Analisis pengaruh efektifitas komponen modal kerja,leverage, umur perusahaan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang go public Indonesia : studi kasus pada perusahaan manufaktur go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009

(1)

i

PUBLIC DI INDONESIA

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009)

Diajukan Oleh :

Citra Fatimah

206081004146

MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Citra Fatimah

206081004146

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Pembimbing II

DR. Yahya Hamja, MM

Indo Yama Nasarudin, SE., MAB

NIP. 19490602 197803 1 001

NIP. 19741127 200112 1 002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

KERJA,

LEVERAGE,

UMUR

PERUSAHAAN

TERHADAP

PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI

INDONESIA.

Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama

ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Agustus 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indo Yama Nasarudin, SE., MAB

M. Arief Mufraini, LC, Msi

Ketua Sekretaris

Prof. DR. Ahmad Rodoni

Penguji Ahli


(4)

iv

KERJA,

LEVERAGE,

UMUR

PERUSAHAAN

TERHADAP

PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI

INDONESIA.

Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama

ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Desember 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Penguji I

Penguji II

DR. Yahya Hamja, MM

Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB

Penguji Ahli I

Penguji Ahli II

Prof. DR. Ahmad Rodoni

Titi Dewi Warninda, SE, MSi


(5)

v

1.

Nama

: Citra Fatimah

2.

Tempat & Tgl. Lahir

: Jakarta, 29 Maret 1989

3.

Alamat

: Mampang Prapatan xv c No. 45

Rt. 007/Rw. 006 Duren Tiga

Jakarta Selatan 12760

4.

Telepon

: 085714851423 / (021)97812564

5.

Email

: citra_fatimah89@yahoo.co.id

II.

Pendidikan

1.

SD

: MI. AL-FALAH

2.

SMP

: MTS. AL-KHAIRIYAH

3.

SMA

: MA. AL-KHAIRIYAH

4.

S1

: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III.

Latar Belakang Keluarga

1.

Ayah

: H. Ishak

2.

Tempat & Tgl. Lahir

: Jakarta, 31 Desember 1955

3.

Alamat

: Mampang Prapatan xv c No. 45

Rt. 007/Rw. 006 Duren Tiga

Jakarta Selatan 12760

4.

Telepon

: (021)7986395

5.

Ibu

: Hj. Suzanah


(6)

vi

to explain the activities in which the peak and its activity is sales activity. Effect of

season cause is the season going to affect the demand of goods and services. With

the influence of the season against this demand, then sales will fluctuate.

Fluctuations in sales will lead to differences in the amount of working capital

requirements and it is this which gave rise to variable working capital. The faster

rotation of working capital, the creditors and shareholders will assume that the level

of safety or margin of safety is higher compared to the slow turnover of working

capital. This means that lenders will be more interested in his work invest in

companies that are relatively fast rotation of working capital. The existence of

sufficient working capital, allowing companies to operate seekonomis possible so

that appropriate policy is needed in working capital. The existence of appropriate

working capital policy, will lead the business activity can be guaranteed with the

smooth so that it will encourage increased profitability, which in this case is a

Return On Investment (ROI). The problems are seen is how the company's working

capital management,

Results of hypothesis testing found that the cash turnover significant effect on

profitability. The second hypothesis inventory turnover no significantly influence a

company's ability to generate profits, and the results of testing the third hypothesis

found that firm age has no significant effect on profitability and results of

hypothesis testing the four leverage significant effect on profitability.

Keywords: Cash Turnover, Inventory Turnover, Age Company, Leverage,

Profitability (Return On Investment).


(7)

vii

kemajuan teknologi. Volume penjualan adalah faktor yang paling utama karena

perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjelaskan aktifitasnya yang mana

puncak dan aktifitasnya itu adalah aktivitas penjualan. Pengaruh Musim

penyebabnya adalah musim akan dapat mempengaruhi permintaan dari barang

ataupun jasa. Dengan adanya pengaruh musim terhadap permintaan ini, maka

penjualan akan berfluktuasi. Fluktuasi penjualan akan mengakibatkan

perbedaan-perbedaan jumlah kebutuhan modal kerja dan hal inilah yang menimbulkan adanya

modal kerja variabel. Semakin cepat perputaran modal kerja, maka kreditur dan

pemegang saham akan beranggapan bahwa tingkat keamanan atau

margin of safety

lebih tinggi dibandingkan dengan perputaran modal kerja yang lambat. Artinya

kreditur akan lebih berminat menanamkan modal kerjanya pada

perusahaan-perusahaan yang perputaran modal kerjanya relatif cepat. Adanya modal kerja yang

cukup, memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin sehingga

diperlukan kebijaksanaan yang tepat dalam modal kerja. Adanya kebijaksanaan

modal kerja yang tepat, akan menyebabkan seluruh aktivitas usaha dapat terjamin

dengan lancar sehingga akan mendorong peningkatan profitabilitas, yang dalam hal

ini adalah

Return On Investment

(ROI). Permasalahan yang dilihat adalah

bagaimana pengelolaan modal kerja perusahaan,

Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa perputaran kas berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil pengujian hipotesis kedua

perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba, dan hasil pengujian hipotesis ketiga

ditemukan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas dan hasil pengujian hipotesis keempat

leverage

berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Kata Kunci : Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Umur Perusahaan,

Leverage

,

Profitabilitas (

Return On Investment

).


(8)

viii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobil ‘alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga

sholawat dan salam selalu terlimpahkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW

sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul skripsi :

“Analisis Pengaruh Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur

Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Go Public

Di Indonesia”.

Penyusunan skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan serta bantuan yang diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabarannya untuk memberikan

bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

3.

Bapak Indo Yama Nasarudin, SE, MAB. Selaku Dosen Pembimbing II yang

sabar memberikan petunjuk dan pengarahan yang berguna bagi penulis dalam

proses penulisan skripsi ini.

4.

Seluruh Dosen dan Asisten Dosen yang telah mendidik dan mengajarkan

ilmu-ilmu yang dimilikinya. Serta seluruh Staf Akademik, Jurusan , Kasubag

Keuangan dan Perpustakaan. Ibu heni dan Ibu Ani makasih ya atas

informasinya.


(9)

ix

Meisya makasih ya telah membuat ku tersenyum setiap hari.

7.

Sahabat-sahabat ku tercinta dari MI sampai MA, Ka’ Joko, Zaki, Nazar, Dery,

Amel, Leli, Yani, Ema, dan lain-lain, Terima kasih atas semuanya yang kalian

berikan kepada ku, persahabatan ini sangat indah tidak pernah akan terlupakan.

8.

Keluarga Besar Manajemen A : Ria, Dede, Lina, Devi, Nia, Kiki, Dewi, Avri,

Epi, Ale, Sigit, Bagas, Toto, Iskandar, Faiz, Adin, Muslim, Ari, Ali, Terima

kasih semua untuk kebersamaannya selama ini.

Harapan besar dari penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis,

dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi lebih

baiknya skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 30 November 2010

Penulis


(10)

x

HALAMAN SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Perumusan Masalah ... 6

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Pengertian Modal Kerja... 9

B.

Jenis Modal Kerja ... 17

C.

Komponen Modal Kerja ... 20


(11)

xi

3.

Perputaran Piutang ... 21

4.

Perputaran Persediaan... 22

E.

