PERANAN HIKMATUL IMAN INDONESIA DALAM KONTEKS PKN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI.

(1)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Bab ini membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi. Pada bab ini dibagi menjadi tiga sub bab yaitu: (1) simpulan; (2) implikasi; (3) rekomendasi.

5.1Simpulan

5.1.1 Simpulan Umum

Berdasarkan sejumlah temuan penelitian yang diuraikan pada bahasan sebelumnya bahwa ciri dari masyarakat madani Hikmatul Iman Indonesia antara lain: terhimpunnya Hikmatul Iman secara mandiri berdasarkan dari dana pribadi yang swadaya dan kegiatannya inisiatif sendiri tidak ketergantungan kepada pemerintah, tidak terintervensi pihak luar dan tidak memihak pada politik tertentu (independen), kemampuan berswadaya dengan memberdayakan anggota untuk memiliki keahlian tertentu, menolong masyarakat dengan keterampilan yang dimilikinya, dan memiliki aturan sendiri dalam organisasi dan tidak bertentangannya dengan nilai hukum dan norma masyarakat.

Peranan Hikmatul Iman Indonesia dalam Konteks PKn untuk mewujudkan masyarakat madani dilakukan melalui Pendidikan Kewarganegaraan nonformal dalam hal ini citizenship education yaitu sebagai pemberdayaan masyarakat dalam hal pembangunan nasional sesuai dengan misi dan tujuan dari Hikmatul Iman Indonesia. Pemberdayaan ini terwujud melalui kegiatan-kegiatan Hikmatul Iman Indonesia meliputi: Lembaga Seni Bela Diri Hikmatul Iman (LSBD HI), Hikmatul Iman Teknologi (HIT), Manajemen Terafi Hikmatul Iman Indonesia (MTHI Indonesia), Pendidikan Optimasi Anak (Prodigy).

5.1.2 Simpulan Khusus

Berdasarkan data hasil penelitian yang didapatkan melalui berbagai teknik (observasi, wawancara, dan dokumentasi) maka dapat dirumuskan kesimpulan secara khusus sebagai berikut:


(2)

1. Wujud masyarakat madani yang dimiliki oleh Hikmatul Iman Indonesia dalam konteks PKn merupakan usaha pemberdayaan dari Pendidikan Kewarganegaan nonformal (citizenship education) dari organisasi ini sebagai masyarakat madani dengan ciri terhimpunnya Hikmatul Iman Indonesia secara mandiri berdasarkan dari dana pribadi yang swadaya dan kegiatannya inisiatif sendiri tidak ketergantungan kepada pemerintah, tidak terintervensi pihak luar dan tidak memihak pada politik tertentu (independen), kemampuan berswadaya dengan memberdayakan anggota untuk memiliki keahlian tertentu, menolong masyarakat dengan keterampilan yang dimilikinya, dan memiliki aturan sendiri dalam organisasi dan tidak bertentangannya dengan nilai hukum dan norma masyarakat. 2. Bentuk kegiatan dari Hikmatul Iman Indonesia dalam konteks PKn untuk

mewujudkan masyarakat madani melalui pemberdayaan masyarakat dari: Lembaga Seni Bela Diri Hikmatul Iman (LSBD HI), Hikmatul Iman Teknologi (HIT), Manajemen Terafi Hikmatul Iman Indonesia (MTHI Indonesia), Pendidikan Optimasi Anak (Prodigy).

3. Kendala-kendalah yang dihadapi Hikmatul Iman Indonesia berupa dari faktor ekternal pemerintah berupa perizinan serta birokrasi, pengakuan/perhatian dan dukungan pemerintah, sponsor/dana, dan dari masyarakat yaitu kurangnya partisipasi dalam kegiatan Hikmatul Iman Indonesia. Internal muncul dari dalam diri anggota mulai kesibukan, kemalasan, dan motovasi. Solusi yang dilakukan Hikmatul Iman Indonesia dalam faktor ekternal kerjasama dengan pemerintah penanaman saham, melakukan pendekatan tertentu kepada pemerintah, sosialisasi kepada masyarakat, dan memberikan pelatihan dan produk gratis kepada masyarakat. Faktor internal memaksimalkan melatih dan mendidik anggota, selalu membuat metode baru sesuai perkembangan sosial budaya. Mendidik nilai-nilai Keislaman sebagai wujud syi’ar Islam.

