ANALISIS KEPATUHAN ADMINISTRASI PAJAK BAGI WAJIB PAJAK HIBURAN DI KOTA SERANG
ANALISIS KEPATUHAN ADMINISTRASI
PAJAK BAGI WAJIB PAJAK HIBURAN
DI KOTA SERANG
SKRIPSIDiajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada
Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh: Pratiwi
NIM 6661100212
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, 2014
Keberhasilan seseorang dapat diukur dari
perjuangannya melawan kegagalan… PratiwiSkripsi ini Aku persembahkan untuk kedua Orang Tuaku…
ABSTRAK
Pratiwi. NIM 6661100212. Analisis Kepatuhan Administrasi Pajak Bagi
Wajib Pajak Hiburan di Kota Serang. Program Studi Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Pembimbing I: Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si dan Pembimbing
II: Rahmawati, S.Sos., M.Si Kata Kunci : Pajak Hiburan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh observasi awal peneliti pada pajak hiburan di Kota Serang yang mana di Kota Serang ini sudah banyak tempat-tempat hiburan berdiri tetapi masih banyak juga tempat hiburan yang belum mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, serta pengenaan tarif dan jenis pajak yang tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepatuhan administrasi pajak bagi wajib pajak hiburan di Kota Serang. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik deskriptif. Instrumen dalam penelitian ini yaitu peneliti sendiri dengan menggunakan teori kepatuhan wajib pajak dari Nasucha (2004:148) yaitu aspek yuridis, aspek psikologis, dan aspek sosiologis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis menurut Prasetya Irawan (2006). Hasil dari penelitian ini adalah kurangnya pemahaman yang diberikan pegawai pajak kepada wajib pajak sehingga masih banyaknya wajib pajak yang kurang patuh serta kurang sadar akan kewajibannya. Peneliti memberikan saran agar Pemerintah Kota Serang memberikan sanksi tegas yaitu berupa penutupan tempat usaha kepada wajib pajak yang tidak patuh, dan Pemerintah Daerah membuatkan Peraturan Daerah mengenai pajak hiburan secara spesifik sehingga dapat diatur dengan jelas dan baik.
ABSTRACT
Pratiwi. NIM 6661100212. Obedience Analysis of Tax Administration For
Entertainment Tax Obligatory at Serang City. Public Administration
Department, Social and Political Faculty. Sultan Ageng Tirtayasa University.
Advisor I: Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si and Advisor II: Rahmawati, S.Sos.,
M.Si Keyword : Entertainment TaxForce behind of this research is first observation of researcher to entertainment tax at Serang City, which Serang City had a lot of entertainment places inside but there are still some entertainment places that are not enroll yet as tax obligatory, and also tax imposition and tax kinds that are not appropriate with the Region Regulation Number 17 year 2010 about Region Tax. Goal of this research is to know how tax administration obedience for entertainment tax obligatory at Serang City. Research Method that used is qualitative with descriptive technique. Instrument of this research is self-researcher based on obidience of tax obligatory theory by Nasucha (200:148). In that theory there are some aspects, they are juridical aspect, psychological aspect and sociological aspect. Data analysis technique that used of this research is analysis technique from Prasetya Irawan (2006). Result of this research is lack comprehension of tax obligatory from tax government about tax regulation, so it caused still a lot of tax obligatories who lack obdient and also lack consciousness of their obligation as tax obligatory. Researcher give suggestion for this case, an explicit sanction giving is closing entertainment place for tax obligatories that do not obey, and region government create region regulation about entertainment tax spesificly so it can be regulated explicitly and well.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis kemudian solawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah mengiringi doa dan harapan penulis guna terselesaikannya skripsi yang berjudul Analisis
Kepatuhan Administrasi Pajak bagi Wajib Pajak Hiburan di Kota Serang.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada konsentrasi Manajemen Publik program studi Ilmu Administrasi Negara.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas segala dukungan, waktu, tenaga serta ilmu pengetahuan yang telah diberikan. Terutama penulis ucapkan dengan tulus kepada kedua orangtua yaitu Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tulus kepada penulis, tak pernah habis untuk memanjatkan doa, memberikan nasehat serta motivasi kepada penulis. Kemudian, penulis juga berterimakasih kepada semua pihak diantaranya kepada:
1. Bapak Prof DR. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
4. Ibu Mia Dwiana, M.Ikom., sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., MM sebagai Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus dosen pembimbing akademik atas dorongan motivasi, waktu luang, dan ilmu pengetahuannya kepada penulis dan telah membimbing serta memberikan arahan dalam pemilihan judul skripsi;
6. Ibu Rina Yulianti, S.IP., M.Si., sebagai Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;
7. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si sebagai Sekretaris Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus sebagai dosen pembimbing II atas bimbingannya dan waktu luang serta ilmu pengetahuannya kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;
8. Ibu Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si.,sebagai dosen pembimbing I skripsi atas bimbingan dan waktu luang serta ilmu pengetahuannya kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;
9. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama proses belajar mengajar selama perkuliahan;
10. Para staff Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan;
11. Seluruh pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah khususnya Bapak Rachmatullah, S.Sos,. M.Si sebagai Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan Pajak Daerah yang telah berkenaan memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis;
12. Seluruh pegawai Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang khususnya Bapak Rudi Mulyana, S.T yang telah berkenaan memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis
13. Seluruh pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang khususnya Bapak
H. Tb. Yassin, S.Sos., M.Si sebagai Kepala Bidang Trantib Polisi Pamong Praja yang telah berkenaan memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu dalam proses pengambilan data untuk penulis;
14. Seluruh pengelola tempat hiburan di Kota Serang yang telah memberikan informasi, data, dan ketersediaan waktu terkait fokus yang sedang penulis teliti;
15. Adik-adikku tersayang, yaitu Destiyana dan M. Ari Syahrial yang senantiasa selalu menghibur, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis hingga saat ini;
16. Teman-teman angkatan 2010 baik reguler maupun nonreguler khususnya anak kelas 2ANE1 program studi Ilmu Administrasi Negara yang menjadi inspirasi dan motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
17. Para sahabat Emma Marlini, Ivan Setiawan, Astri Permatasari, Kanari Gemilang, Rachmawati Dwi Maharani, Dwi Mayangsari, Muhammad Fajar Kurniawan, Faizal Setyahadi teman-teman selama kuliah. Terimakasih atas empat tahun yang mengesankan ini. Terimakasih atas semua suka duka yang akan selalu menjadi kisah yang tidak terlupakan serta yang selalu memberikan dukungan dan kebahagiaan.
18. Teman-teman tercintaku yang senantiasa memotivasi dan memberikan keceriaan yaitu Ayu, Ngkay, Noki, Meong, Siti, Uung, Dewi, Onya, Ndes, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu pengetahuan untuk kita khususnya dalam hal perpajakan.
Serang, Oktober 2014 Penulis
Pratiwi
DAFTAR ISI
LEMBAR ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAKKATA PENGANTAR ……………………………………………………i
DAFTAR ISI ……………………………………………………v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………xi
DAFTAR BAGAN ……………………………………………...……xii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………………….11
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………...…11
1.4 Rumusan Masalah............................................................................................11
1.5 Tujuan Penelitian………………………………………………………….....12
1.6 Manfaat Penelitian……………………………………………………...……12
1.6.1 Secara Teoritis………………………………………………………….12
1.6.2 Secara Praktis…………………………………………………………..12
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1.1 Administrasi Perpajakan………………………………………..……...15
2.1.2 Pajak……………………………………………………………………19
2.1.2.1 Definisi Pajak………………………………………………….....19
2.1.2.2 Wajib Pajak………………………………………………………21
2.1.3 Kepatuhan Perpajakan……………………………………………….…22
2.1.3.1 Definisi Kepatuhan………………………………………….……22
2.1.3.2 Teori Kepatuhan Wajib Pajak……………………………………23
2.1.3.3 Pentingnya Kepatuhan Perpajakan…………………………….…26
2.1.3.4 Ketidakpatuhan Wajib Pajak……………………………….…….27
2.1.3.5 Batasan dan Persyaratan sebagai Wajib Pajak Patuh…………….28
2.1.3.6 Manfaat Predikat Wajib Pajak Patuh…………………………….29
2.1.4 Pendapatan Asli Daerah………………………………………………..30
2.1.4.1 Siklus Manajemen Pendapatan Daerah…………………………..30
2.1.4.2 Sumber-sumber Pendapatan Daerah……………………………..33
2.1.5 Pajak Daerah………………………………………………………...…34
2.1.6 Pajak Hiburan…………………………………………………………..35
2.1.6.1 Objek Pajak Hiburan……………………………………………..36