Profitabilitas ... 22

F.

Umur Perusahaan ... 24

G.

Leverage ... 24

1.

Teori

Debt To Asset Ratio (Debt Ratio) ...

24

2.

Teori

Debt To Equity Ratio ...

25

3.

Teor

i Long Term Debt To Equity Ratio ...

26

H.

Penelitian Terdahulu ... 27

I.

Kerangka Pemikiran ... 31

J.

Hipotesis ... 34

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A.

Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B.

Metode Penentuan Sampel ... 35

1.

Populasi ... 35

2.

Sampel ... 35

C.

Metode Pengumpulan Data ... 37

D.

Metode Analisis Data ... 39

1.

Analisis Regresi Linier Berganda ... 39


(12)

xii

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.

Sejarah Pasar Modal ... 50

B.

Analisis Data dan Pembahasan ... 56

1.

Deskriptif Data ... 56

2.

Uji Normalitas ... 58

C.

Analisis Pengujian Modal Regresi ... 59

a.

Pengujian Asumsi Klasik ... 59

b.

Pengujian Hipotesis ... 63

c.

Pengujian Koefisien Determinasi ... 67

d.

Pengujian Analisis Regresi Berganda ... 68

D.

Interprestasi ... 69

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A.

Kesimpulan ... 71

B.

Implikasi ... 72

C.

Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

... 75


(13)

xiii

Tabel 3.1

Perusahaan Sampel Penelitian ... 37

Tabel 4.1

Descriptive Statistics Data Penelitian ... 56

Tabel 4.2

Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 59

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Multikolinearitas... 61

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Autokolerasi ... 62

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Uji F Simultan ... 64

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Uji t Parsial ... 65


(14)

xiv

Gambar 2.1

Rincian Penelitian Terdahulu... 27

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Konseptual Uji Regresi Berganda ... 33

Gambar 4.1

Hasil Pengujian Normalitas Data ... 60


(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu berputar. Misalnya untuk pembelian bahan baku, membayar upah buruh atau gaji pegawai dan lain-lain. Modal kerja itu selalu berputar selama perusahaan itu masih beroperasi. Untuk menempatkan pengelolaan modal keja dalam perspektif yang sebenarnya, sebagai alat untuk membuat keputusan di bidang keuangan, kiranya perlu diketahui terlebih dahulu definisinya. Modal kerja neto sering disingkat menjadi modal kerja saja, merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar perusahaan adalah kas dan segala sesuatu yang dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu pendek ( umumnya kurang dari satu tahun ), mencakup kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan hutang lancar perusahaan adalah semua kewajiban yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, mencakup hutang jangka pendek perusahaan.

Dalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka masalah modal kerja sangat erat hubungannya. Adanya aliran kas masuk berasal dari penjualan produk akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan


(16)

selanjutnya, dengan demikian, dana tersebut akan tetap berputar selama perusahaan masih beroperasi.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa, adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, dengan kecukupan modal kerja itu, maka perusahaan dapat terus beroperasi dan mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal.

Masalah modal kerja perlu adanya penanganan khusus, jika ada kelebihan modal, maka hal ini menimbulkan kerugian, karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan, sebaliknya, jika terjadi ketidakcukupan dalam modal kerja, hal ini merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan.

Jadi disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga, dimana seluruh investasi diharapkan kembali kedalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun.

Aktiva lancar (current assets) adalah aktiva yang pada umumnya akan menjelma menjadi uang kas dalam satu periode akuntansi atau satu tahun. Didalam penjelmaan aktiva lancar itu menjadi uang kas melewati beberapa tahap. Tahap-tahap itu tercermin dalam pos-pos neraca. Uang kas digunakan


(17)

untuk membeli bahan dasar, untuk membayar upah, biaya-biaya produksi yang lain maupun biaya-biaya umum dan administrasi. Setelah bahan dasar itu selesai diproses di dalam proses produksi maka output itu lalu disimpan sebagai persediaan barang jadi. Pada saat persediaan barang jadi itu dijual maka akan timbullah piutang (bila dijual dengan kredit) atau langsung menjadi uang kas (bila dijual tunai) piutang tersebut kemudian akan ditagih atau dikumpulkan oleh perusahaan dan kemudian proses perputaran aktiva lancar tersebut berlangsung kembali seperti semula.

Menurut Mahaldi (2003) pada perusahaan bila dilihat dari bentuknya, modal kerja memiliki 2 macam bentuk yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel.

Modal kerja permanen adalah kebutuhan minimum bagi perusahaan untuk memutarkan usahanya merupakan modal kerja permanen. Sering juga diartikan dengan jumlah kebutuhan modal kerja yang harus selalu ada dalam satu tahun. Kebutuhan tersebut adalah berupa jumlah aktiva lancar yang harus selalu ada dalam satu tahun perputaran usahanya.

Modal kerja variabel adalah kebutuhan modal kerja yang hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja dalam satu tahun perputaran usahanya. Misalnya tambahan-tambahan kebutuhan modal kerja pada saat penjualan meningkat (penjualan puncak). Pada saat-saat meningkatnya penjualan tersebut tentu saja kebutuhan juga bertambah begitu pula upah buruh. Jumlah piutang juga bertambah besar dan diperlukan dana untuk itu, Besar kecilnya kebutuhan dari kedua jenis modal kerja tersebut dapat disebabkan oleh


(18)

beberapa faktor yaitu volume penjualan, pengaruh musim, kemajuan teknologi. Volume penjualan adalah faktor yang paling utama karena perusahaan memerlukan modal kerja untuk menjelaskan aktifitasnya yang mana puncak dan aktifitasnya itu adalah aktivitas penjualan. Pengaruh Musim penyebabnya adalah musim akan dapat mempengaruhi permintaan dari barang ataupun jasa. Dengan adanya pengaruh musim terhadap permintaan ini, maka penjualan akan berfluktuasi. Fluktuasi penjualan akan mengakibatkan perbedaan-perbedaan jumlah kebutuhan modal kerja dan hal inilah yang menimbulkan adanya modal kerja variabel.

Faktor lainnya yang mempengaruhi modal kerja adalah kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi atau merubah proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih ekonomis. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah kebutuhan modal kerja. Faktor lainnya yang mempengaruhi modal kerja adalah faktor sosial, politik dan penjualan kredit.

Semakin cepat perputaran modal kerja, maka kreditur dan pemegang saham akan beranggapan bahwa tingkat keamanan atau margin of safety lebih tinggi dibandingkan dengan perputaran modal kerja yang lambat. Artinya kreditur akan lebih berminat menanamkan modal kerjanya pada perusahaan-perusahaan yang perputaran modal kerjanya relatif cepat. Adanya modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin sehingga diperlukan kebijaksanaan yang tepat dalam modal kerja. Adanya kebijaksanaan modal kerja yang tepat, akan menyebabkan seluruh aktivitas usaha dapat terjamin dengan lancar sehingga


(19)

akan mendorong peningkatan profitabilitas, yang dalam hal ini adalah Return On Investment (ROI).

Analisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate of return atau operating earning power.

Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga dapat menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan manajemen. Profitabilitas merupakan salah satu bagian yang terpenting bagi perusahaan karena disamping dapat menilai efisiensi kerja, juga merupakan alat untuk meramal laba pada masa yang akan datang dan juga merupakan alat pengendalian bagi manajemen.


