PERBUP NO 19 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN PELAYANAN PERSALINAN AMAN, INISIASI MENYUSU DINI DAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF

2.

3.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Azasi
Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 165, Tambahan kmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3886);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OO2 tentang
Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran

4.

Negara

Republik Indonesia Nomor 4234);

Undang-Undang


Nomor 13 Tahun 2OOA tentang

Ketenagakerjaan Indonesia (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran

5.

6.

7.

Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praltik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OO4 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2O09 tentaag pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5038);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);

8.

Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2OlL

tentang
perundang-Undangan
Pembentukan Peraturan
(kmbaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OLl Nomor 92,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);


9.

Peraturan Pemerintah Nomor

32 Tahun 1996 tentang

Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 3637);
10. Peraturan Pemerintah

Nomor 33 Tahun 2OL2 Tentang
pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (kmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 nomor 200g, Tambahan

I


l.

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292);
Peraturan Bersama Menteri Negara pemberdayaan
Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kesehatan

No. 48/MenPP/Xtl2OO8, Per

2Z

/MEN/Xill2oo8.

PER.27/ MEN I xll / 2oO8, d,an t tZ 7 / MENKES / pB/xr | / 2oOB
tentang Peningkatan Pemberian ASI Selama Waktu Kerja di
Tempat Ke{a

12.

Peraturan


Menteri

Kesehatan

1796/menkes/per/20ll tentang Registrasi

Nomor
Tenaga

Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor
13 Tahun 2OO9 Tentang Pedoman Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik Dengan Partisipasi Masyarakat;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/

Vll/2OO8 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
15. Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor L464 /menkes lper /
x/2OlO tentang Ijin dan Penyelenggaraan praltek Bidan;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/menkes/SK/ IV/
2004 tentang Pemberian ASI Secara Eksklusif pada Bayi
Indonesia;
17. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Nomor

pelayanan yang berstandar, alat yang sesuai standar, dan tenaga penolong
persalinan yang memenuhi standar.
15. Inisiasi Menyusu Dini yang selanjutnya disingkat dengan IMD adalah
tindakan untuk meletakkan bayi diatas dada ibu segera setelah lahir tanpa

dimandikan terlebih dahulu, dengan kontak kulit ke kulit antara ibu
dengan bayi hingga bayi berhasil menyusu sendiri sampai berhenti

men5rusu dengan sendirinya dan atau minimal selama I (satu) jam pada
kondisi ibu dan bayi sehat.
16. Air Susu Ibu selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar
payudara ibu
17.ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan kepada bayi usia O-6
bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, sari buah, madu,
air teh, air kopi, air putih, dan lain-lain, serta tanpa tambahan makanan
padat seperti buah-buahan, bubur susu, biskuit, bubur nasi, nasi tim, dan
lain-lain, kecuali obat dan vitamin atas rekomendasi tenaga kesehatan.
18. Obstetri adalah spesialisasi pembedahan yang menangani pelayanan
kesehatan perempuan selama masa kehamilan, persalinan dan nifas.
19. Neonatal adalah kehidupan pertama kali yang dialami bayi setelah lahir
sampai dengan usianya yang ke 28 hari.
20. Antenatal Care yang selanjutnya disingkat ANC adalah pemeriksaan
kehamilan yang diberikan oleh bidan atau dokter kepada ibu selama masa
kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan lisik ibu
hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
2l.Kelas ibu hamil adalah sarana belajar kelompok tentang kesehatan bagi
ibu hamil dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan,
perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir melalui praktek dengan
menggunakan buku KIA.
22. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi, selanjutnya
disebut dengan P4K adalah kegiatan yang melibatkan peran Bidan Desa,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada
saat hamil, bersalin dan nifas yang meliputi pendataan ibu hamil yang
akurat oleh bidan, persiapan transportasi, persiapan pendanaan
persalinan dan calon pendonor darah.
23. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat dengan SOp
adalah suatu pedoman tertulis tentang tata cara atau tahapan yang
dibakukan dan harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu.
24. Standar Pelayanan Publik adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat

dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
terukur.

25. Stendar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
26. Susu Formula bayi adalah susu yElng secara khusus diformulasikan
sebagai pengganti ASI untuk bayi sampai berusia 6 (enam) bulan.
27. Ruang Laktasi adalah ruangan yang digunakan untuk kegiatan menyusui,
memerah, dan menyimpan ASI.
28. Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat

dalam pengambilan keputusan

di setiap kegiatan

penyelenggaraan
pemerintahan baik secara langsung maupun tidak langsung.
29. Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi
setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan, proses pembuatan dan pelaksanaannya serta hasil-hasil
yang dicapai.