2.1.6.2 Bukan Objek Pajak Hiburan………………………………..…….37
2.1.6.3 Subjek dan Wajib Pajak Hiburan……………………………..….37
2.1.6.4 Dasar Pengenaan, Tarif, dan Cara Penghitungan Pajak Hiburan………………………………………………………………..….38
2.1.7 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak……………………………41
2.1.8 Syarat Pemungutan Pajak………………………………………………42
2.1.9 Fungsi Pajak…………………………………………………………....44
2.1.10 Sistem Pemungutan Pajak…………………………………………….44
2.1.11 Kaidah Hukum Pajak…………………………………………...…….45
2.2 Penelitian Terdahulu……………………………………………………...….46
2.3 Kerangka Pemikiran………………………………………………………….48
2.4 Asumsi Dasar Penelitian……………………………………………………..51
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian…………………………………………..52
3.2 Ruang Lingkup/ atau Fokus Penelitian……………………………………....52
3.3 Lokasi Penelitian……………………………………………………………..52
3.4 Variabel Penelitian…………………………………………………………...53
3.4.1 Definisi Konsep………………………………………………………..53
3.4.2 Definisi Operasional……………………………………………………53
3.5 Instrumen Penelitian………………………………………………………….54
3.6 Informan Penelitian…………………………………………………………..55
3.7 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……………………………………..57
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………..57
3.7.2 Teknik Analisis Data………………………………………………...…60
3.8 Jadwal Penelitian……………………………………………………………..64
BAB IV : HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian………………………………………………...…65
4.1.1 Gambaran Umum Kota Serang………………………………………...65
4.1.2 Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Serang……………………………………………………………………...…71
4.2 Deskripsi Data Penelitian…………………………………………………….89
4.2.1 Daftar Informan Penelitian…………………………………………..…89
4.2.2 Deskripsi Data………………………………………………………….91
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………………93
4.3.1 Analisis Kepatuhan Administrasi Pajak bagi Wajib Pajak Hiburan di Kota Serang……………………………………………………………..……93
4.3.1.1 Aspek Yuridis……………………………………………………94
4.3.1.2 Aspek Psikologis……………………………………………..…116
4.3.1.3 Aspek Sosiologis………………………………………………..123
4.4 Pembahasan…………………………………………………………………139
4.4.1 Analisa Tentang Fokus Penelitian…………………………………….139
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………162
5.2 Saran…………………………………………………………………….…..163
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….….xiii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Wajib Pajak Hiburan Tahun 2014………………………………...5Tabel 1.2 Data Tempat Hiburan yang Tidak Terdaftar di Kota Serang Tahun2014………………………………………………………………………………..7
Tabel 1.3 Realisasi Penerimaan Pendapatan Pajak Hiburan Bulan Oktober-Desember Tahun Anggaran 2013…………………………………………..…….10
Tabel 3.1 Informan Penelitian…………………………………………………....56Tabel 3.2 Pedoman Wawancara……………………………………………….....58Tabel 3.3 Jadwal Penelitian………………………………………………………64Tabel 4.1 Daftar Nama Kelurahan Di Kota Serang Tahun 2014……………...…66Tabel 4.2 Daftar Informan………………………………………………………..90Tabel 4.3 Data Wajib Pajak Hiburan di Dinas Pengelolaan KeuanganDaerah..................................................................................................................100
Tabel 4.4 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan……………………………...…126Tabel 4.5 Data Wajib Pajak Hiburan di Kota Serang……………………..……141Tabel 4.6 Objek Pajak Tidak Terdata sebagai Wajib Pajak Hiburan di KotaSerang………………………………………………………………………..….142
Tabel 4.7 Daftar Nama Gym/Fitness Center di Kota Serang………………...…143Tabel 4.8 Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan………………………………...151Tabel 4.9 Potensial Pajak Penerimaan dari Wajib Pajak Terdata………………153Tabel 4.10 Potensial Data Penerimaan dari Wajib Pajak tidak Terdata……..…156Tabel 4.11 Realisasi Tahun 2012-2013……………………………………...….157Tabel 4.11 Temuan Lapangan…………………………………………………..158DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Proses Analisis Data……………………………………………..….61
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………….….50Bagan 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD)Kota Serang……………………………………………………………………....89
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1 Pada umumnya kota merupakan tempat pemukiman yang relatif besar,
penduduknya padat dan menetap dari individu-individu yang secara sosial-heterogen, oleh karena itu jika pemukimannya semakin besar maka penduduknya akan semakin padat dan semakin heterogen pula penduduknya. Kota juga merupakan pusat dari segala kegiatan perekonomian, sehingga kota dijadikan sebagai daerah penyerap investasi oleh pemerintah kota guna menambah pendapatan daerah. Selain menambah pendapatan daerah adanya investasi-investasi tersebut juga membuka peluang usaha untuk penduduk kota sehingga mengurangi adanya pengangguran diakses pada tanggal 28 september 2013).
