GOVERNANCE DALAM PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SUATU JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA METRO

ABSTRACT

GOVERNANCE IN THE PLACEMENT OF CIVIL SERVANTS IN A
POSITION IN THE CITY GOVERNMENT STRUCTURAL METRO

By
EKA MERY WIJAYATI

Bureaucratic reform in the placement of the apparatus of Civil Servants in a
structural position in general have yet to implement the principles of governance.
It is based on data obtained by researchers at prasurvey conducted in the city
government Metro. Researchers still see the discrepancy between structural
positions of civil servants with knowledge or educational background they have.
Therefore, the authors raise the issue in this study is why the placement of Civil
Servants on structural offices at Metro City Government Environmental
governance perspective yet. The aim of this study was to obtain reasons or
considerations used in the placement decision of the Civil Service on structural
offices at the Metro City government. This research approach is qualitative
descriptive.

Data


were

collected

through

observation,

interviews

and

documentation. The data analysis technique is qualitative. The results showed that
of the three focus used, namely accountability, transparency and the rule of law,

the principle of the rule of law has not been implemented to the fullest. This is
because the factors of loyalty and closeness to the leadership became one of the
media or the reasons and considerations in the decision making the appointment
of someone in the office. Baperjakat only limited to providing input and

suggestions and considerations in the appointment ptoses in position, while the
final decision is the absolute authority of the Regional Head.

Keywords: governance, placement, structural positions

ABSTRAK

GOVERNANCE DALAM PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA SUATU JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA METRO

Oleh

EKA MERY WIJAYATI

Reformasi birokrasi dalam penempatan aparatur Pegawai Negeri Sipil pada suatu
jabatan struktural pada umumnya belum menerapkan prinsip-prinsip governance.
Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada prasurvey yang
dilakukan di lingkungan Pemerintah Kota Metro. Peneliti masih menemui adanya
ketidaksesuaian antara PNS yang menduduki jabatan struktural dengan latar

belakang pengetahuan atau pendidikan yang dimilikinya. Oleh karena itu penulis
mengangkat permasalahan pada penelitian ini adalah mengapa penempatan
Pegawai Negeri Sipil pada jabatan struktural di Lingkungan Pemerintah Kota
Metro belum berperspektif governance. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan alasan atau pertimbangan yang digunakan dalam keputusan
penempatan Pegawai Negeri Sipil pada jabatan struktural di lingkungan
pemerintah Kota Metro. Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik
analisis data adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga

fokus yang dipakai, yaitu akuntabilitas, transparansi dan aturan hukum, prinsip
aturan hokum belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini disebabkan karena
faktor loyalitas dan kedekatan pada pimpinan menjadi salah satu media atau
alasan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengangkatan seseorang
dalam jabatan. Baperjakat hanya sebatas memberikan masukan dan saran serta
pertimbangan dalam ptoses pengangkatan dalam jabatan, sementara untuk
keputusan final adalah kewenangan mutlak Kepala Daerah.

Kata kunci : governance, penempatan, jabatan struktural


GOVERNANCE DALAM PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA SUATU JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA METRO

Oleh
EKA MERY WIJAYATI

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar
MAGISTER ADMINISTRASI
Pada
Program Pascasarjana Magister Administrasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015


GOVERNANCE DALAM PENEMPATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
PADA SUATU JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA METRO

(Tesis)

Oleh
EKA MERY WIJAYATI

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

DAFTAR ISI

Judul …………………………………………………………………………….
Judul Dalam …………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….


Abstrak

Lembar Persetujuan …………………………………………………………….
Lembar Pengesahan …………………………………………………………….
Lembar Persembahan …………………………………………………………….
Riwayat Hidup

…………………………………………………………….

Sanwacana

…………………………………………………………………….

Daftar Isi

…………………………………………………………………….

Daftar Tabel …………………………………………………………………….
I. Pendahuluan ……………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………8
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………8
1.4 Manfaat Penelitian
II. Tinjauan Pustaka

……………………………………………8

`………………………………………………….....

2.1 Penelitian Terdahulu
2.2 Manajemen Kepegawaian

……………………………………………10
……………………………………13

2.2.1 Pengertian Manajemen Kepegawaian

…………………....13


2.2.2 Pengertian Pegawai Negeri

……………………………………16

2.2.3 Pengembangan Karir ……………………………………………18
2.2.4 Penempatan Pegawai Negeri ……………………………………19
2.2.5 Jenis Jabatan ……………………………………………………27
……………………………………………29

2.3 Jabatan Struktural

2.3.1 Syarat-syarat Pengangkatan Pejabat Struktural

……………30

2.3.2 Pelaksanaan Pengangkatan Pejabat Struktural

……………33

2.3.3 Mekanisme Pengangkatan Pejabat Struktural


……………33

2.3.4 Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai
Negeri Sipil

…………………………………………………...34

2.3.5 Keikutsertaan dalam Diklatpim
2.3.6 Profesionalitas Pegawai

……………………………40

……………………………………40

2.4 Perspektif Governance vs Perspektif Politik
2.4.1 Perspektif Governance
2.4.2 Perspektif Politik

…………………....43


……………………………………43

……………………………………………48

2.4.3 Penempatan Berdasarkan Good Governance

……………50

2.5 Kerangka Pikir

……………………………………………………52

III. Metode Penelitian

………………………………………………

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ……………………………………53
3.2 Lokasi Penelitian ……………………………………………………54
3.3 Fokus Penelitian ……………………………………………………54

3.4 Informan Penelitian

……………………………………………56

3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Analisis Data

……………………………………57

……………………………………………………59

3.7 Tehnik Keabsahan Data ……………………………………………61
IV. Gambaran Umum

………………………………………………………

4.1 Kota Metro

……………………………………………………63

4.2 Arah Kebijakan Umum

……………………………………………64
……………………………………67

4.3 Visi dan Misi Kota Metro

4.4 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro
4.5 Badan Kepegawaian Daerah

