UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI Upaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Terpadu Masaran Sragen Tahun Pelajaran 2015/2

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH TERPADU MASARAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :
Muhammad Nur Latif
B100120105

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

i


ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan orang lain, kecuali tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 05 Agustus 2016
Yang menyatakan

Muhammad Nur Latif

iii

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DI SEKOLAH DASAR
MUHAMMADIYAH TERPADU MASARAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepemimpinan kepala sekolah, upayaupaya dalam meningkatkan SDM, serta problem yang muncul dalam peningkatan SDM dan solusi
mengatasinya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru dan karyawan. Sedangkan teknik pengumpulan
data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang kemudian
dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah
kepemimpinan kepala sekolah terbukti efektif dengan adanya tiga corak gaya kepemimpinan.
Upaya-upaya dalam peningkatan SDM melalui KKG, pengajian, diskusi, pelatihan-pelatihan serta
pemberian gaji dan reward. Adapun problem yang muncul adalah 1) sulitnya kordinasi kepala
sekolah antara guru yang seumuran, solusinya pihak sekolah mengadakan rapat dan pendekatan
individual secara khusus; 2) minimnya arahan dan pengawasan, solusinya adalah dengan
melakukan pendekatan personal dan memberikan pengawasan secara rutin melalui kunjungan
kelas; 3) masalah masyarakat yang majemuk, solusinya adalah komite sekolah, kepala sekolah,
guru dan karyawan memperbaiki komunikasi dengan warga.
Kata Kunci: Upaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kualitas SDM
Abstrack
The purpose of the study was to describe the efforts of headmaster leadership in improving HR,

the problems in improving human resource development and the solutions overcome them. The
research was a qualitative research with descriptive approach. The subjects were school principal,
teachers and employees. The data collection techniques using interviews, observations and
documentations, which was then analyzed using qualitative descriptive method. The results of this
study proved that the efforts of headmaster leadership was effective in improving HR with the
three characteristics of leadership styles. The efforts in improving human resources is through
KKG, lectures, discussions, training and salaries and reward. the problems were 1) the difficulty of
coordination between headmaster and the same age teachers, the school held a meeting solution
and individual approach in particular; 2) lack of direction and supervision, the solution is to do a
personal approach and provide oversight on a regular basis through classroom visits; 3) pluralistic
society problem, the solution was to improve the communication betwen the committe of school,
principals, teachers and employees improve communication with citizens.
Keywords: Efforts Of Head Master Leadership and Human Resources Quality.

.

1

A. PENDAHULUAN
SD Muhammadiyah Terpadu Masaran merupakan salah satu amal

usaha

Muhammadiyah

dalam

bidang pendidikan.

Sebagai

lembaga

pendidikan formal, sekolah memiliki visi, misi dan tujuan yang akan dicapai
baik dalam jangka waktu pendek maupun jangka waktu panjang, sehingga
untuk merealisasikannya perlu didukung oleh kurikulum yang jelas, tenaga
pengajar maupun staf karyawan (SDM), sarana dan prasarana, serta
lingkungan yang kondusif. Jadi keberadaan SDM merupakan bagian sangat
penting dalam kehidupan suatu sekolah. Oleh sebab itu, kepala sekolah
sebagai seorang pemimpin harus mampu mengelola dan memanfaatkan
segala yang ada, sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi sekolah yang

pada akhirnya menghasilkan perubahan yang diharapkan pada anak didik.
Kepala sekolah adalah guru yang mempunyai kemampuan untuk
memimpin segala sumber daya yang ada di sekolah, sehingga dapat
didayagunakan

secara

maksimal

untuk

mencapai

tujuan

bersama.