Jika dilihat dari hal tersebut, sama halnya dengan Kota Serang Provinsi Banten dimana Kota Serang masih berusia 7 (tujuh) tahun yaitu sejak tahun 2007.
Kota Serang merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Serang berdasarkan dari adanya otonomi daerah. Berdasarkan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2007 tentang tujuan pemekaran Kota Serang sebagai pemicu kemajuan di Provinsi Banten. Pada tanggal 9 Agustus 2007 Kota Serang resmi didirikan.
Di Kota ini, masyarakat berlomba-lomba untuk membuka peluang usaha yang dapat membantu masyarakat itu sendiri dalam masalah perekonomiannya.
Bermacam-macam usaha yang dilakukan seperti menjadi pedagang kaki lima, membuka restoran dan usaha lainnya. Dalam hal ini masyarakat tidak dapat seenaknya membuka usaha karena setiap kegiatan usaha yang akan dilakukan harus memiliki izin telebih dahulu. Dari perizinan usaha inilah, daerah dapat melegalkan setiap usaha yang digeluti masyarakat. Perizinan usaha ini banyak macamnya salah satunya ialah perizinan usaha tempat hiburan.
Mengenai perizinan usaha, Kota Serang tidak memiliki Peraturan Daerah Perizinan Usaha Tempat Hiburan akan tetapi Kota Serang hanya memiliki Keputusan Walikota Serang Nomor : 502/ Kep. 47- Org/ 2010 Tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Kepada Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal di Kota Serang yang menjadi dasar hukum perizinan usaha di Kota Serang. Menurut hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kasie Pendataan Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal bahwa tidak adanya Peraturan Daerah perizinan usaha tempat hiburan secara spesifik hanya sebatas Keputusan Walikota saja dikarenakan keterbatasan, pembahasannya yang rumit, biayanya tinggi karena Kota Serang baru berdiri dengan anggaran yang sangat minim. Keinginan kota sendiri sebenarnya ingin ditingkatkan dari Keputusan Walikota menjadi Peraturan Daerah tetapi banyak keterbatasan dan kriteria yang harus dimilikinya.
Kemudian, mengenai perizinan usaha tempat hiburan di Kota Serang hal ini disesuaikan dengan adanya visi dari Walikota Serang itu sendiri yang mana visi tersebut adalah menjadikan Kota Serang yang madani. Selain hal tersebut bertentangan dengan visi dari Walikota, hal ini juga bertentangan dengan masyarakat Kota Serang itu sendiri yang terbilang masih religius. Sehingga, perizinan usaha tempat hiburan ini banyak mengundang kontroversi karena masih ada saja masyarakat yang memandang tempat hiburan ini akan berdampak negatif baik itu moral maupun budaya Kota Serang itu sendiri. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari Banten Pos diakses pada tanggal 28 September 2013 pukul 19.13 WIB bahwa Sebenarnya Rancangan Peraturan Daerah mengenai izin hiburan tersebut, sudah masuk dalam 15 prolegda tahun ini, tapi yang dibahasnya hanya 13 Raperda, untuk izin tempat hiburan ditunda. Karena semua fraksi masih belum secara bersama menerima pembahasan Raperda ini. Selain itu, masih ada penolakan dari masyarakat.
Di kota-kota lain pun sudah banyak tempat hiburan seperti di Provinsi Banten sendiri yaitu di Kota Cilegon dan Kota Tangerang. Banyak sekali tempat hiburan baik itu tempat hiburan anak-anak maupun hiburan malam yang biasanya disajikan di dalam hotel-hotel berbintang. Demikian halnya dengan di Kota Serang, karena membuka usaha tempat hiburan memang cukup menjanjikan. Dilihat dari segi peminatnya cukup banyak yang meminati tempat hiburan alasannya karena untuk
refresh otak yang sudah penat dengan pekerjaan dan ada pula yang hanya sekedar
untuk menghabiskan waktu bermain dengan teman-temannya serta tempat hiburan juga sebagai sarana berkumpulnya keluarga. Maka dari itu, tempat hiburan juga merupakan salah satu investasi pemerintah daerah untuk menambah pendapatan asli daerah melalui pajak hiburannya.