……………68

……………………………………70

V. Hasil Penelitian dan Analisis ………………………………………………
5.1 Hasil Penelitian

……………………………………………………74

5.2 Analisis Penelitian

……………………………………………91

5.2.1 Prinsip Good Governance

……………………………………91

5.2.2 Governance dalam Penempatan Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Kota Metro ……………………………92
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

………………………………………………

…………………………………………………104

…………………………………………………………105

MOTO
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan
pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi”
(Supriyadi, Pahlawan Nasional)
“keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati,
jauh tak terjangkau olah bukti’
(Khahlil Gibran, Seniman, Penyair dan Penulis)
“Jangan pernah memandang ilmu sebelah mata, karena dia
akan menuntun kita kearah kebaikan”
(penulis)
“ketika kita yakin akan diri kita, maka orang lainpun akan
menganggap sama”
(penulis)

PERSEMBAHAN

Tesis ini penulis persembahkan kepada
ALLOH SWT
Bapak Ibu Tersayang,
Suami Tercinta,
Anak-anakku Terkasih,
Almamaterku.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Oganjaya, Lampung Tengah pada tanggal 22 Januari 1980,
sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Bapak Safari (alm) dengan
Ibu Endang Poerwasih.
Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita Banjarsari Metro
diselesaikan pada tahun 1986, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN I
Purwosari Metro pada tahun 1992, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
diselesaikan di Sekolah Budi Bhakti Persit Bandar Lampung tahun 1995, dan
Sekolah Menengah Umum (SMU) diselesaikan di SMU Negeri 10 Bandar
Lampung tahun 1998.
Tahun 1998, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Akademi Bahasa Asing
(ABA) Yunisla jurusan Bahasa Inggris dan selesai pada tahun 2001. Selanjutnya
penulis melakukan konversi ke Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Yunisla
mengambil jurusan Sastra Inggris dan selesai pada tahun 2004. Di tahun yang
sama penulis diterima bekerja sebagai staf pengajar di Sekolah Tunas Mekar
Indonesia sampai tahun 2010. Tahun 2011 penulis diterima dan diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil pada Pemerintah Kota Metro melalui seleksi umum.
Kemudian tahun 2013 penulis melanjutkan studi pada Program Pascasarjana
Magister Ilmu Administrasi Universitas Lampung.

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas
segala karunia dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul "Governance dalam

Penempatan Pegawai Negeri Sipil pads Suatu Jabatan Struktural di
Lingkungan Pemerintah Kota Metro" ini dapat terselesaikan dengan baik. Tesis
ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Ilmu
Administrasi (M.Si.) dalam bidang ' keahlian Ilmu Administrasi Publik pads
program studi Ilmu Administrasi Universitns Lampung. penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tesis ini tidak akan mungkin
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih sedalam-dalamnya kepada para pihak yang telah memberikan
kontribusi yang besar kepada penulis:
1.

Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik

2. Ibu Dr. Feny Rosalia, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah dengan
begitu baik dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan kepada
penulis, menyediakan waktu, tenaga, Berta pikiran demi mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Ibu Dr. Novita Tresiana, M.Si. sebagai pembimbing yang selalu
memberikan support dan motivasi kepada penulis untuk terns bersemangat
menyelesaikan tesis ini. Terima kasih atas bimbingan, arahan dan waktu
yang telah diivangkan kepada penulis untuk berdiskusi selama menjadi
dosen wali, dosen pembimbing dan dosen perkuliahan.
4. Bapak Prof. Dr. Yulianto. MS, selaku penguji dan pembahas pada sidang
tesis penulis.
5. Bapak Dr. Bambang S. Utoyo, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas
FISIP Universitas Lampung;
6. Bapak Dr. Dedy Hermawan, M.Si, Pembimbing Akademik penulis.
7. Seluruh Dosen program Pascasarjana Ilmu Administrasi khususnya
konsentrasi Administrasi Publik yang telah memberikan petunjuk, arahan,
motivasi dan bimbingan untuk mendalami ilmu Administrasi;
8. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Metro, Bapak ABP. Heduno,
beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian dan meluangkan waktu untuk membantu
pencliti mendapatkan data, informasi dan dokumentasi selama masa
penelitian;
9. Bapak Drs. Rakhmat Zainuddin, M.Si, Kepala Bagian Protokol Setda Kota
Metro selaku pimpinan dimana penulis mengemban togas. Terima kasih
atas kelonggaran waktu dan support yang diberikan selama penulis
menyelesaikan tesis ini.

10. Ibu Mila, staf Administrasi Magister Ilmu Administrasi FISIP UNILA,
yang terns membantu penulis secara teknis dalam penyelesaian penulisan
tesis.
11. Teman-teman di Bagian Protokol Setda Kota Metro, Pak Agus Suwito,
Pak Sapto, Tim Liputan, Bu Dewi, Livia, Yuma, yang telah mendukung
penulis dengan memberikan keluangan waktu dan pengertiannya untuk
mengambil alih tugas selama penulis menyelesaikan tesis ini;
12. Suami tercinta Waris, Ibunda Endang Poerwasih, Anak-anakku Khalisha
dan Zahira, Adik-adikku atas segala dukungan, motivasi, perhatian dan
doa Berta kesabarannya selama penulis menyelesaikan program Magister
ini;
13. Rekan-rekan S-2 Pascasarjana Unila khususnya Magister Ilmu
Administrasi, baik konsentrasi Publik maupun Bisnis angkatan 2013.
14. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak
kekurangan. Akhir kata, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar tesis
ini lebih sempurna agar benar-benar bermanfaat terutama untuk pengembangan
ilmu pengetahuan administrasi.
C,

Metro, November 2015

Eka Mery Wijayati

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pegawai Negeri Sipil adalah sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi
pemerintah yang digunakan untuk menggerakkan atau mengelola sumber daya
lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien
sesuai kebutuhan riil organisasi. Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara
Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau
diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pegawai negeri adalah pegawai pemerintah yang berada
diluar politik, bertugas melaksanakan administrasi pemerintahan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Dengan demikian seorang
pegawai negeri haruslah netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik
serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pegawai negeri dituntut untuk senantiasa memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan
tugas negara, pemerintah dan pembangunan.

