BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian - PELAKSANAAN DAKWAH ISLAM PADA JAMA’AH SHOLAWAT AHBABUL MUSTHOFA JEMBER - Digilib IAIN Jember

  

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian Sebagaimana hasil data yang diperoleh dari wawancara terhadap H. Nurul Abrori selaku Ketua jama’ah sholawat Ahbabul Mustofa Jember pada tanggal 4 April 2015 diperoleh keterangan bahwa jauh sebelum jama’ah sholawat Ahbabul

  musthofa terbentuk, Kyai Nurus Sholih Amin telah terlebih dahulu mengasuh majelis keagamaan Manaqib Syech Abdul Qodir Al-Jailani yang merupakan peninggalan dari Almarhum Gus Nasi bin KH. Abdul Hamid Pasuruan.

  Kegiatan Manaqib tersebut dilakukan rutin setiap malam Senin kliwon oleh jama’ah putra dan putri dari majelis sejak masih dikelola oleh Almarhum

  

Gus Nasi hingga diwariskan kepada Kyai Nurus Sholih Amin. Namun setelah

  beberapa tahun dilakukan tidak dirasakan kemajuan yang berarti, karena jama’ah yang mengikuti kegiatan tersebut kurang mengalami perkembangan yang signifikan dan hanya diikuti oleh kaum sepuh belaka. Berawal dari keinginan untuk melakukan syiar Islam yang pada era modern ini yang semakin jauh ditinggalkan oleh umat, Kyai Nurus Sholih Amin mempunyai keinginan untuk merintis sebuah jama’ah yang tidak hanya diminati oleh kalangan sepuh belaka, melainkan juga kaum muda.

  Kemudian beliau teringat kepada sebuah hadits yang tertulis dalam banner yang terpasang dalam kegitan Manaqib Syech Abdul Qodir sebelumnya yang mengataka bahwa Dzikkrul Anbiyaai ibadatun (menyebutkan ceritanya para Nabi itu ibadah), wa dzikkkrus sholihina (menyebutkan ceritanya orang-orang sholeh, manaqibnya orang-orang sholeh contohnya wali dan Syeh Abdul Qodir) itu

  

kafaratun (bisa menghapuskan pada dosa),dan wa dzikkrul mauti (mengingat

  kematian) wa fii riwadin wa dzikkrul qubrin (mengingat kuburan) yuqorribukum ilal jannah (mendekatkan kita ke surganya Allah).

  Dari hadits tersebut dapat disimpulkan tiga tujuan. Pada tujuan kedua Abdul Qodir Al-Jailani juga sudah mencakup tujuan yang ketiga yaitu berisikan

  

mauidzoh hasanah tentang seruan atau ajakan untuk mengingat kematian yang

  terdapat pada tujuan yang ketiga. Oleh kerena itu tujuan yang dirasakan belum dilakukan adalah tujuan yang pertama yaitu Dzikkrul Anbiya yang berarti menyebutkan ceritanya para Nabi. Sehingga muncullah keinginan dari Kyai Nurus Sholih Amin untuk melaksanakan tujuan tersebut. Karena jalan yang paling tepat untuk menyebutkan cerita Nabi yaitu dengan sholawat maka dibentuklah suatu majelis yang di dalamnya membaca bacaan-bacaan tentang sholawat.

  Jama’ah yang kemudian dikenal dengan sebutan jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember itu merupakan jama’ah yang mengadopsi gerakan dakwah yang dilakukan oleh pendahulunya yakni Habib Syech Assegaf. Nama Ahbabul Mustofa Jember juga merupakan nama pemberian dari pendahulunya tersebut dengan maksud bahwa jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember merupakan cabang dari jama’ah Sholawat Ahbabul Mustofa yang ada di wilayah Solo yang merupakan asuhan dari Habib Syech sendiri. Peresmian nama tersebut dilakukan pada hari Selasa tanggal 5 Maret 2013 disertai dengan pelantikan Personel oleh Habib Syech di Aula Bustanul Assiqin milik Habib Syech.

  Jama’ah tersebut telah memiliki anggota dari berbagai lapisan masyarakat yang memiliki latar belakang yang beragam dengan perbedaan usia dari jenjang anak- anak, remaja, hingga dewasa. Jama’ah dimaksud telah tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Jember khususnya di wilayah Jember selatan yang meliputi Curahmalang, Wuluhan, Balung Kidul, Balung Kulon, Kasian, Gumelar, Rowotamtu, Paleran, Glundengan, Tutul, Nogosari, Taman Sari, Karang Anyar Ambulu, Jambearum, Karang Duren, Karang Semanding, dan Wringin Telu.

1. Letak Geografis Pusat Kegiatan Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa Jember

  Sesuai dengan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Maret 2016 bahwa pusat kegiatan dari jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember beralamatkan di Jalan Nusa Indah Dusun Gumawang Desa Curahmalang Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember dengan batas-batas: a.

  Sebelah Utara : MI Miftahul Huda b.

  Sebelah Timur : MI Miftahul Huda c.

  Sebelah Selatan : Permukiman Warga d.

  Sebelah Barat : Permukiman Warga

  Letak lokasi tersebut berada dekat dengan pemukiman warga dan mudah sekali diakses karena banyak jalan untuk mencapai lokasi sehingga hal tersebut dapat mempermudah jama’ah baik dari daerah sekitar maupun daerah lain yang jauh untuk menjangkau lokasi.

2. Sarana dan Prasarana Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa Jember

  Sejak awal berdirinya, jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember secara bertahap berusaha untuk meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan jama’ah. Hingga saat ini sarana dan prasarana yang dimi liki oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember sudah dapat dikatakan cukup lengkap dengan memiliki seperangkat peralatan hadrah (1 set) lengkap dengan sound system beserta tenda kegiatannya. Seluruh peralatan tersebut dalam kondisi baik.

  Apabila terdapat kerusakan, hal itu dapat diatasi oleh pihak pengelola karena jama’ah tersebut sudah memiliki kas tersendiri untuk pengelolaan dan perawatan sarana dan prasarana. Sebagaimana keterangan dari Gus

  Nurul Abrori selaku ketua jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember sebagai berikut:

  “Fasilitas jama’ah yang dimiliki hingga saat ini Alhamdulillah sudah cukup lengkap. Kita memiliki satu set peralatan hadrah yang semuanya dalam kondisi baik. Kalaupun ada kerusakan, kita dapat menggunakan dana kas khusus yang memang dipergunakan untuk perbaikan fasilitas- fasilitas yang mengalami kerusakan”

  1 3.

   Struktur Kepengurusan

  Sebagaimana hasil wawancara dengan ketua jama’ah sholawat Ahbabul Mustofa Jember tertanggal 2 April 2016 dan diperkuat juga oleh Ustad Abdul Kholik selaku sekertaris jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember tertanggal 4 April 2016 diperoleh keterangan tentang kepengurusan jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember adalah sebagai berikut: a.

  Kyai Nurus Sholih Amin menjabat sebagai Pengasuh b.

  H. Nurul Abrori menjabat sebagai Ketua c. Ustad Abdul Kholiq menjabat sebagai Sekertaris d.

  H. Nur Salam menjabat sebagai Bendahara e. Koordinator tiap-tiap wilayah meliputi: Curahmalang,

  Wuluhan, Balung Kidul, Balung Kulon, Kasian, Gumelar, Rowotamtu, Paleran, Glundengan, Tutul, Nogosari, Taman Sari, Karang Anyar Ambulu, Jambearum, Karang Duren, Karang Semanding, dan Wringin Telu B.

   Penyajian Data dan Analisis

  Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, interview, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Data-data yang diperoleh dari ke tiga metode tersebut kemudian dikelompokkan dan disajikan dengan berpedoman kepada perumusan masalah tentang urgensi dakwah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember sebagai berikut: 1.

  Gerakan Dakwah Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa Jember Sebagaimana penuturan Gus

  Nurul Abrori selaku Ketua jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember bahwa gerakan dakwah yang dilakukan termasuk ke dalam dakwah bil lisan yang dalam jama’ah tersebut dikenal dengan sebutan roso dan manroso. Maksud dari istilah tersebut adalah penggabungan dari dua atau tiga kegiatan dalam satu kemasan yaitu Manaqib, Rotib al Hadad, dan Sholawat.

  “Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember termasuk kedalam dakwah bil lisan karena menggunakan qoul atau lisannya, bukan bil hal yang mencotohkan dengan perilaku, atau bil qalam dengan tulisan. Karena kegiatan mendengarkan. Membaca bacaan sholawat, manaqib, juga ratib al hadad. Selain itu disela kegiatan tersebut juga diisi dengan

  mauidzoh hasanah

  untuk menghimbau jama’ah senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk itu agar dapat meninggal dalam keadaan baik (husnul khatimah

  ).”

  2 Hal tersebut diperkuat dengan keterangan Kartini (60 tahun) yang merupakan salah seorang jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember.

  “ Yang dibaca itu ada tiga biasanya. Manaqib, rotib al hadad, sama sholawat. Kalau manaqib berisikan pembacaan manaqib Syech Abdul Qodir Al-Jailani seperti yang sudah terdapat dalam buku panduan. Begitu juga rotib al hadad dan sholawat, semua bacaan yang dibaca sudah terdapat dalam buku panduan yang tiap-tiap jama’ah insyaAllah sudah punya. Hanya bedanya kalau rotib al

  hadad dan sholawat dalam pembacaanya diselingi dan diiringi dengan alunan musik hadrah.

  3 2.

  Media Dakwah Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa Jember Sebagaimana yang dijelaskan oleh Gus Nurul Abrori selaku Ketua jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember mengatakan bahwa terdapat beberapa media dakwah yang digunakan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember. Selain menggunakan lisan yang dibantu dengan hadrah yang dijadikan sebagai media dakwah yang utama, jama’ah tersebut juga sering merekam kegiatan yang dilakukan dan menggandakannya dalam bentuk Video Compact Disk (VCD) untuk diperjual belikan dan disebarluaskan di kalangan jama’ah itu sendiri.

  Dalam kegiatannya jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa juga memiliki beberapa buku panduan atau buku pegangan yang digunakan oleh anggotanya. Hal tersebut bertujuan untuk menyelaraskan bacaan dan sebagai media untuk mempermudah penyebarluasan pesan atau isi dakwah yang dilakukan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember terlebih untuk orang- orang yang sulit menjangkau dan mengikuti kegiatan jama’ah tersebut.

  ” Media utamanya adalah lisan, sebagaimana penggolongan kegiatan dakwahnya yang termasuk dakwah bil lisan. Lisan yang dalam hal ini merupakan aktifitas membaca diiringi dengan seni hadrah. Adanya buku dan VCD itu dimaksudkan hanya untuk diperjual belikan dikalangan sendiri. Supaya mereka bisa ingat terhadap kegiatan yang sudah atau pernah mereka ikuti. Pastinya nanti ada sanak saudara, kerabat jauh, atau mungkin kawan dari pemilik VCD atau buku tersebut melihat dapat pula memberikan informasi pada merekan tentang kegiatan jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember. Sehingga mereka yang sebelumnya jauh atau tidak dapat menjangkau atau mengikuti kegiatan jama’ah dapat tertarik. Dan dapat pula mendengar apa yang dibaca oleh

  4 jama’ah.

3. Pelaksanaan Dakwah Islam pada Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa

  Jember

  اًميِلْسَت اوُمِّلَسَو ِهْيَلَع اوُّلَص اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ اَي ِِّبَِّنلا ىَلَع َنوُّلَصُي ُهَتَكِئلاَمَو َهَّللا َّنِإ ) ٦٥ (

  Artinya:

  “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Al-

5 Ahzab 56)

  Berpedoman dengan ayat tersebutlah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa dibina dan dikembangkan. Sebagai mana yang dituturkan oleh

  Gus

  Nurul Abrori selaku Ketua jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember, mengatakan:

  “Ketika Allah Swt menurunkan perintah Sholat, Allah tidak mencotohkan melakukan Sholat begitu juga dengan Zakat. Tapi berbeda dengan Sholawat. Allah Swt mencotohkannya dan melakukan Sholawat terhadap Nabi Muhammad Saw dengan diikuti oleh para malaikat. Selain itu Dzikir yang dirasa paling tepat, konsisten, dan cocok untuk kondisi pada masa sekarang yakni dengan menggunakan Sholawat. Sebab ketika pahala dan niatan dzikkir selain Sholawat disertai dengan sikap riya’ di dalamnya, maka amalan tersebut tidak bernilai, ditolak, ataupun hangus. Berbeda dengan Sholawat, meskipun t erdapat unsur riya’ dari pembacanya, Sholawat tetap diterima dan sampai nilai amalannya karena yang dipandang bukan orang yang membaca Sholawat melainkan kemuliaan Nabi Muhammad Saw. Keadaan umat Islam sendiri pada masa sekarang sudah terlalu jauh ditinggalkan oleh Rasulullah Saw dan sebagai mana yang telah beliau sabdakan bahwa ketika umat semakin jauh dari masa Rasulullah Saw maka umat tersebut bukan malah bertambah baik melinkan akan semakin buruk. Sehingga mengumpulkan umat ke dalam sebuah jama’ah akan mempermudah ketika memberikan nasihat yang terbaik dan masukan untuk dapat dijadikan sebagai beteng pada diri sendiri terlebih lagi para kaum muda agar mampu menfilter apa yang menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam kehidupan yang dapat menyebabkan semakin terpecahnya umat

