Blind Watermarking Citra Digital pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform).

(1)

i

Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform)

Irfan Hilmy Asshidiqi (0822048)

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.

Email : irfan.hilmy.a@outlook.com

ABSTRAK

Salah satu cara terbaik untuk memproteksi data adalah dengan mengenkripsi data dengan menggunakan sebuah kunci, tetapi ketika kunci tersebut telah hilang, maka data tersebut dapat dengan bebas disalahgunakan. Dalam watermarking, citra watermark yang menunjukkan informasi kepemilikan disisipkan kedalam data (citra host), dan terintegrasi dengan data itu sendiri.

Pada Tugas Akhir ini dibuat digital watermarking menggunakan teknik Discrete Cosine Transform (DCT). Dalam metode yang direalisasikan, watermark biner dapat disisipkan ke dalam citra berwarna digital. Mula mula citra berwarna digital ditransformasi ke dalam komponen warna YCbCr. Komponen luminansi (Y) dibagi ke dalam sub blok ukuran 8x8, lalu dilakukan DCT pada tiap sub blok tersebut. Koefisien frekuensi menengah pada sub blok DCT komponen luminansi digunakan untuk penyisipan watermark. Tiap bit citra watermark disisipkan ke dalam sub blok DCT.

Hasil percobaan menunjukkan nilai MOS berada pada skala penilaian baik yaitu sama dengan citra asli dan PSNR diatas 39dB. Watermark yang disisipkan pada citra umumnya tahan terhadap pemrosesan citra berupa kompresi (Q =30, 50, dan 80) , scaling (75% dan 200%) ,median filtering (3x3),sharpening (60%, 80%, dan 100%). Watermark tidak tahan terhadap median filtering (5x5 dan 7x7),rotasi (15°, 45°, dan 90°), cropping (25%, 50%, dan 75%), dan scalling (90%).

Kata kunci: Discrete Cosine Transform, Digital Watermarking, Komponen Luminansi


(2)

Blind Digital Image Watermarking Using Luminance Component Based on DCT (Discrete Cosine Transform)

Irfan Hilmy Asshidiqi (0822048)

Electrical Engineering Department, Faculty of Engineering, Maranatha Christian University,

Prof. drg. Suria Sumantri, MPH Street, No. 65th, Bandung, Indonesia. Email : irfan.hilmy.a@outlook.com

ABSTRACT

One of the best way to protect data is to encrypt data using a key, but if the key has damaged or lost, the data can be abused. In watermarking method, watermark image which indicate of ownership information is inserted into the data (host image) and integrated with the data.

In this final project, digital watermarking using the Discrete Cosine Transform technique is realized. The realized method provides a binary watermark hiding in a Digital Colour Image. First, the Digital RGB Color Image is transformed into YCbCr and then Luminance component (Y) is divided into 8 × 8 sub block, then apply DCT on Each sub block. The DCT’s coefficient of the luminance (Y) component in middle band frequency is used for watermarking process. Each bit of the binary watermark is embedded in a different Discrete Cosine Transform sub block.

The test results show the average values of MOS are on a good scale and the PSNR are over than 39dB. Embedded watermark on the image generally resistant to image processing such as JPEG compression (Q=30, 50, and 80), scaling (75% and 200%), median filtering (3x3), and sharpening (60%, 80%, 100%). Watermark is not resistant to median filtering (5x5 and 7x7), rotate (15⁰, 45⁰, and 90⁰), cropping (25%, 50%, and 75%), and scalling (90%).


(3)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Pembatasan Masalah ... 2

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital ... 3

2.2 Digital Watermarking ... 3

2.2.1 Karakteristik Digital Watermarking ... 4

2.2.2 Jenis-Jenis Digital Watermarking ... 5

2.2.3 Citra Berwarna ... 5

2.3 Discrete Cosine Transform (DCT) ... 6

2.4 Inverse Discrete Cosine Transform (IDCT) ... 7

2.5 Peak Signal to Noise Ratio (PSNR) ... 8

2.6 Mean Opinion Score (MOS) ... 9

2.7 Normalized Cross Corelation (NCC) ... 9

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1 Diagram Blok Proses Penyisipan Watermark ... 11