Profesionalisme kepala sekolah merupakan suatu bentuk komitmen para
anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi mereka yang bertujuan agar kualitas profesionalisme mereka

dapat menjalankan dan memimpin segala sumber daya yang ada di suatu
sekolah maupun bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama (Jamal
Makmur Asmani, 2012: 17).
Kepala sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan perannya
sangat penting untuk membantu tenaga pengajar dan muridnya dalam
mencapai tujuan bersama. Seharusnya kepemimpinnya kepala sekolah harus
dapat memahami, mengatasi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
terjadi di lingkungan sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan
seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan kinerja para tenaga
pengajar maupun staf karyawan (SDM). Kepala sekolah sebagai pemimpin di
sekolah

harus

mampu

memberikan

pengaruh-pengaruh


yang

dapat

menyebabkan tenaga pengajar maupun staf karyawan (SDM) tergerak untuk
melaksanakan tugasnya secara efektif, sehingga kinerja mereka akan lebih

2

baik. Sebagai pemimpin yang mempunyai pengaruh sangat besar, kepala
sekolah berusaha agar nasehat, saran dan jika perlu perintahnya diikuti oleh
tenaga pengajar dan staf karyawan. Dengan demikian kepala sekolah dapat
mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, sikap, dan tingkah
laku yang dipimpinnya. Dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan
pengetahuan dan pengalaman kepala sekolah membantu guru-guru untuk
berkembang menjadi guru yang professional.
Tujuan

dari


penelitian

ini

adalah

untuk

mendeskripsikan

kepemimpinan kepala sekolah, upaya-upaya dalam meningkatkan SDM, serta
problem yang muncul dalam peningkatan SDM dan solusi mengatasinya.
Salah satu upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam memajukan sekolah
yaitu meningkatkan kinerja SDM yang ada dengan melakukan pembinaan,
pembinaan diharapkan agar seluruh SDM yang ada di sekolah tersebut dapat
melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, efektif, dan
efisien.Oleh karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan mengarah
kepada usaha meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang sangat
dipengaruhi oleh tenaga pengajar maupun staf karyawan (SDM) dalam
melaksanakan tugasnya secara profesional. SD Muhammadiyah Terpadu

Masaran merupakan sekolah yang berkualitas, prestasi sekolah setiap
tahunnya mengalami peningkatan, karena manajemen yang diterapkan oleh
kepala sekolah SD Muhammadiyah Terpadu Masaran sangat menentukan.
Terdapat tinjuan pustaka bahwa kepala sekolah terdiri dari dua kata,
yaitu kepala dan sekolah. Menurut KBBI kepala dapat di artikan ketua atau
pemimpin (kantor, pekerjaan, perkumpulan, dsb). Sedangkan sekolah adalah
sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan
sebagai seorang pemimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar. Dari uraian di atas, maka upaya kepemimpinan kepala
sekolah dapat diartikan usaha seorang pemimpin untuk memajukan sebuah
pendidikan dan pengajaran dalam sebuah sekolah untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Untuk mencapai tujuannya maka seorang kepala sekolah

3

melakukan peningkatkan kualitas SDM di sekolah tersebut khususnya guru
dan karyawan dengan cara: mengikutsertakan guru dalam kegiatan KKG,
meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan,pembinaan sikap disiplin,
pemberian motivasi, serta menumbuhkan persepsi yang baik antara kepala

sekolah dengan guru dan karyawan. Sesuai dengan tuntutan pendidikan,
maka pemerintah membuat peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi guru. Peraturan Pemerintah
nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diatur sebagai
berikut:
1. Pendidik harus memilki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (Pasal 28 ayat 1).
2.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan
ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 28 ayat 2).

3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial (Pasal
28 ayat 3).

4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian,
akan tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan
dapat diangkat menjadi pendidiksetelah melewati uji kelayakan dan
kesetaraan (Pasal 28 ayat 4).
5. Pendidik pada SMP/MTs dan SMA/MA memiliki: kualifikasi
akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau S1, latar
belakang pendidikan tinggi dengan program pendidkan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diampunya, serta memiliki sertifikat
profesi guru untuk SMP/MTs dan SMA/MA (Pasal 29 ayat 3).

