METODE KOMUNIKASI PADA JARINGAN AD-HOC BERUPA PROTOKOL DIVERSITAS KOOPERATIF.

1
Deskripsi

METODE KOMUNIKASI PADA JARINGAN AD-HOC BERUPA
PROTOKOL DIVERSITAS KOOPERATIF
5
Bidang Teknik Invensi
Invensi
jaringan

ini

ad-hoc

berhubungan
berupa

dengan

protokol


metode

diversitas

komunikasi
kooperatif.

pada
Lebih

khusus, pada invensi ini menggunakan permasalahan jamak kinerja
10

jaringan ad-hoc yang diselesaikan dengan optimasi permasalahan
jamak atau multi objective optimization (moo).

Latar Belakang Invensi
Pada jaringan ad-hoc, node-node dalam jaringan ad-hoc yang
15


tanpa

infrastruktur memiliki keterbatasan dalam hal jangkauan

transmisi

dan

mengatasi

keterbatasan

tersebut

Komunikasi

kooperatif

kooperatif.


kemampuan

baterai

(Perkins
maka

dkk,

2002).

diperlukan

adalah

Untuk

komunikasi

sistem dimana


source

node bekerja sama dan berkoordinasi dengan nodes yang berfungsi
20

sebagai

relay

kooperatif
multinode

sebelum

sampai

destination

node.


yang

menggunakan

antena

tunggal

dapat

memanfaatkan

antena

dari

Komunikasi

dalam


skenario

masing-masing

node

sehingga menciptakan diversitas kooperatif seperti sistem multi
input
25

multi

demikian

output

diversitas

(MIMO)


(Nosratinia

kooperatif

dapat

dkk,

2004).

meningkatkan

Dengan
kualitas

transmisi.
Untuk

mengimplementasikan


diversitas

kooperatif

pada

jaringan ad-hoc nirkabel maka diperlukan protokol dan kriteriakriteria yang harus dipenuhi dalam komunikasi dari source ke
30

destination.

Sebagai contoh, Zhao dkk (2006) membuat protokol

diversitas kooperatif yang sederhana untuk konfigurasi source ke
destination dan source-relay-destination. Protokol yang dibuat
mempunyai
transmisi
35


kelemahan
dari

source

yaitu
ke

tidak

memperhitungkan

destination.

Timbul

kinerja

permasalahan


apabila kualitas sinyal dari source ke destination tidak dapat

2
diterima dengan baik sehingga transmisi langsung menjadi gagal.
Ini

menyebabkan

berpengaruh

terhadap

diversitas
5

full

diversity
kinerja


kooperatif

dengan

tidak

menjadi
mengecek

dapat

tercapai

yang

turun.

Padahal

pada

kinerja

dari

source

ke

destination dapat selalu diupayakan tercapai full diversity.
Pemilihan
dilakukan

lintasan

tergantung

dalam

dari

diversitas

kriteria

yang

kooperatif

digunakan.

dapat

Pemilihan

lintasan dalam diversitas kooperatif dapat dilakukan berdasarkan
SNR oleh Zhao dkk (2006), Adiyoni dkk (2009), Si dkk (2010),
10

serta Melo dan Costa (2012), outage probability oleh Ding dkk
(2007),

Seddik

dkk

(2007)

serta

Su

dan

Liu

(2010),

mutual

information oleh Ratnarajah dkk (2007), dan symbol error rate
oleh Song (2011). Tetapi makalah-makalah oleh Zhao dkk (2006),
Adiyoni dkk (2009), Si dkk (2010), Melo dan Costa (2012), Ding
15

dkk (2007), Seddik dkk (2007), Su dan Liu (2010), Ratnarajah dkk
(2007)

dan

Song

(2011)

menggunakan

kriteria

criterion).

