I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis sikap prilaku nasabah perbankan untuk pengembangan bank muamalat di kota kupang - Repository Sekolah Bisnis IPB

  

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Bank syariah atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariah (hukum) Islam. Menurut Schaik (2001), Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya.

  Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Pada saat krisis moneter 1998 dan krisis keuangan global 2008 telah menyebabkan kebangkrutan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Berbanding terbalik dengan bank syariah yang justru mampu bertahan dari krisis tersebut dan menunjukan kinerja yang meningkat.

  Hal inilah yang mendorong mulai dilirik sistem ekonomi syariah sebagai salah satu alternatif bagi sistem ekonomi Indonesia. Apabila ekonomi syariah diterapkan secara maksimal didukung oleh instrumen keuangan dan produk- produk hukum yang menaunginya, maka diharapkan ekonomi syariah akan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang kuat secara ekonomi dan berbasis kerakyatan. Untuk itu sangat dibutuhkan peran serta seluruh elemen masyarakat mulai dari pemerintah maupun masyarakat sebagai pelaku dan user.

  Berdasarkan hasil kajian Tim BEINEWS (2004) menunjukkan bahwa ada lima faktor yang memicu perkembangan perbankan syariah di Indonesia, sekaligus menjadi pembeda antara perbankan syariah dan perbankan konvensional, yaitu: (1) market yang dianggap luas ternyata belum digarap secara maksimal dimana bank syariah tidak hanya dikhususkan untuk orang muslim karena di sejumlah bank terdapat nasabah nonmuslim, (2) sistem bagi hasil terbukti lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem bunga yang dianut bank konvensional (review pada waktu krisis ekonomi-moneter), (3) return yang diberikan kepada nasabah pemilik dana bank syariah lebih besar daripada bunga deposito bank konvesional, (4) bank syariah tidak memberikan pinjaman dalam bentuk uang tunai, tetapi bekerja sama atas dasar kemitraan, seperti prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli (murabahah), serta prinsip sewa (ijarah), (5) prinsip laba bagi bank syariah bukan satu-satunya tujuan karena bank syariah mengupayakan bagaimana memanfaatkan sumber dana yang ada untuk membangun kesejahteraan masyarakat.

  Dukungan pemerintah dalam perkembangan perbankan syariah ditandai dengan adanya UU No 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Nasional dan UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, adanya Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Perbankan Syariah, dan juga adanya Forum Komunikasi Ekonomi Syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah dan penyelenggaraan berbagai festival ekonomi syariah yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter di Indonesia. Dengan adanya dukungan pemerintah, maka diharapkan pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Indikator utama perbankan syariah sampai dengan bulan November 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.

  Tabel 1. Indikator Utama Perbankan Syariah Tahun 2004-2008 (dalam Milyar Rp)

  Indikator 2004 2005 2006 2007 2008 Aset (Rp) 15.210 20.880 26.722 33.013 47.179 Pembiayaan yang Diberikan (Rp) 14.793 20.222 25.927 32.304 38.529 Dana Pihak Ketiga (Rp) 12.914 17.296 22.337 27.948 34.422

  114.55 116.91 116.07 116.66 111.93 Financing to Deposit Ratio (%)

  Sumber: Bank Indonesia, 2008

  Berdasarkan Tabel 1, kinerja perbankan syariah dari Tahun 2004-2008 mengalami pertumbuhan, beberapa indikator mengalami peningkatan yakni asset sebesar 19-27%, dana pihak ketiga (DPK) sebesar 19-26% maupun pembiayaan sebesar 15-25%. Dengan adanya peningkatan tersebut pangsa perbankan syariah terhadap bank umum posisi November 2008 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Pangsa Perbankan Syariah terhadap Total Bank Tahun 2008

  (dalam Milyar Rp)

  Bank Syariah Keterangan Total Bank Pangsa Nominal Pasar (%)

  

47.179

Aset (Rp)

  2.05 2.303.362 Pembiayaan yang Diberikan (Rp) 38.529 2.02 1.707.876

  