3.2 Diagram Blok Proses Ekstraksi Watermark ... 14


(4)

3.4 Diagram Alir Proses Ekstraksi Watermark ... 18

3.5 Tampilan GUI Program yang Dirancang ... 20

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN ANALISIS 4.1 Prosedur Pengujian ... 21

4.2 Bentuk Watermark ... 23

4.3 Pemilihan Matriks Yang Optimal ... 23

4.4 Penyisipan dan Ekstraksi Watermark Untuk Beberapa Nilai C ... 27

4.5 Pengujian Kualitas Citra Yang Telah Disisipkan Watermark dan Analisa ... 28

4.6 Pengujian Ketahanan Watermark Terhadap Pemrosesan Citra dan Analisa ... 31

4.6.1 Kompresi ... 31

4.6.2 Rotate ... 36

4.6.3 Sharpening ... 38

4.6.4 Cropping ... 40

4.6.5 Scaling ... .... 41

4.6.6 Smoothing ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 46

5.2. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN A CITRA HASIL PERCOBAAN ... A-1 LAMPIRAN B DATA MOS (MEAN OPINION SCORE) ... B-1 LAMPIRAN C LISTING PROGRAM ... C-1


(5)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Karakteristik citra (host image) ... 22

Tabel 4.2 Citra watermark yang digunakan ... 23

Tabel 4.3 Pemilihan koordinat matriks yang paling baik... 23

Tabel 4.4 Pemrosesan citra pada lokasi matriks ... 24

Tabel 4.5 Percobaan pada citra berukuran 512x512 piksel ... 27

Tabel 4.6 Nilai MOS dan PSNR citra yang telah disisipi watermark ... 28

Tabel 4.7 Contoh citra watermark hasil ekstraksi untuk nilai C = 24 ... 30

Tabel 4.8 Nilai koefisien korelasi hasil ekstraksi watermark untuk citra terwatermark yang dikompresi dengan faktor kualitas (Q=30, 50, dan 80)... 31

Tabel 4.9 Contoh citra watermark hasil ekstraksi yang telah disisipi Watermark dan dikompresi dengan faktor kualitas (Q=30) ... 33

Tabel 4.10 Contoh citra watermark hasil ekstraksi yang telah disisipi watermark dan dikompresi dengan faktor kualitas (Q=50) ... 34

Tabel 4.11 Contoh citra watermark hasil ekstraksi yang telah disisipi watermark dan dikompresi dengan faktor kualitas (Q=80) ... 35

Tabel 4.12 Nilai koefisien korelasi hasil ekstraksi citra watermark untuk citra ter-watermark yang dirotasi ... 36

Tabel 4.13 Contoh hasil ekstraksi citra watermark untuk citra ter-watermark yang dirotasi dengan sudut +90º ... 37

Tabel 4.14 Nilai koefisien korelasi hasil ekstraksi untuk citra ter-watermark yang dilakukan proses Sharpening ... 38

Tabel 4.15 Contoh hasil ekstraksi untuk citra ter-watermark yang dilakukan proses Sharpening 100% ... 39

Tabel 4.16 Nilai koefisien korelasi hasil ekstraksi citra watermark untuk citra ter- watermark yang dilakukan proses croping dengan beberapa skala pemotongan... .. 40

Tabel 4.17 Contoh hasil ekstraksi citra watermark untuk citra ter-watermark yang dilakukan proses croping 75% ... 41


(6)

Tabel 4.18 Nilai koefisien korelasi hasil ekstraksi untuk citra

ter-watermark yang dilakukan proses Scaling ... 42 Tabel 4.19 Contoh hasil ekstraksi citra watermark untuk citra

ter-watermark yang dilakukan proses Scaling 75% ... 43 Tabel 4.20 Nilai koefisien korelasi hasil ekstraksi citra watermark untuk

citra ter-watermark yang dilakukan proses smoothing

menggunakan median filtering 3x3, 5x5, dan 7x7 ... 44 Tabel 4.21 Contoh hasil ekstraksi citra watermark untuk citra ter-watermark

yang dikompresi dengan dilakukan


(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Gambar 2.1 Matriks DCT 2-D ... 7

Gambar 3.1 Blok Diagram Proses Penyisipan Watermark ... 10

Gambar 3.2 Koefisien DCT Tetangga(Neighbour) ... 12

Gambar 3.3 Blok Diagram Proses Ekstraksi Watermark ... 13

Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Penyisipan Watermark ... 14

Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Subrutin Penyisipan ... 16

Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Ekstraksi Watermark ... 17

Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Subrutin Ekstraksi ... 18


(8)

Bab I Pendahuluan Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode proteksi terhadap hak kekayaan intelektual telah dikembangkan dalam beberapa tahun ini. Salah satu cara terbaik untuk memproteksi data adalah dengan mengenkripsi data dengan menggunakan sebuah kunci, tetapi ketika kunci tersebut telah rusak atau hilang, maka data tersebut dapat dengan bebas disalahgunakan. Dalam watermarking bukti kepemilikan disisipkan ke dalam data (citra host) secara langsung, dan terintegrasi dengan data itu sendiri, ketika seseorang menyalahgunakan informasi itu, watermark tersebut akan tetap ada dalam data. Dengan mengekstrak watermark, bukti kepemilikan akan muncul.

Watermarking dapat dilakukan pada dua domain yaitu domain ruang (spasial) dan domain frekuensi. Dalam domain ruang, bit watermark langsung disisipkan pada pixel citra host. Dalam domain frekuensi, dilakukan proses DCT (Discrete Cosine Transform) atau DWT (Discrete Wavelet Transform) pada citra host untuk mendapatkan koefisien frekuensi. Lalu, watermark yang akan disembunyikan disisipkan ke dalam koefisien hasil transformasi untuk mendapatkan robustness.

Dalam watermarking berbasis DCT terdapat 3 kawasan frekuensi yaitu Low Frequency, Mid-Band Frequency dan High Frequency.

Komponen warna citra digital dapat diubah dari RGB ke YUV atau YCbCr. Beberapa peneliti memilih untuk menyisipkan watermark ke dalam masing – masing komponen warna (Y, U, V). Lalu hasil penyisipannya dibandingkan dan didapat bahwa yang cocok pada penyisipan dalam domain YUV yaitu dalam komponen Y. Hasil yang sama pun didapat saat dilakukan penyisipan pada komponen Y pada domain YCbCr. [7]

Pada tugas akhir ini penulis mencoba menggunakan Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine


(9)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini meliputi:

1. Bagaimana mengimplementasikan teknik blind watermarking pada komponen luminansi citra digital berbasis DCT?

2. Bagaimana kualitas citra setelah disisipkan watermark?

3. Bagaimana ketahanan watermark terhadap beberapa proses manipulasi citra?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini adalah :

1. Mengimplementasikan watermarking citra digital dengan teknik DCT pada komponen luminansi Citra Digital.

2. Mengukur kualitas citra setelah penyisipan watermark.

3. Mengukur ketahanan watermark terhadap pemrosesan manipulasi citra.

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang dibahas pada tugas akhir ini antara lain :

1. Data digital yang digunakan sebagai media penyisipan (citra host) berupa citra warna RGB berukuran 512x512 pixels.

2. Data digital yang disisipkan berupa citra digital BMP black and white 64x64 pixels.

3. Pembuatan aplikasi menggunakan perangkat lunak MATLAB.

4. Perbandingan kualitas citra yang telah disisipi watermark diukur dengan penilaian objektif menggunakan PSNR (Peak Signal To Noise Ratio) dan penilaian subyektif menggunakan MOS (Mean Opinion Score).

5. Kualitas watermark hasil ekstraksi diukur dengan koefisien korelasi atau NCC (Normalized Cross Corelation).

1.5 Metodologi

1. Mengumpulkan bahan yang dibutuhkan. 2. Melakukan penyisipan watermarking. 3. Menganalisis ekstraksi watermark. 4. Membuat laporan tertulis Tugas Akhir.


(10)

Bab IV Kesimpulan dan Saran Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1 Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT berhasil direalisasikan dan dapat berjalan dengan baik.