4

B. METODE
Dilihat dari aspek yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian studi
kasus, yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi atau lembaga tertentu. Namun jika dilihat dari sifat
penelitian maka penelitian ini termasuk deskriptif analitik, yaitu data yang
diperoleh hasil pengamatan hasil wawancara, pemotretan, analisis dokumen,
maupun catatan lapangan disususn.
Peneliti di lokasi penelitian dan tidak dituangkan dalam bentuk angka.
Adapun tempat penelitiannya di SD Muhammadiyah Terpadu Masaran,
sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah kepala sekolah, guru, dan
karyawan. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun metode
yang digunakan dalam menganalisis data adalah deskriptif kualitatif, yaitu
data digambarkan dengan kata-kata atau kalimatyang dipisah-pisahkan
menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.Tahapan dalam analisis data
yaitu: reduksi data (menggolongkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan,
sehingga data terpilah-pilah), penyajian data dalam bentuk narasi, serta
menarik kesimpulan dari data yang telah disajikan, kemudian dalam
pengambilan kesimpulan ini menggunakan metode deduktif, yaitu suatu
penalaran yang berdasarkan pada suatu peristiwa umum yang kebenarannya
telah diketahui dan berakhir pada kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat khusus.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah di SD Muhammadiyah Terpadu Masaran
Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa bapak
Andi Prasetiyo, S.Pi sebagai kepala sekolah SD Muhammadiyah Terpadu
Masaran mempunyai kompetensi yang cukup baik. Diantaranya yaitu
kompetensi kepribadian, manajerial, dan sosial merupakan kompetensi yang
menonjol yang di miliki kepala sekolah. Hal ini terbukti dari kemampuan
kepala sekolah dalam menjadi suri tauladan bagi bawahannya. Mengelola

5

sumberdaya sekolah secara optimal, dan mampu berpartisipasi dengan
kegiatan sosial kemasyarakatan dengan baik. Kompetensi tersebut sesuai
dengan teori yang ada di bab II halaman 27-29 bahwa kepala sekolah harus
mempunyai standar kompetensi yang baik agar visi dan misi sekolah dapat
berhasil sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan.
Kepemimpinan demokratis kepala sekolah SD Muhammadiyah
Terpadu Masaran terlihat pada saat rapat salah satunya. Hal ini terbukti dari
kepala sekolah yang suka menerima saran dan pendapat dalam rapat,
berusaha agar bawahan lebih sukses dan berkembang dengan baik, serta
minat dalam mengembangkan keahliannya sebagai pemimpin. Ciri-ciri
tersebut sesuai dengan teori yang ada di bab II halaman 18. Sedangkan
kepemimpinan laissez faire terlihat pada saat kegiatan KBM dan Program
sekolah yang hampir tidak ada pengawasan yang ketat. Hal ini karena kepala
sekolah terlalu percaya kepada bawahannya. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan
teori yang ada di bab II halaman 20. Kepemimpinan otoriter terlihat serta
pada saat menghadapi bawahan yang tidak disiplin dalam tugasnya. Hal ini di
lakukan kepala sekolah agar dapat membiasakan budaya kedisiplinan yang
merupakan tujuan dari sekolah tersebut. Ketegasan dan cara menggerakkan
bawahan dengan paksaan merupakan ciri-ciri kepemimpinan otoriter yang
sesuai dengan teori di bab II halaman 22. Tiga gaya kepemimpinan tersebut
dapat digunakan secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
Kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas SDM
agar dapat membantu tercapainya tujuan sekolah dapat dikatakan efektif dan
baik. Hal ini terbukti dari adanya visi dan misi serta pengembangan staf
sekolah secara terus menerus sesuai dengan tuntutan iptek. Kepemimpinan
efektif tersebut sesuai dengan pendapat Permadi sebagaimana telah dikutip
pada bab II halaman 24-25 yang mengatakan bahwa kepala sekolah harus
mempunyai tujuh layanan prima dalam pengembangan SDM, salah satunya
ada visi dan misi yang akan di capai. selain itu kepala sekolah dengan
kematangan psikologis mampuya menjadi suri tauladan yang baik dan
memotivasi orang lain untuk melakukan tugasnya.