34.422

Dana Pihak Ketiga (Rp)

  2.91 1.325.323 Financing to Deposit Ratio (%) 111.93

  77.60 Sumber: Bank Indonesia, 2008

  Berdasarkan Tabel 2, pangsa perbankan syariah meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2007 yaitu aset meningkat 0.29% dari Rp.33.013,00 menjadi Rp.47.179,00, DPK meningkat 0.13% dari Rp.32.304,00 menjadi Rp.38.529,00 dan pembiayaan meningkat 0.15% dari Rp.27.948,00 menjadi Rp.34.422,00. Perbankan syariah juga memiliki FDR>110% dan NPF<5% yang berarti bank syariah tergolong bank yang dinilai sehat. Melihat kinerja dan potensi seperti yang telah dikemukakan diatas, maka perbankan syariah masih memiliki peluang untuk berkembang di dunia perbankan Indonesia.

  Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syariah Islam dalam menjalankan sistem operasionalnya.

  Didirikan pada Tahun 1991, yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia. Bank Muamalat Indonesia (BMI) mulai beroperasi pada Tahun 1992 yang didukung oleh cendekiawan muslim dan pengusaha, serta masyarakat luas.

  Pada tahun 2008, saat krisis global melanda seluruh dunia, Bank Muamalat telah menunjukkan kinerja positif. Profit per Desember 2008 mencapai 300 milyar atau meningkat 42% dibanding Tahun 2007. Pertumbuhan laba tersebut juga diikuti pertumbuhan aset sebesar 20% atau meningkat dari Rp. 10.57 Trilliun pada Tahun 2007 menjadi Rp. 12.67 Trilliun pada Tahun 2008. Selain itu, Muamalat juga menunjukkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 16% dari Rp. 8.69 Trilliun pada Tahun 2007 menjadi Rp. 10.07 Trilliun pada Tahun 2008.

  Pertumbuhan tersebut juga dialami oleh pertumbuhan penyaluran pembiayaan sebesar 22% dari Rp. 8.62 Trilliun di 2007 menjadi Rp. 10.48 Trilliun di Tahun 2008. Hal yang menarik adalah pertumbuhan pembiayaan tersebut diikuti dengan peningkatan dukungan kepada sektor riil dengan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) 104% namun dengan rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing-NPF) yang masih terjaga di level 3.8%. Hal ini menunjukkan Bank Muamalat telah mampu menjaga arus lalu lintas pendanaan dan pembiayaan dengan baik khususnya pada sektor rill.

  Sebagai pelopor bank syariah di Indonesia, Bank Muamalat terdorong untuk selalu tampil terdepan dalam memperjuangkan ekonomi syariah yang dipercaya mampu mengentaskan masalah kemiskinan serta meningkatkan stabilitas ekonomi Indonesia. Bank Muamalat juga terus berupaya melakukan berbagai langkah terobosan dan inovasi, serta ekspansi bisnis perbankan syariah melalui penambahan jumlah cabang di berbagai pelosok tanah air, agar dapat menjadi role model bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di tanah air dan juga dunia

  Pada akhir Tahun 2006, Bank Muamalat membuka salah satu cabang di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kota Kupang dan menjadi bank syariah pertama yang didirikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pembukaan kantor cabang ini untuk memenuhi permintaan pasar di daerah tersebut, selain itu pembukaan Bank Muamalat cabang Kupang juga didasari adanya optimisme para pengelola Bank Muamalat terhadap potensi Nusa Tenggara Timur khususnya Kota Kupang yang besar.

  Secara khusus, Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam beberapa tahun ini menunjukkan peningkatan kinerja yang menggembirakan baik dalam pertumbuhan industri, perdagangan, konstruksi, pertanian dan jasa. Produk Domestik Regional Bruto PDRB Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan III Tahun 2008 mencapai 4.65%. Pada triwulan ini, terdapat tiga sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yakni sektor jasa sebesar 1.26%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7.58%, serta lembaga keuangan dan jasa perusahaan sebesar 6,20%. Kinerja perbankan di NTT sampai dengan triwulan III-2008, masih mampu menunjukkan perkembangan positif. Beberapa indikator utama yang menjadi acuan kinerja perbankan meningkat (posisi September 2008). Perkembangan indikator perbankan dapat dilihat pada Gambar 1.

  12.000 10.000 8.000 6.000

  Aset 4.000 Kredit 2.000 DPK

II III

  IV I

II III

  IV I

  II III 2006 2007 2008 Sumber: Bank Indonesia, 2008

  Gambar 1. Grafik Perkembangan Indikator Perbankan NTT Tahun 2006-2008 Berdasarkan Gambar 1 di atas, indikator perbankan NTT mengalami peningkatan baik aset, dana pihak ketiga (DPK), maupun penyaluran kredit dengan peningkatan rata-rata masing-masing sebesar 4.49%, 3.75% dan 7.30%. Kondisi tersebut secara otomatis meningkatkan kinerja intermediasi perbankan NTT (LDR) menjadi 66.42%, dengan tingkat kualitas kredit (NPLs) yang cukup terkendali pada level 1.64%. Perkembangan industri perbankan yang positif dari tahun ke tahun ini, menunjukkan adanya potensi bagi Bank Muamalat untuk berkembang di NTT.

  Kota Kupang merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kota yang berada di ujung barat pulau Timor, selain letaknya yang berdekatan dengan Republic Democratic of Timor Leste (RDTL) juga berhadapan langsung dengan Australia bagian utara. Kondisi inilah yang menempatkan Kota Kupang sebagai pintu gerbang selatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Posisinya yang strategis ini memungkinkan Kota Kupang ke depan akan menjadi pilihan terbaik sebagai pintu gerbang masuk/keluar (Entry

  and Exit Gate ) perdagangan arus barang/jasa baik arus lokal, regional, nasional maupun internasional.

  4.31 Kab. Sumba Timur 110

  7.02 Kab. Ngada

  49

  2.19

  79 4.75 107 3.89 235

  3.53 Kab. Manggarai 156

  6.96

  88 5.29 231 8.39 475

  7.14 Kab. Sumba Barat 141

  6.29

  33 1.98 113 4.10 287

  4.91

  72 4.33 205 7.45 376

  38

  

2.28

  93 3.38 241

  3.62 Kota Kupang 1.055 47.10 1.040 62.5 1.146 41.63 3.241 48.69 Dati II Lainnya

  53

  2.37

  1

  

0.06

  16

  0.58

  70

  5.65 Kab. Ende 105 4.69 121 7.27 241 8.75 467

  4.42

  Sebaran penghimpunan dana di Nusa Tenggara Timur berdasarkan kabupaten/kota menunjukkan dana pihak ketiga (DPK) banyak terkonsentrasi di Kota Kupang. Hal tersebut menandakan bahwa kegiatan ekonomi masih terpusat di Kota Madya NTT. Posisi dana pihak ketiga (DPK) berdasarkan kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada Tabel 3.

  6.29

  Tabel 3. Posisi DPK menurut Kabupaten/Kota NTT Tahun 2007 (dalam Milyar Rp)

  Keterangan Giro Deposito Tabungan Total n % n % n % n % Kab. TTS 125

  5.58

  36 2.16 113 4.10 274

  4.12 Kab. TTU

  75

  3.35

  41

  

2.46

  93 3.38 209

  3.14 Kab. Belu 141

  46 2.76 112 4.07 299

  99

  4.49 Kab. Alor

  65

  2.90

  13

  

0.78

  73 2.65 151

  2.27 Kab. Flores Timur

  66

  2.95

  56 3.37 210 7.63 332

  4.99 Kab. Sikka

  1.05 Jumlah 2.240 100 1.664 100 2.753 100 6.657 100 Sumber: Bank Indonesia, 2007 Berdasarkan T perbankan di wilayah total dana pihak ketig (7%) yang terpaut san setiap Kabupaten/Kot

