133925 AKJ 2010 04 07 Persiapan Boyong Pasar Ngasem

PASAR NGASEM MULAI DIBONGKAR
NARASI:

Pasar burung yang konon sudah ada sejak tahun 1809 dan berlokasi di
kawasan kraton Yogyakarta itu/ akhir April 2010 ini bakal tak ada
kicauan burung yang bersahut-sahutan// Pemerintah kota Yogyakarta
akan memindahkannya ke lokasi baru/ di perbatasan Yogya - Bantul//
Kondisi pasar Ngasem kini jadi kumuh/ karena sebagian pedagangnya
sudah mulai membongkar bangunan mereka// Sementara/ terlihat ratusan
sangkar yang teronggok di sembarang tempat/ tak tertata rapi//
Meski pasar Ngasem tak lagi sedap dinikmati lingkungannya/ masih juga
ada pelancong asing yang dibawa pemandu wisatanya untuk melihat-lihat
koleksi burung maupun binatang lain yang masih rapi posisi sangkarnya//
Sebagian wisatawan asing itu hanya lewat saja/ namun ada juga yang
membeli sawangan/ yakni peluit yang dipasang di bagian belakang
burung merpati/ sehingga akan berbunyi nyaring ketika terbang di udara//
Sebenarnya/ keberadaan pasar Ngasem selama ini diuntungkan dengan
keberadaannya yang berhimpitan dengan bangunan bersejarah milik
kraton/ yang sekarang tinggal puing-puingnya saja/ yakni Pulo cemeti//
Pulo Cemeti adalah peninggalan budaya/ berbentuk bangunan runtuh
yang terletak di belakang Pasar Ngasem// Karena tempatnya yang itulah/

pulo cemeti menjadi tujuan wisatawan datang ke bangunan yang tinggal
reruntuhan itu// Meski saat ini sudah dipugar/ tetapi pihak kraton sengaja
menyisakan bangunan yang sudah ratusan tahun umurnya itu/ agar
wisatawan masih dapat menyaksikan sejarahnya//
Dari pulo cemeti inilah/ para pelancong dapat melihat sebagian kota
Yogyakarta// Padatnya lalulintas di sisi utara pasar ngasem serta atapatap bangunan pasar Ngasem yang sebagian sedang dibongkar/ adalah
pemandangan yang mengasyikkan karena dilihat dari lokasi yang
cukupan tinggi//
Lurah pasar Ngasem/ Didik Agus menjelaskan/ persiapan pindahan
berjalan lancar//
Statement:
Didik Agus (Lurah Pasar Ngasem)
Widi Nugroho / a -er - em / melaporkan untuk apakabarjogja / rbtv//

News reader : pasar ngasem mulai dibongkar
Pasar burung yang konon sudah ada sejak tahun 1809 dan berlokasi di
kawasan kraton Yogyakarta itu/ akhir April 2010 ini bakal tak ada
kicauan burung yang bersahut-sahutan// Pemerintah kota Yogyakarta
akan memindahkannya ke lokasi baru/ di perbatasan Yogya - Bantul//
Kondisi pasar Ngasem kini jadi kumuh/ karena sebagian pedagangnya

sudah mulai membongkar bangunan mereka//

PULO CEMETI
Ketika pertama kali mendengar orang menyebut ‘Pulo Cemeti’, Anda mungkin
berpikir itu merupakan sejenis pulau yang bernama Cemeti. Kenyataannya tidak
demikian. Pulo Cemeti adalah peninggalan budaya berbentuk bangunan runtuh yang
terletak di belakang Pasar Ngasem. Karena tinggi, saat ini orang-orang
menggunakannya untuk melihat keindahan kota Yogyakarta. Anda tinggal menaiki
tangganya dan akan terpana bahwa Anda bisa menyaksikan banyak tempat dari atas.
Sangat indah. Anda juga bisa menikmati matahari terbit dan terbenam sambil
ditemani oleh angin sepoi-sepoi.
Pulo Cemeti adalah tempat wisata peninggalan sejarah budaya berbentuk bangunan
runtuh yang letaknya di belakang Pasar Ngasem. Masyarakat sekitar ataupun
wisatawan sering menggunakan Pulo Cemeti untuk melihat keindahan kota
Yogyakarta, karena tempatnya cukup tinggi. Anda tinggal menaiki tangga di Pulo
Cemeti dan akan terpana bahwa Anda bisa menyaksikan banyak tempat dari atas.
Sangat indah lagi jikalau Anda juga menikmati matahari terbit dan terbenam dari atas
Pulo Cemeti ini.