(20)

Dari uraian diatas, secara teoritis terdapat hubungan yang erat antara modal kerja dengan profitabilitas perusahaan. Disini modal kerja yang efisien berarti jumlah modal kerja yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan aktivitas perusahaan tetapi jumlahnya tidaklah berlebihan atau dengan arti kata tidak ada modal kerja yang menganggur. Dengan modal kerja yang efisisen ini memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi seekonomis mungkin dan pada sisi lain perusahaan tidak mengalami kesulitan jika terjadi keadaan yang tidak diharapkan seperti terjadinya krisis keuangan di perusahaan.

Alasan yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini adalah karena adanya perbedaan data yang akan dihitung untuk mengukur perbedaan nilai waktu pada data terbaru yang diperoleh. Data saat ini yang diperoleh adalah data terbaru yakni dari tahun 2006 sampai 2009 selama empat tahun. Oleh sebab itu penulis mengangkat permasalahan modal kerja sebagai alat untuk memaksimalkan laba terhadap pada sebuah penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Indonesia.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil uraian yang telah disampaikan diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan menjadi sebagai berikut :


(21)

a. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia? b. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen

Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.

b. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan antara Efektifitas Komponen Modal Kerja, Leverage, Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan.

Dapat sebagai barometer bagi perusahaan untuk memikirkan cara agar dapat meminimalisasikan kerugian terutama kerugian yang berasal dari dalam perusahaan, dimana perusahaan harus dapat memperbaiki kinerja keuangan yang mereka hasilkan.


(22)

b. Bagi investor.

Bagi investor penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan dan acuan untuk menentukan keputusan investasi yang akan mereka lakukan terhadap salah satu perusahaan unggulan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

c. Bagi Akademisi.

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pedoman untuk diteliti lebih lanjut dikarenakan sifat dari penelitian ini adalah empiris, sehingga nilai kesempurnaannya belumlah maksimal.


(23)

9

A. Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk dapat menjalankan operasional harian perusahaan, misalnya untuk pembayaran upah buruh, gaji pegawai, membayar persekot pembelian persediaan, dan sebagainya. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu.

Menurut Kasmir ( 2010 : 210) Modal kerja adalah sebagai modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Atau dengan kata lain modal kerja merupakan investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas bank, surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainya. Biasanya modal kerja digunakan untuk beberapa kali kegiatan dalam satu periode.

Modal kerja dibedakan menjadi dua macam, yakni modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital) (Mardiyanto, 2009 : 98).


(24)

Sjahrial (2007) mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) konsep modal kerja yang kita kenal, yaitu:

1. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto:

Menurut konsep ini modal kerja adalah seluruh jumlah aktiva lancar. Berarti jumlah kas/bank + efek yang bisa diperjual belikan + piutang + persediaan.

2. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto:

Menurut konsep ini modal kerja adalah selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah Utang lancar.

3. Konsep Fungsional:

Menurut konsep ini modal kerja adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Konsep Kuantitatif atau modal kerja bruto (gross working capital) adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar perusahaan. Konsep Kualitatif atau modal kerja bersih (net working capital) adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, atau dengan kata lain modal kerja menurut konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Konsep fungsional adalah fungsional mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilakan pendapatan (income), yang terdiri dari modal kerja dan modal kerja potensial. Modal kerja adalah besarnya dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan pendapatan tahun berjalan


(25)

(current income). Sedangkan modal kerja potensial adalah dana yang digunakan dalam periode akuntansi tertentu yang tidak seluruhnya menghasilkan pendapatan, misalnya ditanamkan dalam obligasi akan menghasilkan current income dalam bentuk bunga obligasi (coupon).

Perusahaan yang bergerak di bidang apapun baik itu perusahan jasa maupun perusahaan produksi selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan usahanya, dengan harapan dana yang telah dikeluarkan dapat kembali masuk ke dalam perusahaan dalam jangka yang relatif pendek. Pengertian modal dalam perusahaan belum terdapat suatu kesatuan pendapat diantara para ahli ekonomi. Untuk melihat pengertian modal itu, maka penulis mengemukakan pendapat dari beberapa ahli ekonomi yang memberikan defenisi dari modal.

Menurut Lukas Setia Atmaja (2003 : 19) mendefinisikan modal sebagai “Dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari item-item yang ada di sisi kanan suatu neraca, yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan”.

Kemudian Agnes Sawir (2005: 129) menyebutkan bahwa “Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.

Munawir (2004: 116)menyebutkan “modal kerja berarti net working capital atau kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar, sedang untuk modal kerja sebagai aktiva lancar digunakan istilah modal kerja bruto (gross working capital)”.

Mengenai pengertian modal kerja kemudian Riyanto (2001: 57)dapat dikemukakan adanya beberapa konsep yaitu:


(26)

1. Konsep Kuantitatif, mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar di mana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam didalamnya akan bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).

2. Konsep Kualitatif, apabila pada konsep kuantitatif modal kerja itu hanya dikaitkan dengan besarnya jumlah aktiva lancar saja, maka pada konsep kualitatif ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dilakukan, dimana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membiayai operasinya dalam menjaga likuiditas perusahaan. Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).

3. Konsep Fungsionil, konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk


(27)

menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income.

Modal kerja merupakan suatu hal mutlak harus ada dalam suatu perusahaan untuk dapat menjalankan kegiatan operasinya sehari-hari. Misalnya untuk pembelian bahan baku, membayar upah buruh atau gaji pegawai dan lain-lain. Modal kerja itu selalu berputar selama perusahaan itu masih beroperasi.

Untuk menempatkan pengelolaan modal keja dalam perspektif yang sebenarnya, sebagai alat untuk membuat keputusan di bidang keuangan, kiranya perlu diketahui terlebih dahulu definisinya. Modal kerja neto sering disingkat menjadi modal kerja saja, merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Aktiva lancar perusahaan adalah kas dan segala sesuatu yang dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu pendek ( umumnya kurang dari satu tahun ), mencakup kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Sedangkan hutang lancar perusahaan adalah semua kewajiban yang akan jatuh tempo dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, mencakup hutang jangka pendek perusahaan.

Dalam pelaksanaan operasi perusahaan, maka masalah modal kerja sangat erat hubungannya. Adanya aliran kas masuk berasal dari penjualan produk akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi perusahaan


(28)

selanjutnya, dengan demikian, dana tersebut akan tetap berputar selama perusahaan masih beroperasi.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa, adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, dengan kecukupan modal kerja itu, maka perusahaan dapat terus beroperasi dan mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal.

Masalah modal kerja perlu adanya penanganan khusus, jika ada kelebihan modal, maka hal ini menimbulkan kerugian, karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan, sebaliknya, jika terjadi ketidakcukupan dalam modal kerja, hal ini merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Masalah modal kerja merupakan masalah yang tiada akhir. Selama perusahaan masih beroperasi, modal selalu diperlukan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari serta untuk menjaga kontinuitas perusahaan. Jadi disimpulkan bahwa modal kerja adalah seluruh investasi perusahaan ke dalam aktiva lancar yang meliputi persediaan, piutang, kas, dan surat-surat berharga, dimana seluruh investasi diharapkan kembali kedalam perusahaan dalam waktu paling lama satu tahun.

