BAB II LANDASAN TEORI A. Struktur Kepemilikan saham - PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada perusahaan manufaktur go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2017) - UMBY repository

BAB II LANDASAN TEORI A. Struktur Kepemilikan saham Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan, pemilik tidak mungkin

  melaksanakan semua fungsi yang dibutuhkan dalam pengelolaan suatu perusahaan, karena keterbatasan kemampuan, waktu, dan sebagainya. Dalam kondisi yang demikian perlu menunjuk pihak lain (agen) yang profesional, untuk melaksanakan tugas mengelola kegiatan yang lebih baik.

  Menurut I Made sudana (2011:11) menyatakan struktur kepemilikan : “Merupakan pemisahan antara pemilik perusahaan dan manajer perusahaan.

  Pemilik atau pemegang saham adalah pihak yang menyertakan modal kedalam perusahaan, sedangkan manajer adalah pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi kewenangan mengambil keputusan dalam mengelola perusahaan, dengan harapan manajer bertindak sesuai dengan kepentingan pem ilik”. Pendapat lainya menurut Mei Yuniati dkk (2016), menyatakan bahwa :

  Struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan manajemen, institusional, dan kepemilikan publik, dan struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik antara manajemen dengan

  Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa struktur kepemilikan adalah jumlah saham yang dimiliki orang dalam (insider/

  manajerial) dengan jumlah saham investor (institusional/pub lik).

  Struktur kepemilikan saham mampu mempengaruhi jalanya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya kontrol yang dimiliki oleh para pemegang saham.

  Struktur kepemilikan dapat dihitung berdasarkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham dibagi dengan seluruh jumlah saham yang ada.

  Komposisi pemegang saham terdiri dari kepemilikan pihak dalam (insider) dan kepemilikan pihak luar (outsider). Outsider dapat berupa institusi domestik, institusi asing, pemerintah, individu domestik maupun asing, insider sering disebut dengan managerial ownership atau kepemilikan manajerial.

  Menurut Jahera dan Auburn (1996) dalam saidi (2004), struktur kepemilikan (ownership structure) adalah struktur kepemilikan saham, yaitu perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insiders) dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain, struktur kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan manajemen dalam kepemilikan saham perusahaan. Dalam menjalankan kegiatanya, suatu perusahaan diwakili oleh direksi (agents) yang ditunjuk oleh para pemegang saham (principals)

  Dalam penelitian ini terdapat dua struktur kepemilikan yang terdiri dari : 1. Kepemilikan Manajerial

  Kepemilikan manajerial (managerial ownership) adalah suatu kondisi di mana manajer mengambil bagian dalam struktur modal perusahaan atau dengan kata lain manajer berperan ganda sebagai manajer sekaligus pemegang saham di perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini dipresentasikan oleh besarnya persentase kepemilikan oleh manajer.

  Teori struktur kepemilikan Jensen dan Meckling (1976) mengisyaratkan bahwa ada hubungan positif antara manajer (α) dengan nilai perusahaan. masalah agensi akan sangat berkurang dengan sendirinya karena manajer akan dicatat kinerjanya oleh pasar, baik manajer yang ada dalam perusahaan maupun berasal dari luar perusahaan. Sujoko dan Soebiantoro (2007) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial akan mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerjanya, karena mereka ikut memiliki perusahaan.

  Kepemilikan manajemen adalah proporsi pemegang saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen akan menjadikan nilai perusahaan meningkat karena manajemen melaksanakan dan selalu mengawasi perkembangan perusahaan sekaligus memperhitungkan kebijakan yang terbaik.

  Semakin besar kepemilikan saham oleh manajerial, maka manajerial akan bekerja lebih proaktif dalam mewujudkan kepentingan pemegang saham dan akan meningkatkan kepercayaan, kemudian nilai perusahaan akan naik.

2. Kepemilikan Institusional

  Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham. Pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.

  Kepemilikan institusional berperan sebagai monitoring agent yang melakukan pengawasan optimal terhadap perilaku manajemen di dalam menjalankan perannya mengelola perusahaan.

  Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi agency conflict. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat dilakukan oleh pihak eksternal terhadap perusahaan sehingga agency

  conflict yang terjadi di dalam perusahaan akan semakin berkurang dan nilai perusahaan akan semakin meningkat.

B. Nilai Perusahaan

  Nilai perusahaan (firm value) merupakan konsep yang penting bagi investor, karena nilai perusahaan merupakan indikator penting bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan publik ditentukan oleh harga pasar saham (Walsh, 2004: 144). Harga pasar mencerminkan potensi perusahaan dimasa datang atau penilaian investor secara keseluruhan atas ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan tertentu. Apabila harga pasar saham berbeda dibawah nilai bukunya, maka investor memandang bahwa perusahaan tersebut tidak cukup potensial (Prastowo dan Julianty, 2005: 106).

  Nilai perusahaan pada umumnya dapat diukur dari beberapa aspek, salah satunya adalah ukuran nilai pasar saham yaitu dengan Price to Book Value

  Ratio (PBV). Rasio ini mengukur nilai perusahaan yang diberikan pasar

  keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999: 92). Dengan kata lain, rasio ini menunjukan seberapa jauh suatu perusahaan relatif terhadap terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.

  Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007) nilai perusahaan merupakan dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan dimasa mendatang. Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan (clossing price), dan merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar.

  Pengukuran nilai perusahaan menurut Weston dan Copelen (2001) rasio penilaian perusahaan terdiri dari :

1. Price to Book Value (PBV)

  Nilai buku per lembar saham biasa mengindikasikan jumlah ekuitas pemegang saham yang berkaitan dengan masing-masing lembar saham umum yang beredar (Prastowo dan Julianty, 2005: 105). Dengan kata lain, nilai buku dihitung dengan hasil bagi antara ekuitas pemegang saham biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar. Nilai buku dari ekuitas sendiri merupakan perbedaan antara nilai buku asset dan nilai buku liability.

  Pengukuran nilai buku asset pada umumnya dinyatakan melalui nilai asset pada saat dibeli dikurangi depresiasi dari usia/umur ekonomis asset tersebut. Sedangkan nilai buku dari nilai liability adalah kewajiban- kewajiban yang herus dilakukan perusahaan pada saat penilaian. Sedangkan jumlah saham biasa yang beredar merupakan jumlah saham yang diterbitkan perusahaan pada periode tertentu. Nilai perusahaan dapat dihitung dengan price book value, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

  Harga Penutupan Saham PBV = x 100%

  Nilai Buku Lembar Saham 2.

   Price Earning Ratio (PER)

  Menurut Tandelilin (2007) PER adalah perbandingan antara harga saham perusahaan dengan earning per sharedalam saham. PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk tumbuh, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. PER dapat dihitung dengan rumus :

  Harga pasar perlembar saham PER = x 100%

  Laba perlembar saham C.

  Penelitian Terdahulu Pertambahan nilai bagi perusahaan dipengaruhi secara positif oleh struktur kepemilikan, kibijakan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan manajemen laba (Wilopo dan Mayangsari 2002 :104). Secara intuatif kondisi ini menunjukan nilai perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu struktur kepemilikan. Menurut Wilopo dan Mayangsri (2002: 107), dengan struktur kepemilikan yang terkonsensentrasi pada pihak tertentu malah berdampak positif bagi perusahaan. Hasil penelitian ini menepis anggapan bahwa struktur kepemilikan oleh kekeluargaan, yaitu pemilik dan Meckling (1976: 86), kepemilikan manajerial dapat menyetarakan keinginan manajer dengan pemegang saham karena kepemilikan manajerial menjadikan manajer dengan pemegang saham itu sendiri. Kepemilikan manajerial memaksa manajer untuk ikut menanggung konsekuensi keuntungan atau kerugian dari tindakan mereka, berkaitan dengan kemakmuran pribadi yang tercermin pada harga saham (tindakan manajer mempengaruhi harga saham) dan risiko tidak terverifikasinya investasi mereka. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuerst dan Kang (2000), bahwa terdapat pengaruh positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Wahyudi dan Pawestri (2006), juga menyatakan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan.

  Wahyudi dan Pawestri (2006) tentang implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan dengan keputusan keuangan sebagai variabel intervening dengan sampel perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEJ tahun 2003 dan tahun 2002 sebagai komperasinya yang menemukan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  Sujoko dan Soebiantoro (2007), melakukan penelitian tentang pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, faktor internal dan faktor eksternal terhadap nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Hasil penelitiannya adalah kepemilikan institusional, suku bunga, pertumbuhan pasar, profitabilitas, dividen, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap leverage. Sementara kepemilikan manajerial, keadaan pasar modal, dan pangsa pasar relatif tidak mempunyai pengaruh terhadap leverage. Untuk kepemilikan institusional, suku bunga, pertunbuhan pasar, profitabilitas, dividen, ukuran perusahaan, pangsa pasar relative, dan leverage mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sementara kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan.