2 Berdasarkan hasil pengujian pada citra Lena dan Peppers dengan nilai konstanta penyisipan C pada range nilai 4 – 24, PSNR lebih dari 39 dB dan nilai koefisien korelasi (NCC) lebih besar dari 0,6.

3 Semakin besar nilai konstanta penyisipan C maka ketahanan watermark terhadap pemrosesan citra semakin meningkat, tetapi kualitas citra yang ber - watermark semakin menurun.

4 Nilai NCC dan PSNR citra Baboon lebih kecil dari nilai NCC dan PSNR

yang dimiliki Lena dan Peppers, hal ini dikarenakan umumnya koefisien pada citra lena dan pepers yang berdekatan / tetangganya (neighborhood) hampir sama nilainya, sedangkan pada Baboon memiliki nilai yang lebih bervariasi, sehingga citra Babbon yang telah disisipi watermark memiliki NCC dan PSNR yang kecil.

5 Berdasarkan hasil ekstraksi watermark yang dilihat secara visual dan nilai koefisien korelasi dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa watermark yang disisipkan pada citra umumnya tahan terhadap pemrosesan citra berupa kompresi (Q = 30 , 50, dan 80) , scaling (75% dan 200%) , median filtering (3x3), dan sharpening. Sedangkan untuk median filtering (5 x 5 dan 7x7), rotasi (+15º, + 45º dan +90º), cropping dan scaling (90%) secara visual watermark hasil ekstraksi tidak terlihat jelas yang berarti tidak tahan terhadap pemrosesan citra tersebut.

6 Penyisipan pada frekuensi tinggi menghasilkan citra terwatermark dan NCC yang sangat baik,tetapi tidak tahan terhadap pemrosesan citra.


(11)

Bab IV Kesimpulan dan Saran 47

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

1 Penelitian lanjutan dapat dicoba untuk menyisipkan citra watermark dengan teknik yang sama tetapi dalam domain transformasi yang lain, misalnya DWT.


(12)

Bab IV Daftar Pustaka Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

[1] Coxy, Ingemar J, Joe Kiliany, Tom Leightonz and Talal Shamoony, “Secure Spread Spectrum Watermarking for Multimedia”.

[2] Darwin,”Pembahasan Materi Analisis Citra Digital”,Universitas Tanjungpura Pontianak,Pontianak,2012.

[3] Fahthony, Dean “Watermarking pada Citra Digital Menggunakan Discreate Wavelet Transform”, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2007.

[4] Hidayat, Erwin Yudi & Erika Devi Udayanti, “Hybrid Watermarking Citra Digital Menggunakan Teknik DWT-DCT dan SVD”, Fakulti Teknologi Maklumat dan Komunikasi, Universiti Teknikal Malaysia Melaka.

[5] Jain, A. K., Fundamentals of Digital Image Processing, Englewood Cliffs, NJ, Prentice Hall, 1989, pp. 150-153.

[6] Kutter, M. and F. A. P. Petitcolas, “A FAIR BENCHMARK for IMAGE

WATERMARKING SYSTEMS”, Electronic Imaging '99. Security and Watermarking of Multimedia Contents, vol. 3657,Sans Jose, CA, USA, 25-27 January 1999. The International Society for Optical Engineering.

[7] M. Yesilyurt, Y. Yalman, A.T. Ozcerit, ”A New DCT Based

Watermarking Method Using Luminance Component”,Elektronika IR Elektrotechnika, ISSN 1392-1215, vol. 19, No. 4, 2013.

[8] Pennebaker, W. B., and J. L. Mitchell, JPEG: Still Image Data Compression Standard, New York, Van Nostrand Reinhold, 1993. [9] Putra Darma, 2009, Pengolahan Citra Digital, Penerbit Andi:

Yogyakarta.

[10] Poynton, C. A.A Technical Introduction to Digital Video, John Wiley & Sons, Inc., 1996, p. 175.


(13)

Bab IV Daftar Pustaka 49

Universitas Kristen Maranatha

[13] http://www.en.wikipedia.org/wiki/YCbCr diakses 9 Mei 2015

[14] http://www.petitcolas.net/watermarking/stirmark/


(1)

Bab I Pendahuluan Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode proteksi terhadap hak kekayaan intelektual telah dikembangkan dalam beberapa tahun ini. Salah satu cara terbaik untuk memproteksi data adalah dengan mengenkripsi data dengan menggunakan sebuah kunci, tetapi ketika kunci tersebut telah rusak atau hilang, maka data tersebut dapat dengan bebas disalahgunakan. Dalam watermarking bukti kepemilikan disisipkan ke dalam data (citra host) secara langsung, dan terintegrasi dengan data itu sendiri, ketika seseorang menyalahgunakan informasi itu, watermark tersebut akan tetap ada dalam data. Dengan mengekstrak watermark, bukti kepemilikan akan muncul.

Watermarking dapat dilakukan pada dua domain yaitu domain ruang (spasial) dan domain frekuensi. Dalam domain ruang, bit watermark langsung disisipkan pada pixel citra host. Dalam domain frekuensi, dilakukan proses DCT (Discrete Cosine Transform) atau DWT (Discrete Wavelet Transform) pada citra host untuk mendapatkan koefisien frekuensi. Lalu, watermark yang akan disembunyikan disisipkan ke dalam koefisien hasil transformasi untuk mendapatkan robustness.

Dalam watermarking berbasis DCT terdapat 3 kawasan frekuensi yaitu Low Frequency, Mid-Band Frequency dan High Frequency.

Komponen warna citra digital dapat diubah dari RGB ke YUV atau YCbCr. Beberapa peneliti memilih untuk menyisipkan watermark ke dalam masing – masing komponen warna (Y, U, V). Lalu hasil penyisipannya dibandingkan dan didapat bahwa yang cocok pada penyisipan dalam domain YUV yaitu dalam komponen Y. Hasil yang sama pun didapat saat dilakukan penyisipan pada komponen Y pada domain YCbCr. [7]

Pada tugas akhir ini penulis mencoba menggunakan Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT (Discrete Cosine Transform).


(2)

Bab I Pendahuluan 2

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini meliputi:

1. Bagaimana mengimplementasikan teknik blind watermarking pada komponen luminansi citra digital berbasis DCT?

2. Bagaimana kualitas citra setelah disisipkan watermark?

3. Bagaimana ketahanan watermark terhadap beberapa proses manipulasi citra?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini adalah :

1. Mengimplementasikan watermarking citra digital dengan teknik DCT pada komponen luminansi Citra Digital.

2. Mengukur kualitas citra setelah penyisipan watermark.

3. Mengukur ketahanan watermark terhadap pemrosesan manipulasi citra.

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah yang dibahas pada tugas akhir ini antara lain :

1. Data digital yang digunakan sebagai media penyisipan (citra host) berupa citra warna RGB berukuran 512x512 pixels.

2. Data digital yang disisipkan berupa citra digital BMP black and white 64x64 pixels.

3. Pembuatan aplikasi menggunakan perangkat lunak MATLAB.

4. Perbandingan kualitas citra yang telah disisipi watermark diukur dengan penilaian objektif menggunakan PSNR (Peak Signal To Noise Ratio) dan penilaian subyektif menggunakan MOS (Mean Opinion Score).

5. Kualitas watermark hasil ekstraksi diukur dengan koefisien korelasi atau NCC (Normalized Cross Corelation).

1.5 Metodologi

1. Mengumpulkan bahan yang dibutuhkan. 2. Melakukan penyisipan watermarking. 3. Menganalisis ekstraksi watermark. 4. Membuat laporan tertulis Tugas Akhir.


(3)

Bab IV Kesimpulan dan Saran Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1 Blind Watermarking Citra Digital Pada Komponen Luminansi Berbasis DCT berhasil direalisasikan dan dapat berjalan dengan baik.

2 Berdasarkan hasil pengujian pada citra Lena dan Peppers dengan nilai konstanta penyisipan C pada range nilai 4 – 24, PSNR lebih dari 39 dB dan nilai koefisien korelasi (NCC) lebih besar dari 0,6.

3 Semakin besar nilai konstanta penyisipan C maka ketahanan watermark terhadap pemrosesan citra semakin meningkat, tetapi kualitas citra yang ber - watermark semakin menurun.

4 Nilai NCC dan PSNR citra Baboon lebih kecil dari nilai NCC dan PSNR yang dimiliki Lena dan Peppers, hal ini dikarenakan umumnya koefisien pada citra lena dan pepers yang berdekatan / tetangganya (neighborhood) hampir sama nilainya, sedangkan pada Baboon memiliki nilai yang lebih bervariasi, sehingga citra Babbon yang telah disisipi watermark memiliki NCC dan PSNR yang kecil.

5 Berdasarkan hasil ekstraksi watermark yang dilihat secara visual dan nilai koefisien korelasi dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa watermark yang disisipkan pada citra umumnya tahan terhadap pemrosesan citra berupa kompresi (Q = 30 , 50, dan 80) , scaling (75% dan 200%) , median filtering (3x3), dan sharpening. Sedangkan untuk median filtering (5 x 5 dan 7x7), rotasi (+15º, + 45º dan +90º), cropping dan scaling (90%) secara visual watermark hasil ekstraksi tidak terlihat jelas yang berarti tidak tahan terhadap pemrosesan citra tersebut.

6 Penyisipan pada frekuensi tinggi menghasilkan citra terwatermark dan NCC yang sangat baik,tetapi tidak tahan terhadap pemrosesan citra.

7 Penyisipan pada frekuensi rendah menghasilkan citra terwatermark yang buruk, namun memiliki NCC yang baik dan lebih tahan terhadap pemrosesan citra.


(4)

Bab IV Kesimpulan dan Saran 47

5.2 Saran

1 Penelitian lanjutan dapat dicoba untuk menyisipkan citra watermark dengan teknik yang sama tetapi dalam domain transformasi yang lain, misalnya DWT.


(5)

Bab IV Daftar Pustaka Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

[1] Coxy, Ingemar J, Joe Kiliany, Tom Leightonz and Talal Shamoony, “Secure Spread Spectrum Watermarking for Multimedia”.

[2] Darwin,”Pembahasan Materi Analisis Citra Digital”,Universitas Tanjungpura Pontianak,Pontianak,2012.

[3] Fahthony, Dean “Watermarking pada Citra Digital Menggunakan Discreate Wavelet Transform”, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 2007.

[4] Hidayat, Erwin Yudi & Erika Devi Udayanti, “Hybrid Watermarking Citra Digital Menggunakan Teknik DWT-DCT dan SVD”, Fakulti Teknologi Maklumat dan Komunikasi, Universiti Teknikal Malaysia Melaka.

[5] Jain, A. K., Fundamentals of Digital Image Processing, Englewood Cliffs, NJ, Prentice Hall, 1989, pp. 150-153.

[6] Kutter, M. and F. A. P. Petitcolas, “A FAIR BENCHMARK for IMAGE WATERMARKING SYSTEMS”, Electronic Imaging '99. Security and Watermarking of Multimedia Contents, vol. 3657,Sans Jose, CA, USA, 25-27 January 1999. The International Society for Optical Engineering. [7] M. Yesilyurt, Y. Yalman, A.T. Ozcerit, ”A New DCT Based

Watermarking Method Using Luminance Component”,Elektronika IR Elektrotechnika, ISSN 1392-1215, vol. 19, No. 4, 2013.

[8] Pennebaker, W. B., and J. L. Mitchell, JPEG: Still Image Data Compression Standard, New York, Van Nostrand Reinhold, 1993. [9] Putra Darma, 2009, Pengolahan Citra Digital, Penerbit Andi:

Yogyakarta.

[10] Poynton, C. A.A Technical Introduction to Digital Video, John Wiley & Sons, Inc., 1996, p. 175.

[11] Rec. ITU-R BT.601-5, Studio Encoding Parameters of Digital Television for Standard 4:3 and Wide-screen 16:9 Aspect Ratios, (1982-1986-1990-1992-1994-1995), Section 3.5


(6)

Bab IV Daftar Pustaka 49

[13] http://www.en.wikipedia.org/wiki/YCbCr diakses 9 Mei 2015 [14] http://www.petitcolas.net/watermarking/stirmark/