Data perkembangan LPD di Kota Denpasar

Perkembangan
LPD di Kota
Denpasar

April 25

2012

LPD merupakan wadah kekayaan ekonomi desa dan telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat serta telah memberikan kontribusi positif bagi
pembangunan desa pakraman di Kota Denpasar

LPD

Pendahuluan
Pembentukan LPD didasari oleh adanya warisan budaya berupa desa pakraman yg
merupakan suatu bentuk/wadah sistem pemerintahan tingkat desa yang terdiri dari ikatan
kekeluargaan. Prof.Dr I B Mantra sebagai tokoh yang sangat memperhatikan kelangsungan adat dan
budaya serta perekonomian masyarakat Bali telah menciptakan gagasan ide untuk mengembangkan
pola sekaa simpan pinjam menjadi sebuah lembaga yang dapat mendorong pembangunan
perekonomian masyarakat sekaligus dapat melestarikan adat dan budaya yaitu LPD (Lembaga

Perkreditan Desa).
Pendirian LPD merupakan tindak lanjut dari hasil seminar kredit pedesaan di semarang pada
20 – 21 Pebruari 1981 yang dilanjutkan dengan study banding di Lumbung Pitik Negari Sumatra Barat
lalu ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 2 tahun 1984
tgl. 1 Nopember tentang Pendirian LPD dan Tahun 1985 dibentuk 8 LPD ditiap Kabupaten di Bali.
DESA pakraman di Bali yang hingga kini memiliki Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebanyak
LPD di Bali mencapai 1.418 buah dari 1.68 Desa pakraman yang ada di Bali atau 96%. Dalam
perkembangannya LPD telah cukup terbukti mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan dan
kesejahteraan krama desa pakraman setempat. Dilain pihak perkembangan LPD juga dipengaruhi
oleh kondisi masyarakat setempat yang berkaitan dengan kemampuan dan potensi ekonomi
masyarakat, perhatian masyarakat sebagai pemilik dan profesionalisme pengelolaan LPD oleh
pengurus. Perekembangan perekonomian pada tingkat regional maupun nasional bahkan global
menuntut kinerja LPD yang semakin kompetitif pada masa-masa mendatang, hal ini hanya dapat
terjawab dengan sinergis antar pengurus LPD dengan profesionalismenya, badan pengawas,
masyarakat dan pemerintah untuk berkomitmen menjadikan LPD sebagai pusat informasi usaha
strategis dan produktifitas masyarakat yang diarahkan untuk meningkatkan dan memberdayakan
potensi ekonomi lokal yang pada gilirannya mampu meningkatkan daya saing dan kesejahteraan
masyarakat desa pakraman
LPD mempunyai peran yang sangat strategis karena selama ini telah melayani usaha mikro
kecil (UMK) dan masyarakat pedesaan (krama desa) di Bali melalui pelayanan jasa keuangan yang

dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah, yaitu prosedur yang sederhana, proses yang singkat,
pendekatan personal, serta kedekatan lokasi dengan nasabah. Pertumbuhan LPD yang relatif tinggi
dari waktu ke waktu menunjukkan bahwa keberadaan LPD memang dibutuhkan oleh masyarakat
pedesaan termasuk UMK yang selama ini dilayani.
Spesifikasi LPD yang memiliki kedekatan budaya dan psikologi dengan nasabahnya,factor
lokasi yang memungkinkan lembaga ini menjangkau nasabah, serta karakter bisnis yang luwes

2

merupakan kekuatan lembaga ini untuk bertahan dan memiliki daya saing terhadap lembaga sejenis
terlebih dalam kondisi perekonomian dewasa ini. Kemajuan LPD yang diharapkan dapat menjadi
lembaga pembiyaan yang efektif di masyarakat desa, akan berdampak positif terhadap
pengembangan kawasan pedesaan, sebaga masyarakat akan terbantu dalam pendanaan untku
mengembangkan potensi usaha diwilayahnya yang akan menjadikan pedesaan kompetitif dalam
tatanan perekonomian global.
Fungsi LPD
Sejak digagasnya pada bulan November 1984 oleh Gubernur Bali, yang pada waktu itu
dijabat oleh Ida Bagus Mantra (alm), LPD telah mengemban fungsi untuk mendorong pembangunan
ekonomi masyarakat melalui tabungan yang terarah, serta penyaluran modal yang efektif. Di
samping itu, LPD juga diharapkan dapat memberantas sistem ijon dan gadai gelap, yang saat itu

