PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG

  

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI

SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN

WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA

KARANG PILANG

  Nindy Pravitasari, Kusni Hidayati, Susi Tri Wahyuni

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  ABSTRAK

  Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu tindakan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak serta menguji faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Metode penlitian yang digunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data dari kuesioner sebanyak 100 responden Wajib Pajak yang terdaftar. Metode analisis yang digunakan adalah Uji Regresi Linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

  

Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan

Kepatuhan Wajib Pajak.

  

ABSTRACT

Taxpayer Compliance is an Taxpayer's action in fulfilling its tax obligations

in accordance with the provisions of laws and regulations applicable taxation

applicable in a State. This study aims to examine the influence of knowledge

taxation, tax administration modernization and awareness of Taxpayers and test

which factors are most influential on taxpayer compliance. Method of research

used quantitative method. This study uses data from questionnaires as many as 100

respondents registered taxpayers. The method of analysis used is Linear Regression

Test. The results showed that Taxation Knowledge, Modernization Tax

Administration System and Taxpayer Awareness have a significant influence on

Taxpayer Compliance.

  

Keywords : Tax Knowledge, Tax Modernization, Taxpayer Awareness and

Compliance

  PENDAHULUAN

  Pada dasarnya pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat melalui perbaikan maupun penambahan pelayanan publik, yang dialokasikan tidak hanya untuk Wajib Pajak baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan, namun juga untuk kepentingan rakyat yang tidak memiliki kewajiban membayar pajak. Pajak merupakan potensi terbesar penerimaan dalam negeri yang menjadi prioritas utama karena mampu mendominasi penerimaan negara. Masalah perpajakan tidaklah sesederhana hanya sekedar menyerahkan sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi coraknya terlihat beramacam-macam bergantung kepada pendekatannya. Hal inilah yang dapat menunjukkan bahwa pajak adalah aspek ekonomi, hukum, keuangan dan sosiologi (Waluyo, 2010:3).

  Undang-Undang di Indonesia saat ini menerapkan self assesment system dalam pemungutan pajaknya. Sistem pemungutan ini mempunyai arti bahwa besarnya pajak yang terutang dipercayakan pada Wajib Pajak itu sendiri, dimana Wajib Pajak harus melaporkan secara teratur seluruh jumlah pajak yang terutang dan jumlah pajak yang telah ditentukan dalam peraturan perundang- undangan perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance) dapat dilihat dari patuh atau tidaknya seorang Wajib Pajak dalam mendaftarkan dirinya, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan, kepatuhan Wajib Pajak dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam membayar tunggakan. Ketidakpatuhan Wajib Pajak berakibat pada berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara.

  Administrasi perpajakan adalah pelayanan terhadap kewajiban dan hak Wajib Pajak, baik penatausahaan dan pelayanan tersebut dilakukan di kantor fiskus maupun di kantor Wajib Pajak. Kesadaran Wajib Pajak akan meningkat apabila di dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Didukung dengan adanya modernisasi sistem administrasi perpajakan menunjukkan adanya peningkatan yang lebih efisien dan lebih produktif. Namun, saat ini belum semua Wajib Pajak bisa memahami mengenai sistem administrasi yang dipakai oleh Direktorat Jenderal Pajak.

  Sejalan dengan keinginan untuk memperbaiki citra dan meningkatkan kinerja, reformasi di bidang SDM merupakan langkah yang sangat penting untuk dilakukan Dirjen Pajak, yang mendukung sistem administrasi perpajakan modern melalui SDM berbasis kompetensi dan kinerja. Sehingga Wajib Pajak akan memperoleh pelayanan yang lebih baik dan terukur sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan.

  Rumusan Masalah 1.

  Apakah pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak berpengaruh secara simultan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karangpilang periode2016?

  2. Apakah pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap variabel kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Karangpilang periode2016?

  3. Manakah diantara variabel pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak yang berpengaruh secara dominan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang periode 2016 ?

  Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui dan menganilisis pengaruh pengetahuan perpajakan, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran wajib pajak secara bersama-sama (simultan), parsial dan dominan terhadap kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang periode 2016. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan sebagai masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak dalam meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT dan pembayaran pajak ke kas negara. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi dan menambah wawasan dalam bidang penelitian.

