PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI SURVEI CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) 2006-2010 - repository perpustakaan
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori untuk menunjukkan hubungan antar variabel melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis.
3.2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengikuti survei
Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilakukan oleh IICG
periode 2006-2010. Pemilihan objek penelitian pada perusahaan yang mengikuti survei Corporate Governance Perception Index (CGPI) karena perusahaan-perusahaan ini mempunyai pemahaman yang baik dan telah melaksanakan prinsip-prinsip good corporate governance.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan
29 di Bursa Efek Indonesia melalui website BEI, yaitu Data CGPI diperoleh dari hasil survei IICG tahun 2006-2010, dan website majalah SWA yaitu, Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi yang dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang mengikuti survei Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilaksanakan oleh The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) pada tahun 2006-2010.
3.4.2 Sampel
Pemilihan sampel ditentukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria untuk dipilih menjadi sampel adalah : 1) Merupakan perusahaan yang ikut berpartisipasi dan terdaftar dalam pemeringkatan Corporate Governance Perception Index
(CGPI) yaitu daftar yang dibuat oleh The Indonesian Institute of
Corporate Governance (IICG) pada tahun penelitian yaitu 2006- 2010.
2) Menerbitkan indeks CGPI pada tahun 2006-2010.
3) Merupakan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
4) Menerbitkan laporan keuangan auditan per 31 Desember dari tahun 2006-2010.
5) Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
3.5.1 Variabel Terikat ( Dependent Variable)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas implementasi good corporate governance. Kualitas implementasi
good corporate governance diukur dengan instrument
pemeringkatan yang dikembangkan oleh IICG. Instrumen yang dikembangkan oleh IICG menghasilkan suatu konstruk yang disebut
Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI mengukur
sejauh mana perusahaan memenuhi kaidah-kaidah implementasi good corporate governance.
Komponen-komponen corporate governance yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan pada instrumen yang dikembangkan oleh CGPI (laporan CGPI), yaitu:
1. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan
2. Hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan kunci
3. Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham
4. Peran stakeholders dalam tata kelola perusahaan
5. Pengungkapan dan transparansi
6. Tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi Berdasarkan pengembangan instrumen-instrumen yang dikembangkan oleh CGPI, maka akan diperoleh data hasil pemeringkatan CGPI yang kemudian dijadikan proksi dalam penelitian ini.
3.5.2 Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel independen terdiri dari: 1) Kesempatan pertumbuhan/ investasi (growth/ investment opportunities ).
Hamzah (2004) mengemukakan bahwa proksi pertumbuhan dengan IOS oleh peneliti Myer (1977) secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai IOS tersebut adalah sebagai berikut:
1. Proksi berbasis harga, mendasarkan pada perbedaan antara asset dan nilai perusahaan sehingga proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya (asset in place).
2. Proksi berbasis investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan IOS perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapkan dapat memberikan peluang investasi dimasa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan.
3. Proksi berbasis variance, proksi ini percaya pada gagasan bahwa pilihan akan menjadi lebih bernilai sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada peningkatan asset.
Adanya perbedaan antara nilai pasar dan nilai buku ekuitasnya menunjukkan kesempatan investasi perusahaan rumusnya adalah: Dimana: MVE :Rasio market to book value of equity MC :Kapitalisasi pasar (lembar saham beredar dikalikan dengan harga nominal) TE :Total ekuitas 2) Konsentrasi kepemilikan.
Konsentrasi kepemilikan adalah salah satu bentuk mekanisme corporate governance yang bisa menyamakan kepentingan pemilik perusahaan (pemegang saham) dan pengelola perusahaan. Namun pada kepemilikan terkonsentrasi masalah perbedaan kepentingan utama yang terjadi adalah perbedaan kepentingan antara pemilik mayoritas sebagai pengendali perusahaan dengan pemilik minoritas (Haryono, 2005). Untuk membandingkan antara kepemilikan mayoritas dan minoritas, sehingga dalam penelitian ini konsentrasi kepemilikan diukur dengan membandingkan besarnya kepemilikan saham dalam negeri dan asing yang dimiliki perusahaan. Dimana dilakukan dengan menggunakan variabel dummy yaitu dengan memberikan nilai memberikan kode 1 apabila kepemilikan dalam negeri lebih besar daripada kepemilikan asing, dan kode 0 apabila kepemilikan asing lebih besar dari kepemilikan dalam negeri. Baik itu dimiliki oleh perorangan maupun lembaga/ perusahaan.