  Sumber: Bank Indonesia,

  Gambar 2. Persentase Total penyalur

  Rp. 3.29 triliun, Kota (Rp. 959 milyar), diikut Kabupaten Manggara adalah Dati II lainnya berdasarkan kabupate

  49%

  n Tabel 3, Jumlah dana masyarakat yang ah Kota Kupang adalah sebesar Rp. 3.24 triliun tiga, diikuti oleh Kabupaten Manggarai sebesar sangat jauh dibandingkan Kota Kupang. Persent ota diperlihatkan pada Gambar 2.

  a, 2007

  se DPK Setiap Kabupaten/Kota di Provinsi NT aluran kredit di NTT pada Tahun 2007 ota Kupang memiliki share paling dominan ya diikuti oleh Kabupaten Belu sebesar 10% (Rp. arai sebesar 10% (Rp. 313 milyar), sementara nnya sebesar 2% (Rp. 64 milyar). Persentase pe paten/kota ditunjukkan pada Gambar 3.

  4% 3%

4%

2%

  5% 6% 7% 4% 7% 4% 4% 1%

  g dihimpun oleh liun atau 49% dari sar Rp. 475 milyar entase DPK untuk

  TT Tahun 2007 2007 adalah sebesar yaitu sebesar 29%

  . 32 milyar), dan ntara share terkecil penyaluran kredit Kab. TTS Kab. TTU Kab. Belu Kab. Alor Kab. Flores Timur Kab. Sikka Kab. Ende Kab. Ngada Kab. Manggarai Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kota Kupang Dati II Lainnya Sumber: Bank Indonesia,

  Gambar 3. Persentase Tahun 2007

  4% 6% 7%

7%

4%

  Exit Gate ) yang

  ten lain juga turut diatas dan peluang

  imor Leste . Selain

  Kabupaten Belu

  ota di Provinsi NTT uran kredit di Nusa a di Kota Kupang di kedua daerah lebih berkembang nakan posisi Kota

  10% 6% 29% 2%

  5%

5%

10%

  Komposisi ter Tenggara Timur mas dan Kabupaten Belu. tersebut sejalan denga jika dibandingkan den Kupang sebagai Kot merupakan daerah per itu jumlah kantor bank berpengaruh terhadap ko

  Bank Muamalat dapat membantu untuk menge l, amanah dan halal, sehingga pertumbuhan

  Kota Madya Provinsi NTT, sementara K perbatasan dengan Republic Democratic of Tim bank yang lebih banyak dibandingkan kabupaten dap komposisi sebaran kredit perbankan. gan indikator perbankan yang ditunjukkan diat agai sebagai pintu gerbang (Entry and Ex negara luar, menunjukkan adanya pelua ia untuk mengembangkan sistem perbankan sya ota Kupang dan negara-negara yang berbatasan de

  ase Penyaluran Kredit Setiap Kabupaten/Kota di hun 2007 tersebut diatas menunjukkan bahwa penyaluran asih terkonsentrasi di Pulau Timor terutama di elu. Terkonsentrasinya penyaluran kredit di gan dinamika kegiatan ekonomi yang relatif lebi dengan daerah lainnya, hal ini terjadi dikarena

  a, 2007

  6% 5%

  Perkembangan Kota Kupang sebag berbatasan dengan Muamalat Indonesia unt NTT khususnya Kota K NTT. Keberadaan Ba secara professional,

  luang bagi Bank syariah di Provinsi n dengan Provinsi engelola keuangan buhan Provinsi NTT Kab. TTS Kab. TTU Kab. Belu Kab. Alor Kab. Flores Timur Kab. Sikka Kab. Ende Kab. Ngada Kab. Manggarai Kab. Sumba Barat Kab. Sumba Timur Kota Kupang Dati II Lainnya bukan hanya secara fisik material, tetapi juga secara ekonomi yang berlandaskan pada prinsip kebersamaan.

