Book Design Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

(1)

ABSTRAK

Di dalam era informasi saat ini, peran buku sebagai media komunikasi sangatlah dibutuhkan. Buku tidak hanya sebagai wadah yang menyimpan sekumpulan informasi, namun juga dapat dijadikan pedoman hidup di masyarakat.

Keberadaan Kelenteng Sam Poo Kong yang telah berumur 600 tahun dan memiliki nilai sejarah yang tinggi dirasa perlu untuk diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia lewat sebuah buku. Buku SAM POO KONG dahulu dan sekarang ini memiliki banyak sekali cerita, dari yang sifatnya umum sampai dengan yang sifatnya sakral atau suci. Dengan menggunakan layout dan fotografi yang sederhana (minimalis) diharapkan dapat langsung tersampaikan pesan informasi yang terdapat di dalamnya.


(2)

DATAR ISI

COVER DALAM i

LEMBAR PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan dan Batasan Masalah 2

1.2.1 Permasalahan 2

1.2.2 Batasan Masalah 3

1.3 Tujuan Perancangan 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3

1.5 Skema Perancangan 5

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1 Book Design 6

2.2 Struktur Buku 6

2.2.1 Halaman Depan 6

2.2.2 Halaman Isi 6

2.2.3 Halaman Belakang 7 2.3 Layout dan Tipografi 7

2.3.1 Layout 7

a. Elemen Teks 8

b. Elemen Visual 12

c. Elemen Tak Terlihat 13


(3)

1. Legibility 15

2. Readibility 15

3. Visibility 16

4. Clarity 16

2.3.3 Jenis Huruf 17

1. Serif 17

2. Sans Serif 17

3. Script 17

4. Decorative 17

2.3.4 Letter Spacing, Word Spacing, dan Leading 18

2.4 Desain dan Warna 18

2.4.1 Desain 18

2.4.2 Warna 19

BAB 3 DATA DAN ANALISIS MASALAH 21

3.1 Data dan Fakta 21

3.1.1 Perbedaan Kelenteng dan Vihara 21 3.1.2 Profil Kelenteng Sam Poo Kong 22 3.1.3 Sejarah Perkembangan Kelenteng Sam Poo Kong 23 3.1.4 Kelenteng Pada Komplek Kelenteng Sam Poo Kong 25 1. Kelenteng Dewa Bumi 26 2. Kelenteng Makam Juru Mudi 26 3. Kelenteng Utama Sam Poo Kong 27 4. Kelenteng Mbah Kyai Jangkar 29 5. Kelenteng Mbah Kyai dan Nyai Tumpeng 30 3.1.5 Simbol dan Ragam Hias 31 1. Patung Zheng He dan 8 Dewa Laut 31

2. Patung Qi Lin 32

3. Tembok Relief 33

4. Bedug 37

5. Lampion Kebersamaan 37 6. 10 Hewan Tunggangan Dewa 38


(4)

7. Pilar Naga 38

8. Rantai Jangkar 39

3.1.6 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis 39 3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta 40 Kelenteng Sam Poo Kong Sebelum Pemugaran 41

3.3 Analisa S.W.O.T 42

3.3.1 Strength (Kekuatan) 42 3.3.2 Weaknesses (Kelemahan) 42 3.3.3 Opportunities (Kesempatan) 42 3.3.4 Threats (Ancaman) 42

3.4 Targeting 42

BAB 4 PEMECAHAN MASALAH 43

4.1 Konsep Komunikasi 43

4.2 Konsep Kreatif 44

4.2.1 Warna 44

4.2.2 Tipografi 45

4.2.3 Fotografi 46

4.3 Konsep Media 46

Penjelasan Tiap Media Promosi dan Merchandise 47 Media Promosi

(Flyer, Iklan Koran, Mini Banner, X-Banner, Poster) 47

Merchandise

(Kartu Pos, Pembatas Buku, CD Video Dokumentasi,

Kalender, Kemasan) 49

4.4 Budgeting/ Rincian Biaya 50

4.5 Hasil Karya 52

4.5.1 Buku 52

Cover 52

Halaman Depan 53

Pembatas Bab 54


(5)

Bab 1 Sejarah Peristiwa 55 Bab 2 Tempat Pemujaan 56 Bab 3 Simbol dan Ragam Hias 58

Halaman Belakang 61

4.5.2 Promosi 62

Stand 62

Flyer 62

Iklan Koran 63

Mini Banner 63

X-Banner 64

Poster 65

4.5.3 Merchandise 66

Kartu Pos 66

Pembata Buku 67

CD Video Dokumentasi 67

Kalender 68

Kemasan 68

BAB 5 PENUTUP 69

5.1 Kesimpulan 69

5.2 Saran Penulis 69

DAFTAR PUSTAKA xii

LAMPIRAN xiii

DAFTAR GAMBAR xiii


(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Semarang sebagai satu dari beberapa kota lama di Indonesia memiliki cukup banyak sisa-sisa bangunan tua bersejarah, seperti Lawang Sewu, Stasiun Tawang, Gereja Blenduk, dan lain sebagainya. Gedung-gedung tersebut bisa saja tidak dirawat atau bahkan dihancurkan untuk kemudian dibangun lagi dengan gedung yang lebih baru apabila tidak dioperasionalkan dengan sebaiknya.

Diketahui bahwa dalam sejarah kota Semarang, pada sekitar tahun 1406, kota Semarang pernah disinggahi cukup lama oleh seorang pelaut muslim ternama asal Tiongkok, China bernama Laksamana Zheng He. Beliau terkenal dengan perjalanan muhibahnya ke segenap penjuru dunia dengan membawa misi damai. Beliau pernah melakukan 7 kali ekspedisi ke berbagai daerah di kawasan Asia dan Afrika dengan memimpin sebuah armada yang lebih besar melebihi armada Christopher Columbus, penjelajah lainnya asal Spanyol. Salah satu bukti peninggalannya di Semarang adalah Kelenteng Sam Poo Kong.

Kelenteng Sam Poo Kong memiliki sebuah nilai sejarah yang sangat berharga khususnya bagi warga kota Semarang, karena di sinilah beliau beristirahat sejenak dari rutinitas berlayarnya dan mengajarkan tata cara hidup di dunia bagi penduduk desa Simongan. Begitu bernilainya kelenteng ini bagi penduduk kota Semarang, sehingga segenap warganya berupaya untuk membantu melestarikan kelenteng ini. Kelenteng yang menjadi kebanggaan warga kota Semarang ini sangat cocok untuk dijadikan wisata keluarga, baik oleh anak-anak, dewasa, maupun orang tua. Di kelenteng ini semua diperbolehkan untuk bersembahyang tanpa membeda-bedakan kepercayaan lainnya.


(7)

Kelenteng Sam Poo Kong mungkin cukup dikenal oleh umat penganut ajaran Tridharma, yang terdiri dari Budha, Taoisme, dan Kong Hu Cu, akan tetapi kelenteng ini masih terdengar asing bagi umat penganut kepercayaan lainnya. Masalah yang muncul dari peristiwa ini adalah karena kurangnya penyampaian informasi berupa media visual yang tepat sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui kelenteng ini. Keistimewaan yang terdapat pada kelenteng ini adalah merupakan hasil akulturasi 2 kebudayaan antara budaya Cina dengan budaya lokal Jawa yang dapat kita lihat pada bentuk-bentuk estetik bangunan Kelenteng Sam Poo Kong, yang mana merupakan salah satu kelenteng terbesar di Asia.

Dalam membantu mengenalkan bangunan Kelenteng Sam Poo Kong ini, dipilih sebuah media buku yang kiranya cocok dengan definisi buku itu sendiri. Buku yang biasa didefinisikan sebagai sumber informasi, juga bisa digunakan sebagai media promosi yang handal. Dengan adanya buku ini diharapkan dapat membantu menjelaskan berbagai ornamen yang terdapat pada bangunan kelenteng tersebut. Dengan bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual ini diharapkan dapat membantu mengenalkan keunikan bangunan kelenteng Sam Poo Kong. Oleh karenanya akan dibahas secara lengkap seputar bangunan kelenteng Sam Poo Kong yang difokuskan pada elemen fisik pembentuk bangunannya.

1.2 Permasalahan dan Batasan Masalah 1.2.1 Permasalahan

Sebagai sebuah tempat peribadahan khususnya bagi masyarakat penganut ajaran Tridharma seperti Budha, Taoisme, dan Khong Hu Cu, serta sebagai tempat pemujaan terhadap leluhurnya bagi warga kota Semarang, kelenteng Sam Poo Kong memiliki beberapa kekurangan yang salah satunya adalah kurang tersedianya media promosi yang digunakan untuk membantu memperkenalkan kelenteng tersebut. Bila kita lihat di dalam komplek Kelenteng Sam Poo Kong tersebut, cukup banyak terdapat cerita-cerita tradisional dan sakral dari kepercayaan masyarakat setempat, yang belum pernah diangkat sekalipun ke sebuah media promosi. Kurangnya sarana


(8)

penyajian informasi dalam memperkenalkan Kelenteng Sam Poo Kong menjadi tugas utama dalam bidang Desain Komunikasi Visual. Lewat bidang keilmuan yang biasa disingkat DKV ini akan dibantu bagaimana menyelesaikan permasalahan di atas dengan memakai teori desain.

1.2.2 Batasan Masalah

Kelenteng Sam Poo Kong yang terkenal memiliki nilai arsitektur tinggi dan juga sebagai bekas tempat peristirahatan Laksamana Zheng He, adalah merupakan tempat peribadahan yang suci atau sakral. Dari fakta tersebut, Kelenteng Sam Poo Kong memiliki nilai jual yang tinggi dalam bidang pariwisata.

Batasan Masalahnya adalah :

Bagaimanakah membuat sebuah buku yang informatif untuk mengenalkan Kelenteng Sam Poo Kong secara lengkap?

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan laporan Tugas Akhir ini adalah :

Menawarkan suatu desain yang informatif dalam memperkenalkan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Segala macam bentuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik seperti : observasi, wawancara, dan studi pustaka. Adapun penjelasan dari tiap-tiap bagian tersebut adalah :


(9)

a. Observasi

Berkunjung ke lokasi tempat Kelenteng Sam Poo Kong berada dan mengambil beberapa foto untuk dijadikan sebagai arsip atau dokumen pribadi.

b. Wawancara

Menggali sumber-sumber informasi seputar Zheng He dan Kelenteng Sam Poo Kong dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada salah seorang pemandu wisata, juru kunci, dan pengelola yayasan di sana.

c. Studi Pustaka

Mencari sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya seperti buku, tesis, dan internet yang berhubungan dengan Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang.


(10)

1.5 Skema Perancangan

JUDUL PERANCANGAN

KELENTENG SAM POO KONG SEMARANG

Latar Belakang

-. Merupakan kelenteng terbesar se-Asia Tenggara. -. Berumur 600 tahun sejak kedatangan Laksamana Zheng He. -. Bentuk bangunan merupakan akulturasi 2 kebudayaan antara Cina

dengan lokal Islam Jawa. Permasalahan

Bagaimana membuat sebuah buku yang informatif untuk mengenalkan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

Pengumpulan Data

Observasi :Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

Wawancara : pemandu wisata, juru kunci, dan pengelola yayasan. Studi Pustaka : buku, thesis, dan internet.

KONSEP

MEDIA

MEDIA UTAMA Book Design

Layout Sistem Buku

Fotografi Informasi

MEDIA SEKUNDER Promosi

poster, brosur, iklan koran, x-banner, mini banner

Merchandise kartu pos, pembatas buku,

kalender

Book Design

SA M POO K ON G


(11)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kelenteng Sam Poo Kong yang merupakan tempat peribadahan bagi umat Tridharma bahkan aliran kepercayaan lainnya adalah sebuah kelenteng yang berumur 600 tahun lamanya sejak kedatangan seorang tokoh pelaut terkenal asal Tiongkok bernama Laksamana Zheng He. Adanya pengaruh agama Islam pada kelenteng ini membuat Kelenteng Sam Poo Kong menjadi sebuah tempat peribadahan tidak hanya bagi umat Kong Hu Cu, namun juga biasa dipakai untuk sembahyang bagi umat Muslim.

Berbagai cerita dan peristiwa yang terjadi di dalam Kelenteng Sam Poo Kong berusaha diangkat ke dalam sebuah buku yang akan memuat segala macam bentuk informasi di dalamnya. Lewat sebuah media komunikasi buku ini, diharapkan dapat semakin membantu memperkenalkan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang kepada masyarakat Indonesia.

5.2 Saran Penulis

Dengan dibuatnya buku yang membahas Kelenteng Sam Poo Kong secara informatif ini diharapkan dapat menambah daftar buku berjenis dokumentasi di Indonesia serta dapat menjadi sebuah buku yang layak dikoleksi oleh para kolektor buku. Penyusunan layout yang rapi dan terstruktur membuat mata tidak cepat bosan membacanya khususnya bagi orang tua. Buku yang target penjualannya untuk orang dewasa yang berumur antara 35-55 tahun ini diharapkan dapat melekat di hati calon pembeli khususnya orang-orang tua. Untuk semakin mendapatkan perhatian dari calon pembeli, perlu menggunakan media promosi dan merchandise sebagai langkah pendekatannya seperti brosur, x-banner, mini banner, poster, kartu pos, kalender, dan pembatas buku.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Nugrahanto, W. (2006), Dinasti Cina Muslim di Nusantara, Bandung, Uvula Press. Rustan, S. (2009), LAYOUT Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, E., Thong Hay, K. (1990), Dewa-Dewi Kelenteng, Semarang, Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong Gedung Batu.