30.

Akuntabilitas adalah prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungiawabkan secara

terbuka oleh pelaksana kegiatan kepada pihak-pihak yang terkena dampak
penerapan kebijakan.
31. Responsif adalah komitmen penyelenggara pemerintahan untuk melayani
kebutuhan dan kepentingan sosial yang dialami dan ditemukan oleh
masyarakat.
32. Check List adalah suatu lembar penilaian atau instrument yang digunakan
untuk mencatat dan mengklasifikasi data yang telah diamati.
33. Audit Maternal Perinatal adalah suatu kegiatan untuk menelusuri sebab
kesakitan, kematian maternal dan perinatal dengan maksud mencegah
kesakitan dan kematian dimasa yang akan datang.
34. Safe Motherhood adalah upaya untuk menyelamatkan wanita agar
kehamilan dan persalinannya dapat dinilai dengan sehat dan aman, serta
menghasilkan bayi yang sehat.
35. Tempat kerja adalah mangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga keda bekerja, atau sering dimasuki

untuk keperluan suatu usaha.
36. Pembatu Petugas yang selanjutnya disingkat BAGAS adalah kader
kesehatan terpilih yang bersedia melalsanakan, memantau dan
mengevaluasi pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif
37. Indikasi medis adalah alasan untuk membenarkan pengobatan atau
tindakan tertentu oleh dokter
38. Informed consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut

39. Kompetensi tenaga medis adalah kemampuan untuk melalsanakan
pekerjaan dan tugas yang dilandasi atas ketrampilan, pengetahuan serta
didukung sikap ke4'a yang harus dimiliki oleh seorang tenaga medis dalam
melaksanakan praktek medis pada berbagai pelayanan kesehatan secara

aman dan bertanggungiawab sesuai dengan standard.
4O. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar atau yang disingkat PONED
adalah pelayanan untuk menangani kasus-kasus kegawatdaruratan
obstetric neonatal yang meliputi segi : Pelayanan obstetric : pemberian
oksitosin parenterd, antibiotika perenteral dan sedative perenteral,
pengeluaran plasenta manual/ kuret serta pertolongan persalinan
menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi.
41. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis
dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis
tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

ini sebagai pedoman bagi SKPD, RSUD, Puskemas,
tenaga kesehatan dan masyarakat dalam meningkatlan pelayanan

(1) Maksud Peraturaa

Persalinan Aman, IMD dan pemberian ASI eksklusif.
(2) Tujuan Peraturan ini adalah:
a. meningkatkan dera.iat kesehatan ibu dan anak;
b. memberikan perlindungan dan pelayanan bagi ibu untuk memperoleh
pertolongan persalinan yang aman;
c. menjamin pemenuhan hak setiap bayi untuk memperoleh ASI eksklusif
sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan yang diawali
IMD dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;
d. menjamin perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif
kepada bayrnya;
e. meningkatkan peranan dan dukungan keluarga, masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten terhadap program Persalinan Aman, IMD dan
pemberian ASI eksklusif;
f. menjamin bahwa setiap fasilitas kesehatan dan petugasnya lebih
transparan, melibatkan masyarakat, akuntabel dan responsif dalam
memberikan pelayanan Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif sesuai
dengan standard operasional prosedur;
g. menjamin setiap masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam

melakukan pengawasan maupun memberikan masukan untuk
meningkatlan kualitas pelayanan Persalinan Aman, IMD dan ASI
eksklusif.

BAB III
PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN
Pasal 3

Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan pelayanan jaminan Persalinan Aman, IMD
dan pemberian ASI eksklusif adalah:

a.
b.

c.

v

d.

kepentingan terbaik bagi anak dan ibu dalam setiap kegiatan yang
dilakukan;
nondiskriminasi yaitu tidak membedakan suku, agama, golongan, jenis
kelamin maupun status ekonomi seseorang dalam setiap pemberian
pelayanan yang diberikan;
kerahasiaan yaitu menjamin bahwa identitas dan foto anak akan
senantiasa dilindungi kerahasiaannya, dan publikasi di media massa
harus melindungi kepentingan terbaik bagi anak termasuk meminta izin
kepada keluarga;
transparan dan akuntabilitas

BAB IV
SASARAN

Pasal 4

Sasaran dari Peraturan Bupati ini meliputi

(1) Sasaran langsung

:

a. Dinas Kesehatan;
b. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD);

c.

a_-

Rumah Sakit Swasta;
d. Kantor Kementerian Agama
e. Kantor Urusan Agama (KUA);
f. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
g. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM PD);
h. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana (BP3A dan KB)
i. Dinas Pendidikan
j, Bagian Kesra
k. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK);
1. Puskesmas dan j aringannya;
m. Pemerintah Kecamatan;
n. Pemerintah Desa;
o. Bidan praktek mandiri;

p. Klinik;
q. Dokter Praktik Swasta.

nonformal khususnya dalam program promosi dan pelayanan

d.
e.

f.
g.
h.

i.

j.

Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
melakukan pengkajian secara berkala terhadap kinerja pegawai serta
memberikan penghargaan dan sanksi berdasarkan mekanisme yang
berlaku;
melakukan monitoring dan evaluasi program kesehatan secara berkala;
mengembangkan paradigma sehat program promotif, preventif,
rehabilitatif dan kuratif serta advokasi;
melakukan koordinasi dengan instansi vertikal antara lain Kantor
Urusan Agama (KUA) dafam hal penyuluhan atau sosialisasi kepada
calon pengantin mengenai Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif
melakukan integrasi program lintas sektoral maupun dengan pihak
swasta dan LSM;
mempublikasikan secara berkala informasi dan dokumentasi yang
berkaitan dengan promosi dan pelayanan persalinan aman, IMD dan
ASI eksklusif melalui berbagai media untuk menjamin hak warga
negara mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan, alasan
pengambilan suatu keputusan publik serta untuk mendorong
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebljakan publik.
menyiapkan format pelaporan pelaksanaan program/ kegiatan
kesehatan ibu dan anak untuk Puskesmas dan jajarannya
memastikan semua puskesmas memiliki SOP pelayanan kesehatan
bagi ibu dan anak serta memiliki ruang laktasi.
Memberikan teguran secara lisan maupun tertulis pada pihak yang
melanggar peraturan Bupati ini.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Rumah Sakit Swasta, dokter praktek
swasta dan klinik dengan tugas yaitu:
a. memberikan kepastian pelayanan yang berkualitas, cepat dan tepat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat tanpa membedakan status sosial
terkait Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. memberikan pelayanan yang aman dan nyaman terhadap ibu dan anak
terkait Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif; dan
c. melengkapi sarana dan prasarana kesehatan terkait Persalinan Aman,
IMD dan ASI eksklusif.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan tugas yaitu:
a. mendorong pengusaha/pengurus serikat pekerja/ serikat buruh agar
mengatur tata cara pelaksanaan pemberian ASI dalam peraturan
perusahaan atau perjanjian kerjasama dengan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
b. mengkoordinasikan pemasyarakatan pemberian ASI ditempat kerja

c.

menyediakan sararla pemberian ASl/ruang laktasi di tempat kerja

5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Pemerintahan Desa (BPMPD)

dengan tugas yaitu:

a. melaksanakan penJrusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintah desa yang
mendukung program Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di
bidang pemberdayaan masyarakat desa yang menjamin pelaksanaan
Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif.

6. Badan

Pemberdayaan perempuan perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana (BP3A dan KB), dengan tugas yaitu:
a. melaksanakan penrusunan dan pelaksanaan rencana program kerja
serta merumuskan kebijakan, koordinasi, pembinaan dan pelayanan di
bidang perlindungan dan penyuluhan perempuan dan anak daram
kaitan dengan Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. penyebarluasan informasi dan edukasi dalam rangka peningkatan
kesetaraan dan keadilan gender dalam kaitan dengan persalinan Aman,
IMD dan ASI eksklusif;
c. melaksanakan evaluasi pelaksanaan program peningkatan partisipasi
masyarakat, dalam pelaksanaan keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi.
d. mempromosikan program KB termasuk saat pasca persalinan;
e. melaksanakan dan mengembangkan kegiatan program Bina Keluarga
Balita (BKB).

.
\,

7.

