contoh latar belakang makalah
Latar Belakang
Disatu sisi agama dipandang oleh pemeluknya sebagai sumber moral dan nilai, sementara disisi
lain dianggap sebagai sumber konflik, dengan meminjam istilah Afif Muhammad, bahwa agama
acap kali menampakkan diri sebagai sesuatu yang bewajah ganda (Kahmad, 2002 : 147)
Menurut Hermawan Malik Suyoto pada makalahnya yang berjudul menuju rumusan pembinaan
kehidupan ummat beragama (1995 : 1) berpendapat bahwa pada dasarnya semua agama bercitacita akan termujudnya suatu masyarakat yang sejahtera lahir dan batin aman, adil dan makmur.
setiap agama mendorong terbentuknya manusia berbudi mulia yang mampu beramal soleh
sehingga bermanfaat bagi seluruh alam semesta. Ummat beragama berkeyakinan bahwa agama
melalui setiap ajarannya, pada hakikatnya merupakan proses yang harus dilalui menuju cita-cita
beragama. Hasil proses beragama akan tampak pada aktualisasi aspek kehidupan para
pemeluknya baik secara individu maupun bersama.
Jadi, agama mengharuskan kepada pemeluknya agar senantiasa meningkatkan pembinaan dan
penghayatanserta implementasinya secara terus menerus, melalui suatu pola yang diyakini
dengan baik dan benar sehingga manusia memahami hakikat dan fungsi agama sesuai dengan
misi agamanya masing-masing.
Makna kehadiran agama tergantung pada bagaimana agama ditempatkan dan difungsikan dalam
kehidupan dan perilaku seseorang merupakan cerminan pemahaman dalam beragama, pluratlitas
pemahaman beragama merupakan hal yang wajar karena keterbatasan manusia, pemaksaan
tuntutan kesamaan pemahaman merupakan bentuk pemutlakan yang justru ditentang agama.
Adanya saling pengertian yang tulus dalam wwujud kesamaan dan kesepakatan berwawasan
kemajuan merupakan hasil maksimal yang pantas diharapkan dalam bentuk upaya persatuan dan
kesatuan.
Apabla merujuk pada Alqur'an tentang banyaknya indikasi yang menjelaskan adanya faktor
konflik di tengah masyarakat beragama, misalnya dalam surat A-Ruum : 41
لن
نا
ااا
جععو ن
م ي نرر ج
للللللعنل لهع ر
٤١:الروم
ن
م ع
ذىلو
ذي ن
ظ نهننر ال ر ن
ض ال لع ن ج ج
س ل جي ع ج
ت أي ر ج
ساد ع جفى ال رب نرر نوال رب ن ر
ما ك ن ن
ف ن
سب ن ر
حرج ب ج ن
قعهم ب نعر ن
دى اللنا ج
Artinya : Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai dari akibat dari perbuatan mereka, agar
mereka kembali keajaran yang benar.
Dari ayat tersebut diatas menegaskan bahwa adanya kekuatan dari dalam diri manusia yang
selalu berusaha menarik dirinya untuk menyimpang dari nilai-nilai ajaran dan norma agama yang
menjadi petunjuk Tuhan kepada manusia, dari sana pula dapat ditegaskan bahwa kerusakan bisa
saja berbentuk kerusuhan, demonstrasi ataupun kekacauan dalam bentuk lain yang mengarah
pada kerusakan di muka bumi yang disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri.
Sedangkan teori konflik beranggapan bahwa masyarakat adalah suat keadaan konflik yang
berkesinambungan diantara kelompok dan kelas serta berkecendurangan kearah perselisihan,
ketegangan dan prubahan. akantetapi yangperlu digaris bawahi adalah "Masyarakt" karena
masyarakat dapat dikatakan menjadi lahan tempat tumbuhnya sumber konflik, benih-benih
konflik itu bisa berawal dari faktor ekonomi, politik, sosial bahkan agama (Kahmad 2002 : 148)
Maka atas dasar itulah upaya kerukunan antar ummat bergama menjadi sangat penting dan selalu
relevan untuk mendapatkan perhatian khusus oleh keseluruhan elemen yang harus terlibat, demi
terciptanya kerukunan antar ummat beragama.
maka pada makalah ini kami berupaya untuk mengkaji kembali tentang bagaimanakah peran
tokoh masyarakat, tokoh pemuka agama, terutama peran penyuluh agama dan masyarakat agama
secara umum untuk terlibat menciptakan kerukunan antar agama, maupun intern agama.
Disatu sisi agama dipandang oleh pemeluknya sebagai sumber moral dan nilai, sementara disisi
lain dianggap sebagai sumber konflik, dengan meminjam istilah Afif Muhammad, bahwa agama
acap kali menampakkan diri sebagai sesuatu yang bewajah ganda (Kahmad, 2002 : 147)
Menurut Hermawan Malik Suyoto pada makalahnya yang berjudul menuju rumusan pembinaan
kehidupan ummat beragama (1995 : 1) berpendapat bahwa pada dasarnya semua agama bercitacita akan termujudnya suatu masyarakat yang sejahtera lahir dan batin aman, adil dan makmur.
setiap agama mendorong terbentuknya manusia berbudi mulia yang mampu beramal soleh
sehingga bermanfaat bagi seluruh alam semesta. Ummat beragama berkeyakinan bahwa agama
melalui setiap ajarannya, pada hakikatnya merupakan proses yang harus dilalui menuju cita-cita
beragama. Hasil proses beragama akan tampak pada aktualisasi aspek kehidupan para
pemeluknya baik secara individu maupun bersama.
Jadi, agama mengharuskan kepada pemeluknya agar senantiasa meningkatkan pembinaan dan
penghayatanserta implementasinya secara terus menerus, melalui suatu pola yang diyakini
dengan baik dan benar sehingga manusia memahami hakikat dan fungsi agama sesuai dengan
misi agamanya masing-masing.
Makna kehadiran agama tergantung pada bagaimana agama ditempatkan dan difungsikan dalam
kehidupan dan perilaku seseorang merupakan cerminan pemahaman dalam beragama, pluratlitas
pemahaman beragama merupakan hal yang wajar karena keterbatasan manusia, pemaksaan
tuntutan kesamaan pemahaman merupakan bentuk pemutlakan yang justru ditentang agama.
Adanya saling pengertian yang tulus dalam wwujud kesamaan dan kesepakatan berwawasan
kemajuan merupakan hasil maksimal yang pantas diharapkan dalam bentuk upaya persatuan dan
kesatuan.
Apabla merujuk pada Alqur'an tentang banyaknya indikasi yang menjelaskan adanya faktor
konflik di tengah masyarakat beragama, misalnya dalam surat A-Ruum : 41
لن
نا
ااا
جععو ن
م ي نرر ج
للللللعنل لهع ر
٤١:الروم
ن
م ع
ذىلو
ذي ن
ظ نهننر ال ر ن
ض ال لع ن ج ج
س ل جي ع ج
ت أي ر ج
ساد ع جفى ال رب نرر نوال رب ن ر
ما ك ن ن
ف ن
سب ن ر
حرج ب ج ن
قعهم ب نعر ن
دى اللنا ج
Artinya : Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagai dari akibat dari perbuatan mereka, agar
mereka kembali keajaran yang benar.
Dari ayat tersebut diatas menegaskan bahwa adanya kekuatan dari dalam diri manusia yang
selalu berusaha menarik dirinya untuk menyimpang dari nilai-nilai ajaran dan norma agama yang
menjadi petunjuk Tuhan kepada manusia, dari sana pula dapat ditegaskan bahwa kerusakan bisa
saja berbentuk kerusuhan, demonstrasi ataupun kekacauan dalam bentuk lain yang mengarah
pada kerusakan di muka bumi yang disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri.
Sedangkan teori konflik beranggapan bahwa masyarakat adalah suat keadaan konflik yang
berkesinambungan diantara kelompok dan kelas serta berkecendurangan kearah perselisihan,
ketegangan dan prubahan. akantetapi yangperlu digaris bawahi adalah "Masyarakt" karena
masyarakat dapat dikatakan menjadi lahan tempat tumbuhnya sumber konflik, benih-benih
konflik itu bisa berawal dari faktor ekonomi, politik, sosial bahkan agama (Kahmad 2002 : 148)
Maka atas dasar itulah upaya kerukunan antar ummat bergama menjadi sangat penting dan selalu
relevan untuk mendapatkan perhatian khusus oleh keseluruhan elemen yang harus terlibat, demi
terciptanya kerukunan antar ummat beragama.
maka pada makalah ini kami berupaya untuk mengkaji kembali tentang bagaimanakah peran
tokoh masyarakat, tokoh pemuka agama, terutama peran penyuluh agama dan masyarakat agama
secara umum untuk terlibat menciptakan kerukunan antar agama, maupun intern agama.