Menurut Indriyo (2002:35), modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari– hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Modal yang dimaksud adalah modal kerja netto (aktiva lancar) perusahaan. Dalam melakukan operasional perusahaan diperlukan adanya modal kerja.


(29)

Pengertian modal kerja akan menjadi lebih jelas jika ditinjau dari konsep–konsep yang mendasarinya. Dalam membahas modal kerja ada tiga konsep yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur–unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu singkat. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur–unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu singkat.

Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Sering disebut dengan modal kerja bruto (grossworking capital).

2. Konsep Kualitatif

Konsep ini mempertimbangkan dua kepentingan perusahaan yang terdiri dari pembiayaan perusahaan yang terdiri dari pembiayaan operasional sehari–hari dan pemenuhan kewajiban dari pihak luar (kreditur). Konsep ini mengaitkan jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan aktiva


(30)

lancar diatas utang lancar. Sering disebut dengan modal kerja netto (net working capital).

3. Konsep Fungsional

Menurut G. Kartasapoetra (2000:45) yaitu pengertian modal itu bukan dalam bentuk uang atau barang saja. Dalam pengertian klasik modal diartikan sebagai produksi yang digunakan untuk memprodusir lebih lanjut. kemudian berkembang menjadi pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal.

Pengertian dari Lawrence J. Gitman diatas diartikan bahwa aktiva lancar biasa disebut modal kerja, menunjukan keadaan investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam suatu perusahaan. Hal ini sama halnya dengan yang dijelaskan olehMuslich (2003:143), sebagai berikut:

“Modal kerja menunjukan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar klaim atas perusahaan yang diwakili oleh utang lancar”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa, adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan, dengan kecukupan modal kerja itu, maka perusahaan dapat terus beroperasi dan mencapai tujuan perusahaan yaitu laba maksimal.

Masalah modal kerja perlu adanya penanganan khusus, jika ada kelebihan modal, maka hal ini menimbulkan kerugian, karena adanya


(31)

kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan, sebaliknya, jika terjadi ketidakcukupan dalam modal kerja, hal ini merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

B. Jenis Modal Kerja

Jenis-jenis modal kerja menurut Agnes Sawir (2003:132) digolongkan menjadi :

a. Modal kerja permanen (permanent working capital) Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, dengan kata lain modal kerja yang secara terus- menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.

b. Modal kerja permanen dapat dibedakan menjadi :

1. Modal kerja primer (primary working capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

2. Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal. Pengertian normal adalah dalam artian yang dinamis.

c. Modal kerja variabel (variable working capital)

Modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal ini dibedakan menjadi :

1. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musiman.


(32)

2. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya barubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

3. Modal kerja darurat (emergency working capital ) yaitu modal kerja yang berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya, seperti pemogokan buruh, banjir dan perubahan keadaan ekonomi yang mendadak.

Menurut Sjahrial (2007) Ada beberapa jenis modal kerja, yaitu: Modal kerja permanen (permanen working capital) yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya atau dengan kata lain modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanen working capital dapat dibedakan yaitu:

Modal kerja primer (primary working capital) yaitu modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

Modal kerja normal (normal working capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Terdiri dari:

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim. Contoh: modal kerja yang dipergunakan untuk dapat menjalankan pabrik gula. Pada saat panen tebu maka dibutuhkan modal kerja yang cukup besar, sedangkan pada saat tidak ada tebu modal kerja yang dibutuhkan hanya untuk biaya-biaya tetap saja seperti untuk gaji karyawan, biaya listrik karena tidak ada produksi.


(33)

Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur. Jumlah modal kerja berberubah-ubah-berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian. Pada keadaan perekonomian baik maka kebutuhan modal kerja akan meningkat, sebaliknya pada keadaan perekonomian buruk kebutuhan modal kerja akan menurun.

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya. Misalnya: adanya pemogokan buruh, adanya banjir, adanya perubahan peraturan ekonomi yang mendadak antara lain devaluasi.

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, sebaiknya dibiayai dengan modal yang seminimal mungkin. Akan tetapi agar perputaran modal perusahaan dapat ditingkatkan, perusahaaan harus mencari dana dari luar guna menutup kebutuhan modal kerja. Untuk itu perusahaan dapat menggunakan prinsip-prinsip pembelanjaan yaitu:

a. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka pendek hanya dapat digunakan untuk membiayai modal kerja.

b. Modal yang diperoleh sebagai pinjaman jangka panjang, atau jangka pendek maka terlebih dahulu terhitung jangka-jangka waktu kritisnya. c. Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam

perusahaan, selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.

Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) mulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja


(34)

sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Periode perputaran barang dagangan adalah lebih pendek daripada barang yang mengalami proses produksi.

C. Komponen Modal Kerja

Mengenai komponen modal kerja menurut Atmaja dalam bukunya manajemen keuangan (2001:365) adalah sebagai berikut:

“Modal kerja atau working capital, sering pula disebut sebagai gross working capital atau modal kerja kotor didefinisikan sebagai item-item pada aktiva lancar, yakni kas (cash), surat berharga (security), piutang (account receivable) dan persediaan (inventory)”.

Bahwa komponen modal kerja terdiri dari aktivitas lancar dan hutang lancar:

1. Kas

2. Surat berharga 3. Piutang dagang 4. Persediaan 5. Hutang lancar


(35)

D. Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi modal kerja adalah :

a. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover).

Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) (Sawir, 2001: 16) adalah sebagai berikut :

b. Rasio perputaran kas berguna untuk mengetahui sampai seberapa jauh efektifitas perusahaan dalam mengelola dana kasnya untuk menghasilkan pendapatan / penjualan (Kuswadi, 2006;136).

Perputaran kas, yaitu menunjukkan jika perputaran arus kas yang terjadi dalam perusahaan jika mengalami penurunan maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan profitabilitas yang akan diterima perusahaan. Rumus Perputaran Kas menurut Kuswadi (2006;136) adalah

c. Perputaran piutang, yaitu Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan, makin lama syarat pembayaran semakin lama dana terikat dalam piutang, semakin rendah tingkat perputaran piutang (x) diproksikan dengan Receivable Turn Over.

WCT = Penjualan Bersih X 100% Aktiva Lancar – Hutang Lancar

=

Kas Bersih Penjualan


(36)

Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang yang berputar pada suatu periode tertentu (Arifin, 2006:255).

Rumus untuk Receivable Turn Over:

d. Perputaran persediaan

Rasio ini menunjukan berapa kali persediaan dapat berputar dalam setahun (Sigiono, 2009:73). Menunjukkan berapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal, dimana semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka produksi akan berjalan dengan baik (X3) diproksikan dengan Invevtory Turn Over.

Rumus Sugiono (2009:73) Invevtory Turn Over adalah;

E. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Fauzan (2006:22).

RTO =

rata rata g Piu

Kredit Penjualan

 tan

Persediaan Persediaan Pokok

a Harg


(37)

ROI ( Return on Investment)

Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut :

Analisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Analisa ROI ini merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate of return atau operating earning power.


(38)

F. Umur Perusahaan

Umur perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi profitabilitas. Pengukuran variabel ini dengan melihat umur perusahaan yang dihitung dari perusahaan itu berdiri atau saat konsolidasi sampai saat penelitian.

G. Leverage

Rasio Leverage digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang (Halim, 2007 : 158). Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio leverage (solvabilitas) yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.