3) Leverage.
Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang
menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal, maupun asset perusahaan. Dalam penelitian ini leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) yaitu perbandingan antara jumlah hutang dengan modal sendiri. Debt
to equity ratio mampu menjelaskan bagaimana kecenderungan
struktur permodalan usaha, apakah lebih banyak menggunakan pendanaan hutang atau lebih terkonsentrasi pada modal sendiri dalam struktur permodalan usaha (Sulyanti, 2011). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 4) Ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar kecilnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural (Ln) dari total asset. Hal ini karena besarnya total asset masing- masing berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrem. Untuk menghindari data yang terlalu besar tersebut maka harus di Ln kan (Sulyanti, 2011). s 5) Kualitas Auditor Eksternal.
Auditor adalah orang atau badan yang melaksanakan aktivitas auditing. Kualitas auditor dalam melaksanakan tugasnya tergantung pada efektifitas dan kemampuan auditor tersebut. Kualitas auditor ini biasanya dikaitkan dengan kualitas auditor auditor eksternal, sehingga dalam penelitian ini kualitas auditor diukur dengan variabel dummy, dimana 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP Big four dan 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh non Big four (Hormati, 2009).
3.6 Metode Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis berganda karena dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih juga menunjukan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Ghozali, 2009).
Dalam penelitian ini akan di analisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda.
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan minimum (Ghozali, 2009).
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari uji asumsi klasik.
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah suatu data tersebut terdistribusi normal atau tidak secara statistik maka dilakukan uji . Dasar pengambilan keputusan normal atau
Kolmogorov-Smirnov
tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut: 1.
Apabila hasil signifikansi lebih besar sama dengan (≥) dari 0,05 maka data terdistribusi normal.
2. Apabila hasil signifikansi lebih kecil (<) dari 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Model regresi yang bebas multikolonieritas adalah yang mempunyai nilai
tolerance di atas 0,1 atau VIF di bawah 10 (Ghozali, 2009).
3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya.Untuk menguji autokorelasi antara lain dapat dilakukan
dengan run test. Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik
digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka
dikatakan bahwa residual adalah random atau acak. Run test
digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random
atau tidak (sistematis). Kriteria pengujian untuk pengujian
autokorelasi dengan menggunakan run test. Kriteria untuk run test
jika asymp sig pada output run test > 5%, maka data tidak mengalami/
mengandung autokorelasi, dan sebaliknya (Ghozali, 2011).4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual antara satu pengamatan dengan lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji glejser yaitu dengan melakukan analisis regresi variabel independen terhadap nilai absolute residual (Ghozali, 2009) dengan persamaan regresi:
Dalam uji glejser jika tingkat signifikansi di atas 5% atau jika t > t , maka disimpulkan tidak terjadi
hitung tabel
heteroskedastisitas. Namun bila tingkat signifikansi di bawah 5% atau t hitung < t tabel , maka ada gejala heteroskedastisitas.
3.6.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk meneliti pengaruh variabel terikat dengan beberapa variabel bebas serta menunjukkan arah hubungan variabel-variabel tersebut. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut: CGPI= a + b1KI + b2KK + b3LEV + b4SIZE + b5KAE + e Keterangan: a : Konstanta b : Koefisien regresi CGPI : Pengukuran Kualitas GCG KI : Kesempatan Investasi KK : Konsentrasi Kepemilikan LEV : Leverage SIZE : Ukuran Perusahaan KAE : Kualitas Auditor Eksternal e : Random error
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah- langkah sebagai berikut:
2
1. Koefisien Determinasi (R )
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variabel terikat. Nilai koefisien
2
determinasi antara 0 dan 1. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas, begitu pula sebaliknya (Ghozali, 2009).
Secara matematis jika,
2
2
2
nilai R = 1, maka Adjusted R = R =1
2
2
nilai R = 0, maka Adjusted R = (1 - k)/ (n - k)
2 Jika k > 1, maka adjusted R akan bernilai negatif.
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama dengan variabel terikat (Ghozali, 2009). Kriteria pengujian: a.
