7b77d 8. manajemen profesional

MANAJEMEN PROFESIONAL

Mata Kuliah –Analisis Proses Bisnis
STMIK PPKIA PRADNYA PARAMITA MALANG

PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen (ISO 9001:2000) :
Aktivitas-aktivitas terorganisasi untuk mengarahkan
dan mengendalikan suatu organisasi.
Manajemen (Mary Parker Follet) :
Seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Manajemen adalah seni mengarahkan dan mengendalikan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

FUNGSI-FUNGSI DALAM
MANAJEMEN

PLANNING

ORGANIZING


CONTROLLING

ACTUITING
Pelaksanaan

Pengorganisasian

Pengawasan / Pengendalian

Perencanaan

PENGERTIAN PROFESIONAL
Profesional :
Totalitas pada suatu pekerjaan agar
mendapatkan output yang bagus

HAL YANG TERKAIT DENGAN
PROFESIONAL
 Kepuasan dari pengguna jasa atau
barang yang dihasilkan

 Keahlian orang yang mengerjakan
 Imbalan dari pekerjaan

PENGERTIAN MANAJEMEN
PROFESIONAL
Manajemen Profesional adalah
suatu aktivitas terorganisasi untuk
menghimpun, mengarahkan dan
mengendalikan seluruh komponen
termasuk SDM, perangkat dan sistem
yang ada agar dapat bergerak untuk
mencapai hasil maksimal

6 PRINSIP BISNIS UNTUK
MANAJEMEN PROFESIONAL
Nilai (Value)
Pengorganisasian (Organizing)
Kontrol (Control)
Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantages)
Laba (Profitability)

Etika (Ethic)

MANAJEMEN PROFESIONAL DALAM
KONTEKS SDM
Manajemen profesional didalam konteks
SDM adalah pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuiting), dan
pengawasan/pengendalian (controlling)
dalam pengembangan mutu SDM secara
profesional.
Lawannya adalah manajemen amatiran
yang ciri-cirinya bertentangan dengan ciriciri manajemen profesional.

MANAJEMEN PROFESIONAL DALAM
KONTEKS SDM (Cont.)
Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan
mutu SDM dapat dilihat dari sisi operasional dan
manajerial yakni:
1) Memperoleh dukungan top manajemen.

2) Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal
organisasi.
3) Memiliki program jangka panjang dan berkesinambungan.
4) Berorientasi ke masa depan dengan pendekatan holistic
(menyentuh unsur perasaan/spiritual).
5) Melaksanakan prinsip efisiensi dan efektivitas.
6) Melakukan tindakan secara terencana/terprogram.
7) Melakukan monitoring, evaluasi serta menerima umpanbalik.

MANAJEMEN PROFESIONAL DALAM
KONTEKS SDM (Cont.)
8) Karyawan dan pimpinan unit yang:
a. memiliki kompetensi/keahlian dan pengalaman
panjang di bidangnya.
b. haus dan berani pada tantangan.
c. inovatif, kreatif, inisiatif dan efisien.
d. memiliki integritas tinggi.
e. menghargai profesi lain.
f. selalu siap menghadapi segala resiko.
g. bertanggungjawab atas setiap kata dan

perbuatannya.
9) Mampu menggunakan teknologi tepat guna.
10) Kepemimpinan dalam membangun komitmen.

MANAJEMEN PROFESIONAL DALAM
KONTEKS SDM (Cont.)
11)

Semua lapisan berpartisipasi aktif dalam semua
aktivitas.
12)
Kerjasama tim solid.
13)
Memberikan penghargaan pada tiap karyawan
yang berprestasi (kompensasi termasuk peluang
pendidikan-pelatihan lanjutan dan promosi karir).
14)
Persuasi pada karyawan yang kurang berprestasi
untuk menjadi yang terbaik melalui konsultasibimbingan dan pendidikan-pelatihan
berkesinambungan.

15)
Memiliki budaya korporat: transparansi
(terbuka),
independensi (tidak bergantung),
responsive (cepat tanggap), akuntabilitas (dapat
dipertanggungjawabkan), dan jujur.

MANAJEMEN PROFESIONAL vs
MANAJEMEN KEKELUARGAAN
 Titik lemah manajemen keluarga lebih pada
ketergantungan terhadap orang, dan fleksibilitas yang
sangat tinggi menyebabkan suatu peraturan sangat
tergantung pada keberadaan pemilik dan kedekatan
emosional antar pemilik dan pekerja, sehingga dalam
pengukuran kinerja terlihat sangat subyektif.
 Sedangkan manajemen profesional terkesan kaku
dan kejam, tetapi sesungguhnya perlakuannya
sangat obyektif.