Melihat Yogya dari "Pulo Cemeti"

Friday, 19 September 2008 17:07
administrator
Wisatawan dari India sedang
menikmati Yogya dari atas Pulo
Cemeti
YOGYAKARTA – Ada sebuah
bangunan bersejarah yang unik di
Yogya. Namanya, 'Pulo Cemeti', sebuah
benteng peninggalan yang dibangun
tahun 1765.

Secara geografis, letak benteng 'Pulo Cemeti' sendiri sejajar dengan ini Gunung Merapi dan
Pantai Selatan. Lebih tepatnya terletak di kawasan Tamansari, sekitar 20 menit dari
Malioboro.
Dari 'Pulo Cemeti' kita dapat melihat keindahan kota Yogya dari atas. Selain panorama Yogya,
Anda juga dapat melihat aktivitas pasar hewan Ngasem. Dan, jika cuaca cerah Anda akan
disuguhi indahnya matahari terbenam di ufuk barat.
Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung di tempat ini. Di bulan
Ramadhan seperti saat, banyak orang yang ngabuburit (menunggu datangnya waktu
berbuka-red).

“I love this place, with a good people (saya menyukai tempat ini dan orang-orangnya yang
baik serta ramah),” ucap Ashyizs wisatawan India yang ditemui N-News (19/9).
Untuk sampai di 'Pulo Cemeti', tidaklah sulit. Dari Stasiun Tugu Yogyakarta, Anda dapat naik
andong maupun becak. Ongkosnya sekitar Rp10 ribu. Jika dari Terminal bus Giwangan, Anda
dapat naik Bus Kota jalur 5 membayar Rp 2.500 saja, dan turun pasar hewan Ngasem.
Dari Ngasem, Anda tinggal berjalan kaki saja sambil melihat-lihat kawasan pemandian
Tamansari serta masjid "Sumur Gemuling" yang di bawah tanah. Seluruhnya masih satu
komplek dengan Pulo Cemeti. Cobalah sesekali datang ke 'Pulo Cemeti'. danar wulandari

Ngasem, Pasar Burung Tertua di Yogyakarta
Berkelana ke Pasar Ngasem bisa dikatakan keharusan setelah mengunjungi Kraton
Yogyakarta. Selain karena lokasinya yang hanya 400 meter barat Kraton, juga karena
pasar ini akan memberikan info penting tentang apa yang dianggap bergengsi di masa
kerajaan dahulu. Setelah kuda sebagai alat transportasi dan keris sebagai senjata,
burung ada di tempat ketiga sebagai pengukur status sosial. Pasar Ngasem
menawarkan berbagai macam burung dengan keindahan kenampakan dan suaranya,
serta kegiatan para pecintanya.
Sebuah bukti berupa foto menunjukkan bahwa Pasar Ngasem dengan barang
dagangan utamanya berupa burung telah ada sejak tahun 1809. Letaknya yang tak
jauh dari Kraton dimaksudkan agar para bangsawan mudah mengaksesnya. Sekitar