Padahal

menerapkan

permasalahan
pemilihan

diversitas

tunggal

kooperatif

(single-objective

lintasan

dalam

diversitas

kooperatif perlu mempertimbangkan kombinasi beberapa kriteria.
20

Invensi ini, mengusulkan protokol diversitas kooperatif dengan
kriteria permasalahan jamak lintas lapisan (cross layer multiobjective criterion) yang memperhitungkan kinerja dari source ke
destination

lebih

full diversity.
25

adalah

SNR,

dahulu

sehingga

selalu

diupayakan

tercapai

Kriteria dari multi-objective yang digunakan

power

consumption,

dan

load

variance.

Dua

yang

pertama berkaitan dengan physical layer, sedangkan yang ketiga
merupakan permasalahan network layer (Gunantara dan Hendrantoro,
2013a).
Dilihat
30

mengklaim
terdiri

dari

sebuah
dari

paten

sebelumnya

yaitu

metode

operasi

jaringan

sinkronisasi

node

pada

US

20030033394

nirkabel

saluran

A1

ad-hoc,

nirkabel

dari

jaringan nirkabel ad-hoc untuk waktu yang sama. CN 101888667 B
mengklaim metode pemilihan relay kooperatif yang berbasis pada
keadilan
35

dan

menghindari

konflik.

Terutama

untuk

memberikan

solusi untuk node-node pada jaringan ad-hoc dalam komunikasi,

3
konsumsi energi yang besar, dan lifetime jaringan yang pendek.
WO 2002078229 A1 mengklaim bahwa sebuah metode operasi jaringan
nirkabel

ad-hoc,

nirkabel
5

dari

terdiri

dari

jaringan

sinkronisasi

ad-hoc

untuk

node

waktu

pada

kanal

yang

sama,

sinkronisasi akses kanal untuk semua node dan menggunakan sinyal
untuk

menyelesaikan

akses

diantara

node-node

pesaing

sebagai

relay.
Pemilihan lintasan secara multi-objective dapat dilakukan
dengan
10

metode

Pareto

dan

skalarisasi.

Berdasarkan

waktu

komputasi, metode skalarisasi membutuhkan waktu yang lebih cepat
dalam

melakukan

simulasi

dibandingan

dengan

metode

Pareto

(Gunantara dan Hendrantoro, 2013b). Sehingga penyelesaian dari

15

multi-objective

criterion

yang

disini

diusulkan

metode

skalarisasi,

dinormalisasi.

protokol

menggunakan
setiap

Normalisasi

diversitas

metode

objective
dengan

kooperatif

skalarisasi.

diberikan

skala

Dengan

bobot

prioritas

dan

cenderung

memisahkan obyek yang diutamakan dan

mengabaikan obyek yang

lain

ini,

(Chen

digunakan
20

pada

dkk,

1995).

adalah

root

Pada
mean

invensi
square

normalisasi

(rms)

yang

untuk

memberikan

metode

komunikasi

fairness diantara tiap-tiap obyek permasalahan.
Tujuan
pada

invensi

jaringan

ini

ad-hoc

adalah

berupa

menyediakan

protokol

diversitas

kooperatif.

Protokol yang menggunakan tiga kriteria permasalahan yaitu SNR,
power
25

consumption,

diversity.

Kinerja

dan
dari

load

variance

protokol

ini

yang

adalah

menjamin
nilai

full

SNR

yang

diperoleh dengan algoritma yang diusulkan memberikan improvement
sebesar 3,06 dB dibandingkan protokol pada makalah (Zhao dkk,
2006) dan konsumsi daya cendrung sebesar 3 W. Sedangkan dari
nilai load variance protokol yang diusulkan mengakibatkan beban
30

trafik menjadi lebih terdistribusi.

Ringkasan Invensi
Sesuai invensi ini disediakan suatu metode komunikasi pada
jaringan
35

dimana

ad-hoc

memiliki

yang

berupa

tahapan

yaitu

protokol
S

diversitas

mengirimkan

kooperatif,

informasi

secara

4
broadcast ke semua node. Apabila kondisi sinyal S-D bagus maka
akan memilih satu relay terbaik melalui mengecek daya terima.
Apabila kondisi sinyal S-D jelek maka akan memilih dua relay
terbaik melalui mengecek daya terima. Selanjutnya relay tersebut
5

dicek

dengan

menggunakan

permasalahan

jamak

yang

diselesaikan

dengan optimasi permasalahan jamak skalarisasi seperti persamaan
(10). Tahapan berikutnya apabila S-D bagus dan 1 relay baik maka
akan terjadi diversity di D yaitu S-D dan S-R-D. Apabila relay
jelek maka akan terjadi no diversity di D yaitu lintasan S-D.
10

