BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara 1. Sejarah Madrasah - FILE 7.BAB IV

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Datuk Singaraja Kerso

Kedung Jepara

1. Sejarah Madrasah

  Desa kerso kecamatan kedung kabupaten jepara terletak disebelah selatan ibu kota kabupaten. Tepatnya 7 Km ke arah selatan kota jepara. Kondisi geografisnya yang tendiri dari pertanaman dan persawahan menyebabkan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani (agraris). Mayoritas penduduk saat itu sangat ketinggalan terhadap genderang pendidikan yang selalu didengungkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu pertama, rendahnya SDM masyarakat yang rata-rata hanya lulusan sekolah dasar. Kedua, faktor ekonomi, bagi para petani pendidikan adalah merupakan barang mahal yang tidak mampu mereka beli. Sebagai dampaknya adalah masyarakat desa kerso tidak mempunyai apresiasi terhadap pendidikan yang dikhawatirkan berakibat pada kebodohan dan keterbelakangan masyarakat dengan era yang semakin maju dan kompetitif. Kondisi ini menggugah semangat para tokoh masyarakat untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang relatif murah agar biayanya mampu dijangkau oleh masyarakat desa kerso. Kemudian atas inisiatif tokoh masyarakat tersebut maka didirikanlah Madrasah Diniyah Husnul Mutaalim pada tahun 1960/1962 yang menempati tanah wakaf Hj.Asumah.

  Para tokoh masyarakat pendiri Madrasah Diniyah Husnul Mutaalim itu antara lain. Muslim, Hj. Khodijah, waris wagiman, H. Usman, Hasan Hadi dan KH. Abdullah Zawawi, S.Pd.I, H. Adapun sistem kurikulum yang dipakai pada waktu itu mengadopsi dari sistem pesantren. Dengan harapan agar para siswa-siswinya tidak hanya mengunakan ilmu-ilmu keagamaan tetapi juga mengerti tentang ilmu- ilmu umum, sehinga tidak hanya ukhrowi oriented. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, maka pada tahun 1975 madrasah Diniyah Husnul Mutaalim diubah statusnya menjadi Madrasah Ibtidaiyah dengan nama Datuk Singaraja sejak tahun 1985 Madrasah Ibtidaiyah Datuk Singaraja resmi menginduk pada Yayasan Islam

  1 Datuk Singaraja dengan akte notaris no: 27/86 sampai sekarang.

  1. Nama Madrasah : MI Datuk Singaraja

  2. NSM : 111233200011

  3. NPSN : 60712507

  4. Nama Yayasan : Yayasan Islam Datuk Singaraja

  5. Alamat : Kerso, RT 04/01 Kedung Jepara

  6. Nomor Telepon : 02917519071/085225072224

  7. Didirikan Tahun : 1962

  8. Status Sekolah : Swasta

  9. Status Akreditasi : A (Sangat Baik)

  10. Ketua Yayasan : KH. Abdullah Zawawi, S.Pd.I

  11. Kepala Madrasah : Slamet, S.Pd.I

  12. Luas Tanah : 2.000 M²

  13. Status Tanah dan Gedung : Hak Milik Sendiri

  2

  14. Sifat : Permanen

  2. Letak Geografis

  MI. Datuk Singaraja berlokasi Jl. Bugel Jepara Km. 2 Kerso Kedung Jepara adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut

  a. Sebelah utara : perumahan warga/ masyarakat 1

  b. Sebelah selatan : perumahan warga/ masayarakat

  Hasil wawancara dengan bapak Slamet selaku kepala sekolah MI Datuk Singaraja Singaraja pada tanggal 28 November 2015 2 Data Dokumentasi MI Datuk Singaraja Kerso c. Sebelah barat : perumahan warga / masyarakat

  d. Sebelah timur : perumahan warga menuju jalan desa

  3. Visi Misi Dan Tujuan

  a. Visi

  

“Beriman, Berilmu, Bertaqwa dan Berakhlaqul Karimah”

  b. Misi 1) Menciptakan peserta didik yang beriman dan berkepribadian yang kuat.

  2) Menciptakan peserta didik yang berprestasi dalam bidang Alqur’an, bahasa, dan berketrampilan sesuai dengan perkembangan zaman.

  3) Menciptakan peserta didik yang berkepribadian luhur, berbakti kepada guru, orang tua, bangsa dan negara.

  c. Tujuan Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu :

  1) Turut berperan serta dalam usaha mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, dalam rangka mewujudkan bangsa berpengetahuan dan berakhlaqul karimah. 2) Sebagai wadah bagi masyarakat untuk menuntut ilmu secara formal yang mengacu pada kurikulum yang berlaku sehingga para lulusan dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. 3) Memberdayakan para pendidik untuk mengabdikan diri dan memanfaatkan ilmu yang dimiliki.