6

2. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas SDM di SD
Muhammadiyah Terpadu Masaran
Sebagaimana dilihat dari tabel data guru dan karyawan. Jumlah guru
dan karyawan yang ada di SD Muhammadiyah Terpadu Masaran sudah
cukup memadai dan berkualitas, karena rata-rata pendidikan terakhir guru dan
karyawan adalah S1 yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan di
bidangnya masing-masing. Standar kualifikasi akademik yang dimiliki oleh
guru dan karyawan sesuai dengan teori yang dikutip dalam bab II halaman 36.
Kualitas guru tentu saja akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang
ada di sekolah ini. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas SDM diantarana adalah:
a. Mengikut sertakan guru dalam kegiatan KKG atau sejenisnya bersama
sekolah lain.
b. Mengadakan workshop dan diskusi untuk meningkatkan kompetensi guru
dalam tugas pokok dan fungsinya.
c. Mengadakan

pelatihan

untuk

guru

dan

karyawan

agar

dapat

memanfaatkan alat teknologi informasi
d. Pembinaan mental dan pengetahuan keagamaan bagi guru dan karyawan
dilaksanakan sebulan sekali melalui pengajian.
e. Kepala sekolah menugaskan kepada guru piket untuk membiasakan
kebersihan kepada warga sekolah agar tercipta sekolah yang nyaman dan
kondusif.
f. Pemberian dana insentif sesuai dengan waktunya, bahkan sekolah juga
memberikan reward bagi guru dan karyawan yang berprestasi baik.
g. Kepala sekolah juga memberikan kesempatan dan dorongan kepada guru
dan karyawan untuk study lanjut agar bisa memperoleh ilmu dan gelar
yang lebih banyak dan tinggi untuk disebarkan dan diajarkan ilmunya
kepada orang lain.
Upaya-upaya tersebut sesuai dengan teori yang di kutip di bab II
halaman 47-51, bahwa kepala sekolah harus meningkatkan kompetensi
pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial guru dan karyawan

7

melalui pembinaan-pembinan di atas agar visi dan misi sekolah dapat
terwujud dengan baik. Kepala sekolah seharusnya tetap mengadakan
pengawasan.
Adapun upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja SDM di lakukan Melalui:
a. Pembarian motivasi dan penghargaan bagi bawahan yang berprestasi
baik. Pemberian dana insentif setiap bulan merupakan motivasi
tersendiri bagi guru dan karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
Hal ini terbukti sesuai dengan teori Maslow yang dikutip di bab II
halaman 38.
b. Pembinaan kedisiplinan dengan memberikan contoh yang baik seperti
datang tepat waktu serta mentaati peraturan-peraturan sekolah yang
telah ditetapkan di sekolah sesuai dengan teori yang ada bab II
halaman 43.
c. Menciptakan persepsi yang baik di sekolah dengan adanya diskusi dan
pengajian yang dapat menumbuhkan hubungan yang baik antara
kepala sekolah dengan guru dan karyawan. Kepala sekolah mampu
menjalankan fungsinya sebagai sosial yaitu mampu memahami
kondisi guru, karyawan dan siswa. Serta mampu berkomunikasi baik
dengan guru maupun masyarakat sekitar. Fungsi tersebut sesuai
dengan teori yang dikutip bab II halaman 31.
3. Problem Kepala Sekolah dalam Upaya Meningkatkan Kualitas SDM dan
Usaha Mengatasinya.
Kepala

sekolah

dalam

meningkatkan

kualitas

SDM

di

SD

Muhammadiyah Terpadu Masaran tentu ada problem yang ada di dalamnya,
namun dengan adanya faktor pendukung yang dimiliki oleh SD
Muhammadiyah

Terpadu

Masaran,

maka

pihak

sekolah

berusaha

memanfaatkannya agar problem tersebut dapat diatasi. Berikut ini
penjelasannya:
a. Kurangya kerjasama antara kepala sekolah karena seumuran antara kepala
sekolah dengan guru atau karyawan sehingga mempersulit kordinasi dan