  Penelitian Endraswati (2012), tentang pengaruh struktur kepemilikan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan hutang sebagai variabel moderating pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007-2008. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 78 perusahaan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kepemilikan insider, kepemilikan institusional, kebijakan dividen dan kebijakan hutang sebagai variabel moderating secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  Sementara itu Arifin dalam Wahyudi dan Pawestri (2003) menemukan dari sampel penelitiannya terhadap perusahaan publik di Indonesia bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional memiliki agency problem yang ataupun tanpa kontrol pemegang saham. Dia menyatakan bahwa kecilnya

  agency problem pada perusahaan institusional lebih dikarenakan oleh kecilnya

  konflik antara agen dengan principal. Hal itu selaras dengan penelitian Thomsen (2008) yang menyatakan kepemilikan institusional berdampak positif terhadap nilai perusahaan.

  Hasil penelitian Selvi Sakti Tinambunan (2008) tentang struktur kepemilikan saham terhadap nilai perusahaan hasil pengujian menggunakan regresi berganda menunjukan bahwa struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dan struktur kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian atas perusahaan- perusahaan manufaktur go publik.

D. Hipotesis 1.

  Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan atau manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan proporsi kepemilikan saham oleh manajer atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajer. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan sebab kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang efektif untuk mengatasi konflik keagenan yang terjadi akibat kepentingan antara manajer dan pemilik.

  Susanti (2014) menghasilkan penelitian bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sebab dengan adanya kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka dapat menimbulkan dugaan bahwa nilai perusahaan dapat meningkat jika kepemilikan manajemen meningkat. Kepemilikan manajemen yang besar akan efektif untuk mengawasi aktivitas perusahaan. Selain itu, semakin besar kepemilikan saham oleh manajemen maka berkurang kecenderungan manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sehingga mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan. Dengan kepemilikan manajemen yang tinggi juga mengakibatkan kinerja para manajemen yang maksimal, sehingga kepemilikan saham yang dimiliki oleh dewan direksi, manajemen, manajer dapat meningkatkan mekanisme nilai perusahaan. Oleh sebab itu, hipotesis dari penelitian ini adalah : H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan

  Pemegang saham institusional biasanya berbentuk entitas seperti perbankan,asuransi, dana pensiun, reksa dana dan institusi lain. Investor institusional umumnya merupakan pemegang saham yang cukup besar karena memiliki pendanaan yang besar. Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh investor institusional yang diukur dengan persentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusional.

  Nuraina (2012) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebab kepemilikan yang tinggi membuat perusahaan melakukan pengendalian pada perusahaan. Sukirni (2012) meneliti bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif pada nilai perusahaan sebab besarnya kepemilikan institusional membuat efisien pemanfaatan aktiva perusahaan.

  Dian dan Lidyah (2014) menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Oleh sebab itu, hipotesis dari penelitian ini adalah : H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan

E. Kerangka Pikir

  Nilai perusahaan yang tinggi adalah hal yang diinginkan oleh pemilik pemegang saham. Salah satu faktor penentu nilai perusahaan yaitu struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Apriada (2013). menyatakan bahwa beberapa peneliti meyakini struktur kepemilikan saham mampu memengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan.

  Kepemilikan institusional yang tinggi akan mendorong untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial berpengaruh pada nilai perusahaan karena manajemen akan meningkatkan kinerja perusahaan karena manajemen juga ikut serta sebagai pemilik perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas maka kerangka pikir berupa:

  Gambar 2.1

  Kepemilikan Manajerial Nilai Perusahaan

  Kepemilikan Institusional

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada pada saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia)

0 7 17

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, STRUKTUR MODAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 25 1

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM DAN KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta)

0 20 1

ANALISIS STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN TINGKAT LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 5 16

Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja,leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public Indonesia : studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009

1 8 100

Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Persahaan : studi empiris pada perusahaan GO publik di Bursa Efek Indonesia

0 5 151

MANAJEMEN ASET DAN KEMAMPULABAAN PERUSAHAAN PADA PERIODE KRISIS DAN PASKA PERIODE KRISIS (Studi pada perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia) Ruhadi

0 0 7

PENGARUH PROFITABILITAS, UMUR PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada perusahaan manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

0 3 14

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH MODAL INTELEKTUAL, PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris PadaPerusahaan PerbankanYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL, PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris PadaPerusahaan PerbankanYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2011-2013) - Perbanas Institutional Repository

0 0 26