PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN ATAS TINDAKAN MALAPRAKTIK SUNTIK SILIKON CAIR OLEH DOKTER DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PASIEN ATAS TINDAKAN
MALAPRAKTIK SUNTIK SILIKON CAIR OLEH DOKTER DIHUBUNGKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009
Ridwan Halim Zuhri
110110070301
ABSTRAK
Di zaman teknologi yang semakin berkembang tidak sedikit
tempat praktik dokter yang menawarkan jasa penyuntikan silikon cair
kepada para pasiennya untuk perawatan kecantikan. Masyarakat
semakin dimudahkan untuk merubah tampilan tubuh secara instan demi
memuaskan usaha tampil cantik secara estetika. Fenomena tersebut
menambah marak juga tempat-tempat praktik dokter dalam
mempromosikan jasa penyuntikan silikon cair tanpa ada standar
keamanan medis dalam penatalaksanaannya hanya demi mengejar
keuntungan semata dengan resiko membahayakan nyawa bagi para
pasiennya. Umumnya kasus-kasus silikon cair yang merugikan pasien
akibat ketidaktahuan mengenai dampak silikon cair bagi tubuh manusia
serta kurangnya publikasi pelarangan penggunaan silikon cair untuk
kecantikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap
masyarakat luas terutama pada praktik-praktik kedokteran. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari aspek-aspek hukum yang terkait dalam
menentukan perlindungan hukum terhadap pasien yang menderita
kerugian akibat penyuntikkan silikon cair serta bagaimana
pertanggungjawaban dokter atas tindakan malapraktik medis yang telah
dilakukannya.
Metode penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis yaitu
penelitian yang menggambarkan peristiwa yang sedang diteliti kemudian
dianalisis berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh
dari bahan hukum tersier. Metode pendekatan yang digunakan adalah
yuridis normatif dengan meneliti data yang berkaitan dengan
permasalahan tindakan malapraktik suntik silikon cair oleh dokter.
Kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi ini adalah
perlindungan hukum terhadap pasien diwujudkan dalam bentuk
perangkat hukum dengan adanya pemberian hak atas ganti rugi dan hak
untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum berlandaskan ketentuan
Undang-undang Kesehatan serta dokter yang melakukan suntik silikon
cair bertanggungjawab secara kemandirian keprofesiannya maupun
dalam lingkup hukum perdata, pidana dan administratif. Saran yang
dapat di sampaikan penulis adalah pengawasan represif terhadap alat
kesehatan dalam praktik kedokteran sebaiknya segera dilakukan oleh
pemerintah maupun lembaga keprofesian dokter itu sendiri, untuk
menjamin keamanan dan keselamatan bagi pasien serta salah satu
upaya dalam menghindari praktik dokter yang tidak sesuai dengan
disiplin professionalnya dan etika keprofesiannya.
iv
MALAPRAKTIK SUNTIK SILIKON CAIR OLEH DOKTER DIHUBUNGKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN NOMOR 36 TAHUN 2009
Ridwan Halim Zuhri
110110070301
ABSTRAK
Di zaman teknologi yang semakin berkembang tidak sedikit
tempat praktik dokter yang menawarkan jasa penyuntikan silikon cair
kepada para pasiennya untuk perawatan kecantikan. Masyarakat
semakin dimudahkan untuk merubah tampilan tubuh secara instan demi
memuaskan usaha tampil cantik secara estetika. Fenomena tersebut
menambah marak juga tempat-tempat praktik dokter dalam
mempromosikan jasa penyuntikan silikon cair tanpa ada standar
keamanan medis dalam penatalaksanaannya hanya demi mengejar
keuntungan semata dengan resiko membahayakan nyawa bagi para
pasiennya. Umumnya kasus-kasus silikon cair yang merugikan pasien
akibat ketidaktahuan mengenai dampak silikon cair bagi tubuh manusia
serta kurangnya publikasi pelarangan penggunaan silikon cair untuk
kecantikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap
masyarakat luas terutama pada praktik-praktik kedokteran. Penelitian ini
bertujuan untuk mencari aspek-aspek hukum yang terkait dalam
menentukan perlindungan hukum terhadap pasien yang menderita
kerugian akibat penyuntikkan silikon cair serta bagaimana
pertanggungjawaban dokter atas tindakan malapraktik medis yang telah
dilakukannya.
Metode penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis yaitu
penelitian yang menggambarkan peristiwa yang sedang diteliti kemudian
dianalisis berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh
dari bahan hukum tersier. Metode pendekatan yang digunakan adalah
yuridis normatif dengan meneliti data yang berkaitan dengan
permasalahan tindakan malapraktik suntik silikon cair oleh dokter.
Kesimpulan yang dapat diambil dari skripsi ini adalah
perlindungan hukum terhadap pasien diwujudkan dalam bentuk
perangkat hukum dengan adanya pemberian hak atas ganti rugi dan hak
untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum berlandaskan ketentuan
Undang-undang Kesehatan serta dokter yang melakukan suntik silikon
cair bertanggungjawab secara kemandirian keprofesiannya maupun
dalam lingkup hukum perdata, pidana dan administratif. Saran yang
dapat di sampaikan penulis adalah pengawasan represif terhadap alat
kesehatan dalam praktik kedokteran sebaiknya segera dilakukan oleh
pemerintah maupun lembaga keprofesian dokter itu sendiri, untuk
menjamin keamanan dan keselamatan bagi pasien serta salah satu
upaya dalam menghindari praktik dokter yang tidak sesuai dengan
disiplin professionalnya dan etika keprofesiannya.
iv