Jenis-jenis Rasio Leverage (Halim, 2007 : 158) :

Adapun jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan : 1) debt to asset ratio (debt ratio)

2) debt to equity ratio

3) long term debt to equity ratio 1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)

Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain,


(39)

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis.

Rumus :

2. Debt to Equity Ratio

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung


(40)

atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga menunjukkan kelayakan dan resiko keuangan perusahaan.

Rumus :

3. Long Term Debt to Equito Ratio (LTDtER)

LTDeER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan.


(41)

H. Peneltian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variable penelitian. Diantaranya adalah:

Tabel 2.1

Rincian Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Tahun Penelitian

Judul Variabel Penelitian

Metodologi Penelitian

Hasil Penelitian

1 Isumsu (2008) Juli 2008 sampai dengan Oktober 2008 Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Pada

Perusahaan Rokok Yang Terdaftar Bursa

Efek Indonesia

Modal Kerja Metode Deskriptif

Hasil penelitian diperoleh pengelolaan modal kerja PT Gudang Garam Tbk sangat rendah, karena terlihat dan penurunan yang terjadi setiap periodenya. PT H.M.Sampoerna memiliki pengelolaan modal kerja yang lebih baik dibandingkan PT Gudang Garam Tbk, dimana periode 2001-2002 dan periode 2002 2003 mengalami peningkatan, sedangkan pada periode 2003-2004 perusahaan mengalami penurunan. Untuk PT BAT Indonesia Tbk memiliki keadaan modal kerja hampir

sama dengan PT

H.M.Sampoerna Tbk dimana terjadi peningkatan di periode 2001-2002 dan periode 2002-2003, tapi mengalami penurunan pada periode 2003 2004. Sedangkan untuk PT Bentoel International Investama Tbk, menurut penulis memiliki pengelolaan modal kerja yang paling baik dibandingkan perusahaan yang lain, terlihat dan peningkatan modal kerja yang signifikan di periode 2003-2004 meskipun pada periode sebelumnya mengalami penurunan modal kerja.

2 Andra Ilham

(2010)

2000- 2004 Pengaruh Efektifitas Komponen Modal Variabel Dependen : ROI Regresi Berganda

1. Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa bahwa perputaran kas tidak


(42)

Kerja Terhadap Profitabilitas Pada

Perusahaan Manufaktur Yang

Go Public Di Indonesia Variabel Independen: Perputaran kas, Perputaran piutang, Perputaran Persediaan, Umur Perusahaan.

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini disebabkan oleh tidak stabilnya nilai perputaran kas yang disebabkan oleh terjadinya fluktuasi nilai penjualan perusahaan yang terjadi karena adanya faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti inflasi dan penurunan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar sehingga mengakibatkan harga produk menjadi tidak stabil. Terjadinya penurunan penjualan membuat perputaran kas yang masuk kedalam perusahaan menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua perputaran piutang titak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini disebabkan oleh terjadinya ketidakstabilan nilai penjualan yang dialami pada umumnya perusahaan sampel, yang disebabkan menurunnya daya beli masyarakat dan adanya produk subtitusi. Penurunan daya beli disebabkan karena imbas terjadinya fluktuasi inflasi dan nilai kurs. Terjadinya ketidakstabilan penjualan membuat kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit juga menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi hasil yang ditemukan dalam penelitian ini.

3. Untuk pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan


(43)

perusahaan dalam menghasilkan laba. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini disebabkan oleh terjadinya fluktuasi perputaran persediaan yang disebabkan oleh terjadinya fluktuasi nilai penjualan ketidakstabilan nilai penjualan membuat aliran dana yang bersumber dari laba perusahaan juga menjadi tidak stabil sehingga mempengaruhi hasil yang ditemukan dalam penelitian ini.

3 Hadori Yunus (2005)

1998- 2002 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Sektor Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Variabel Dependen : Gross operating income ratio Variabel independen : sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, number of days accounts receivable, number of days inventories, number of days accounts payable, cash conversion cycle Analisis korelasi pearson dan Regresi Berganda

Secara simultan financial debt ratio, fixed financial asets ratio dan number of days accounts receivable mempunyai hubungan linier yang signifikan terhadap

gross operating income. Dan variabel financial debt ratio, fixed financial assets ratio, Number of days accounts receivable berbengaruh signifikan terhadap profitabilitas

4 Morris Lamberson Financial Analysis And Working Capital Management Techniques Used By Small Manufacturers: Survey And Analysis Financial Analysis and Planning Analisis, pengolaan modal kerja

Artikel ini diringkas tanggapan dari 103 perusahaan manufaktur kecil untuk sebuah survei kuesioner mail dikirim kepada petugas keuangan dari 477 perusahaan yang terletak di wilayah selatan AS dorongan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan wawasan tentang pentingnya dan pemanfaatan analisis keuangan dan teknik-teknik pengelolaan modal kerja antara. Secara umum, penelitian menunjukkan bahwa responden menganggap


(44)

analisa keuangan dan modal kerja manajemen untuk menjadi penting dan sebagian besar perusahaan-perusahaan

pengguna berat konsep-konsep ini.

5 Zariyawati 1996-2006 Pengaruh Manajemen Modal Kerja

Terhadap Profitabilitas Dari

Perusahaan Di Malaysia

Working Capital Management,

Cash Conversion

Cycle,

Profitability and Liquidity

Analisis Regresi Ols

Hasil kajian ini menemukan bahwa siklus konversi kas secara signifikan diasosiasikan negatif untuk profitabilitas perusahaan. Jadi, perusahaan palungan harus peduli terhadap pengurangan uang tunai periode konversi tujuan penciptaan kekayaan pemegang saham.


(45)

I. Kerangka Pemikiran

Modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (1993 : 412) bahwa pengelolaan modal kerja menjadi perhatian penting bagi perusahaan karena :

1. Hampir semua manajer keuangan mencurahkan sebagian besar waktunya untuk operasi internal sehari-hari perusahaan, dan hal ini merupakan bagian dari pengelolaan modal kerja.

2. Aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari total aktiva. Sedang aktiva lancar berfluktuasi dengan penjualan, dan penjualan berubah terus menerus. Jadi pengelolaan aktiva lancar merupakan proses yang dinamis dan mengharuskan manajer keuangan memantau penjualan agar bias diantisipasi dan memastikan bahwa aktiva yang ada cukup memenuhi target penjualan dan produksi.

3. Pengelolaan modal kerja khususnya penting bagi perusahaan kecil, karena perusahaan kecil relatif sukar memasuki pasar modal jangka panjang, maka mereka akan sangat bergantung pada utang dagang, dan kredit jangka pendek, yang keduanya mempengaruhi modal kerja dengan meningktkan kewajiban lancar.

4. Pertumbuhan penjualan mempunyai hubungan yang erat dan langsung dengan investasi dalam bentuk aktiva lancar. Engan bertumbuhnya penjualan,


(46)

perusahaan harus menaikkan piutang dan persediaan, dan uang kasnya pun mungkin perlu dinaikkan juga.

