KOORDINASI DALAM PROSES ADMINISTRASI AKADEMIK : Studi Kasus Di Universitas Langlangbuana.
KOORDINASI DALAM PROSES
ADMINISTRASI AKADEMIK
( STUDI KASUS DI UNIVERSITAS LANGLANGBUANA )
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Inrtitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian syarat
Program Pasca Sarjana Bidang Studi
Administrasi Pendidikan
Oleh
:
Erliany Syaodih
9032194
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 9 3
Disetujui dan disahkan oleh :
Prof. Dr. Otcn^SufTsna, MSc, MEd.
Pembimbing I
Prof. DivH. Engkoswara, MEd.
Pembimbing II
PROGRAM PASCA SARJANA
IKIP BANDUNG
19 9 3
V
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan
sional
Nasional mengamanatkan,
pada
jenjang
pendidikan
menengah dan pendidikan
pemerintah maupun
Perguruan
organisasi
bangsa
Tinggi
Swasta (PTS)
dalam upaya
negara,
luar
pendidikan
oleh
swasta.
merupakan
pendidikan yang diselenggarakan
dan
masyarakat
dasar,
dan
tinggi, dilaksanakan baik
pihak
didirikan
Sistem
bahwa pendidikan na-
diselenggarakan melalui jalur sekolah
sekolah,
swasta,
tentang
membantu
belajar, di samping
oleh
mencerdaskan
pemerintah
mencapai
suatu
pihak
kehidupan
menciptakan
tujuan-tujuan
khusus yang menjadi misi dari PTS yang bersangkutan.
Sebagai suatu
satuan
pendidikan,
PTS
melaksanakan tugas utama yang sama dengan PTN,
kandung dalam
dikan
dan
Tridharma
dituntut
yang ter-
Perguruan Tinggi yaitu:
pengajaran, penelitian
dan
pendi
pengabdian pada
masyarakat. Dharma pendidikan dan pengajaran atau akade
mik
mencakup kegiatan perkuliahan (persiapan dan pelak
sanaan kuliah di kelas,
nulisan karya
laboratorium dan lapangan),
pe
ilmiah, serta ujian-ujian. Dharma peneli
tian mencakup kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pene
litian serta penyebaran hasil
penelitian
dalam
bentuk
seminar
dan diskusi-diskusi ilmiah.
Dharma
pengabdian
pada masyarakat mencakup partisipasi dosen dan mahasiswa
dalam kegiatan masyarakat berupa pemberian penataran dan
latihan serta berbagai bantuan
rakat
bagi pengembangan masya
lainnya.
Melalui berbagai kegiatan pelaksanaan tugas
di
atas,
kualitas
PTS pada prinsipnya ikut
sumber daya manusia, dengan
meningkatkan
sasaran
tercipta
kreatif yang mampu mengembangkan
manusia-manusia
dan
serta
pokok
dapat berperan serta dalam pembangunan
diri,
bangsa
negara. Untuk merealisasikan fungsi tersebut
dan
diperlukan
berbagai dukungan, di antaranya organisasi yang memadai,
para
pelaku organisasi yang mampu berorganisasi
dengan
baik
serta
karena
tanpa
dapat menghargai hasil
organisasi
dan hasil
organisasi,
organisasi
yang
memadai,
manusia akan hidup tanpa aturan.
Keberhasilan
dapat
dua
dan
perlu
dilihat
konsep
untuk
dari
pokok
keberhasilan
manajerial
yaitu efisiensi
mencapai
didukung oleh
Sebagai
suatu organisasi (PTS) pada dasarnya
hasil
berbagai
kegiatan
melalui
dan efektivitas,
tersebut
organisasi
komponen
yang
PTS
terkait.
organisasi, pelaksanaan
pendi
dikan di lingkungan PTS melibatkan banyak fihak. Pertana .
kelompok yang memberikan sumber daya dan sekaligus
batasan terhadap organisasi. Kelompok ini
donor seperti yayasan atau donatur lain,
pem-
meliputi para
supplier yaitu
para
penjual
barang
atau jasa kepada organisasi,
para pengatur yaitu kelompok yang
melakukan
terhadap organisasi, seperti pemerintah
dan
pengawasan
melalui
Koper
tis, Perguruan Tinggi Negeri sebagai pembina dan lembaga
terkait lainnya. Kedua,
kelompok yang mengatur
pemanfa-
atan sumber daya dalam proses transformasi untuk
pai
tujuan
organisasi. Mereka
staf yang meliputi para
manajemen,
para
terdiri
dosen
atas
pembantu
dan karyawan penunjang
yang
menca-
kelompok
pimpinan,
melaksanakan
kegiatan non akademik. Ketiga, yaitu kelompok yang raengkonsumsi keluaran organisasi seperti lembaga atau
sahaan yang mempekerjakan lulusan PTS dan
lembaga
perulain
termasuk masyarakat yang menyekolahkan putranya di PTS.
Dari gambaran di atas sekurang-kurangnya ada empat
hal
yang
membedakan pengorganisasian
sekaligus
membentuk
yang
1). unsur personil
yayasan
tetap
dan
dari
karakteristik
tenaga
terdiri
bantuan
menginduk (berpedoman)
yang
bersumber dari kemampuan
mahasiswa, serta 4).
yayasan.
Keempat
dengan
atas
2).
tenaga
tetap
tenaga
tidak
unsur
kepada PTN,
akadenik
3). unsur dana
masyarakat melalui
kelenbagaan
PTN
khusus PTS, yaitu
pemerintah,
PTN dan instansi lain,
yang
PTS
para
yang bernaung di bawah
karakteristik tersebut
mewarnai
dan
turut menentukan situasi organisasi sebuah PTS.
Pada
permasalahan
Universitas Langlangbuana
yang
dihadapi
Bandung
tampaknya
beberapa
diwarnai
oleh
4
ciri-ciri
relatif
di
masih
perbandingan
dan
atas. Dengan tingkat
rendah,
antara
1.1),
UNLA
jika
jumlah kelulusan
dilihat
dengan
untuk
dari
periode
berbagai
segera
yang
angkatan
terdaftar pada suatu
dihadapkan pada
yang cukup mendesak
kut
terutama
total mahasiswa yang
(Tabel
produktivitas
masalah
ditanggulangi.
Beri-
disajikan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam
penyelenggaraan kegiatan akademik di UNLA.
a.
Disiplin kerja para sivitas akademika dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran belum maksimal
Salah
satu indikatornya
adalah belum tingginya per-
sentase tingkat kehadiran tenaga pengajar dalam perkuliahan.
b.
( Tabel 1.2 )
Ketidakcocokan
yang
sama,
data
antara
lainnya.
Contoh:
periode
waktu
Registrasi
atau
satu
informasi
unit
untuk masalah
kerja
dengan
data jumlah mahasiswa dalam
tertentu,
berbeda
antara
BAAK dengan Bagian Keuangan
yang
suatu
Subbag
dan
dengan
Fakultas.
c.
Unit-unit kerja yang
ada
belum
unjuk kerja yang terintegrasi.
mampu
Hal
dari gejala-gejala sebagai berikut
1).Unjuk kerja yang berbeda,
antar
format-format
yang sama,
untuk
itu dapat dilihat
:
antar unit kerja
petugas dalam mengerjakan
(pekerjaan)
menampilkan
seperti
jenis
dalam
kelengkapan
atau
kegiatan
pengisian
akreditasi,
penyusunan laporan atau daftar isian lainnya.
2).Keterlambatan
(pekerjaan)
penyusunan
ujian,
dan
dalam
seperti
jadwal
pelaksanaan
kegiatan
ujian,
penyelesaian
kegiatan
atau
awal perkuliahan,
penyusunan
soal-soal
syarat-syarat ujian
negara
Iain-lain.
3).Ketidaksinkronan
seperti
pengaturan
beberapa
pelaksanaan perkuliahan
dan
kegiatan,
pengaturan
ruangan perkuliahan antar jurusan atau fakultas.
4).Petugas
atau
organisasi
jawab
unit-unit
kerja
saling melemparkan
kepada
fihak
lain
yang
ada
sesuatu
karena
dalam
tanggung
masing-masing
merasa bukan tugasnya.
5).Petugas atau unit kerja tertentu kurang berfungsi
sebagaimana mestinya, akibat
ketidakjelasan atau
ketidakmengertian akan tugasnya.
d.
Dampak dari permasalahan di atas yang juga merupakan
permasalahan
yang
dihadapi
adalah
masih
banyak
pekerjaan administrasi dan tugas-tugas akademik yang
belum dikerjakan.
6
TABEL
1.1
JUMLAH LULUSAN
BERDASARKAN ANGKATAN
TAHUN
JML.MHS.
ANGKATAN
TERDAFTAR
TAHUN
1989
KELULUSAN
1990
1991
1992
10
6
1
19
7
1
819
28
10
1985
1.074
29
20
1986
1.433
4
64
4
90
107
6
1982
338
1983
674
1984
JUMLAH
KEHADIRAN
SEMESTER
3
-
-
TABEL 1.2
DOSEN SELURUH FAKULTAS
PERSENTASE
Genap
1990/1991
83,03
Ganjil
1990/1991
77,18
Dari
dengan
3
beberapa permasalahan di
atas
dihubungkan
karakteristik PTS, maka yang menjadi salah
satu
permasalahan utama yang dihadapi oleh UNLA adalah sistem
administrasi akademik,
khususnya masalah koordinasi.
Hal ini diperkuat oleh laporan dari BAAK UNLA,
"... dua kendala
utama bagi administrasi di
UN1A,
khususnya
dalam administrasi akademik adalah
belum
tampak
kesadaran dari mahasiswa dalam
melaksanakan
atau
memenuhi
tuntutan
administratif
dan
belum
terwujudnya
koordinasi seperti yang
diharapkan
di
antara berbagai komponen yang terlihat dalam
sistem
penyelenggaraan perkuliahan"
(1991 : 8)
2.
Perunusan Masalah,
Produktivitas suatu sistem pendidikan,
perguruan tinggi,
dari
dari
dapat dilihat dari dua kriteria
jumlah lulusan
lulusan
khususnya
dan
kualitas
lulusannya.
Jumlah
bukan hanya berkenaan dengan banyaknya
setiap
yaitu
program tetapi juga dari
lulusan
ketepatan
penyelesaiannya pada program-program tersebut.
waktu
Kualitas
lulusan berkenaan dengan kualitas kemampuan akademik dan
atau kemampuan profesional serta karakteristik
dian
para
lulusan.
efektivitas
dikan.
Keduanya
sangat
dipengaruhi
Efektivitas berkenaan dengan per.formansi
pendidikan
output yang paling tinggi,
untuk mencapai
waktu
Sebagai
tinggi swasta
yang
telah
atau
sedangkan efisiensi berkenaan
terbatas
ditentukan.
suatu sistem,
memiliki
sistem
hasil
dengan pemakaian sumber-sumber atau input yang
terjalin,
oleh
dan efisiensi penyelenggaraan sistem pendi
penyelenggaraan
dalam
kepriba-
pendidikan pada
perguruan
tiga komponen utama yang saling
yaitu komponen input,
proses dan output
. Pen-
capaian ouput tidaklah semata-mata ditentukan oleh pihak
mahasiswa sebagai input tetapi ditentukan pula oleh prosesnya,
yaitu proses pendidikan dan pengajaran atau pro-
ses
akademik
yang
melibatkan
dua
komponen pendukung
berupa masukan instrumental dan masukan lingkungan.
sukan instrumental mencakup unsur: 1) sumber daya
Mamanu
sia atau personil yang terdiri atas pimpinan, dosen, te
naga
administrasi
3) faktor pendukung
yang
meliputi
dan
tenaga
teknisi,
(sarana dan
2) kurikulum,
fasilitas
bangunan, perabot
kantor
pendidikan)
dan peralatan
pendidikan. Masukan lingkungan berasal dari pihak Koper
tis, Pemerintah Daerah,
syarakat.
orang
tua
mahasiswa
dan
ma
Unsur-unsur tersebut diolah melalui suatu sis
tem administrasi perguruan tinggi agar mendukung kegiat
an pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian
pada masyarakat. Hubungan input, proses dan output dalam
sistem pendidikan tinggi swasta dapat dilihat
bar berikut.
pada gam
INPUT
PROSES
OUTPUT
Instrumental Input
- Sumber Daya Manusia
- Kurikulum
- Faktor pendukung
Administrasi
Kegiatan
Raw Input
>
- Pendidikan dan
>
- Penelitian
Pengajaran
MAHASISWA
LULUSAN
- Pengabdian pada
>
Masyarakat
Environmental Input
- Kopertis, PTN
- Masyarakat dan
Orang Tua
-
Pemerintah
Ganbar 1.1
Pendidikan di PTS Sebagai Suatu Sisten
Pendidikan
dan pengajaran atau
bidang
akademik
merupakan bidang kegiatan utama dalam PTS, sebab
bidang
ini yang secara langsung berkenaan dengan proses
pendi
dikan yang akan nenghasilkan lulusan. Pelaksanaan
kegi
atan akademik
membutuhkan dukungan administrasi (akade
mik) yang mantap agar berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut
Carl R.
Anderson
(1984: 19)
ada
lima
fungsi manajemen, yaitu: "planning, organizing,
direct
ing, staffing, dan controlling", dan organizing
merupa-
JO
kan
"...
the process
organization,
of arranging
departement
or
the resources of an
job
in order to achieve
objectives".
Dalam kegiatan akademik pada
organisasi pendidikan,
penyusunan
berbagai
PTS
pengorganisasian
kegiatan
yang
sebagai
suatu
ini menyangkut
dilakukan
oleh
berbagai pihak (pimpinan, dosen/asisten dan tenaga admi
nistrasi
dalam
melaksanakan
kegiatan
pengajaran, dengan dukungan perangkat
kat
pendidikan
dan
keras dan perang-
lunak yang ada.
Selanjutnya
gaskan
yaitu
bahwa
pengorganisasian
(1984:
melibatkan
21)
mene-
dua proses,
".. specialization and coordination", dan coordi
nation merupakan
information
work
Carl R. Anderson
"... process involving the transfer of
between jobs and people to avoid overlap of
and ensure that
effort and resources are balanced
across the total organization".
Mengingat masalah yang urgen dan banyak
oleh
Universitas Langlangbuana dalam
dihadapi
kegiatan akademik
menyangkut pengorganisasian,
khususnya koordinasi,
studi ini
masalah
difokuskan
pada
koordinasi,
maka
yaitu
koordinasi dalan proses adninistrasi akadenik.
3.
Penbatasan
nasalah
Studi ini secara luas termasuk bidang administra
si atau manajemen
perguruan
tinggi
swasta.
Mengingat
sangat luasnya permasalahan,
maka dalam studi ini diada-
kan beberapa pembatasan. Tiap
mempunyai kondisi,
potensi,
perguruan
dan
tinggi
karakteristik
sendiri,
oleh karena adanya keragaman
tersebut maka studi
batasi pada
tinggi
satu perguruan
swasta
ini di-
swasta saja,
yaitu
Universitas Langlangbuana.
Manajemen perguruan tinggi juga merupakan
yang luas.
Dari sisi
rencanaan,
pengorganisasian,
bidang
fungsi manajemennya ada fungsi pepenggerakan,
penyusunan staf
dan pengawasan.Dalam studi ini fungsi manajemen dibatasi
pada pelaksanaan satu fungsi saja,
yaitu
fungsi pengor
ganisasian dengan pengkhususan pada koordinasi.
Inti dari
proses pendidikan
di perguruan tinggi
adalah kegiatan pendidikan dan pengajaran atau
akademik.
kegiatan
Dalam studi ini kegiatan akademik dibatasi pa
da perkuliahan.
Kegiatan akademik atau perkuliahan dapat
menyangkut programnya (program akademik) yaitu kurikulum
dengan pelaksanaannya,
dapat pula menyangkut
sinya (administrasi akademik).
teliti dibatasi pada segi
Dalam studi
proses
administra-
ini yang
di-
administrasi akademik
(perkuliahan).
Administrasi akademik memiliki alur kegiatan yang
terdiri
atas
serentetan tahapan kerja
suatu proses administasi akademik yang
garis
besar
proses administrasi
pada beberapa tahap kegiatan,
yang
membentuk
sistemik.
akademik
Secara
berlangsung
yaitu penerimaan mahasiswa,
registrasi ,penjadwalan, pelaksanaan kuliah di kelas,laboratorium
dan di
lapangan,
ujian, penyelesaian studi,
ujian akhir, wisuda dan sertifikasi.
Untuk memperjelas alur proses administrasi akade
mik dilukiskan dalam gambar berikut:
Tahap:
Penerimaan
siswa
Maha
Baru
I
Registrasi
Mahasiswa
Penjadwalan
1
Pengambilan
Program Studi
1Perkuliahan
Bimbingan
4
Akademik
Ujian
TS
AS
N
1
Penyelesaian
Studi
Mahasiswa
Ujian Akhir
Program
1Wisuda
•*
Sertifikasi
Ganbar
1.2
Proses Adninistrasi Akadenik
(Modifikasi dari alur sistem administrasi akademik
yang disusun oleh Tim Sistemik IKIP Bandung)
Pelaksanaan koordinasi dalam proses
administrasi
akademik, berkaitan erat dengan komponen-komponen
nisasi
Perguruan
Tinggi,
baik
orga
yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan akademik. Komponen
komponen tersebut
adalah organisasi lembaga pendidikan,
kurikulum, pimpinan perguruan tinggi, staf akademik
dan
14
administrasi,mahasiswa, sarana dan prasarana pendidikan,
dana dan lingkungan.
Sebagai suatu sistem komponen-kom
ponen tersebut terlibat dalam proses administrasi akade
mik
dan sekaligus berpengaruh terhadap keluaran koordi
nasi maupun keluaran pendidikan.
Hubungan
antara koordinasi dalam proses adminis
trasi akademik dengan komponen-komponen organisasi
guruan
Tinggi
dalam alur sistem, dapat
dilihat
Per
dalam
gambar berikut.
Instrumental
Input
- Org.
-
Lemb.
Pend.
Kurikulum
- Pimp.& Tenaga Ak
Koord.dim.Proses
& Tenaga Admin.
- Sarana,Prasarana
Adm.
-
Dana
->
Akademik
-Pener.Mah.Baru
-Registrasi
-Penjadwalan
-Perkuliahan
Raw Input
-Uj ian
-Penyel.Studi
Mahasiswa
->
Coordination
Education
Output
Output
Pendidi kan
Efisien &
Efektif
-->
Lulusan
-Wisuda
Ganbar 1.3
Sisten Proses Adninistrasi
Akadenik
Pelaksanaan koordinasi dalam proses
administrasi
akademik antar unit kerja baik pada tingkat Universitas,
Fakultas Jurusan dan Unit-Unit administrasi dikembangkan
sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi, yang
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
R
E
K
PR
B
A
A
T
0
R
I
B
K
t"
A
U
M
t
i
Pemb.
DEKAN
DEKAN
DEKAN
Pemb.
Dekan
Pemb.
Dekan
Dekan
r
TU
TU
FAK
TU
TU
JUR
MAHASISWA
-J
MAHASISWA
Gambar
TU
JUR
DOSEN
DOSEN
DOSEN
-J
MAHASISWA
1.4
Koordinasi Proses Administrasi Akademik
Dalam Struktur Organisasi UNLA
Keterangan:
Garis
komando
Garis
koordinasi
FAK
JURUSAN
JURUSAN
JURUSAN
TU
FAK
JUR
4.
Penjelasan Istilah
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang maksud
judul penelitian ini,
maka beberapa kata
kunci akan dijelaskan berikut
Koordinasi,
diartikan
ini.
sebagai upaya yang dilaku-
kan oleh pimpinan PTS (Rektor/PR I,
Biro)
dalam
mempersatukan
atau ungkapan
Dekan/PD I,
sumbangan
Kepala
berbagai
sumber
daya yang ada pada PTS pada kegiatan akademik.
merupakan rangkaian
Proses administrasi akadenik,
kegiatan
yang
dilaksanakan sebagai
sumber daya manusia (tenaga
sumber daya alat dan dana,
penataan
berbagai
akademik dan administrasi),
untuk mencapai sasaran-sasar-
an kegiatan akademik.
Koordinasi dalan proses adninistrasi akadenik,
me
rupakan upaya yang dilakukan oleh pimpinan PTS (Rektor/
PRI,
Dekan/PDI,
bangan
Kepala Biro) dalam
mempersatukan
sum
tenaga akademik dan administrasi,dengan dukungan
alat dan dana yang ada,
dalam menyelenggarakan kegiatan
tertentu untuk mencapai sasaran-sasaran akademik.
5.
Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan
penelitian
ini,
yaitu:
yang
ingin
dicapai
dalam
17
a. Menemukan pola kebijakan koordinasi dalam
proses ad
ministrasi akademik pada Universitas Langlangbuana.
b. Mengetahui pelaksanaan dari pola kebijakan koordinasi
dalam proses administrasi akademik,
baik
pada tahap
persiapan, pelaksanaan maupun pelaporan kegiatan aka
demik .
c. Menemukan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan
koordinasi proses administrasi
akademik
pada Universitas Langlangbuana.
d. Mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pelak
sanaan koordinasi dan munculnya
permasalaha-permasa-
lahan pelaksanaan dalam koordinasi proses administra
si akademik.
6.
Manfaat Penelitian
Dari temuan-temuan hasil penelitian
harapkan dapat disusun saran-saran atau
tersebut di-
rekomendasi un
tuk berbagai pihak.
a.
Bagi Universitas Langlangbuana. Temuan-temuan terse
but dapat merupakan masukan bagi para
pimpinan Uni
versitas Langlangbuana tentang kekuatan dan kelemah
an
serta
permasalahan-permasalahan
yang
dalam koordinasi administrasi akademik.
dihadapi
Masukan ter
sebut dapat dijadikan bahan bagi peningkatan kegiatan-kegiatan
yang telah
baik,
dan juga bahan untuk
mengatasi kelemahan dan masalah-masalah yang dihadapi.
b.
Bagi
Kopertis,
PTN
penbina serta PTS lain. Temuan
hasil penelitian dapat menjadi contoh tentang kondisi serta permasalahan yang
dihadapi oleh
PTS.
Hal
itu dapat dijadikan bahan bagi Kopertis dan PTN pembina,
bagi pembinaan UNLA.
Bagi PTS
lain yang
meme-
liki kondisi dan situasi yang sama atau hampir
dapat dijadikan
sebagai
bahan
selanjutnya menjadi bahan bagi
perbandingan,
pengembangan
sama
untuk
lembaga
tersebut.
c.
Bagi para peneliti.
penelitian
dapat
Bagi para peneliti,
menjadi
bahan
temuan hasil
perbandingan atau
titik awal bagi penelitian selanjutnya.
d.
Di samping
Bagi pengembangan ilnu.
temuan-temuan hasil penelitian,
punyai
manfaat
bagi
hasil penelitian ini
praktis
diharapkan juga mem-
pengembangan
dapat
manfaat
teori.
memberikan
Minimal
justifikasi
tentang konsep atau prinsip-prinsip dalam ilmu admi
nistrasi pendidikan,
7.
Rincian
khususnya masalah koordinasi.
Masalah
Mengingat permasalahan yang diteliti
ting,
terutama
efektivitas
bagi
upaya
penyelenggaraan
penggalian materi,
peningkatan
efisiensi
pendidikan
di
tidak semata-mata hanya
laksanaan koordinasi,
tetapi juga
pada
sangat pen-
PTS,
dan
maka
mengenai pe
pola
kebijakan
1 9
yang digariskan
oleh pimpinan,
serta faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Berikut disajikan
akan
rincian dari permasalahan yang
diteliti.
1. Kebijakan pola koordinasi dalam
proses
administrasi
akademik yang digunakan.
a. Penyebaran tugas dan wewenang koordinasi
b.
Lembaga/unit-unit yang dikoordinasi
c. Kegiatan-kegiatan yang dikoordinasi
d.
Prosedur
koordinasi
2. Pelaksanaan koordinasi dalam proses administrasi aka
demik.
a.
Penerimaan dan registrasi mahasiswa.
b. Penyusunan bahan persiapan perkuliahan.
c. Penyusunan jadwal perkuliahan
d.
Penyiapan ruang kuliah
e.
Perkuliahan
f.
Perkuliahan di
laboratorium
g.
Perkuliahan di
lapangan
di
kelas
h. Ujian Tengah dan Akhir Semester
i. Skripsi
j.
Ujian negara
k.
Wisuda dan Sertifikasi
!•''•>
3. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi
4. Faktor-faktor
pendukung
dan
penghambat pelaksanaan
koordinasi dalam proses administrasi akademik.
a.
Faktor kepemimpinan
b.
Faktor sumber daya manusia
- Jumlah dan
kemampuan
- Etos kerja
c.
Faktor biaya,
d.
Faktor
sarana dan fasilitas
lingkungan
Vs
r?
«c *****
CD
2c^
&S^
?
&sc
C-i
£s
BAB
III
PROSEDUR PENELITIAN
Bab
ini akan membahas mengenai prosedur peneliti
an yang mencakup metode penelitian yang digunakan,
yang diteliti serta langkah pengumpulan
obyek
dan
pengolahan
bab
terdahulu,
data.
1.
Metode penelitian
Seperti
telah
dikemukakan pada
bahwa studi ini dipusatkan pada meneliti pola kebijakan,
pelaksanaan,
permasalahan
dan
hal-hal yang
melatarbe
lakangi pelaksanaan koordinasi dalam proses administrasi
akademik pada Universitas Langlangbuana.
masalah
tersebut
adalah pendekatan
kriptif,
akan
pendekatan
Untuk
meneliti
penelitian yang digunakan
deskriptif naturalistik.
Disebut des-
karena dalam penelitian ini obyek yang diteliti
digambarkan
sebagai
mana
adanya
sekarang,tanpa
menghubungkannya dengan keadaan sebelumnya atau sesudah-
nya, juga tanpa membandingkannya dengan kondisi
Penelitian
lain.
ini juga bersifat naturalistik,
data yang dikumpulkan bersifat alamiah
Dalam analisis akan juga dilihat
dan
menyeluruh.
hubungan secara menye
luruh antara aspek-aspek yang diteliti.
Dengan pendekat
an ini diharapkan diperoleh hasil kajian secara
lebih
utuh.
Data
kuantitatif
karena
tetap
digunakan
relatif
untuk
46
memperkaya data kualitataif. Dalam
akan
penelitian ini tidak
dibuat kesimpulan-kesimpulan yang bersifat genera-
lisasi karena temuan yang diperoleh akan bersifat spesifik. Studi ini lebih
bersifat studi kasus.
2.1nstrumen Penelitian
Metoda atau pendekatan
kan
adalah
pendekatan
penelitian
naturalistik
yang diguna
(kualitatif).
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti
Dengan
yang
peneliti
diperoleh
sendiri sebagai
bukan
sendiri.
instrumen, diharapkan
hanya data faktual
tetapi
juga
data kontekstual, yang terlihat, terdengar dan dirasakan
oleh peneliti sendiri.
Membantu mempermudah
nelitian
ini akan
berbentuk
Teknik
pengumpulan data, dalam pe
digunakan
observasi,
teknik
wawancara dan
pengumpulan
studi
observasi yang digunakan adalah
partisipatif
perilaku
untuk mendapatkan data
data
dokumenter.
observasi
tentang
non-
perilaku-
yang dapat diamati. Perilaku tersebut mencakup
kerjasama dan
interaksi antara petugas dalam
unit-unit
pelayanan akademik, dan pelayanan akademik yang diberikan
petugas kepada para
diamati
mahasiswa, sepanjang
hal itu dapat
dalam masa penelitian.
Teknik
pengumpulan data kedua dalam
penelitian
ini adalah wawancara. Melalui wawancara diharapkan dapat
dikumpulkan data
berbentuk
fakta, pendapat,
penilaian
47
maupun saran berkenaan dengan kegiatan administrasi aka
demik. Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang
kebijakan pimpinan
pelaksanaan
Biro
dalam
koordinasi kegiatan akademik,
koordinasi baik pada tingkat
maupun tingkat jurusan dan Bagian
Fakultas
atau
dan
SubBagian
oleh tenaga akademik dan administrasi. Wawancara juga di
gunakan untuk mengumpulkan data tentang
yang
masalah-masalah
dihadapi dalam pelaksanaan koordinasi administrasi
akademik dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan koordinasi dalam proses administrasi akademik.
Studi
dokunenter
merupakan
tehnik pengumpulan
data melalui pengumpulan dokumen, baik dokumen
maupun
rencana
dinasi
dalam
sebut
meliputi
peraturan
dan laporan-laporan hasil kegiatan koor
proses administrasi akademik. Dokumen ter
RIP, rencana kerja,
statuta, pedoman-pe-
doman, peraturan-peraturan, data statistik, kalender aka
demik, jadwal kuliah,
daftar induk,
persiapan
mengajar
atau catatan-catatan lain yang relevan dengan penelitian.
3.Obyek Penelitian
Untuk memperoleh data yang
semua komponen
yang
utuh dan
menyeluruh,
terlibat dalam koordinasi adminis
trasi akademik seperti yang telah dirinci dalam rincian
masalah akan diteliti, namun pelaksanaannya
disesuikan
dengan kondisi dan situasi lapangan.
Personil atau individu dalam unit-unit
kerja
di
48
PTS baik tenaga akademik maupun administrasi yang terli
bat
dalam
proses koordinasi kegiatan administrasi aka
demik akan dijadikan informan. Mereka terdiri
atas pim
pinan universitas beserta para pembantunya, pimpinan fa
kultas, ketua jurusan, para dosen, dosen wali, pimpinan
biro, kepala bagian, subagian, staf administrasi dan pa
ra
mahasiswa.
Sebagai lembaga pendidikan
tinggi, UNLA memiliki
jaringan organisasi yang cukup besar. UNLA memiliki lima
fakultas dengan 11 jurusan/program studi yang melibatkan
327
tenaga
pengajar,
baik tenaga
tetap
(negara
dan
yayasan) dan tenaga tidak tetap. Dalam unit administrasi,
pada tingkat universitas memiliki dua biro dengan 10 Ba
gian dan melibatkan kurang lebih
trasi, sedangkan
pada
50 orang staf adminis
tingkat fakultas
melibatkan
40
orang tenaga administrasi.
4.Rencana Pengunpulan dan Pengolahan Data
Ada
pengumpulan
pendekatan
beberapa
dan
tahapan yang akan
pengolahan data.
Sesuai
penelitian yang digunakan
ditempuh
dalam
dengan
sifat
yaitu
deskriptif
naturalistik, maka pengumpulan dan pengolahan data
dilakukan
secara
sirkuler,
melalui
tahap-tahap peng
umpulan data, analisis, verifikasi, penyusunan
pengumpulan
data kembali dan
akan
laporan,
seterusnya sampai ditemu
kan data dan kesimpulan yang diharapkan.
49
a.Pengunpulan Data
Melalui
kegiatan wawancara, observasi dan
studi
dokumenter,informasi yang diperoleh dicatat dalam bentuk
catatan lapangan (field notes). Untuk menjamin keabsahan
informasi, dilakukan kegiatan triangulasi dengan mencari
informasi dari
responden
lain atau dengan cara memban-
dingkan data hasil pengamatan dengan
cara, membandingkan
dengan
apa yang
diutarakan
pengutaraan secara pribadi,
dengan pendapat atau
b.
dokumen dan wawan
secara
pendapat
umum
seseorang
pandangan orang lain .
Analisis Data
Analisis
data
merupakan
proses
penyusunan
data agar dapat ditafsirkan, melalui penggolongan
pola,
tema dan
kategori tertentu. Untuk
dalam
mencapai
hal
tersebut dilakukan tiga langkah utama, yaitu:
1) Reduksi data dalam
simplifikasi,
mentah
ini
hasil
bentuk
pengabstraksian,
penyeleksian, pemfokusan,
dan
transformasi
data
yang telah diperoleh. Dengan proses reduksi data
akan
diperoleh
pengamatan
gambaran yang lebih
dan juga
mencari kembali data lain
memudahkan
tajam tentang
peneliti
untuk
yang diperlukan.
2) Penyajian Data. Maksud penyajian data adalah penyusun
an informasi dengan sistematis (teratur) agar dapat
di-
buat kesimpulan dan tindakan lebih lanjut. Untuk kelengkapan
penyajian
bagian-bagian
tertentu akan disajikan
50
dalam bentuk matriks, grafik, 'network'atau bagan.
3) Menarik kesinpulan. Walaupun sejak awal pengumpulan
data, kesimpulan telah dibuat namun kesimpulan
tersebut
masih bersifat sementara, masih diperlukan penyempurnaan
pada saat data atau informasi bertambah.
Setelah
masih
ada
dikumpulkan
ketiga tahapan tersebut terlewati, jika
pertanyaan baru atau data
kegiatan
reduksi, display
lain
dan
yang
perlu
verifikasi
data akan dikerjakan kembali. Demikian seterusnya sampai
diperkirakan sudah tidak ada lagi data yang perlu dicari.
BAB
VI
KESIMPULAN, PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI
1-Kesimpulan.
a. Pola Kebijakan Koordinasi Dalan Proses Adninis
trasi Akadenik
Kebijakan
koordinasi
dalam proses administrasi
akademik Universitas Langlangbuana, sejalan dengan kebi
jakan
koordinasi dan pengelolaan institusi tersebut se
cara keseluruhan, mengacu kepada PP Nomor 30 Tahun 1990,
yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan setempat.
Rektor sebagai penanggung jawab utama Universitas
berperan
memberikan kebijakan umum
dalam
administrasi
akademik. Penjabaran dari kebijakan umum tersebut diker
jakan oleh unit-unit kerja atau tim-tim khusus yang
koordinasi
oleh Pembantu Rektor I. Beberapa
dari kebijakan
RIP,
Rektor tersebut
pedoman
penjabaran
tertuang dalam Statuta,
Kurikulum, Pedoman Akademik, Pedoman
Akademik,
di
Kalender Akademik dll. Beberapa
dasar seperti Statuta, RIP,
Administrasi
program
unsur-unsur
dari kurikulum dibahas dulu dalam Senat Universitas
dan
dasar
se
belum disyahkan, program atau pedoman yang lain langsung
160
disyahkan oleh Rektor bahkan oleh Pembantu Rektor. Prog
ram dan pedoman-pedoman tersebut
selain merupakan pedo
man kerja juga berfungsi sebagai alat koordinasi.
Dekan
dibantu
oleh
Pembantu
Dekan I,
berperan
mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan akademik yang sudah
dijabarkan dalam bentuk program-program dan pedoman aka
demik pada Fakultasnya masing-masing. Kepala Biro, khu
susnya BAAK
nunjang
mengkoordinasi pelaksanaan administrasi pe
akademik, seperti penerimaan
mahasiswa, regis
trasi, penyusunan jadwal kuliah, ujian, wisuda, sertifi
kasi dll.
Dengan
pola
koordinasi
seperti
itu,
proses
administrasi akademik telah dapat terlaksana, walaupun
belum semua berjalan efisien dan efektif.Kekurangsinkronan pelaksanaan beberapa kegiatan administrasi
akademik
masih ditemukan.Kekurangsinkronan ini dapat dilihat dari
adanya
keterlambatan-keterlambatan. Dosen terlambat me-
nyerahkan
kesediaan
waktu mengajar,
ujian, memulai kuliah, melaksanakan
hasil ujian
rencana,
menyiapkan
ujian,
menyerahkan
dll. Tim atau panitia terlambat
melaksanakan kegiatan, menyusun
bahan
menyusun
laporan
dll.
Unit-unit administrasi terlambat menyiapkan daftar isian,
menyampaikan pengumuman, memproses sesuatu, melaksanakan
162
tugas,
membuat laporan dsb. Kegiatan akademik ada
yang
simultan, tetapi ada juga yang berjalan
beru-
rutan, keterlambatan mengerjakan sesuatu kegiatan
dapat
berjalan
menimbulkan
keterlambatan
bagi
penyelesaian
kegiatan
berikutnya.
Ada
lakangi
beberapa faktor yang diperkirakan melatarbe
kelemahan-kelemahan
koordinasi
dalam
proses
administrasi akademik. Pertama, program kerja masih ber
sifat umum (belum operasional) dan belum disertai dengan
petunjuk pelaksanaan dan/atau petunjuk teknis. Kedua,pe
doman-pedoman kurang jelas dan penafsirannya bisa berbeda
Ketiga,jalur komunikasi yang kurang lancar serta infor
masi yang kurang lengkap. Keempat, kekurangan dana dan/
atau peralatan untuk pelaksanaan kegiatan. Kelima,kemam
puan
dan
motivasi
kerja
yang
belum
sesuai
dengan
tuntutan.
b.Koordinasi Dalan Proses Adninistrasi Penerinaan
Mahasiswa Baru, Registrasi dan Penjadwalan
Secara
atas
tahap
garis besar administrasi akademik dibagi
tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan.
mahasiswa
Tahap persiapan
mencakup
penerimaan
baru dan registrasi/herregistrasi. Penerimaan
16
mahasiswa baru meliputi kegiatan
publikasi, pendaftaran
dan seleksi calon mahasiswa.
1) Koordinasi Tahap Perencanaan
Secara
umum telah ada koordinasi pada
tahap pe
rencanaan penerimaan mahasiswa baru. Kegiatan koordinasi
diwujudkan dalam bentuk pengeluaran
SK Rektor
tentang
panitia, rapat-rapat panitia serta konsultasi staf kepa
da ketua seksi, atau ketua seksi
kepada
ketua
panitia
pada awal kegiatan. Materi yang dibahas dalam rapat men
cakup bentuk dan sasaran kegiatan, penegasan tugas serta
penentuan target waktu, sedangkan
konsultasi
untuk memecahkan masalah-masalah yang
digunakan
muncul.
Perencanaan penerimaan mahasiswa baru belum memi
liki
program atau perencanaan tertulis,
dan kegiatan serta
jadwal
kegiatan
mahasiswa baru
sasaran
disampaikan secara
lisan dalam rapat. Walaupun ada beberapa
kegiatan penerimaan
semua
dapat
keterlambatan,
berjalan de
ngan tertib. Hal itu bukan saja karena telah berjalannya
fungsi koordinasi, tetapi juga karena
penerimaan
maha
siswa baru telah merupakan kegiatan rutin, yang dikerja
kan oleh tim yang relatif tetap.
Sedikitnya ada dua dampak yang timbul dari sistem
164
koordinasi
perencanaan
kegiatan
PMB
tersebut,
yaitu
1) konsistensi kegiatan yang direncanakan dari satu pe
riode ke periode lain kurang terjamin. Hal itu menyulit-
kan kontrol terhadap tingkat keberhasilan atau kekurang
an dari perencanaan terdahulu, 2) koordinasi perencanaan
demikian sangat mengandalkan tanggung jawab pribadi per
sonil sehingga tingkat keberhasilan sasaran sukar diten
tukan .
Kegiatan
kegiatan,
baru.
registrasi mahasiswa
yaitu
registrasi bagi
terbagi atas
mahasiswa
lama
Bagi mahasiswa lama herregistrasi dilakukan
dua
dan
pada
tingkat Universitas dan Fakultas sedangkan bagi mahasis
wa baru pada tingkat Universitas, Kopertis dan Fakultas.
Hampir
trasi tidak
pada seluruh kegiatan
ada koordinasi secara khusus.
kerja yang terlibat
secara
perencanaan regis
Setiap
mempersiapkan keperluan
sendiri-sendiri.
Petunjuk
bagi
registrasi
para mahasiswa
untuk melakukan kegiatan registrasi/heregistrasi
kan melalui pengumuman yang tertera pada
lembar
kangi
pengumuman.
trasi sebagai kegiatan
belum optimalnya
naan .
rutin,
namun
disam-
spanduk
Keadaan ini tampaknya
tidak hanya oleh anggapan bahwa
unit
dilatarbela
kegiatan
juga
atau
regis
menunjukkan
fungsi koordinasi pada tahap
perenca
165
2) Koordinasi Tahap Pelaksanaan
Pada batas-batas
kegiatan
penerimaan
terentu, koordinasi pelaksanaan
mahasiswa
baru
sudah
berjalan.
Walaupun demikian, sesuai dengan bentuk kegiatannya, ada
perbedaan bentuk koordinasi antara satu kegiatan
lainnya.Koordinasi
berjalan
dan
pelaksanaan kegiatan
seleksi
dengan
sudah
nampak jelas. Hal tersebut dapat terlihat
dari ketepatan waktu pelaksanaan seleksi serta
sedikit-
nya permasalahan yang dihadapi. Koordinasi kegiatan pub
likasi
dan
pendaftaran belum berjalan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat dari adanya
pengabaian
personil (fa
kultas) yang sudah ditunjuk pada seksi pendaftaran serta
adanya keterlambatan waktu kegiatan publikasi.
Seperti halnya pada tahap perencanaan, pada tahap
pelaksanaan kegiatan penerimaan mahasiswa baru juga sama
koordinasi dilakukan secara informal dan insidental, me
lalui pemantauan atau dialog langsung di tempat kegiatan
sambil melaksanakan kegiatan.
Materi
berkenaan dengan pelaksanaan dan
yang dikoordinasi
hasil kerja yang telah
dicapai, serta masalah-masalah yang dihadapi. Koordinasi
belum menyentuh pada koordinasi personil yang
melakukan
kegiatan penerimaan mahasiswa baru.
Walaupun
ada beberapa permasalahan ,
khususnya
dalam kegiatan publikasi dan pendaftaran calon
wa,
namun
kegiatan
pendaftaran
tetap
mahasis
berjalan.
tersebut memberi bukti bahwa walaupun dengan
Hal
koordinasi
yang lemah, personil tetap melaksanakan tugas. Ada bebe
rapa hal yang menjadi latar belakang
di antaranya:
keadaan
tersebut,
a) pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan
rutin dan masih sederhana sifatnya, setiap personil yang
terlibat melaksanakannya
sebagai kegiatan biasa (sehari
-hari), b) karena adanya
rasa
bertanggung
jawab
atas
tugas yang diberikan, 3) personil yang terlibat mendapat
tambahan
insentif.
Seperti halnya pada tahap
hap
pelaksanaan
koordinasinya
perencanaan,
kurang
begitu
Unit-unit kerja yang terlibat, bekerja menurut
annya masing-masing, sehingga
pada ta
jelas.
kebiasa-
banyak ditemui kekurangan
atau keterlambatan. Di samping akibat
kurangnya koordi
nasi dalam pelaksanaan, keterlambatan juga banyak
ngaruhi oleh kemampuan
dan
sikap
dipe
para mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan registrasi atau herregistrasi. Ke
mampuan berkenaan dengan kemampuan
waktu
sedangkan
membayar
SPP
tepat
sikap berkenaan dengan ketepatan maha
siswa melakukan registrasi/herregistrasi.
167
3) Koordinasi
Tahap
Pelaporan
Koordinasi pelaporan
siswa
kegiatan
penerimaan maha
baru nampak jelas jika dibandingkan dengan
persiapan dan pelaksanaan.
dalam
-- ••
beberapa
tempat tugas,
tahap
Kegiatan koordinasi dilakukan
bentuk,
seperti pemantauan langsung ke
laporan lisan serta pengecekan hasil (pen-
capaian target) secara individual maupun dalam rapat.
Koordinasi pada tahap
pelaporan kegiatan publi
kasi dan seleksi dilakukan dalam rapat,
taran dilakukan secara lisan dan
Hampir
pada
setiap
koordinasi lebih diarahkan
kegiatan pendaf
tertulis.
kegiatan
pada
hasil
tahap
pelaporan,
kegiatan,
bukan
pada koordinasi proses maupun personil yang melaksanakan
kegiatan/pekerjaan. Hal tersebut
tampaknya
oleh beberapa
1) keterbatasan
hal, di antaranya:
dipengaruhi
haman para koordinator terhadap fungsi kegiatan
ranan dukungan personil bagi pencapaian hasil,
dinator tidak
memiliki
sanakan hal-hal tersebut.
kian
atau
menyebabkan
masih
kekurangsinkronan
waktu
dan pe
2)
yang cukup untuk
Pelaksanaan
pema
koordinasi
koor
melak
demi
adanya
beberapa keterlambatan
dalam
pelaksanaan
sejumlah
kegiatan.
Salah satu indikator dari keberhasilan penerima-
168
an mahasiswa baru adalah tercapainya jumlah yang
ditar-
getkan dengan kualitas input yang diharapkan, serta
laksanaan kegiatan berlangsung pada
Sedangkan salah satu indikator
waktu
yang
keberhasilan
pe
tepat.
koordinasi
dalam kegiatan tersebut adalah tercapainya efisiensi dan
efektifitas
dalam
berbagai kegiatan yang berkenaan de
ngan penerimaan mahasiswa baru.
Meskipun dengan beberapa kali perpanjangan waktu
pendaftaran,
secara kuantitas penerimaan mahasiswa
memenuhi target yang diharapkan,
namun
belum
target secara kualitas. Adanya perpanjangan
memenuhi
waktu
daftaran dan dua kali ujian seleksi, juga dapat
Sesuai
pen
menjadi
petunjuk belum optimalnya fungsi koordinasi dalam
rimaan mahasiswa baru
baru
pene
.
bentuk kegiatannya,
ada perbedaan
koor
dinasi pada tahap pengawasan antara satu kegiatan regis
trasi dengan kegiatan registrasi lainnya. Walaupun hanya
melalui evaluasi hasil kerja yang ditampilkan,
si
pelaporan
kegiatan
registrasi ke
koordina
Kopertis
lebih jelas apabila dibandingkan dengan kegiatan
tampak
regis
trasi di universitas atau fakultas.
Seperti halnya
koordinasi pelaksanaan, koordina
si tahap pelaporan registrasi di tingkat universitas ju
ga berjalan kurang lancar. Keadaan tersebut ada kaitannya
169
dengan hal-hal lain, diantaranya a) sistem informasi re
gistrasi mahasiswa yang belum tertata baik, b)koordinasi
di antara unit kerja yang terlibat masih lemah, c) belum
ada pengaturan sistem koordinasi secara terpusat,d) ter
ikat
dengan kondisi keuangan mahasiswa dan
e)
terikat
dengan kemampuan dan kemauan unit kerja yang terlibat.
Karena
koordinasi
hampir
dan
setiap fakultas
kebijaksanaan
koordinasi pelaporan antara
memiliki
registrasi
sistem
tersendiri,
satu fakultas dengan fakul
tas lain juga ada perbedaan. Fakultas yang memiliki
ringan kerja yang
sudah
koordinasi pelaporan
terkoordinasi,
memperlihatkan
yang lebih jelas dibandingkan
ngan fakultas yang tidak memiliki
terkoordinasi. Fakultas
ja
jaringan
kerja
de
yang
yang menerapkan banyak kebijak
sanaan dalam pelaksanaan registrasi mahasiswa, memperli
hatkan koordinasi pelaporan yang kurang jelas.
Walaupun
tidak ada koordinasi
pe laporan
yang
sama dan jelas, pada batas-batas tertentu sebagian besar
personil
melaksanakan tugasnya
ini tampaknya tidak ada
masing-masing.
Kondisi
kaitannya dengan bentuk koordi
nasi yang dilaksanakan, namun lebih menyangkut pada
gas dan tanggung jawab masing-masing.
tu
Tanpa koordinasi,
para personil bekerja berdasarkan kebiasaan. Hal itu di
samping
berdampak kurang terjaminnya mutu
hasil kerja,
1 70
pada batas-batas tertentu juga merupakan petunjuk kurang
terjalinnya koordinasi pelaporan secara terpusat.
c.Koordinasi Proses Adninistrasi Perkuliahan
Kegiatan perkuliahan mencakup sejumlah aktivitas
baik aktivitas pendukung perkuliahan,
kalender akademik dan
jadwal
seperti penyusunan
kuliah,
maupun
kegiatan
perkuliahannya itu sendiri,
yang terdiri atas penyiapan
sarana dan prasarana kuliah,
pembuatan persiapan
menga
jar dan pelaksanaan perkuliahan.
1) Koordinasi Tahap
Perencanaan
Koordinasi perencanaan penyusunan kalender
demik dilakukan pada tingkat universitas, sedangkan
koordinasi
perencanaan
dilakukan pada fakultas.
pembuatan
jadwal
aka
ko-
perkuliahan
Perencanaan penyusunan kalender
akademik dibuat oleh Bagian Perencanaan dan dikoordinasi
oleh PR I. Perencanaan penyusunan kalender akademik
rupakan pekerjaan yang sederhana sebab
me
hanya meniru ka
lender akademik tahun lalu dengan beberapa penyesuaian.
Apabila dibandingkan dengan koordinasi pembuatan
kalender
akademik,
koordinasi
perencanaan
pembuatan
17 J.
jadwal perkuliahan tampak lebih kompleks karena melibat
kan
banyak pihak luar,
Kendati
demikian,
kegiatan
di antaranya dosen
karena kegiatan
luar
tersebut
biasa.
merupakan
rutin dan ada dalam jangkauan koordinasi
sederhana,
terlepas
dari
kualitas
perencanaan penyusunan jadwal
berjalan
lancar
hasil,
perkuliahan
koordinasi
pada umumnya
(tepat waktu).
Di samping penyusunan
jadwal
umum,
perencanaan
perkuliahan juga menyangkut kerjasama antara dosen
bina dengan
ahan.
asisten dalam pembuatan persiapan
Bentuk koordinasi perencanaan
satu pengajar
yang
dengan
tim
pengajar
pem
perkuli
perkuliahan
antara
lainnya berlainan.
Di samping itu ada juga tim yang tidak melakukan koordi
nasi dalam perencanaan perkuliahan.
Keragaman koordinasi perencanaan kegiatan perku
liahan tersebut dilatarbelakangi
antaranya,
kondisi
karena
perbedaan
oleh beberapa
kebiasaan,
lembaga di mana tim-tim
itu
hal, di
persepsi
berada.
Kebiasaan
berkenaan dengan apa yang dilakukannya di PTN,
berkenaan
dengan
cara
memandang
serta
persepsi
permasalahan
dari
kacamatanya sendiri sedangkan kondisi berkenaan dengan
aturan
masing.
serta
sistem yang berlaku di
Terlepas
fakultas
dari jumlah serta kualitas
masingtim
melaksanakan koordinasi perencanaan perkuliahan,
yang
adanya
172
keragaman
tersebut menunjukkan belum berjalannya
koor
dinasi secara terpusat.
2) Koordinasi Tahap
Kalender
Pelaksanaan
akademik
merupakam
perangkat
lunak
koordinasi di tingkat fakultas. Dengan kalender tersebut
setiap
fakultas membuat jadwal
perkuliahan
masing-ma
sing.Jadwal tersebut merupakan perangkat lunak koordina
si yang memberi pedoman pada pelaksanaan perkuliahan.
Jadwal
pelaksanaan
perkuliahan memperjelas
perkuliahan. Jadwal
koordinasi tahap
tersebut
memberi
pe
tunjuk tentang pembagian tugas dan tanggung jawab masingmasing personil.
Yang menjadi permasalahan adalah pelaksanaan koor
dinasi
yang
sudah
terjadwal
tersebut
tidak
selalu
berjalan lancar. Terutama koordinasi antara dosen pembi
na dengan asisten, tidak
selamanya
berjalan
harmonis.
Ketidakcocokan, kadang-kadang mewarnai koordinasi pelak
sanaan
perkulihan.
Hal itu
tampaknya dilatarbelakangi oleh beberapa
hal, diantaranya perbedaan persepsi masing-masing pihak
terhadap tugas dan tanggung jawabnya, komunikasi di an
tara tim, serta cara kerja yang sudah menjadi kebiasaan.
Kendati kurang adanya harmonisan koordinasi,
laksanaan
perkuliahan.
Pada
umumnya
sebagian
besar
kegiatan perkuliahan tetap berlangsung dan memenuhi
get.
Hal
itu terjadi karena para asisten
tetap dan selalu
siap melaksanakan
tanpa koordinasi dengan
jalankan.
Hal
dosen
pe
tar
adalah tenaga
tugas.
Dengan atau
pembina tugas tetap di-
ini juga merupakan suatu fenomena kurang
nya koordinasi,
namun sekaligus menunjukkan bahwa rasa
tanggung jawab akan tugas
dapat
mengatasi
kelemahan
koordinasi.
3) Koordinasi Tahap Pelaporan
Daftar kehadiran dosen di BAAK,
koordinasi pelaporan
tingkat universitas.
perkuliahan
secara
formal
Karena hasil pemantauan
rahkan kepada fakultas,
maka
secara
laporan tersebut
ini
formal
pelaporan dilaksanakan menurut jenjang.
rena penyampaian
merupakan
Akan
dari
dise
koordinasi
tetapi ka
tidak rutin,
ringkali terlambat maka koordinasi pelaporan
alat
dan
juga
se-
se
ring tidak lancar.
Adanya keragaman pendataan dan pengawasan
diran dosen pada beberapa
lemahnya koordinasi pada
fakultas,
tahap
menunjukkan
pelaporan
keha
masih
perkuliahan.
174
Hal itu berkaitan erat dengan kesungguhan para dosen dan
staf tata usaha dalam mencatat dan
ahan, serta
melaporkan
perkuli
adanya mekanisme kerja yang kurang efisien.
Koordinasi pelaporan
kehadiran dosen
tidak se-
ragam, beberapa fakultas mengadakan koordinasi menjelang
akhir perkuliahan, Fakultas E
beberapa fakultas
cara pengawasan
sendiri,
yang lain koordinasinya lemah sekali.
Walaupun telah ada pengawasan dan pencatatan
data keha
diran dosen, namun hanya sedikit yang telah diberi
tin-
dak lanjut. Dengan demikian data hasil pelaporan dimanfaatkan secara maksimal.
Keadaan tersebut bukan saja mencerminkan koordi
nasi yang kurang berkesinambungan, tetapi
sekaligus me
nunjukkan masih lemahnya penerapan prinsip efisiensi.
d.Koordinasi Proses Adninistrasi Evaluasi, Hisuda
dan Sertifikasi
Kegiatan evaluasi atau ujian dilaksanakan
dua tahap. Tahap
pertama
adalah
evaluasi/ujian
dalam
lokal
yang diselenggarakan oleh PTS, dan tahap kedua ujian ne
gara yang
diselenggarakan
melalui
Kopertis.
Evaluasi
lokal meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semes
ter dan ujian Skripsi,
sedangkan
ujian
ti ujian tulis Negara dan ujian lisan.
negara melipu
Koordinasi tahap perencanaan evaluasi/ujian lokal
dilakukan oleh fakultas (Dekan),
sedangkan
ujian negara
dikoordinasi oleh Kopertis.
1) Koordinasi Tahap Perencanaan
Kegiatan koordinasi persiapan tiap
tidak selalu sama,
lebih nampak
koordinasi
persiapan
macam
ujian
ujian
negara
jelas dibandingkan dengan ujian lokal. Hal
tersebut dipengaruhi
oleh
adanya koordinasi pada tahap
yang lebih tinggi, dilaksanakan secara lebih formal ser
ta karena melibatkan lembaga-lembaga di luar PTS.
Kegiatan koordinasi persipan ujian pada berbagai
Fakultas juga tidak sama. Fakultas-Fakultas
yang
telah
memiliki jaringan koordinasi yang lebih mapan,
persipan
ujiannya lebih baik jika
Fakultas
dibandingkan
dengan
kurang mapan.
Di hampir seluruh fakultas,
pada tahap persiapan
sing
ujian
tidak ada koordinasi
tengah semester.
dosen/asisten mempersiapkan sendiri.
Masing-ma
Hampir
pada
setiap fakultas,koordinasi kegiatan ujian akhir semester
lebih
ujian
nampak
jelas jika dibandingkan
dengan
kegiatan
lain.
Tidak semua Fakultas
memiliki jaringan koordina-
176
si kegiatan persiapan ujian/evaluasi
dan mapan,
yang
sudah
jelas
tetapi walaupun dengan beberapa keterlambatan
pada umumnya ujian-ujian dapat dilaksanakan pada
waktu
nya. Keterlaksanaan persiapan ujian bukan hanya dipenga
ruhi
oleh
koordinasi
dari
pelaksana.
tetapi
Lemahnya
siapan ujian berkaitan
dan dosen
koordinasi pada kegiatan per
erat
dengan status para pejabat
di UNLA, yang sebagian besar berstatus
tidak tetap.
Status
dosen
pelaksanaan koordinasi,
sulitan
oleh rasa tanggung jawab
tidak tetap dapat menghambat
terutama karena
menyangkut
komunikasi serta banyaknya beban
institusi tetapnya, disamping adanya
kan
dosen
tugas
sikap
kepada
menomordua-
tugas-tugas pada PTS.
2) Koordinasi Tahap
Pelaksanaan
Sesuai dengan
koordinasi
dengan
karakteristik dan kebutuhan ujian,
pelaksanaan
kegiatan
satu
kegiatan
ujian lainnya.
ujian tengah semester,
ujian
Koordinasi
hampir tidak nampak
berbeda
pelaksanaan
karena kegi
atan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada para Dosen.
Walaupun
tanpa koordinasi
yang
jelas, sebagian
besar Dosen melaksanakan ujian tengah semester.
Hal itu
menunjukkan bahwa tanpa koordinasi khusus kegiatan
ter-
177
sebut dapat terus berlangsung.
Ada beberapa faktor
melatarbelakangi hal itu, di antaranya
yang
a) UTS merupakan
kegiatan rutin sehingga tanpa koordinasipun tetap berja
lan, b) adanya rasa tanggung jawab yang
Dosen dan personil yang terlibat
Hampir
pada
setiap
kuat
dari para
.
fakultas,
akhir semester dikoordinasi secara
kegiatan
khusus
ujian
dalam
suatu
kepanitiaan oleh PD I/Jurusan. Kejelasan beban dan tang
gung jawab masing-masing
personil memudahkan koordinasi
pelaksanaan UTS, sehingga garis koordinasi menjadi lebih
jelas. Kegiatan koordinasi terutama menyangkut penyiapan
bahan dan pelaksanaan ujian.
Karena belum adanya peraturan atau pedoman khusus
dari Universitas atau Kopertis,
koordinasi
pelaksanaan
ujian skripsi pada setiap fakultas berbeda-beda.
adanya kecenderungan koordinasi
dan
Nampak
pelaksanaan
ujian
skripsi mengikuti cara yang diterapkan pada PTN pembina,
disesuaikan dengan kondisi Fakultas
masing-masing.
Hal
itu memberikan petunjuk masih kurang terjalinnya koordi
nasi dari pusat ke Fakultas-Fakultas,
dan
dapat berpe
ngaruh terhadap pengawasan kualitas skripsi.
Sesuai
yang ada di
dengan status akreditasi
UNLA
(diakui dan
Jurusan-Jurusan
terdaftar),
pelaksanaan
ujian tulis negara secara keseluruhan dikoordinasi
oleh
Kopertis melalui suatu tim pelaksana ujian tulis negara.
178
Pelaksanaan ujian pada suatu Fakultas dikoordinasi
oleh
Fakultas pembinannya masing-masing. Karena garis koordi
nasi,
peraturan dan pembagian tugasnya cukup
laupun melibatkan
dan
jelas, wa
banyak pihak di antaranya PTN pembina
Kopertis, pelasanaan kegiatan
ujian
tulis
negara
dapat berjalan dengan lancar.
3) Koordinasi Tahap
...
Pelaporan
?»•
_
Sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan kegia
tan
masing-masing,
koordinasi
tahap
pelaporan
setiap kegiatan juga berbeda-beda. Kegiatan
UTS
hanya melibatkan dosen, asisten dan mahasiswa.
bagi
karena
Kegiatan
ini berjalan walaupun tanpa koordin
ADMINISTRASI AKADEMIK
( STUDI KASUS DI UNIVERSITAS LANGLANGBUANA )
TESIS
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Inrtitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi sebagian syarat
Program Pasca Sarjana Bidang Studi
Administrasi Pendidikan
Oleh
:
Erliany Syaodih
9032194
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 9 3
Disetujui dan disahkan oleh :
Prof. Dr. Otcn^SufTsna, MSc, MEd.
Pembimbing I
Prof. DivH. Engkoswara, MEd.
Pembimbing II
PROGRAM PASCA SARJANA
IKIP BANDUNG
19 9 3
V
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
Pendidikan
sional
Nasional mengamanatkan,
pada
jenjang
pendidikan
menengah dan pendidikan
pemerintah maupun
Perguruan
organisasi
bangsa
Tinggi
Swasta (PTS)
dalam upaya
negara,
luar
pendidikan
oleh
swasta.
merupakan
pendidikan yang diselenggarakan
dan
masyarakat
dasar,
dan
tinggi, dilaksanakan baik
pihak
didirikan
Sistem
bahwa pendidikan na-
diselenggarakan melalui jalur sekolah
sekolah,
swasta,
tentang
membantu
belajar, di samping
oleh
mencerdaskan
pemerintah
mencapai
suatu
pihak
kehidupan
menciptakan
tujuan-tujuan
khusus yang menjadi misi dari PTS yang bersangkutan.
Sebagai suatu
satuan
pendidikan,
PTS
melaksanakan tugas utama yang sama dengan PTN,
kandung dalam
dikan
dan
Tridharma
dituntut
yang ter-
Perguruan Tinggi yaitu:
pengajaran, penelitian
dan
pendi
pengabdian pada
masyarakat. Dharma pendidikan dan pengajaran atau akade
mik
mencakup kegiatan perkuliahan (persiapan dan pelak
sanaan kuliah di kelas,
nulisan karya
laboratorium dan lapangan),
pe
ilmiah, serta ujian-ujian. Dharma peneli
tian mencakup kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pene
litian serta penyebaran hasil
penelitian
dalam
bentuk
seminar
dan diskusi-diskusi ilmiah.
Dharma
pengabdian
pada masyarakat mencakup partisipasi dosen dan mahasiswa
dalam kegiatan masyarakat berupa pemberian penataran dan
latihan serta berbagai bantuan
rakat
bagi pengembangan masya
lainnya.
Melalui berbagai kegiatan pelaksanaan tugas
di
atas,
kualitas
PTS pada prinsipnya ikut
sumber daya manusia, dengan
meningkatkan
sasaran
tercipta
kreatif yang mampu mengembangkan
manusia-manusia
dan
serta
pokok
dapat berperan serta dalam pembangunan
diri,
bangsa
negara. Untuk merealisasikan fungsi tersebut
dan
diperlukan
berbagai dukungan, di antaranya organisasi yang memadai,
para
pelaku organisasi yang mampu berorganisasi
dengan
baik
serta
karena
tanpa
dapat menghargai hasil
organisasi
dan hasil
organisasi,
organisasi
yang
memadai,
manusia akan hidup tanpa aturan.
Keberhasilan
dapat
dua
dan
perlu
dilihat
konsep
untuk
dari
pokok
keberhasilan
manajerial
yaitu efisiensi
mencapai
didukung oleh
Sebagai
suatu organisasi (PTS) pada dasarnya
hasil
berbagai
kegiatan
melalui
dan efektivitas,
tersebut
organisasi
komponen
yang
PTS
terkait.
organisasi, pelaksanaan
pendi
dikan di lingkungan PTS melibatkan banyak fihak. Pertana .
kelompok yang memberikan sumber daya dan sekaligus
batasan terhadap organisasi. Kelompok ini
donor seperti yayasan atau donatur lain,
pem-
meliputi para
supplier yaitu
para
penjual
barang
atau jasa kepada organisasi,
para pengatur yaitu kelompok yang
melakukan
terhadap organisasi, seperti pemerintah
dan
pengawasan
melalui
Koper
tis, Perguruan Tinggi Negeri sebagai pembina dan lembaga
terkait lainnya. Kedua,
kelompok yang mengatur
pemanfa-
atan sumber daya dalam proses transformasi untuk
pai
tujuan
organisasi. Mereka
staf yang meliputi para
manajemen,
para
terdiri
dosen
atas
pembantu
dan karyawan penunjang
yang
menca-
kelompok
pimpinan,
melaksanakan
kegiatan non akademik. Ketiga, yaitu kelompok yang raengkonsumsi keluaran organisasi seperti lembaga atau
sahaan yang mempekerjakan lulusan PTS dan
lembaga
perulain
termasuk masyarakat yang menyekolahkan putranya di PTS.
Dari gambaran di atas sekurang-kurangnya ada empat
hal
yang
membedakan pengorganisasian
sekaligus
membentuk
yang
1). unsur personil
yayasan
tetap
dan
dari
karakteristik
tenaga
terdiri
bantuan
menginduk (berpedoman)
yang
bersumber dari kemampuan
mahasiswa, serta 4).
yayasan.
Keempat
dengan
atas
2).
tenaga
tetap
tenaga
tidak
unsur
kepada PTN,
akadenik
3). unsur dana
masyarakat melalui
kelenbagaan
PTN
khusus PTS, yaitu
pemerintah,
PTN dan instansi lain,
yang
PTS
para
yang bernaung di bawah
karakteristik tersebut
mewarnai
dan
turut menentukan situasi organisasi sebuah PTS.
Pada
permasalahan
Universitas Langlangbuana
yang
dihadapi
Bandung
tampaknya
beberapa
diwarnai
oleh
4
ciri-ciri
relatif
di
masih
perbandingan
dan
atas. Dengan tingkat
rendah,
antara
1.1),
UNLA
jika
jumlah kelulusan
dilihat
dengan
untuk
dari
periode
berbagai
segera
yang
angkatan
terdaftar pada suatu
dihadapkan pada
yang cukup mendesak
kut
terutama
total mahasiswa yang
(Tabel
produktivitas
masalah
ditanggulangi.
Beri-
disajikan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam
penyelenggaraan kegiatan akademik di UNLA.
a.
Disiplin kerja para sivitas akademika dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran belum maksimal
Salah
satu indikatornya
adalah belum tingginya per-
sentase tingkat kehadiran tenaga pengajar dalam perkuliahan.
b.
( Tabel 1.2 )
Ketidakcocokan
yang
sama,
data
antara
lainnya.
Contoh:
periode
waktu
Registrasi
atau
satu
informasi
unit
untuk masalah
kerja
dengan
data jumlah mahasiswa dalam
tertentu,
berbeda
antara
BAAK dengan Bagian Keuangan
yang
suatu
Subbag
dan
dengan
Fakultas.
c.
Unit-unit kerja yang
ada
belum
unjuk kerja yang terintegrasi.
mampu
Hal
dari gejala-gejala sebagai berikut
1).Unjuk kerja yang berbeda,
antar
format-format
yang sama,
untuk
itu dapat dilihat
:
antar unit kerja
petugas dalam mengerjakan
(pekerjaan)
menampilkan
seperti
jenis
dalam
kelengkapan
atau
kegiatan
pengisian
akreditasi,
penyusunan laporan atau daftar isian lainnya.
2).Keterlambatan
(pekerjaan)
penyusunan
ujian,
dan
dalam
seperti
jadwal
pelaksanaan
kegiatan
ujian,
penyelesaian
kegiatan
atau
awal perkuliahan,
penyusunan
soal-soal
syarat-syarat ujian
negara
Iain-lain.
3).Ketidaksinkronan
seperti
pengaturan
beberapa
pelaksanaan perkuliahan
dan
kegiatan,
pengaturan
ruangan perkuliahan antar jurusan atau fakultas.
4).Petugas
atau
organisasi
jawab
unit-unit
kerja
saling melemparkan
kepada
fihak
lain
yang
ada
sesuatu
karena
dalam
tanggung
masing-masing
merasa bukan tugasnya.
5).Petugas atau unit kerja tertentu kurang berfungsi
sebagaimana mestinya, akibat
ketidakjelasan atau
ketidakmengertian akan tugasnya.
d.
Dampak dari permasalahan di atas yang juga merupakan
permasalahan
yang
dihadapi
adalah
masih
banyak
pekerjaan administrasi dan tugas-tugas akademik yang
belum dikerjakan.
6
TABEL
1.1
JUMLAH LULUSAN
BERDASARKAN ANGKATAN
TAHUN
JML.MHS.
ANGKATAN
TERDAFTAR
TAHUN
1989
KELULUSAN
1990
1991
1992
10
6
1
19
7
1
819
28
10
1985
1.074
29
20
1986
1.433
4
64
4
90
107
6
1982
338
1983
674
1984
JUMLAH
KEHADIRAN
SEMESTER
3
-
-
TABEL 1.2
DOSEN SELURUH FAKULTAS
PERSENTASE
Genap
1990/1991
83,03
Ganjil
1990/1991
77,18
Dari
dengan
3
beberapa permasalahan di
atas
dihubungkan
karakteristik PTS, maka yang menjadi salah
satu
permasalahan utama yang dihadapi oleh UNLA adalah sistem
administrasi akademik,
khususnya masalah koordinasi.
Hal ini diperkuat oleh laporan dari BAAK UNLA,
"... dua kendala
utama bagi administrasi di
UN1A,
khususnya
dalam administrasi akademik adalah
belum
tampak
kesadaran dari mahasiswa dalam
melaksanakan
atau
memenuhi
tuntutan
administratif
dan
belum
terwujudnya
koordinasi seperti yang
diharapkan
di
antara berbagai komponen yang terlihat dalam
sistem
penyelenggaraan perkuliahan"
(1991 : 8)
2.
Perunusan Masalah,
Produktivitas suatu sistem pendidikan,
perguruan tinggi,
dari
dari
dapat dilihat dari dua kriteria
jumlah lulusan
lulusan
khususnya
dan
kualitas
lulusannya.
Jumlah
bukan hanya berkenaan dengan banyaknya
setiap
yaitu
program tetapi juga dari
lulusan
ketepatan
penyelesaiannya pada program-program tersebut.
waktu
Kualitas
lulusan berkenaan dengan kualitas kemampuan akademik dan
atau kemampuan profesional serta karakteristik
dian
para
lulusan.
efektivitas
dikan.
Keduanya
sangat
dipengaruhi
Efektivitas berkenaan dengan per.formansi
pendidikan
output yang paling tinggi,
untuk mencapai
waktu
Sebagai
tinggi swasta
yang
telah
atau
sedangkan efisiensi berkenaan
terbatas
ditentukan.
suatu sistem,
memiliki
sistem
hasil
dengan pemakaian sumber-sumber atau input yang
terjalin,
oleh
dan efisiensi penyelenggaraan sistem pendi
penyelenggaraan
dalam
kepriba-
pendidikan pada
perguruan
tiga komponen utama yang saling
yaitu komponen input,
proses dan output
. Pen-
capaian ouput tidaklah semata-mata ditentukan oleh pihak
mahasiswa sebagai input tetapi ditentukan pula oleh prosesnya,
yaitu proses pendidikan dan pengajaran atau pro-
ses
akademik
yang
melibatkan
dua
komponen pendukung
berupa masukan instrumental dan masukan lingkungan.
sukan instrumental mencakup unsur: 1) sumber daya
Mamanu
sia atau personil yang terdiri atas pimpinan, dosen, te
naga
administrasi
3) faktor pendukung
yang
meliputi
dan
tenaga
teknisi,
(sarana dan
2) kurikulum,
fasilitas
bangunan, perabot
kantor
pendidikan)
dan peralatan
pendidikan. Masukan lingkungan berasal dari pihak Koper
tis, Pemerintah Daerah,
syarakat.
orang
tua
mahasiswa
dan
ma
Unsur-unsur tersebut diolah melalui suatu sis
tem administrasi perguruan tinggi agar mendukung kegiat
an pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian
pada masyarakat. Hubungan input, proses dan output dalam
sistem pendidikan tinggi swasta dapat dilihat
bar berikut.
pada gam
INPUT
PROSES
OUTPUT
Instrumental Input
- Sumber Daya Manusia
- Kurikulum
- Faktor pendukung
Administrasi
Kegiatan
Raw Input
>
- Pendidikan dan
>
- Penelitian
Pengajaran
MAHASISWA
LULUSAN
- Pengabdian pada
>
Masyarakat
Environmental Input
- Kopertis, PTN
- Masyarakat dan
Orang Tua
-
Pemerintah
Ganbar 1.1
Pendidikan di PTS Sebagai Suatu Sisten
Pendidikan
dan pengajaran atau
bidang
akademik
merupakan bidang kegiatan utama dalam PTS, sebab
bidang
ini yang secara langsung berkenaan dengan proses
pendi
dikan yang akan nenghasilkan lulusan. Pelaksanaan
kegi
atan akademik
membutuhkan dukungan administrasi (akade
mik) yang mantap agar berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut
Carl R.
Anderson
(1984: 19)
ada
lima
fungsi manajemen, yaitu: "planning, organizing,
direct
ing, staffing, dan controlling", dan organizing
merupa-
JO
kan
"...
the process
organization,
of arranging
departement
or
the resources of an
job
in order to achieve
objectives".
Dalam kegiatan akademik pada
organisasi pendidikan,
penyusunan
berbagai
PTS
pengorganisasian
kegiatan
yang
sebagai
suatu
ini menyangkut
dilakukan
oleh
berbagai pihak (pimpinan, dosen/asisten dan tenaga admi
nistrasi
dalam
melaksanakan
kegiatan
pengajaran, dengan dukungan perangkat
kat
pendidikan
dan
keras dan perang-
lunak yang ada.
Selanjutnya
gaskan
yaitu
bahwa
pengorganisasian
(1984:
melibatkan
21)
mene-
dua proses,
".. specialization and coordination", dan coordi
nation merupakan
information
work
Carl R. Anderson
"... process involving the transfer of
between jobs and people to avoid overlap of
and ensure that
effort and resources are balanced
across the total organization".
Mengingat masalah yang urgen dan banyak
oleh
Universitas Langlangbuana dalam
dihadapi
kegiatan akademik
menyangkut pengorganisasian,
khususnya koordinasi,
studi ini
masalah
difokuskan
pada
koordinasi,
maka
yaitu
koordinasi dalan proses adninistrasi akadenik.
3.
Penbatasan
nasalah
Studi ini secara luas termasuk bidang administra
si atau manajemen
perguruan
tinggi
swasta.
Mengingat
sangat luasnya permasalahan,
maka dalam studi ini diada-
kan beberapa pembatasan. Tiap
mempunyai kondisi,
potensi,
perguruan
dan
tinggi
karakteristik
sendiri,
oleh karena adanya keragaman
tersebut maka studi
batasi pada
tinggi
satu perguruan
swasta
ini di-
swasta saja,
yaitu
Universitas Langlangbuana.
Manajemen perguruan tinggi juga merupakan
yang luas.
Dari sisi
rencanaan,
pengorganisasian,
bidang
fungsi manajemennya ada fungsi pepenggerakan,
penyusunan staf
dan pengawasan.Dalam studi ini fungsi manajemen dibatasi
pada pelaksanaan satu fungsi saja,
yaitu
fungsi pengor
ganisasian dengan pengkhususan pada koordinasi.
Inti dari
proses pendidikan
di perguruan tinggi
adalah kegiatan pendidikan dan pengajaran atau
akademik.
kegiatan
Dalam studi ini kegiatan akademik dibatasi pa
da perkuliahan.
Kegiatan akademik atau perkuliahan dapat
menyangkut programnya (program akademik) yaitu kurikulum
dengan pelaksanaannya,
dapat pula menyangkut
sinya (administrasi akademik).
teliti dibatasi pada segi
Dalam studi
proses
administra-
ini yang
di-
administrasi akademik
(perkuliahan).
Administrasi akademik memiliki alur kegiatan yang
terdiri
atas
serentetan tahapan kerja
suatu proses administasi akademik yang
garis
besar
proses administrasi
pada beberapa tahap kegiatan,
yang
membentuk
sistemik.
akademik
Secara
berlangsung
yaitu penerimaan mahasiswa,
registrasi ,penjadwalan, pelaksanaan kuliah di kelas,laboratorium
dan di
lapangan,
ujian, penyelesaian studi,
ujian akhir, wisuda dan sertifikasi.
Untuk memperjelas alur proses administrasi akade
mik dilukiskan dalam gambar berikut:
Tahap:
Penerimaan
siswa
Maha
Baru
I
Registrasi
Mahasiswa
Penjadwalan
1
Pengambilan
Program Studi
1Perkuliahan
Bimbingan
4
Akademik
Ujian
TS
AS
N
1
Penyelesaian
Studi
Mahasiswa
Ujian Akhir
Program
1Wisuda
•*
Sertifikasi
Ganbar
1.2
Proses Adninistrasi Akadenik
(Modifikasi dari alur sistem administrasi akademik
yang disusun oleh Tim Sistemik IKIP Bandung)
Pelaksanaan koordinasi dalam proses
administrasi
akademik, berkaitan erat dengan komponen-komponen
nisasi
Perguruan
Tinggi,
baik
orga
yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dengan kegiatan akademik. Komponen
komponen tersebut
adalah organisasi lembaga pendidikan,
kurikulum, pimpinan perguruan tinggi, staf akademik
dan
14
administrasi,mahasiswa, sarana dan prasarana pendidikan,
dana dan lingkungan.
Sebagai suatu sistem komponen-kom
ponen tersebut terlibat dalam proses administrasi akade
mik
dan sekaligus berpengaruh terhadap keluaran koordi
nasi maupun keluaran pendidikan.
Hubungan
antara koordinasi dalam proses adminis
trasi akademik dengan komponen-komponen organisasi
guruan
Tinggi
dalam alur sistem, dapat
dilihat
Per
dalam
gambar berikut.
Instrumental
Input
- Org.
-
Lemb.
Pend.
Kurikulum
- Pimp.& Tenaga Ak
Koord.dim.Proses
& Tenaga Admin.
- Sarana,Prasarana
Adm.
-
Dana
->
Akademik
-Pener.Mah.Baru
-Registrasi
-Penjadwalan
-Perkuliahan
Raw Input
-Uj ian
-Penyel.Studi
Mahasiswa
->
Coordination
Education
Output
Output
Pendidi kan
Efisien &
Efektif
-->
Lulusan
-Wisuda
Ganbar 1.3
Sisten Proses Adninistrasi
Akadenik
Pelaksanaan koordinasi dalam proses
administrasi
akademik antar unit kerja baik pada tingkat Universitas,
Fakultas Jurusan dan Unit-Unit administrasi dikembangkan
sesuai dengan struktur organisasi perguruan tinggi, yang
dapat dilihat pada gambar berikut ini :
R
E
K
PR
B
A
A
T
0
R
I
B
K
t"
A
U
M
t
i
Pemb.
DEKAN
DEKAN
DEKAN
Pemb.
Dekan
Pemb.
Dekan
Dekan
r
TU
TU
FAK
TU
TU
JUR
MAHASISWA
-J
MAHASISWA
Gambar
TU
JUR
DOSEN
DOSEN
DOSEN
-J
MAHASISWA
1.4
Koordinasi Proses Administrasi Akademik
Dalam Struktur Organisasi UNLA
Keterangan:
Garis
komando
Garis
koordinasi
FAK
JURUSAN
JURUSAN
JURUSAN
TU
FAK
JUR
4.
Penjelasan Istilah
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang maksud
judul penelitian ini,
maka beberapa kata
kunci akan dijelaskan berikut
Koordinasi,
diartikan
ini.
sebagai upaya yang dilaku-
kan oleh pimpinan PTS (Rektor/PR I,
Biro)
dalam
mempersatukan
atau ungkapan
Dekan/PD I,
sumbangan
Kepala
berbagai
sumber
daya yang ada pada PTS pada kegiatan akademik.
merupakan rangkaian
Proses administrasi akadenik,
kegiatan
yang
dilaksanakan sebagai
sumber daya manusia (tenaga
sumber daya alat dan dana,
penataan
berbagai
akademik dan administrasi),
untuk mencapai sasaran-sasar-
an kegiatan akademik.
Koordinasi dalan proses adninistrasi akadenik,
me
rupakan upaya yang dilakukan oleh pimpinan PTS (Rektor/
PRI,
Dekan/PDI,
bangan
Kepala Biro) dalam
mempersatukan
sum
tenaga akademik dan administrasi,dengan dukungan
alat dan dana yang ada,
dalam menyelenggarakan kegiatan
tertentu untuk mencapai sasaran-sasaran akademik.
5.
Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan
penelitian
ini,
yaitu:
yang
ingin
dicapai
dalam
17
a. Menemukan pola kebijakan koordinasi dalam
proses ad
ministrasi akademik pada Universitas Langlangbuana.
b. Mengetahui pelaksanaan dari pola kebijakan koordinasi
dalam proses administrasi akademik,
baik
pada tahap
persiapan, pelaksanaan maupun pelaporan kegiatan aka
demik .
c. Menemukan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam
pelaksanaan
koordinasi proses administrasi
akademik
pada Universitas Langlangbuana.
d. Mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pelak
sanaan koordinasi dan munculnya
permasalaha-permasa-
lahan pelaksanaan dalam koordinasi proses administra
si akademik.
6.
Manfaat Penelitian
Dari temuan-temuan hasil penelitian
harapkan dapat disusun saran-saran atau
tersebut di-
rekomendasi un
tuk berbagai pihak.
a.
Bagi Universitas Langlangbuana. Temuan-temuan terse
but dapat merupakan masukan bagi para
pimpinan Uni
versitas Langlangbuana tentang kekuatan dan kelemah
an
serta
permasalahan-permasalahan
yang
dalam koordinasi administrasi akademik.
dihadapi
Masukan ter
sebut dapat dijadikan bahan bagi peningkatan kegiatan-kegiatan
yang telah
baik,
dan juga bahan untuk
mengatasi kelemahan dan masalah-masalah yang dihadapi.
b.
Bagi
Kopertis,
PTN
penbina serta PTS lain. Temuan
hasil penelitian dapat menjadi contoh tentang kondisi serta permasalahan yang
dihadapi oleh
PTS.
Hal
itu dapat dijadikan bahan bagi Kopertis dan PTN pembina,
bagi pembinaan UNLA.
Bagi PTS
lain yang
meme-
liki kondisi dan situasi yang sama atau hampir
dapat dijadikan
sebagai
bahan
selanjutnya menjadi bahan bagi
perbandingan,
pengembangan
sama
untuk
lembaga
tersebut.
c.
Bagi para peneliti.
penelitian
dapat
Bagi para peneliti,
menjadi
bahan
temuan hasil
perbandingan atau
titik awal bagi penelitian selanjutnya.
d.
Di samping
Bagi pengembangan ilnu.
temuan-temuan hasil penelitian,
punyai
manfaat
bagi
hasil penelitian ini
praktis
diharapkan juga mem-
pengembangan
dapat
manfaat
teori.
memberikan
Minimal
justifikasi
tentang konsep atau prinsip-prinsip dalam ilmu admi
nistrasi pendidikan,
7.
Rincian
khususnya masalah koordinasi.
Masalah
Mengingat permasalahan yang diteliti
ting,
terutama
efektivitas
bagi
upaya
penyelenggaraan
penggalian materi,
peningkatan
efisiensi
pendidikan
di
tidak semata-mata hanya
laksanaan koordinasi,
tetapi juga
pada
sangat pen-
PTS,
dan
maka
mengenai pe
pola
kebijakan
1 9
yang digariskan
oleh pimpinan,
serta faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Berikut disajikan
akan
rincian dari permasalahan yang
diteliti.
1. Kebijakan pola koordinasi dalam
proses
administrasi
akademik yang digunakan.
a. Penyebaran tugas dan wewenang koordinasi
b.
Lembaga/unit-unit yang dikoordinasi
c. Kegiatan-kegiatan yang dikoordinasi
d.
Prosedur
koordinasi
2. Pelaksanaan koordinasi dalam proses administrasi aka
demik.
a.
Penerimaan dan registrasi mahasiswa.
b. Penyusunan bahan persiapan perkuliahan.
c. Penyusunan jadwal perkuliahan
d.
Penyiapan ruang kuliah
e.
Perkuliahan
f.
Perkuliahan di
laboratorium
g.
Perkuliahan di
lapangan
di
kelas
h. Ujian Tengah dan Akhir Semester
i. Skripsi
j.
Ujian negara
k.
Wisuda dan Sertifikasi
!•''•>
3. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi
4. Faktor-faktor
pendukung
dan
penghambat pelaksanaan
koordinasi dalam proses administrasi akademik.
a.
Faktor kepemimpinan
b.
Faktor sumber daya manusia
- Jumlah dan
kemampuan
- Etos kerja
c.
Faktor biaya,
d.
Faktor
sarana dan fasilitas
lingkungan
Vs
r?
«c *****
CD
2c^
&S^
?
&sc
C-i
£s
BAB
III
PROSEDUR PENELITIAN
Bab
ini akan membahas mengenai prosedur peneliti
an yang mencakup metode penelitian yang digunakan,
yang diteliti serta langkah pengumpulan
obyek
dan
pengolahan
bab
terdahulu,
data.
1.
Metode penelitian
Seperti
telah
dikemukakan pada
bahwa studi ini dipusatkan pada meneliti pola kebijakan,
pelaksanaan,
permasalahan
dan
hal-hal yang
melatarbe
lakangi pelaksanaan koordinasi dalam proses administrasi
akademik pada Universitas Langlangbuana.
masalah
tersebut
adalah pendekatan
kriptif,
akan
pendekatan
Untuk
meneliti
penelitian yang digunakan
deskriptif naturalistik.
Disebut des-
karena dalam penelitian ini obyek yang diteliti
digambarkan
sebagai
mana
adanya
sekarang,tanpa
menghubungkannya dengan keadaan sebelumnya atau sesudah-
nya, juga tanpa membandingkannya dengan kondisi
Penelitian
lain.
ini juga bersifat naturalistik,
data yang dikumpulkan bersifat alamiah
Dalam analisis akan juga dilihat
dan
menyeluruh.
hubungan secara menye
luruh antara aspek-aspek yang diteliti.
Dengan pendekat
an ini diharapkan diperoleh hasil kajian secara
lebih
utuh.
Data
kuantitatif
karena
tetap
digunakan
relatif
untuk
46
memperkaya data kualitataif. Dalam
akan
penelitian ini tidak
dibuat kesimpulan-kesimpulan yang bersifat genera-
lisasi karena temuan yang diperoleh akan bersifat spesifik. Studi ini lebih
bersifat studi kasus.
2.1nstrumen Penelitian
Metoda atau pendekatan
kan
adalah
pendekatan
penelitian
naturalistik
yang diguna
(kualitatif).
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti
Dengan
yang
peneliti
diperoleh
sendiri sebagai
bukan
sendiri.
instrumen, diharapkan
hanya data faktual
tetapi
juga
data kontekstual, yang terlihat, terdengar dan dirasakan
oleh peneliti sendiri.
Membantu mempermudah
nelitian
ini akan
berbentuk
Teknik
pengumpulan data, dalam pe
digunakan
observasi,
teknik
wawancara dan
pengumpulan
studi
observasi yang digunakan adalah
partisipatif
perilaku
untuk mendapatkan data
data
dokumenter.
observasi
tentang
non-
perilaku-
yang dapat diamati. Perilaku tersebut mencakup
kerjasama dan
interaksi antara petugas dalam
unit-unit
pelayanan akademik, dan pelayanan akademik yang diberikan
petugas kepada para
diamati
mahasiswa, sepanjang
hal itu dapat
dalam masa penelitian.
Teknik
pengumpulan data kedua dalam
penelitian
ini adalah wawancara. Melalui wawancara diharapkan dapat
dikumpulkan data
berbentuk
fakta, pendapat,
penilaian
47
maupun saran berkenaan dengan kegiatan administrasi aka
demik. Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang
kebijakan pimpinan
pelaksanaan
Biro
dalam
koordinasi kegiatan akademik,
koordinasi baik pada tingkat
maupun tingkat jurusan dan Bagian
Fakultas
atau
dan
SubBagian
oleh tenaga akademik dan administrasi. Wawancara juga di
gunakan untuk mengumpulkan data tentang
yang
masalah-masalah
dihadapi dalam pelaksanaan koordinasi administrasi
akademik dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat
pelaksanaan koordinasi dalam proses administrasi akademik.
Studi
dokunenter
merupakan
tehnik pengumpulan
data melalui pengumpulan dokumen, baik dokumen
maupun
rencana
dinasi
dalam
sebut
meliputi
peraturan
dan laporan-laporan hasil kegiatan koor
proses administrasi akademik. Dokumen ter
RIP, rencana kerja,
statuta, pedoman-pe-
doman, peraturan-peraturan, data statistik, kalender aka
demik, jadwal kuliah,
daftar induk,
persiapan
mengajar
atau catatan-catatan lain yang relevan dengan penelitian.
3.Obyek Penelitian
Untuk memperoleh data yang
semua komponen
yang
utuh dan
menyeluruh,
terlibat dalam koordinasi adminis
trasi akademik seperti yang telah dirinci dalam rincian
masalah akan diteliti, namun pelaksanaannya
disesuikan
dengan kondisi dan situasi lapangan.
Personil atau individu dalam unit-unit
kerja
di
48
PTS baik tenaga akademik maupun administrasi yang terli
bat
dalam
proses koordinasi kegiatan administrasi aka
demik akan dijadikan informan. Mereka terdiri
atas pim
pinan universitas beserta para pembantunya, pimpinan fa
kultas, ketua jurusan, para dosen, dosen wali, pimpinan
biro, kepala bagian, subagian, staf administrasi dan pa
ra
mahasiswa.
Sebagai lembaga pendidikan
tinggi, UNLA memiliki
jaringan organisasi yang cukup besar. UNLA memiliki lima
fakultas dengan 11 jurusan/program studi yang melibatkan
327
tenaga
pengajar,
baik tenaga
tetap
(negara
dan
yayasan) dan tenaga tidak tetap. Dalam unit administrasi,
pada tingkat universitas memiliki dua biro dengan 10 Ba
gian dan melibatkan kurang lebih
trasi, sedangkan
pada
50 orang staf adminis
tingkat fakultas
melibatkan
40
orang tenaga administrasi.
4.Rencana Pengunpulan dan Pengolahan Data
Ada
pengumpulan
pendekatan
beberapa
dan
tahapan yang akan
pengolahan data.
Sesuai
penelitian yang digunakan
ditempuh
dalam
dengan
sifat
yaitu
deskriptif
naturalistik, maka pengumpulan dan pengolahan data
dilakukan
secara
sirkuler,
melalui
tahap-tahap peng
umpulan data, analisis, verifikasi, penyusunan
pengumpulan
data kembali dan
akan
laporan,
seterusnya sampai ditemu
kan data dan kesimpulan yang diharapkan.
49
a.Pengunpulan Data
Melalui
kegiatan wawancara, observasi dan
studi
dokumenter,informasi yang diperoleh dicatat dalam bentuk
catatan lapangan (field notes). Untuk menjamin keabsahan
informasi, dilakukan kegiatan triangulasi dengan mencari
informasi dari
responden
lain atau dengan cara memban-
dingkan data hasil pengamatan dengan
cara, membandingkan
dengan
apa yang
diutarakan
pengutaraan secara pribadi,
dengan pendapat atau
b.
dokumen dan wawan
secara
pendapat
umum
seseorang
pandangan orang lain .
Analisis Data
Analisis
data
merupakan
proses
penyusunan
data agar dapat ditafsirkan, melalui penggolongan
pola,
tema dan
kategori tertentu. Untuk
dalam
mencapai
hal
tersebut dilakukan tiga langkah utama, yaitu:
1) Reduksi data dalam
simplifikasi,
mentah
ini
hasil
bentuk
pengabstraksian,
penyeleksian, pemfokusan,
dan
transformasi
data
yang telah diperoleh. Dengan proses reduksi data
akan
diperoleh
pengamatan
gambaran yang lebih
dan juga
mencari kembali data lain
memudahkan
tajam tentang
peneliti
untuk
yang diperlukan.
2) Penyajian Data. Maksud penyajian data adalah penyusun
an informasi dengan sistematis (teratur) agar dapat
di-
buat kesimpulan dan tindakan lebih lanjut. Untuk kelengkapan
penyajian
bagian-bagian
tertentu akan disajikan
50
dalam bentuk matriks, grafik, 'network'atau bagan.
3) Menarik kesinpulan. Walaupun sejak awal pengumpulan
data, kesimpulan telah dibuat namun kesimpulan
tersebut
masih bersifat sementara, masih diperlukan penyempurnaan
pada saat data atau informasi bertambah.
Setelah
masih
ada
dikumpulkan
ketiga tahapan tersebut terlewati, jika
pertanyaan baru atau data
kegiatan
reduksi, display
lain
dan
yang
perlu
verifikasi
data akan dikerjakan kembali. Demikian seterusnya sampai
diperkirakan sudah tidak ada lagi data yang perlu dicari.
BAB
VI
KESIMPULAN, PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI
1-Kesimpulan.
a. Pola Kebijakan Koordinasi Dalan Proses Adninis
trasi Akadenik
Kebijakan
koordinasi
dalam proses administrasi
akademik Universitas Langlangbuana, sejalan dengan kebi
jakan
koordinasi dan pengelolaan institusi tersebut se
cara keseluruhan, mengacu kepada PP Nomor 30 Tahun 1990,
yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi dan
kemampuan setempat.
Rektor sebagai penanggung jawab utama Universitas
berperan
memberikan kebijakan umum
dalam
administrasi
akademik. Penjabaran dari kebijakan umum tersebut diker
jakan oleh unit-unit kerja atau tim-tim khusus yang
koordinasi
oleh Pembantu Rektor I. Beberapa
dari kebijakan
RIP,
Rektor tersebut
pedoman
penjabaran
tertuang dalam Statuta,
Kurikulum, Pedoman Akademik, Pedoman
Akademik,
di
Kalender Akademik dll. Beberapa
dasar seperti Statuta, RIP,
Administrasi
program
unsur-unsur
dari kurikulum dibahas dulu dalam Senat Universitas
dan
dasar
se
belum disyahkan, program atau pedoman yang lain langsung
160
disyahkan oleh Rektor bahkan oleh Pembantu Rektor. Prog
ram dan pedoman-pedoman tersebut
selain merupakan pedo
man kerja juga berfungsi sebagai alat koordinasi.
Dekan
dibantu
oleh
Pembantu
Dekan I,
berperan
mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan akademik yang sudah
dijabarkan dalam bentuk program-program dan pedoman aka
demik pada Fakultasnya masing-masing. Kepala Biro, khu
susnya BAAK
nunjang
mengkoordinasi pelaksanaan administrasi pe
akademik, seperti penerimaan
mahasiswa, regis
trasi, penyusunan jadwal kuliah, ujian, wisuda, sertifi
kasi dll.
Dengan
pola
koordinasi
seperti
itu,
proses
administrasi akademik telah dapat terlaksana, walaupun
belum semua berjalan efisien dan efektif.Kekurangsinkronan pelaksanaan beberapa kegiatan administrasi
akademik
masih ditemukan.Kekurangsinkronan ini dapat dilihat dari
adanya
keterlambatan-keterlambatan. Dosen terlambat me-
nyerahkan
kesediaan
waktu mengajar,
ujian, memulai kuliah, melaksanakan
hasil ujian
rencana,
menyiapkan
ujian,
menyerahkan
dll. Tim atau panitia terlambat
melaksanakan kegiatan, menyusun
bahan
menyusun
laporan
dll.
Unit-unit administrasi terlambat menyiapkan daftar isian,
menyampaikan pengumuman, memproses sesuatu, melaksanakan
162
tugas,
membuat laporan dsb. Kegiatan akademik ada
yang
simultan, tetapi ada juga yang berjalan
beru-
rutan, keterlambatan mengerjakan sesuatu kegiatan
dapat
berjalan
menimbulkan
keterlambatan
bagi
penyelesaian
kegiatan
berikutnya.
Ada
lakangi
beberapa faktor yang diperkirakan melatarbe
kelemahan-kelemahan
koordinasi
dalam
proses
administrasi akademik. Pertama, program kerja masih ber
sifat umum (belum operasional) dan belum disertai dengan
petunjuk pelaksanaan dan/atau petunjuk teknis. Kedua,pe
doman-pedoman kurang jelas dan penafsirannya bisa berbeda
Ketiga,jalur komunikasi yang kurang lancar serta infor
masi yang kurang lengkap. Keempat, kekurangan dana dan/
atau peralatan untuk pelaksanaan kegiatan. Kelima,kemam
puan
dan
motivasi
kerja
yang
belum
sesuai
dengan
tuntutan.
b.Koordinasi Dalan Proses Adninistrasi Penerinaan
Mahasiswa Baru, Registrasi dan Penjadwalan
Secara
atas
tahap
garis besar administrasi akademik dibagi
tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan.
mahasiswa
Tahap persiapan
mencakup
penerimaan
baru dan registrasi/herregistrasi. Penerimaan
16
mahasiswa baru meliputi kegiatan
publikasi, pendaftaran
dan seleksi calon mahasiswa.
1) Koordinasi Tahap Perencanaan
Secara
umum telah ada koordinasi pada
tahap pe
rencanaan penerimaan mahasiswa baru. Kegiatan koordinasi
diwujudkan dalam bentuk pengeluaran
SK Rektor
tentang
panitia, rapat-rapat panitia serta konsultasi staf kepa
da ketua seksi, atau ketua seksi
kepada
ketua
panitia
pada awal kegiatan. Materi yang dibahas dalam rapat men
cakup bentuk dan sasaran kegiatan, penegasan tugas serta
penentuan target waktu, sedangkan
konsultasi
untuk memecahkan masalah-masalah yang
digunakan
muncul.
Perencanaan penerimaan mahasiswa baru belum memi
liki
program atau perencanaan tertulis,
dan kegiatan serta
jadwal
kegiatan
mahasiswa baru
sasaran
disampaikan secara
lisan dalam rapat. Walaupun ada beberapa
kegiatan penerimaan
semua
dapat
keterlambatan,
berjalan de
ngan tertib. Hal itu bukan saja karena telah berjalannya
fungsi koordinasi, tetapi juga karena
penerimaan
maha
siswa baru telah merupakan kegiatan rutin, yang dikerja
kan oleh tim yang relatif tetap.
Sedikitnya ada dua dampak yang timbul dari sistem
164
koordinasi
perencanaan
kegiatan
PMB
tersebut,
yaitu
1) konsistensi kegiatan yang direncanakan dari satu pe
riode ke periode lain kurang terjamin. Hal itu menyulit-
kan kontrol terhadap tingkat keberhasilan atau kekurang
an dari perencanaan terdahulu, 2) koordinasi perencanaan
demikian sangat mengandalkan tanggung jawab pribadi per
sonil sehingga tingkat keberhasilan sasaran sukar diten
tukan .
Kegiatan
kegiatan,
baru.
registrasi mahasiswa
yaitu
registrasi bagi
terbagi atas
mahasiswa
lama
Bagi mahasiswa lama herregistrasi dilakukan
dua
dan
pada
tingkat Universitas dan Fakultas sedangkan bagi mahasis
wa baru pada tingkat Universitas, Kopertis dan Fakultas.
Hampir
trasi tidak
pada seluruh kegiatan
ada koordinasi secara khusus.
kerja yang terlibat
secara
perencanaan regis
Setiap
mempersiapkan keperluan
sendiri-sendiri.
Petunjuk
bagi
registrasi
para mahasiswa
untuk melakukan kegiatan registrasi/heregistrasi
kan melalui pengumuman yang tertera pada
lembar
kangi
pengumuman.
trasi sebagai kegiatan
belum optimalnya
naan .
rutin,
namun
disam-
spanduk
Keadaan ini tampaknya
tidak hanya oleh anggapan bahwa
unit
dilatarbela
kegiatan
juga
atau
regis
menunjukkan
fungsi koordinasi pada tahap
perenca
165
2) Koordinasi Tahap Pelaksanaan
Pada batas-batas
kegiatan
penerimaan
terentu, koordinasi pelaksanaan
mahasiswa
baru
sudah
berjalan.
Walaupun demikian, sesuai dengan bentuk kegiatannya, ada
perbedaan bentuk koordinasi antara satu kegiatan
lainnya.Koordinasi
berjalan
dan
pelaksanaan kegiatan
seleksi
dengan
sudah
nampak jelas. Hal tersebut dapat terlihat
dari ketepatan waktu pelaksanaan seleksi serta
sedikit-
nya permasalahan yang dihadapi. Koordinasi kegiatan pub
likasi
dan
pendaftaran belum berjalan dengan baik. Hal
itu dapat dilihat dari adanya
pengabaian
personil (fa
kultas) yang sudah ditunjuk pada seksi pendaftaran serta
adanya keterlambatan waktu kegiatan publikasi.
Seperti halnya pada tahap perencanaan, pada tahap
pelaksanaan kegiatan penerimaan mahasiswa baru juga sama
koordinasi dilakukan secara informal dan insidental, me
lalui pemantauan atau dialog langsung di tempat kegiatan
sambil melaksanakan kegiatan.
Materi
berkenaan dengan pelaksanaan dan
yang dikoordinasi
hasil kerja yang telah
dicapai, serta masalah-masalah yang dihadapi. Koordinasi
belum menyentuh pada koordinasi personil yang
melakukan
kegiatan penerimaan mahasiswa baru.
Walaupun
ada beberapa permasalahan ,
khususnya
dalam kegiatan publikasi dan pendaftaran calon
wa,
namun
kegiatan
pendaftaran
tetap
mahasis
berjalan.
tersebut memberi bukti bahwa walaupun dengan
Hal
koordinasi
yang lemah, personil tetap melaksanakan tugas. Ada bebe
rapa hal yang menjadi latar belakang
di antaranya:
keadaan
tersebut,
a) pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan
rutin dan masih sederhana sifatnya, setiap personil yang
terlibat melaksanakannya
sebagai kegiatan biasa (sehari
-hari), b) karena adanya
rasa
bertanggung
jawab
atas
tugas yang diberikan, 3) personil yang terlibat mendapat
tambahan
insentif.
Seperti halnya pada tahap
hap
pelaksanaan
koordinasinya
perencanaan,
kurang
begitu
Unit-unit kerja yang terlibat, bekerja menurut
annya masing-masing, sehingga
pada ta
jelas.
kebiasa-
banyak ditemui kekurangan
atau keterlambatan. Di samping akibat
kurangnya koordi
nasi dalam pelaksanaan, keterlambatan juga banyak
ngaruhi oleh kemampuan
dan
sikap
dipe
para mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan registrasi atau herregistrasi. Ke
mampuan berkenaan dengan kemampuan
waktu
sedangkan
membayar
SPP
tepat
sikap berkenaan dengan ketepatan maha
siswa melakukan registrasi/herregistrasi.
167
3) Koordinasi
Tahap
Pelaporan
Koordinasi pelaporan
siswa
kegiatan
penerimaan maha
baru nampak jelas jika dibandingkan dengan
persiapan dan pelaksanaan.
dalam
-- ••
beberapa
tempat tugas,
tahap
Kegiatan koordinasi dilakukan
bentuk,
seperti pemantauan langsung ke
laporan lisan serta pengecekan hasil (pen-
capaian target) secara individual maupun dalam rapat.
Koordinasi pada tahap
pelaporan kegiatan publi
kasi dan seleksi dilakukan dalam rapat,
taran dilakukan secara lisan dan
Hampir
pada
setiap
koordinasi lebih diarahkan
kegiatan pendaf
tertulis.
kegiatan
pada
hasil
tahap
pelaporan,
kegiatan,
bukan
pada koordinasi proses maupun personil yang melaksanakan
kegiatan/pekerjaan. Hal tersebut
tampaknya
oleh beberapa
1) keterbatasan
hal, di antaranya:
dipengaruhi
haman para koordinator terhadap fungsi kegiatan
ranan dukungan personil bagi pencapaian hasil,
dinator tidak
memiliki
sanakan hal-hal tersebut.
kian
atau
menyebabkan
masih
kekurangsinkronan
waktu
dan pe
2)
yang cukup untuk
Pelaksanaan
pema
koordinasi
koor
melak
demi
adanya
beberapa keterlambatan
dalam
pelaksanaan
sejumlah
kegiatan.
Salah satu indikator dari keberhasilan penerima-
168
an mahasiswa baru adalah tercapainya jumlah yang
ditar-
getkan dengan kualitas input yang diharapkan, serta
laksanaan kegiatan berlangsung pada
Sedangkan salah satu indikator
waktu
yang
keberhasilan
pe
tepat.
koordinasi
dalam kegiatan tersebut adalah tercapainya efisiensi dan
efektifitas
dalam
berbagai kegiatan yang berkenaan de
ngan penerimaan mahasiswa baru.