8

info yang tidak tersampaikan dengan maksimal. Sehingga visi dan misi
sekolah tidak dapat berjalan secara maksimal seharusnya para guru dan
karyawan dapat bersikap profesional demi tercapainya visi dan misi
sekolah. Fungsi kepala sekolah sebagai leader sangat dibutuhkan dalam
memecahkan masalah ini. Hal ini sesuai dengan teori yang dikutip di bab
II halaman 31, bahwa kepala sekolah dalam mengelola sumber daya
sekolah bisa melalui cara pendekatan khusus kepada semua guru, serta
dengan mengadakan rapat terbuka diskusi yang baik, dapat menjadi solusi
alternatif dalam masalah ini.
b. Minimnya arahan dan pengawasan langsung dari kepala sekolah
mengakibatkan guru dan karyawan tidak melaksanakan tugasnya secra
maksimal. Dalam hal ini maka fungsi kepala sekolah sebagai supervisor
dapat dijadikan solusi alternatif untuk masalah ini, fungsi tersebut sesui
dengan teori yang ada di bab II halaman 31 bahwa kepala sekolah dalam
merencanakan dan melakukan supervisi dapat berupa dengan melakukan
pendekatan personel dan memberikan pengawasan kepada guru dan
karyawan secara rutin melalui kunjungan kelas dalam mengamati
pembelajaran secara langsung.
c. Masalah

pandangan

masyarakat

yang

tidak

suka

dengan

SD

Muhammadiyah Terpadu Masaran, Akibatnya, sekolah kesulitan dalam
mnacapai visi, misi tujuan operasional sekolah.Memperbaiki hubungan
yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Hal ini sesuai dengan fungsi
sosial kepala sekolah yang sesuai dengan teori di bab II halaman 31.Pihak
sekolah dalam memecahkan problem ini dengan cara selalu mendekati
masyarakat sekitarnya dan orang-orang yang memang benar-benar belum
bisa menerima adanya SD Muhammadiyah Terpadu. Selain, kepala
sekolah dan guru berusaha meningkatkan peran serta masyarakat (PSM)
dalam mendukung proses layanan pendidikan sekolah, biasanya kepala
sekolah di bantu oleh pimpinan ranting Muhammadiyah setempat.

9

D. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis yang telah
dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Terpadu Masaran
Kepemimpinan kepala sekolah yang ada di SD Muhammadiyah
Terpadu Masaran dapat di katakan baik karena terdapat tiga tipe
kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu.
a. Kepemimpinan Demokratis
Tipe ini terjadi dalam rapat salah satunya. Ciri-ciri demokratis
kepala sekolah terlihat dari suka menerima saran dan pendapat dalam
rapat serta berusaha agar bawahan lebih sukses dan berhasil.
b. Kepemimpinan Otoriter
Tipe ini terjadi pada saat pemenuhan kesejahteraan dan sarana
prasaran yang sesuai dengan kebutuhan serta sat mengahdapi bawahan
yang tidak disiplin. Ciri-ciri otoriter terletak pada pengawasan dan
ketegasan dalam mengambil keputusan.
c. Kepemimpinan Laisses Faire
Tipe kepemimpinan ini muncul pada saat pelaksanaan program
sekolah yang hampir tidak ada pengawasan. Ciri-ciri laisses faire
terlihat pada sikap terlalu percaya kepada bawahannya sehingga tidak
ada pengawasan.
2. Upaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan kualitas SDM
di SD Muhammadiyah Terpadu Masaran
a. Upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas
SDM agar dapat membantu tercapainya tujuan sekolah diataranya
adalah
1) Mengikut sertakan guru pada KKG.
2) Mengadakan

workshop

dan

diskusi

untuk

meningkatkan

kompetensi guru dalam tugas pokok dan fungsinya.
3) Mengadakan pelatihan untuk guru dan karyawan agar dapat
memanfaatkan alat teknologi informasi.