MENGAPA HARUS MANAJEMEN

PROFESIONAL?
Tidak jarang pelaksanaan program
pengembangan mutu sumberdaya manusia
oleh suatu organisasi mengalami kegagalan.
Hal demikian dipengaruhi oleh beragam
faktor pemahaman tentang budaya
organisasi, input, proses perencanaan,
pengendalian dan hasil pelaksanaan
program secara terpisah atau secara
bersama-sama. Bila satu faktor ada yang
kurang, maka akan mengganggu
keberhasilan pelaksanaan program. Oleh
karenanya sangat perlu untuk menerapkan
prinsip-prinsip manajemen profesional.

FAKTOR-FAKTOR KEGAGALAN
Budaya Organisasi

Sistem Nilai
Perilaku


Norma
Input Organisasi
Proses Perencanaan
Output

Pengendalian

TINDAKAN YANG HARUS DILAKUKAN
 Telaah ulang misi, visi dan tujuan
organisasi.
 Restrukturisasi organisasi.
 Restrukturisasi dan peningkatan mutu
personalia.
 Manajemen perubahan.
 Manajemen profesional.

FAKTOR PENDORONG PROFESIONALISME
DALAM ORGANISASI
 Perkembangan ilmu, pengetahuan dan teknologi:

inovasi lewat riset dan pengembangan dan adopsi
teknologi baru,
 Perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi:
sistem teknologi informasi, e-business,
 Persaingan organisasi-bisnis: modernisasi, efisiensi,
 Persaingan pasar kerja: peningkatan kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual para karyawan,
 Tuntutan pelanggan semakin tinggi: peningkatan mutu
produk, efisiensi biaya (harga) dan sistem pelayanan.
 Kebutuhan pelaku-karyawan semakin besar dan
beragam: mengakomodasi kebutuhan secara
proporsional.

THANK YOU

VALUE (NILAI)
 Bisnis ~
kegiatan melakukan perubahan dari sum
ber daya yang ada menjadi
nilai

. Sumber daya bisa berupa bahan men
tah, tenaga kerja, tenaga listrik d
an lain sebagainya.
Nilai
inilah yang dibeli oleh customer.
 Contoh:
Mc Donald membuka tempat makan ya
ng murah dengan harga terjangkau.

Pengorganisasian
(Organizing)
Manajemen perlu tahu cara mengatur
seluruh proses perubahan nilai yang terjadi
di dalam bisnis. Untuk memudahkan
pengaturan, biasanya dibuat struktur
organisasi yang disesuaikan dengan kultur
dari bisnisnya.
Misal untuk perusahaan manufaktur, struktur yang
hirarkis sangat penting. Namun untuk perusahaan
yang lebih banyak kreatif, struktur yang lebih

longgar lebih baik. Inti utamanya bukan pada
struktur, tapi pada pengorganisasian.

Kontrol (Control)
S
eorang manajer harus dapat melakukan kontrol (m
engendalikan) perusahaan-nya. Kontrol perusahaa
n dapat dilakukan berdasarkan informasi yang di
dapat.
Misal :
Anda sedang menyetir mobil, mobil dikendal
ikan dengan setir, gas, kopling, dan rem. U
ntuk dapat mengendalikan mobil Anda perlu i
nformasi yang kita dapat dari kaca mobil, s
peedometer, ukuran bensin dsb. Dengan demik
ian, Anda dapat sampai di tujuan dengan sel

Keunggulan Kompetitif
(Competitive Advantages)
 Keunggulan kompetitif bisa berupa macam-macam
bentuk: keunggulan dari sisi kualitas, dari si
si harga, dari sisi service dan lain sebagainy
a. Namun tidak ada perusahaan yang memiliki se
luruh komponen keunggulan kompetitif.
 Manager harus mengetahui ini, dan
mengendalikan perusahaan untuk konsentrasi
pada keunggulan kompetitif ini, sehingga bisa
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain.

Laba (Profitability)
 Tujuan bisnis adalah menghasilkan
profit untuk pemilik bisnis. Sehebat
apapun yang dilakukan perusahaan,
tidak ada manfaatnya jika tidak
menghasilkan profit. Tujuan utama
dari bisnis adalah profit.

Etika (Ethic)
 Masalah sering dianggap remeh.
Sikap ini bisa merugikan perusahaan.
Masalah ini sering muncul karena
godaan untuk menghasilkan profit
yang lebih tinggi. Artinya,
perusahaan-perusahaan demikian
meninggalkan etika dalam bisnis
mereka.