\-,

Dinas Pendidikan dengan tugas yaitu :
a. menyelenggarakan pendidikan kesehatan reproduksi logr siswa pada
tingkat pendidikan menengah
b. melatih guru bimbingan penyuluhan dan konseling tentang konsultasi
kesehatan reproduksi bagi siswa

c. menjalin kerjasama dengan puskesmas dan Tp-pKK untuk

d.

8.

menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, sosialisasi tentang Persalinan
Aman, IMD dan ASI eksklusif pada tenaga pendidik (pamong) di tempat
penitipan anak, baby's school, day care juga melakukan kontrol secara
berkala untuk mengoptimalkan layanan yang sudah berjalan.
melakukan pembinaan dan pengawasan kepada sekolah yang sudah
melaksanakan ASI eksklusif

PKK, dengan tugasnya yaitu

:

a. menciptakan fungsi rumah sebagai tempat tumbuh kembang keluarga,
mengembangkan hubungan batin keluarga, menumbuhkan jalinan

kasih sayang, memelihara kerukunan, norrna kehidupan

dan

kepribadian;

mengoptimalkan PKK dengan tanaman pangan dan tanaman
produktif/ keras (bernilai ekonomis fi.ggr), minimal untuk memenuhi
keperluan dan tabungan keluarga serta meningkatkan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA);
pemberdayaan keluarga dalam menunjang penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayr (AKB), Angka Kematian Bdita (AKBAL)

melalui antara lain: Gerakan Sayang Ibu (GSI), ambulan desa,
imunisasi, pencatatan kelahiran dan kematian di kelompok kelompok
Dasawisma;
perbaikan gizi keluarga melalui sosialisasi dan fasilitasi Keluarga Sadar
Gizi (KADARZI) antara lain: gizi seimbang kepada ibu hamil (BUMIL),

ibu menyusui (BUSUI), Balita dan Lansia, upaya kecukupan nutrisi
(protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air) dengan kalori
rendah dan kecukupan pertumbuhan, bermitra dengan petugas, guru,
Puskesmas dan Bidan di desa, kepedulian keluarga terhadap perilaku
hidup bersih dan sehat serta pola makan sehat dan gizi seimbang,
kualitas glzi pada BUMIL yang kekurangan energi kronis (KEK) dengan
mengukur lingkar lengan atas (LILA), pemberian ASI eksklusif selama
6 (enam) bulan, Makanan pendamping Air Susu Ibu (Mp _ ASI),
pemberian makanan tambahan (pMT) bagi Balita; dan

e. pelatihan, penyegaran dan pembinaan kader posyandu secara
berkesinambungan.

9.

Puskesmas, dengan tugas yaitu:

a. memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam hal
kesehatan baik secara umum maupun khusus di bidang KIA terkait

Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusif;
b. memberikan informasi mengenai kesehatan kepada masyarakat;

c. memberikan bimbingan kepada seluruh staf puskesmas untuk

meningkatkan standar mutu pelayanan kepada masyarakat;
d' membangun jejaring program rintas kecamatan untuk meningkatkan
program kesehatan;
e. menginventarisasi perlengkapan puskesmas, pustu, ponkesdes dan

f.

Polindes.
pembinaan, pengawasan dan evaluasi kepada Bidan Desa;

g. pertemuan reguler dengan pemangku kepentingan

di

tingkat

kecamatan untuk membahas kondisi pelayanan kesehatan;
h. perencanaan penggunaan anggaran, puskesmas bertanggungiawab

melaksanakan lokakarya

mini dengan melibatkan peran

masyarakat dan para pihak datam wilayah keq.anya;

serta

i.
j.

pengembangan sistem informasi kesehatan ibu dan anak yang akurat,
tepat dan benar;
pengembangan pengelolaan pengaduan dan indeks pengaduan
masyarakat sesuai dengan kemampuannya melalui survey indek
kepuasan masyarakat bersama dengan Forum Bersama Peduli
Kesehatan setiap tahun; dan

k.

mekanisme layanan pengaduan dan umpan balik serta alur layanan
(soP).

yaitu:
a. menggerakkan seluruh elemen masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu yang sedang
mengandung
b. sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak dari
segala aspek lintas sektoral yang ada di kecamatan; dan
c. menggerakkan Forum Bersama Peduli Kesehatan Kecamatan ddam
-r--t-r---:r
berbagai aktifitas Persalinan Aman, IMD dan ASI eksklusil.