4. Dampak positif dari kegiatan Hikmatul Iman Indonesia dari berlatih LSBD bisa memproteksi diri dari kejahatan, tubuh menjadi lebih sehat, dapat menolong orang lain dengan trafis kesehatan, memberikan pelayanan kepada masyarakat mengenai


(3)

pelatihan pangan, dengan open dialog bertambah pengetahuan tentang keagamaan, wawasan tentang pengetahuan mengenai sejarah peradaban, teknologi, dan pengetahuan tentang kesehatan. Sedangkan dari HIT memberdayakan anggota dalam kegiatan riset, produksi produk-produk: obat-obatan, produksi teknologi kesahatan, dan teknologi energi. Anggota dapat berwirausaha dengan menjual produk-produk produksi dari HIT yang membantu dalam sektor perekonomian anggota. Dampak positif dari MTHI untuk mewadahi para anggota Hikmatul Iman dalam pelatihan, latihan, dan praktek untuk pengobatan trafis, anggota terbantu dalam kegiatan ekonomi dalam penjualan produk penunjang trafis. Dari pendidikan optimasi anak (Prodigy) anak bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya, keberanian, enterprenership, dan mengenal Tuhannya (ketauhidan). Selain itu orang tua dibekali pendidikan tentang seorang profiler.

5.2Implikasi

Peranan Hikmatul Iman Indonesia dalam konteks PKn untuk mewujudkan masyarakat madani ini sebagai sumbangan terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan khususnya mengenai materi masyarakat madani atau civil society. Selain itu untuk mengenalkan Hikmatul Iman Indonesia kepada para akademisi mengenai kegiatan-kegiatannya selama ini untuk mewujudkan masyarakat madani. Masyarakat madani yang dilakukan oleh organisasi Hikmatul Iman Indonesia merupakan dari Pendidikan Kewarganegaraan non formal kepada masyarakat berupa pemberdayaan masyarakat dengan ciri kemandirian, torelansi, keswadayaan, kerelaan menolong satu sama lain, dan menjunjung tinggi norma dan etika yang disepakatinya secara bersama-sama.

Peranan yang dilakukan oleh Hikmatul Iman Indonesia dalam mewujudkan masyarakat madani ini dapat dilakukan dalam pendidikan formal di sekolah melalui Pendidikan Kewarganegaraan untuk menumbuhkan kemandirian dalam diri siswa, memiliki sikap toleransi menyikapi perbedaan pendapat, membangun keswadayaan dalam diri siswa untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, menumbuhkan sikap siswa saling tolong menolong secara pamrih tanpa ada timbal balik, dan


(4)

menumbuhkan keimanan dan ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa guna membangun ketaatan dan kepatuhan dalam hukum. Peranan Hikmatul Iman Indonesia dalam konteks PKn ini untuk mewujudkan masyarakat madani ini tidak akan terwujud apabila tidak disinergikan dengan Pendidikan Kewarganegaan di sekolah.

5.3Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan yang telah didapatkan, peneliti mencoba untuk mengajukan beberapa rekomendasi kepada pihak berhubungan dengan peranan Hikmatul Iman Indonesia dalam konteks PKn untuk mewujudkan masyarakat madani. Adapun rekomendasinya adalah:

1. Kepada Hikmatul Iman Indonesia untuk terus mempubikasikan kepada masyarakat mengenai visi dan tujuan yang diembannya melaui kegiatan-kegiatannya untuk mewujudkan masyarakat madani. Menjalin komukasi yang baik secara kontinyu kepada pemerintah melalui pendekatan-pendekatan sosial budaya untuk membuka jalan kerjasama antara pemerintah dengan Himatul Iman Indonesia. Hikmatul Iman Indonesia untuk selalu memberikan metode dan materi-materi baru kepada masyarakat untuk dapat berpartisipasi dengan Hikmatul Iman Indonesia. Untuk anggota Hikamtul Iman Indonesia untuk tidak menyerah dalam mengapikasikan ilmu-ilmu yang di dapat dari Hikmatul Iman Indonesia dalam kehidupanya.