Menurut Weston and Brigham (1993 : 353), modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek seperti kas, surat berharga, persediaan dan piutang dagang. Salah satu factor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah cash conversion cycle, yaitu jangka waktu rata-rata sejak dilakukannya pengeluaran tunai untuk sumber dana produksi (bahan baku dan tenaga kerja) hingga diterimanya uang hasil penjualan produksi. Didalamnya terdiri dari number of days inventories ditambah number of days accounts receivable dikurang dengan number of days accounts payable. Disini dapat dikatakan bahwa semakin besar jumlah cash conversion cycle, maka semakin besar kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal atau dari luar. Hal ini berarti bahwa pengurangan modal kerja berarti peningkatan perputaran modal kerja. Kenaikan persediaan dapat dikaitkan dengan peningkatan hutang dagang, dimana dapat menganggu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas perusahaan) sehingga dibutuhkan pengelolaan modal kerja yang efektif yang dapat meningktkan laba operasi perusahan. Investasi pada modal kerja memerlukan biaya, dengan demikian penurunan modal kerja akan menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan skema kerangka pemikirannya adalah sebagai berikut :


(47)

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Konseptual Uji Regresi Berganda

Pemilihan Sampel Perusahaan

Perputaran Kas Perputaran Persediaan Umur Perusahaan Leverage

Return On Investment

Uji Model Regresi

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

Uji F Uji T R2


(48)

J. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

a. H0 : βj = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran

kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.

Ha : βj ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas,

perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara simultan pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.

b. H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran

kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.

Ha : βj ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas,

perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas secara parsial pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.


(49)

35 A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh langsung dan tidak langsung indikator modal kerja yang terdiri atas variabel perputaran kas, perputaran persediaan, umur perusahaan, leverage. Terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002; 115) populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survei sebagai teknik pengumpulan data. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufactur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia (BEI) dengan periode observasi tahun 2006 sampai dengan tahun 2009.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode purposive sampling. Metode


(50)

purposive sampling adalah pantauan sampel dengan pengambilan data-data tertentu yang dianggap sesuai dan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa Kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan Manufactur go public yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode observasi tahun 2006-2009. 2. perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang telah

diaudit secara teratur sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 22 (dua puluh dua) perusahaan, sebagaimana diuraikan di bawah ini:


(51)

Tabel 3.1

Perusahaan Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Bidang Usaha

1 AQUA Aqua Golden Mississippi Tbk Minuman

2 ASII Astra Internasional Tbk Otomotif

3 CTBN Citra Tubindo Tbk Logam

4 DLTA Delta Djakarta Tbk Minuman

5 GDYR Goodyear Indonesia Tbk Otomotif

6 GGRM Gudang Garam Tbk Rokok

7 HMSP HM Sampoerna Tbk Rokok

8 IGAR Kageo Igar Jaya Tbk Plastik

9 IKBI Sumi Indo Kabel Kabel

10 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk Makanan

11 INDR Indorama Synthetics Tbk Tekstile

12 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk Farmasi

13 LION Lion Metal Works Logam

14 LMSH Lionmesh Prima Tbk Logam

15 MERK Merck Tbk Farmasi

16 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk Minuman

17 MYOR Mayora Indah Tbk Makanan

18 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk Rokok

19 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk Semen

20 SMSM Selamet Sempurna Tbk Otomotif

21 TRST Trias Sentosa Plastik

22 UNVR Unilever Indonesia Tbk Keb. RT

C. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan untuk mendiskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002; 147), Data sekunder


(52)

adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Sumber data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pihak kedua atau tangan kedua (Usman, 2003: 20).

Adapun data-data sekundernya adalah Laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Desember 2006-2009. Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari perusahaan manufaktur melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada penelitian ini data sekunder tersebut didapat dengan cara sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi topik pembahasan penulis, penelitian ini dimaksudkan agar penulis memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoris dari masalah yang akan penulis bahas.

b. Teknik Dokumentasi

Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).


(53)

D. Metode Analisis Data

Untuk melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan pengujian dengan bantuan metode analisis secara kuantitatif. Dalam melakukan pengujian analisis kuantitatif pengujian hipotesis dilakukan dengan alat uji statistik. Alat uji statistik yang digunakan antara lain :

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Sebelum analisis regresi berganda digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu model tersebut akan diuji uji normalitas dan asumsi klasik, yang mana asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari analisis regresi.

a. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik distribusi dan analisis statistik P-P Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau garis histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. (Ghazali,2005:110,112).


(54)

Normalitas data akan dilakukan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Klomogorov Smirnov

H0 : Data tidak terdistribusi dengan normal

Ha : Data terdistribusi dengan normal

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut :

Jika P-value < 0.05 H0 diterima

Jika P-value > 0.05 H0 ditolak

2. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari :

a. nilai tolerance (TOL) dan lawannya,

b. variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = I / tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolarance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. (Ghazali, 2005:91).


(55)

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghazali, 2005:105).

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dikenalkan oleh Maurice G. Kandali dan William R. Buckland. Uji ini merupakan pengujian asumsi dalam regresi diamana nilai variable dependent tidak berkolerasi dengan nilai variable itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode sesudahnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi menggunakan uji Durbin-waston (DW). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dari nilai DW tabel (dl dan dv).


(56)

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004:529), Terdapat satu cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu :

1. Metode grafik yang menghubungkan antara error (e) atau residu dengan waktu, apabila terdapat hubungan yang sistematis baik meningkat atau menurun menunjukan adanya autokorelasi.

2. Menggunakan uji Durbin-Watson (dw). Uji ini menghasilkan nilai dw dihitung (d) dan nilai dw tabel (dL & dV).

Rumus untuk menghitung dw adalah ∑ (et – et-1)2

∑e2 Dan Hipotesisnya adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak ada autokorelasi, jika Durbin Watson-2 sampai dengan 2

Ha : Ada autokorelasi positif / negative jika Durbin Watson <-2 maka terjadi autokerelasi positif, dan jika DW > 2 maka terjadi autokorelasi negatif.

b. Uji Regresi Berganda

Menurut Arikunto (2002;56) Analisis regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih independent variabel. Untuk mengukur pengaruh variabel independent dengan variabel dependen dapat digunakan analisa regresi


(57)

berganda. Dimana variabel independent dilambangkan dengan “x” dan variabel dependen dengan “y”. rumus regresi garis lurus berganda tersebut berupa :

Keterangan :

y = varibel dependen, yaitu profitabilitas x1 = variabel independen, yaitu perputaran kas

x2 = variabel independent, yaitu perputaran persediaan x3 = variabel independent, yaitu leverage

a = nilai y pada x = 0

b = perobahan nilai y apabila x berubah 1 unit e = error

c. Pengujian Hipotesis 1. Uji Global atau Uji F

Uji global disebut juga uji signifikan serentak atau uji f. uji ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu X1, X2,… Xk., untuk dapat atau mampu menjelaskan

tingkah laku atau keragaman variabel tidak bebas Y. Uji global juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol.

Untuk melakukan pengujian secara global, maka ada beberapa langkah yang diperlukan yaitu:


(58)

b. Menyusun Hipotesis

Hipotesa yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas, apabila variabel bebas tidak dapat mempengaruhi variabel bebas dapat dianggap nilai koefisien regresinya sama dengan nol sehingga berapapun nilai variabel babas tidak akan berpengaruh terhadap variabel bebas.