6 Islam.”

  Selain itu berdasarkan keterangan Kartini (60tahun) salah seorang jama’ah yang mengikuti kegiatan dakwah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember mengatakan bahwa kegiatan dakwah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember penting dilakukan karena terbukti ada efek positif dari mengikuti kegiatan jama’ah tersebut.

  “Semenjak saya mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember saya jauh lebih merasa tenang dibandingkan sebelumnya. Yang biasanya saya merasa bingung dan banyak pikiran, sekarang hati saya jadi jauh lebih merasa damai. Lebih ayem dan tidak terasa nggrangsang

  7

  lagi.” Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Milda Ilham

  Sholiha (19 tahun) yang juga merupakan salah seor ang jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember.

  “Semenjak saya mengikuti jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember kegiatan saya diisi dengan sesuatu yang lebih bermanfaat, dibandingkan melakukan kegiatan yang tidak ada untungnya khususnya bagi anak muda, Ahbabul Musthofa memberikan efek yang lebih baik untuk mengalihkan kesibukan mereka bersenang- senang dan hal tersebut cenderung kepada hal-hal yang berdampak

  8

  buruk kepada sesuatu yang lebih bermanfaat.” Sebagaimana keterangan Gus Nurul Abrori selaku Ketua jamaah sholawat Ahbabul Musthofa Jember menerangkan bahwa pelaksaan dakwah Islam pada jamaah sholawat Ahbabul Musthofa Jember dilakukan dengan dikemas oleh seni musik hadrah.

  “Karena kegiatan jama’ah diisi dengan membaca. Membacakan untuk

  mustami’ yang mendengarkan. Membaca bacaan sholawat,

  manaqib, juga ratib al hadad. Selain itu disela kegiatan tersebut juga diisi dengan mauidzoh hasanah untuk menghimbau jama’ah senantiasa mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk itu agar dapat meninggal dalam keadaan baik (husnul khotimah). Hal tersebut dilakukan dengan berpedoman pada sebuah hadits yang tertulis dalam banner Manaqib Syeh Abdul Qodir Al-Jailani yang berbunyi

  “Dzikkrul Anbiyaai ibadatun (menyebutkan ceritanya

  para Nabi itu ibadah), wa dzikkrus sholihina (menyebutkan ceritanya orang-orang sholeh, manaqibnya orang-orang sholeh contohnya manaqibnya wali dan Syeh Abdul Qodir Al-Jailani) itu

  kafaratun (bisa menghapuskan pada dosa)dan ada lagi terusannya wa dzikkrul mauti (mengingat kematian) wa fii riwadin wa dzikkrul qubri (mengingat kuburan) yuqorribukum ilal jannah

  (mendekatkan kita ke surganya Allah) sehingga apa yang dilakukan dalam kegiatan dakwah jama’ah tidak terlepas dari

  9

  ketiga tujuan yang hendak dicapai tersebut.” C.

   Pembahasan Temuan

  Dari data yang diperoleh peneliti maka dalam pembahasan ini akan diungkapkan tentang beberapa temuan yang berkaitan dengan urgensi dakwah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember. Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Mustofa Jember termasuk dalam kategori dakwah karena sesuai dengan makna kata dakwah sebagaimana tercantum dalam kajian teori mengenai makna dakwah adalah kegiatan keagamaan jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember berisikan tentang ajakan, seruan dan juga do’a. Kegiatan tersebut juga telah memenuhi unsur-unsur dakwah yakni terdapat

  da’i (pelaku dakwah) yang dalam penelitian ini diwakili oleh Kyai Nurus Sholih Amin selaku pengasuh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember,

  mad’u (penerima dakwah) yang dalam penelitian ini diwakili oleh

  jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember, maddah (materi dakwah), wassilah (media dakwah), thariqah (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).