tahun 1960-an, pasar ini semakin identik dengan burung setelah pedagang burung dari
pasar Beringharjo dipindahkan ke tempat ini. Bukan hal mengherankan bila banyak
turis menyebut pasar ini dengan bird market karena areal perdagangan burung
sepertiga dari luas pasar.
Areal jual beli burung dijumpai dengan berbelok ke kiri dari pintu masuk. Burung
perkutut yang dahulu laris dibeli para bangsawan hingga kini masih menjadi salah
satu barang dagangan utama pasar ini. Jenis lain yang laris adalah kutilang, kepodang,
emprit, prenjak, jalak, dan parkit. Burung yang jarang dibeli namun cukup menarik
adalah burung hantu yang anakannya dijual Rp 35.000,-. Salah satu kios burung
bahkan menjual burung elang yang kini telah terjual seharga Rp. 350.000,-. Selain
binatangnya, kios burung juga menyediakan perlengkapan pemeliharaan seperti
kandang dan pakan.
Pasar Ngasem memiliki nuansa berbeda dengan pasar burung lain. Di pasar ini,
pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan burung saja, tetapi juga

pertunjukan yang digelar oleh para pecinta burung. Misalnya, pertunjukan keahlian
burung dara untuk terbang kembali ke kandang dan adu kemerduan suara berbagai
macam burung. Dari pertunjukan itulah biasanya ada calon pembeli yang merasa
tertarik dan kemudian rela membayar berapa pun harganya. Penjual kadang juga mau
mengajari melatih burung agar dapat berkicau atau sekedar bercakap-cakap tentang

cara memelihara burung.
Kalau mau berkeliling, anda juga akan mengetahui bahwa Ngasem tak hanya menjual
burung, tetapi juga binatang lain. Berbelok ke kanan dari areal penjualan burung, akan
dijumpai kios pedagang ular. Menurut penjualnya, ular yang dijualnya langsung
ditangkap dari habitatnya. Jenis ular yang dijual mulai dari ular air hingga kobra dan
phyton. Bila ingin melihat, penjual akan mengambil peliharaannya agar pembeli dapat
melihat detailnya. Selain ular, kios itu juga menjual berbagai reptil seperti iguana dan
penyu. Seekor iguana kecil dijual dengan harga Rp 75.000 sementara bila telah besar
harganya mencapai ratusan ribu.
Menuju bagian barat pasar, anda akan menjumpai kios yang menawarkan ikan hias.
Jenis ikan dan harganya bervariasi. Ikan hias kecil yang suka berkoloni dijual dengan
harga Rp. 1000 per ekor. Ikan hias lain yang dijual adalah arwana dan lou han yang
dijual seharga ratusan ribu. Perlengkapan pemeliharaan ikan juga banyak dijual.
Mulai dari akuarium dengan berbagai bentuk, karang-karangan, tanaman hias untuk
akuarium, dan pakan ikan. Beberapa kios juga menyediakan jasa untuk set up
pemeliharaan ikan laut.
Selain ikan, burung, dan ular, binatang peliharaan lain yang dijual adalah anjing,
kucing, musang, berbagai jenis ayam hingga kelici dengan berbagai warnanya. Salah
satu kios juga menjual mencit dengan satu set tempat peliharaannya yang didesain
sebagai arena bermain sehingga pembeli dapat menikmati tingkah mencit layaknya

sirkus. Di bagian tengah pasar, terdapat pedagang yang menjual jangkrik. Biasanya,
jangkrik dibeli para pecinta burung untuk pakan dan anak sekolah yang ingin
mendengarkan suaranya.
Kalau lelah atau pun lapar, seperti pasar tradisional lainnya, Ngasem juga
menyediakan jajanan pasar. Salah satu jajanan yang khas adalah jenang gempol
(terbuat dari bulatan berbahan dasar tepung beras yang berasa gurih dipadu dengan
kuah dari santan dan sirup gula jawa yang manis) yang penjualanya bisa dijumpai di
bagian depan pasar. Jajanan lain adalah getuk, lupis, thiwul, dan gatot. Di sebelah kios
penjual burung juga tersedia warung-warung makan yang menjual soto dan nasi
rames. Penjelajahan ke Pasar Ngasem akan menjadi menyenangkan tentunya.