2. Masyarakat kota Bandung khususnya agar peduli, memperhatikan, mendukung, dan berpatisipasi dalam program-program kegiatan yang dilaksakan oleh Hikmatul Iman Indonesia.

3. Kepada Pemerintah Daerah maupun Pusat diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan Hikmatul Iman Indonesia guna mempermudah dalam perizinan dan hak paten dari produk-produk teknologi penunjang kemaslahatan masyarakat. Serta Pemerintah mendukung dan mensuport baik itu dana maupun fasilitas untuk penunjang kegiatan-kegiatan dari Hikmatul Iman Indonesia khususnya.


(5)

4. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa lebih spesifik dalam meneliti Hikmatul Iman Indonesia dari salah satu bidang kegiatannya dan memberikan sumbangan teori-teori baru dalam kajian Pendidikan Kewarganegaraan.

5.4Teori

Berdasarkan teori yang telah dikembangkan oleh peneliti, maka penelitian ini bisa dijadikan sebagai landasan pembentuk masyarakat yang religius hal tersebut dapat diupayakan dengan teori yang dikembangkan oleh Hikmatul Iman Indonesia dalam mewujudkan masyarakat madani dalam persepektif pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut:

1. Nilai keislaman sebagai dasar dalam Hikmatul Iman Indonesia merupakan unsur kekuatan dalam membangun masyarakat madani sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Kegiatan Hikmatul Iman Indonesia dapat membangun warga negara untuk memiliki kapasitas kewarganegaraanya berdasarkan kedaulatan terhadap negara agar dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Kegiatan-kegiatan Hikmatul Iman Indonesia memiliki potensi untuk dijadikan ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas kewarganegaraan dalam menumbuhkan nilai-nilai dan keterampilan sosial masyarakat madani dalam PKn.

4. Kegiatan Hikmatul Iman Indonesia memiliki potensi dan efektifitas sebagai kegiatan ekstrakulikuler dalam memperkuat nilai-nilai masyarakat madani Indonesia.


(6)

Daftar Buku

Al Muchtar, Suwarma. (2004). Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Azra, Azyumardi. (2000). Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta: Tim ICCE UIN.

Bakry, Noor Ms. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Liberty. Brown, B.F. (1977). Education for Responsible Citizenship: The Report of the

National Task Force on Citizenship Education. New York: McGraw-Hil. Budimansyah. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat Multikulturan. Bandung: PSPKn SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan. Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Culla, Adi Suryadi. (2002). Masyarakat Madani. Pemikiran, Teori, dan Relevansinya dengan Cita-Cita Reformasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Denzin, N.K. and Lincoln, Y.S. (2000). `Introduction: The discipline and practice of qualitative research' in Denzin, N.K. and Lincoln, Y. S. (eds) Handbook of Qualitative Research, 2nd edn. London: Sage Publications.

Ghony, M. D. dan Almanshur, F. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Indrayana, Denny. (2007). “Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Bandung: Mizan Pustaka.

Irman Gusman, Ir. (2013). “Mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur dalam Perspektif Demokrasi dan Kepemimpinan”. Materi kegiatan orasi Ilmiah Universitas Esa Unggul: Jakarta.

Hadi, S. (1994). Sekitar Hipotensis Penelitian. Pelatihan Metodologi Penelitian. Sosial Dasar. Yogyakarta: Biro Pengolahan Data Fakultas Psikologi UGM. Hikam, Muhammad AS. (1999). Politik Kewargaan Landasan Demokratisasi di

Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kalidjernih, K. F. (2010). Kamus Studi Kewarganegaraan: Perspektif Sosiologikal dan Politikal. Bandung: Widya Aksara Press.

Karni, Asrori S. (1999). Civil Society dan Ummah: Sintesa Diskursif “Rumah“ Demokrasi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Kartasasmita, Ginandjar. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: Cides. Kusumastuti, Ari Maria Suhardiadi. (2003). Hukum Yayasan di Indonesia.

Jakarta: Abadi.

Meyer, Thomas. (2003). Cara Mudah Memahami Demokrasi. Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung (FES).

Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif. Buku Tenteng Sumber-Sumber Baru. Terjemahan Dari Analyizing


(7)

Moeliono (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nasution (2007). Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Panitia Setifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. (2012). Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK. UPI: Bandung.

Raharjo, Handri. (2009). Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Rahayu, Minto. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi

Jati Diri Bangsa. Jakarta: Grasindo, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Rosyada, Dede dkk. (2003). Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Sapriya dan Sundawa. (2010). Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press.

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto. (2009). Membedah Konflik Yayasan Menuju Konstruksi Hukum Bermatabat. Yogyakarta: Cakrawala Media.

Somantri, Muhammad Numan. (1976). Metode Pengajaran Civics. Jakarta: Erlangga.

Somantri, Muhammad Numan.(2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Sumantri, E.(2008). An Outline of Citizenship and Moral Education in Major Countries of Souteast Asia. Bandung: Bintang Warli Artika.

Syamsuddin, M. Din. (2002). Etika Agama: dalam Membangun Masyarakat Madani. Jakarta: Logos.

Suriakusumah, dkk. (1999). PKn dan Kemasyarakatan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tilaar, H.A.R. (2002). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ubaedillah, A dan Rozak, Abdul. (2013). Pendidikan Kewarga(negara)an (Civic Education) Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Wahab dan Sapriya. (2011). Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Winataputra. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Pendidikan Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Gagasan, Instrumentasi, dan Praksis). Bandung: Widya Aksara Press.

Winataputra, dan Budimansyah. (2012) Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPS UPI Bandung.

Winataputra dan Budimansyah. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Persepektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Bandung: Widya Aksara Press.


(8)

Daftar Jurnal

Effendi, Tadjuddin Noer. (2003). Globalisasi dan Kemiskinan. Jurnal Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitan Gajah Mada, 7(2), pp. 141-160.

Handriani, Eka. (2011). Analisis Faktor Daya Saing di Kabupaten Semarang. Jurnal Dinamika Manajemen Unnes, 2 (1), pp. 17-25.

Hiryanto, M.Si. (2008). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Nonformal. Jurnal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kab. Bantul DIY, 3(8), pp. 1-11.

Hudayana, Bambang. (2003). Civil Society: Anatomi Perkembangan Perkumpulan Warganegara di Era Otonomi. Jurnal Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, 6(3), pp. 359-837.

Kuswandi, Aos. (2008). Manajemen Organisasi Birokrasi. Jurnal Madani IPI, 11(12), pp: 16-22.

Maftuh, Bunyamin & Sapriya. (2005). Jurnal Civicus: Pembelajaran PKn melalui Pemetaan Konsep. Bandung: Jurusan PKn. FPIPS. UPI.

Mas’udi, Wawan. (1999). Masyarakat Madani: Visi Etis Islam Tentang Civil Society. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, 3(2), pp. 164-187.

Prihantin, Djuni S. (1997). Pengembangan Sumber Daya Manusia Suatu Kebijakan. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, 1(1), pp. 73-97.

Pujowinarto, Triyanto. (2010). “Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) Sebagai Wahana Pendidikan Karakter Sadar Hukum Atas Hak Kekayaan Intelektual”. Jurnal Acta Civicus Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), pp. 27-40.

Rusnaini. (2010). “Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pendidikan Karakter dalam Rangka Menumbuhkan Warga Negara Yang Cerdas dan Baik”. Jurnal Acta Civicus Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), pp. 59-80. Soetomo. (1998). Menempatkan Masyarakat Pada Posisi Sentral dalam Proses

Pembangunan. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, 2(1), pp. 63-77.

Wiyono, Subelo. (2013). Implementasi Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Sebagai Basis Pendidikan Anti Korupsi. Jurnal Prosiding Seminar Nasional 2013 Universitas Pendidikan Indonesia, 8(3), pp. 211-222.

Yuniar, Fitriani. (2010). “Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Project Citizen Terhadap Peningkatan Civic Knowledge Siswa Sekolah Dasar Pada Konsep Menghargai Keputusan Bersama”. Jurnal Acta Civicus Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), pp. 41-58.

Tesis

Kardiman, Yuyus. (2008). Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui Situs-Situs Kewarganegaraan: Studi Penomenologi terhadap Pelatihan Manajemen Qalbu, Pelatihan Emotional Spiritual Quotient dan Majelis


(9)

Situs Internet

Berita Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2014). Atasi Limbah Pabrik & Elekterikfikasi, Melalui Dua Alat Ini. Tersedia di http://jabarprov.go.id/index.php/news/9896/2014/10/14/Atasi-Limbah-Pabrik-Elektrikfikasi-Melalui-Dua-Alat-Ini. Diakses tanggal 3 Mei 2015. Cholisin. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Tulisan di sampaikan pada Gladi

Manajemen Pemerintahan Desa bagi Kepala Bagian/Kepala Urusan Hasil Pengisian Tahun 2011 di Lingkungan Kabupaten Sleman. Tersedia di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASY ARAKAT.pdf. Diakses tanggal 3 Mei 2015.

Kumara, Prast. (2004). Biographic Dicky Zaenal Arifin (Guru Besar hikmatul

Iman Indonesia). Tersedia di

http://kumara-indonesia.blogspot.com/2011/04/biographic-dicky-zaenal-arifin-guru.html. Diakses tanggal 28 Maret 2015.

Prodimaar. (2011). Lembaga Seni Bela Diri Hikamtul Iman Indonesia. Tersedia di http://zeromind165.blogspot.com/2011/05/lembaga-seni-bela-diri-hikmatul-iman.html. Diakses tanggal 28 Maret 2015.

School, Prodigy. (2008). Sambutan Pembina dan Penggagas. Tersedia di https://prodigyschool.wordpress.com/background/. Diakses 3 April 2015. Wikipedia. (2014). Penggalangan Dana. Tersedia di

http://id.wikipedia.org/wiki/Penggalangan_dana. Diakses 3 April 2015. Perundang-undangan

Permendagri Republik Indonesia No. 7 Tahun 2007.

Permendiknas No. 6 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Depdiknas: Jakarta. Permendiknas No. 10 Tahun 2007 tentang BNSP. Depdiknas: Jakarta. Tap MPR No. I MPR Tahun 2003

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.


(1)

Hendy Satria Nugraha, 2015

PERANAN HIKMATUL IMAN INDONESIA DALAM KONTEKS PKN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan keimanan dan ketakwaanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa guna membangun ketaatan dan kepatuhan dalam hukum. Peranan Hikmatul Iman Indonesia dalam konteks PKn ini untuk mewujudkan masyarakat madani ini tidak akan terwujud apabila tidak disinergikan dengan Pendidikan Kewarganegaan di sekolah.

5.3Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan yang telah didapatkan, peneliti mencoba untuk mengajukan beberapa rekomendasi kepada pihak berhubungan dengan peranan Hikmatul Iman Indonesia dalam konteks PKn untuk mewujudkan masyarakat madani. Adapun rekomendasinya adalah:

1. Kepada Hikmatul Iman Indonesia untuk terus mempubikasikan kepada masyarakat mengenai visi dan tujuan yang diembannya melaui kegiatan-kegiatannya untuk mewujudkan masyarakat madani. Menjalin komukasi yang baik secara kontinyu kepada pemerintah melalui pendekatan-pendekatan sosial budaya untuk membuka jalan kerjasama antara pemerintah dengan Himatul Iman Indonesia. Hikmatul Iman Indonesia untuk selalu memberikan metode dan materi-materi baru kepada masyarakat untuk dapat berpartisipasi dengan Hikmatul Iman Indonesia. Untuk anggota Hikamtul Iman Indonesia untuk tidak menyerah dalam mengapikasikan ilmu-ilmu yang di dapat dari Hikmatul Iman Indonesia dalam kehidupanya.

2. Masyarakat kota Bandung khususnya agar peduli, memperhatikan, mendukung, dan berpatisipasi dalam program-program kegiatan yang dilaksakan oleh Hikmatul Iman Indonesia.

3. Kepada Pemerintah Daerah maupun Pusat diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan Hikmatul Iman Indonesia guna mempermudah dalam perizinan dan hak paten dari produk-produk teknologi penunjang kemaslahatan masyarakat. Serta Pemerintah mendukung dan mensuport baik itu dana maupun fasilitas untuk penunjang kegiatan-kegiatan dari Hikmatul Iman Indonesia khususnya.


(2)

4. Bagi peneliti selanjutnya agar bisa lebih spesifik dalam meneliti Hikmatul Iman Indonesia dari salah satu bidang kegiatannya dan memberikan sumbangan teori-teori baru dalam kajian Pendidikan Kewarganegaraan.

5.4Teori

Berdasarkan teori yang telah dikembangkan oleh peneliti, maka penelitian ini bisa dijadikan sebagai landasan pembentuk masyarakat yang religius hal tersebut dapat diupayakan dengan teori yang dikembangkan oleh Hikmatul Iman Indonesia dalam mewujudkan masyarakat madani dalam persepektif pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut:

1. Nilai keislaman sebagai dasar dalam Hikmatul Iman Indonesia merupakan unsur kekuatan dalam membangun masyarakat madani sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Kegiatan Hikmatul Iman Indonesia dapat membangun warga negara untuk memiliki kapasitas kewarganegaraanya berdasarkan kedaulatan terhadap negara agar dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3. Kegiatan-kegiatan Hikmatul Iman Indonesia memiliki potensi untuk dijadikan ekstrakulikuler untuk meningkatkan kualitas kewarganegaraan dalam menumbuhkan nilai-nilai dan keterampilan sosial masyarakat madani dalam PKn.

4. Kegiatan Hikmatul Iman Indonesia memiliki potensi dan efektifitas sebagai kegiatan ekstrakulikuler dalam memperkuat nilai-nilai masyarakat madani Indonesia.


(3)

Hendy Satria Nugraha, 2015

PERANAN HIKMATUL IMAN INDONESIA DALAM KONTEKS PKN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Daftar Buku

Al Muchtar, Suwarma. (2004). Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Azra, Azyumardi. (2000). Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat

Madani. Jakarta: Tim ICCE UIN.

Bakry, Noor Ms. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Liberty. Brown, B.F. (1977). Education for Responsible Citizenship: The Report of the

National Task Force on Citizenship Education. New York: McGraw-Hil.

Budimansyah. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKn dan Masyarakat Multikulturan. Bandung: PSPKn SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Creswell, John W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan. Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Culla, Adi Suryadi. (2002). Masyarakat Madani. Pemikiran, Teori, dan

Relevansinya dengan Cita-Cita Reformasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Denzin, N.K. and Lincoln, Y.S. (2000). `Introduction: The discipline and practice

of qualitative research' in Denzin, N.K. and Lincoln, Y. S. (eds) Handbook

of Qualitative Research, 2nd edn. London: Sage Publications.

Ghony, M. D. dan Almanshur, F. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Indrayana, Denny. (2007). “Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru".

Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Bandung: Mizan

Pustaka.

Irman Gusman, Ir. (2013). “Mewujudkan Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil,

dan Makmur dalam Perspektif Demokrasi dan Kepemimpinan”. Materi

kegiatan orasi Ilmiah Universitas Esa Unggul: Jakarta.