kerap terjadi di masyarakat. Fungsi lain yang juga diemban adalah menciptakan pemerataan dan
kesempatan kerja bagi warga pedesaan, baik yang bisa bekerja secara langsung di LPD maupun yang
bisa ditampung oleh usaha-usaha produktif masyarakat yang dibiayai oleh LPD. Menciptakan daya
beli, serta melancarkan lalu lintas pembayaran dan pertukaran di desa, juga menjadi tugas pokok
LPD.
Bila dikaitkan dengan indikator ekonomi makro yang terdiri atas peningkatan pendapatan
nasional, penyediaan kesempatan kerja, menjaga stabilitas harga dengan menekan inflasi, serta
memperkuat perdagangan internasional dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Maka apa yang
ingin dicapai oleh LPD, sebetulnya sangat selaras dengan tujuan penguatan ekonomi makro.
Penyaluran dana kepada usaha-usaha produktif di daerah pedesaan, tentu akan berkontribusi
terhadap peningkatan pendapatan regional daerah Bali. Di samping itu, dengan semakin
berkembangnya usaha-usaha masyarakat yang dibiayai oleh LPD, maka usaha tersebut akan
menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Ini berarti, pengangguran dapat diatasi dan inflasi dapat
ditekan. Sebagaimana telah diketahui, sebagaian besar masyarakat pedesaan di daerah Bali,
berprofesi sebagai perajin yang pasarnya berorientasi ekspor. Dengan peran aktifnya dalam
membiayai perajin, berarti LPD juga telah berkontribusi dalam memperkuat perdagangan
internasional.
Dari sudut pandang masyarakat, keberadaan LPD yang sehat, akan sangat membantu, baik
secara ekonomi maupun sosial. Secara ekonomis, masyarakat memiliki alternatif untuk menyimpan
dananya secara produktif dengan memperoleh pendapatan bunga yang bersaing dengan lembaga

keuangan lainnya. Sementara bagi masyarakat yang membutuhkan dana, LPD biasanya merupakan
pilihan utama, karena mereka dapat meminjam dana dengan prosedur yang tidak berbelit-belit.

3

Dampak sosial dari keberadaannya, tercermin dari taatnya setiap LPD dalam memenuhi isi peraturan
daerah dan surat keputusan gubernur, yang mewajibkan LPD untuk menyumbangkan 20%
keuntungannya untuk dana pembangunan desa dan 5% untuk dana sosial. Fungsi sosial ini akan
meringankan beban masyarakat, karena mereka tidak perlu memikirkan iuran pembangunan desa
dan dana sosial, setidak-tidaknya, sebesar yang telah disumbang oleh LPD.
Dengan fungsi LPD yang sedemikian rupa, maka LPD yang terbangun dari sinergi budaya lokal
dengan perkembangan zaman yang terpola dan ditingkatkan kapasitasnya berbasis pada konsep
Agama Hindu kini dikuatkan dengan menajamkan fungsi LPD kepada Fungsi Ekonomi; (pembiayaan
dan aktivitas ekonomi masyarakat desa), Fungsi Kultural; (menguatkan nilai/norma sosial/yadnya),
Fungsi Spiritual; (keseimbangan dalam mencapai tujuan agama)
Perkembangan LPD di Kota Denpasar
Lembaga Perkeditan Desa (LPD) menempati posisi yang straegis dalam tataran
pembangunan desa untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi desa pakraman
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Sebagai wadah kekayaan ekonomi desa
LPD diharapkan dapat berprean dalam meningkatkan efisiensi ekonomi desa, mendorong

produktivitas masyarakat serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan Kota Denpasar pada
umumnya. Dengan peran LPD yang sedemikian rupa maka sasaran umum LPD Kota Denpasar
diarahkan pada:
1. Meningkatnya produktivitas LPD
2. Meningkatnya profesionalisme pengelolaan LPD
3. Meningkatnya produktivitas masyarakat desa pakraman
4. Meningkatnya daya saing LPD
5. Meningkatnya kualitas kelembagaan LPD
Dalam kurun waktu kurang lebih 20 (dua puluh) tahun Lembaga Perkreditan Desa (LPD) telah
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik dari sisi jumlah maupun dari sisi
perkembangan usahanya. Sebagai salah satu lembaga keuangan mikro, LPD telah cukup berperan
dalam mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan kesempatan berusaha bagi masyarakat
desa serta ikut serta berperan dalam menunjang program pemerintah dalam hal pengentasan
kemiskinan.
Di Kota Denpasar terdapat 35 buah Desa Pakraman dan secara keseluruhan telah terdapat
35 LPD yang berarti seluruh Desa pakraman di Kota Denpasar memiliki LPD. Perkembangan LPD di
Kota Denpasar 5 tahun terakhir menunjukkan trend positif baik dari sisi asset, kredit yang dsalurkan
maupun laba yang diperoleh. Hasil usaha LPD tersebut telah di kontribusikan sesuai dengan fungsi
LPD untuk membangun Desa pakraman yaitu melalui kontribusi bagian laba LPD sebesar 20% untuk


4

pembangunan Desa Pakraman sedangkan 60% untuk modal LPD, 5% untuk dana sosial, 5% untuk
dana pembinaan, pengawasan dan perlindungan serta 10% untuk jasa produksi. Berikut ini disajikan
perkembangan LPD Kota Denpasar.
Gambar 1
Perkembangan Asset 2002-2011
(Dalam ribuan rupiah)
Perkembangan Asset LPD Kota Denpasar
800,000,000
666,944,950

700,000,000
600,000,000

525,290,553

500,000,000

436,333,652

357,977,099

400,000,000

286,908,372
300,000,000
220,516,810
196,117,500
165,283,652
200,000,000
128,056,286
96,363,776
100,000,000
-

Asset

2002

2003


2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Sumber : PLPDK Kota Denpasar

Gambar 2

Perkembangan Pinjaman yang Diberikan 2002-2011
(Dalam Ribuan Rupiah)
Perkembangan Pinjaman Yang Diberikan LPD Kota Denpasar
500,000,000
475,600,009

450,000,000
400,000,000

393,788,974

350,000,000
314,944,623

300,000,000
250,000,000

234,497,151

200,000,000

188,813,185
162,862,196
139,665,348

150,000,000

106,805,039
87,937,375

100,000,000
50,000,000
-

1

2002

2003

2004


2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

Pinjaman Y ang Diberikan

Sumber : PLPDK Kota Denpasar

5

Gambar 3
Perkembangan Laba LPD 2002-2011
(Dalam Ribuan Rupiah)

Perkembangan Laba LPD Kota Denpasar
29,989,467

30,000,000

24,528,170

25,000,000

20,000,000

19,157,225
15,512,438
13,702,251
13,328,681
13,011,054

15,000,000

10,826,468
9,391,142
8,772,890

10,000,000

5,000,000

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011
Laba

Sumber : PLPDK Kota Denpasar
Tabel 1
Perkembangan LPD Kota Denpasar 2002-2011
NO

TAHUN

URAIAN
2002

1 Asset

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

96,363,776 128,056,286 165,283,652 196,117,500 220,516,810 286,908,372 357,977,099 436,333,652 525,290,553 666,944,950

2 Pinjaman Diberikan 73,464,411
3 Dana Pihak Ketiga
4 Laba

2003

87,937,375 106,805,039 139,665,348 162,862,196 188,813,185 234,497,151 314,944,623 393,788,974 475,600,009

96,363,777 324,173,786 126,709,862 148,272,087 162,847,277 240,229,635 221,386,343 347,959,885 420,091,136 540,339,913
8,772,890

9,391,142

10,826,468

13,011,054

13,702,251

13,328,681

15,512,438

19,157,225

24,528,170

29,989,467

Sumber : PLPDK Kota Denpasar

Perkembangan LPD saat ini sudah barang tentu diikuti oleh berbagai tugas berat yang
harus di selesaikan yang menyangkut tantangan, hambatan maupun kedala, tidak saja dari
faktor internal LPD itu sendiri tetapi juga dari faktor eksternal. Sejalan dengan perkembangan
ekonomi masyarakat, hal ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan
peran LPD dalam menyediakan / memberikan pelayanan kepada masyarakat desa.

6

Disamping adanya peluang-peluang bagi LPD, ada juga tantangan-tantangan yang
dihadapi oleh LPD ke depan.
Adapun peluang dan tantangan tersebut, sebagai berikut:
Peluang
1. Keunggulan Komparatif;
Keunggulan yang dimiliki oleh LPD dibandingkan dengan lembaga keuangan lain, terutama
prosedur pelayanan yang sederhana, proses yang cepat, lokasi LPD dekat dengan nasabah,
dan adanya skim kredit yang fleksibel. Disamping itu LPD juga melayani nasabah dengan
pendekatan personal dan ada pelayanan ”jemput bola”. Disamping itu LPD memiliki
kompetensi inti (core competency) yakni nasabah LPD adalah warga Desa Pakraman yang
sekaligus adalah pemilik LPD; sehingga loyalitas nasabah terhadap LPD cukup baik.

2. Adanya ikatan pemersatu (common bond) Desa Pakraman dengan adanya awig-awig desa
serta pararem dapat mendukung kinerja LPD, disamping hukum formal berupa Peraturan
Daerah dan Peraturan Gubernur.
3. Potensi Kerjasama Keuangan dengan Lembaga lain
LPD dapat mengadakan kerjasama dengan LPD yang lain, dan juga dengan PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali.
4. Karakteristik sosial & ekonomi nasabah diketahui/dikenali oleh pengurus/ pengawas LPD,
sehingga dapat membantu mempercepat pengambilan keputusan berkaitan dengan
permohonan pinjaman.
5. Dalam upaya pengentasan kemiskinan dapat bekerjasama dengan Desa Dinas dan instasi
yang terkait lainya dengan program yang di sinergikan.
6. Dukungan Kebijakan Pemerindah Daerah
Pemerintah Provinsi Bali dan Pemda. Kabupaten/Kota memberikan perhatian yang sangat
besar dalam memajukan LPD. Program pembinaan, dan pengawasan terhadap LPD menjadi
tanggung-jawab Pemerintah Daerah. Berbagai bentuk pelatihan, bantuan modal serta
dukungan sarana-prasarana banyak disediakan oleh pemerintah daerah.
Tantangan
1. Persaingan yang semakin ketat dimasa yang akan datang, sehingga dibutuhkan
peningkatan pelayanan serta diversifikasi produk sesuai kebutuhan krama desa (nasabah)

2. Wilayah operasional yang relatif terbatas; Sesuai peraturan daerah tentang LPD, wilayah
operasi LPD terbatas pada satu Desa Pakraman saja, sehingga ada beberapa LPD yang
mengalami kelebihan dana (over liquid) karena terbatasnya peminjam. Hal ini perlu

7

disiasati dengan berbagai cara, seperti misalnya pengembangan usaha produktif warga
desa (sektor riil).
3. Peningkatan Efisiensi LPD; meskipun secara umum kinerja LPD sudah baik berdasarkan
indikator keuangan seperti ROA, ROE, efisiensi LPD masih peru ditingkatkan terutama dari
sisi produktivitas SDM, mengingat salah satu sumber efisiensi LPD adalah rendahnya
keterampilan dan profesionalisme SDM LPD
4. Supervisi LPD belum optimal; masih banyak ditemui belum optimalnya supervisi LPD,
terutama supervisi internal pada beberapa LPD.
5. Belum adanya program perlindungan khusus bagi nasabah (deposan)
6. Masih sering terjadi permasalahan karena konflik kepentingan, misalnya pergantian
pengurus karena alasan yang tidak rasional.

Manfaat LPD bagi Masyarakat dan Peran Penting Masyarakat dalam Pengembangan LPD
Manfaat LPD bagi Masyarakat
Keberadaan LPD di Desa Pakraman memberikan manfaat yang sangat besar bagi
pembangunan di desa. Dari segi ekonomi keberadaan LPD memberikan manfaat yang besar,
antara lain Krama Desa Pakraman memiliki fasilitas untuk menyimpan dananya secara
produktif, dengan memperoleh imbalan bunga yang bersaing bila dibandingkan dengan
lembaga keuangan mikro lainnya; sedangkan bagi Krama Desa Pakraman yang membutuhkan
dana, dapat meminjam di LPD dengan tingkat bunga yang bersaing sesuai tingkat bunga pasar
serta dengan prosedur dan persyaratan yang mudah dipenuhi.
Manfaat nyata dari keberadaan LPD dapat dilihat dari kontribusi sebesar 20% dari
keuntungan bersih tiap tahun untuk dana pembangunan desa, serta 5% untuk dana sosial.
Penggunaan Keuntungan LPD;
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Bali No. 4 Tahun 2003 tentang Penyetoran dan
Penggunaan Keuntungan Bersih LPD, ditentukan sebagai berikut:

Alokasi Keuntungan Bersih (Setiap Tahun);
Cadangan Modal
Dana Pembangunan Desa
Jasa Produksi
Dana Pembinaan, Pengawasan dan Perlindungan
Dana Sosial

: 60 %
: 20 %
: 10 %
: 5%
: 5%

8

Kontribusi nyata LPD (berupa dana/uang) untuk menunjang pembangunan desa di Kota
Denpasar jumlahnya relatif besar dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Penyaluran kredit dari LPD kepada masyarakat ikut mendorong laju pertumbuhan industri
kecil / mikro sehingga pertumbuhan ekonomi masyarakat desa semakin maju, hal ini juga
berarti dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan masyarakat (multiplier effect).
Disamping semua hal diatas, LPD telah ikut memperluas kesempatan kerja, serta telah ikut
menunjang program pemerintah dalam hal pengentasan kemiskinan.
Peran Penting Masyarakat dalam Pengembangan LPD
Masyarakat / warga Desa Pakraman adalah ”pemilik” LPD dan sekaligus sebagai
”nasabah” LPD. Perkembangan/kemajuan LPD sangat ditentukan oleh partisipasi aktif warga
Desa Pakraman dalam memanfaatkan produk-produk LPD, seperti: produk tabungan, deposito
dan pinjaman.
Motivasi masyarakat menempatkan dananya di LPD dalam bentuk tabungan dan deposito
cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari keberhasilan LPD menghimpun dana masyarakat
mengalami peningkatan dari tahun-ketahun. Hal ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan
masyarakat untuk menempatkan dananya di LPD cukup tinggi. Demikian juga halnya dengan
pilihan masyarakat dalam mendapatkan dana pinjaman di LPD dari tahun-ketahun mengalami
peningkatan.
Startegi pengembangan LPD
Sesuai dengan Blue Print LPD Bali, strategi penguatan dan peningkatan peran LPD dalam
melayani kebutuhan pelayanan keuangan warga Desa Pakraman, mencakup hal-hal sebagai
berikut:
Strategi 1. Meningkatkan kualitas pengaturan
Strategi 2. Memperkuat struktur industri dan permodalan LPD
Strategi 3. Meningkatkan efektivitas sistem pengawasan
Strategi 4. Mendorong kualitas tata kelola (governance), manajemen dan operasional yang
sehat dan profesional.
Strategi 5. Secara bertahap mewujudkan infrastuktur pendukung industri LPD
Strategi 6. Mewujudkan perlindungan terhadap LPD, serta mengupayakan pemberdayaan
serta perlindungan terhadap nasabah.
Arah Kebijakan pengembangan LPD di Kota Denpasar
Dalam rangka mewujudkan dan mencapai sasaran tersebut Program LPD Mandiri di Kota
Denpasar akan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:

9

1. Mengembangkan LPD yang diarahkan untuk memberikan kontribusi positif terhadap
pembangunan ekonomi desa pakraman
2. Memperluas kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru dilingkungan desa
pakraman
3. Mengembangkan daya saing LPD melalui peningkatan pemanfaatan teknologi informas,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan inovasi produk dan layanan

4. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential) dan
manajemen resiko dengan mengembangkan prinsip TARIF (Transparancy, Accountable,
Responsibilities, Indepedency dan Fairness).
5. Memperkuat hubungan harmonisasi antara pengurus, badan pengawas masyarakat esa
pakraman dan pemerintah
6. Keseimbangan antara orientasi profit (keuntungan) dengan orientasi sosial kemasyarakatan
(yadnya) terhadap pembangunan desa
Sasaran dan arah kebijakan program LPD mandiri tersebut dijabarkan atau
diimplementasikan pada kegiatan yang diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut:
1. Akses peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk sistem pengelolaan SDMnya
2. Akses penguatan teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi secara bertahap
3. Akses pengembangan dan peningkatan produk-produk unggulan terutama produk-produk yang
berkaitan dengan yadnya