Sumber Internet :

Guntoro, B. (2007), Pengaruh Kebudayaan Lokal Pada Bangunan Kelenteng Utama Sam Poo Kong Semarang, http://digilib.itb.ac.id/, Bandung

(25 Februari 2010 – 15:32)

Wijaya, Priscilia Y. (1999), Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual, http://puslit.petra.ac.id/journals/design/

(25 Maret 2010 - 19:38)

Soetanto, Christina W. (2005), Perancangan Promosi Kelenteng Sam Poo Kong Gedung Batu Semarang Melalui Media Audio Visual dan Fotografi, http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_7660.html, Surabaya

(28 Maret 2010 - 20:12)

http://mahandisyoanata.multiply.com/photos/album/64/THE_SAM_POO_KONG_T EMPLE_TRIBUTE_TO_ZHENG_HE


(1)

Kelenteng Sam Poo Kong mungkin cukup dikenal oleh umat penganut ajaran Tridharma, yang terdiri dari Budha, Taoisme, dan Kong Hu Cu, akan tetapi kelenteng ini masih terdengar asing bagi umat penganut kepercayaan lainnya. Masalah yang muncul dari peristiwa ini adalah karena kurangnya penyampaian informasi berupa media visual yang tepat sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui kelenteng ini. Keistimewaan yang terdapat pada kelenteng ini adalah merupakan hasil akulturasi 2 kebudayaan antara budaya Cina dengan budaya lokal Jawa yang dapat kita lihat pada bentuk-bentuk estetik bangunan Kelenteng Sam Poo Kong, yang mana merupakan salah satu kelenteng terbesar di Asia.

Dalam membantu mengenalkan bangunan Kelenteng Sam Poo Kong ini, dipilih sebuah media buku yang kiranya cocok dengan definisi buku itu sendiri. Buku yang biasa didefinisikan sebagai sumber informasi, juga bisa digunakan sebagai media promosi yang handal. Dengan adanya buku ini diharapkan dapat membantu menjelaskan berbagai ornamen yang terdapat pada bangunan kelenteng tersebut. Dengan bidang keilmuan Desain Komunikasi Visual ini diharapkan dapat membantu mengenalkan keunikan bangunan kelenteng Sam Poo Kong. Oleh karenanya akan dibahas secara lengkap seputar bangunan kelenteng Sam Poo Kong yang difokuskan pada elemen fisik pembentuk bangunannya.

1.2 Permasalahan dan Batasan Masalah 1.2.1 Permasalahan

Sebagai sebuah tempat peribadahan khususnya bagi masyarakat penganut ajaran Tridharma seperti Budha, Taoisme, dan Khong Hu Cu, serta sebagai tempat pemujaan terhadap leluhurnya bagi warga kota Semarang, kelenteng Sam Poo Kong memiliki beberapa kekurangan yang salah satunya adalah kurang tersedianya media promosi yang digunakan untuk membantu memperkenalkan kelenteng tersebut. Bila kita lihat di dalam komplek Kelenteng Sam Poo Kong tersebut, cukup banyak terdapat cerita-cerita tradisional dan sakral dari kepercayaan masyarakat setempat,


(2)

3 penyajian informasi dalam memperkenalkan Kelenteng Sam Poo Kong menjadi tugas utama dalam bidang Desain Komunikasi Visual. Lewat bidang keilmuan yang biasa disingkat DKV ini akan dibantu bagaimana menyelesaikan permasalahan di atas dengan memakai teori desain.

1.2.2 Batasan Masalah

Kelenteng Sam Poo Kong yang terkenal memiliki nilai arsitektur tinggi dan juga sebagai bekas tempat peristirahatan Laksamana Zheng He, adalah merupakan tempat peribadahan yang suci atau sakral. Dari fakta tersebut, Kelenteng Sam Poo Kong memiliki nilai jual yang tinggi dalam bidang pariwisata.

Batasan Masalahnya adalah :

Bagaimanakah membuat sebuah buku yang informatif untuk mengenalkan Kelenteng Sam Poo Kong secara lengkap?

