this file 4301 8257 1 SM

Marsiti
.

NUMBER CARD MEDIA FOR IMPROVING ABILITY OF SORTING
NUMBERS BETWEEN 101 TO 500 FOR ELEMENTARY SCHOOL
STUDENTS
by: Marsiti (2nd grade students of Gedongkiwo Elementary school Yogyakarta)
[email protected]
ABSTRACT
Classroom action research with research subjects grade II SD Gedongkiwo
Yogyakarta were 30 students in the academic year 2015/2016 concluded that after
two cycles of improvement:(1) the percentage of completeness learning students
who graduated KKM reached 82.67%. (2) The quality ofthe learning process has
increased from66.04% to 83.54%. (3) The average valueof student learning
outcomes also increased from 69.33 at 82.67 inthe first cycle tothe second cycle. (4)
The findings in this studyis the use can improve student learning outcomes, but
needed 3 additional learning activities that either: (a) the application ofa lecture in
both directions,(b) the application of the method of discussion guided, c) evaluation
modelof the envelope of the matter.
Key words: Sorting numbers, number 101-500, numbers card media


MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGURUTKAN BILANGAN ANTARA 101 SAMPAI DENGAN 500 PADA
SISWA SEKOLAH DASAR
Abstrak
Penelitian tindakan kelasdengan subjek penelitiansiswa kelas II SD Gedongkiwo Yogyakarta
berjumlah 30 siswa pada tahun pelajaran 2015/2016 menyimpulkan bahwa setelah melalui dua siklus
perbaikan: (1) prosentase ketuntasan hasi belajar siswa yang lulus KKM mencapai 82,67%. (2) Kualitas
proses pembelajaran mengalami peningkatan dari 66,04% menjadi 83,54%. (3) Nilai rerata hasil belajar
siswa juga mengalami peningkatan dari 69,33 pada siklus I menjadi 82,67pada siklus II. (4) Temuan
dalam penelitian ini adalah penggunaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun diperlukan 3
tambahan aktifitas pembelajaranyang berupa : (a) penerapan metode ceramah dua arah, (b) penerapan
metode diskusi terbimbing, c) model evaluasi satu amplop satu soal.
Kata kunci: menyortir, nomor, 101-500, media, kartu,

A. Pendahuluan
Pentingnya pendidikan tercermin
dalam UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak
setiap warga negara yang bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal
ini kemudian dirumuskan dalam

Undang-Undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II pasal 3 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembang184
Pendidikan Matematika SekolahDasar

nya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang maha Esa,
berakhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung jawab.Berkaitan dengan
hal tersebut, pendidikan di SD harus

mampu mempersiapkan peserta didik
agar memiliki bekal kemampuan
intelektual kemampuan pribadi serta
kemampuan sosial yang baik sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
Kemampuan intelektual diperoleh
melalui kegiatan membaca, menulis
dan berhitung. Untuk selanjutnya
kemampuan intelektual dalam hal

UPI Kampus Tasikmalaya

berhitung diperoleh dalam mata
pelajaran matematika
Pendidikan matematika di SD
menduduki peranan yang sangat
penting karena matematika merupakan
salah satu mata pelajaran USDA di
tingkat SD dan sebagai mata pelajaran
UNAS di tingkat selanjutnya.

Di
samping itu juga sebagai bekal peserta
didik agar memiliki kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif yang sangat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran matematika di SD
khususnya kelas II SD Negeri
Gedongkiwo pada materi mengurutkan
bilangan umumnya masih didominasi
oleh guru dengan metode yang masih
konvensional yaitu metode ceramah
tanpa menggunakan media sehingga
pembelajaran berpusat pada guru. Hal
ini diperparah lagi dengan tanpa
adanya perhatian yang cukup terhadap
pemahaman siswa. Proses pembelajaran tersebut menyebabkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran tidak berkembang secara
optimal, akibatnya siswa menjadi pasif
dalam belajar dan kurang termotivasi.
Proses

pembelajaran
tersebut
berimbas pada hasil pembelajaran yang
diikuti oleh 30 siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar khususnya
dalam mengurutkan bilangan. Siswa
yang memperoleh nilai 7 hanya 2 (6%)
siswa, yang memperoleh nilai 6,5
hanya 2 (6%) siswa, yang memperoleh
nilai 6 ada 9 (30%) siswa, yang
memperoleh nilai 5 ada 4 (13%) siswa,
dan yang memperoleh nilai kurang dari
4,5 berjumlah 13 (43%) siswa. Hasil
ini sangat jauh dari Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) pelajaran matematika
yang telah ditetapkan yaitu 66.
Berdasarkan dari uraian masalah di
atas, penyebab utama kurang berhasilnya pembelajaran mengurutkan
bilangan pada siswa kelas II adalah
karena guru tidak menggunakan media

yang bervariatif sehingga sebagian
Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

besar siswa kurang termotivasi dalam
belajar. Hal tersebut berdampak pada
rendahnya hasil belajar siswa yang
ditandai dengan capaian nilai siswa
yang masih dibawah nilai KKM yang
ditentukan.
Salah satu media alternatif yang
memungkinkan digunakan pada pelajaran matematika kelas II pada materi
mengurutkan bilangan dan sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa
adalah
media
kartu
bilangan.
Penggunaan kartu bilangan akan
mempermudah guru dalam menanamkan konsep bilangan dan akan
mempermudah

siswa
dalam
memahami
dan
meningkatkan
ketrampilan siswa dalam mengurutkan
bilangan antara 101 sampai dengan
500. Hal ini disebabkan karena
penggunaan media kartu bilangan
didasarkan pada prinsip “belajar
sambil bermain”, sehingga dengan
teknik ini memungkinkan murid
belajar sambil bermain, sehingga siswa
dapat mempelajari materi secara santai
tanpa merasa tertekan, sehingga akan
lebih mempermudahkan siswa dalam
memahami materi.
Dari uraian diatasrumusan permasalahan penelitian dapat dinyatakan
sebagai berikut: (1) Apakah pembelajaran Matematika dengan menggunakan media kartu bilangan dapat
meningkatkan kemampuan mengurutkan bilangan dan

hasil belajar
Matematika kelas II SD Gedongkiwo
Yogyakarta? (2) Bagaimana penggunaan media kartu bilangan pada
pembelajaran materi mengurutkan
bilangan antara 101 sampai 500
padamata pelajaran Matematika kelas
II SD Gedongkiwo Yogyakarta ?
Tujuan dari penelitian ini adalah
(1)Meningkatkan kemampuan dan
hasil belajar Matematika materi mengurutkan bilangan pada siswa kelas II
SD Gedongkiwo Yogyakarta (2) Untuk
mendeskripsikan penggunaan dan
pemanfaatan media kartu bilangan
185

Marsiti
.

pada pelajaran Matematika materi
mengurutkan bilangan pada siswa

kelas II SD Gedongkiwo.
Pembelajaran matematika menurut
Russefendi (1993: 109) adalah suatu
kegiatan belajar mengajar yang sengaja
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dengan memanipulasi simbolsimbol dalam matematika sehingga
memperoleh perubahan tingkah laku.
Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat dikatakan bahwa pembelajaran
matematika SD merupakan suatu
kegiatan
pembelajaran
yang
menggunakan pendekatan induktif dan
menggunakan obyek yang konkrit
sebagai sarana yang tepat untuk
membelajarkan matematika.Hal ini
sejalan dengankemampuan berpikir
siswa Sekolah Dasar masih dalam
tahap operasional konkrit, sehingga
dalam rangka mencapai tujuan yang

telah diamanatkan dalam standar isi
kurikulum
2006,
pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar sebaiknya menggunakan media agar mempermudah siswa dalam memahami
konsep matematika.
Sudjana & Rivai dalam Azhar
Arsyad (1997: 25) mengemukakan
manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar, yaitu:(1) pembelajaran
dengan menggunakan media akan
lebih menarik perhatian anak sehingga
anak menjadi termotivasi untuk
belajar;(2) bahan pembelajaran yang
akan disampaikan lebih jelas maksud
dan maknanya sehingga anak lebih
mudah untuk memahami materi yang
disampaikan;(3) metode mengajar akan
lebih bervariasi, tidak hanya komunikasi secara verbal dengan penuturan
yang disampaikan guru sehingga anak

tidak cepat bosan dan guru juga tidak
terlalu menghabiskan tenaga; dan (4)
anak diberi banyak kesempatan untuk
melakukan kegiatan belajar dan tidak
hanya mendengarkan penjelasan dari
guru. Anak terlibat aktif dalam
186
Pendidikan Matematika SekolahDasar

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memamerkan, dan lain-lain
Media berperan penting dalam
menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar. Salah satu jenis media
pembelajaran adalah kartu bilangan.
Menurut Soedjadi (2000) “kartu
bilangan merupakan suatu media yang
berbentuk bilangan yang diperlihatkan
kepada siswa. Dengan kartu bilangan
siswa dapat mengetahui atau mengenal
suatu bilangan serta cara menulis dan
mengurutkan suatu bilangan. Kartu
bilangan merupakan bagian penunjang
dari proses pembelajaran dalam hal ini
media kartu bilangan bertujuan untuk
mengembangkan
aspek
kognitif,
afektif dan psikomotor.
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK), yaitu sebuah
kegiatan penelitian yang dilakukan
didalam kelas, yang bertempat di SD
Negeri Gedongkiwo Kota Yogyakarta.
Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas II SD Negeri Gedongkiwo yang
berjumlah 30 siswa. Penelitian ini
dilaksanakan
dengan
mengikuti
prosedur penelitian yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan
Taggart, dalam Kasihani Kasbolah
(1998:113). Tahapan dalam penelitian
tindakan kelas ini disebut siklus, dan
setiap siklusnya mencakup kegiatan
perencanaan (planning), tindakan
(action), pengamatan (observation),
dan refleksi (reflection).
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan hasil
tes siswa. Instrumen observasi
langsung dalam penelitian ini adalah
lembar observasi proses pembelajaran
yang terdiri dari empat indikator, yaitu:
a) keaktifan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, b) keaktifan siswa
dalam kerja kelompok, c) keaktifan
siswa dalam mengurutkan bilangan
dari yang terkecil dengan menggunakan kartu bilangan, dan d)
keaktifan siswa dalammengurutkan

UPI Kampus Tasikmalaya

bilangan dari yang terbesar dengan
menggunakan kartu bilangan.
Target
keberhasilan
dalam
penelitian ini adalah meningkatnya
kemampuan mengurutkan bilangan,
setelah menggunakan media kartu
bilangan, yang ditandai dengan
minimal 75% dari jumlah siswa
mampu mengurutkan bilangan dengan
skor KKM 66, dan meningkatnya nilai
rata-rata kelas dalam mengurutkan
bilangan.

menggunakan media dan mengurutkan
bilangan, 4) Siswa diminta berlatih
mengurutkan bilangan sesuai tahapan
yang telah dijelaskan oleh guru, (5)
Siswa menggerjakan soal tes evaluasi.
Pada tahap Observasi, siklus
Pertama, kegiatan siswa dicatat selama
proses pembelajaran. Hasil observasi
kegiatan
siswa
dalam
proses
pembelajaran menggunakan media
kartu bilangan adalah sebagai berikut:

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tabel 1.Skor indikator proses pembelajaran
media Kartu Bilangan

Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam 2 No.
Indikator Indikator Indikator Indikator Rerata
siklus,tiap siklus terdiri
A
B
C
D
1
Skor
75
78
78
70
dari 4 kegiatan, yaitu
Indikator
perencanaan,
tindakan,
2 Skor
120
120
120
120
observasi, dan refleksi.
Maksimum
Berikut ini deskripsi kedua 3 Prosentase 62,50% 65,00% 65,00% 58,33% 66,04%
siklus dalam penelitian ini.
keberhasilan
Dari keempat indikator diatas,
Pra Siklus
indikator D (mengurutkan bilangan
Pada tahap Pra Siklus, hanya 10
dari yang terbesar dengan menggunasiswa (33%) yang sudah tuntas,
kan kartu bilangan), ternyata masih
sedangkan 20 siswa (67%) belum
sangat rendah, sedangkan ketiga
mencapai nilai ketuntasan minimal
indikator lainnya juga masih belum
dalam mengurutkan bilangan. Ratasesuai target yang dikehendaki.
rata hasil belajar hanya mencapai skor
Adapun deskripsi skor yang diperoleh
56.
siswa dari hasil tes
mengurutkan
Deskripsi Siklus Pertama
bilangan
antara
101–500
adalah
Pada tahap perencanaan, siklus
sebagai berikut.
Pertama, ada beberapa hal yang
disiapkan, yaitu: 1) lembar observasi,
2) lembar kegiatan siswa, 3) alat
peraga media, yaitu: papan bilangan,
dan kartu bilangan.
No
Pada tahap pelaksanaan, siklus 1.
Pertama, dilakukan pendokumen- 2.
tasian proses pembelajaran meng- 3.
urutkan bilangan menggunakan 4.
5.
instrumen pengamatan yang telah 6.
disiapkan. Adapun tindakan yang
dilakukan
dalam
pembelajaran
mengurutkan bilangan, secara garis
besar adalah sebagai berikut: 1) Guru
menjelaskan
cara
mengurutkan
bilangan, 2) Guru menampilkan media,
3) Guru mendemontrasikan cara
Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

Tabel 2. Data Nilai dan Ketuntasan Siswa

Aspek
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Rerata
Ketuntasan belajar (nilai > 66)
Ketidak tuntas belajar (nilai =< 66)
Rata-Rata Ketuntasan Siswa
Sumber: data primer, 2015

Skor / Jumlah
100
20
69,33
17 siswa (57%)
13 siswa (43%)
57%

Dari tabel 2, diketahui bahwa jumlah
siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajar baru mencapai 17 siswa (57%)
dan 30 siswa (43%) belum mencapai
nilai ketuntasan. Kondisi ini masih
187

Marsiti
.

jauh dari target pencapaian tindakan
sebesar 80% siswa mencapai nilai
KKM. Rerata nilai hasil belajar sudah
menacapai 69,33 yang berarti sudah
melampai KKM, namun demikian
ketuntasan siswa masih belum tercapai.
Pada tahap refleksi, dihasilkan
beberapa kelebihan dan kekurangan
proses pembelajaran pada siklus
pertama
ini.
Kelebihan
proses
pembelajaran pada siklus ini adalah
meningkatkan rerata hasil belajar siswa
dari 56 pada tahap pra siklus menjadi
69,33 pada siklus I. Namun demikian,
indikator pembelajaran ini masih perlu
untuk ditingkatkan lagi.
Sedangkan kekurangan proses
pembelajaran, terlihat dari indikator D,
yaitu: mengurutkan bilangan dari yang
terbesar (58,33%). Hal ini mungkin
disebabkan karena angka disajikan
dalam satu amplop disajikan secara
acak. Disamping itu, ada indikator
yang masih perlu ditingkatkan, yaitu:
1) rendahnya perhatian siswa terhadap
penjelasan guru,
2)
rendahnya
partisipasi siswa dalam menyampaikan
pendapat.
Berdasarkan kelemahan proses
belajar pada siklus I, maka diajukan
rekomendasi untuk perbaikan pada
siklus berikutnya yaitu: 1) menerapkan
metode ceramah duaarah dalam
mendemontrasikan cara mengurutkan
bilangan, 2) menerapkan metode
diskusi terbimbing untuk mengaktifkan
siswa dalam menyampaikan pendapatnya, 3) model evaluasi satu amplop
untuk satu soal, dengan
cara guru menyiapkan satu No.
amplop untuk tiap satu
soal, sehingga siswa tidak
1 Skor
kebingungan
dalam
Indikator
2 Skor
menentukan angka yang
Maksimum
sesuai dengan soal yang
3
Prosentase
diberikan.
keberhasilan
Pada tahap perencanaan, disiapkan instrumen yang diperlukan yaitu, media kartu bilangan, RPP,
188
Pendidikan Matematika SekolahDasar

lembar pengamatan, lembar diskusi,
dan soal evaluasi yang dimasukkan
kedalam amplop tiap soal.
Pada tahap pelaksanaan, dicatat
kegiatan
siswa
selama
proses
perbaikan
pembelajaran
dengan
menggunakan instrumen pengamatan
yang telah disiapkan.
Pada tahap pelaksanaan siklua
kedua ini ada beberapa perubahan
strategi yang dilakukan guru, sesuai
pada hasil rekomendasi dari refleksi
siklus pertama.
Langkah-langkah
pembelajaran pada siklus kedua secara
garis besar, adalah: 1) Guru
menjelaskan materi mengurutkan
bilangan dengan metode ceramah 2
arah, 2) Guru mendemonstrasikan cara
mengurutkan
bilangan
melalui
komunikasi dua arah, 3) Guru
melakukan diskusi terbimbing dengan
tujuan untuk mengaktifkan siswa
dalam mengemukakan pendapat, 4)
Guru meminta beberapa siswa secara
bergantian
mengurutkan bilangan
dengan kartu bilangan yang diacak, 5)
Guru membagi lembar kegiatan dan
membimbing tiap kelompok untuk
mengerjakan lembar kegiatan tersebut,
6) Tes evaluasi dengan menggunakan
model satu amplop untuk satu soal.
Pada tahap Observasi, hasil
pengamatan proses
pembelajaran
terhadap kagiatan belajar siswa, dapat
dilihat pada tabel 4, berikut ini.
Tabel 3.Skor indikator proses pembelajaran
media Kartu Bilangan
Indikator Indikator
A
B
%
%
101
92

Indikator
C
%
110

Indikator
D
%
98

120

120

120

120

84,17

76,67

91,67

81,67

Rerata
%

83,54

UPI Kampus Tasikmalaya

Berdasarkan data proses pembelajaran siklus kedua, dapat diketahui
peningkatan kualitas kegiatan belajar
da-ri 30 siswa kelas II.Hal ini dapat
dilihat dari capaian indikator-indikator
pembelajaran, yaitu: indikator A
mencapai keberhasilan 84,17%, indikator B mencapai keberhasilan 76,67%,
indikator C mencapai keberhasilan
91,67%, dan indikator D mencapai
keberhasilan 81,67%. Rata-rata keberhasilan indikator proses pembelajaran
mencapai 83,54%. Data skor rerata dan
ketuntasan belajar siswa dapat dilihat
pada table 4.
Tabel 4. Data nilai dan ketuntasan belajar
siswa
No Aspek
Keterangan
1. Nilai Tertinggi
100
2. Nilai Terendah
20
3. Rerata
82,67
4. Tuntas belajar (nilai > 24 siswa (80%)
75)
5. Tidak Tuntas Belajar 6 siswa (20%)
(nilai < 75)
6. Rata-Rata Ketuntasan
80%
Sumber: data primer, 2015

Dari tabel nilai hasil dan
ketuntasan belajar siswa diatas, dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang
mencapai nilai ketuntasan mencapai 24
siswa (80%), dan hanya 6 (20%) siswa
yang tidak tuntas. Rerata nilai hasil
belajar juga sudah mencapai 82,67%
atau naik sebanyak 13,34% dari
kondisi 69,33% pada siklus I. Hal Ini
menunjukkan
bahwa
proses
pembelajaran dan hasil belajar pada
siklus II
mengalami
kenaikan,
sehingga target perbaikan yang ingin
dicapai yaitu 80%, sudah tercapai pada
siklus II ini.
Pencapain peningkatan proses
pembelajaran dapat dilihat dari
indikator-indikatornya,
yaitu:1)
keaktifan memperhatikan penjelasan
guru mencapai 84,17%, dan 2)
keaktifan menyampaikan pendapat

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

mencapai 76,67%,3)
keaktifan
mengurutkan bilangan dari yang
terkecil mencapai (91,67%), 4)
mengurutkan dari bilangan terbesar
mencapai
81,67%.
Hal
ini
dikarenakan:a) menerapkan metode
ceramah
duaarah
dalam
mendemontrasikan cara mengurutkan
bilangan, b) guru menerapkan metode
diskusi terbimbing, c)guru melakukan
evaluasi dengan model satu amplop
untuk satu soal.
Selama penelitian ini, kualitas
proses pembelajaran menggunakan
media kartu bilangan mengalami
kenaikan pada setiap siklus, yang dapat
dilihat pada diagram pada gambar di
bawah ini.

Gambar 1. Histogram Nilai Reratakeaktifan
siswa

Berdasarkan histogram proses
pembelajaran menggunakan media
kartu bilangan menunjukkan adanya
kenaikan kualitas proses pembelajaran
pada setiap siklus. Rerata proses
pembelajaran mencapai 66,04% pada
siklus I, menjadi 83,54% pada siklus II
atau mengalami kenaikan sebanyak
17,5%.
Sedangkan nilai hasil belajar siswa
dalam mengurutkan bilangan juga
mengalami kenaikan pada setiap
siklusnya. Kenaikan tersebut dapat
dilihat pada histogram berikut

189

Marsiti
.

Gambar 2. Histogram Rerata Hasil Belajar Tiap
Siklus

Berdasarkan histogram di atas
dapat dilihat kenaikan peningkatan
rerata hasil belajar siswa. Dari pra
siklus rerata hasil belajar siswa baru
mencapai 56 menjadi 69,33 pada siklus
I, dan 82,67 pada siklus II atau
mengalami peningkatan sebesar 13,34
dari siklus I ke siklus II. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa
peningkatan hasil belajar siswa
mengalami kenaikan yang memuaskan.
Data kenaikan ketuntasan siswa juga
mengalami
kenaikan,
prosentase
kenaikan ketuntasan siswa tersebut
dapat dilihat pada histrogram berikut.

80%

Ketuntasan Belajar Siswa
80%
67%
57%

60%
40%

43%

Tuntas

33%

Tidak
20% Tuntas

20%
0%

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Gambar 3. Histogram Pencapaian KKM Tiap
Siklus

Berdasarkan histogram ketuntasan
belajar siswa menggunakan media
kartu bilangan menunjukkan adanya
kenaikan
pada
setiap
siklus.
Ketuntasan siswa yang dicapai pada
pra siklus baru 10 siswa atau (33%),
190
Pendidikan Matematika SekolahDasar

kemudian naik menjadi 17 siswa
(57%) pada siklus I atau mengalami
kenaikan sebanyak 24%. Sedangkan
pada siklus II naik dari 17 siswa (57%)
menjadi 24 Siswa atau (80%) atau
mengalami kenaikan 23%. Jadi
pembelajaran mengurutkan bilangan
menggunakan media kartu bilangan
dapat dikatakan berhasil karena bisa
menaikkan kompetensi siswa dan
jumlah ketuntasan siswa.
Temuan penting dalam penelitian
ini, adalah bahwa dalam pembelajaran
mengurutkan bilangan bagi siswa SD
kelas II dengan media kartu bilangan
diperlukan empat kegiatan belajar
utama, yaitu: a) keaktifan siswa dalam
memperhatikan
penjelasan
guru
tentang teori bilangan, b) keaktifan
siswa dalam kerja kelompok, c)
mengurutkan bilangan dari yang
terkecil dengan menggunakan kartu
bilangan, dan d) mengurutkan bilangan
dari
yang
terbesar
dengan
menggunakan kartu bilangan. Selain
itu, perlu dilakukan kegiatan tambahan
untuk mendukung kegiatan utama
diatas, yaitu: 1) menerapkan metode
ceramah duaarah dalam mendemontrasikan cara mengurutkan bilangan, 2)
guru menerapkan metode diskusi
terbimbing, 3) guru melakukan
evaluasi dengan model satu amplop
untuk satu soal.
Peningkatan hasil belajar mengurutkan bilangan dengan bantuan kartu
bilangan ini sesuai dengan teori-teori
belajar, salah satunya adalah teori
media pembelajaran. Menurut Soedjadi
(2000) “kartu bilangan merupakan
suatu media yang berbentuk bilangan
yang diperlihatkan kepada siswa.
Dengan kartu bilangan siswa dapat
mengetahui atau mengenal suatu
bilangan serta cara menulis dan
mengurutkan suatu bilangan. Dengan
menggunakan kartu bilangan siswa
yang dapat melampui KKM dalam
mengurutkan bilangan mencapai 80%.

UPI Kampus Tasikmalaya

Hasil penelitian ini selaras dengan teori
tersebut di atas.
Dalam penelitian ini, media kartu
bilangan dapat digunakan untuk
membantu siswa kelas II Sekolah
Dasar
Gedongkiwo,
kecamatan
Mantrijeron, Kota Yogyakarta untuk
memiliki kemampuan mengurutkan
bilangan. Sebanyak 24 siswa atau 80%
mampu mencapai nilai KKM sebesar
66, dari target keberhasilan sebanyak
75%. Dengan demikian, pembelajaran
menggunakan kartu bilangan dikatakan
berhasil meningkatkan kompetensi dan
ketuntasan siswa.
C. Simpulan
Telampauinya target keberhasilan
KKM sebesar 80%. Hal ini lebih besar
dari target keberhasilan perbaikan
pembelajaran sebesar 75%.
Rerata hasil belajar siswa dalam
mengurutkan bilangan pada tahap pra
siklus baru mencapai skor 56 menjadi
69,33 pada siklus I, dan mencapai
skor 82,67 pada siklus II. Kompetensi
mengurutkan bilangan mengalami
kenaikan sebanyak 13,34%.
Indikator proses pembelajaran
dengan menggunakan media kartu
bilangan mengalami peningkatan
sebesar 17,5%, yaitu sebesar 66,04%
pada siklus I menjadi sebesar 83,54%
pada siklus II.
Temuan
penelitian,
bahwa
pembelajaran mengurutkan bilangan
dengan media kartu bilangan berhasil
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kompetensi siswa
dengan menggunakan 3 aktifitas
pendukung yaitu (a) menggunakan
metode ceramah dua arah, (b) guru
menerapkan
metode
diskusi
terbimbing, (c) model evaluasi satu
amplop satu soal.

Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016)

D. Daftar Rujukan
Arikunto, S.dkk. 2006.
Penelitian
Tindakan Kelas.Jakarta, Bumi
Aksara
Depdikbud, 1996/1997. Media Dalam
Proses Pembelajaran I, Jakarta,
Direktorat Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Kasihani Kasbolah. (1998). Penelitian
Tindakan
Kelas.Jakarta
:
Direktoral Jenderal Pendidikan
Tinggi
Radyastuti, W. dkk. 2000. Pedoman
Pelaksanaan Tindakan Kelas.
Malang,
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Badan
Pengkajian Penerapan Teknologi.
Russeffendi, 1998. Pengantar Kepada
Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya
dalam
Pembelajaran
Matematika ,
Bandung, Tarsito.
Soedjadi, R. 1999. Kiat Pendidikan
Matematika di Indonesia , Jakarta,
Dirjen Dikti, Depdikbud.

Biodata singkat:

Marsiti, S.Pd adalah seorang guru di
SD Negeri Gedongkiwo Yogyakarta,
no HP yang bisa dihubungi adalah 085
729 541 541, dan alamat email :
[email protected].

191