H0 : b1 = b2 = ……. = bk = 0, artinya variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen b. Ha
: b1 ≠ b2 ≠ ……. ≠ bk ≠ 0, artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria penerimaan hipotesis: H0 diterima jika F
hitung tabel
≤ F Ha diterima jika F hitung > F tabel
3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dapat menjelaskan variasi variabel terikat (Ghozali, 2009).
a) Pengujian Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji t dengan langkah pengujian sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) H0 = b1= 0 :artinya variabel kesempatan investasi tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi
.
good corporate governance
Ha = b 1 ≠ 0 :artinya variabel kesempatan investasi berpengaruh terhadap kualitas implementasi
good corporate governance.
2. Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar
0.05 atau tingkat keyakinan 95% serta derajat kebebasan sebesar (n-1).
3. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus (Ghozali, 2009): Keterangan : t : Nilai t hitung bi : Koefisien regresi sbi : Kesalahan baku koefisien regresi/ standar deviasi
4. Menentukan kriteria pengujian Kriteria pengujian uji t:
H0 ditolak jika t
hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (n-k)
Ha ditolak jika
tabel hitung tabel (n-k)
- –t ≤ t ≤ t
b) Pengujian Hipotesis Kedua
Untuk menguji hipotesis kedua digunakan uji t dengan langkah pengujian sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) H0 = b2 = 0 :artinya variabel konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi
.
good corporate governance
Ha = b2 ≠ 0 :artinya variabel konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap kualitas implementasi
good corporate governance.
2. Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar
0.05 atau tingkat keyakinan 95% serta derajat kebebasan sebesar (n-1).
3. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus (Ghozali, 2009): Keterangan : t : Nilai t hitung bi : Koefisien regresi sbi : Kesalahan baku koefisien regresi/ standar deviasi
4. Menentukan kriteria pengujian Kriteria pengujian uji t:
H0 ditolak jika t
hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (n-k)
Ha ditolak jika
tabel hitung tabel (n-k)
- –t ≤ t ≤ t
c) Pengujian Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan uji t dengan langkah pengujian sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) H0 = b3 = 0 :artinya variabel leverage tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi good
.
corporate governance
Ha = b 3 ≠ 0 :artinya variabel leverage berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance.
2. Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar
0.05 atau tingkat keyakinan 95% serta derajat kebebasan sebesar (n-1).
3. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus (Ghozali, 2009): Keterangan : t : Nilai t hitung bi : Koefisien regresi sbi : Kesalahan baku koefisien regresi/ standar deviasi
4. Menentukan kriteria pengujian Kriteria pengujian uji t:
H0 ditolak jika t
hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (n-k)
Ha ditolak jika
tabel hitung tabel (n-k)
- –t ≤ t ≤ t
d) Pengujian Hipotesis Keempat
Untuk menguji hipotesis keempat digunakan uji t dengan langkah pengujian sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) H0 = b4 = 0 :artinya variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi
.
good corporate governance
Ha = b4 variabel ukuran perusahaan ≠ 0 :artinya berpengaruh terhadap kualitas implementasi
good corporate governance.
2. Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar
0.05 atau tingkat keyakinan 95% serta derajat kebebasan sebesar (n-1).
3. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus (Ghozali, 2009): Keterangan : t : Nilai t hitung bi : Koefisien regresi sbi : Kesalahan baku koefisien regresi/ standar deviasi
4. Menentukan kriteria pengujian Kriteria pengujian uji t:
H0 ditolak jika t
hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (n-k)
Ha ditolak jika
tabel hitung tabel (n-k)
- –t ≤ t ≤ t
e) Hipotesis Kelima
Untuk menguji hipotesis kelima digunakan uji t dengan langkah pengujian sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) H0 = b5 = 0 :artinya variabel kualitas auditor eksternal tidak berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance. Ha = b 5 ≠ 0 :artinya variabel kualitas auditor eksternal berpengaruh terhadap kualitas implementasi
good corporate governance.
2. Nilai α yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar
0.05 atau tingkat keyakinan 95% serta derajat kebebasan sebesar (n-1).
3. Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus (Ghozali, 2009): Keterangan : t : Nilai t hitung bi : Koefisien regresi sbi : Kesalahan baku koefisien regresi/ standar deviasi
4. Menentukan kriteria pengujian Kriteria pengujian uji t:
H0 ditolak jika t
hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel (n-k)
Ha ditolak jika
tabel
- –t
≤ t
hitung
≤ t
tabel (n-k)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Sampel
4.1.1 Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang mengikuti survei Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang dilaksanakan oleh The Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG) pada tahun 2006-2010. Populasi dalam penelitian
ini berjumlah 119 perusahaan. Perusahaan yang tidak mempublikasikan indeks CGPI berjumlah 68 perusahaan sedangkan 12 perusahaan tidak memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Sehingga data yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 39 perusahaan. Deskripsi pengambilan sampel secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Deskripsi Pengambilan Sampel No Keterangan Jumlah1. Jumlah perusahaan yang mengikuti CGPI pada 119 tahun 2006-2010.