Apabila dua relay tersebut baik maka akan terjadi diversity di D
yaitu S-R1-D dan S-R2-D. Apabila 1 relay yang baik maka akan
terjadi no diversity di D yaitu S-R-D. Apabila tidak ada relay
yang baik maka akan terjadi no connection.

15

Uraian Singkat Gambar
Uraian

singkat

gambar

dari

invensi

ini

adalah

sebagai

berikut :
Gambar 1 adalah kemungkinan hasil pemilihan path.
Gambar 2 adalah diagram alir protokol diversitas kooperatif.
20

Gambar 3 adalah model jaringan ad-hoc nirkabel.
Gambar 4 adalah pasangan lintasan terbaik.
Gambar 5 adalah histogram dari power consumption.
Gambar 6 adalah CDF dari SNR.
Gambar 7 adalah CDF dari load variance.

25
Uraian Lengkap Invensi
Pemilihan
kombinasi
varians
30

Formulasi
untuk

tiga
beban
dari

relay

yang

kriteria,
trafik
ketiga

penggabungannya

akan

yaitu

untuk

digunakan
SNR,

setiap

power

didasarkan

pada

konsumption,

dan

kemungkinan

kriteria

tersebut

beserta

dijelaskan

sebagai

berikut.

relay

node.

skalarisasi
Terdapat

5

kemungkinan hasil pemilihan path yaitu S-D only, S-R-D only, S-D
and S-R-D, S-R1-D and S-R2-D, dan no connection. Kemungkinan
hasil pemilihan path dapat dilihat pada Gambar 1.
35

5
A.

SNR
Apabila

diinginkan

spektral

efisiensi

sebesar

r

maka

diperlukan rate sebesar 2r untuk paket yang dikirimkan oleh S
berhasil
5

diterima

di

D.

Secara

matematis

dapat

digunakan

persamaan berikut (Hong dkk, 2010) :
(1)
Bentuk lain dari persamaan (1) dapat dituliskan sebagai berikut:

(2)
10
Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi maka lintasan langsung S-D
dianggap tidak layak digunakan, atau :

(3)

15

Keberhasilan
dengan

relay

AF

komunikasi

dengan konfigurasi

ditentukan

terhadap spektral efisiensi

besarnya

nilai

S-D

dan

S-R-D

kapasitas

kanal

. Nilai kapasitas kanal dari metode

AF dapat dihitung dengan persamaan berikut :

=

(4)

=
20
Dari

persamaan

(4)

maka

optimal apabila nilai
nilai

kapasitas

kanal

akan

nilai

optimal juga. Sehingga untuk mencapai

optimal maka dibutuhkan relay yang memberikan nilai

optimal. Relay terbaik diberikan oleh nilai
25

mencapai

optimal. Secara

matematis dapat ditulis menjadi (Zhao dkk, 2006):

arg max

(5)

6

di mana tanda ( ) berarti nilai optimal.

B.

5

Power Consumption
Konsumsi
daya

pada

lintasan

adalah

kebutuhan

daya

keseluruhan yang diperlukan dalam mengirimkan data dari S ke D
yang

melewati

diasumsikan

beberapa

bahwa

relay

semua

dalam

node

setiap

memiliki

daya

seragam, maka konsumsi daya pada lintasan ke10

lintasan.

Jika

pancar

yang

yang terdiri dari

L hop adalah:

(6)
Sedangkan banyaknya konsumsi daya untuk pasangan lintasan
diperoleh dari persamaan berikut :
15
(7)
,

di mana

dan

lintasan dengan

20

hop,

C. Load Variance
Load variance,

menyatakan konsumsi daya pasangan
hop, serta

yaitu

varians

hop dan

beban

hop.

trafik

semua

node,

berbanding terbalik dengan load balance atau fairness (Wong dkk,
1982).

Pada

jaringan

ad-hoc

nirkabel,

load

balance

menjadi

sangat penting karena beberapa node mungkin memiliki kesempatan
25

yang lebih besar untuk menjadi relay.
dimana node

Pada pasangan lintasan

digunakan sebagai relay maka beban node

tersebut

menjadi :
(8)
dengan
30

dan

berturut-turut adalah beban trafik dirinya

sendiri dan beban trafik yang menuju ke node
Setelah

beban

setiap

node

diketahui

tesebut.
maka

load

variance

pasangan lintasan dapat ditinjau berdasarkan varians dari beban

7
tiap node yang dihitung untuk semua node di dalam

pasangan

lintasan tersebut. Nilai load variance tersebut dapat diketahui
dengan menghitung load balance

dengan persamaan berikut (Wong

dkk, 1982):
5
(9)

D. Skalarisasi
Pada metode skalarisasi, semua kriteria dikombinasi menjadi
bentuk skalar dengan memberikan bobot setiap objective. Fungsi
10

yang diminimumkan diberi tanda negatif, sedangkan fungsi yang
dimaksimumkan diberi tanda positif. Pada penelitian ini untuk
memperoleh

fairness setiap objective dinormalisasi. Normalisasi

dilakukan terhadap rms dari setiap objective.
Bentuk skalarisasi dari ketiga objective tersebut menjadi :
15
(10)

di mana

menyatakan fungsi fitness,

obyektif ke –

20

,

, dan

(6),

dan

, dan

,

,

,

,

menjadi fungsi

menyatakan bobot masing-masing.

secara berturut-turut dihitung dengan persamaan (5),
(9).

dapat

Bobot

ditentukan

secara

acak,

dipilih, maupun berubah secara bertahap dan periodik (Murata dan
Ishibuchi, 1996). Pada invensi ini,

,

, dan

diset 1/3.

Dalam invensi ini setiap node dapat bertindak sebagai source
(S), relay (R), dan destination (D). Ciri-ciri dari model sistem
25

adalah :

• Tiap-tiap

node

mengunakan

antena

tunggal

dengan

radiasi

omnidirectional.

• Relay

dalam

metode AF.

melakukan

komunikasi

kooperatif

menggunakan

8
• Metode pengiriman paket berdasarkan half duplex.

• Transmisi dilakukan dalam fase transmisi langsung dan satu
atau lebih fase transmisi kooperatif.

• Daya pancar S dan R dianggap sama sebesar

5

• Model

kanal

yang

digunakan

adalah

.

model

path

loss

yaitu

distance power law yang dipengaruhi oleh shadowing (Gunantara
dan Hendrantoro, 2013b).

• Noise yang mempengaruhi adalah noise AWGN dengan varian

.

Invensi ini mengasumsikan dalam protokol ini masing-masing
10

node menyiarkan informasi tentang daya yang diterima dan beban
trafik dari node lain secara bergantian sehingga masing-masing
node mengetahui daya terima setiap node berupa tabel daya yang
diterima.
paket

15

Protokol

secara

komunikasi

broadcast.

dimulai

Keputusan

dari

bahwa

source

mengirimkan

kualitas

S-D

bagus

ditentukan berdasarkan persamaan (2). Sedangkan dalam pemilihan
relay

terbaiknya

dilakukan

melalui

persamaan

(5).

Hasil

dari

protokol tersebut adalah salah satu dari tiga kemungkinan yaitu
diversity, no diversity, dan no connection. Protokol diversitas
kooperatif
20

tersebut

dapat

dijelaskan

oleh

diagram

alir

pada

Gambar 2. Keterangan Gambar 2 :
*)

: daya

terima

D

dari

S

dihitung

oleh

D

kemudian

diumpanbalikkan ke S.
**)

: dihitung oleh tiap-tiap R selanjutnya di cek oleh S.

***) : dilakukan berdasarkan persamaan (10).
tiap-tiap R dicek oleh S sedangkan

dihitung oleh
dihitung oleh D

dicek oleh tiap-tiap R.

Parameter-parameter simulasi diambil berdasarkan penerapan
WLAN pada jaringan ad-hoc nirkabel yang ditunjukkan pada Tabel
1. Model jaringan ad-hoc yang
25

digunakan adalah satu source,

satu destination, dan multi relay. Semua node berada pada ruang
terbuka dengan luas 100m × 100m.
secara

broadcast

ke

D

dibantu

S mengirimkan

oleh

multi

relay

paket data
node.

Pada

9
invensi

ini,

ditentukan

sebanyak

30

node

memiliki

peluang

menjadi relay.
Untuk simulasi perhitungan load variance, diasumsikan bahwa
selain source yang mengirim data ke destination terdapat lima
5

node lain yang mengirimkan data secara bersamaan ke node tujuan
masing-masing. Akibatnya ada beberapa node yang memiliki peluang
lebih

besar

relatif

untuk

lebih

menjadi

rendah.

relay

Dalam

karena

contoh

memiliki

ini

lima

beban

yang

pasangan

node

tersebut menggunakan lintasan 4-12-31, 7-11-25, 10-19-23, 16-1210

2, dan 25-20-6.
10,

node

16,

Diasumsikan bahwa source, node 4, node 7, node
node

25

masing-masing

mengirimkan

data

secara

berturut-turut sebesar 5 Mbps, 3 Mbps, 8 Mbps, 7 Mbps, 2 Mbps,
dan 11 Mbps. Sedangkan node-node lain diasumsikan memiliki beban
secara acak sebesar 2 Mbps, 7 Mbps, 12 Mbps, atau 17 Mbps.
15
Tabel 1. Parameter Simulasi
Parameter
Path loss exponent ,
Standard deviation of shadowing,

:
:

Value
4

:

8 dB

Power Transmit,

:

1 W

Transmit antenna gain, G t

:

2 dB

Receive antenna gain, G r

:

2 dB

Frequency, f

:

2,5

Noise,

:

- 101 dBm

Spektral Efisiensi,

:

4 Mbps/Hz

Gambar
20

3

mengilustrasikan

salah

satu

contoh

GHz

hasil

dari

simulasi. Tanda ‘square’ merupakan node source dan destination,
‘star’

menandakan

bahwa

node

tersebut

aktif

atau

sedang

ada

komunikasi dengan node lain, dan ‘circle’ merupakan node-node
sebagai relay.
Untuk
25

yaitu

simulasi

(1-21-32)

berdasarkan

ini

dan

protokol

terpilih

(1-14-32)
yang

pasangan
dengan

diusulkan

relay
SNR

sebesar

yang

yang
39,23

optimal

diperoleh
dB,

SNR

10
sesuai makalah oleh Zhao dkk (2006) yang single objective dan
tidak

memperhatikan

kondisi

S-D

sebesar

37,26

dB,

SNR

untuk

konfigurasi S-R-D only sebesar 24,37 dB, dan SNR untuk S-D only
sebesar 15,27 dB. Sedangkan konsumsi daya diperoleh sebesar 3 W
5

karena digunakannya 3 pemancar yaitu node S, node 21, dan node
14 serta load variance sebesar 40,65 Mbps2. Pemilihan pasangan
lintasan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
Simulasi

dilakukan

sebanyak

1000

kali

dengan

posisi

dan

beban node yang acak untuk mengetahui distribusi dari masing10

masing

kriteria

dan

dibandingkan

dengan

algorithma

single

objective tanpa memperhitungkan kondisi S-D, transmisi langsung
(S-D) dan transmisi kooperatif (S-R-D).
Hasil

simulasi

yang

dilakukan

sebanyak

1000

kali

ditampilkan pada Gambar 5 sampai Gambar 7. Gambar 5 menampilkan
15

histogram

dari

power

consumption

untuk

pasangan

lintasan

terbaik. Hasil yang diperoleh menunjukkan konsumsi daya sebesar
2 W terjadi sebanyak 42 kali sedangkan konsumsi daya sebesar 3 W
sebanyak 958 kali. Hal ini berarti konfigurasi S-R1-D dan S-R2-D
lebih
20

sering

transmisi
sesuai

terjadi.