  4. Struktur organisasi

  Struktur organisasi adalah susunan atau penempatan personalia di dalam sebuah kelompok sehingga pola kegiatan bertujuan pada tercapainya kelompok tersebut. Demikian juga MI Datuk Singaraja yang mempunyai struktur organisasi atau susunan kepengurusan yang berfungsi untuk menerbitkan dan memperlancar seluruh jadwal kegiatan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan apa saja yang ada di sekolah. Adapun struktur kepengurusan. Personalia Pimpinan dan Karyawan MI Datuk Singaraja Kepala Madarash : Slamet, S.Pd.I Wakil Kepala Madrasah : Umron, S.Pd.I Waka Kurikulum : Zamroni, S.Pd.I Waka Kesiswaan : Amin, S.Pd.I Kepala Tata Usaha : Ismail, S.Pd.I Staf Tata Usaha : Ali Syukron, S.Pd.I Bendahara : Faiqoh, S.Pd.I Wali Kelas I A : Ismail, S.Pd.I Wali Kelas I B : Mufarihah, S.Pd.I Wali Kelas II A : Ali Syukron, S.Pd.I Wali Kelas II B : Rohmatin Wafiroh, S.Pd.I Wali Kelas III A : Eni Ratna Kurrotul Aini, S.Pd.I Wali Kelas III B : Amin, S.Pd.I Wali Kelas IV : Faiqoh, S.Pd.I Wali Kelas V : Zamroni, S.Pd.I Wali Kelas VI : Umron, S.Pd.I Seksi-seksi Sarana Prasarana : Mahmudi, S.Pd.I Humas : K. Syihir

  Khudrin Ulinnuha, S.Pd.I

  U K S : Kholisatunnikmah, S.Pd.I Perpustakaan : Riza Amali, S.Pd.I Ketua Komite : Muadzin Penjaga Madrasah : Karnawi

  3

  3

  Tabel 4.1

  

9 Eni Ratna KA, S.Pd.I P Guru Jepara, 09 Juni 1972 Menganti S1 2006

  17 Faqihuddin, S.Pd.I L Guru Jepara, 03 Agst1966 Kerso S1 1994

  16 Syihir L Guru Jepara, 12 Aprl1945 Kerso Ponpes 1968

  

15 Mahmudi, S.Pd.I L Guru Jepara, 15 Mei 1972 Kerso S1 2007

  

14 Kunderin L Guru Jepara 10 Sept 1955 Kerso PGAN 1997

  

13 Faiqoh, S.Pd.I P Guru Jepara 02 Aprl 1981 Kerso S1 2004

  11 Mufarihah, S.Pd.I P Guru Jepara,03 Agst 1983 Kerso S1 2006

  10 Rohmatin Wafiroh, S.Pd.I P Guru Jepara, 09 Jan 1980 Menganti S1 1998

  

8 Drs. H. Arifin L Guru Jepara,04Maret1966 Kerso S1 1990

  keadaan tenaga pendidik MI Datuk Singaraja tahun 2015/2016

  

7 Ali Syukron, S.Pd.I L Guru Jepara, 04 Juli 1980 Kerso S1 2006

  6 Zamroni, S.Pd.I L Guru Jepara,14 Aprl 1971 Kerso S1 1994

  5 Amin, S.Pd.I L Guru Jepara, 06 Mar 1966 Kerso S1 1988

  4 Kholisatunnikmah, S.Pd.I P Guru Jepara, 11 Mei 1982 Kerso S1 2007

  

3 Ismail, S. Pd.I L Guru/Ka. TU Jepara, 06 Juli 1974 Kerso S1 1995

  

2 Umron,S.Pd.I L Wakamad Jepara, 07 Mar 1972 Kerso S1 1992

  

1 Slamet, S.Pd.I L Wali Kls VI B Jepara,24 Aprl 1968 Kerso S1 1990

  4 No Nama L/P Jabatan Tempat/Tgl. Lahir Alamat Pen- didikan Terakhir TMT

  18 Riza Amali, S.Pd.I L Guru Jepara, 11 Agts1989 Menganti S1 2011 4

19 Ulinnuha, S.Pd.I L Guru Jepara 05 Mei 1981 Kerso S1 1997

  20 Karnawi L Penjaga Madrasah Jepara, 13 Juli 1945 Kerso SD 2006

  2 Kelas 6

  1

  35

  1 Kelas 5

  47

  2

  61

  2

  30

  41

  2

  1

  47

  2

  35

  2 Jumlah 263 8 254 8 244

  9

  Saran dan prasana merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dalam pembelajaran. Apabila sarana dan prasaran cukup memadai, maka proses pembelajaran mudah tercapai. Adapun sarana dan prasaran di sekolah sebagai berikut

  5

  42

  62

  

Tabel 4.2

  34

  keadaan siswa tiga tahun terakhir

  5 Kelas 2013/2014 2014/2015 2015/2016 Jumlah Rombel Jumlah Rombel Jumlah Rombel

  Kelas 1

  35

  1

  37

  1

  44

  2 Kelas 2

  1

  2 Kelas 4

  35

  1

  45

  2 Kelas 3

  44

  1

  32

  1

  47

5. Kedaan sarana dan prasaran

  Tabel 4.3

  6 Gudang

  2

  b. Meja

  4 j. Printer

  2

  c. Kursi

  12 k. Mesin Ketik

  1

  4

  d. Ruang P3K

  1 l. Amplifayer

  1

  5 Dapur

  1 m. Soundsystem

  1

  1 n. Televisi

  a. Rak Buku

  1

  7 Mading

  1 o.