2. Jumlah perusahaan yang tidak mempublikasikan
68 indeks CGPI
3. Jumlah perusahaan yang tidak memenuhi kriteria
12 4. Total sampel penelitian 2006-2010
39 Sumber: CGPI 2011, BEI 2011.
46
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian No Kode Nama Perusahaan 1 ADHI ADHI KARYA Tbk.2. ANTM ANEKA TAMBANG Tbk.
3. APEX APEXINDO PRATAMA DUTA Tbk.
4. ASGR ASTRA GRAPHIA Tbk.
5. ASII ASTRA INTERNATIONAL Tbk.
6. BBNI BANK NEGARA INDONESIA Tbk.
7. BMRI BANK MANDIRI Tbk.
8. BNGA BANK CIMB NIAGA Tbk.
9. BNLI BANK PERMATA Tbk.
10. BUMI BUMI RESOURCES Tbk.
11. ELSA ELNUSA Tbk.
12. ELTY BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk.
13. JSMR JASA MARGA Tbk.
14. KLBF KALBE FARMA Tbk.
15. PTBA TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM Tbk.
16. TLKM TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
17. UNTR UNITED TRACTORS Tbk.
18. WEHA PANORAMA TRANSPORTASI Tbk.
19. WIKA WIJAYA KARYA Tbk.
4.2 Analisis Data dan Pembahasan
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0, hasil uji statistik deskriptif terlihat dalam
tabel 4.3 berikut:Tabel 4.3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation KI 39 .06 .94 .3156 .18394 LEV 39 .10 10.88 4.1895 4.07308 Ln_SIZE
39
25.77 33.61 30.5431 1.89291 CGPI
39
68.53 90.65 81.8133 5.07583 Valid N (listwise)
39 Berdasarkan tabel statistik deskriptif di atas diketahui bahwa jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 39 perusahaan. Besarnya rata-rata variabel kesempatan investasi sebesar 0,32 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata peluang berinvestasi perusahaan yang dihitung dengan cara membagikan nilai pasar dengan nilai buku ekuitas adalah 0,32 persen. Nilai kesempatan investasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bumi Resources Tbk tahun 2009 sebesar 0,94 persen, sedangkan nilai terendah sebesar 0,06 persen dimiliki oleh PT. United Tractors pada tahun 2009.
Rata-rata variabel leverage adalah 4,19 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa kecenderungan perusahaan dalam memenuhi struktur permodalan usaha yang dibiayai dengan menggunakan pendanaan hutang memiliki rata-rata sebesar 4,19 persen. Nilai
leverage sebesar 10,88 persen menjadi nilai tertinggi dalam analisis
penelitian ini dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2009. Sedangkan nilai terendah dimiliki oleh PT. Aneka Tambang Tbk tahun 2009 sebesar 0,10 persen. Perusahaan yang memiliki total aktiva tertinggi (dalam hal ini dihitung dengan logaritma natural dari total aktiva) dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk sebesar 33,61 tahun 2009.
Sedangkan nilai total aktiva terendah sebesar 25,77 dimiliki oleh PT. Panorama Transportasi Tbk tahun 2009.
Untuk variabel konsentrasi kepemilikan dan kualitas auditor eksternal tidak dianalisis dalam statistik deskriptif karena kedua variabel tersebut diukur dengan menggunakan dummy sehingga angka yang dihasilkan hanya berfungsi sebagai kode. Dalam variabel konsentrasi kepemilikian jika kepemilikan dalam negeri lebih besar daripada kepemilikan asing maka diberi nilai 1, dan memberikan nilai 0 apabila kepemilikan asing lebih besar daripada kepemilikan dalam negeri.Variabel kualitas auditor eksternal, 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP big four dan 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four.
Variabel kualitas implementasi good corporate governance yang diukur dengan corporate governance perception index (CGPI) menunjukkan rata-rata sebesar 81,81. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perolehan indeks pada perusahaan yang telah menerapkan
good corporate governance sebesar 81,81. Indeks CGPI tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri Tbk pada tahun 2009 sebesar 90,65.