  Pemahaman dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang produk dan sistem perbankan syariah yang merupakan landasan pendirian Bank Muamalat di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini di dukung oleh data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, bahwa hingga akhir Tahun 2008, perbankan syariah hanya memiliki 2.05% dari total pangsa pasar perbankan sec ara nasional, berarti 97.95% transaksi perbankan di negara ini masih dilakukan perbankan konvensional.

  Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum muslim, tetapi pengembangan Bank Muamalat berjalan lambat dan belum berkembang sebagaimana halnya bank konvensional. Upaya pengembangan Bank Muamalat tidak cukup hanya berlandaskan kepada aspek-aspek legal dan peraturan perundang-undangan tetapi juga harus berorientasi kepada pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa (konsumen) lembaga perbankan.

  Keberadaan bank (konvesional dan syariah) secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank tersebut dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Perilaku nasabah terhadap produk perbankan dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi nasabah terhadap karakteristik perbankan itu sendiri.

  Masyarakat Kota Kupang memiliki keanekaragaman budaya, ras, dan agama, hal ini dikarenakan Kota Kupang menjadi tempat berkumpulnya pedagang dan masyarakat yang berasal dari kabupaten lain yang berada di Provinsi NTT. Keanekaragaman yang luas ini memungkinkan terdapatnya berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih bank. Namun, faktor keagamaan atau persepsi yang hanya didasari oleh alasan keagamaan saja belum tentu mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap keputusan dalam menggunakan suatu jenis jasa perbankan. Selain itu aspek-aspek non-ekonomis diduga juga dapat mempengaruhi interaksi masyarakat terhadap dunia perbankan.

  Dengan memahami sikap dan perilaku masyarakat tersebut, maka Bank Muamalat dapat memiliki judgement yang kuat untuk mendisain strategi dan kebijakan agar lebih bersifat market driven.

1.2 Perumusan masalah

  Perkembangan Bank Muamalat pada dasawarsa terakhir ini menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hal ini dimulai ketika Bank Muamalat menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi krisis moneter pada Tahun 1998. Pengembangan potensi ekonomi syariah menjadi pilihan terbaik dalam mengentaskan kemiskinan dan memperkuat sistem ekonomi Indonesia. Menyadari akan hal itu, Bank Muamalat sebagai salah satu pelopor bank syariah Indonesia terus berusaha untuk memperkenalkan sistem perbankan syariah kepada masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.

  Salah satu kantor cabang Bank Muamalat yang baru didirikan terletak di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur dan menjadi pelopor perbankan syariah di daerah tersebut. Kota Kupang memiliki potensi ekonomi yang besar karena merupakan kota tumpuan perdagangan dan perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus merupakan pintu gerbang perdagangan dengan dunia luar. Hal ini membuka peluang bagi Bank Muamalat untuk mengembangkan sistem perbankan syariah untuk memenuhi keinginan konsumen akan sistem perbankan tanpa bunga, sekaligus mewujudkan visi dan misi Bank Muamalat untuk menjadi role model Lembaga Keuangan Syariah tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

  Sudah menjadi kenyataan bahwa Indonesia adalah negara multikultur, yang terdiri dari berbagai budaya, etnis, agama, bahasa, dan identitas lainnya.

  Dalam kemajemukan ini, sistem perbankan syariah hadir sebagai salah satu pilihan investasi keuangan. Meskipun didasarkan pada sistem syariah Islam, akan tetapi bank syariah tidak hanya dikhususkan bagi nasabah perbankan muslim saja, jasa bank syariah juga dapat digunakan oleh nasabah perbankan nonmuslim yang menginginkan sistem perbankan tanpa bunga dan didasarkan pada prinsip bagi hasil. Potensi pasar yang luas inilah yang mendorong Bank Muamalat untuk membuka cabang di Kota Kupang yang mayoritas masyarakatnya adalah nonmuslim. Potensi nasabah perbankan Bank Muamalat di Kota Kupang berdasarkan agama yang dianut yakni sebesar 86.34% nasabah nonmuslim dan 13.67% nasabah muslim. Jumlah nasabah Bank Muamalat hingga akhir Tahun 2009 baru mencapai ± 6000 orang nasabah yang berasal dari seluruh kota/kabupaten yang ada di Provinsi NTT. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase penduduk Kota Kupang yang telah menjadi nasabah Bank Muamalat masih kurang dari 3.22% total penduduk Kota Kupang. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Muamalat masih belum mampu menyerap pasar nasabah perbankan yang ada di Kota Kupang secara maksimal.