  TINJAUAN PUSTAKA Perpajakan

  Soemitro (2007) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Adapun fungsi pajak yaitu : Fungsi anggaran dan Fungsi mengatur.

  Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menenmpuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan (Veronica, 2009:7). Berikut ini adalah penjelasan indikator dari konsep pengetahuan pajak berdasarkan konsep pengetahuan atau pemahaman pajak menurut Rahayu (2010): 1.

  Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan 2. Pengetahuan mengenai SistemPerpajakan 3. Pengetahuan mengenai FungsiPerpajakan.

  Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

  Modernisasi sistem administrasi perpajakan menurut Rahayu (2010:93) adalah program pengembangan sistem dalam perpajakan terutama pada bidang adminitrasi yang dilakukan instansi yang bersangkutan guna memaksimalkan penerimaan pajak di negara tersebut. Konsep dari program ini adalah perubahan pola pikir dan perilaku aparat pajak serta tata nilai organisasi, sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak sebagai institusi yang profesional dengan citra yang baik di masyarakat.

2. Kesadaran Wajib Pajak

  Artiningsih (2013:13), Kesadaran Wajib Pajak merupakan perilaku dari Wajib Pajak itu sendiri berupa pandangan ataupun persepsi dimana melibatkan keyakinan, pengetahuan, dan penalaran serta kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan yang berlaku. Pajak disadari digunakan untuk

3. Kepatuhan Wajib Pajak

  Gambar 1 Kerangka Konseptual

  : Bahwa Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan mempunyai

  3

  Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara parsial terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. H

  

2 : Bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi

  Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh secara simultan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. H

  

1 : Bahwa Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi

  Berdasarkan perumusan masalah dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H

  Kepatuhan Wajib Pajak pembangunan negara guna meningkatkan kesejahteraan warga negara.

  Rahayu (2010:139) dikatakan bahwa pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah suatu tindakan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara.

  (X

  ) Kesadaran Wajib Pajak

  2

  (X

  Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

  1 )

  Pengetahuan Perpajakan (X

  Kerangka Konseptual

  3 ) Sumber : Peneliti (2017) pengaruh dominan terhadap Kepatuhan WajibPajak.

  METODOLOGI PENELITIAN Pengukuran Variabel

  Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesa yang telah dilakukan, variabel- variabel penelitian diidentifikasikan sebagai berikut:

  1. Variabel Bebas (IndependentVariable) Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2007:4).

  Dan variabel bebas (X) untuk penelitian ini adalah: a.

  1 )

  Pengetahuan Perpajakan(X Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan (Veronica, 2009:7) b.

  2 )

  Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan(X Modernisasi sistem administrasi perpajakan menurut Pandiangan, (2008:7) adalah restruksi ataua penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dan penyempurnaan manajemen SDM.

  c.

  3 )

  Kesadaran Wajib Pajak(X Ritonga, (2011:15) Kesadaran Wajib Pajak merupakan perilaku Wajib Pajak berupa pandangan atau persepsi yang melibatkan pengetahuan, keyakinan dan penalaran yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan stimulus yang diberikan oleh sistem dan ketentuan perpajakan.

  2. Variabel Terikat (DependentVariable) Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:4). Variabel terikat (Y) untuk penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak. Yaitu Wajib Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Menurut Nurmantu, (2010:148) mengatakan bahwa kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

  Populasi dan Sampel

  Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:80). Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang.

  Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007:81). Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Karangpilang.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Persamaan Regresi Linear Sederhana

  Persamaan regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Keterangan:

  =Kepatuhan Wajib Pajak a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisienregresi X = Variabel Independen

  Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda

Pada penelitian ini digunakan teknis analisis linear yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas yang berjumlah lebih dari satu terhadap variabel terikat dengan data yang berskala interval. Persamaan regresinya untuk menguji

  

pengaruh variabel pengetahuan perpajakan, modernisasi system administrasi perpajakan

dan kesadaran wajib pajak yang ditunjukkan dengan rumus

  • e + Keterangan:

  = Kepatuhan Wajib Pajak a = harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan) = angka arah atau koefisien regresi

1 X = Pengetahuan pajak

  X

  2 = Modernisasi Administrasi Perpajakan

  X

  3 = Kesadaran Pajak

  e = Standard error

  Uji t

  Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikan peranan antara variabel bebas (pengetahuan perpajakan, modernisasi administrasi sistem perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak) terhadap variabel terikat (kepatuhan Wajib Pajak) secara parsial.