Hadi, S. (1994). Sekitar Hipotensis Penelitian. Pelatihan Metodologi Penelitian.

Sosial Dasar. Yogyakarta: Biro Pengolahan Data Fakultas Psikologi UGM.

Hikam, Muhammad AS. (1999). Politik Kewargaan Landasan Demokratisasi di

Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kalidjernih, K. F. (2010). Kamus Studi Kewarganegaraan: Perspektif

Sosiologikal dan Politikal. Bandung: Widya Aksara Press.

Karni, Asrori S. (1999). Civil Society dan Ummah: Sintesa Diskursif “Rumah“

Demokrasi. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Kartasasmita, Ginandjar. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: Cides. Kusumastuti, Ari Maria Suhardiadi. (2003). Hukum Yayasan di Indonesia.

Jakarta: Abadi.

Meyer, Thomas. (2003). Cara Mudah Memahami Demokrasi. Jakarta: Friedrich Ebert Stiftung (FES).

Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. (1992). Analisis Data Kualitatif.


(4)

Qualitative Data: A Sourcer Book For New Methode. Jakarta. Universitas

Indonesia Press.

Moeliono (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nasution (2007). Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Panitia Setifikasi Guru dalam Jabatan Rayon 110 UPI. (2012). Bahan Ajar

Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK. UPI: Bandung.

Raharjo, Handri. (2009). Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Rahayu, Minto. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan: Perjuangan Menghidupi

Jati Diri Bangsa. Jakarta: Grasindo, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Rosyada, Dede dkk. (2003). Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat

Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Sapriya dan Sundawa. (2010). Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn UPI Press.

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto. (2009). Membedah Konflik Yayasan Menuju Konstruksi Hukum

Bermatabat. Yogyakarta: Cakrawala Media.

Somantri, Muhammad Numan. (1976). Metode Pengajaran Civics. Jakarta: Erlangga.

Somantri, Muhammad Numan.(2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Sumantri, E.(2008). An Outline of Citizenship and Moral Education in Major

Countries of Souteast Asia. Bandung: Bintang Warli Artika.

Syamsuddin, M. Din. (2002). Etika Agama: dalam Membangun Masyarakat

Madani. Jakarta: Logos.

Suriakusumah, dkk. (1999). PKn dan Kemasyarakatan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tilaar, H.A.R. (2002). Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani

Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ubaedillah, A dan Rozak, Abdul. (2013). Pendidikan Kewarga(negara)an (Civic

Education) Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta:

ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Wahab dan Sapriya. (2011). Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Winataputra. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Pendidikan

Untuk Mencerdaskan Kehidupan Bangsa (Gagasan, Instrumentasi, dan Praksis). Bandung: Widya Aksara Press.

Winataputra, dan Budimansyah. (2012) Civic Education: Konteks, Landasan,

Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

SPS UPI Bandung.

Winataputra dan Budimansyah. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Persepektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran).


(5)

Hendy Satria Nugraha, 2015

PERANAN HIKMATUL IMAN INDONESIA DALAM KONTEKS PKN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wuryan dan Syaifullah. (2008). IlmuKewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Daftar Jurnal

Effendi, Tadjuddin Noer. (2003). Globalisasi dan Kemiskinan. Jurnal Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitan Gajah Mada, 7(2), pp. 141-160.

Handriani, Eka. (2011). Analisis Faktor Daya Saing di Kabupaten Semarang. Jurnal Dinamika Manajemen Unnes, 2 (1), pp. 17-25.

Hiryanto, M.Si. (2008). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan

Nonformal. Jurnal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Kab. Bantul DIY, 3(8), pp. 1-11.

Hudayana, Bambang. (2003). Civil Society: Anatomi Perkembangan Perkumpulan

Warganegara di Era Otonomi. Jurnal Ilmu sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gajah Mada, 6(3), pp. 359-837.

Kuswandi, Aos. (2008). Manajemen Organisasi Birokrasi. Jurnal Madani IPI, 11(12), pp: 16-22.