2

Faktor penting dalam pengelolaan aparatur pemerintahan adalah dalam proses
pengangkatan dan penempatan aparatur Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan baik
jabatan struktural maupun fungsional. Dalam proses ini akan menghasilkan
penyelenggaraan organisasi yang baik dengan pencapaian tujuan organisasi,
hubungan kerja, cara kerja serta prosedur kerja yang tepat, dengan mengangkat
semangat the right man on the right place. Dalam prosesnya akan dilihat
kompetensi seseorang melalui pengetahuan dan latar belakang pendidikan,
ketrampilan melalui pendidikan dan pelatihan, serta motivasi dengan tujuan agar
didapat aparatur yang terampil, cerdas, produktif, kreatif dan inovatif. Upayaupaya untuk mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih termasuk
didalamnya penyelenggaraan pelayanan publik, tentulah memerlukan unsur-unsur
mendasar

antara

lain

profesionalisme

dari

pelaku

dan

penyelenggara

pemerintahan dan pelayanan publik. Profesionalisme pada kemampuan dalam
memberikan pelayanan yang baik, adil dan inklusif, tidak hanya sekedar
kecocokan dengan penugasan. Aparatur Pegawai Negeri Sipil dituntut untuk
mempunyai

kemampuan dan keahlian dalam menterjemahkan aspirasi dan

kebutuhan masyarakat kedalam kegiatan dan program pelayanan.

Manajemen Pegawai Negeri Sipil diselenggarakan berdasarkan sistem merit,
dimana dalam pengembangan karier PNS dilakukan atas dasar kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas. Kompetensi yang dimaksud
meliputi:
1. Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;

3

2. Kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan
3. Kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.

Dalam penempatan pegawai pada suatu struktur pemerintahan atau jabatan
tertentu, perlu diperhatikan adalah menempatkan orang yang tepat pada tempat
yang

tepat,

dengan

mempertimbangkan

latar

belakang

pendidikan,

pangkat/golongan, masa kerja, maupun syarat-syarat lainnya yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Hal ini bertujuan agar kemampuan dan keahlian yang
dimiliki seseorang pegawai sesuai dengan tuntutan tugas atau jabatan, sehingga
sumber daya manusia yang ada menjadi akan produktif dan berprestasi tinggi
yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi
secara keseluruhan. Keputusan pengambil kebijakan yang sengaja memilih orangorang yang disukai atau memiliki hubungan kedekatan/kekerabatan untuk
diangkat menempati posisi tertentu dengan mengabaikan prinsip job description
dan job specification analyses tentunya akan menimbulkan kesulitan bagi
perwujudan visi dan misi organisasi kepemerintahan, sedangkan inefisiensi akan
menimbulkan kerugian uang negara akibat ketidakcakapan aparatur mengelola
keuangan daerah bahkan akan semakin berpotensi menimbulkan tindakan korupsi.
Keputusan-keputusan yang lebih mengedepankan faktor like and dislike, loyality
and disloyality akan sulit untuk mewujudkan right men in the right place, dalam
rangka mewujudkan tujuan pembangunan birokrasi yang profesional.

4

Sedarmayanti (2013) mengemukakan bahwa penempatan seseorang ke posisi
yang tepat adalah dengan adanya kesesuaian orang dengan pekerjaan, yaitu
mencocokkan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan orang dengan
karakteristik pekerjaan. Kesesuaian pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
pegawai dengan kualifikasi pekerjaan yang ditempati paling tidak dapat dilihat
dari indikator-indikator seperti; pendidikan formal, pengalaman kerja, dan
pengetahuan teknis terhadap pekerjaan. Kesesuaian ketrampilan dapat dilihat dari
indikator-indikator seperti; penguasaan dalam penggunaan teknologi, diklat-diklat
yang pernah diikuti dan kemampuan konseptual yang dimiliki. Sementara kaitan
sikap yang mempengaruhi terhadap suatu pekerjaan adalah; kepuasan kerja,
keterlibatan kerja, dan komitmen terhadap organisasi (Atkhan, 2013:260).

Penempatan Pegawai Negeri dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip
profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat
yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat objektif lainnya tanpa membedakan
jenis kelamin, suku, agama, ras atau golongan. Salah satu proses penempatan
Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural adalah melalui promosi. Promosi
adalah penempatan pegawai pada jabatan yang lebih tinggi dengan wewenang dan
tanggung jawab yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih tinggi pula.
Pemberian promosi jabatan ini didasarkan pada penilaian kinerja yang dilakukan
oleh pejabat penilai atau atasan langsung Pegawai Negeri yang bersangkutan.
Unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri
Sipil meliputi Kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab, ketaatan, kejujuran,
kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan.

5

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara pasal 72 ayat 1 diamanatkan bahwa promosi Pegawai
Negeri Sipil dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan, penilaian atas prestasi
kerja, kepemimpinan, kerjasama, kreativitas, dan pertimbangan dari tim penilai
kinerja PNS pada instansi pemerintah, tanpa membedakan jender, suku, agama,
ras, dan golongan. Namun pada kenyataannya, fakta di lapangan menunjukkan
belum sepenuhnya reformasi birokrasi dalam hal penempatan aparatur Pegawai
Negeri Sipil menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Berdasarkan data yang
diperoleh penulis pada proses prasurvey yang dilakukan di lingkungan
Pemerintah Kota Metro, masih ditemui adanya penempatan Pegawai Negeri Sipil
yang belum sesuai dengan latar belakang pengetahuan atau pendidikan. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

No.
1.

