PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KEAGENAN GAS LPG NON PSO DENGAN PERTAMINA WILAYAH BALI DAN NUSA TENGGARA DI KOTA DENPASAR.

SKRIPSI

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN
KEAGENAN GAS LPG NON PSO DENGAN PERTAMINA
WILAYAH BALI DAN NUSA TENGGARA
DI KOTA DENPASAR

GEDE DIRGANTARA PUTRA
NIM. 1116051051

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada
waktunya dengan judul “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian
Keagenan Gas LPG Non PSO dengan Pertamina Wilayah Bali dan Nusa
Tenggara di Kota Denpasar”.

Penyusunan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, S.H.,M.Hum., Dekan Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Gde Made Swardhana, S.H.,M.H., Pembantu Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Udayana.
3. Ibu Dr. Ni Ketut Sri Utari, S.H.,M.H., Pembantu Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
4. Bapak Dr. I Gede Yusa, S.H.,M.H., Pembantu Dekan III Fakultas Hukum
Universitas Udayana.
5. Bapak Dr. I Wayan Wiryawan, S.H.,M.H., Ketua Bagian Hukum
Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

vi

6. Ibu A.A. Sri Indrawati, S.H.,M.H., Pembimbing I Skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai

selesainya Skripsi ini.
7. Bapak Ida Bagus Putra Atmadja, S.H.,M.H., Pembimbing II Skripsi yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
sampai selesainya Skripsi ini.
8. Bapak I Made Budi Arsika, S.H.,LLM., Pembimbing Akademik selama
penulis menjalankan perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Udayana.
9. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana yang
mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
10. Bapak/Ibu Pegawai Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Udayana yang
telah membantu dalam mengurus segala keperluan administrasi selama
penulis kuliah.
11. Bapak/Ibu Pegawai Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana
yang telah membantu dalam pencarian literatur yang penulis pergunakan
selama penulis kuliah dan penyelesaian skripsi ini.
12. Bapak I Ketut Permadi, Branch Manager Pertamina Wilayah Bali dan Nusa
Tenggara yang memberikan ijin dan bersedia meluangkan waktunya
menjadi informan dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini.
13. Bapak Ibnu Khaldun dan Ibu Hepi Kusdiana, Staf Humas Pertamina
Wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang bersedia meluangkan waktunya
menjadi informan dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini.


vii

14. Orang tua tercinta beserta keluarga atas kasih dan sayangnya yang penuh
dengan dukungan

moril maupun materiil kepada

penulis selama

perkuliahan hingga selesainya penyusunan Skripsi ini.
15. Teman-teman dan sahabat saya di Fakultas Hukum Universitas Udayana
Ekstensi 2011 yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah
banyak membantu, memberi dukungan dan semangat dalam penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini,
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena
keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun demikian, Skripsi
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.


Denpasar,

Juni 2016

Gede Dirgantara Putra

viii

ABSTRAK
Bahan bakar gas LPG (Liquid Petroleum Gas) merupakan salah satu jenis energi
yang masih memiliki berbagai macam problematika. Dalam aktivitas pendistribusian
Pertamina sebagai prinsipal membutuhkan pihak-pihak yang menjadi intermediasi ke
konsumen akhir salah satunya adalah agen gas yang terbagi menjadi dua yaitu Agen
Public Service Obligation (PSO) dan Agen Non Public Service Obligation (Non PSO).
Karena adanya perbedaan kemasan tabung yang dipasarkan oleh kedua jenis agen
tersebut, maka Agen Non PSO seringkali melakukan tindakan-tindakan yang
menguntungkan secara sepihak seperti menjual tabung kemasan 3 kg, kualitas tabung
yang buruk, berat bersih yang tidak sesuai, merubah harga yang sudah ditetapkan
Pertamina, dan memindahkan isi dari tabung kemasan 3 kg ke tabung kemasan 12 kg.
Oleh sebab Pertamina bertindak sebagai prinsipal tidak berhubungan langsung dengan

pembeli atau konsumen, maka tidak ada contractual liability antara produsen dan
konsumen. Sebab berdasarkan ketentuan Pasal 1315 dan Pasal 1340 Kitab UndangUndang Hukum Perdata, suatu perjanjian hanya mengikat para pihak yang
membuatnya. Di Indonesia belum ada peraturan yang mengatur secara khusus tentang
perjanjian keagenan. Akan tetapi, berdasarkan asas kebebasan berkontrak dalam Pasal
1338 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, para pihak memang dapat
membuat perjanjian apa saja, termasuk keagenan. Apabila Agen Gas Non PSO dalam
proses distribusinya tidak dapat memenuhi sesuai apa yang dijanjikan, maka Agen Gas
Non PSO tersebut dapat dikatakan telah wanprestasi dan selanjutnya harus ada
tindakan dalam penyelesaian wanprestasi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi yang terjadi dan penyelesaiannya dalam
perjanjian keagenan Non PSO dengan Pertamina Wilayah Bali dan Nusa Tenggara
di Kota Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terpenuhinya
kewajiban Agen Gas LPG Non PSO terhadap PT Pertamina terjadi dalam bentuk: 1)
Tidak memenuhi prestasi sama sekali, 2) Terlambat memenuhi prestasi, dan 3)
Memenuhi prestasi secara tidak baik. Upaya yang dilakukan PT Pertamina Wilayah
Bali dan Nusa Tenggara dalam penyelesaian wanprestasi yaitu memberikan
peringatan kepada Agen Gas LPG Non PSO bahwa telah terjadi wanprestasi dan
memberikan kesempatan untuk dapat segera memenuhi kewajiban-kewajiban,
memberikan sanksi, hingga pemutusan hubungan dengan mengesampingkan
ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sehubungan dengan