  Hasil Analisis Regresi Linear 1. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan WajibPajak Persamaan Regresi

Tabel 1

  Persamaan Regresi (X

  1 )

  Nilai r Nilai t Sig Konstant Koefisie a n

  2

  r hitung t hitung t table (a) (b) r 0,514 0,264 3,161 1,985 0,002 8,579 0,593

  Sumber: Peneliti (2017) Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 8,759 dan koefisien regresi Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, koefisien regresi sebesar 0,593. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Kepatuhan Wajib Pajak = 8,759 + 0,593 X

  1 Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika

  variabel Pengetahuan Perpajakan dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak naik sebesar satu poin, maka Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 0,593. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

2 Koefisien Determinasi Sederhana (r )

  Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi

  2

  sederhana (r ) sebesar 0,264. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh 26,4% variabel Pengetahuan Perpajakan.

2. Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Persamaan Regresi

  Tabel 2 Persamaan Regresi (X

  2 )

  Nilai Nilai t Sig Konstanta Koefisien r

  r hitung

  r tabel t hitung t table (a) (b) 0,518 0,268 3,836 1,985 0,000 6,774 0,336

  Sumber : Peneliti (2017)

  Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 6,774 dan koefisien regresi Modernisasi Sistem Administrsi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, koefisien regresi sebesar 0,336. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:

  2 Kepatuhan Wajib Pajak = 6,774 + 0,336 X Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak naik sebesar satu poin, nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 0,336. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan WajibPajak.

2 Koefisien Determinasi Sederhana(r )

  Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi

  2

  sederhana (r ) sebesar 0,268. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh 26,8% variabel Pengetahuan Perpajakan.

3. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan WajibPajak Persamaan Regresi

  Tabel 3 Persamaan Regresi (X

  3 )

  Nilai r Nilai t Sig Konstanta Koefisien r hitung r tabel t hitung t table (a) (b) 0,492 0,242 3,292 1,985 0,001 8,197 0,553

  Sumber : Peneliti (2017)

  Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar 8,197 dan koefisien regresi Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, koefisien regresi sebesar 0,553. Dari data tersebut dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

  Kepatuhan Wajib Pajak = 8,197 + 0,553 X

  3 Berdasarkan persamaan yang telah dibuat dapat diketahui bahwa jika variabel

  Kesadaran Wajib Pajak dianggap konstan maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak naik sebesar satu poin, nilai Kepatuhan Wajib Pajak akan naik sebesar 0,553. Nilai koefisien bernilai positif tersebut juga menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Koefisien Determinasi Sederhana (r

  2

  ) Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi sederhana (r

  2

  ) sebesar 0,242. Nilai ini menunjukkan bahwa Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh 24,2% variabel Pengetahuan Perpajakan.

4. Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

  Persamaan Regresi Linear Berganda

  1 sebesar 0,318. Koefisien bernilai positif, artinya

  ) Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi dari hasil perhitungan adalah sebesar 0,445. Hal ini berarti sebesar 44,5% Kepatuhan Wajib Pajak dapat

  2

  Koefisien Determinasi Ganda (R

  3 sebesar 0,313. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi pengaruh positif antara kesadaran Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

  terjadi pengaruh positif antara modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Koefisien korelasi variabel X

  2 sebesar 0,209. Koefisien bernilai positif, artinya

  Koefisien korelasi variabel X

  terjadi pengaruh positif antara pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan WajibPajak. 3)

  Koefisien korelasi variabel X

  Variabel

Koefisien

Regresi

t hitung

  Konstanta yang dihasilkan sebesar 2,851. Apabila kepatuhan Wajib Pajak diterapkan maka kepatuhan pembayaran pajak akan meningkat 2,851%. 2)

  Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa : 1)

  Persamaan Regresi Tabel 4

  Berikut ini hasil dari pengujian yang sudah dilakukan : Y = 2,851 + 0,318 X

  Sumber : Peneliti (2017)

  09 Signifikansi 0,00

  7 F hitung 25,7

  5 Koefisien Korelasi ( R ) 0,66

  Signifikansi Konstanta 2,851 2,086 0,040 Pengetahuan Pajak 0,318 3,161 0,002 Modernisasi Sistem Adm. Perpajakan 0,209 3,836 0,000 Kesadaran Wajib Pajak 0,313 3,292 0,001 Koefisien Determinasi ( R² ) 0,44

  1 + 0,209 X 2 + 0,313 X 3 +e dijelaskan dengan variabel pengetahuan pajak, modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak. Sedangkan sebanyak 55,5% dari Kepatuhan Wajib Pajak dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

  Berdasarkan Tabel 5 variabel pengetahuan perpajakan menunjukkan 3,161 berarti t hitung > t tabel (3,161 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,002. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa pengetahuan perpajakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan menunjukkan 3,836 berarti t hitung > t tabel (3,836 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Sedangkan variabel kesadaran Wajib Pajak menunjukkan 3,279 berarti t hitung > t tabel (3,279 > 1.985), memiliki tingkat signifikansi 0,001. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hal ini membuktikan bahwa kesadaran Wajib Pajak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

  SIMPULAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka simpulan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengetahuan Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan

  Perpajakan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,318 dan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (3,161 > 1.985), serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada nilai signifikansi 5% (0,002 <0,050).

  2. Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,209 dan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (3,836 > 1.985),, serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada nilai signifikansi 5% (0,000 < 0,050).

3. Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepatuhan

  Wajib Pajak pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,313 dan nilai t hitung lebih besar darripada t tabel (3,292 > 1,985) serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 5% (0,001 <0,050).

  Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikansi terhadap Kepatuahn Wajib Pajak padKantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Surabaya Karangpilang periode tahun 2016. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang bernilai positif yaitu 0,318, 0,209, 0,313 dan nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (25,709 > ) serta nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 5% (0,000 < 0,050).

  SARAN

  Berdasarkan penelitian maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

  1. Pengetahuan mengenai tarif pajak yang berlaku di Indonesia dirasa masih kurang sosialisasi karena sebagian masyarakat masih belum paham tata cara perhitungan tarif pajak tersebut. Oleh karena itu, disarankan kepada pihak Direktorat Jenderal Pajak untuk menambah intensitas sosialisasi kepadamasyarakat.

  2. Penyuluhan pajak oleh DJP masih perlu ditingkatkan. Penyuluhan tersebut sebaiknya difokuskan pada pemahaman mengenai hal-hal mendasar seperti hak dan kewajiban WajibPajak.

3. Kepatuhan Wajib Pajak dipengaruhi oleh variabel Pengetahuan Perpajakan,

  Modernisasi Sistem Administrasi Perpajaka dan Kesadaran Wajib Pajak sebesar 44,5% dan 55,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, untuk itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai factor- faktor lain yang mempengaruhi Kepatuhan WajibPajak.

  4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menggunakan variabel lainnya sehingga untuk selanjutnya dapat ditemukan variabel yang baru yang akan mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Selain itu, disarankan untuk melakukan observasi penelitian yang lebih banyak sehingga data yang dihasilkan akan lebih akurat dan memungkinkan untuk dilakukan generialisasi.

DAFTAR PUSTAKA

  Artiningsih 2013, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Badan dan Pelayanan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Sleman, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

  Nurmantu, Safri 2010, Pengantar Perpajakan, Kelompok Yayasan Obor, Jakarta.

  Pandiangan, Liberti 2008, Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan , PT Elex Media Komputerindu, Jakarta. Rahayu 2010, Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Ritonga, Pandapotan 2011, “Analisis Pengaruh Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak

  Terhadap Kinerja Kantor Pelayanan (KPP) dengan Pelayanan Wajib Pajak sebagai Variabel Intervening di KPP Medan Timur”, Tesis S2 Magister

  Akuntansi , Universitas Sumatera Utara.

  Soemitro, Rochmat 2007, Dasar-dasar Hukum Pajak Pendapatan, Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Veronica, Carolina 2009, Pengetahuan Pajak. Diakses pada 30 Desember 2016 dari Waluyo 2010, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.