  VCD Player

  1

  8 Papan pengumuman

  1 p. Jam Dinding

  3

  9 Toilet Guru

  1 q. Papan Grafik

  22

  10 Toilet Siswa

  3 r. Tenda Pramuka

  4

  4 i. Komputer

  30

  Tabel sarana dan prasarana

  1

  6 No. Jenis Barang Jumlah No. Jenis Barang Jumlah

  1 Ruang Kantor

  1

  2 Ruang Kelas

  12

  a. Ruang Kamad

  1

  a. Almari

  12

  b. Ruang Wakamad

  1

  b. Papan Tulis

  12

  c. Ruang Guru

  c. Meja 407

  h. Kursi

  3

  1

  3 Ruang Perpustakaan

  30

  g. Meja

  4

  f. Kipas Angin

  f. Almari

  d. Ruang Karyawan

  12

  e. Papan Absen

  1

  e. Ruang Tamu

  d. Kursi 407

  1

  6

B. Data Penelitian

  Sebagai rumusan masalah sebagaimana bab pertama, maka paparan data penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Data tentang variasi gaya mengajar guru dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016.

  Mengajar merupakan suatau tindakan yang istimewa, membanggakan dan menyenangkan. Dengan mengajar guru bisa mengenal diri guru dan orang lain. Mengajar bisa menjadi wahana untuk intropeksi diri. Dengan mengajar sebenarnya guru sedang melakukan proses belajar.

  Menurut bapak Slamet selaku kepala sekolah: Dalam proses belajar mengajar variasi gaya mengajar juga sangat dibutuhkan, karena hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan. Sebab, Jika sudah bosan menghinggapi diri anak didik maka

  7 proses penerimaan terhadap apa yang di ajarkan tidak maksimal.

  Peryataan bapak kepala juga di perkuat oleh bapak Zamroni bahwa: Variasi gaya mengajar merupakan ketrampilan yang harus dikuasai oleh guru akan membuat suasana belajar dinamis hidup dan meningkatkan komunikasi yang baik antara siswa dengan guru. Di samping itu variasi gaya mengajar juga bisa menjadi respon yang

  8 positif terhadap proses penerimaan pelajaran yang sedang berlangsung.

  Gaya mengajar merupakan metode/cara yang diapakai oleh guru ketika sedang melakukan pengajaran. Dari hasil wawanacar dan pengamatan:

  Guru fiqih mengunakan gaya individual pada siswa proses pembelajaran. Pelayanan individual/ persoalisasi ini guru fiqih berusaha memberi bantuan, bimbingan dan pengarahan secara perorangan sesuai kemampuan siswa. Selain itu guru fiqih juga mengunakan gaya

  9 7 mengajar teknologis berupa LCD dan Praktek.

  .Hasil wawancara dengan bapak Slamet selaku kepala MI Datuk Singaraja pada tanggal

28 November 2015

  8. Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November 2015

  9. Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November 2015

  Ketrampilan variasi gaya mengajar menjadi syarat mutlak untuk efektivitas sebuah proses belajar mengajar. Setiap guru pasti menginginkan agar materi yang diajarkan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak didiknya. Setiap guru pasti mengingikan sebuah perubahan terjadi pada anak didiknya atas apa yang diajarkan, baik itu perubahan pola pikir khasanah pengetahuan maupun perubahan pola sikap. Tapi semua itu tidak bisa dicapai dengan mudah tanpa ketrampilan dalam mengajar. Mengajar yang baik adalah mengajar dengan sepenuh hati, ihklas, inovatif memunculkan motivasi minat dan tentunya memunculkan semangat.

  Variasi gaya mengajar merupakan ketrampilan yang harus dikuasai oleh guru. Variasi gaya mengajar meliputi variasi intonasi, suara, gerak anggota badan, posisi guru dalam kelas bagi anak didik, semua variasi ini dilihat sebagai suatu yang positif, energik, bersemangat, menyenangkan dan semua memilki hubungan yang erat terhadap percapaian hasil belajar yang maksimal.

  Variasi gaya mengajar meliputi

  1. Variasi suara Di dalam proses pembelajaran, ketika guru menjelaskan suatu materi fiqih. Hal-hal yang diangap penting adalah berbicara dengan pelan dengan seorang siswa. Selain itu bapak Zamroni juga menegur siswa yang kurang memperhatikan penjelasan. Guru mapel akan menegur siswa yang kurang memperhatikan penjelasan. Beliau menegur dengan bahasa yang halus dan intonasi suara yang lembut. Hal ini sebagaimana di katakan bapak Zamroni, beliau menegur siswa yang bernama Zahro karena anak tersebut tidak memperhatikan guru tetapi asyik bermain sendiri: Zahro...... duduk yang baik...... jangan bermaian terus...... perhatikan pak

  10 10 guru, coba huruf Hijaiyah dibaca di papan tulis.

  2. Penekanan Di dalam proses pembelajaran mapel kadang guru menarik perhatian siswa dengan penekanan verbal. Misal tolong perhatikan ini anak, atau Nak, ini penting sekali ini adalah bagian yang sukar karena penekanan seperti ini dikombinasikan dengan gerak anggota badan.