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan laporan Tugas Akhir ini adalah :

Menawarkan suatu desain yang informatif dalam memperkenalkan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Segala macam bentuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode atau teknik seperti : observasi, wawancara, dan studi pustaka. Adapun penjelasan dari tiap-tiap bagian tersebut adalah :


(3)

a. Observasi

Berkunjung ke lokasi tempat Kelenteng Sam Poo Kong berada dan mengambil beberapa foto untuk dijadikan sebagai arsip atau dokumen pribadi.

b. Wawancara

Menggali sumber-sumber informasi seputar Zheng He dan Kelenteng Sam Poo Kong dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada salah seorang pemandu wisata, juru kunci, dan pengelola yayasan di sana.

c. Studi Pustaka

Mencari sumber-sumber lainnya yang dapat dipercaya seperti buku, tesis, dan internet yang berhubungan dengan Kelenteng Sam Poo Kong di Semarang.


(4)

5 1.5 Skema Perancangan

JUDUL PERANCANGAN

KELENTENG SAM POO KONG SEMARANG Latar Belakang

-. Merupakan kelenteng terbesar se-Asia Tenggara. -. Berumur 600 tahun sejak kedatangan Laksamana Zheng He. -. Bentuk bangunan merupakan akulturasi 2 kebudayaan antara Cina

dengan lokal Islam Jawa.

Permasalahan

Bagaimana membuat sebuah buku yang informatif untuk mengenalkan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

Pengumpulan Data

Observasi :Kelenteng Sam Poo Kong Semarang.

Wawancara : pemandu wisata, juru kunci, dan pengelola yayasan. Studi Pustaka : buku, thesis, dan internet.

KONSEP

MEDIA

MEDIA UTAMA

Book Design Layout Sistem Buku

Fotografi Informasi

MEDIA SEKUNDER Promosi

poster, brosur, iklan koran, x-banner, mini banner

Merchandise kartu pos, pembatas buku,

kalender

Book Design

SA M POO K ON G

d a h u l u .d a n . s e k a r a n g


(5)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kelenteng Sam Poo Kong yang merupakan tempat peribadahan bagi umat Tridharma bahkan aliran kepercayaan lainnya adalah sebuah kelenteng yang berumur 600 tahun lamanya sejak kedatangan seorang tokoh pelaut terkenal asal Tiongkok bernama Laksamana Zheng He. Adanya pengaruh agama Islam pada kelenteng ini membuat Kelenteng Sam Poo Kong menjadi sebuah tempat peribadahan tidak hanya bagi umat Kong Hu Cu, namun juga biasa dipakai untuk sembahyang bagi umat Muslim.

Berbagai cerita dan peristiwa yang terjadi di dalam Kelenteng Sam Poo Kong berusaha diangkat ke dalam sebuah buku yang akan memuat segala macam bentuk informasi di dalamnya. Lewat sebuah media komunikasi buku ini, diharapkan dapat semakin membantu memperkenalkan Kelenteng Sam Poo Kong Semarang kepada masyarakat Indonesia.

5.2 Saran Penulis

Dengan dibuatnya buku yang membahas Kelenteng Sam Poo Kong secara informatif ini diharapkan dapat menambah daftar buku berjenis dokumentasi di Indonesia serta dapat menjadi sebuah buku yang layak dikoleksi oleh para kolektor buku. Penyusunan layout yang rapi dan terstruktur membuat mata tidak cepat bosan membacanya khususnya bagi orang tua. Buku yang target penjualannya untuk orang dewasa yang berumur antara 35-55 tahun ini diharapkan dapat melekat di hati calon pembeli khususnya orang-orang tua. Untuk semakin mendapatkan perhatian dari calon pembeli, perlu menggunakan media promosi dan merchandise sebagai langkah pendekatannya seperti brosur, x-banner, mini banner, poster, kartu pos, kalender, dan pembatas buku.


(6)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Nugrahanto, W. (2006), Dinasti Cina Muslim di Nusantara, Bandung, Uvula Press. Rustan, S. (2009), LAYOUT Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, E., Thong Hay, K. (1990), Dewa-Dewi Kelenteng, Semarang, Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong Gedung Batu.

Sumber Internet :

Guntoro, B. (2007), Pengaruh Kebudayaan Lokal Pada Bangunan Kelenteng Utama Sam Poo Kong Semarang, http://digilib.itb.ac.id/, Bandung

(25 Februari 2010 – 15:32)

Wijaya, Priscilia Y. (1999), Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual, http://puslit.petra.ac.id/journals/design/

(25 Maret 2010 - 19:38)

Soetanto, Christina W. (2005), Perancangan Promosi Kelenteng Sam Poo Kong Gedung Batu Semarang Melalui Media Audio Visual dan Fotografi, http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_7660.html, Surabaya

(28 Maret 2010 - 20:12)

http://mahandisyoanata.multiply.com/photos/album/64/THE_SAM_POO_KONG_T EMPLE_TRIBUTE_TO_ZHENG_HE