langsung

makalah

Dari

(S-D

oleh

Gambar

only)

Zhao

dkk

lebih

5

dapat

diketahui

sering

(2006)

gagal,

tidak

diversity. Solusi dari permasalahan ini yaitu

bahwa

sehingga

tercapai

full

protokol yang

diajukan pada paper ini yang menjamin komunikasi full diversity.
Nilai CDF (cumulative distribution function) dari SNR pada
25

protokol diversitas kooperatif dapat dilihat pada Gambar 6. Dari
Gambar 6 tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai SNR dari metode
yang diusulkan (marked “MO” in the figure) berkisar 18,01 sampai
47,07 dB. Sebagai perbandingan ditampilkan juga nilai SNR yang
single

30

objective

sebesar

15,02

dan

sampai

tidak
42,39

memperhatikan
dB.

Selisih

kondisi

median

S-D

dari

(“SO”)

SNR

yang

diajukan dengan algorithma single objective tanpa memperhatikan
kondisi S-D sebesar 3,06 dB. Untuk lintasan

S-R-D only nilai

SNR sebesar -4,02 sampai 32,41 dB dan probabilitas nilai di atas
0
35

dB

sebesar

99,7

%.

Sedangkan

lintasan

S-D

only

nilai

SNR

sebesar -14,02 sampai 22,02 dB dengan probabilitas nilai SNR di

11
atas

0

dB

sebesar

99,0

%.

Dari

hasil

tersebut

maka

dapat

disimpulkan bahwa dengan protokol yang diajukan diperoleh nilai
SNR terbesar dibandingkan dengan yang lain.
Selanjutnya dianalisa nilai CDF dari load variance dimana
5

hasil

simulasinya

dapat

dilihat

pada

Gambar

7.

Nilai

load

variance dari protokol yang diusulkan diperoleh berkisar 39,24
sampai 51,12 Mbps2. Sebagai perbandingan ditampilkan juga nilai
load variance single objective dan load variance untuk lintasn
S-D
10

only.

Nilai

memperhatikan

load

kondisi

variance
S-D

single

diantara

objective

38,23

sampai

dan

tidak

51,83

Mbps2.

Sedangkan nilai load variance lintasan S-D adalah tetap karena
tidak

adanya

menunjukkan

perubahan

bahwa

nilai

beban

trafik

load

variance

pada

node.

dengan

Gambar

protokol

7

yang

diusulkan lebih kecil dibandingan load variance single objective
15

dan tidak memperhatikan kondisi S-D. Hal ini disebabkan oleh
beban trafik dari node-node pada protokol yang diusulkan lebih
terdistribusi

dengan

diterapkannya

mullti-objective

criterion

dibandingkan beban trafik dari node-node dengan protokol single
objective.
20

25

30

35

12
Klaim

1. Suatu

metode

protokol
5

komunikasi

diversitas

pada

jaringan

kooperatif,

ad-hoc

dimana

yang

memiliki

berupa
tahapan

sebagai berikut :
a. Source (S) mengirimkan informasi secara broadcast ke semua
node.
b. apabila kondisi sinyal source-destination (S-D) bagus maka
akan