10. Pemerintah Kecamatan, dengan tugas

\-

11. Pemerintah Desa, dengan tugas

yaitu:

a. berpartisipasi bersama petugas kesehatan
permasalahan kesehatan yang ada di tingkat desa;

b. berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan

untuk

mengatasi

ibu dan anak di

desanya; dan

c. berpartisipasi untuk memberikan suasana yang nyaman dan

aman

kepada ibu dan anak di desa.

yaitu:
a. memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada masyarakat
pada umumnya dan ibu hamil khususnya;
b. melayani ibu hamil/ masyarakat secara optimal;
c. memeriksa kehamilan ibu yang berada di dalam ruang lingkup

12. Puskesmas Pembantu (Pustu), dengan tugas

\-,

kerjanya sesuai dengan standar;
d. membangun mitra kerja dengan kader dan perangkat desa, dan bidan
di desa tetangga;
e. meningkatlan cakupan pelayanan pemeriksaan KIA sesuai standart;
f. memiliki cakupan data kesehatan dalam wilayah kerjanya secara
benar, akurat dan terbaru; dan
g. memberikan pelayanan program KB paska persalinan'
13.Bidan Praktek Mandiri (BPM), dengan tugas yaitu:
a. melaksanakan pelayanan masyarakat terutama ibu dan anak seperti
penyuluhan kesehatan, konseling KB, ANC, asuhan persalinan,

perawatan nifas, perawatan bayi, pelayanan keluarga berencana,
imunisasi dan perawatan pasca keguguran.
b. pelaksanaan manajemen Laktasi; dan
c. menyampaikan laporan bulanan kepada Dinas Kesehatan mengenai
program persalinan arnan, IMD dan ASI eksklusif yang
dilaksanakannya.
BAB VI
PERSALINAN AMAN

Pasal 7

(1) Setiap ibu hamil berhak memperoleh pelayanan persalinan aman.
(2) Cakupan persalinan aman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. ibu hamil terdata secara akurat baik jumlah maupun akses untuk
memperoleh pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan pada setiap
bulan;
b. adanya perencanaan persalinan oleh ibu hamil bersama-sarna dengan
tenaga kesehatan dan keluarga, yang meliputi:
a) taksiran persalinan;
b) penolong persalinan;
c) tempat persalinan;
d) pendamping persalinan;
e) transportasi/ambulan desa;
f) calon pendonor darah; dan
g) pendanaan persalinan.
(3) Ibu hamil mendapatkan dukungan dari masyarakat melalui kegiatan P4K
dan/atau Desa Siaga;
(a) Ibu hamil dan keluarganya berhak memperoleh pengetahuan yang
memadai dari tenaga kesehatan mengenai tanda-tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta tindakan yang harus
dilakukan melalui kegiatan kelas ibu hamil;
{5) Ibu hamil berhak mendapatkan pertolongan dalam persalinan pada
fasilitas kesehatan yang memadai;
Ibu hamil berhak mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat dari
tenaga kesehatan bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan
nifas dengan meningkatkan peran suami, keluarga dan masyarakat;
Adanya mekanisme rujukan kegawat-daruratan Obstetri dan Neonatal
yang sistematis dan berjalan efektif untuk memastikan persalinan dengan
komplikasi dapat tertangani dengan baik

Pasal 8

Setiap ibu hamil harus menginformasikan dan memeriksakan
kehamilannya kepada tenaga kesehatan dan berhak mendapatlen
pelayanan kesehatan selama kehamilan berupa pemeriksaan kesehatan
sekurang-kurangnya 4 (empat) kali, trimester pertama 1 kali, trimester
kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.
Ibu yang akan bersalin memperoleh prioritas pelayanan dari tenaga
kesehataa di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai SOP.
Ketersediaan tenaga kesehatan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu
hamil dan Persalinan Aman diatur oleh Dinas Kesehatan.
Pasal 9

Fasilitas kesehatan Pemerintah Daerah dan swasta bertanggungiawab
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan SOP.
SOP yang dimaksud pada ayat (1) adalah;
a. SOP Antenatal Care (ANCI;
b. SOP Intranatal Care (INC);
c. SOP Post Natal Care (PNC);
d. SOP perawatan Neonatal atau komplikasi (Asfiksia)

rujukan.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang melayani kesehatan ibu dan anak
wajib memiliki Pedoman Kerja Program Kesehatan Ibu dan Anak.
Fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta harus responsif
serta melibatl