10. Sektor Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Provinsi Kepulauan Riau
Hampir diseluruh wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau berpotensi
untuk diolah menjadi lahan pertanian dan peternakan mengingat tanahnya subur.
Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan,
Kabupaten Karimun dan Kota Batam.
Luas lahan pertanian sawah pada Tahun 2011 di Provinsi Kepulauan Riau seluas
453 ha, meningkat drastis sebesar 225 persen, dari 453 hektar di tahun 2011
menjadi 1.021 hektar pada tahun 2012. Sedangkan untuk lahan bukan sawah justru
mengalami penurunan 0,10 persen dari 537.661 hektar di tahun 2011 menjadi
537.093 hektar pada tahun 2012.
Sektor perkebunan memiliki potensi yang besar terutama Tanaman karet, kelapa
,cengkeh . Nilai produksi karet yang dihasilkan adalah 11.820.550 Kg dengan ratarata produksi sebesar 291 Kg/ Ha. Demikian juga dengan komoditas kelapa yang
berproduksi sebanyak 1 2.070.540 Kg / th dengan rata-rata produksi 345 Kg/ Ha.
produksi komoditas cengkeh 3.139.801 Kg dengan rata- rata produksi 329 Kg/ Ha.
Sektor peternakan khususnya populasi sapi meningkat dari 8.323 ekor di tahun 2011
menjadi 17.255 ekor pada tahun 2012. Sedangkan populasi kambing 22.402 pada
tahun 2012 Berdasarkan kajian Komoditi/Produk/Jenis Unggulan (KPJu) di Provinsi
Kepulauan Riau diperoleh KPJu di Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut :



sektor padi palawija adalah padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah dan sagu.



sektor Sayuran adalah cabe, kacang panjang, ketimun, sawi, dan kangkung.



sektor buah-buahan adalah durian, pisang, buah naga, pepaya, mangga.



sektor perkebunan adalah karet, kelapa, cengkeh, lada, gambir.



sektor peternakan adalah sapi, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam
buras, dan kambing

Berdasarkan kajian komoditas unggulan daerah lokasi prioritas pengembangan

komoditas unggulan sektor tanaman pangan sebagai berikut :


Natuna : jagung, ubi kayu, bayam, kacang panjang



Karimun : jagung, ubi Ialar, ketimun,



Lingga : jagung, Ubi kayu, Kacang Tanah, ketimun, Sawi, Cabe besar,



Bintan : bayam, Terungkangkung, Pisang



Batam : bayam, pare, Rambutan,




Tanjung Pinang : Bayam Cabe besar, Terung

Prioritas pengembangan potensi peternakan di Provinsi Kepulauan Riau :


Kabupaten Natuna dapat diproyeksikan sebagal lokasi pengembangan sapi
potong, kambing dan ayam buras.



Kabupaten Karimun diproyeksikan untuk lokasi pengembangan temak sapi
potong, kambing, dan itik.



Kabupaten Lingga diproyeksikan sebagai lokasi pengembangan sapi potong
dan kambingdan kerbau.




Kabupaten Bintan di proyeksikan untuk lokasi pengembangan sapi potong,
kambing dan kerbau.



Kota Batam diproyeksikan sebagai lokasi pengembangan temak babi, sapi
potong, ayam petelur dan ayam pedaging.



Kota Tanjungpinang menjadi pasar komoditi pangan asal hewan temak.

PELUANG INVESTASI SEKTOR PERTANIAN
Potensi Kawasan Free Trade Zone sebagai Pasar Komoditi Pertanian, Kawasan
Batam, Bintan dan Karimun yang merupakan kawasan perdagangan dan pelabuhan
bebas dapat menjadi potensi pasar bagi berkembangnya Kabupaten Lingga sebagai
Kawasan Sentra Produksi Pertanian.

Meningkatnya aktifitas di Kawasan Batam, Bintan dan Karimun secara tidak
langsung akan menarik berbagai aktifitas, tenaga kerja, dan penduduk, sehingga
kebutuhan akan produk pangan juga akan meningkat.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk di kota Batam, Tanjungpinang, kabupaten
lain dan dari pendatang menyebabkan ketergantungan yang tinggi kebutuhan akan
tanaman pangan dan holtikultura sangat terbatas dan dijual di pasar dengan harga
yang tinggi dalam kondisi tertentu (misalnya cuaca kurang bagus, distribusi kurang
lancar, gagal panen di Jawa/ Sumatera).
Potensi besar pertanian dan perkebunan , dapat menyuplai [menyediakan)
kebutuhan pangan masyarakat baik skala lokal dan seluruh kabupaten/kota di
Provinsi Kepulauan Riau khususnya ke kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan
dan Karimun, serta jika memungkinkan hasil pertanian dan perkebunan tersebut
dapat diekspor ke luar negeri melalui kawasan FTZ BBK tersebut.
Berdasarkan potensi dan kebijakan pengembangan sektor pertanian dan
perkebunan memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan lahan pertanian
untuk tanaman pangan pada kawasan strategis yang ditetapkan untuk meningkatkan
produksi dan pemenuhan kebutuhan lokal dan antar kabupaten/kota dan ekspor ke
Singapore. Selain itu Masih tersedianya lahan pertanian yang luas di Kabupaten
Lingga, Natuna, Anambas dan Karimun juga menjadi peuang untuk pengembangan
investasi di sektor pertanian dan perkebunan.


Di sektor agro industri, Pembangunan industri/pabrik pengolahan produk tanaman
pangan untuk memenuhi permintaan pasar di tingkat domestik, nasional dan luar
negeri masih memiliki peluang yang sangat besar terkait dengan trend saat ini
sebagai makanan oleh-oleh (Rue/cake), keripik yang bisa didistribusikan ke luar
daerah kabupaten/ kota setempat.
Di sektor pertanian hortikultura Provinsi Kepulauan Riau memiliki lahan area yang
belum dimanfaatkan sebesar 83,6% . Kebutuhan pasar internasional yang sangat
tinggi Singapura membutuhkan 2.500 ton komoditas hortikultura per hari, tetapi
Indonesia hanya mengekspor 200 ton per hari. Untuk memenuhi kebutuhan pasar
Singapura, Indonesia hanya bisa memasok 6% dari total kebutuhan mereka. Pangsa
pasar buah Malaysia terbesar, yaitu 34 persen, diikuti China 15 persen, Amerika
Serikat 10 persen, Afrika Selatan 8 persen, Thailand 8 persen, dan Indonesia 0,6
persen. Pangsa pasar sayur Malaysia di Singapura adalah 43 persen, China 29
persen, India 5 persen, serta Indonesia dan Australia masing-masing 4 persen.
Mercermati potensi pasar , serta kebijakan pengembangan pertanian hortikultura di
propinsi kepri , peluang peluang yang dapat di kembangkan antara lain


Budidaya tanaman pangan pokok (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, padi, ubi kayu, ubi jalar),



Membuka lahan/kawasan pengembangan
beberapa kawasan unggulan holtikultura



Membuka lahan/kawasan agrobisnis untuk pertanian holtikultura.



Pembangunan industri/pabrik pengolahan produk tanaman holtikultura [buahbuahan) guna memenuhi permintaan pasar di tingkat domestik, nasional dan
luar negeri

pertanian

holtikultura


pada

PELUANG INVESTASI SEKTOR PERKEBUNAN
Prioritas pengembangan komoditas perkebunan ekonomi dan sosial meliputi :


Prioritas pertama Karet, Lada



Prioritas kedua Kakao, Kopi, Cengkeh



Prioritas ketiga Kelapa dala, Kelapa sawit

Potensi pasar pengembangan sektor perkebunan di kepulauan riau dapat
diidentifikasi sebagai berikut:



Ketersediaan hasil perkebunan yang bagus dengan cirri khas potensi setiap
kota/kabupaten bisa dipasarkan pada lingkungan domestic maupun ekspor



Pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat



Sebagai sumber bahan baku apabila sudah tersedia pabrik pengolahan
industry perkebunan di kota/kabupaten Kepulauan Riau ataupun di wilayah
lain

Berdasarkan potensi sumber daya alam dan ketersediaan infra struktur yang
mendukung sektor perkebunan maka peluang investasi pengembangan sektor
perkebunan antara lain :


Pengelolaan hasil perkebunan masih tradisional dan tumbuh secara
konvensional, sehingga perlu pengelolaan dan pengembangan yang lebih

terarah agar bisa menjadi penghasil tanaman perkebunan yang lebih intensif



Kerjasama dengan pemerintah dalam pengelolaan hutan tanaman hasil
industry. Hasil perkebunan dan juga merupakan penghijauan di daerah
setempat perlu dibudidayakan dengan peningkatan teknologi pengelolaan
tanaman perkebunan



Mendirikan perusahaan pengolahan hasil tanaman perkebunan seperti
pengolahan karet, cengkeh, kelapa untuk santan dan pabrik pengolahan sagu
yang lebih modern dengan didukung fasilitas teknologi yang bagus

Beberapa peluang investasi yang dapat dikembangkan terkait dengan potensi
sumber daya alam di sektor pertanian, perkebunan dan peternakan antara lain:


Perkebunan jambu mete dan industri biji mete kering dan Cashew Nut Shell

Liquid[CNSL



Perkebunan lada dan industri biji lada putih kering dan biji lada hitam kering



Perkebunan Kelapa dan Industri Minyak Kelapa



Perkebunan Kelapa dan Industri Kopra, Serat (fiber), Arang Tempurung, debu
(dust), Nata De Coco



Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri Minyak Kelapa Sawit (CPO)



Perkebunan Kopi dan Industri Pengupasan, Pembersihan dan Sortasi Kopi



Perkebunan Kakao dan Industri Pengupasan, Pembersihan dan Pengeringan
Kakao



Perkebunan Cengkeh dan Industri Bunga Cengkeh Kering



Perkebunan Karet dan Industri Sheet, Lateks Pekat, Industri Crumb Rubbe



Perkebunan Tanaman Obat/Bahan Farmasi

Selain itu di Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki potensi alam yang sesuai untuk
pengembangan tanaman Sagu , khususnya di Kabupaten Lingga dan Kabupaten
Karimun.
Perkiraan produksi hasil yang paling mendekati kenyataan pada kondisi liar dengan
produksi 40 – 60 batang/ha/tahun, jumlah empulur 1 ton/batang, kandungan aci
sagu 18,5 %, dapat diperkirakan hasil per hektar per tahun adalah 7 - 11 ton aci
sagu kering. Secara teoritis, dari satu batang pohon sagu dapat dihasilkan 100 -600
Kg aci sagu kering. Rendemen total untuk pengolahan yang ideal adalah 15%.
Tanaman sagu memiliki banyak manfaat. Empulur sagu setelah diparut dan diolah
lebih lanjut dapat dijadikan makanan ternak, media tumbuh tanaman Selain itu sagu
juga dapat diolah menjadi tepung sagu untuk industri makanan, bahan bakar biofuel,
bahan baku penyedap makanan, bahan bakku gula cair, bahan baku plastik ramah
lingkungan

PELUANG INVESTASI Sektor Peternakan

Pengembangan Kawasan peternakan merupakan sebagai kawasan yang
diperuntukan untuk kegiatan pengusahaan ternak dilakukan secara terpadu sebagai
bagian dari komponen usaha tani lainnya (tanaman pangan, perkebunan,
hortikultura atau perikanan) dan terpadu sebagai komponen ekosistem tertentu
(kawasan hutan lindung atau suaka alam).
Kawasan peternakan di Provinsi Kepulauan Riau diarahkan berdasarkan
pendekatan berbasis pulau dan terintegrasi dengan tanaman pangan, perkebunan,
hortikultura dan perikanan. Kawasan peternakan dibagi berdasarkan peruntukan
skala agribisnis dan skala peternakan rakyat (backyard farming).


kawasan agribisnis diprioritaskan pada Kabupaten Lingga, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten Karimun dan Kabupaten
Bintan serta beberapa pulau yang memiliki potensi dan kesesuaian dari aspek
daya dukung lahan dan agroklimat.



Khusus untuk Kota Batam, kawasan peternakan dikembangkan pada daerah
hinterland.



Sedangkan pengembangan sub sistem hilir peternakan diarahkan di kota
Batam dan Kota Tanjungpinang

Berdasarkan morfologi dan ukuran ternak, maka ternak besar (sapi dan kerbau)
dikembangkan di Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan
Anambas, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Bintan. Untuk ternak kecil (kambing,
domba dan babi) diarahkan di Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan dan
Kabupaten Lingga. Sedangkan ternak unggas diarahkan di seluruh Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau.
Peluang pasar hasil ternak, antara lain:



Pangsa pasar hasil ternak terbuka lebar (lokal, domestik, ekspor);



Mengurangi jumlah daging/kebutuhan sapi dari impor luar negeri.



Dengan potensi lahan pakan cukup memadai mempunyai peluang untuk
pengembangan populasi lebih besar

Potensi pasar hasil ternak di Kepulauan Riau, antara lain :


Meningkatnya pertambahan penduduk, maka permintaan daging dan
makanan hewani kian meningkat setiap tahun;



Meningkatnya daya beli, sehingga kebutuhan daging/hewani meningkat;



Terjadinya perubahan dalam pola konsumsi dan peningkatan dalam
kesadaran gizi masyarakat; dan



Meningkatkan jumlah wisata kuliner restoran, rumah makan di Kepulauan
Riau sehingga kebutuhan akan daging hasil ternak juga meningkat.

Potensi Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak
ayam dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil
Berdasarkan potensi sumber daya alam dan potensi pasar yang ada di Provinsi
Kepulauan Riau, peluang investasi yang dapat di kembangkan antara lain :


Pengembangan peternakan rakyat



Pengembangan usaha budidaya peternakan (sapi, kambing, ayam ras, ayam
petelur, ayam pedaging, itik dan babi) diarahkan pada suatu kawasan, baik
kawasan khusus maupun terintegrasi dengan komoditi lainnya serta
terkonsentrasi disuatu wilayah



Industri pengemasan dan pengolahan hasil ternak



Industri Pengasapan Karet



Industri Makanan Olahan Dari Biji-bijian dan umbi-umbian, sagu, melinjo dan
kopra



Industri alat mesin pertanian yang menggunakan teknologi madya seperti
perontok padi, pemipil jagung dan traktor tangan



Persewaan Mesin Pertanian dan Peralatannya