Pasar Ngasem, Pasar Burung Tertua
13/11/2005 10:39
Burung telah lama menjadi salah satu hobby dan lambang keberadaan seseorang
dalam adat Jawa. Bahkan memiliki burung sebagai perlambang hobby telah
disejajarkan dengan kepemilikan kuda sebagai alat transportasi, keris sebagai alat
pertahanan, wisma sebagai rumah, dan wanita sebagai lambang kehidupan dan
penghidupan. Kelimanya adalah syarat untuk menjadi priyayi.
Kebutuhan akan burung inilah yang agaknya menjadi sebab utama didirikannya pasar
burung Ngasem. Letaknya yang masih di dalam lingkup kraton, tepatnya sekitar 400

meter di sebelah barat dari Kraton Jogja, memudahkan para priyayi pada masanya
untuk dapat membeli burung di pasar ini.
Awal berdirinya pasar Ngasem sendiri tidak diketahui secara pasti, namun sebuah foto
dari tahun 1809 telah membuktikan bahwa keberadaan pasar Ngasem ini sendiri sudah
ada jauh sebelum foto itu diambil. Sekitar tahun 1960an, pasar burung yang berada di
wilayah pasar Bringharjo dipindahkan ke pasar Ngasem, mengakibatkan
perkembangan pasar Ngasem yang menjadi semakin luas.
Sebenarnya Pasar Ngasem tak hanya menjual burung, berbagai hewan peliharaan,
seperti ikan hias, reptil, dan kucing, dapat ditemui dalam pajangan di Pasar Ngasem.
Berbagai perlengkapan untuk pemeliharaan hewan-hewan tersebut juga
diperdagangkan di Pasar Ngasem. Namun memang prosentase terbesar hewan
dagangan yang dijual adalah berbagai jenis burung, mulai burung lokal hingga burung
hasil penangkaran burung mancanegara.
Letak Pasar Ngasem yang berhimpitan dengan Tamansari memberikan keuntungan
tersendiri bagi pasar ini. Tak hanya penggemar burung, banyak juga turis yang
menyempatkan diri untuk sekedar mampir dan melihat-lihat Pasar Ngasem sebelum
mereka mengunjungi Tamansari. Pasar Ngasem yang terletak di area kampung Taman
ini buka dari jam 9.00-16.00 WIB.(ind)

Boyongan Pasar Ngasem Akan Digelar

Joko Widiyarso - GudegNet

Sebagai salah
satu upaya
untuk
mengabadikan
Pasar Burung
Ngasem
sebelum
direlokasi,
Komunitas
Kampoeng
Boedaja Taman
Sari akan
menggelar
'Boyongan
Pasar NgasemBird Market
Farewell Party
(Solidarity and
Empathy

Event).
Rencananya, kegiatan ini akan dilakukan dengan cara melukis wujud fisik Pasar
Burung Ngasem untuk terakhir kalinya sebelum nantinya dipindahkan ke lokasi yang
baru di kawasan Busa Agro Jogja (BAJ) Dongkelan pada 7 April mendatang.
Menurut Ketua Penyelenggara kegiatan, Kompi Setyoko, kegiatan tersebut akan diisi
dengan lomba melukis pasar burung Ngasem untuk anak pada 28 Maret 2010 dan
lomba melukis serta membatik pasar burung Ngasem untuk umum dan seniman pada
11 April 2010.
"Tujuannya adalah untuk mendokumentasikan sudut-sudut dan suasana pasar burung
Ngasem sebelum dibongkar. Ini adalah usaha untuk mengenang kembali dalam
ingatan kita bahwa dalam perjalanan sejarah kota Yogyakarta khususnya wilayah
jeron Beteng itu pernah hadir sebuah pasar dengan segala keunikan dan kekhasan,"
ujarnya di Water Castle Cafe, Rabu (24/3).
Ditambahkannya, pada tanggal 22 April nanti juga akan dilaksanakan kirab pedagang
yang membawa simbol burung beserta kandang dan makanan pelengkapnya.
"Sekitar 300 orang pedagang akan berjalan dari pasar Ngasem menuju lokasi pasar
yang baru. Ini menunjukkan wajah-wajah dari pedagang yang akan pindah lokasi
tetapi tanpa menimbulkan keributan," tuturnya.
Sementara itu, 10 karya terbaik dalam lomba melukis anak nantinya akan menjadi
dokumentasi komunitas kampoeng boedaja Taman Sari untuk disandingkan bersama