  Berdasarkan interview dengan beberapa narasumber di antaranya pengasuh, penguru s, dan anggota jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember, bahwasanya kegiatan dakwah yang dilakukan oleh jama’ah sholawat Ahbabul

  Musthofa Jember sangatlah penting dilakukan, mengingat fakta yang memang terjadi di masyarakat bahwa kekhawatiran dari pengasuh yang dalam hal ini adalah Kyai Nurus Sholih Amin tentang kondisi masyarakat saat ini memanglah benar adanya.

  Terdapat beberapa kemajuan yang dialami oleh masyarakat sekitar dari sebelum terbentuknya hingga sudah terbentuknya jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember. Masyarakat yang dahulunya tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan keagamaan khususnya kaum muda semenjak adanya jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember menjadi lebih tertarik dan semangat dalam mengikuti berbagai agenda yang diadakan oleh jama

  ’ah tersebut.

1. Gerakan Dakwah Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa Jember

  Gerakan dakwah yang dilakukan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember merupakan dakwah bil lisan. Sebab aktifitas lisanlah yang banyak dilakukan dalam kegiatan keagamaan jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember. Selain membaca bacaan manaqib, rotib al

  hadad , dan sholawat oleh muballigh maupun mustamiknya juga terdapat mauidzoh hasanah yang disampaikan. Mauidzoh hasanah tersebut

  berisikan tentang pembelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita Nabi, cerita-cerita para wali, cerita-cerita orang sholeh yang dapat ditiru dan dilakukan nilai- nilai kebaikannya oleh jama’ah, juga berisikan tentang ajakan terhadap jama’ah untuk senantiasa mengingat kepada kematian. Karena dengan begitu apapun yang dilakukan akan senantiasa terkontrol.

  Sesuai dengan pembagian bentuk gerakan dakwah bil lisan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember masuk ke dalam bentuk dakwah: a.

  Mudzakarah, yaitu mengingatkan orang lain jika berbuat salah, baik dalam beribadah maupun dalam perbuatan.

  Karena pesan yang disampaikan dalam kegiatan mauidzoh

  hasanah

  berisi tentang himbauan terhadap jama’ah agar senantiasa mengingat kematian dan senantiasa berhati-hati dalam bertindak. Sehingga jama’ah dapat menjadi pribadi yang baik dalam beribadah maupun perbuatan.

  b.

  Nasehatuddin, yaitu memberi nasehat kepada jama’ah yang sedang dilanda problem kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya dengan baik sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw dan dicontohkan oleh Walinya Allah juga orang-orang sholeh sehingga tidak selalu merasa dirundung kegundahan dan kegelisahan di dalam hidup.

  c.

  Penyajian Umum, yaitu menyaji materi dakwah di depan umum. Isi dari materi dakwah tidak terlalu banyak, tetapi menarik perhatian pengunjung. Karena kegiatan dakwah dilakukan di hadapan orang banyak yang merupakan anggota dari jama’ah sholawat Ahbabul Mustofa Jember.

2. Media Dakwah Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa Jember

  Media yang digunakan dalam aktifitas dakwah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember adalah lisan dengan dibantu pengunaan alat musik atau kesenian hadrah. Selain itu juga terdapat media tulisan yang berupa buku panduan ya ng digunakan oleh jama’ah. Buku tersebut di antarnya buku panduan manaqib, rotib al hadad, dan juga sholawat. Pengurus jama’ah juga sering merekam kegiatan dakwah mereka pada momen-momen tertentu dan menggandakannya untuk diperjual belikan contohnya pada kegiatan dakwah yang bersamaan dengan momen khaul KH. Abdul Hamid. Adapun media lain yang juga ikut serta dalam mengkomunikasikan kegiatan dakwah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember adalah sosial media namun hal tersebut tidak dikelola resmi oleh pengurus jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember.

  Sesuai pembagian media dakwah menurut Hamzah Ya’qub membagi wasilah (media dakwah) menjadi lima macam yaitu lisan, tulisan, lukisan, audio-visual, dan akhlak. Media yang digunakan oleh jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember adalah: 1.

  Lisan, berupa penyampaian mauidzhoh hasanah dan pembacaan bacaan manaqib, rotib al hadad serta sholawat.

  2. Tulisan, karena dalam pembacaan manaqib, rotib al hadad serta sholawat merujuk kepada buku panduan yang dibuat oleh pengurus jama’ah.