10

memilih

satu

relay

terbaik

melalui

mengecek

daya

terima.
c. apabila

kondisi

sinyal

S-D

jelek

maka

akan

memilih

dua

relay terbaik melalui mengecek daya terima.
d. pada

15

poin

b,

maka

permasalahan

jamak

permasalahan

jamak

apabila

relay

relay
yang

dicek

diselesaikan

skalarisasi

baik

dengan

maka

seperti

akan

menggunakan

dengan

optimasi

persamaan

terjadi

(10),

diversity

di

destination (D).
e. pada

20

poin

b,

maka

permasalahan

jamak

permasalahan

jamak

relay
yang

dicek

dengan

diselesaikan

skalarisasi

seperti

menggunakan

dengan

optimasi

persamaan

(10),

apabila relay jelek maka akan terjadi no diversity di D.
f. pada

25

poin

c,

dua

permasalahan

jamak

permasalahan

jamak

relay
yang

dicek

dengan

diselesaikan

skalarisasi

seperti

menggunakan

dengan

optimasi

persamaan

(10),

apabila dua relay tersebut baik maka akan terjadi diversity
di D.
g. pada

30

poin

c,

dua

permasalahan

jamak

permasalahan

jamak

relay
yang

dicek

dengan

diselesaikan

skalarisasi

seperti

menggunakan

dengan

optimasi

persamaan

(10),

apabila 1 relay yang baik maka akan terjadi no diversity di
D.
h. pada

poin

c,

dua

permasalahan

jamak

permasalahan

jamak

relay
yang

dicek

dengan

diselesaikan

skalarisasi

seperti

menggunakan

dengan

optimasi

persamaan

(10),

13
apabila

tidak

ada

relay

yang

baik

maka

seperti

pada

akan

terjadi

no

connection.
2. Suatu

metode

komunikasi

klaim

1

dimana

pada

langkah d sampai dengan langkah h menggunakan tiga kriteria
5

permasalahan yaitu :
a. Signal to Noise Ratio (SNR)
b. Power Consumption
c. Load Variance
3. Suatu

10

metode

komunikasi

pada

jaringan

ad-hoc

yang

berupa

protokol diversitas kooperatif seperti pada klaim 1 sampai
klaim 2 dimana memiliki kinerja sebagai berikut :
a. nilai

SNR

dengan

algoritma

yang

diusulkan

dengan

memperhatikan kondisi S-D lebih besar dibandingkan dengan
algoritma permasalahan tunggal yang tidak mempertimbangkan
15

kondisi S-D, perbaikan SNR diperoleh sebesar 3,06 dB.
b. konsumsi

daya

sebesar

3

diketahui

bahwa

transmisi

langsung

sehingga

tidak

tercapai

full

permasalahan
20

cenderung

ini

yaitu

model

W,

dari

lebih

diversity,

yang

diajukan

hasil

sering

ini

gagal,

solusi

dari

seperti

pada

invensi ini yang lebih menjamin komunikasi full diversity.
c. nilai

load

diusulkan

variance
lebih

dengan

kecil

menggunakan

dibandingkan

protokol

dengan

yang

protokol

permasalahan tunggal, ini berarti bahwa komunikasi dengan
protokol yang diusulkan mengakibatkan beban trafik menjadi
25

30

35

terdistribusi lebih merata.

14
Abstrak

METODE KOMUNIKASI PADA JARINGAN AD-HOC BERUPA
PROTOKOL DIVERSITAS KOOPERATIF
5
Relay

berperan

sangat

penting

dalam

jaringan

ad-hoc

nirkabel. Sehingga pemilihan relay menjadi fokus dalam invensi
ini. Pada invensi ini dibuat metode komunikasi pada jaringan adhoc yang berupa protokol diversitas kooperatif yang sederhana
10

dan

mudah

dipahami

mempertimbangkan

dengan

kondisi

multi

source



objective

criterion

destination

(S-D)

yang
dengan

metode amplify and forward (AF). Selain itu, protokol diversitas
kooperatif ini menjamin full diversity berdasarkan tiga kriteria
permasalahan yang dinormalisasi dengan root mean square (rms)
15

untuk memperoleh fairness. Tiga kriteria permasalahan tersebut
adalah signal to noise ratio (SNR), power consumption, dan load
variance.

Dari

hasil

algoritma

yang

diusulkan

dengan permasalahan
20

simulasi

tunggal

lebih
tanpa

diperoleh
besar

nilai

SNR

dibandingkan

mermperhatikan

dengan
protokol

kondisi

S-D.

Perbaikan SNR sebesar 3,06 dB dan konsumsi daya cendrung sebesar
3 W. Sedangkan dari nilai load variance protokol yang diusulkan
mengakibatkan beban trafik menjadi lebih terdistribusi.

25

30

35