Tabel 1.1
Sebaran Penempatan Pegawai dalam Jabatan Struktural
Nama
Pendidikan
Penempatan
Endang SB, S.Sos.
Sarjana Sosial
Analis pada Badan Penelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota
Metro

2.

Dwi Untari, S.E

Sarjana Ekonomi

Analis pada Rumah Sakit Umum
Daerah A. Yani Metro

3.

Dede Rumiyati, S.H

Sarjana Hukum

Sekretaris pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota
Metro

4.

Mangatas S., S.E

Sarjana Ekonomi

Kabid Perumahan pada Dinas
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kota Metro

5.

Puspita D., S.H.,M.H.

Master Hukum

Kabid Dikdas Disdikbudpora Kota
Metro

6.

Endang Indri H., S.IP

Sarjana Ilmu Pemerintah

Kabid Belanja pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan aset
Daerah Kota Metro

7.

Winarto, S.H

Sarjana Hukum

8.

Syaifulloh, S.E

Sarjana Ekonomi

Kabag Perencanaan dan Rekam
Medik RSUD A. Yani Metro
Lurah Yosomulyo

6

9.

Sisnur Yanto, S.Pd

Sarjana Pendidikan

Lurah Purwosari

10.

Tarzan, S.Pd

Sarjana Pendidikan

Lurah ganjar Asri

11.

Suhermanto, S.Pd

Sarjana Pendidikan

Lurah Margorejo

12.

M. Rafiudin, S.Pd

Sarjana Pendidikan

Lurah Sumbersari Bantul

Sumber : data diolah,januari 2015
Dari tabel tersebut dapat diidentifikasi adanya permasalahan, yaitu:
1. Ada ketidaksesuaian antara penempatan pegawai dengan latar pendidikan
yang dimiliki beberapa pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kota
Metro.
2. Adanya indikasi tidak terpenuhinya prinsip-prinsip good governance
dalam proses penempatan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Metro.
Ketidaksesuaian ini dapat dimungkinkan karena adanya faktor penghambat seperti
perubahan pimpinan, keterbatasan sumber daya aparatur, motivasi, dan konflik
kepentingan. Selain itu juga adanya penghambat-penghambat yang berasal dari
luar seperti adanya intervensi, kurangnya lembaga independen dan kondisi sosial
masyarakat. Sebagai upaya untuk mewujudkan sistem birokrasi pelayanan yang
berkualitas atau pelayanan prima, maka sistem penempatan aparatur pegawai
negeri harus berorientasi pada sistem tata kepemerintahan yang baik (good
governance).
Governance, yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan, adalah penggunaan
wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola urusan-urusan
negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh mekanisme,
proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka (Krina,
2003:4). Ada empat hal yang dianggap sebagai prinsip-prinsip utama yang

7

melandasi good governance, yaitu (1) Akuntabilitas, (2) Transparansi, (3)
Keterbukaan dan (4) Aturan hukum. Keempat prinsip tersebut saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Hal itu disebabkan karena masingmasing prinsip menjadi instrumen untuk mencapai prinsip yang lainnya dan
ketiganya diperlukan untuk mencapai manajemen publik yang baik. Akuntabilitas
dan responsibilitas publik merupakan standar acuan profesional aparat pemerintah
dalam memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.

Mengutip pernyataan Sedarmayanti (2013: ) bahwa selama ini penyelenggaraan
pemerintahan

negara

belum

sepenuhnya

menunjang

terwujudnya

good

governance, maka birokrasi perlu diperbaiki. Harus ada suatu reformasi birokrasi
nasional yang benar-benar didukung kuat oleh segenap komponen bangsa, dengan
menempatkan kelembagaan birokrasi yang terus ditata. Setiap aparat mempunyai
tugas berat dalam mempertanggungjawabkan seluruh hak dan kewajibannya serta
tindakan dan keahliannya didepan publik. Dengan dasar itulah maka tujuan dan
semangat good governance dalam meningkatkan

profesionalisme pelayanan

publik akan terwujud. Dalam misinya yang keempat, Kota Metro ingin
mewujudkan tata kepemerintahan (good governance) yang lebih baik dan
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan misi tersebut hal pertama yang harus
dibenahi adalah sistem penempatan pejabat struktural sebagai penggerak motor
pembangunan dan ujung tombak pelayanan kepada masyarakat. Penempatan
pejabat haruslah objektif sehingga akan didapat output dan produktifitas yang
tinggi, semangat kerja yang baik dan menurunkan tingkat kesalahan dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsi

8

Oleh karena itu, maka peneliti mencoba mendapatkan alasan ataupun
pertimbangan yang dipergunakan dalam penempatan pegawai negeri sipil pada
suatu jabatan struktural pada Pemerintah Kota Metro sebagai bahan kajian
penulisan tesis dengan judul “Governance Dalam Penempatan Pegawai Negeri
Sipil Pada Jabatan Struktural di Pemerintahan Kota Metro”. Penelitian dan
penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide dan pemikiran bagi
perbaikan pengelolaan sumber daya aparatur Pegawai Negeri Sipil, khususnya di
lingkungan Pemerintah Kota Metro.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan identifikasi masalah, maka didapat
rumusan masalah, yaitu mengapa dalam penempatan Pegawai Negeri Sipil pada
jabatan struktural di Pemerintahan Kota Metro belum berperspektif Governance?

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan alasan atau pertimbangan yang
digunakan dalam penempatan Pegawai Negeri Sipil pada jabatan struktural di
Pemerintahan Kota Metro dilihat dari perspektif Governance.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagaimana berikut;
a. Manfaat secara teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran bagi kemajuan ilmu pengetahuan administrasi publik
utamanya pada kajian teori good governance dalam tata pemerintahan.