  3. Audi-visual, berupa Video Compact Disk (VCD) yang berisikan rekaman dari beberapa kegiatan jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember yang diperjual belikan kepada jama’ah (kalangan sendiri)

3. Pelaksanaan Dakwah Islam pada Jama’ah Sholawat Ahbabul Musthofa

  Jember Kegiatan dakwah jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember sangat penting untuk dilakukan, melihat fakta masyarakat pada zaman sekarang yang sudah mulai meninggalkan nilai-nilai keislaman. Dari konten yang disampaikan juga berisikan tentang hal-hal positif yang dapat dijadikan bahan renungan dan pembelajaran bagi jama’ahnya. Selain itu untuk kaum muda khususnya terdapat wadah yang dapat menimbulkan dampak yang baik terhadap diri mereka. Sehingga mereka dapat terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang yang dapat merugikan diri mereka sendiri dan mengalihkan kesibukan mereka terhadap sesuatu yang bernilai positif.

  Hal tersebut senada dengan tujuan dakwah menurut Jumu’ah Amin Abdul Azis yaitu: a.

  Perbaikan jiwa, dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh jamaa’ah terbukti mampu memberikan kedamaian hati terhadap jama’ahnya yang diawali dengan perbaikan jiwa yang mengilhami teladan dari cerita Nabi Muhammad Saw, wali Allah, serta orang-orang sholeh.

  b.

  Pembinaan rumah tangga islami yang pada penelitian ini dapat dilakukan dengan meneladani yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, wali Allah, dan orang-orang sholeh yang sering diceritakan c.

  Memberi pengarahan terhadap masyarakat, sebagaimana isi dari mauidzoh hasanah yang disampaikan senantiasa mengingatkan jama’ah kepada datangan kematian sehingga sebagai manusia yang dapat meninggal kapanpun dan di manapun jama’ah harus senantiasa menjada tindakan yang dilakukan agar dapat terarah sebagaimana yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw.

  d.

  Berdakwah untuk mewujudkan persatuan Islam, dengan ikutnya kaum muda dalam jama’ah sholawat Ahbabul Musthofa Jember diharapkan dapat mengarahkan rasa keingin tahuan yang sangat lekat dengan kaum muda terhadap sesuatu yang lebih positif dan bermanfaat, sehingga mereka dapat dikontrol dan diarahkan untuk senantiasa memegang teguh nilai-nilai keislaman demi mewujudkan persatuan Islam.

Dokumen yang terkait

40 BAB IV GAMBARAN SUNYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subjek Penelitian

0 0 42

41 BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Subyek Penelitian

0 0 39

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Diskripsi Responden Penelitian - BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

0 1 15

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu - PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH DASAR NAHDLATUL ULAMA KARANGREJO 03 KECAMATAN GUMUKMAS KABUPATEN JEMBER - Digilib IAIN Jember

0 0 24

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MA Darul Lughah Wal Karomah - PROBLEMATIKA PENGADAAN PEGAWAI TATA USAHA DI MADRASAH ALIYAH DARUL LUGHAH WAL KAROMAH SIDOMUKTI KRAKSAAN PROBOLINGGO - Digilib IAIN Jember

0 0 26

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS - HAFALAN AL-QUR’AN JUZ 30 (JUZ ‘AMMA) SEBAGAI KEWAJIBAN BAGI PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-FATTAH PECALONGAN SUKOSARI BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Digilib IAIN Jember

0 0 33

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS A. GAMBARAN OBYEK PENELITIAN - SISTEM PRODUKSI DAN PEMASARAN BATU BATA UD. ANDRI PUTRA DI DESA ALASSAPI KECAMATAN BANYUANYAR KABUPATEN PROBOLINGGO DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM - Digilib IAIN Jember

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PELAKSANAAN DAKWAH ISLAM PADA JAMA’AH SHOLAWAT AHBABUL MUSTHOFA JEMBER - Digilib IAIN Jember

0 0 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu - PELAKSANAAN DAKWAH ISLAM PADA JAMA’AH SHOLAWAT AHBABUL MUSTHOFA JEMBER - Digilib IAIN Jember

0 0 31

BAB III METODE PENELITIAN - PELAKSANAAN DAKWAH ISLAM PADA JAMA’AH SHOLAWAT AHBABUL MUSTHOFA JEMBER - Digilib IAIN Jember

0 0 10