Sedangkan indeks CGPI terendah sebesar 68,53 dimiliki oleh PT. Wijaya Karya tahun 2007.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum suatu model regresi digunakan, maka perlu dilakukan beberapa uji asumsi klasik, karena suatu model regresi dapat digunakan dan dianggap baik jika model regresi telah memenuhi beberapa asumsi klasik. Berikut ini adalah hasil dan pembahasan dari uji asumsi klasik.
1. Uji Normalitas
Model regresi yang baik mensyaratkan adanya normalitas pada data penelitian. Cara mendeteksi kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai Asymp. sig (2
tailed ) lebih besar dari 0,05 maka dikatakan data terdistribusi
normal (Ghozali, 2009). Adapun hasil pengujian Kolmogorov dapat dilihat pada tabel 4.4.
Smirnov
Tabel 4.4 Pengujian Normalitas dengan Uji Kolmogorov SmirnovOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a
39 Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 2.90527503
Most Extreme Differences Absolute .161
Positive .080Negative -.161 Kolmogorov-Smirnov Z 1.007 Asymp. Sig. (2-tailed)
.263 a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh nilai Asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,263. Terlihat bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed) diatas 0,05. Dengan demikian data dapat dikatakan normal.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terjadinya hubungan linear yang sempurna atau pasti antar variabel bebas. Multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF (Varian Inflation ) diatas 10, dan nilai Tolerance dibawah 0,10 (Ghozali,
Factor
2009). Adapun hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel 4.5 berikut:Tabel 4.5 Hasil Pengujian Multikolinearitasa Coefficients
Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant)
57.656 12.047 4.786 .000
KI -12.732 3.446 -.461 -3.694 .001 .636 1.571
KK -1.330 1.717 -.089 -.775 .444 .756 1.323
LEV .232 .191 .186 1.215 .233 .423 2.363
Ln_SIZE .891 .415 .332 2.147 .039 .414 2.413
KAE 1.555 1.417 .136 1.097 .280 .651 1.537
a. Dependen Variable: CGPI
Asumsi yang disyaratkan untuk tidak terjadinya gejala multikolinearitas bila nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai
Tolerance lebih besar dari 0,10. Dari analisis yang terlihat pada
tabel 4.5 di atas, semua variabel tersebut mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10, dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10sehingga persamaan regresi telah terbebas dari multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Run Test. Kriteria pengujian untuk uji jika Asymp sig. (2-tailed) pada output run test lebih besar
run test
0,05 maka data tidak mengalami/ mengandung autokorelasi atau sebaliknya (Ghozali, 2011). Adapun hasil pengujian run test dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Autokorelasi dengan Run TestRuns Test a Unstandardized Residual Test Value .52139 Cases < Test Value
19 Cases >= Test Value
20 Total Cases
39 Number of Runs
17 Z
- .970 Asymp. Sig. (2-tailed)
.332
a. Median Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,332 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari 0,05.
Dengan demikian data tidak mengalami autokorelasi.
4. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dipergunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini digunakan uji glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual pada tiap-tiap variabel independen. Kriteria pengujian untuk uji glejser jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data bebas dari heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan uji glejser terlihat dalam tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .551 6.786 .081 .936 KI .252 1.941 .027 .130 .897 KK 1.328 .967 .264 1.373 .179 LEV .078 .108 .187 .728 .472 Ln_SIZE .003 .234 .003 .011 .991 KAE .170 .798 .044 .213 .833
a. Dependent Variable: abs_ut Berdasarkan tabel 4.7 di atas hasil uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang mengalami masalah heteroskedastisitas. Semua variabel independen memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05.
4.2.3 Regresi Berganda
Dari uji asumsi klasik di atas dapat disimpulkan bahwa data yang ada terdistribusi secara normal serta tidak terdapat multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas sehingga memenuhi persyaratan untuk melakukan regresi berganda (multiple
regression analysis ) untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis.