9

b. Manfaat secara praktis
Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi dan
masukan bagi para pemegang kebijakan pada pengembangan
penggelolaan sumber daya aparatur pemerintah daerah dalam
menerapkan sistem administrasi kepegawaian yang berorientasi pada
kualitas pelayanan publik dan pelaksanaan kebijakan pelayanan publik
yang berdasar pada peraturan dan prosedur yang berorientasi kepada
kepentingan umum. Juga diharapkan dapat membantu memecahkan
permasalahan-permasalahan

yang

ada

dalam

penyelenggaraan

pemerintahan daerah, terkait dengan kebijakan penempatan Pegawai
Negeri sehingga dapat meningkatkan profesionalisme yang lebih baik
dan membawa hasil yang optimal dalam mencapai pelaksanaan visi,
misi, tujuan serta sasaran yang akan dicapai pemerintah.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya. (Suriyani:2011). Melalui penelitian ini informan
diberikan ruang yang luas untuk mengungkapkan pendapat dan memberikan
informasi tanpa ada batasan dan intervensi dari peneliti. Informasi-informasi yang
didapat tersebut akan dihuimpun dan selanjutnya akan diolah melalui tehniktehnik yang relevan. Dengan digunakannya metode kualitatif, maka diharapkan
akan didapat data yang lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna
sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Sedangkan metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif. Metode ini digunakan mengingat bahwa dalam
penelitian ini akan selalu muncul paradigma-paradigma yang berubah seiring
dengan kompleksitas permasalahan yang diteliti. Sehingga penulis memutuskan
untuk menggunakan penelitian deskriptif kualitatif untuk membahas pokok
permasalahan yang ada.

54

3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Pemerintahan Daerah Kota Metro dengan subyek
penelitian Badan Kepegawaian Daerah sebagai leading sector kepegawaian dan
Baperjakat sebagai pengambil keputusan penempatan kepegawaian. Pemerintahan
Kota Metro dipilih sebagai lokasi penelitian karena dianggap sudah menerapkan
pelayanan birokrasi yang baik dengan integritas yang tinggi.

3.3 Fokus Penelitian
Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Herkolanus, Syamsuni Arman, dan
Sugito, yang merupakan mahasiswa Program Magister Ilmu Sosial Universitas
Tanjungpura Pontianak dan Gretty Syatriani Saleh, Muh. Kausar Bailusy dan
Thahir Haning dari Administraasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makasar ditemukan bahwa proses pengangkatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural dalam Jabatan Struktural pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Sintang dan Sekretariat daerah kabupaten secara umum
belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan prinsip partisipasi (participatory), aturan hukum,
transparansi, responsif, berorientasi kesepakatan, kesetaraan, efektif dan efisien,
akuntabilitas, dan visi strategis dalam kebijakan penempatan aparatur dalam
jabatan struktural adalah tidak optimal. Dari aspek kompetensi disimpulkan
bahwa masih terdapat pejabat yang kurang memenuhi persyaratan jabatan seperti
ketrampilan, pengetahuan, peran sosial, citra diri, sikap atau perilaku, dan
motivasi.

55

Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis memutuskan untuk mencoba
menggali dan menganalisa mengapa dalam proses pengangkatan pejabat struktural
masih terindikasi belum berperspektif governance. Penelitian di khususkan di
Lingkungan Pemerintah Kota Metro dengan fokus penelitian transparansi,
akuntabilitas dan aturan hukum (rules of law). Hasil penelitian ini diperoleh
melalui wawancara dengan para informan dan didukung dengan pengamatan
peneliti terhadap informan dan lokasi penelitian serta dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan penelitian ini. Fokus penelitian ini mempunyai tujuan untuk
membatasi studi yang akan dilakukan. Selain itu juga bertujuan untuk
memberikan kriteria-kriteria informasi yang didapat di lapangan. Oleh karena
kompleksnya permasalahan, maka peneliti mencoba membatasi dengan fokus
sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
1. Hirarki wewenang yang jelas
2. Prosedur seleksi yang formal
3. Jenjang karir berdasarkan prestasi kerja
2. Transparansi
1. Penyediaan informasi yang jelas tentang prosedur-prosedur dan
tanggung jawab
2. Adanya mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar atau
permintaan untuk membayar uang suap
3. Kemudahan akses informasi
3. Aturan Hukum (Rules of Law)
1. Jabatan-jabatan mengikuti asas hierarki

56

2. Pejabat hanya terikat pada satu tugas formal dan tidak personal
3. Jabatan diisi berdasarkan terpenuhinya syarat-syarat teknis yang
dinyatakan melalui ujian atau ijazah.
4. Pejabat bersangkutan diangkat dan bukan dipilih
5. Jabatan itu merupakan karier berdasarkan waktu atau kecakapan

3.4 Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh melalui sampel yang dikenal dengan
sebutan informan. Penetapan sampel didasarkan pada pertimbangan “purposeful
sampling” atau „purposif sampel‟. Artinya, penetapan sampel didasarkan pada apa
yang menjadi tujuan dan kemanfaatannya. Dalam penelitian ini penulis memilih
tipe sampel purposif „snowball or chain sampling’ . Pertimbangan atau alasan
yang digunakan pada pemilihan informan adalah adanya kesesuaian tupoksi
informan dengan materi penelitian, dimana para informan adalah orang-orang
yang berhubungan langsung dengan sistem kepegawaian dan terlibat dalam proses
pengangkatan dan penempatan pegawai pada jabatan struktural. Informan yang
ditetapkan adalah adalah sebagai berikut:
1) Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Metro
2) Kepala Bidang Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Metro
3) Aparatur Pegawai Negeri di Lingkungan Pemerintah Kota Metro yang
meliputi:
a. Staf Ahli Walikota berjumlah 2 orang
b. Kasubag berjumlah 10 orang
c. Jabatan Fungsional Umum (JFU) sebanyak 10 orang