Dalam menyusun hipotesa selalu ada hipotesa nol dan hipotesa alternatif. Untuk hipotesa nol selalu mengandung unsur kesamaan, maka dapat dirumuskan hipotesa nol adalah koefisien regresi sama dengan nol. Untuk hipotesa alternatifnya adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol. Hipotesanya kemudian dirumuskan sebagai berikut;

H0: β1= β2 = 0

H1: β1≠β2 ≠ 0

c. Menentukan daerah keputusan

Untuk uji ini digunakan table F. untuk mencari nilai F-tabel perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas penyebut pada baris dan taraf nyata. Umumnya ada dua taraf nyata yang dipakai yaitu 1% dan 5%, untuk derajat pembilang digunakan nilai k-1, yaitu jumlah variabel dikurang 1. Dan untuk derajat penyebut digunakan n-1, yaitu jumlah sample dikurangi dengan jumlah variable.


(59)

d. Menentukan nilai F-hitung

Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

F = ) 3 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 2    n R k R Keterangan :

R2 = Koefisien Determinasi

k = Jumlah Variabel Independen

n = Jumlah sample e. Menentukan daerah keputusan

Menentuakn wilayah H0 dan H1, serta membandingkan dengan

nilai F-hitung untuk mengetahui apakah menerima H0 atau

menerima H1.

f. Memutuskan hipotesa

 Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, dan jika F-hitung <

F-tabel maka H0 diterima.

 Jika probabilitas signifikan < 0,01 maka H0 ditolak, dan jika probabilitas signifikan > 0,01 maka H0 diterima.

2. Uji t atau ujiIndividual

Untuk menetukan uji-t ada beberapa langkah yang diperlukan seperti berikut ini.


(60)

a. Menentukan hipotesa

Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangakn variabel bebas akan berpengaruh nyata apabila niali koefisiennya tidak sama dengan nol. Hipotesa selengkapnya adalah sebagai berikut :

H0 : β1 = 0 H1 : β1≠ 0

H0 : β2 = 0 H1 : β2≠ 0

b. Menetukan daerah kritis

Daerah kritis ditentukan oleh nilai t-tabel dengan derajat bebas yaitu n-k, dan taraf nyata α.

c. Menetukan nilai t-hitung

Nilai t -hit ung unt uk koefisien b1 dan b2 dapat dirumuskan sebagai berikut:

t-hitung =

i i i

Sb B b

dengan Bi = 0 maka

t-hitung =

i i Sb b

Dimana :

bi = Koefisien variabel ke-i

Bi = Parameter ke-i yang dihipotesiskan

Sbi = Kesalahan standar variabel ke-i d. Menentukan daerah keputusan e. Menentukan keputusan


(1)

81

Lampiran 5

Hasil Output SPSS Regresi Berganda

[DataSet1]

Variables Entered/Removed

b

Model

Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

umur_perusaha

an, LNleverage,

LNprptrn_persed

iaan,

LNprptrn_kas

a

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: LNprofitabilitas

Model Summary

b

Model

R

R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1

.432

a

.186

.147

.66895

1.795

a. Predictors: (Constant), umur_perusahaan, LNleverage, LNprptrn_persediaan,

LNprptrn_kas

b. Dependent Variable: LNprofitabilitas

ANOVA

b

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

8.501

4

2.125

4.749

.002

a

Residual

37.142

83

.447

Total

45.643

87

a. Predictors: (Constant), umur_perusahaan, LNleverage, LNprptrn_persediaan,

LNprptrn_kas


(2)

82

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .989 .189 5.244 .000

LNprptrn_kas .201 .052 .381 3.834 .000 .992 1.008

LNprptrn_persediaan .071 .060 .117 1.177 .243 .992 1.008

LNleverage .269 .042 .264 2.652 .002 .998 1.002

umur_perusahaan .000 .144 .000 .005 .996 .986 1.014


(3)

(4)

84

Lampiran 6

Perhitungan Perputaran Kas

Tahun 2006 2007 2008 2009

Nama Emiten Penjualan Bersih Kas Jumlah Penjualan Bersih Kas Jumlah Penjualan Bersih Kas Jumlah Penjualan Bersih Kas Jumlah

ASII

55508135 4729943 11,7354 50620922 5946818 8,5122 73765 9092 8,113 44761 9322 4,801

CTBN

273181321 28687193 9,5227 140.211.870 35.453.873 3,9547 303332693 35378871 8,573 42.824.323 237.145.747 0,1805

DLTA

396732902 117968365 3,363 300178630 157406449 1,907 673769675 289951365 2,3237 386104973 1264851082 0,3052

GGRM

26339297 439140 59,9792 21792625 730816 29,8195 30251643 1134826 26,657 39557655 1800854 21,966

HMSP

29545083 1005445 29,385 29787725 557239 53,455 34680445 499362 69,449 38972186 527681 73,855

IGAR

400.291.400.900 30.052.006.327 13,3199 469.192.438.977 33.325.906.372 14,078 469.501.156.785 36.296.169.245 12,935 501.126.702.936 75.231.868.234 6,661 IKBI

8,47181E+11 44344353968 19,1045 7,52416E+11 80967314675 9,292 1,64533E+12 1,57768E+11 10,428 862.112.294.567 180.496.170.354 4,776 INDF

21941558 1794451 12,2274 27.858.304 4.536.937 6,1403 38.799.279 4.271.208 9,083 37.140.830 4.474.830 8,299

INDR

471671916 2810681 167,814 370406727 2468372 150,0611 553813876 12511228 44,265 489948089 6963363 70,3608

KAEF

2.189.714.886.927 210.381.277.934 10,4083 1.488.494.368.869 119.859.692.692 12,418 2.704.728.409.703 221.955.781.752 12,185 2.854.057.690.479 163.821.008.601 17,421 LION

143.271.657.090 59.153.793.167 2,422 103.163.232.346 65.682.447.169 1,5706 229.607.016.136 80.467.053.220 2,853 197.507.850.435 127.049.613.035 1,554 LMSH

79.342.796.777 1.717.561.860 46,19502 79.937.556.910 1.270.102.595 62,9378 163.316.661.433 2.948.837.132 55,383 124.810.716.264 2.714.439.392 45,9802 MERK

487.601.198 79.189.092 6,1574 273.723.062 65.025.053 4,2095 637.134.080 134.140.181 4,749 751.403.033 79.336.284 9,4711 MLBI

891.001 4.759 187,2244 457.095 29.376 15,5601 1.325.661 276.849 4,788 1.616.264 337.162 4,793

MYOR

1.971.513.231.132 54.255.385.079 36,3376 282.440.024.641 120.002.105.073 2,3536 3.907.674.046.231 316.330.699.463 12,353 4.777.175.386.540 321.582.619.407 14,855 RMBA

2.996.514.058.026 273.691.401.940 10,9485 4.586.006.760.621 593.803.498.850 7,7231 5.940.801.161.593 76.694.242.894 77,4608 6.081.726.161.346 84.310.801.719 72,1346 SMGR

8.727.857.819 1.743.589.294 5,0056 4.431.057.413 2.232.842.622 1,9844 12.209.846.050 3.746.684.082 3,2588 1.438.749.799 3.410.263.396 0,4218 SMSM

881.116.458.927 7.309.824.676 120,5387 517.406.455.640 5.792.020.150 89,3309 1.353.586.085.743 13.616.224.914 99,409 1.374.651.605.661 8.680.070.248 158,3687 TRST