Pajak hiburan merupakan salah satu Pendapatan Asli daerah. Tempat hiburan termasuk ke dalam pajak hiburan. Pajak hiburan ini banyak jenisnya yaitu yang telah tertera di dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 17 Tahun 2010 tentang pajak daerah. Dimana disebutkan dalam pasal 15 bahwa objek pajak hiburan yaitu meliputi:
1. Tontonan film;
2. Pagelaran kesenian, musik, tari, dan busana;
3. Kontes kecantikan, binaraga, dan sejenisnya;
4. Pameran;
5. Diskotik, karaoke, klab malam, dan sejenisnya;
6. Sirkus, akrobat, dan sulap;
7. Permainan bilyar, golf, dan boling;
8. Pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan ketangkasan;
9. Panti pijat, refleksi, mandi uap/ spa, dan pusat kebugaran (fitness center); dan
10. Pertandingan olahraga termasuk futsal, sepak bola, bola voli, bola basket dan sejenisnya.
Menyinggung masalah pajak hiburan, di Kota Serang Peraturan Daerah mengenai pajak hiburan yang spesifik itu sendiri belum ada. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa yang dimaksud belum ada Peraturan Daerah mengenai pajak hiburan di sini yaitu tidak adanya klasifikasi tempat hiburan itu sendiri, seperti misalnya dilihat dari aspek luas bangunannya, aspek jam buka hingga tutupnya tempat hiburan, jenis makanan dan minuman yang boleh diperjual-belikan, dan lain-lain.
Walaupun dengan tidak adanya Peraturan Daerah tentang perizinan usaha tempat hiburan dan Peraturan Daerah tentang pajak hiburan secara spesifik, tidak dapat dipungkiri bahwa sudah banyak tempat hiburan yang berdiri di Kota Serang ini. Adapun data yang didapat peneliti dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Serang adalah seperti tertera pada tabel 1.1 berikut:
11. Pelantha Bilyard Serang Permainan bilyar
19. One Futsal Cipocok Jaya Pertandingan olahraga
18. Wangsa Jaya Futsal Serang Pertandingan olahraga
17. Yumaga Sport Centre Serang Pertandingan olahraga
16. CIA Futsal Serang Pertandingan olahraga
15. Flamengo Futsal Serang Pertandingan olahraga
14. Radar Banten Arena Futsal Serang Pertandingan olahraga
13. Royal Bilyard Serang Permainan bilyar
12. Pelita Bilyard Serang Permainan bilyar
10. Mall Serang Bilyard Serang Permainan bilyar
Tabel 1.1 Data Wajib Pajak Hiburan Tahun 2014 No. Nama tempat hiburan Kecamatan Objek Pajak9. CV. Nur Alfan Serang Permainan bilyar
8. Mutiara Water Park Cipocok Jaya Taman Rekreasi
7. Sundindo Primaland PT. Cipocok Jaya Taman rekreasi
6. Merdeka Serang I AC Serang Permainan ketangkasan
4. Zona 2000 Serang Permainan ketangkasan
3. Matahari Graha Fantasi Time Zone (MOS) PT Serang Permainan ketangkasan
3. Jurassic Island Serang Permainan ketangkasan
2. Sanggar Senam Azalia Serang Pusat Kebugaran
1. Celebrity Salon & Aerobic Serang Pusat Kebugaran
20. Tribens Futsal Walantaka Pertandingan olahraga
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Serang, 2014Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Serang, bahwa terdapat kurang lebih 20 (dua puluh) tempat hiburan yang telah menjadi wajib pajak dan yang artinya dari data tersebut pula dapat diketahui banyaknya tempat hiburan yang ada di Kota Serang. Dari pajak hiburan tersebut, secara tidak langsung para investorpun telah membantu pemerintah untuk membangun pembangunan daerah. Memang sangat menguntungkan bagi para investor yang berinvestasi di Kota Serang ini, dikarenakan beberapa faktor yakni di Kota Serang ini masih banyak lahan usaha yang dapat dibangun sehingga para investor berlomba-lomba untuk membuka usaha terutama usaha tempat hiburan ini.
Terlebih lagi Kota Serang yang baru menjadi kota ini membutuhkan banyak sekali pendapatan yang mesti didapat sehingga pemerintah harus gencar-gencarnya mendatangkan investor dan meyakinkan investor untuk berinvestasi di sini.
Dilihat dari faktor tersebut, peneliti kurang yakin akan data yang peneliti dapatkan dari Dinas Pengelolaan Daerah Kota Serang tersebut sehingga peneliti melakukan observasi langsung ke seluruh daerah di Kota Serang. Dari observasi awal yang peneliti lakukan, ternyata peneliti menemukan beberapa tempat hiburan yang tidak terdaftar namanya di data Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Serang. Adapun data yang peneliti temukan di lapangan adalah seperti yang tertera pada tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2 Data Tempat Hiburan yang Tidak Terdaftar di Kota Serang13. Bintang futsal Serang Pertandingan olahraga
Sumber: Hasil Observasi Peneliti, 2014
23. La-sherly gym Serang Pusat kebugaran
22. Royal Gym Serang Pusat kebugaran
21. Rossy’s Gym & fitness Serang Pusat kebugaran
20. Puspita gym Serang Pusat kebugaran
19. Sari salon Serang Spa
18. Diva Salon dan spa Serang Spa
17. Rossy’s spa Serang Spa
16. Sehati salon dan spa Serang Spa
15. Sunny Salon dan spa Serang Spa
14. Futsal Kenewae Serang Pertandingan olahraga
12. Faiz futsal Kasemen Pertandingan olahraga
Tahun 2014
No Nama Tempat Hiburan Kecamatan Jenis objek hiburan
11. RTC Futsal Serang Pertandingan olahraga
10. Mas futsal Serang Pertandingan olahraga
9. Rau sport center Serang Pertandingan olahraga
8. Fn- one bilyard and Karaoke Serang Karaoke dan bilyar
7. D’Wiza Cafe dan Karaoke Serang Karaoke
6. Nagurata Serang Karaoke
5. Karaoke roberta Serang Karaoke
4. Savana karaoke Serang Karaoke
3. Olala Resto Cipocok Karaoke
2. Oktav Karaoke Cipocok Karaoke
1. Waterbom tembong jaya Cipocok Taman rekreasi
Berdasarkan data yang peneliti temukan di Lapangan, masih banyaknya tempat hiburan yang tidak tertera sebagai wajib pajak dan kemungkinan Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah tidak memungut pajak ke tempat hiburan tersebut. Dari data tempat hiburan tersebut, ternyata data yang peneliti temukan di lapangan adalah sebanding dengan data yang peneliti dapatkan dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah.
Dari data di atas, peneliti kemudian melakukan wawancara ke salah satu pengelola tempat hiburan yaitu tempat karaoke. Menurut pengakuan Pengelola Karaoke di Kota Serang pada tanggal 03 Oktober 2013, di tempat karaoke ini hanya memiliki Surat Izin Usaha dari kecamatan saja. Tempat ini membuka dua usaha sekaligus di dalamnya yakni karaoke dan restoran. Pengelola tempat karaoke ini mengakalinya dengan membuka restoran di dalamnya walaupun hanya terdapat makanan-makanan kecil saja seperti kentang goreng dan minuman bersoda lainnya. Sebenarnya restoran ini hanya untuk menutupi tempat karaoke yang ada, agar tempat karaoke ini hanya menjadi fasilitas dari restoran padahal kenyataannya adalah sebaliknya. Itupun karena usulan dari Dinas terkait dan pajak yang dikenakan tempat karaoke ini hanya pajak restoran serta tarif pajak yang dikenakan sebesar 10% dari pendapatan mereka setiap bulan.
Pada observasi selanjutnya tertanggal 04 Oktober 2013, peneliti mewawancarai ke jenis tempat hiburan lainnya yaitu futsal. Mengenai pengenaan tarif pajak dari futsal itu sendiri yaitu sebesar 7% dari pendapatan. Peneliti menemukan bahwa ada tempat futsal yang terdata di Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah itu pajak yang dikenakan yaitu flat setiap bulannya, bukan berdasarkan tarif yang ditentukan di dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 17 Tahun 2010. Peneliti mewawancarai salah satu pengelola futsal di Kota Serang, pengakuan pengelola futsal ini bahwa tarif pajak yang dikenakan yaitu hanya sebesar Rp.750.000,- dan rutin setiap bulannya.
Kemudian sama halnya dengan wajib pajak futsal, peneliti mewawancarai pengelola tempat hiburan lainnya di Kota Serang, yaitu Billyard. Menurut pengakuan pengelola tempat hiburan ini pada tanggal 05 Oktober, pengelola mengaku bahwa mengenai izin usaha tempat ini memang tidak memiliki izin usaha tempat hiburan, hanya saja seperti tempat hiburan lainnya hanya memiliki izin usaha dari kecamatan saja. Mengenai tarif pajak, tempat ini dikenakan sebesar Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) setiap bulannya bukan berdasarkan penghasilan yang didapat. Pengelola tempat hiburan billyard ini mengemukakan bahwa perizinan usaha dan pajak di Kota Serang ini terutama pada tempat hiburan ini masih abu-abu karena tidak ada kepastian hukum dan tarif yang mesti dibayar.
Dari permasalahan di atas, peneliti mendapatkan realisasi penerimaan pendapatan mengenai pajak hiburan dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Serang dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember pada Tahun Anggaran 2013 yaitu seperti tertera pada tabel 1.3 berikut:
Tabel 1.3 Realisasi Penerimaan Pendapatan Pajak HiburanBulan Oktober – Desember Tahun Anggaran 2013 Tarif pajak
No Jenis tempat hiburan Realisasi (Rp) Target (Rp)
(%) 20 10.700.000,- 40.200.000,-1. Permainan bilyard 10 60.528.487,- 177.000.000,-
2. Permainan ketangkasan 10 1.872.000,- 10.000.000,-
3. Pusat kebugaran 7 11.730.688,- 50.000.000,-
4. Pertandingan olahraga 10 31.758.350,- 202.000.000,-
5. Taman rekreasi
40 - -
6. Karaoke
7. Pagelaran
20 3.000.000,- - musik/tarian/busana
JUMLAH 116. 589.525,- 482.200.000,-
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Serang, 2013
Berdasarkan data tabel yang peneliti dapatkan di atas, bisa dilihat bahwa di setiap jenis tempat hiburan tidak ada yang mencapai target yang diharapkan.
Dikarenakan permasalahan yang tadi sudah peneliti jabarkan di atas. Adapun pada poin 6 mengenai jenis hiburan karaoke tidak ada realisasi bahkan target yang dicapai, itu dikarenakan Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah tidak memungut pajak jenis hiburan tersebut mereka hanya memungut pajak dari restorannya saja karena Peraturan Daerah mengenai perizinan tempat hiburan seperti karaoke, rumah bernyanyi dan semacamnya itu belum ada. Seharusnya daerah masih bisa mendapatkan pendapatan yang lebih dari realisasi yang telah diterima, tetapi karena masih banyaknya tempat hiburan yang tidak terdata sebagai wajib pajak hiburan maka banyak pula pendapatan yang tidak masuk ke dalam pendapatan asli daerah yang mana dari pendapatan tersebut dapat membantu daerah untuk melakukan pembangunan.
Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan di atas, bahwa masih banyaknya wajib pajak terutama pajak hiburan yang masih belum patuh akan kewajiban dalam membayar pajak. Dari hal tersebut, maka peneliti mengambil judul mengenai “Analisis Kepatuhan Administrasi Pajak bagi Wajib Pajak Hiburan di
Kota Serang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan yang dijadikan sebagai sebuah identifiksasi masalah yaitu:
1. Perbandingan data DPKD dan peneliti, banyak tempat hiburan yang tidak terdata;
2. Penentuan jenis pajak yang dikenakan tidak sesuai; 3. Penetapan standar tarif pajak yang dikenakan tidak sesuai.
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembatasan masalah ini, peneliti hanya melakukan penelitian tentang analisis kepatuhan administrasi pajak bagi wajib pajak hiburan di Kota Serang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi serta batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana kepatuhan administrasi pajak bagi wajib pajak hiburan di Kota Serang?
Tujuan Penelitian
1.5 Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kepatuhan administrasi pajak bagi wajib pajak hiburan di Kota Serang. Manfaat Penelitian
1.6
1.6.1 Secara Teoritis
a. Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan sehingga memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu administrasi negara di ranah manajemen publik khususnya mengenai perpajakan.
b. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan ilmu administrasi khususnya perpajakan. Dalam artian setiap hasil yang didapatkan dari penelitian ini bisa kita kembangkan menjadi suatu ilmu yang terkonsep dan nantinya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.6.2 Secara Praktis