57

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam rangka memenuhi target sasaran penelitian, maka peneliti menggunakan
beberapa metode, diantaranya;
1. Metode Pengamatan Partisipatif (participant observation)
Pada metode ini, peneliti turun langsung ke lapangan untuk mengamati hal-hal
yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai „participant observation‟.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran utuh pokok permasalahan dan
mendapatkan informasi secara jelas terkait dengan pelaku, peristiwa dan
tempat.
a. Tempat
Pengamatan mengenai tempat dilakukan penulis di lingkungan Sekretariat
Kota Metro, Rumah Dinas Walikota dan Lokasi Pelaksanaan Car Free
Day. Ketiga lokasi tersebut menjadi tempat pengamatan karena disanalah
terjadi interaksi terbuka antara Pegawai dengan jajaran Pimpinan. Kantor
Pemerintahan Kota Metro terdiri dari sepuluh bagian yang masing-masing
dikepalai oleh Kepala Bagian. Kemudian lokasi pelaksanaan Car Free
Day, acara dua mingguan Pemerintah Kota Metro yang terpusat di sekitar
Taman Kota. Lokasi terbuka dan siapapun dapat berinteraksi dengan bebas
dan santai termasuk juga para pegawai dan jajaran pimpinan. Rumah dinas
Walikota adalah tempat ketiga untuk peneliti melakukan pengamatan,
dimana rumah dinas menjadi tempat yang personal untuk melakukan
interaksi antara pimpinan dan bawahan.

58

b. Pelaku
Unsur pelaku yang terikat dalam pengamatan yang dilakukan peneliti
adalah para pegawai yang sudah maupun belum memperoleh promosi
jabatan dan pimpinan. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan
pengamatan mimik, gesture dan cara berinteraksi antara pimpinan dan
bawahan. Seseorang yang cenderung mencari kesempatan akan terlihat
sangat dominan dalam setiap kegiatan yang melibatkan pimpinan. Dia
akan selalu mencoba untuk mencari perhatian pimpinan dengan caranya
berbicara dan tindak tanduk. Misalnya saja, pada setiap acara yang
melibatkan pimpinan maka seorang yang mencari perhatian pimpinan akan
selalu hadir dan berada tidak jauh dari pimpinannya tersebut. Begitu juga
dengan gaya bicara ataupun gesture gerak badan dan tindak tanduk, akan
terlihat sangat santun saat berada di lingkungan pimpinan. Dari sisi
pimpinan, akan sangat terlihat memberikan perhatian lebih kepada
bawahan yang dianggapnya loyal dan dapat diberi kepercayaan.
c. Peristiwa
Interaksi antara pimpinan dan bawahan yang dapat diamati oleh peneliti
adalah interaksi terbuka dalam beberapa peristiwa ataupun kegiatan.
Misalnya, pada pelaksanaan car free day, dimana akan terjadi interaksi
langsung antara pimpinan dan bawahan dengan santai. Kemudian pada
saat berlangsungnya suatu acara baik acara pemerintahan maupun acara
keluarga yang biasanya bawahan akan merasa tidak sopan apabila tidak
terlibat langsung didalamnya. Dari peristiwa ini pimpinan akan
memberikan penilaian yang lebih kepada bawahan karena dianggap loyal.

59

2. Metode Wawancara
Peneliti menggunakan metode wawancara untuk re-checking atau pembuktian
keakuratan informasi dan keterangan yang telah didapat sebelumnya.
Wawancara dilakukan dalam beberapa minggu dengan langsung menemui
informan yang telah ditentukan. Wawancara bersifat santai sehingga informan
tidak merasa terintimidasi ataupun terpaksa dalam memberikan informasi.
Wawancara dilakukan untuk melakukan re-checking atas pengamatan yang
dilakukan peneliti. Hasil wawancara selanjutnya diolah untuk dijadikan narasi
penulisan. Harapannya, setelah melalui pengamatan dan wawancara akan
didapat hasil penelitian yang maksimal dan akurat.

3. Metode Dokumentasi dan materi Audio Visual
Pengambilan data berupa dokumen resmi dilakukan peneliti untuk menunjang
hasil penelitian. Pengambilan data ini dilakukan peneliti seiring dengan
proses wawancara yang dilakukan. Beberapa data dokumentasi yang
diperoleh peneliti pada penelitian ini adalah bahan tulisan dan dokumen resmi
kantor yang kemudian diolah untuk dijadikan narasi penulisan hasil
penelitian.

3.6 Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik analisa data yang dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan data. Menurut pandangan Miles dan
Huberman (Tresiana : 2013), analisis dalam penelitian kualitatif merupakan suatu
proses kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan dan

60

interaktif yang lazim disebut dengan istilah “cyclical analysis”. Tahapan-tahapan
analisis data yang harus dilakukan peneliti adalah:
1. Pengumpulan data
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data/informasi.
Pada tahapan ini selain mengumpulkan data dan informasi dari Badan
Kepegawaian Daerah Kota Metro, penulis juga mencari informasi dari para
pegawai di lingkungan pemerintah Kota Metro.
2. Reduksi data
Setelah data dan informasi berhasil diperoleh di lapangan, maka penulis
melakukan pemilahan, penyederhanaan, fokusing dan olah data serta informasi
dalam bentuk tulisan.
3. Tampilan data (display data)
Pada tahapan ini penulis mendeskripsikan data dan informasi yang berhasil
dihimpun dalam bentuk tulisan dan tabel, sehingga didapat suatu kesimpulan
yang mampu menjawab rumusan masalah yang dikemukakan.
4. Membuat kesimpulan/verifikasi
Setelah melakukan pemilahan dan focusing data dan informasi serta
menyajikannya dalam bentuk narasi, maka penulis berhasil membuat
kesimpulan. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penerapan prinsip
partisipasi (participatory), aturan hukum, transparansi, responsif, berorientasi
kesepakatan, kesetaraan, efektif dan efisien, akuntabilitas, dan visi strategis
dalam kebijakan penempatan aparatur dalam jabatan struktural belumlah
optimal. Faktor-faktor pendukung internal adalah kebijakan internal Pemda,
jumlah SDM aparatur, formasi jabatan, eksistensi BAPERJAKAT dan PPK,

61

komitmen pimpinan daerah. Faktor-faktor pendukung eksternal : kebijakan
peraturan perundang-undangan, eksistensi Inspektorat Provinsi, adanya
tuntutan kualitas pelayanan publik. Faktor-faktor penghambat internal adalah
perubahan kepemimpinan, belum adanya lembaga Uji Kompetensi, Uji
Kompetensi belum dilaksanakan, keterbatasan SDM berkualitas, kompetensi
SDM, motivasi, inkonsistensi, konflik kepentingan, iklim organisasi, dan
kepemimpinan.

Faktor-faktor

penghambat

eksternal

adalah

intervensi,

kurangnya peran lembaga independen, sistem pendiklatan, kondisi sosial
budaya masyarakat. Pada penelitian yang telah dilakukan penulis didapat
kesimpulan bahwa belum optimalnya kebijakan penempatan dikarenakan
belum adanya komitmen pimpinan daerah terhadap kebijakan penempatan itu
sendiri.

3.7 Teknik Keabsahan Data
Untuk menjaga tingkat kesahihan penelitian maka diperlukan media handal untuk
mengeliminir derajat kesalahan dan menghindari bias/validitas palsu. (Tresiana,
2013:142). Adapun tehnik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

1) Pembuktian melalui perpanjangan keikutsertaan peneliti
Pada kondisi ini peneliti turun langsung ke lokasi penelitian dalam kurun
waktu tiga bulan.

62

2) Pembuktian melalui ketekunan pengamatan
Untuk membuktikan masalah yang muncul dalam penelitian ini, penulis
terus menerus mengamati dan memberikan analisa berdasarkan fokus
penelitian yang ditetapkan.
3) Pembuktian melalui triangulasi
a)

Triangulasi data, yaitu memanfaatkan berbagai sumber. Dalam
melakukan penelitian ini, penulis memanfaatkan berbagai sumber
data berupa dokumen, jurnal, dan peraturan perundang-undangan.
Selain itu penulis membandingkan hasil wawancara yang diperoleh
dengan kenyataan dilapangan.

b)

Triangulasi peneliti, yaitu melibatkan berbagai peneliti yang
berbeda latar belakang keilmuannya. Dalam hal ini penulis
mempelajari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan dan
menjadikannya sebagai bahan perbandingan.

c)

Triangulasi teori dimana penulis menginterpretasikan data yang
diperoleh dengan menggunakan beberapa perspektif teori.

d)

Triangulasi metode, dimana penulis melakukan cross check untuk
membuktikan data dan informasi yang diperoleh dengan kenyataan
di lapangan.

4) Pembuktian Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Untuk melakukan pembuktian ini, peneliti melakukan diskusi internal
dengan teman sejawat. Dalam diskusi tersebut penulis mendapatkan
masukan, kritik dan saran yang digunakan untuk melengkapi data dan
informasi penulisan.

BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1.Kota Metro
Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,605,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi
Lampung).Wilayah Kota Metro relatif datar dengan ketinggian antara 30-60 m
diatas permukaan air laut. Beriklim hujan humid tropis .suhu udara berkisar antara
260-280, kelembaban udara rata-rata 80-88 % dan curah hujan per-tahun antara
2,264 mm - 2,868 mm. bulan hujan berkisar antara September sampai Mei. Kota
Metro memiliki Luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha, dengan jumlah penduduk
150.950 jiwa yang tersebar dalam 5 wilayah kecamatan dan 22 kelurahan dengan
batas wilayah :


Sebelah Utara dengan Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah,
dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.



Sebelah Timur dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari,
Kabupaten Lampung Timur.



Sebelah Selatan dengan Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung
Timur/Way Sekampung.



Sebelah Barat dengan Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

64

Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa
baru yang diberi nama Trimurjo. Dibangunnya desa ini dimaksudkan untuk
menampung sebagian dari kolonis yang didatangkan oleh perintah Hindia belanda
pada tahun 1934 dan 1935, serta untuk menampung kolonis-kolonis yang akan
didatangkan berikutnya. Kedatangan kolonis pertama didesa Trimurjo yaitu pada
hari Sabtu tanggal 4 April 1936 yang ditempatkan pada bedeng-bedeng kemudian
diberi penomoran kelompok bedeng, dan sampai saat ini istilah penomorannya
masih populer dan masih dipergunakan oleh masyarakat Kota Metro pada
umumnya. Setelah ditempati oleh para kolonis, daerah bukaan baru yang termasuk
dalam kewedanaan sukadana yaitu Marga Unyi dan Buay Nuba ini berkembang
dengan pesat. Daerah ini menjadi semakin terbuka dan penduduk kolonispun
semakin bertambah, sementara kegiatan perekonomian mulai tambah dan
berkembang.

Berdasarkan keputusan rapat Dewan Marga tanggal 17 Mei 1937 daerah
kolonisasi ini dipisahkan dari hubungan marga. Dan pada Hari selasa tanggal 9
Juni 1937 nama desa Trimurjo diganti dengan nama Metro. Tanggal 9 Juni inilah
yang menjadi dasar penetapan Hari Jadi Kota Metro, sebagaimana yang telah
dituangkan dalam perda Nomor 11 Tahun 2002 tentang Hari Jadi Kota Metro.

4.2Arah Kebijakan Umum
1. Kebijakan Umum Bidang Pendidikan
a. Terwujudnya kualitas SDM di masyarakat melalui jenjang pendidikan
formal dan non formal.
b. Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan

65

2. Kebijakan Umum Bidang Keagamaan
a. Meningkatnya kerukunan antar umat beragama dan lembaga agama
3. Kebijakan Umum Bidang Kesehatan
a.