  Masih sangat sulit bagi nasabah perbankan untuk dapat menerima konsep perbankan syariah. Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap kondisi aktual dari nasabah perbankan tentang keberadaan Bank Mumalat dan bagaimana minat, sikap dan perilaku yang dihubungkan dengan faktor-faktor demografi, kategori nasabah dan behavioral nasabah perbankan. Diharapkan akan diperoleh informasi mengenai sikap dan perilaku nasabah perbankan terhadap Bank Muamalat untuk digunakan sebagai evaluasi dan masukan bagi program pengembangan Bank Muamalat di Indonesia khususnya Kota Kupang.

  Berdasarkan fenomena yang dipaparkan sebelumnya, dapat dirumuskan empat permasalahan penelitian berikut:

  1. Bagaimana segmen pasar Bank Muamalat di Kota Kupang?

  2. Apakah faktor-faktor penting bagi nasabah perbankan di Kota Kupang dalam pemilihan bank?

  3. Bagaimana sikap dan perilaku nasabah perbankan di Kota Kupang terhadap Bank Muamalat?

  4. Bagaimana alternatif strategi pengembangan Bank Muamalat yang sesuai dengan nasabah perbankan Kota Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian

  Dari penjelasan pada bagian latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

  1. Mengidentifikasi segmen pasar Bank Muamalat di Kota Kupang

  2. Mengidentifikasi faktor-faktor penting bagi nasabah perbankan di Kota Kupang dalam pemilihan bank

  3. Menganalisis sikap dan perilaku nasabah perbankan di Kota Kupang terhadap Bank Muamalat.

  4. Merumuskan alternatif strategi pengembangan Bank Muamalat yang sesuai dengan nasabah perbankan Kota Kupang

  1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

  1. Bank Muamalat, memberi masukan program kerja yang tepat bagi Bank Muamalat dalam upaya meningkatkan kinerja Bank Muamalat, serta memperluas wawasan tentang peluang-peluang yang akan terjadi di masa yang akan datang, sehingga tetap eksis dan terus tumbuh berkembang.

  2. Peneliti, dengan kesempatan untuk melatih ketajaman menganalisis suatu permasalahan dengan melakukan identifikasi dan analisis terhadap perilaku konsumen.

  3. Mahasiswa, sebagai bahan informasi dan rujukan dalam melakukan penelitian dengan topik manajemen pemasaran.

  Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB

Dokumen yang terkait

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis kepuasan pelanggan produk herbal (kasus di pt. liza herbal international) - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 9

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Loyalitas pelanggan blackberry di kota bogor - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 10

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap layanan purna jual blackberry - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 11

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis persepsi dan sikap petani anggota asgita terhadap inovasi teknologi strawberry red ripe - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 1 12

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi kepala sekolah dasar di kota bau-bau propinsi sulawesi tenggara - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 9

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis kepuasan pelaku usaha terhadap kualitas layanan pendaftaran pupuk di kementrian pertanian - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 6

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Kajian karakteristik usaha makro kecil menengah (umkm) untuk pengembangan kredit usaha kecil, studi kasus di kab. Bogor - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis kepuasan pasien terhadap pelayanan klinik gigi drg. tjang riyanto and partners - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 8

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis persepsi nasabah hubungan britama terhadap tingkat pelayanan nasabah pada bank bri cabang jakarta jatinegara - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 1 7

DAFTAR ISI - Analisis sikap prilaku nasabah perbankan untuk pengembangan bank muamalat di kota kupang - Repository Sekolah Bisnis IPB

0 0 9