4. Akses penguatan terhadap financial management dan sumber pembiayaan yang murah bagi LPD
5. Akses terhadap pembinaan, monitoring dan evaluasi serta pengawasan yang lebih profesional
Implementasi Pembinaan, Penguatan kapasitas dan pengembangan LPD di Kota Denpasar
Kebijakan/progam strategis Pemerinth Kota Denpasar thd perkembangan LPD adalah
menjadikan LPD sebagai pusat informasi usaha strategis dan produktifitas masyarakat dengan
melaksanakan pola pembinaan berupa :
1. Pelatihan kepemimpinan dan Badan pengawas LPD
2. Penyaluran Dana Bergulir dan bantuan sarana/prasarana operasional LPD
3. Penerapan system operasi berbasis IT
4. Monitoring dan evaluasi dalam rangka pembenahan LPD secara teknis (tim terdiri dari
Pemerintah Kota Denpasar, BPD cabang Utama Denpasar dan PLPDK Kota Denpasar.
5. Peningkatan wawasan ke lembaga keuangan mikro sejenis

10

6. Stock Opname terhadap LPD dengan kategori cukup sehat
Peraturan Perundangan-undangan tentang LPD
1. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman (Lembaran
Daerah Propinsi Bali Tahun 2001 Nomor 29 seri D Nomor 29), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman (lLembaran
Daerah Propinsi Bali Tahun 2003 Nomor 11);
2.

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa
(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2002 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 3 ), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3
Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002
tentang Lembaga Perkreditan Desa (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2007 Nomor
3);

3.

Peraturan Gubernur Bali tanggal 15 Mei 2008 Nomor 16 Tahun 2008 tentang Pengurus
dan Pengawas Internal Lembaga Perkreditan Desa (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun
2008 Nomr 16;)

4.

Peraturan Walikota Denpasar tanggal 29 Desember 2006 Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pembinaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kota Denpasar (Berita Daerah
Kota Denpasar Tahun 2006 Nomor 37).

Nama LPD di Kota Denpasar
Kec. Denpasar Utara
1. LPD Desa pakraman Tonja
2. LPD Desa pakraman Oongan
3. LPD Desa Pakraman Ubung
4. LPD Desa pakraman Pohgading
5. LPD Desa Pakraman Peguyangan
6. LPD Desa Pakraman Peraupan
7. LPD Desa Pakraman Peninjauan
8. LPD Desa Pakraman Kedua
9. LPD Desa Pakraman Jenah
10. LPD Desa Pakraman Cengkilung
Kec. Denpasar Timur
1. LPD Desa pakraman Sumerta
2. LPD Desa Pakrman Kesiman
3. LPD Desa Pakraman Yangbatu
4. LPD Desa pakraman Pagan
5. LPD Desa Pakraman Tanjung Bungkak
6. LPD Desa Pakraman Tembawu
7. LPD Desa Pakraman Penatih Puri

11

8. LPD Desa Pakraman Penatih
9. LPD Desa Pakraman Laplap
10. LPD Desa Pakraman Angabaya
11. LPD Desa Pkraman Bekul
12. LPD Desa Pakraman Pohmanis
Kec. Denpasar Selatan
1. LPD Desa Pakraman Kepaon
2. LPD Desa Pakraman Pemogan
3. LPD Desa Pakraman Pedungan
4. LPD Desa Pakraman Sesetan
5. LPD Desa Pakraman Panjer
6. LPD Desa Pakraman Sidakarya
7. LPD Desa Pakraman Intaran
8. LPD Desa Pakraman Sanur
9. LPD Desa Pakraman Renon
10. LPD Desa Pakraman Serangan
11. LPD Desa Pakraman Penyaringan
Kec. Denpasar Barat
1. LPD Desa Pakraman Denpasar
2. LPD Desa Pakraman Padang Sambian

Sumber :
Blue Print LPD Bali,
PLPDK Kota Denpasar,
I Wayan Ramantha (LPD dan Pembangunan Ekonomi Desa)

Kepala Bagian Perekonomian
Setda Kota Denpasar

I Dewa Made Agung, SE, Msi
NIP. 19660525 199303 1 010

12