pengakhiran Perjanjian yang memerlukan keputusan pengadilan.
Kata kunci: Perjanjian Keagenan, Agen Gas Non PSO, wanprestasi

ix

ABSTRACT
Liquid Petroleum Gas (LPG) is a type of energy that still have problems of
various kinds. In the activity of distribution, Pertamina as a principal requiring the
parties that become the intermediary to the final consumer, one of which is a gas agent
that is divided into two namely Public Service Obligation (PSO) Agent and Non-Public
Service Obligation (Non PSO) Agent. Because of differences in tube packaging
marketed by the two types of the agents, Non PSO Agents often perform actions that
benefit unilaterally such as selling packaging tubes 3 kg, bad quality of tube, the net
weight is not appropriate, change the existing price of Pertamina, and move the
contents of the packaging tube 3 kg to 12 kg. Therefore, Pertamina in the capacity of a
principal does not deal directly with buyers or consumers, so there is no contractual
liability between the producer and the consumer. Because based on the provisions of
Article 1315 and Article 1340 the Civil Code, an agreement is only binding on the
parties who made it. In Indonesia there are no regulations that specifically regulate the
agency agreement. However, based on the principle of freedom of contract under

Article 1338 paragraph 1 of Civil Code, the parties can indeed make any agreements,
including agency. If the Non PSO Agents in the distribution process cannot meet up to
what was promised, Non PSO Agents can be said to have been in default and further
action must be taken in the completion of the defaults. The purpose of study to
determine the forms and completion of failure (breach of contract) occurring within
Non PSO agency agreement with Pertamina Bali and Nusa Tenggara Area in
Denpasar. The results showed breach of contract occur in the form of: 1) did not meet
performance/obligation at all, 2) Late meet performance/obligation, and 3) Fulfilling
performance/obligation are not good. Efforts made by PT Pertamina Bali and Nusa
Tenggara in the settlement of breach is to give a warning to Non PSO Agents that there
has been a breach of contract and give the opportunity to be able to immediately fulfill
obligations, impose sanctions, up to dismissal with rule out to the provisions of Article
1266 of Civil Code in connection with the termination of the Agreement which require
a court decision.
Keywords: Agency Agreement, Non PSO Agents, breach of contract

x

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL

.....................................................................................

i

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA HUKUM ......................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................

iii

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ..................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................

vi


ABSTRAK .....................................................................................................

ix

ABSTRACT ....................................................................................................

x

DAFTAR ISI ..................................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................

1


1.2 Rumusan Masalah .........................................................................

8

1.3 Ruang Lingkup Masalah ...............................................................

8

1.4 Orisinalitas Penelitian ...................................................................

8

1.5 Tujuan Penelitian ..........................................................................

10

a. Tujuan Umum ..........................................................................

9


b. Tujuan Khusus .........................................................................

9

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................

10

a. Manfaat Teoritis .......................................................................

10

b. Manfaat Praktis .........................................................................

10

1.7 Landasan Teoritis ..........................................................................

11

xi

1.8 Metode Penelitian ..........................................................................

13

a. Jenis Penelitian..........................................................................

14

b. Jenis Pendekatan .......................................................................

14

c. Sifat Penelitian .........................................................................

14

d. Data dan Sumber Data .............................................................

15

e. Teknik Pengumpulan Data .......................................................

15

f. Teknik Analisis Data ................................................................

16

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, KEAGENAN,
DAN WANPRESTASI ......................................................................

17

2.1 Perjanjian .......................................................................................

17

2.1.1 Pengertian Perjanjian ...........................................................

17

2.1.2 Akta ......................................................................................

18

2.1.3 Asas -Asas dalam Hukum Perjanjian ...................................

21

2.1.4 Unsur-Unsur dalam Perjanjian .............................................

27

2.1.5 Syarat Sahnya Perjanjian ......................................................

29

2.2 Keagenan .......................................................................................

32

2.2.1 Pengertian Keagenan ............................................................

32

2.2.2 Jenis-jenis Keagenan.............................................................

33

2.2.3 Perjanjian Keagenan .............................................................

34

2.3 Wanprestasi ...................................................................................

38

2.3.1 Pengertian Wanprestasi ........................................................

38

2.3.2 Jenis-jenis Wanprestasi ........................................................

40

2.3.3 Akibat Adanya Wanprestasi .................................................

42

xii

2.3.4 Tuntutan atas Dasar Wanprestasi ................................................44
BAB III WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KEAGENAN GAS LPG
NON PSO DENGAN PERTAMINA.......................................................46
3.1 Hubungan Hukum Agen Gas LPG Non PSO dengan Pertamina..

46

3.2 Bentuk-bentuk Wanprestasi dalam Perjanjian Keagenan LPG Non PSO
dengan Pertamina ................................................................................54
BAB IV UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN
KEAGENAN GAS LPG NON PSO DENGAN PERTAMINA..............62
4.1 Tanggung Jawab dalam Perjanjian Keagenan LPG Non PSO dengan
Pertamina.............................................................................................62
4.2 Cara Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Keagenan LPG Non
PSO dengan Pertamina ........................................................................68
BAB V PENUTUP ............................................................................................75
5.1 Kesimpulan...........................................................................................75
5.2 Saran.....................................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................77
DAFTAR INFORMAN........................................................................................80
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii