KINERJA LULUSAN PESERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN STRUKTURAL SPAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROPINSI JAWA BARAT : Studi Kasus Lulusan Diklat SPAMA Di Lingkungan Dinas/Instansi Pemerintah Propinsi Jawa Barat.

KINERJA LULUSAN PESERTA PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN JABATAN STRUKTURAL SPAMA
DILINGKUNGAN PEMERINTAH
PROPINSIJAWA BARAT

( Studi Kasus Lulusan Diklat SPAMA Di Lingkungan
Dinas/Instansi Pemerintah Propinsi Jawa Barat)

TESTS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan

Oleb

H.A. RAHMAN YAIWANUM. 98 96 04

**?.">/


PROGRAM PASCA SARJANA

UNiVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul" Kinerja Lulusan
Peserta Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Struktural SPAMA Di Lingkungan

Pemerintah Propinsi Jawa Barat" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya
ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung,
Maret 2001.

Yang membuat pernyataan,

H.A.Rahman Yahya.

DISETUJIJI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING TESIS

PEMBIMBING 1,

PROF.DR. H. ABDUL AZIS WAHAB, MA.

PEMBIMBING II,

PROF.DR. H. DJAM'AN SATORI, MA.

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001


DISETUJU1.0LEH:

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROF.DR.H.TB. ABIN SY

DDIN MAKMUN.MA.

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2001

ABSTRAK

Kinerja Lulusan Peserta Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Struktural SPAMA

Di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat

(Studi Kasus Lulusan Diklat SPAMA Di Lingkungan
Dinas/Instansi Pemerintah Propinsi Jawa Barat)

Tesis ini berjudul " Kinerja Lulusan Peserta Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Struktural SPAMA Di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat
Penelitian mi bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis kmerja lulusan peserta

pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA yang diselenggarakan oleh
Pendidikan dan Latihan (DIKLAT) Propmsi Jawa Barat, khusus bagi mereka yang
berasal dan lingkungan kantor Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil
deskripsi dan analisis tersebut akan diketahui apakah program pendidikan dan pelatihan
Jabatan Struktural SPAMA telah sesuai dengan kriteria akademis dan tuntutan jabatan
eselon III

Hal ini penting karena para pejabat eselon III menempati posisi yang strategis

untuk membantu meningkatkan kinerja organisasi (instansi) di mana mereka bekeg*
Karena itu untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam terhadap

masalah tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan metode naturahstik kuahtohf,

karena itu teknik samplingnya adalah purposive sampling dan snowball sampling^
Untuk mendapatkan hasil data yang obyektif digunakan pendekatan triangulardan
sebagai sumber informasinya adalah (1) lulusan peserta pendidikan dan pelatihan
Jabatan Struktural SPAMA, (2) Pimpinan/atasan langsung lulusan peserta, dan (3) mrtra
kerja lulusan peserta baik eselon III maupun eselon IV. Jumlah selunj responden

sebanvak 118 orang yang terdiri dan 50 orang lulusan peserta pendidikan dan pelatihan

SSm£ 33 orang pimpinan/atasan alumni dan 35 orang mitra kerja alumni pendidikan
d"PeUn^ukSm^sanakan penelitian ini dilandasi dengan teon-teon tentang

pendidikan
dan pelatihan, proses n*"*^.^^^
nelatihan pengertian produktivitas kerja, pengertian kmerja dan faktor-faktor yang

SrnTngarSiikinerja Berlandaskan teon-teori tersebut, maka pembahasan penelitian
SSS1 dalam (1) gambaran umum penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan


SPAMA temiasuk landasan hukum, struktur kunkulum, koordmasi instansi terkait
unsur penyelenggara, widyaiswara serta prasarana dan sarana penunjang (2)

TnmgS pengShuan, keterampilan, motivasi, sikap/penlaku dan wawasan alumni

Pp ndS dL latihan SPAMA (3) hubungan sosial alumm pendidi an dan pelatihan
SPAMA dalam pengertian pelayanan internal dan eksternal (4) pemngkatan
pfo^vi^ kerja^luLi dan (5) standar pengguna (user) terhadap kntena lulusan
^^^IT*^ - analisis penelitian tersebut dapat
Kop^ZJvXsuteh dianggap mampu, artinya sesuai dengan landasan hukum

dan struktur kurikulum serta didukung dengan aparat , widyaiswara dan
prasarana/sarana penunjang kegiatan pendidikan dan pelatihan tersebut.
2. Pendidikan dan pelatihan SPAMA telah memberikan dampak positif terhadap
lulusan pesertanya baik dari segi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap/perilaku. Penilaian ini diperoleh dari alumninya sendiri dan juga dari

pimpinan/atasan dan mitra kerjanya. Angka-angkanya (skor) secara kualitatif dan
kumulatif menunjukkan masing-masing 3,66, 3,65 dan 3,58. Skor ini menunjukkan
nilai di atas sedang (skor 3) dan di bawah tinggi (skor 4). Dan ini artinya baik atau

berdampak positif.

3. Menyangkut hubungan sosial, dalam pengertian hubungan alumni kepada atasan
dan mitra kerja serta pelayanan masyarakat, pengaruh pendidikan dan pelatihan
SPAMA juga menunjukkan penilaian positif, baik dari alumni sendiri,
pimpinan/atasan dan mitra kerjanya. Skornya secara kualitatif dan kumulatif adalah
masing-masing 3,63, 3,68 dan 3,57. Pemahaman skor tersebut sama dengan butir2.
4. Terhadap peningkatan produktivitas, pendidikan dan pelatihan SPAMA juga
mempunyai pengaruh positif, yaitu skor dari alumni 3,59 skor dari pimpinan/atasan
3,70 dan skor dari mitra kerja adalah 3,54. Angka-angka ini juga menunjukkan

penilaian di atas sedang dan di bawah tinggi, artinya terjadi peningkatan
produktivitas dalam pekerjaan.

5. Berdasarkan paradigma penelitian bahwa tuntutan pengguna terhadap lulusan

peserta pendidikan dan pelatihan SPAMA menunjukkan indikator peningkatan pada
pengetahuan, keterampilan, wawasan dan peningkatan hubungan sosial serta
peningkatan produktivitas, semuanya terbukti dari jawaban para responden yaitu
dengan skor kumulatif 3,67. Skor ini menunjukkan posisi di atas sedang dan di

bawah tinggi, bahkan cenderung kepada skor tinggi. Artinya tuntutan pengguna
sudah terpenuhi.

Sesuai dengan pokok-pokok temuan di atas, maka direkomendasikan bahwa
sistem pengembangan karier di kalangan Pegawai Negeri Sipil, khususnya yang
dikaitkan dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan jabatan struktural perlu lebih
ditertibkan. Maksudnya agar para lulusan peserta pendidikan dan pelatihan SPAMA
lebih mendapatkan kepastian dalam pengembangan karier jabatannya. Dengan
demikian kinerjanya akan lebih meningkat (mendekati skor 4), dan kalau kinerja
mereka meningkat artinya kinerja organisasi juga ikut meningkat.
Untuk itu juga direkomendasikan agar calon peserta pendidikan dan pelatihan
SPAMA betul-betul selektif dengan mempertimbangkan rasio antara formasi jabatan

eselon III yang tersedia dengan jumlah peserta pendidikan dan pelatihan SPAMA. Ini
dimaksudkan agar setiap lulusan peserta pendidikan dan pelatihan memiliki kesempatan
untuk mendapatkan giliran memperoleh jabatan yang lebih tinggi, yang sesuai dengan
pendidikan dan pelatihan yang telahdiikutinya.

Agar hasil-hasil pendidikan dan pelatihan mendapatkan perhatian yang
memadai, maka Pendidikan dan Latihan (DIKLAT) Propinsi hendaknya disertakan

secara aktif dalam Baperjakat.

DAFTARISI
Halaman

ABSTRAK
KATA PENGANTAR

l
ul

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN/GAMBAR

1X
xl
xul

BAB I


: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

l

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah
2. Batasan Masalah

8
9

3 Rumusan Masalah

C.Tujuan Penelitian
l.TujuanUmum
2.Tujuan Khusus


10
10
l0

E. Pertanyaan Penelitian
F. Paradigma Penelitian

u
12

D.Kegunaan Penelitian

BAB II

JJ

"LANDASAN TEORI TENTANG PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN SERTA KINERJA LULUSAN

A. Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan

15

B. Proses Administrasi Penyelenggaraan Pendidikan dan

Pelatihan
C. Pengertian Produktivitas Kerja
D Produktivitas Lulusan Diklat

;?2
39
44

G. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
H. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

55
59

F. Ekspektasi Kinerja Lulusan Diklat

BAB III

46

: PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

^0

C. Instrumen Penelitian

°°

D. Teknik Pengumpulan Data

7U

B Populasi dan Sampel

E. Tahap-tahap Penelitian

65

?1

F. Prosedur Analisis Data

G. Cara-cara Memperoleh Tingkat Kepercayaan Hasil
Penelitian

.15

BAB IV

: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penyelenggaraan Diklat SPAMA
1. Landasan Hukum
2. Struktur Kurikulum
3. Koordinasi Antara Instansi Terkait
4. Unsur Penyelenggara
5. Widyaiswara
6. Prasarana dan Sarana

B. Tingkat Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi,

Sikap/Perilaku dan Wawasan Alumni Diklat SPAMA...
1. Aspek Sikap/Perilaku
2. Aspek Penguasaan Materi
3. Peningkatan Sikap/Perilaku dan Penguasaan Materi
Menurut Alumni
4. Peningkatan Sikap/Perilaku dan Penguasaan Materi
Menurut Atasan
5. Peningkatan Sikap/Perilaku dan Penguasaan Materi
Menurut Mitra Kerja

BABV

77
78
82
85

90
97
100

103
104
l05
1°6
110

J11

C. Hubungan Sosial Alumni Diklat SPAMA
D. Peningkatan Produktivitas Alumni Diklat SPAMA

113
118

E. Evaluasi Pengguna Terhadap Kriteria Lulusan Diklat
SPAMA

123

: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan

1. Umum

J29

2. Khusus

131

B. Rekomendasi

1. Pihak Intern
2. Pihak Ekstern

133
135

DAFTAR PUSTAKA

v^

LAMPIRAN-LAMPIRAN

143

DAFTAR TABEL

Halaman

Nomor 1 : Aspek-aspek Standar Pekerjaan
Nomor 2 :Responden Penelitian Kinerja
Nomor 9 : Landasan Hukum Penylenggaraan diklat SPAMA
Nomor 12 : Data Jawaban Alumni diklat SPAMA terhadap Kurikulum
Nomor 14 : Jawaban Alumni diklat SPAMA terhadap Penyelenggara
Nomor 15 : Jawaban responden Atasan dan Mitra Kerja Alumni diklat
SPAMA terhadapa kinerja Diklat Propinsi Jawa Barat
Nomor 17 : Jawaban Alumni diklat SPAMA terhadap Widyaiswara
Nomor 18 : Rincian bangunan kampus Diklat Propinsi Jawa Barat
Nomor 19 . Jumlah dan Jenis buku-buku Perpustakaan Diklat Propinsi
Jawa Barat
Nomor 20 : Jawaban responden Alumni tentang pengaruh diklat SPAMA

53
67
81
84
94
96

98
100
102

terhadap peningkatan Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi,
Sikap/Perilaku dan Wawasan
Nomor 21 : Jawaban responden Atasan Alumni diklat SPAMA terhadap

1°7

peniiigkatan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap/Perilaku

110

Nomor 22 : Jawaban responden Mitra Kerja Alumni diklat SPAMA

terhadap peningkatan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap/
Perilaku
Nomor 23 : Jawaban responden Alumni terhadap Faktor-faktor yang

112

mempengaruhi Kinerja
Nomor 24 :Jawaban responden Atasan Alumni diklat SPAMA terhadap
kinerja Pelayanan

I*4
H"

Nomor 25 : Jawaban responden Mitra Kerja Alumni diklat SPAMA

terhadap kinerja Pelayanan

I*7

Nomor 26 : Jawaban responden Alumni diklat SPAMA terhadap

peningkatan Produktivitas

119

Nomor 27 : Jawaban responden Atasan Alumni diklat SPAMA terhadap

peningkatan Produktivitas

12°

Nomor 28 : Jawaban responden Mitra Kerja Alumni diklat SPAMA

terhadap peningkatan Produktivitas
Nomor 29 : Data kumulatif Jawabanm responden Atasan Alumni
diklat SPAMA

I20
125

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Halaman

Bagan

Nomor 1 : Efisinsi, Efektivitas, Kualitas dan Produktivitas

40

Nomor 2 : Produktivitas = Efektivitas, Efisiensi dan Kualitas

41

Gambar

Nomor
Nomor
Nomor
Nomor

1 : Paradigma Penelitian
2 : Hubungan antara Pelatihan dengan Promosi
3 : Diagram Penelitian
4 : Administrasi sebagai Total Sistem

12
21
30
34

Nomor 5: Proses Administrasi Penyelenggaraan Diklat

36

Nomor 6: Struktur Organisasi Diklat Prop. Jawa Barat
Nomor 7: Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

37
57

Nomor 8: Koordinasi Instansi yang terkait dalam penyelenggaraan
diklat SPAMA

90

Nomor 9: Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan

Produktivitas Kerja

122

XI1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pegawai Negeri Sipil merupakan aparatur pemerintah yang melaksanakan

tugas-tugas umum pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara
menyeluruh. Untuk menjamin terselenggaranya tugas-tugas tersebut di atas secara

berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan
nasional yaitu masyarakat adil dan makmur materiil maupun spirituil, diperiukan aparat

pemerintah yaitu Pegawai Negeri Sipil yang bersih dan berwibawa,berhasil guna,
berdaya guna, berkualitas tinggi, serta penuh dengan rasa tanggung jawab.
Dalam hubungan dengan hal tersebut Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999

tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ( sebagai pengganti UU No.8 tahun 1974 ) telah
meletakkan landasan kokoh untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil seperti dimaksud

di atas dengan cara mengatur kedudukan , kewajiban, hak dan pembinaan Pegawai

Negeri Sipil sebagai salah satu kebijaksanaan dan langkah usaha penyempurnaan

aparatur negara. Pembinaan pegawai diarahkan pada makin terwujudnya Pegawai
Negeri Sipil yang mantap dengan pengembangan karier berdasarkan prestasi kerja ,
keterampilan, keahlian dan profesionalisme.

Salah satu bentuk pembinaan yang dirasakan efektif adalah melalui pendidikan

dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil mengikuti
pendidikan dan pelatihan itu adalah suatu kewajiban, bukan hak. Sebelum ada

penegasan ini banyak pegawai yang beranggapan bahwa mengikuti pendidikan dan
pelatihan itu sukarela, artinya boleh ikut boleh juga tidak. Dan mereka sebagian
l

memilih tidak ikut, karena dengan alasan ikut atau tidak ikut sama saja, tidak
memberikan efek bagi pengembangan kariemya. Namun pemikiran demikian sekarang
sudah berubah, setelah dikaitkannya pendidikan dan pelatihan dengan pengembangan
karier pegawai ( PP No. 14 dan 15 Tahun 1994 ).
Dalam konsideran PP No. 14/1994, butir c menyatakan :

"bahwa untuk meningkatkan mutu profesionalisme, pengabdian, kesetiaan dan

pengembangan wawasan serta pembinaan kaner Pegawai Negeri Sipil diperiukan
pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil."
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan Undang-undang

Nomor 8Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pasal 1ayat (1) berbunyi :
" Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya di adakan

pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu,
keahlian, kemampuan , dan keterampilan."

Hal ini juga sejalan dengan pendapat Randall S. Schuler ( 1987 : 393 ) yang
mengatakan : " A major purpose of training and development is to remove

performance deficiences, wether current or anticipated , that cause employees to
perform at less than the desired level. Training and development thereby enables
employees to be much more productive. "

Jadi menurut Randall S. Schuler pelatihan dan pengembangan ( pendidikan dan

pelatihan ) bertujuan untuk menghilangkan ketidak efisienan kinerja ,baik saat ini atau
yang akan datang, yang menyebabkan para pekerja berpenampilan di bawah standar

yang diharapkan. Karena itu pendidikan dan pelatihan dapat membuat para pekerja
lebih produktif.

Jenis - jenis pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil yaitu mulai dan pre

service training atau pendidikan dan pelatihan (diklat) Pra Jabatan. Diklat Pra Jabatan

ini harus diikuti oleh para Calon Pegawai Negeri Sipil sebelum mereka diangkat penuh

menjadi Pegawai Negeri Sipil. Sesuai dengan penggolongan dalam pengangkatan Calon
Pegawai Negeri Sipil, maka diklat Pra Jabatan ini dibagi tiga tingkatan yaitu diklat Pra
Jabatan untuk Golongan I, Golongan II dan Golongan III. Setelah mereka lulus dari
diklat Pra Jabatan dan setelah melalui prosedur administrasi lainnya, mereka dapat

diangkat penuh sebagai Pegawai negeri Sipil. Maka dalam perjalanan kariemya mereka
akan mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam jabatan ( in service training ), yaitu

pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural, pendidikan dan pelatihan Fungsional dan
pendidikan dan pelatihan Teknis

Pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural adalah pendidikan dan pelatihan

yang diperuntukkan bagi mereka yang menduduki jabatan struktural atau dianggap
potensial untuk menduduki jabatan tersebut. Jabatan Struktural adalah jabatan yang
berdasarkan eselonering, dari yang terendah jabatan eselon V/b, V/a, IV/b, IV/a, Ill/b,

Ill/a, Il/b, Il/a, I/b sampai yang tertinggi eselon I/a. Jabatan Struktural ini merupakan

jabatan karier, artinya untuk mendapatkan jabatan tersebut seorang Pegawai negeri
Sipil harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, seperti kepangkatan, masa
kerja, pendidikan, keahlian dan penilaian dari atasan.

Pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural terdiri dari pendidikan dan

pelatihan Administrasi Umum ( diklat ADUM ), pendidikan dan pelatihan Staf

Pimpinan Administrasi Tingkat Pertama ( diklat SPAMA ), pendidikan dan pelatihan

Staf Pimpinan Administrasi Tingkat Menengah ( diklat SPAMEN ), pendidikan dan
pelatihan diklat Staf Administrasi Tingkat Tinggi ( diklat SPATI ). Di lingkungan

Departemen Dalam Negeri diklat ADUM dibagi dua tingkat yaitu diklat ADUM dan
diklat ADUMLA

(Administrasi Umum Tingkat Lanjutan ). Diklat ADUM
.3

diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan eselon V( a/b )atau mereka

yang dianggap potensial untuk menduduki jabatan tersebut. Jabatan eselon Vmisalnya
Sekretaris / Kepala Urusan di Kecamatan, Lurah di Kota atau Kepala Sub Bagian di
Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan diklat ADUMLA diperuntukkan bagi
mereka yang telah menduduki jabatan eselon IV ( a/b ) atau pejabat eselon V yang

dianggap potensial untuk menduduki jabatan tersebut. Contoh jabatan eselon IV

misalnya Camat, Kepala Seksi pada Dinas Tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota, Kepala
Bagian pada Sekretariat Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Cabang Dinas.
Diklat SPAMA diperuntukkan bagi pejabat eselon III atau pejabat eselon IV

yang dianggap potensial untuk menduduki jabatan tersebut. Contoh jabatan eselon III
misalnya kepala Biro di Sekretariat Daerah Propinsi, Kepala Sub Dinas, Kepala Bidang

pada Dinas /Lembaga tingkat Propinsi, Assisten Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota.
Diklat SPAMEN diperuntukkan bagi pejabat eselon III yang dianggap potensial untuk

dipromosikan menjadi pejabat eselon II, seperti Kepala Dinas/Lembaga tingkat Propinsi
Assisten Sekertaris Daerah propinsi dan Sekertaris Daerah Kabupaten/Kota, sedangkan

diklat SPATI diperuntukkan bagi pejabat eselon II yang dianggap potensial untuk
dipromosikan menjadi pejabat eselon I.

Pendidikan dan pelatihan Fungsional adalah pendidikan dan pelatihan yang

memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan bagi pelaksana tugas fungsional

seperti diklat Bendaharawan Daerah , diklat Manajemen Proyek, diklat Camat selaku

PPAT ( Pejabat Pembuat Akta Tanah ), diklat Re Inventing Government, diklat
Managing Motivating Training (M.M.T.), diklat Training of Trainers ( T.O.T.), diklat

Training Official Course ( T.O.C ), diklat Kearsipan, diklat Pustakawan, diklat
Peningkatan Kemampuan Kepemimpinan Aparatur, diklat KPPD ( Kursus Perencanaan
.4

Pembangunan Daerah ), dan setemsnya. Pendidikan dan pelatihan Fungsional ini
jenisnya banyak sekali.

Sedangkan pendidikan dan pelatihan Tekms adalah jems pendidikan dan

pelatihan yang memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan untuk
peningkatan pelaksanaan tugas-tugas substantif seperti diklat Aparat Pengawas
Fungsional, diklat Pendapatan Daerah, diklat Ke-Cipta Karyaan, diklat ke-Bina
Margaan, diklat Pengairan, diklat Penndustnan, diklat Ketenagakerjaan, diklat Aparat
Pertanian, diklat Analisis Jabatan, diklat Budaya Kerja, dan setemsnya. Jenis

pendidikan dan pelatihan jenis impun juga cukup banyak, dan terns berkembang sesuai
dengan kebutuhan.

Untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural,
Pemerintah Propinsi diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan dan

pelatihan ADUM,ADUMLA dan SPAMA. Sedangkan pendidikan dan pelatihan
SPAMEN dan SPATI

penyelenggaraannya merupakan kewenangan

Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia (L.A.N.R.I). Sehubungan dengan kewenangan
tersebut, penulis akan memfokuskan penelitian ini pada diklat SPAMA.

Untuk pendidikan dan pelatihan Fungsional dan Teknik Pemerintah Propinsi
diberi kewenangan penuh untuk penyelenggaraannya sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan anggaran masing - masing.

Pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil mempakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari pembinaan Pegawai Negen Sipil secara keselumhan. Pada
dasamya pendidikan dan pelatihan mempakan proses yang berlangsung seumur hidup..
Pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil juga tidak dapat dipisahkan dari proses

pendidikan bagi seluruh bangsa Indonesia, dalam rangka usaha mencerdaskan
.5

kehidupan bangsa sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena
itu sistem pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil tersebut juga mempakan
bagian integral dari sistem pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional seperti tertuang dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II, pasal 4 ( 1994 : 4 ) adalah sebagai berikut:
" Pendidikan Nasional

bertujuan

mencerdaskan

kehidupan

bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rokhani,.kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan."

Dalam Keppres Nomor 34 Tahun 1972 telah ditetapkan ruang lingkup tugas dan

tanggung jawab pembinaan pendidikan dan pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bertugas dan bertanggung jawab atas

pembinaan pendidikan dan pelatihan secara menyelumh, khususnya pendidikan
umum dan kejuruan.

2. Menteri Tenaga Kerja bertugas dan bertanggung jawab atas pembinaan dan

pelatihan keahlian dan kejuruan tenaga kerja bukan pegawai negeri.
3. Ketua Lembaga Administrasi Negara bertugas dan bertanggung jawab atas
pembinaan pendidikan dan pelatihan khusus untuk pegawai negeri.

Sehubungan dengan pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil, telah
dikeluarkan Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor 14 Tahun 1994. Dalam peraturan

tersebut dinyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil
mempakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara

menyeluruh. Tujuannya untuk meningkatkan profesiona'isme, pengabdian, kesetiaan
dan pengembangan wawasan serta pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil.

Tujuan dan sasaran dari pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil tersebut

khususnya pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA sesuai dengan judul
tulisan ini, adalah agar tersedia Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kualitas tertentu

guna memenuhi salah satu persyaratan untuk diangkat dalam jabatan tertentu.
Pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA mempunyai peran yang

sangat pentmg dan srrategis dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia

aparatur yang diperiukan bagi tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan di segala bidang kehidupan masyarakat. Sasaran khususnya adalah

menyediakan tenaga-tenaga handal di jajaran birokrasi Pegawai Negeri Sipil. Di
samping itu juga untuk melaksanakan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,

sejalan dengan tugas-tugas kemasyarakatan yang diemban oleh Pegawai Negeri Sipil,
terutama dikaitkan dengan akan dilaksanakannya secara penuh pada tahun 2001

Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah sebagai pengganti
Undang-undang No. 5 Tahun 1974. Karena itu penyiapan tenaga yang berkualitas
untuk sasaran tersebut hams disesuaikan dengan kualifikasi yang melekat pada tugas

dan fungsinya sebagai pejabat eselon III. Hal ini penting agar hasil pendidikan dan

pelatihan dapat diterapkan dan dapat meningkatkan efektifitas pekerjaan yang menjadi
tugasnya.

Pejabat eselon III adalah mempakan pejabat eselon menengah yang langsung

menangani dan mempertanggung jawabkan pekerjaan yang berkaitan langsung dengan

pelayanan masyarakat, dan sekaligus juga sebagai penentu keberhasilan kebijakan dari
lembaga / instansinya di bidang pemerintahan dan pembangunan. Tuntutan tersebut

diharapkan dapat dipenuhi dari lulusan pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural
SPAMA yang telah menunjukkan peningkatan kinerja.
.7

Di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat , unit kerja / lembaga yang

diberi tugas dan kewenangan untuk melaksanakan kegiatan penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan pegawai adalah Pendidikan dan Latihan (DIKLAT )Propinsi
Jawa Barat. Adapun pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural yang menjadi tugas

dan kewenangannya sebagaimana telah penulis singgung di atas pemntukkannya
adalah sebagai berikut:

• Diklat ADUM, diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan eselon V,

atau yang dianggap potensial untuk menduduki jabatan tersebut.
• Diklat ADUMLA , diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan

eselon IV, atau pejabat eselon V yang dianggap potensial untuk dipromosikan
menjadi eselon IV.

• Diklat SPAMA, diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan eselon

III, atau pejabat eselon IV yang dianggap potensial untuk dipromosikan menjadi
eselon III.

B. Permasalahan

/. Identifikasi Masalah

Penulis memfokuskan penelitian ini pada masalah yang berkaitan dengan

kinerja ( performance ) alumm pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA
bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Dengan

penelitian ini penulis akan mencoba mengungkapkan ha! - hal yang berkaitan dengan
kinerja lulusan pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA

Dengan semakin meningkatnya tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan, maka lulusan diklat Jabatan Struktural SPAMA, dituntut pula untuk
siap memanfaatkan hasil-hasil yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan tersebut.

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti sampai sejauh mana para alumni
diklat Jabatan Stmktural SPAMA telah dapat memanfaatkan hasil-hasil diklatnya sesuai
dengan tuntutan job description bagi pejabat eselon III.
Dilain

pihak

peningkatan

kualitas

dalam

tugas-tugas

pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan khususnya dalam pelayanan masyarakat menuntut

perlunya peningkatan dalam pengetahuan dan keterampilan pejabat yang bersangkutan.
Dengan melalui pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA diharapkan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dapat diaplikasikan hingga dapat
mengakomodasikan harapan-harapan tersebut, yang telah diprogram oleh Pemerintah

Propinsi Jawa Barat melalui penugasan kepada Pendidikan dan Latihan (DIKLAT )
Propinsi Jawa Barat.
2. Batasan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada kinerja

lulusan pendidikan dan pelatihan Jabatan Stmktural SPAMA di lingkungan Pemerintah

Propinsi Jawa Barat, khususnya mereka yang berasal dari dinas/instansi tingkat
Propinsi Jawa Barat.
3.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah tersebut di atas, serta sesuai pula dengan latar

belakang permasalahan yang telah penulis uraikan di atas ,maka penulis membuat
rumusan masalahnya sebagai berikut:

" Bagaimana kinerja lulusan peserta pendidikan dan pelatihan Jabatan
Struktural Pegawai Negeri Sipil SPAMA di Lingkungan Pemerintah
Propinsi Jawa Barat."

C. Tujuan Penelitian
/. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah, maka secara umum tujuan penelitian adalah :
a. Untuk memperoleh gambaran empirik mengenai kinerja ( performance ) lulusan

peserta pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA.
Sasaran utamanya adalah mengenali kekurangan - kekurangan atau hambatan -

hambatan peningkatan kinerja, terutama dalam hal pemanfaatan hasil pendidikan
dan pelatihan, agar dapat dilakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan guna

peningkatan aplikasi yang lebih efektif disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
b. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis altematif langkah pengelolaan

pendidikan dan pelatihan yang dapat mengatasi hambatan dan kekurangan dalam

pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang diselenggarakan melalui pendidikan dan
pelatihan Jabatan Stmktural SPAMA, dalam rangka meningkatkan kemampuan
kerja eselon III
2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui gambaran umum proses pendidikan dan pelatihan Jabatan Stmktural
SPAMA Pemerintah Propinsi Jawa Barat yang dilaksanakan di Pendidikan dan
Latihan (DIKLAT ).Propinsi JawaBaratdi Bandung.

b. Mengetahui pengamh pendidikan dan pelatihan Jabatan Struktural SPAMA
terhadap kinerja ( performance ) Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan tugas-

tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di lingkungan Pemerintah
Propinsi Jawa Barat

.10

D. Kegunaan Penelitian

Untuk mempersiapkan pejabat eselon III, agar mereka memiliki pengetahuan,

keterampilan serta sikap/perilaku yang sesuai dengan tugas jabatan tersebut , maka

perlu adanya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Penelitian ini dirasa sangat penting untuk mengetahui kinerja ( performance )

lulusan pendidikan dan pelatihan Jabatan Stmktural SPAMA Karena itu penelitian im
akan mempunyai manfaat teoritis maupun praktis. Secara teoritis penelitian mempunyai

kegunaan dalam mengembangkan ilmu administrasi , temtama dalam penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia
aparatur, yaitu calon pejabat eselon III. Secara praktis penelitian ini untuk mengetahui
pemanfaatan lulusan pendidikan dan pelatihan Jabatan Stmktural SPAMA ( untuk
selanjutnya penulis sebut diklat SPAMA ) di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa
Barat.

Penulis berpendapat bahwa hasil penelitian ini akan bermanfaat dan dapat
digunakan sebagai referensi untuk maksud penelitian sejenis.
E. Pertanyaan Penelitian

Penulis berpendapat bahwa pertanyaan penelitian dapat berguna
memfokuskan

untuk

masalah, mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk

dikumpulkan dan menunjukkan bentuk desain penelitian, termasuk teknis analisis yang
akan digunakan

Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat disusun pertanyaan
penelitian sebagai berikut:

.11

1 Bagaimana gambaran umum penyelenggaraan diklat SPAMA menyangkut landasan
hukum, struktur kurikulum, koordinasi antar instansi terkait, unsur penyelenggara,

widyaiswara serta prasarana/sarana penyelenggaraannya ?

2. Bagaimana

tingkat

kemampuan

pengetahuan,

keterampilan

,

motivasi,

sikap/perilaku dan wawasan dari lulusan diklat SPAMA ?

3. Bagaimana hubungan sosial lulusan diklat SPAMA , baik dengan atasan , mitra
kerja dan pihak ke-3 ?

4. Apakah lulusan diklat SPAMA telah menunjukkan peningkatan produktivitas ?
5. Apakah kriteria lulusan diklat SPAMA sudah sesuai dengan tuntutan Pengguna ?
F.

Paradigma Penelitian

Pokok-pokok pikiran yang menjadi landasan dalam penelitian ini seperti
diuraikan sebelumnya memberikan suatu gambaran bahwa performance lulusan diklat
SPAMA akan tinggi, apabila outputnya memenuhi kriteria tertentu serta sesuai dengan
standar yang dibutuhkan oleh Instansi ( Pengguna) yang mengirimnya.

Pengguna mempunyai tuntutan agar lulusan diklat SPAMA menunjukkan

peningkatan kinerja. Seorang yang mengikuti pendidikan dan pelatihan secara normatif
akan menunjukkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi, sikap/perilaku
dan wawasan. Dan kalau meningkat pengetahuan, keterampilan dan sikap/perilaku

kemudian diaplikasikan dalam pekerjaan, maka akan terjadi peningkatan produktivitas

kerja dan peningkatan pelayanan intern dan ekstern. Peningkatan pengetahuan,

keterampilan, sikap/perilaku dan peningkatan produktivitas kerja dan pelayanan intern
dan ekstern menunjukkan indikator dari kinerja lulusan diklat SPAMA.

.12

Hal tersebut dapat digambarkan dalam paradigma sebagai berikut:
DIKLAT

I

P

LULUSAN

PENGGUNA

3L

V

o

Fenomena:

Indikator

- Pengetahuan
- Keterampilan
- Sikap/Perilaku

Peningkatan:
1. Pengetahuan
Keterampilan
Pengalaman

- Wawasan

2.

- Motivasi

Hub. Sosial

dengan atasan,
mitra kerja dan
pihak ke-3

IfT
3.

Produktivitas

UMPAN BALIK

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Penyelenggaraaan pendidikan dan pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi

Tingkat Pertama ( SPAMA ), berdasarkan pada Surat Keputusan Ketua Lembaga
Administrasi Negara ( L.A.N.) Nomor 384 A/LX/6/4/1995 tanggal 28 Maret 1995. Di
dalamnya memuat persyaratan bagi calon peserta, antara lain mengenai kepangkatan
terendah (III/c) dan sudah menduduki jabatan eselon IV, sertalulus dari ujian saringan.

Hal ini agar dapat memenuhi persyaratan akademik calon peserta pendidikan dan
pelatihan.. Dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, di samping unsur peserta,

juga perangkat kurikulum, widyaiswara ( tenaga pengajar ) dan unsur penyelenggaraan
(sumber daya) hams diperhatikan dan dimantapkan.

Ini semua sebagai masukan ( input ) , agar dalam proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar. Dalam proses pembelajaran sendiri, perlu diperhatikan agar

widyaiswara

yang

ditugaskan

mengajar,

betul-betul

yang

memiliki

kemampuan/kompetensi .Di samping itu pelayanan kelas dan administrasi dalam
.13

menunjang proses pembelajaran hams memuaskan. Dari masukan tersebut di atas,
maka diharapkan akan menghasilkan output (lulusan ) yang memenuhi kriteria sebagai

calon pejabat eselon III. Dari diklat SPAMA ini mereka diharapkan akan memperoleh
tambahan pengetahuan, keahlian/keterampilan, wawasan serta meningkatnya motivasi
kerja.

Sementara itu Instansi/atasan ( Pengguna ) yang mengirim siswa tersebut

mengharapkan agar lulusan diklat SPAMA dapat memenuhi harapan-harapan yang
sesuai dengan tuntutan standar yang diinginkan. Di samping hal-hal tersebut di atas,

juga perlu peningkatan hubungan sosial yaitu kerjasama dengan pimpinan/atasan,
mitra kerja ( rekan sejawat) dan pihak ke-3 serta peningkatan produktivitas kerjanya.
Pihak ke-3 di sini maksudnya adalah rekan kerja di luar instansi atau masyarakat yang
memerlukan pelayanan.

Dengan cara membandingkan fenomena lulusan dengan tuntutan indikator

standar kerja yang diinginkan Pengguna , maka dapat diharapkan adanya umpan balik
(feed back) bagi penyelenggaraan diklat SPAMA selanjutnya.

.1'

-in

j-in"fill
INhil..
J
ib
r lhi