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pelayanan
dan penyuluhan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas

4. Kebijakan Umum Bidang Kependudukan
a. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberikan bantuan
penyematan dan pemberdayaan terhadap penyandang masalah sosial
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
b. Meningkatkan kualitas SDM pencari kerja guna mempersiapkan tenaga
kerja yang profesional, handal dan siap kerja
5. Kebijakan Umum Bidang Lingkungan Hidup
a.

Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan yang diimbangi
dengan pengembangan sistem dan mekanisme pengelolaan SDA

6. Kebijakan Umum Bidang Perkotaan
a. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
publik

guna

mendorong

pemerataan

pembangunan,

percepatan

pertumbuhan ekonomi daerah, serta penanganan dampak bencana alam
b. Mengoptimalkan pemanfaatan dan penataan ruang kota
c. Meningkatkan mutu hasil penelitian dan pendataan guna menunjang
perencanaan dan pengembangan pembangunan daerah.

66

7. Kebijakan Umum Bidang Perekonomian Daerah
a. Mengembangkan sistem ekonomi kerakytan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang didukung oleh pembangunan industri, peningkatan
pemanfaatan dan penguasaan teknologi.
b. Meningkatkan kemampuan dan produktifitas usaha melalui optimalisasi
sumberdaya pertanian, peternakan,perikanan dan lain-lain.
c. Mengembangkan pertanian dengan wawasan bisnis, menghasilkan nilai
tambah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembagunan
pertanian.
d. Peningakatan dan pengembangan lembaga keuangan dan perkoperasian.
e. Pengembangan iklim investasi pembukaan penanaman modal dan
pengembangan perusahaan daerah.
8. Kebijakan Umum Bidang Kualitas Aparatur
a. Meningkatkan kualitas penyelenggaran administrasi negara melalui
penataan kelembagaan, manajemen publik dan peningkatan kapasitas
SDM aparatur.
9. Kebijakan Umum Bidang Otonomi Daerah
a. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat dalam kehidupn
masyarakat.
10. Kebijakan Umum Bidang Partisipasi Masyarakat
a. Meningkatkan

partisipasi

dan

pemberdayaan

masyararakat

dalam

penyelenggaraan pembangunan melalui peningkatan kualitas pelayanan
publik.

67

b. Meningkatkan pemberdayaan perempuan dan pemenuhan perlindungan
terhadap perempuan dan anak.
c. Pengembangan kreatifitas kepemudaan dan olahraga.

4.3 Visi dan Misi Kota Metro
Misi Kota Metro adalah “Mewujudkan Kota Metro Sebagai Kota Pendidikan
yang unggul dan masyarakatnya yang sejahtera”. Guna terwujudnya visi
tersebut, Kota Metro mencanangkan misinya yaitu:
1. Melanjutkan pembangunan Sumber Daya manusia yang berkualitas,
unggul dan berakhlak mulia melalui peningkatan iklim dan budaya belajar
masyarakat, serta pemerataan fasilitas serta pelayanan pendidikan yang
lebih memadai.
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas iklim
dan akses usaha, mendorong tumbuhnya lapangan kerja baru, serta
pengembangan ekonomi kreatif untuk meningkatkan nilai tambah
keluarga.
3. Menciptakan keseimbangan pembangunan Kota yang lebih bermartabat,
berbudaya, dan partisipatif, untuk kualitas hidup masyarakat yang lebih
baik.
4. Mewujudkan tata kepemerintahan (good governance) yang lebih baik dan
bertanggung jawab.
5. Mematangkan kehidupan berdemokrasi dalam segala aspek kehidupan,
dan memantapkan otonomi daerah untuk kemandirian masyarakat.

68

Titik berat pembangunan daerah Kota Metro bertumpu pada:
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Perekonomian Daerah (Ekonomi Kerakyatan)
4. Infrastruktur Wilayah
5. Penyelenggaraan Pemerintahan (Governance) dan Pelayanan Publik.

4.4 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Metro
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 12 Tahun 2010, bahwa
organisasi perangkat daerah Kota Metro terdiri dari :
a.

Sekretariat Daerah;

b. Staf Ahli Walikota, terdiri dari :
1. Staf Ahli Walikota Bidang Hukum dan Politik;
2. Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan;
3. Staf

Ahli

Walikota

Bidang

Ekonomi,

Keuangan

dan

Pembangunan;
4. Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya
Manusia.
c.

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

d. Dinas Daerah, terdiri dari :
1. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga;
4. Dinas Tata Kota dan Pariwisata;
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

69

6. Dinas

Koperasi,

Usaha

Mikro

Kecil

Menengah

dan

Perindustrian;
7. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat;
8. Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
9. Dinas Pendapatan;
10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
11. Dinas Perdagangan dan Pasar.
e.

Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari :
1. Inspektorat;
2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
3. Badan Kepegawaian Daerah;
4. Badan Koordinasi Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan;
5. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
6. Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani;
7. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;
8. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;
9. Kantor Lingkungan Hidup;
10. Kantor Ketahanan Pangan;

f. Lembaga lain sebagai bagian dari Perangkat Daerah, terdiri dari :
1. Badan

Pelaksana

Penyuluhan

Pertanian,

Perikanan

dan

Kehutanan;
2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
3. Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

70

4. Satuan Polisi Pamong Praja;
g. Kecamatan.
h. Kelurahan.

4.5 Badan Kepegawaian Daerah
Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah dibidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
Untuk

melaksanakan

tugas

tersebut,

Badan

Kepegawaian

Daerah

menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kepegawaian, pendidikan
dan pelatihan;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang Pengadaan dan Pemberhentian Pegawai, Mutasi dan
Pengembangan Pegawai, Pendidikan dan Pelatihan Pegawai serta
Dokumentasi dan Informasi Kepegawaian;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Pengadaan dan
Pemberhentian Pegawai, Mutasi dan Pengembangan Pegawai,
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai serta Dokumentasi dan
Informasi Ke