542.462.299.622 27.373.139.379 19,8173 1,42467E+12 33608766368 42,3897 1.810.919.828.384 102.800.661.656 17,615 1.571.510.960.979 63.367.841.226 24,799 UNVR

8.669.090 1.030.051 8,4161 525165636 83.952.802 6,255 5.717.710.461.544 915.682.276.642 6,244 18246872 858322 21,2587 AQUA

1.665.614.794.189 36.576.849.174 45,5374 6,32408E+11 74.408.027.937 8,499 2,33153E+12 60938360436 38,2605 2733713 230843 11,8423 GDYR


(5)

85

Lampiran 7

Perhitungan Perputaran Persediaan

Tahun 2006 2007 2008 2009

Nama Emiten

harga pokok

persediaan persediaan Jumlah

harga pokok

persediaan persediaan Jumlah

harga pokok

persediaan persediaan Jumlah

harga pokok

persediaan persediaan Jumlah ASII

43386103 4000697 10,844 38836848 3644818 10,655 8666 75334 0,115 34122 6869 4,967

CTBN

234444451 50167276 4,6732 118.098.036 14.742.136 8,0109 257463670 46397365 5,549 199.837.055 35.962.561 5,55

DLTA

208099393 46090248 4,515 2104833 161337581 0,013 389438123 73810281 5,276 401524361 66544644 6,033

GGRM

21622622 11649091 1,856 17826181 11264447 1,582 25095136 13528987 1,854 433.521.805.600 59.233.728.243 7,3188

HMSP

21092522 7432208 2,837 21005260 8929824 2,3522 24695196 7657848 3,2248 27737465 9539067 2,9077

IGAR

3,10055E+11 54609007865 5,6777 3,30066E+11 73640511477 4,4821 3,2482E+11 81594934890 3,9808 3,35518E+11 84695534690 3,961 IKBI

7,86874E+11 1,11701E+11 7,0444 6,75734E+11 1,31602E+11 5,134 1,45199E+12 1,20904E+11 12,009 740.527.278.263 115.561.383.048 6,408 INDF

16760382 2975274 5,633 21.281.752 4.169.150 5,1045 29.822.362 6.061.219 4,92 27.018.884 5.117.484 5,279

INDR

427907056 62963104 6,7961 339416934 80117111 4,2365 509675405 75548434 6,746 458704762 72214321 6,351

KAEF

1.595.251.796.805 220.258.240.066 7,2426 1.023.134.060.811 323.829.428.515 3,159 1.982.480.481.232 414.916.063.504 4,778 2.065.807.554.976 437.405.549.887 4,7228 LION

83.207.987.858 58.930.488.426 1,411 59.504.856.636 90.590.342.061 0,656 131.822.701.754 91.074.476.433 1,447 107.741.935.136 68.593.265.698 1,577 LMSH

70.163.101.923 14.254.343.410 4,922 71.757.005.681 22.595.958.656 3,175 141.419.861.596 28.538.526.699 4,955 25.152.295.442 115.081.907.677 0,2185 MERK

202.773.913 63.320.084 3,202 111.168.911 62.594.601 1,776 275.656.371 70.421.530 3,914 31377104 79.842.596 0,392

MLBI

466.684 76.459 6,1037 245.245 73.977 3,315 686.556 100.145 6,855 766.918 110.497 6,9406

MYOR

1.464.582.214.740 230.680.554.557 6,3489 2.199.880.212.358 266.716.379.613 8,248 3.643.389.861.189 458.602.867.325 7,944 3.643.389.861.189 458.602.867.325 7,944 RMBA

2.295.512.390.002 842.688.256.896 2,724 3.581.028.758.931 2.106.725.621.762 1,699 4.824.168.058.193 2.644.168.608.078 1,8244 4.959.473.890.044 2.401.087.075.723 2,056 SMGR

5.400.345.664 1.025.981.780 5,2635 2.743.577.390 922.622.335 2,9736 6.855.225.226 1.580.551.957 4,3372 7.613.708.634 140.757.716 54,0908 SMSM

683.232.459.013 186.127.056.105 3,6707 407.450.745.225 221.226.158.137 1,8417 1.024.832.073.460 286.370.184.563 3,5786 1.058.386.588.783 254.929.357.536 4,151 TRST

550.975.575.845 276.807.223.280 1,9904 550.975.575.845 276.807.223.280 1,9904 1.542.040.971.198 316.681.700.360 4,8693 1.305.962.635.529 245.681.323.302 5,315 UNVR

5.704.438 763.398 7,472 1,34651E+12 27678753333 48,6478 7.946.674 1.284.659 6,1858 9.200.878 1.340.036 6,866

AQUA

1.567.476.726.426 23.732.384.943 66,048 427.814.070 98.372.833 4,3489 2,20485E+12 26278139926 83,904 2566767 22612 113,513 GDYR


(6)

86

Lampiran 8

Perhitungan Return On Invesment dan Debt to Equity Ratio

Tahun 2006 2007 2008 2009

Nama Emiten Return On Invesment Debt to Equity Ratio Return On Invesment Debt to Equity Ratio Return On Invesment Debt to Equity Ratio Return On Invesment Debt to Equity Ratio ASII

0,41 0,767 1,17 0,834 1,21 0,685 1,02 0,685

CTBN

0,42 0,884 0,73 12,275 1,11 0,941 0,89 12,837

DLTA

0,31 0,805 0,29 0,479 0,34 10,272 0,3 0,569

GGRM

0,65 13,823 0,69 0,754 0,55 11,147 0,52 1,258

HMSP

1,21 0,0207 0,94 0,117 1 0,036 0,88 0,0685

IGAR

0,58 0,8187 0,65 0,6311 0,6 0,183 0,39 11,425

IKBI

0,7 0,887 0,4 13,509 0,42 0,539 0,1 0,991

INDF

2,13 11,841 2,62 0,896 3,11 12,946 2,68 118,09

INDR

1,52 5,115 1,54 13,167 1,76 0,983 1,36 16,713

KAEF

0,35 0,1831 0,48 0,215 0,65 0,615 0,68 0,582

LION

0,21 10,671 0,33 0,8407 0,26 0,687 0,21 0,901

LMSH

0,82 0,909 1,12 0,804 0,69 0,449 0,66 0,207

MERK

0,21 0,055 0,2 0,555 0,17 0,0682 0,2 0,148

MLBI

0,3 0,623 2,22 0,7687 0,17 0,2744 2,09 0,255

MYOR

0,57 0,204 0,58 1,155 1,04 12,207 1,12 0,7507

RMBA

0,75 12,517 1,36 0,799 1,85 0,8333 1,53 0,43308

SMGR

0,35 0,5225 0,27 12,909 0,3 0,225 0,26 0,077

SMSM

0,71 0,846 0,61 13,704 0,53 0,298 0,59 0,524

TRST

1,11 0,8 1,13 0,881 1,14 0,515 0,8 12,658

UNVR

0,95 0,0925 0,98 0,045 1,1 0,276 0,92 0,3906

AQUA

0,77 0,7528

0,74 0,604

0,71 0,867

0,74 12,837

GDYR


Dokumen yang terkait

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 6 14

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TELAH GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

2 6 12

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012).

0 0 8

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 19

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN MODAL KERJA TERHADAP PERUBAHAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 8

PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008).

0 0 6

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 75