  3. Pemberia waktu atau kesenyapan Guru memberikan waktu disela pelajaran. Ini merupakan siasat untuk menarik perhatian siswa dengan diam sebentar namun siswa malah pada memanfaatkan waktu untuk bermain dikelas dan ada mengarahkan tiap-tiap siswa agar kembali ke tempat duduknya masing-masing dan memberi nasehat yang baik.

  4. Kontak pandang Didalam proses pembelajaran di kelas, ketika guru sedang berbicara/interaksi dengan siswa pandangan mengarahkan ke seluruh kelas bahkan tatapan mata guru pada siswa secara merata memberikan kesan simpatik dan ramah seolah-olah siswa diajak bicara.

  5. Gerakan angota badan dan mimik Variasi dalam ekspresi wajah, gerakan badan, gerakan kepala juga dilakukan guru ketika dalam proses pembelajaran ekspresi wajah ini ditunjukan guru dengan senyuman sehingga kelihatan tertarik dengan memperhatikan. Gerakan kepala juga dilakukan guru yaitu dengan menganguk kepala. Jari-jari kadang digunakan untuk menarik perhatian.

  6. Pergantian posisi guru dalam kelas Pergantian posisi guru dalam kelas digunakan untuk mempertahankan perhatian murid. Biasanya setelah guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis guru kemudian mendekati siswa satu persatu untuk memberikan pengarahan tentang materi yang diajarkan. Guru tidak hanya berdiri di depan materi yang diajarkan guru tidak hanya berdiri di depan kelas tetapi duduk mendekati satu persatu siswa.

  11 Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi yang dilakukan

  peneliti, peneliti mendapat gambaran bahwa dalam proses pembelajaran, guru Fiqih disekolah tersebut menerapkan berbagai variasi gaya mengajar diantaranya: variasi suara, penekanan, pemberian waktu dan kesenyapan, kontak pandang, gerak anggota badan dan mimik, pergantian posisi guru dalam kelas.

  

2. Data tentang proses variasi gaya mengajar guru dalam

meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016.

  Proses adalah kegiatan berubahnya sesuatu menjadi yang lain. Sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungya proses disebut input dan sesuatu yang dari hasil proses disebut output. Dalam proses pembelajaran terdapat 3 tahap yaitu :

  a. Perencanaan Proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik jika sebelumnya telah membuat perencanaan. Pengetahuan guru tentang kurikulum mutlak dilakukan, karena kurikulum adalah acuan dasar dalam proses pembelajaran. Guru yang mengajar tanpa berpedoman pada kurikulum dan tanpa membuat persiapan, tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Termasuk kurikulum didalamnya yaitu membuat RPP. Guru fiqih dalam mengajar siswa telah berpedoman pada RPP.

  a. Kegiatan awal (apersepsi) 1. Mengucap Salam .

  2. Kemudian guru menyuruh anak memimpin doa kepada ketua kelas. 11 Observasi dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 1 Desember 2015

  3. Absensi

  b. Pelaksanaan Agar pelaksanaan pembelajaran Fiqih dapat terlaksana dengan baik, maka pihak Madrasah Ibtidaiyah Datuk Singaraja sudah menyusun jadwal. Adapun jadwal mata pelajaran Fiqih untuk siswa kelas I-VI adalah sebagai berikut:

  2015 13

  2B 09.50 – 11.00

  2A 09.50 – 11.00 Selasa

  1B 08.25 – 09.50 Rabu

  1A 07.15 – 08.25 Senin

  13 Senin

  Jadwal pelajaran

  12

  4. Menanyakan keadaan siswa 5. Mengingat kembali pelajaran yang kemarin.

  3. Salam

  2. Guru mengakhiri pelajaran dan mengajak siswa berdoa bersama-sama

  1. Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan kemudian memberi tugas (PR) kepada peserta didik

  c. Kegiatan penutup

  2. Siswa mendengarkan dan perhatikan apa yang diajarkan/sampaikan.

  1. Guru menyampaikan materi yang diajarkan pada peserta didik sehingga terjadi interaksi antara guru dan peserta didik baik berupa pertanyaan maupun penugasan .

  b. Kegiatan inti

12 Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November

  Selasa

  3A 08.25 – 09.50 Selasa

  3B 07.15 – 08.25 Selasa 4 11.00 – 12.35

  Rabu 5 07.15 – 09.50 Sabtu 6 09.50 – 12.35

  Berikut proses pelaksanaan variasi gaya mengajar dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa.

  1. Penambahan alokasi waktu : penambahan pertemuan dari satu kali menjadi dua kali pertemua (35-70 menit).

  2. Waktu pelaksanaan diperbanyak : dalam pelaksanaan asal mula 1 minggu 1 kali ditambah 2 kali dalam satu minggu yaitu pada pagi hari jam 06.30 sampai jam 07.00. kemudian pada jam pelajaran praktek fiqih tersebut.

  3. Kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran praktek : siswa aktif dalam mengikuti kegiatan praktek baik sebelum pelajaran di mulai maupun pada saat jam praktek.

  4. Peran guru dalam membimbing, membina siswa-siswi pada kegiatan melaksanakan praktek.

  5. Pengelompokan peserta didik : dari kelompok besar kemudian kelompok kecil berisi 4-5 siswa, individu.

  6. Ketersediaan alat peraga seperti : proyektor, laptop, dan praktek.

  7. Peran orang tua dan lingkungan : pemberitauan dari sekolah kepada orang tua siswa.

  8. Tata tertib mengikuti pembelajaran praktek diantaranya : siswa diwajibkan membawa peralatan untuk praktek (peci, sajadah dan

  14 mukenah).

  Kita sebagai orang islam yang taqwa terhadap Allah harus melaksanakan perintah Allah, salah satunya sholat wajib atau sunnah. Hari ini siswa-siswi kita akan mempraktekan sholat dhuhur, shalat dhuhur dilakukan pukul 12.00. Dengan jumlah 4 rakaat, Kemudian anak-anak diajak masuk ke mushola kemudian disuruh berbaris, yang putra di depan terus yang putri dibelakang sesuai arahan guru.

  Pada proses melaksanakan praktek sholat dhuhur pertama, dilakukan secara kelompok besar, kedua dilakukan kelompok kecil berisi 4-5 siswa, ketiga dilakukan secara individual. Setelah diadakan praktek guru mengadakan pengamatan tentunya masih ada yang belum bisa. Tentunya pada saat praktek masih ada yang belum bisa melakukan gerakan rukuk yang benar, bacaan kurang lancar, dan pembacaan takhiyat atau tasyahud di akhir. Setelah diadakan praktek pastinya ada kekuranga bagi anak, bagi anak yang belum bisa diadakan pengulangan paktek kembali pada pertemuan

  15 selanjutnya.

  Dari pengamatan penelitian ketikan mengikuti pelajaran di kelas mendapatkan data bahwa gaya mengajar mata pelajaran Fiqih dalam proses pembelajaran meliputi: apersepsi, kegiatan inti, dan penutup. sangat bervariasi sekali setelah melihat berbagai aspek yang dimiliki guru dalam hal ini adalah yang mengajar mapel memiliki kompetensi yang menunjukkan performace/perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu didalam melakukan

  

16

14 tugas-tugas kependidikan.

  Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November 2015 15 16 Observasi dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 1 Desember 2015

  Adapun metode pengajaran digunakan oleh guru dalam mengajar tersebut. metode tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam memahami dan menghayati meteri pelajaran. Hal ini sebagaimana dikatakan guru Fiqih bahwa:

  Metode pengajaran yang digunakan yaitu metode ceramah, tanyah jawab, hafalan, penugasan dan praktek. Kalau hafalanya biasanya surat-surat pendek Alquran misal surat AlFatikhah dan surat anNaas. Kalau praktek itu ada seperti praktek, shalat, wudhu,

  17 azdan dan iqomah.

  Media juga memilki peran penting dalam proses pembelajaran. media tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam memahami dan menghayati materi pelajaran. Hal ini sebagaimana dikatakan

  18 guru Fiqih bahwa: mengunakan Proyektor, laptop, praktek.

  Dalam proses belajar mengajar dengan mengunakan variasi gaya mengajar terdapat beberapa kelemahan dan kelebihan diantaranya : a. Kelebihan : Pembelajaran lebih menarik, Suasana di kelas menjadi hidup, Materi pembelajaran mudah diserap oleh siswa, Dapat langsung mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

  b. Kekurangan : Alat peraga belum/tidak memadai, Alokasi waktu

  19

  yang kurang mencukupi Jadi dalam setiap proses pembelajaran guru selalu melalui 3 tahap yakni pra-pertemuan, kegiatan inti, dan pasca pertemuan

  (penutup). Begitu halnya di MI Datuk Singaraja Kerso bahwa variasi gaya mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran melalui 3 tahapan yaitu: pra-pertemuan, kegiatan inti, dan penutup

  17 Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November 2015 18 Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November 2015 19 Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November

3. Data hasil variasi gaya mengajar guru dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016.

  Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk mengetahui hasil belajar siswa, tentunya dibutuhkan proses evaluasi atau penilaian yang demikian rupa agar dapat dilihat sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mencapai target kompetensi dasar yang telah ditetapkan pada setiap pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

  Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa: hasil dari penerapan variasi gaya mengajar guru pada ranah psikomotorik mencapai hasil yang rata-rata 90% dengan indikator melampui kriteria

  20 KKM, (khususnya pada kelas 6).

  Evaluasi pembelajaran sangat penting karena sebagai hasil dari pembelajaran. dalam pembelajaran guru Fiqih melakukan evaluasi secara tertulis, lesan dan praktek. Dimana adanya evaluasi tertulis, lesan, dan praktek agar aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat tercapai dengan baik.

  Yang pertama Ranah kognitif. kemampuan kognitif yang telah dicapai oleh anak dapat dilihat dari hasil-hasil ulangan mereka, baik ulangan tertulis, lisan maupun praktek, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.

  a. Cara tertuis

  1. Tahap ulangan harian Ulangan harian dilakukakan guru mapel dua minggu sekali.

  Bentuk ulangan harian biasanya diambilkan dari soal buku LKS. .

  2. Tahap ulangan tengah semester.

  Ulangan tengah semester dilakukan enam bulan sekali ulangan tengan semester biasanya lebih formal dan lebih serius dari pada ulangan harian. Bentuk soalnya pun lebih formal yaitu diketik 20 dalam lembar soal berkop sekolah.

  Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November

  3. Tahap ulangan akhir semester Dilakukan setiap satu tahun sekali di akhir tahun ajaran. Ulangan semester adalah ulangan yang yang formal dan paling serius. bentuk soalnya juga formal.

  b. Cara lisan Evaluasi secara lisan mata pelajaran fiqih dilakukan secara berkala.

  Guru mapel fiqih melakukan ulangan lisan dengan cara menyuruh siswa untuk menghafal surat pendek dalam Alqur,an melafalkan huruf-huruf Hijaiyah, hafalan rukun iman dan islam, dan lain-lain yang berkenaan dengan materi pelajaran Fiqih.

  c. Cara praktek Evaluasi praktek mapel dilakukan hanya untuk kelas IV setiap satu tahun sekali di akhir tahun ajaran sebagai syarat ujian praktek sekolah. Evaluasi praktek meliputi : praktek sholat, wudhu dan bersuci.

  Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap, nilai- nilai, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. Guru mapel fiqih menilai kemampuan afektif yang telah dicapai oleh siswa dapat dilihat dari segi sikap keseharian mereka dikelas ketika dajar oleh guru fiqih.

  Ranah psikomotorik, yang berkaitan dengan ktrampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Ketrampilan yang bersifat manual atau motorik ini salah satunya dapat dilihat dari ketrampilan membaca, menulis, dan memahami materi Fiqih. Dengan dilatihnya anak secara berulang-ulang untuk membaca, menulis dan memehami materi Fiqih, maka lama - kelamaan siswa pun terbiasa melakukan

  21 hal tersebut yang pada akhirnya akan menjadi sebuah ketrampilan.

  Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi yang dilakukan 21 peneliti, peneliti mendapat gambaran bahwa dalam hasil variasi gaya

  Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November mengajar guru dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik melalui praktek ibadah /praktek shalat rata-rata 90% dengan indikator melampui kriteria KKM (khususnya pada kelas 6).

C. Analisis Data

  Data yang telah diperoleh penulis di lapangan tentang variasi gaya mengajar guru dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada pembelajaran Fiqih, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif untuk memperoleh kejelasan mengenai objek yang diteliti.

1. Analisis tentang variasi gaya mengajar guru dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016

  Variasi gaya mengajar adalah suatu kegiatan dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid sehingga, dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa

  22 menunjukkan ketekunan, antusias, serta partisipasi.

  Sebagaimana pernyatan bapak kepala juga di perkuat oleh bapak Zamroni bahwa:

  Variasi gaya mengajar merupakan ketrampilan yang harus dikuasai oleh guru akan membuat suasana belajar dinamis hidup dan meningkatkan komunikasi yang baik antara siswa dengan guru. Di samping itu variasi gaya mengajar juga bisa menjadi respon yang positif terhadap proses penerimaan pelajaran yang sedang

  23 berlangsung.

  Variasi mengajar pada dasarnya meliputi variasi suara, gerakan, angota badan, perpindahan posisi badan.

  Di dalam pembelajaran Fiqih di MI datuk Singaraja Kerso dalam mengajar cukup bervariasi agar siswa tidak jenuh dan bosan mengikuti 22 pelajarn Fiqih. Dengan mengunakan variasi mengajar guru berusaha

  M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, 23 hlm.84 meningkatkan komunikasi antara guru dengan siswa dan juga

  24 meningkatkan motivasi belajar siswa .

  Kadang gurunya memakai sistem ceramah terlebih dahulu kadang siswa untuk belajar disuruh aktif untuk belajar sendiri, setelah selesai siswa disuruh tanya jawab pada guru mata pelajaran yang yang telah dipelajari kemudian guru menjelaskan apa yang belum mereka pahami

  25 dan memberikan kesimpulan agar siswa menjadi lebih paham.

  Variasi suara juga penting dengan mengunakan bahasa baku dalam menympaikan materi supaya mudah dipahami siswa sehingga proses belajar mengajarnya berjalan dengan efisien menarik dan tidak formal. Untuk mengfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting

  26 atau aspek kunci dapat memberikan penekanana secara verbal.

  Dengan mengunakan penekanan, siswa dapat menangkap pelajaran yang diajari badan didukung dengan mimik wajah, gerakan tangan pengunaan alat peraga atau gerakan angota badan tubuh lainya yang membuat dukungan dalam penyampain materi.

  Pemberian waktu sangat penting untuk memberikan perhatian siswa agar memberikan kepahaman siswa guru jangan terlalu cepat dalam pemberian waktu jeda. apabila tidak digunakan semestinya akan menimbulkan aktivitas lain yang tidak perlu.

  Kontak pandang dalam memberikan perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran guru dapat membantu siswa dengan mengunakan matanya untuk menyampaikan materi dan dengan pandanganya dapat menarik perhatian siswa.