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antar variabel bebas kesempatan investasi, konsentrasi kepemilikan, leverage, ukuran perusahaan, dan kualitas auditor eksternal terhadap kualitas implementasi good corporate governance. Hasil olah data perhitungan regresi linear berganda dengan program SPSS dapat dilihat dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Regresi Bergandaa Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 86.587 2.502 34.611 .000
KI -14.362 3.289 -.520 -4.366 .000
KK -3.132 1.812 -.209 -1.729 .093
LEV .071 .209 .057 .341 .735
SIZE 2.177E-14 .000 .458 2.748 .010
KAE .896 1.423 .078 .629 .533
a. Dependent Variable: CGPI Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mendapat koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui persamaan regresi linear berganda dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yaitu : CGPI = 86,587
- – 14,362KI – 3,132KK + 0,071LEV + 2,177SIZE + 0,896KAE + e
Persamaan tersebut di atas dapat diartikan :
1. Dari persamaan regresi linier berganda diatas diperoleh nilai konstanta sebesar 86,587. Dengan asumsi jika variabel independen (karakteristik perusahaan) nol maka nilai dari kualitas implementasi good corporate governance perusahaan akan bernilai 86,586.
2. Koefisien regresi KI bernilai negatif (-14,362). Hal ini berarti setiap penurunan kesempatan investasi (X ) maka akan
1
menurunkan kualitas implementasi good corporate governance (Y).
3. Koefisien regresi KK bernilai negatif (-3,132). Hal ini berarti setiap penurunan konsentrasi kepemilikan (X
2 ) maka akan menurunkan kualitas implementasi good corporate governance (Y).
4. Koefisien regresi LEV bernilai positif (0,071). Hal ini berarti setiap peningkatan leverage (X
3 ) maka akan menaikkan kualitas implementasi good corporate governance (Y).
5. Koefisien regresi SIZE bernilai positif (2,177). Hal ini berarti setiap peningkatan ukuran perusahaan (X
4 ) maka akan menaikkan kualitas implementasi good corporate governance (Y).
6. Koefisien regresi KAE bernilai positif (0,896). Hal ini berarti setiap perusahaan yang diaudit oleh auditor eksternal (X ) dalam
5
hal ini KAP Big four maka akan menaikkan kualitas implementasi good corporate governance (Y).
Dalam analisis regresi yang digunakan dalam proses perhitungan tidak selalu tepat untuk mengestimasi nilai variabel dependen terhadap variabel independen, oleh karena itu diperlukan pengujian goodness of fit test. Pengujian goodness of fit test terdiri dari:
2
1. Uji Koefisien Determinasi R Square (R )
2 Koefisien R digunakan untuk mengetahui kemampuan
menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen
2
ditunjukan oleh besarnya koefisian determinasi adjusted R
2 (Ghozali, 2009). Hasil uji adjusted R dapat dilihat dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9
2 Hasil Pengujian Adjusted R b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a
1 .820 .672 .623 3.11761
B
a. Predictors: (Constant), KAE, LEV, KK, KI, SIZE e b. Dependent Variable: CGPI
Berdasarkan tabel 4.9 bahwa koefisien determinasi yang menunjukan nilai Adjusted R-Square sebesar 0,623 berarti kualitas
good corporate governance dipengaruhi oleh variasi karakteristik
perusahaan sebesar 62,3%, sedangkan dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 37,7%. Faktor lain tersebut seperti, faktor regulasi (Darmawati, 2006).
1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Untuk mengetahui tingkat signifikansi koefisien korelasi pengaruh kararakteristik perusahaan, maka akan diuji dengan menggunakan uji simultan koefisien korelasi dengan menggunakan uji F. Hasil uji F dapat dilihat dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Uji Fb
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
aRegression 658.291 5 131.658 13.546 .000
1 Residual 320.744 33 9.720 Total
979.034
38
a. Predictors: (Constant), KAE, LEV, KK, KI,SIZE
b. Dependent Variable: CGPI Berdasarkan tabel 4.10, nilai F hitung sebesar 13,546 sedangkan F sebesar 2,53. Sehingga diketahui F > F ,
tabel hitung tabel
yaitu 14,423 > 2,53 serta tingkat signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa secara simultan karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance .
2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variansi variabel dependen (Ghozali, 2009). Untuk melihat pengaruh kesempatan investasi, konsentrasi kepemilikan,
, ukuran perusahaan dan kualitas auditor eksternal
leverage terhadap kualitas implementasi good corporate governance, dapat dihitung dengan menggunakan uji statistik t. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95% dan alpha (α) 0,05. Hasil uji t dapat dilihat dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Uji ta Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 57.656 12.047 4.786 .000KI -12.732 3.446 -.461 -3.694 .001 KK -1.330 1.717 -.089 -.775 .444 LEV .232 .191 .186 1.215 .233 Ln_SIZE .891 .415 .332 2.147 .039 KAE 1.555 1.417 .136 1.097 .280
a. Dependent Variable: CGPI Dari uji statistik t diperoleh nilai signifikansi variabel kesempatan investasi sebesar 0,001 dan ukuran perusahaan sebesar
0,039, artinya baik kesempatan investasi maupun ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kualitas implementasi
good corporate governance . Sedangkan nilai signifikan dari
variabel konsentrasi kepemilikan sebesar 0,444, leverage sebesar 0,233, dan kualitas auditor eksternal sebesar 0,280 artinya variabel konsentrasi kepemilikan, leverage, dan kualitas auditor eksternal tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance.
4.2.4 Pengujian Hipotesis
Untuk mendapatkan signifikansi pengaruh dari karakteristik perusahaan terhadap kualitas implementasi good corporate governance dapat diuji sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis pertama Dari hasil pengujian secara parsial (uji t), variabel independen kesempatan investasi (KI) yang diukur dengan membandingkan nilai pasar dengan nilai buku ekuitas, memiliki nilai t hitung = -3,694,
<
sedangkan nilai t tabel = 2,02. Sehingga diketahui t hitung -t tabel yaitu
- 3,694 < -2,02 serta nilai signifikansi sebesar 0,001. Signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance, diterima.
2. Pengujian hipotesis kedua Dari hasil pengujian secara parsial (uji t), variabel independen konsentrasi kepemilikan (KK) yang diukur menggunakan dummy dengan melihat konsentrasi kepemilikan saham terbesar dalam negeri dan asing, memiliki nilai t hitung = -0,775, sedangkan nilai t = 2,02. Sehingga diketahui yaitu -2,02
tabel –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel ≤
- 0,775
≤ 2,02 serta nilai signifikansi sebesar 0,444. Signifikansi ini lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance, ditolak
3. Pengujian hipotesis ketiga Dari hasil pengujian secara parsial (uji t), variabel independen
leverage (LEV) yang diukur dengan rasio total hutang terhadap
total aktiva, memiliki nilai t hitung = 1,215, sedangkan nilai t tabel = 2,02. Sehingga diketahui yaitu -2,02
- –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel ≤ 1,215 ≤ 2,02 serta nilai signifikansi sebesar 0,233. Signifikansi ini lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa
leverage berpengaruh terhadap kualitas implementasi good
corporate governance , ditolak.4. Pengujian hipotesis keempat Dari hasil pengujian secara parsial (uji t), variabel independen ukuran perusahaan (SIZE) yang diukur dengan ln asset, memiliki nilai t hitung = 2,147, sedangkan nilai t tabel = 2,02. Sehingga diketahui t hitung > t tabel yaitu 2,499 > 2,02 serta nilai signifikansi sebesar 0,039. Signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance, diterima.
5. Pengujian hipotesis kelima Dari hasil pengujian secara parsial (uji t), variabel independen kualitas auditor eksternal (KAE) yang diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP big four dan 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non big four, memiliki nilai t hitung = 1,097, sedangkan nilai t = 2,02. Sehingga diketahui yaitu
tabel tabel hitung tabel
- –t ≤ t ≤ t
- 2,02 ≤ 1,097 ≤ 2,02 serta nilai signifikansi sebesar 0,280.
Signifikansi ini lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas auditor eksternal berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance, ditolak.
4.3 Pembahasan
Dari pengujian hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa hanya hipotesis pertama dan keempat saja yang terbukti berpengaruh. Bagian ini berisi pembahasan atas hasil pengujian masing-masing variabel dan hasil pengujian koefisien determinasinya.
4.3.1 Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap Kualitas Implementasi
Good Corporate Governance
Berdasarkan hasil pembuktian hipotesis pertama, diketahui bahwa kesempatan investasi berpengaruh terhadap kualitas implementasi good corporate governance. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Durnev dan Kim (2003) dalam Darmawati (2006) yang menemukan bukti bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan investasi (investment opportunities) yang tinggi, kebutuhan pendanaan eksternal yang tinggi akan menerapkan praktik
corporate governance yang berkualitas tinggi. Sulyanti (2011) juga
menemukan bukti bahwa kesempatan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas implementasi good corporate .
governance