karya seniman Taman Sari.
Waktu pendaftaran lomba akan dibuka mulai 22-26 Maret 2010 dengan peserta
dibatasi 100 orang. "Sehingga harapannya, nanti ada atau tidak ada pasar Ngasem,

suasana budaya tetap akan terasa disini dengan diabadikannya karya mereka,"
pungkasnya.

Berikut ini penjelasan Ketua Panitia Bantul Expo 2008/ Drs Bambang
Legowo MSi/ yang juga Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten
Bantul/ sebagaimana dituturkan kepada Reporter Apa Kabar Jogja
RBTV//
Statement:
Drs Bambang Legowo
(Ketua Penyelengtgara Bantul Expo 2008)
“Blalalala…………….lalalalalala…………….lalalalala”
Tim Apa Kabar Jogja RBTV melaporkan//

Namun dalam perkembangannya/ Jogjakarta seakan-akan menjadi sebuah
bandul yang terus terayun kekiri dan ke kanan/ terombang-ambing tak
menentu nasibnya// Akan dikemanakan Jogjakarta?/ Masihkah menjadi
daerah istimewa ataukah disamakan dengan daerah lain?/ tak banyak
orang tahu// Bola panas kini masih bergulir di pusat// Para wakil rakyat di
provinsi Jogjakarta pun kebingungan// Gubernur DIY ditetapkan ataukah
dipilih//
Padahal sejauh ini/ rakyat terus mendesak/ Gubernur dan Wakil Gubernur
dipangku Sultan dan Pakualam/ seiring dengan keistimewaan yang sudah
tak bisa dipisahkan dari perjalanan sejarah bangsa//
Ketika berlangsung acara Jalan Sehat Mubeng beteng Janur Kuning bulan
Maret lalu/ terjawab sudah/ bahwa ketidaksediaan menjadi gubernur
adalah sebuah manuver politik/ supaya ada kepastian tentang undangundang untuk DIY//
Karena makin tidak ada kejelasannya itulah/ Partai Golkar DIY terus
melakukan gerakan untuk mengetahui secara pasti/ apa yang dimaui
kawulo Ngayogyakarto Hadiningrat//
Tanggal 1 Juni mendatang/ bertepatan dengan peringatan hari lahir
Pancasila/ Golkar DIY akan menggelar acara kolosal/ bertajuk/ Kawulo
mataran Maneges Sultan//
MARYADI / YOGI / APA KABAR JOGJA RBTV//

Balai Diklat PU Wilayah III/ adalah unit pelaksana teknis di bidang
pendidikan dan pelatihan pegawai/ yang berada di bawah pembinaan
Pusdiklat Pegawai dan Badan Pengembangan Sumber daya manusia
Departemen Kimpraswil//
Balai Diklat PU Wilayah III ini mempunyai wilayah layanan di Propinsi
DIY dan Jawa Tengah// Balai Diklat PU Wilauah III ini mengemban
tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai di bidang
ke PU an dengan fungsi menyusun rencana program dan diklat pegawai/
Penyelenggaraan/ pengadaan media dan bahan/ menyelenggarakan diklat
/ mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan setiap bidang di dalam
tugas-tugas ke-PU-an//
Apa dan bagaimana Balai Diklat PU ini berkiprah/ berikut petikan
wawancara khusus APA KABAR JOGJA dengan Kepala Balai Diklat PU
Wilayah III/ Ir Achmad Husni Thamrin, MMT//
Maryadi / Fiant melaporkan untuk APA KABAR JOGJA RBTV//