Meskipun dengan beberapa kali perpanjangan waktu
pendaftaran,
secara kuantitas penerimaan mahasiswa
memenuhi target yang diharapkan,
namun
belum
target secara kualitas. Adanya perpanjangan
memenuhi
waktu
daftaran dan dua kali ujian seleksi, juga dapat
Sesuai
pen
menjadi
petunjuk belum optimalnya fungsi koordinasi dalam
rimaan mahasiswa baru
baru
pene
.
bentuk kegiatannya,
ada perbedaan
koor
dinasi pada tahap pengawasan antara satu kegiatan regis
trasi dengan kegiatan registrasi lainnya. Walaupun hanya
melalui evaluasi hasil kerja yang ditampilkan,
si
pelaporan
kegiatan
registrasi ke
koordina
Kopertis
lebih jelas apabila dibandingkan dengan kegiatan
tampak
regis
trasi di universitas atau fakultas.
Seperti halnya
koordinasi pelaksanaan, koordina
si tahap pelaporan registrasi di tingkat universitas ju
ga berjalan kurang lancar. Keadaan tersebut ada kaitannya
169
dengan hal-hal lain, diantaranya a) sistem informasi re
gistrasi mahasiswa yang belum tertata baik, b)koordinasi
di antara unit kerja yang terlibat masih lemah, c) belum
ada pengaturan sistem koordinasi secara terpusat,d) ter
ikat
dengan kondisi keuangan mahasiswa dan
e)
terikat
dengan kemampuan dan kemauan unit kerja yang terlibat.
Karena
koordinasi
hampir
dan
setiap fakultas
kebijaksanaan
koordinasi pelaporan antara
memiliki
registrasi
sistem
tersendiri,
satu fakultas dengan fakul
tas lain juga ada perbedaan. Fakultas yang memiliki
ringan kerja yang
sudah
koordinasi pelaporan
terkoordinasi,
memperlihatkan
yang lebih jelas dibandingkan
ngan fakultas yang tidak memiliki
terkoordinasi. Fakultas
ja
jaringan
kerja
de
yang
yang menerapkan banyak kebijak
sanaan dalam pelaksanaan registrasi mahasiswa, memperli
hatkan koordinasi pelaporan yang kurang jelas.
Walaupun
tidak ada koordinasi
pe laporan
yang
sama dan jelas, pada batas-batas tertentu sebagian besar
personil
melaksanakan tugasnya
ini tampaknya tidak ada
masing-masing.
Kondisi
kaitannya dengan bentuk koordi
nasi yang dilaksanakan, namun lebih menyangkut pada
gas dan tanggung jawab masing-masing.
tu
Tanpa koordinasi,
para personil bekerja berdasarkan kebiasaan. Hal itu di
samping
berdampak kurang terjaminnya mutu
hasil kerja,
1 70
pada batas-batas tertentu juga merupakan petunjuk kurang
terjalinnya koordinasi pelaporan secara terpusat.
c.Koordinasi Proses Adninistrasi Perkuliahan
Kegiatan perkuliahan mencakup sejumlah aktivitas
baik aktivitas pendukung perkuliahan,
kalender akademik dan
jadwal
seperti penyusunan
kuliah,
maupun
kegiatan
perkuliahannya itu sendiri,
yang terdiri atas penyiapan
sarana dan prasarana kuliah,
pembuatan persiapan
menga
jar dan pelaksanaan perkuliahan.
1) Koordinasi Tahap
Perencanaan
Koordinasi perencanaan penyusunan kalender
demik dilakukan pada tingkat universitas, sedangkan
koordinasi
perencanaan
dilakukan pada fakultas.
pembuatan
jadwal
aka
ko-
perkuliahan
Perencanaan penyusunan kalender
akademik dibuat oleh Bagian Perencanaan dan dikoordinasi
oleh PR I. Perencanaan penyusunan kalender akademik
rupakan pekerjaan yang sederhana sebab
me
hanya meniru ka
lender akademik tahun lalu dengan beberapa penyesuaian.
Apabila dibandingkan dengan koordinasi pembuatan
kalender
akademik,
koordinasi
perencanaan
pembuatan
17 J.
jadwal perkuliahan tampak lebih kompleks karena melibat
kan
banyak pihak luar,
Kendati
demikian,
kegiatan
di antaranya dosen
karena kegiatan
luar
tersebut
biasa.
merupakan
rutin dan ada dalam jangkauan koordinasi
sederhana,
terlepas
dari
kualitas
perencanaan penyusunan jadwal
berjalan
lancar
hasil,
perkuliahan
koordinasi
pada umumnya
(tepat waktu).
Di samping penyusunan
jadwal
umum,
perencanaan
perkuliahan juga menyangkut kerjasama antara dosen
bina dengan
ahan.
asisten dalam pembuatan persiapan
Bentuk koordinasi perencanaan
satu pengajar
yang
dengan
tim
pengajar
pem
perkuli
perkuliahan
antara
lainnya berlainan.
Di samping itu ada juga tim yang tidak melakukan koordi
nasi dalam perencanaan perkuliahan.
Keragaman koordinasi perencanaan kegiatan perku
liahan tersebut dilatarbelakangi
antaranya,
kondisi
karena
perbedaan
oleh beberapa
kebiasaan,
lembaga di mana tim-tim
itu
hal, di
persepsi
berada.
Kebiasaan
berkenaan dengan apa yang dilakukannya di PTN,
berkenaan
dengan
cara
memandang
serta
persepsi
permasalahan
dari
kacamatanya sendiri sedangkan kondisi berkenaan dengan
aturan
masing.
serta
sistem yang berlaku di
Terlepas
fakultas
dari jumlah serta kualitas
masingtim
melaksanakan koordinasi perencanaan perkuliahan,
yang
adanya
172
keragaman
tersebut menunjukkan belum berjalannya
koor
dinasi secara terpusat.
2) Koordinasi Tahap
Kalender
Pelaksanaan
akademik
merupakam
perangkat
lunak
koordinasi di tingkat fakultas. Dengan kalender tersebut
setiap
fakultas membuat jadwal
perkuliahan
masing-ma
sing.Jadwal tersebut merupakan perangkat lunak koordina
si yang memberi pedoman pada pelaksanaan perkuliahan.
Jadwal
pelaksanaan
perkuliahan memperjelas
perkuliahan. Jadwal
koordinasi tahap
tersebut
memberi
pe
tunjuk tentang pembagian tugas dan tanggung jawab masingmasing personil.
Yang menjadi permasalahan adalah pelaksanaan koor
dinasi
yang
sudah
terjadwal
tersebut
tidak
selalu
berjalan lancar. Terutama koordinasi antara dosen pembi
na dengan asisten, tidak
selamanya
berjalan
harmonis.
Ketidakcocokan, kadang-kadang mewarnai koordinasi pelak
sanaan
perkulihan.
Hal itu
tampaknya dilatarbelakangi oleh beberapa
hal, diantaranya perbedaan persepsi masing-masing pihak
terhadap tugas dan tanggung jawabnya, komunikasi di an
tara tim, serta cara kerja yang sudah menjadi kebiasaan.
Kendati kurang adanya harmonisan koordinasi,
laksanaan
perkuliahan.
Pada
umumnya
sebagian
besar
kegiatan perkuliahan tetap berlangsung dan memenuhi
get.
Hal
itu terjadi karena para asisten
tetap dan selalu
siap melaksanakan
tanpa koordinasi dengan
jalankan.
Hal
dosen
pe
tar
adalah tenaga
tugas.
Dengan atau
pembina tugas tetap di-
ini juga merupakan suatu fenomena kurang
nya koordinasi,
namun sekaligus menunjukkan bahwa rasa
tanggung jawab akan tugas
dapat
mengatasi
kelemahan
koordinasi.
3) Koordinasi Tahap Pelaporan
Daftar kehadiran dosen di BAAK,
koordinasi pelaporan
tingkat universitas.
perkuliahan
secara
formal
Karena hasil pemantauan
rahkan kepada fakultas,
maka
secara
laporan tersebut
ini
formal
pelaporan dilaksanakan menurut jenjang.
rena penyampaian
merupakan
Akan
dari
dise
koordinasi
tetapi ka
tidak rutin,
ringkali terlambat maka koordinasi pelaporan
alat
dan
juga
se-
se
ring tidak lancar.
Adanya keragaman pendataan dan pengawasan
diran dosen pada beberapa
lemahnya koordinasi pada
fakultas,
tahap
menunjukkan
pelaporan
keha
masih
perkuliahan.
174
Hal itu berkaitan erat dengan kesungguhan para dosen dan
staf tata usaha dalam mencatat dan
ahan, serta
melaporkan
perkuli
adanya mekanisme kerja yang kurang efisien.
Koordinasi pelaporan
kehadiran dosen
tidak se-
ragam, beberapa fakultas mengadakan koordinasi menjelang
akhir perkuliahan, Fakultas E
beberapa fakultas
cara pengawasan
sendiri,
yang lain koordinasinya lemah sekali.
Walaupun telah ada pengawasan dan pencatatan
data keha
diran dosen, namun hanya sedikit yang telah diberi
tin-
dak lanjut. Dengan demikian data hasil pelaporan dimanfaatkan secara maksimal.
Keadaan tersebut bukan saja mencerminkan koordi
nasi yang kurang berkesinambungan, tetapi
sekaligus me
nunjukkan masih lemahnya penerapan prinsip efisiensi.
d.Koordinasi Proses Adninistrasi Evaluasi, Hisuda
dan Sertifikasi
Kegiatan evaluasi atau ujian dilaksanakan
dua tahap. Tahap
pertama
adalah
evaluasi/ujian
dalam
lokal
yang diselenggarakan oleh PTS, dan tahap kedua ujian ne
gara yang
diselenggarakan
melalui
Kopertis.
Evaluasi
lokal meliputi ujian tengah semester, ujian akhir semes
ter dan ujian Skripsi,
sedangkan
ujian
ti ujian tulis Negara dan ujian lisan.
negara melipu
Koordinasi tahap perencanaan evaluasi/ujian lokal
dilakukan oleh fakultas (Dekan),
sedangkan
ujian negara
dikoordinasi oleh Kopertis.
1) Koordinasi Tahap Perencanaan
Kegiatan koordinasi persiapan tiap
tidak selalu sama,
lebih nampak
koordinasi
persiapan
macam
ujian
ujian
negara
jelas dibandingkan dengan ujian lokal. Hal
tersebut dipengaruhi
oleh
adanya koordinasi pada tahap
yang lebih tinggi, dilaksanakan secara lebih formal ser
ta karena melibatkan lembaga-lembaga di luar PTS.
Kegiatan koordinasi persipan ujian pada berbagai
Fakultas juga tidak sama. Fakultas-Fakultas
yang
telah
memiliki jaringan koordinasi yang lebih mapan,
persipan
ujiannya lebih baik jika
Fakultas
dibandingkan
dengan
kurang mapan.
Di hampir seluruh fakultas,
pada tahap persiapan
sing
ujian
tidak ada koordinasi
tengah semester.
dosen/asisten mempersiapkan sendiri.
Masing-ma
Hampir
pada
setiap fakultas,koordinasi kegiatan ujian akhir semester
lebih
ujian
nampak
jelas jika dibandingkan
dengan
kegiatan
lain.
Tidak semua Fakultas
memiliki jaringan koordina-
176
si kegiatan persiapan ujian/evaluasi
dan mapan,
yang
sudah
jelas
tetapi walaupun dengan beberapa keterlambatan
pada umumnya ujian-ujian dapat dilaksanakan pada
waktu
nya. Keterlaksanaan persiapan ujian bukan hanya dipenga
ruhi
oleh
koordinasi
dari
pelaksana.
tetapi
Lemahnya
siapan ujian berkaitan
dan dosen
koordinasi pada kegiatan per
erat
dengan status para pejabat
di UNLA, yang sebagian besar berstatus
tidak tetap.
Status
dosen
pelaksanaan koordinasi,
sulitan
oleh rasa tanggung jawab
tidak tetap dapat menghambat
terutama karena
menyangkut
komunikasi serta banyaknya beban
institusi tetapnya, disamping adanya
kan
dosen
tugas
sikap
kepada
menomordua-
tugas-tugas pada PTS.
2) Koordinasi Tahap
Pelaksanaan
Sesuai dengan
koordinasi
dengan
karakteristik dan kebutuhan ujian,
pelaksanaan
kegiatan
satu
kegiatan
ujian lainnya.
ujian tengah semester,
ujian
Koordinasi
hampir tidak nampak
berbeda
pelaksanaan
karena kegi
atan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada para Dosen.
Walaupun
tanpa koordinasi
yang
jelas, sebagian
besar Dosen melaksanakan ujian tengah semester.
Hal itu
menunjukkan bahwa tanpa koordinasi khusus kegiatan
ter-
177
sebut dapat terus berlangsung.
Ada beberapa faktor
melatarbelakangi hal itu, di antaranya
yang
a) UTS merupakan
kegiatan rutin sehingga tanpa koordinasipun tetap berja
lan, b) adanya rasa tanggung jawab yang
Dosen dan personil yang terlibat
Hampir
pada
setiap
kuat
dari para
.
fakultas,
akhir semester dikoordinasi secara
kegiatan
khusus
ujian
dalam
suatu
kepanitiaan oleh PD I/Jurusan. Kejelasan beban dan tang
gung jawab masing-masing
personil memudahkan koordinasi
pelaksanaan UTS, sehingga garis koordinasi menjadi lebih
jelas. Kegiatan koordinasi terutama menyangkut penyiapan
bahan dan pelaksanaan ujian.
Karena belum adanya peraturan atau pedoman khusus
dari Universitas atau Kopertis,
koordinasi
pelaksanaan
ujian skripsi pada setiap fakultas berbeda-beda.
adanya kecenderungan koordinasi
dan
Nampak
pelaksanaan
ujian
skripsi mengikuti cara yang diterapkan pada PTN pembina,
disesuaikan dengan kondisi Fakultas
masing-masing.
Hal
itu memberikan petunjuk masih kurang terjalinnya koordi
nasi dari pusat ke Fakultas-Fakultas,
dan
dapat berpe
ngaruh terhadap pengawasan kualitas skripsi.
Sesuai
yang ada di
dengan status akreditasi
UNLA
(diakui dan
Jurusan-Jurusan
terdaftar),
pelaksanaan
ujian tulis negara secara keseluruhan dikoordinasi
oleh
Kopertis melalui suatu tim pelaksana ujian tulis negara.
178
Pelaksanaan ujian pada suatu Fakultas dikoordinasi
oleh
Fakultas pembinannya masing-masing. Karena garis koordi
nasi,
peraturan dan pembagian tugasnya cukup
laupun melibatkan
dan
jelas, wa
banyak pihak di antaranya PTN pembina
Kopertis, pelasanaan kegiatan
ujian
tulis
negara
dapat berjalan dengan lancar.
3) Koordinasi Tahap
...
Pelaporan
?»•
_
Sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan kegia
tan
masing-masing,
koordinasi
tahap
pelaporan
setiap kegiatan juga berbeda-beda. Kegiatan
UTS
hanya melibatkan dosen, asisten dan mahasiswa.
bagi
karena
Kegiatan
ini berjalan walaupun tanpa koordin