23 calk pos neraca kppn

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA
C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM.
Posisi keuangan KPPN sebagai Kuasa Bendahara Umum Negara per 31 Desember
200X terdiri dari Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana. Data diambil dari laporan Neraca.
POSISI KEUANGAN KPPN JAKARTA V
Asset

Ekuitas dana

Rp20,000,000,000,000
Rp15,000,000,000,000
Rp10,000,000,000,000
Kewajiban

Rp5,000,000,000,000
Rp-

Asset

Series1 Rp18,786,116,083,524


Kewajiban

Ekuitas dana

Rp59,848,367,807

Rp18,726,267,715,717

Contoh Grafik sesuai improvisasi KPPN yang bersangkutan.
C.2. PENJELASAN PER POS NERACA
C.2.1. Aset Lancar
Data diambil dari laporan Neraca, terdiri dari:
C.2.1.1. Rekening Kas di KPPN
Data diambil dari laporan Neraca, merupakan saldo kas per 31 Desember
200X yang ada pada Rekening Bank dan Giro Pos, dari seluruh Rekening
Koran milik KPPN sebagai Kuasa BUN.
C.2.1.2. Kas di Bendahara Pengeluaran
Data diambil dari laporan Neraca , merupakan saldo per 31 Desember
200X dalam bentuk uang Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang
Persediaan (TUP) yang diberikan oleh KPPN kepada masing-masing satker

di wilayah kerjanya, belum dikembalikan ke KPPN.
C.2.1.3. Uang Muka Dari Rekening BUN
Data diambil dari laporan Neraca.
C.2.2. Kewajiban
Data diambil dari laporan Neraca, merupakan Utang Perhitungan Pihak ketiga, yang
berasal dari potongan SPM/SP2D, yang akan dibayarkan oleh Kantor Pusat Ditjen
PBN ke instansi terkait.
C.2.2.1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga
Data diambil dari laporan Neraca.
C.2.3. Ekuitas Dana Lancar.
Data diambil dari laporan Neraca, terdiri dari:
C.2.3.1. SAL
Data diambil dari laporan Neraca , merupakan kontra akun dari Rekening
Kas di KPPN, sebesar saldo awal periode 1 Januari 200X
dan
pengembalian saldo UP Tahun Anggaran sebelumnya.
C.2.3.2. SILPA
Data diambil dari laporan Neraca, merupakan saldo lebih/kurang dari
aktivitas Operasi, aktivitas Non Keuangan dan Aktivitas Pembiayaan


Catatan atas Laporan Keuangan

11

C.3. CATATAN PENTING LAINNYA.
Catatan-catatan yang perlu diungkapkan pada bagian ini antara lain :

1. Saldo Uang Persediaan (UP) per 31 Desember 200X sebelum penerbitan SPM GU
Nihil.
2. SPM GU Nihil yang terjadi dari tanggal 2 Januari sampai dengan limit penyampaian
yang telah ditentukan dalam penyelesaian SPM Gu Nihil tersebut.
3. Setoran Pengembalian Kas Tunai yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
4. Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang tidak dikembalikan
akan diperhitungkan dengan Tahun Anggaran berikutnya.
5. Penerbitan PGS 11 (SKTB dan SPP) yang dihasilkan dalam Tahun Anggaran yang
bersangkutan.
6. Saldo Uang Persediaan (UP)/ Tambahan Uang Persediaan (TUP) khususnya saldo
per 31 Desember 200X tahun-tahun sebelumnya yang belum diselesaikan sampai
dengan terbitnya LKPP terkait.
7. Dan hal-hal lain yang perlu diungkapkan untuk menjelaskan Neraca


Catatan atas Laporan Keuangan

12