  Gerak badan merupakan bagian penting dalam komuniaksi dengan gerak badan angota badan dan mimik wajah tersebut harus sesuai

24 Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November

  2015 25 Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November 2015 26 dengan pembawaan guru sendiri tujuan yang ingin disampikan, secara latar belakang sosial budaya daerah tersebut.

  Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dalam membantu menarik perhatian siswa dapat meningkatkan kepribadian guru ada kalanya karena tujuanya tertentu guru berjalan-jalan di antara siswa untuk melihat siswa sedang bekerja disaat lain guru mungkin berdiam agak lama di satu tempat membantu siswa yang mendapat kesukaran.

  Setiap siswa memiliki indra yang tidak sama. jenis media yang satu dengan yang lainya mengharuskan siswa menyesuaikan alat indra sehingga dapat mempertinggi perhatianya karena setiap siswa mempunyai perbedaan kemampuan dalam mengunakan alat indra.

  Alat dan media pengajaran merupakan faktor penting dalam pembelajaran konsep yang sukar dan membosankan untuk disimak menjadi menarik jika disajikan dengan pengunaan media dan alat yang

  27 tepat.

  Pengunaaan media yang menggunakan Proyektor, laptop, praktek,

  28

  dan alat peraga lainya. Pengunaan media tersebut sangat membantu kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak merasa jenuh dan tetap antusias mengikuti mata pelajaran. Ada juga yang mengunakan buku paket kemudian guru menjelaskan materi yang diajarkan sedangkan guru mengunakan menggunakan proyektor dan laptop. Sarana dan prasaran yang menunjang pembelajaran

  Jadi dalam proses pembelajaran, guru fiqih di sekolah menerapkan berbagi variasi gaya mengajar, variasi gaya mengajar meliputi: variasi suara, penekanan, pemberian waktu dan kesenyapan, kontak pandang, gerakan anggota badan dan mimik, pergantian posisi guru dalam kelas.

  27 28 Asyhar Arsyad, Media Pembelajaran, PT Raja Grafindo, Jakarta, 2000. Hlm.16.

  Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November

2. Analisis tentang proses variasi gaya mengajar guru dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016.

  Sebagaiman telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya bahwa proses pembelajaran khususnya pembelajaran Fiqih seorang guru mengunakan gaya mengajar yang dimiliki dalam setiap pembelajaran agar proses pembelajaran tidak kaku dan berjalan dengan lancar.

  Guru mengajar merupakan suatu hal yang sangat penting pada diri seorang guru. Dikatakan penting sebab dengan gaya mengajar guru akan lebih mampu mencitakan suasana belajar yang tertib, kondusif sehingga diperoleh mutu pendidikan yang meningkat. Selain itu dengan adanya gaya mengajar bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa senantiasa

  29 menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan secara aktif.

  Efektivitas penerapan gaya mengajar dalam interaksi siswa pada mata pelajaran fiqih dapat dilihat dari penerapan gaya mengajar yang disesuaikan dengan komponen-komponen yang ada pada setiap pembelajaran. Komponen-komponen meliputi : materi, sistem dan teknik pembelajaran, pola kegiatan belajar mengajar, metode dan evaluasi dengan tujuan pembelajaran yang diterapkan.

  Mengajar merupakan kegiatan guru mengelola pembelajaran yang mencakup beberapa tahapan yaitu: pra- pertemuan/pembelajaran (kegiatan awal/apersepsi), selama pertemuan berlansung (kegiatan

  30 inti), dan pasca pertemuan (penutup).

  Apersepsi/kegiatan awal merupakan kegiatan awal dalam proses pembelajaran sebelum memasuki kegiatan inti. Apersepsi 29 dilakukan guru kerang lebih 5-10 menit sebelum guru menyampaikan

  

JJ. Hasibun dan Modjieno, Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2009,Hlm. 64 30 E.Mulyana .Kurikulum Berbasis Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003,

  materi kepada peserta didik. Agar apersepsi belajar sesuai dengan harapan guru, maka diperlukan pengaturan dan ketetapan perilaku/keputusan dalam berinteraksi dengan peserta didik. Dari hasil wawancara dengan informan peneliti memperoleh beberapa data yang berkaita dengan apersepsi. Secara lebih lanjut mengenai apersepsi yang dilakukan guru MI Datuk Singaraja Kerso akan penulis paparkan sebagai berikut: Apersepsi, Mengucap Salam, guru menyuruh anak memimpin doa kepada ketua kelas, Absensi, Menanayakan keadaan

  31 siswa, Mengingat kembali pelajaran yang kemarin.

  Kegiatan inti merupakan langkah selanjutnya setelah melakukan apersepsi. Dalam kegiatan ini guru memberikan materi kepada peserta didik sesuai dengan rancangan penganjaran yang telah dipersiapkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh bapak Zamroni berikut ini: mengenai materi yang disampaikan kepada peserta didik semua itu ada rambu-rambunya yaitu lewat kurikulum dan buku-buku kajian yang telah ada. Di dalam kegiatan inti, guru dituntuk untuk menciptakan proses pembelajaran yang tetap hidup, tenang dan menyenangkan. Hal tersebut juga tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam dalam menciptan lingkungan yang

  32 kondusif.

  Pada umunya dalam pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan penutup. Sama halnya dengan apersepsi, penutup juga mempunyai kegunaan, terutama melihat keberhasilan pembelajaran.

  1. Untuk mengetahui tingkat penugasan pserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok.

  2. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum 31 dikuasai.

  Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November 2015 32

  3. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remidial, dan peserta didik yang perlu mengikuti pengayaan, serta serta untuk mengatahui tingkat kesulitan belajar.

  4. Sebagai acuan untuk perbaikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan baik terhadap perencanaan, pelaksanaan

  33 maupun evaluasi.

  Di dalam penutup bapak Zamroni melakukan tes tanya jawab seputar pelajaran yang diberikan tadi/bila dianggap penting para guru memberikan pekerjaan rumah/catatan tanya jawab yang harus dijawab oleh peserta didik. Kemudian sebagai penutup tindak lanjut yaitu disimpulkan semua pelajaran yang dilakukan kemudian memberikan

  34

  testing lisan dan tertulis/PR. Dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pada pada peserta didik. Kegiatan tersebut meningkatkan guru untuk mengenai siswa yang campak, lambat bekerja dan sering mengalami kesulitan dengan demikian guru akan lebih mudah memberikan bantuan yang lebih cepat dan tepat sasaran kepada peserta didik.

  Setiap bentuk pembelajaran, pastinya memilki fungsi dan tujuan tertentu, demikian juga pembelajaran psikomotorik. Fungsi utama psikomotorik adalah (skill) ketrampilan, kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu.

  Ranah psikomotorik adalah ranah yang berhubungan ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan, yakni:

  a. gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan yang tidak sadar),

  b. ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar,

  c. kemampuan perseptual, temasuk di dalamnya membedakan visual, 33 auditif, motoris dan lain-lain, 34 Ibid. hlm. 102-103

  Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November d. kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketetapan, e. gerakan-gerakan skill, mulai dari yang sederhana sampai pada ketrampilan yang kompleks, f. kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive

  35 seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

  Oleh karena itu, agar ranah psikomotorik pada pembelajaran fiqih tercapai dengan baik, maka perlu adanya praktek secara teratur melalui pembelajaran yang telah dilaksanakan.

  Jadi dalam setiap proses pembelajaran guru selalu melalui 3 tahap yakni pra-pertemuan, kegiatan inti, dan pasca pertemuan (penutup). Begitu halnya di MI Datuk Singaraja Kerso bahwa variasi gaya mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran melalui 3 tahapan yaitu: pra-pertemuan, kegiatan inti, dan penutup.

3. Analisis hasil variasi gaya mengajar guru dalam meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih di MI Datuk Singaraja Kerso Kedung Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016

  Evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untik menilai keputusan-

  36 keputusan yang dibuat dalam merancangan suatu sistem pengajaran.

  Ranah psikomotorik adalah ranah yang berhubungan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang

  37

  menerima pengalaman belajar tertentu Sebagaimana penuturan bapak Zamroni bahwa: hasil dari 35 penerapan variasi gaya mengajar guru pada ranah psikomotorik

  Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012, hlm.31 36 Oemar Hamalik, Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bumi Akasara, jakarta, hlm. 211 37 Anas Sudjiono, Pengantar Evalusi Pendidikan , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,

  mencapai hasil yang rata-rata 90% dengan indikator melampui kriteria

  38 KKM, (khususnya pada kelas 6).

  Penilaian juga menjadi prinsip pendidik dalam melihat perkembangan peserta didik melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran berlansung dalam memahami dan mengahayati isi materi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik sekolah maupun dirumah.

  Maka kesimpulan yang diambil dari data yang peroleh yaitu bahwa semua unsur pembelajaran dan materi Fiqih sebagai bahan untuk mengasah tingkat kemandirian belajar peserta didik supaya dapat lebih aktif dan kreatif di dorong dengan motif menguasai kompetensi baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotorik.

38 Hasil wawancara dengan bapak Zamroni selaku guru Fiqih pada tanggal 30 November

  2015

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Inisiatif Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Kayubulan Manado. - BAB IV

0 0 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum tentang Madrasah Ibtidaiyah NU Tarsyidut Thullab Singocandi Kudus 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah NU Tarsyidut Thullab Singocandi Kudus - PENERAPAN STRATEGI PLANTED QUESTIONS (PERTA

1 3 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MA Mafatihul Akhlaq Demangan Tahunan Jepara 1. Tinjauan Historis - 07 BAB IV SKRIPSI

0 0 24

77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PEENELITIAN 1. Gambaran Umum - FILE 7 BAB IV

0 3 92

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Al-Hikmah - BAB IV NEW

0 0 18

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Lampung Barat 1. Sejarah Singkat Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Lampung Barat - Peran kepala sekolah madrasah dalam meningkatkan disiplin dan prestasi peserta didik di madrasah

0 0 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat - 13. BAB IV TESIS

0 1 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - FILE 7 BAB IV

0 0 47

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Islamiyah Gedongsari Banjarejo Blora 1. Sejarah berdirinya MTs Islamiyah Gedongsari Banjarejo Blora - FILE 7 BAB IV

0 0 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah SMP Islam Terpadu Kholiliyah Wedelan Bangsri Jepara - FILE 7 BAB IV

0 1 31