10

4) Pembinaan mental dan pengetahuan keagamaan bagi guru dan
karyawan dilaksanakan sebulan sekali melalui pengajian.
5) Kepala sekolah menugaskan kepada guru piket untuk membiasakan
kebersihan kepada warga sekolah agar tercipta sekolah yang
nyaman dan kondusif
6) Pemberian dana insentif sesuai dengan waktunya, serta reward bagi
guru dan karyawan yang berprestasi baik.
b. Upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
SDM dilakukan melalui:
1) Pembinaan kedisipinan dengan memberikan contoh yang baik
seperti datang tepat waktu serta mentaati peraturan-peraturan
sekolah yang telah ditetapkan di sekolah.
2) Pemberian motivasi dan penghargaan bagi bawahan yang
berprestasi baik dan dorongan untuk study lanjut.
3) Menciptakan presepsi yang baik di sekolah dengan adanya diskusi
dan pengajian.
3. Problem Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas
SDM dan Upaya Mengatasinya
a. Belum kompaknya koordinasi karena persoalan umur antara kepala
sekolah dengan guru yang seumuran, solusinya adalah kepala sekolah
sebagai leader mengadakan rapat terbuka dan diskusi
b. Kurangnya arahan dan pengawasan langsung dari kepala sekolah,
solusinya adalah kepala sekolah sebagai supervisor melakukan
pendekatan personel dan memberikan pengawasan secar rutin melalui
kunjungan kelas.
c. Masalah pandangan masyarakat yang tidak suka adanya SD
Muhammadiyah Terpadu Masaran, Akibatnya, sekolah kesulitan
dalam mnacapai visi, misi tujuan operasional sekolah. Solusinya
memperbaiki hubungan yang baik antara sekolah dengan masyarakat.

11

E. SARAN
Dari data dan pembahasannya yang telah di uraikan, penulis menyarankan:
1. Saran Kepada Guru Dan Karyawan
Alangkah bijaknya jika mulai saat ini guru dan karyawan meningkatkan
kerjasama yang baik tanpa membedakan status dan kepentingannya
masing-masing agar tujuan dan sasaran dapat tercapai dengan efektif.
2. Saran Kepada Kepala Sekolah
Alangkah baik dan bijaknya jika kepala sekolah mulai saat ini
memberikan arahan dan pengawasan yang rutin, diharapkan dapat
memaksimalkan guru dan karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
3. Saran Kepada Masyarakat
Alangkah baik dan bijaksana jika masyarakat lebih meningkatkan
kerjasama dengan sekolahKarena bagaimanapun pendidikan di sekolah
tidak akan dapat berjalan dengan baik jika tidak didukung oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media
F. Ilmu Pendidikan UNY.
________. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta.
Asmani, Jamal M. 2012. Tips Menjadi Kepala Skolah Profesional. Yogyakarta:
Diva Press.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Danim dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional
Kekepala sekolahan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka. Hadi,
Sutrisno. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Hasan, Iqbal. 1999. Pokok-pokok Statistik 1: Statistik Deskriptif. Jakarta: Bumi
Aksara.

12

Hasibuan. 2003. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja
grafindo Persada.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
_______. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
_______. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 2001. Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit yang
Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
______. 2001. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
______. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Purwanto, Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula.Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
_____. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sagala, Syaiful. 2007.
Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, 2004. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

13

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan: Konsep,
Strategi, dan Aplikasi.Jakarta: Grasindo.
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Teguh, Muhammad. 1999. “Metodologi penelitian ekonomi teori dan aplikasi”.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Umiarso dan Gojali, 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi
Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Usman, Husaini. 2009. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Edisi 3.
Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization). Bandung: Alfabet.

14

Dokumen yang terkait

Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Jiwa di Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Jiwa Daerah Medan Tahun 2006

0 30 100

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DALAM KEGIATAN REKAM MEDIS DI INSTALASI RAWAT JALAN RSD Dr. SOEBANDI JEMBER TAHUN 2012

0 6 27

FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

0 3 64

EFEKTIVITAS PERAN DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di Sekolah Dasar Islam Terpadu Permata Bunda Bandar Lampung)

6 41 160

ANALISIS PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN PUSKESMAS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEEDS (WISN) DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

0 1 17

PENGEMBANGAN INDUSTRI PARIWISATA KEPULAUAN SERIBU MELALUI PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) (Studi Pada Suku Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kepulauan Seribu)

0 3 10

Aspek Sumberdaya Manusia (SDM)

0 0 15

106 PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH (SAKD) terhadap KUALITAS LAPORAN KEUANGAN (KLK)

0 0 7

ANALISIS PENGARUH DISIPLIN KERJA, KARAKTERISTIK INDIVIDU, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI MEDAN

0 0 12

PEDOMAN SURVEI KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

0 0 13