Maftuh, Bunyamin & Sapriya. (2005). Jurnal Civicus: Pembelajaran PKn melalui

Pemetaan Konsep. Bandung: Jurusan PKn. FPIPS. UPI.

Mas’udi, Wawan. (1999). Masyarakat Madani: Visi Etis Islam Tentang Civil

Society. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, 3(2), pp.

164-187.

Prihantin, Djuni S. (1997). Pengembangan Sumber Daya Manusia Suatu

Kebijakan. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, 1(1), pp.

73-97.

Pujowinarto, Triyanto. (2010). “Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) Sebagai Wahana Pendidikan Karakter Sadar Hukum Atas Hak Kekayaan Intelektual”. Jurnal Acta Civicus Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), pp. 27-40.

Rusnaini. (2010). “Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Pendidikan Karakter dalam Rangka Menumbuhkan Warga Negara Yang Cerdas dan Baik”. Jurnal Acta Civicus Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), pp. 59-80.

Soetomo. (1998). Menempatkan Masyarakat Pada Posisi Sentral dalam Proses

Pembangunan. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, 2(1),

pp. 63-77.

Wiyono, Subelo. (2013). Implementasi Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

Sebagai Basis Pendidikan Anti Korupsi. Jurnal Prosiding Seminar Nasional

2013 Universitas Pendidikan Indonesia, 8(3), pp. 211-222.

Yuniar, Fitriani. (2010). “Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Project Citizen Terhadap Peningkatan Civic Knowledge Siswa Sekolah Dasar Pada Konsep Menghargai Keputusan Bersama”. Jurnal Acta Civicus Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), pp. 41-58.

Tesis

Kardiman, Yuyus. (2008). Membangun Kembali Karakter Bangsa Melalui

Situs-Situs Kewarganegaraan: Studi Penomenologi terhadap Pelatihan Manajemen Qalbu, Pelatihan Emotional Spiritual Quotient dan Majelis


(6)

Taklim di Bandung. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia (Tesis).

Situs Internet

Berita Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2014). Atasi Limbah

Pabrik & Elekterikfikasi, Melalui Dua Alat Ini. Tersedia di

http://jabarprov.go.id/index.php/news/9896/2014/10/14/Atasi-Limbah-Pabrik-Elektrikfikasi-Melalui-Dua-Alat-Ini. Diakses tanggal 3 Mei 2015. Cholisin. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Tulisan di sampaikan pada Gladi

Manajemen Pemerintahan Desa bagi Kepala Bagian/Kepala Urusan Hasil Pengisian Tahun 2011 di Lingkungan Kabupaten Sleman. Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PEMBERDAYAAN%20MASY ARAKAT.pdf. Diakses tanggal 3 Mei 2015.

Kumara, Prast. (2004). Biographic Dicky Zaenal Arifin (Guru Besar hikmatul

Iman Indonesia). Tersedia di http://kumara-indonesia.blogspot.com/2011/04/biographic-dicky-zaenal-arifin-guru.html. Diakses tanggal 28 Maret 2015.

Prodimaar. (2011). Lembaga Seni Bela Diri Hikamtul Iman Indonesia. Tersedia di http://zeromind165.blogspot.com/2011/05/lembaga-seni-bela-diri-hikmatul-iman.html. Diakses tanggal 28 Maret 2015.

School, Prodigy. (2008). Sambutan Pembina dan Penggagas. Tersedia di https://prodigyschool.wordpress.com/background/. Diakses 3 April 2015. Wikipedia. (2014). Penggalangan Dana. Tersedia di

http://id.wikipedia.org/wiki/Penggalangan_dana. Diakses 3 April 2015. Perundang-undangan

Permendagri Republik Indonesia No. 7 Tahun 2007.

Permendiknas No. 6 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Depdiknas: Jakarta. Permendiknas No. 10 Tahun 2007 tentang BNSP. Depdiknas: Jakarta. Tap MPR No. I MPR Tahun 2003

Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.