar karena selain biaya pembuatan
y an g

besar,

juga

biaya

pemasangan

memerlukan

peralatan yang sangat mahal dan sulit karena letak
dari

struktur

ini

adalah

daerah

lepas

pantai

dengan kedalaman puluhan sampai ratusan meter .

Struktur

ini

memiliki

self

mengatur

system

dapat

biasanya
floating

berbentuk
system

ba l astingnya ,

rectangular
sehingga

dan

dengan

stru ktur

tersebu t

diatur kedalaman yang diinginkan .

Struktur

ini di tambat dengan mooring
Struktur

ini

sederhananya

terbuat

dari

line

ke dasar

baja

a tau

laut .
lebih

ki ta rangkaian pipa dengan diameter

II- 5

tertentu

dengan

rnemperhitungkan

daya

apung

dari

struktur tersebut.

Jaring

yang dipakai

konvensional.
terhadap

Jaring

yang

lebih

kuat

ini

tahan

lingkungan

berbentuk

terdapat

system

dan

pengaruh

dan

Struktur

atas

lebih baik dari

ini

predator

seki tarnya .
bagian

juga

kerucut

pacta

room

untuk

control

mengawasi kondisi cage atau perkembangan ikan yang
di budidayakan didalamnya .

Sistem keramba tenggelam (submerged)

Struktur

ini

dikembangkan,
seperti

terutama

di

diperlukan

ban yak

belum

sang at

dipergunakan

karen a

investasi

yang

dan

teknologi

yang

diketahui

dan

besar

belum

dan

berkembang

daerah

di

Indonesia

dikenal

ban yak

rumit . Terutama untuk daerah lepas pantai.

Struktur

ini

terpancang

d i dasar

laut ,

memiliki

empat atau lebih tiang penyanggah sebagai tempat
jaring diikatkan .
dapat

terhindar

yang

terjadi

Keuntungan struktur
dari

beban

dipermukaan

gelombang
laut .

ini adalah
dan

Struktur

badai
ini

ditenggelamkan dengan suatu pemberat tertentu yang

II - 6

dapat

menenggelamkan

lingkungan

yang

serta

akan

menahan

beban - beban

oleh

dial ami

keramba

tersebut.

Selain

itu

menaikkan

juga
dan

dibudidayakan
turunkan

dipikirkan
menurunkan

sehingga

keramba

kita

setiap

tentang
jaring
tidak

kita

cara

untuk

temp at

ikan

perlu

menaik-

melakukan

akan

kontrol dan panen.

Gb . 2.4 keramba jeni s melayang (jerman) dan keramba
tenggelam (Jawa barat , I ndonesi a)

Keramba Sistem terpancang (fixed)

Keramba jenis ini adalah jenis yang paling ba ny a k
dipakai

di

daerah

asia

tenggara

(Philipina ,

Indonesia , Vietnam , Dll) , china , india , dan dae rah
pasifik .

Ker amba

ini

memi li ki

strukt u r

y an g

II-7

sederhana

yaitu

terdiri

dari

jaring

dan

tiang

penyangga yang ditancapkan kedasar perairan.

Kerarnba

jenis

ini

banyak

dipakai

terutarna

untuk

daerah perairan air tawar yaitu sungai dan danau
serta untu daerah pantai yang rnerniliki keadalarnan
tidak

begi tu

besar.

Bahan

yang

dipakai

biasanya

adalah barnbu yang banyak tersebar diwilayah asia .
Selain

itu

alternatif

rnenggunakan kayu,

lain

adalah

dengan

walaupun lebih rnahal narnun kayu

rnemiliki kekuatan yang lebih baik dari pada barnbu.

Seperti

halnya

j en is

ini harus rnemiliki
vertikal

serta

yang

yang

lain,

kerarnba

ketahanan unutuk beban statis

yaitu

perlengkapan
lingkungan

kerarnba

beban

berat

operasionalnya,

rnernpengaruhi;

gaya

jaring

dan

juga

beban

angin,

gaya

arus, gelornbang, dsb.

Gb.2.5 keramba terpancang untuk pantai dan danau

II-8

2.2.2 Sekilas Tentang Ikon Kerapu

Kerapu terdiri dari 46 spesies yang ada dan hidup
di

berbagai

inimempunyai
tersebut

tipe

habitat

nilai

pasar

tergantung

konsumsi

Ikan

yangtinggimeskipun
spesiesnya.

pad a

Ukuran

internasional dikenal dengan nama grouper.

Kerapu

tergolong

udang,

dan

famili

serrnidae

kg

hal

pasar

alam

0,5

laut .

Di

di

berkisar

perairan

karnivora

crusta sea .

Ikan

kg .

2

yang

memakan

ikan ,

ini termasuk golongan

(Sunyoto, 2000).

Kerapu hidup di

kawasan terumbu karang di perairan dangkal hingga
100

meter.

karang

Mereka

hidup

didalam

lubang-lubang

a tau rumpon dengan akti vi tas yang relatif

rendah .

Kerapu muda hidup di perairan karang pantai dengan
kedalaman

0, 5 m -

3 m.

Habitat

adalah perairan

dasar pasir berkarang yang ditumbuhi padang lamun .
Selanjutnya

menginjak

dewasa

akan

bergerak

ke

perauran yang lebih dalam antara 7 m - 40 m. jenis
kerapu yang telah di budidayakan antara lain


Kerapu tikus (Chromileptes altivelis)



Kerapu merah (Plectropomus maculatus)



Kerapu lumpur (Epinephelus suillus)



Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) .

Lokasi Budidaya

Pemilihan lokasi sangat penting bagi kelangsungan
usaha budidaya kerapu tikus.
perlu

di

pertimbangkan

Beberapa faktor yang

di

antaranya

sebagai

berikut (Paimin, 2000):
• Gangguan

yang

Alam,

berlangsung

gelombang
Ombak

Gangguan

besar

yang

alam misalnya

terus - menerus ,
atau

arus

terus - menerus

badai ,

laut

dapat

ombak

yang

dan

keras.

mengakibatkan

ikan menjadi stress sehingga mengurangi selera
makan, dan arus yang kuat dapat merusak posisi
keramba dan menghanyutkan.


Lingkungan

Pencemaran,

tercemar

oleh

berbahaya,
atau

berupa

sisa pestisida ,

sampah

kesehatan

limbah

perairan

organik .

dan

Semua

kehidupan

seringkali

bah an

k i mia

plastik ,

detergen ,

dapat

mengganggu

ikan .

Bahkan

bahan

kimia tertentu, terutama yang mengandu ng l ogam
berat

atau

bahan

beracun

dapat

mengancam

kehidupan ikan dan orang yang mengkonsumsinya .
• Predator,

ancaman

beberapa
bagi

j en is

kehidupan

i kan

dapat

dan

menj adi

mengganggu

I I - 10

.J

ketenangan

ikan

menurunnya

produksi .

antaranya

ikan

sehingga

menyebabkan

Ikan - ikan

buntal

dan

tersebut

ikan

besar

di
yang

ganas.
• Lalulintas Laut,

nelayan
budidaya.

dapat
Selain

lalulintas
mengganggu
itu,

kapal atau pearhu
ketenangan

kapal - kapal

usaha

besar

juga

berpotensi untuk mencemari lingkungan perairan
dengan membuang limbah atau sisa minyak yang
menjadi bahan bakarnya.

Faktor-faktor fisik dan kimia

Selain faktor-faktor tersebut diatas ,
harus

dipertimbangkan

faktor - faktor
laut)

fisik

budidaya.

dan

untuk

faktor yang

budidaya

kimia

dari

Perairan tersebut

adalah

lokasi

(air

harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut


Kecerahan minimal



Kadar gar am

5

meter

( salini tas)

30 - 33 ppt

part per thousand, atau permil)



Suhu air 24 °C - 32°C



PH air 7 - 9



Kecepatan arus 20 - 50 cm/detik

(ppt



Kandungan oksigen terlarut

(DO , dissolved

oxygen) minimal 3 ppm



Kedalaman air ideal 5 - 12 meter

Teori Gelombang

2.2 . 3

Persamaan Gelombang

Teori

gelombang

dari

persamaan

ampltudo

kecil

kontinyuitas

rotasi (persamaan Laplace)

dapat

untuk

diturunkan
aliran

tak

(Triatmojo , 1999) yaitu :

dengan

arp

arp

dan

U=-

8x

V=-

8y

(2 . 2)

kondisi batas didasar laut dari persamaan tersebut
adalah kecepatan vertikal nol .

v = arp

ay

kondisi

=o

batas

di

y=-d

pada

permukaan

( 2 . 3)

diperoleh

dari

p[ersamaan Bernoulli untuk aliran tak mantap .

II-12

( 2. 4)

dengan
g

percepatan gravitasi

p

tekanan

p

rapat massa cair

Apabila

persamaan

tersebut

dengan mengabaikan u 2 dan v 2 ,
y = 17,
nol

dilinierkan,

yaitu

dan pada permukaan

serta mengambil tekanan di permukaan adalah

( tekanan atmosfer),

maka persamaan Bernoulli

menjadi :

( 2 . 5)

Dengan anggapan bahwa gelombang
terhadap

kedalaman,

adalah kira- kira

y

= 17

maka


kondisi

adalah
batas

kecil
di

y=O

Dengan anggapan tersebut,

maka kondisi batas permukaan adalah :

( 2. 6)

II-13

Jadi persamaan yang diselesaikan adalah sebagai
berikut :

1. Persamaan Laplace

( 2. 1)

2. Kondisi batas persamaan tersebut adalah

v = arp

ay

=o

di

y = -d

(2 . 3)

1 acpl
17---g at y=o

( 2. 6)

Persamaan tersebut diselesaikan untuk mendapatkan
nilai

~-

Berdasarkan

tersebut,
muka

air,

partikel

nilai

~

yang

diperoleh

sifat-sifat gelombang seperti fluktuasi
kecepatan
dan

Penyelesaian

rambat

gelombang ,

sebagainya
persamaan

dapat
deferensial

kecepatan
diturunkan .
tersebut

memberikan hasil berikut ini .

rp =

ag coshk(d + y) . (kx
)
sm · - at
cr
coshkd

( 2. 7)

II - 14

dengan
~

potensial kecepatan

g

percepatan gravitasi

a

frekuensi gelombang

k

angka gelombang

d

kedalaman laut

y

jarak

vertikal

suatu

titik

yang

ditinjau terhadap muka air diam

x

jarak horizontal

t

waktu

Kecepatan Rambat dan Panjang Gelombang

Komponen

vertikal

permukaan

air

(v)

kecepatan
adalah

v

partikel

= a77 ;at ,

pada

dimana

11

diberikan oleh persamaan (2.6) , sehingga

a77 a (
- at - at

2

arp) - - -1 a--rp
at - g at

v - - - - - -1 g

karena

v

= a7]/ at'

2

maka

persamaan

( 2 . 8)

tersebut

dapat

ditulis:

arp = -1-a-rpay g at
2

2

( 2 . 9)

II - 15

Untuk

gelombang

diperrnukaan

amplitudo

adalah

sama

dengan

kecil,

nilai

dirnuka

air

y

diarn,

sehingga y=O ; dan persamaannya adalah :

o-

1

= gk tanh (kd)

( 2.10)

Oleh karena a-= kC, rnaka persarnaan ( 2. 10) rnenj adi:

C2

Jika

= g tanh(kd)

(2 . 11)

k

k

nilai

= 2n I L

kedalam

disubstitusikan

persarnaan (2.11) akan didapat :

C2

= gL tanh(kd)

(2 .12)

2n

Persarnaan

( 2.12)

gelombang

sebagai

rnenunjukkan

panjang gelombang
disubstitusikan

fungsi
(L).

laj u

kedalaman

Jika nilai k

kedalarn

penj alaran
air

(d)

dan

= o-/C = (2n/T)IC

persamaan

(2.11),

akan

didapat nilai C sebagai fungsi T dan d.

C2

= gT tanh 2rrd
2n

(2 . 13)

L

r

\

'i

'•

I
'

-- -

II-16

Dengan

memasukkan

kedalam

persamaan

nilai
( 2 . 12)

k

= 2n I L

akan

dan

C= LIT

dipero1eh

panj ang

gelombang sebagai fungsi kedalaman .

gT

2

2mi

L= - - tanh2n
L

Dengan

( 2.14)

menggunakan

persamaan

( 2. 14) '

jika

kedalaman air dan periode gelombang diketahui maka
dengan

met ode

iterasi

akan

didapat

panjang

gelombang L .

Klasifikasi Gelombang Menurut Kedalaman Relatif

Berdasarkan kedalaman relatif ,
antara
(L) '

kedalaman
(d/L) ,

air

(d)

gelombang

dan

yaitu perbandingan
panjang

dapat

gelombang

dik l asif i kasikan

menjadi 3 macam , yaitu
1 . Gelombang di laut dangkal , jika

d/L