Pengembangan multimedia interaktif untuk mata kuliah sinematografi program studi teknologi pendidikan universitas baturaja JURNAL TESIS

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGEMBANGAN MULT IMEDIA INT ERAKTIF MAT A KULIAH SINEMAT OGRAFI
PADA PROGRAM STUDI T EKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSIT AS BATURAJA
Puji Haryani, Nunuk Suryani1, Djono2
Magister Teknologi Pendidikan Program PASCASARSAJANA UNS
[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui deskripsi tentang kondisi
pembelajaran untuk mata kuliah Sinematografi Program Studi Teknologi Pendidikan
Universitas Baturaja saat ini, (2) menghasilkan produk berupa multimedia interaktif
untuk mata kuliah Sinematografi Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas
Baturaja, dan (3) mengetahui efektifitas multimedia interaktif untuk meningkatkan hasil
belajar mahasiswa untuk mata kuliah Sinematografi Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Baturaja
Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan menggunakan model ADDIE. Prosedur
penelitian pengembangan ini adalah; (1) Analysis, yaitu analisis kebutuhan
pengembangan multimedia interaktif; (2) Design, yaitu pembuatan desain multimedia

interaktif; (3) development, yaitu memproduksi multimedia interaktif; (4)
Implementation, yaitu implementasi multimedia interaktif, dan (5) evaluation, yaitu
evaluasi multimedia interaktif. Subjek penelitian adalah 37 orang mahasiswa kelas A.5.2
(kelas eksperimen) dan 23 orang mahasiswa kelas A.5.1 (kelas kontrol). Pengumpulan
data dilakukan menggunakan angket dan evaluasi hasil hasil. Teknik analisis data
menggunakan analisis statistik deskriptif dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) validasi ahli materi sudah dalam kategori
sangat baik dengan rerata 4.5; (2) validasi oleh ahli media sudah berada dalam kategori
sangat baik dengan rerata 4.4; (3) uji coba lapangan awal berada dalam kategori sangat
baik dengan rerata 4.65; (4) uji coba lapangan utama berada dalam kategori sangat baik
dengan rerata 4.31; (5) uji coba lapangan operational berada dalam kategori sangat baik
dengan rerata 4.32. Hasil uji efektifitas menggunakan uji t DK = {t | t < -1.960atau
t>1.960} dan tobs = 2.424  DK. Keputusan uji adalah H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok memiliki hasil prestasi belajar yang tidak sama.
Kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih besar (74.86) dibanding kelas kontrol (72.52).
Kata Kunci: Sinematografi, Media Pembelajaran, Pengembangan Multimedia Interaktif

PENDAHULUAN

Pendidikan


adalah

usaha

sadar

dan

memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak

terencana untuk mewujudkan suasana

mulia,

belajar dan proses pembelajaran agar

diperlukan dirinya. Proses pembelajaran

peserta


aktif

itu sendiri menekankan pada terjadinya

mengembangkan potensi dirinya untuk

interaksi antara peserta didik, pendidik,

didik

secara

serta

keterampilan

yang

commit to user

1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

media pembelajaran serta lingkungan

sehingga pengguna dapat memilih apa

yung terkait dengan pembelajaran untuk

yang

mencapai tujuan pembelajaran.

selanjutnya (Daryanto, 2013).

Pembelajaran akan lebih dimengerti


dikehendaki

untuk

Multimedia

proses

interaktif

dapat

dan dipahami oleh peserta didik apabila

diartikan sebagai aplikasi multimedia

didukung

yang


oleh

pembelajaran.

penggunaan
Media

media

pembelajaran

digunakan

menyalurkan

atau bahan ajar yang dapat digunakan

ketrampilan dan

untuk menyampaikan materi dari media


merangsang

yang disajikan ke peserta didik yang

perhatian

bertujuan

sehingga

secara

mengikuti kegiatan pembelajaran (Uno,

belajar

terjadi,

2008).


terkendali.

Berdasarkan

hal

mereka

tersebut

proses

pembelajaran, dengan kata lain untuk

adalah segala bentuk alat multimedia

merangsang

dalam


untuk

dapat

pesan

(pengetahuan,

sikap)

serta

pikiran,

dapat

perasaan,

dan kemauan


yang

belajar

sengaja

proses

bertujuan

dan

Sinematografi adalah bidang ilmu

dikemukakan bahwa media pembelajaran

yang

sangat


menangkap gambar dan menggabung-

membantu

melakukan
Media

proses

dosen
belajar

dalam
mengajar.

membahas

gabungkan

tentang

teknik

gambar-gambar

tersebut

pembelajaran dapat mengatasi

sehingga menjadi rangkaian gambar yang

keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan

dapat menyampaikan ide atau cerita

daya

tertentu

indra

serta

dapat

juga

(Irawan

&

Laelasari,

2011).

menimbulkan gairah belajar, interaksi

Sinematografi ini merupakan salah satu

lebih langsung antara murid dengan

mata kuliah wajib yang harus dipelajari

pendidik.

oleh mahasiswa Program Studi Teknologi

Penggunaan media dalam proses
belajar

mengajar

sangat

Pendidikan

membantu

di

Sinematografi

semester

adalah

lima.

mata

kuliah

peserta didik atau mahasiswa dalam

bersyarat karena mata kuliah ini bisa

memahami materi yang dipelajari serta

diambil jika mahasiswa tersebut lulus

memudahkan

mengingat

dalam

apa

Fotografi.

kemudian

mahasiswa

mempraktekkan

yang

mata

kuliah

Mata

kuliah

sudah ia pelajari. Penggunaan media itu

melalui

pembelajaran

sendiri

bentuk

praktek

penyutingan

Multimedia

Melalui

bisa

multimedia

dibuat

dalam

interaktif.

mata

Produksi

kuliah

ini

diajarkan

dikelas
di

luar

ini

Media

dan
kelas.

diharapkan

interaktif adalah suatu multimedia yang

mahasiswa mampu memiliki kemampuan

dilengkapi dengan alat pengontrol yang

penyutingan

dapat

dioperasikan

oleh

dengan

baik

dalam

commit to menghasilkan
user
pengguna,
sebuah produksi film serta

2

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

memahami makna Sinematografi sebagai

kenyataannya di lapangan kebanyakan

media komunikasi.

mahasiswa masih belum bisa mengerti

Berdasarkan pengalaman peneliti

dan memahami sepenuhnya mengenai

ditemukan permasalahan yang ada di

materi Sinematografi.

lapangan, yaitu kebanyakan mahasiswa

Kemudian

untuk

media

yang

belum memahami cara pengoperasian

digunakan

kamera video dan teknik-teknik dalam

Sinematografi

pengambilan angle kamera video pada

media

sebuah objek yang akan di shoot, serta

perkuliahan di kelas sehingga mahasiswa

kurangnya

kesulitan dalam memahami materi yang

kemampuan

mahasiswa

oleh

dosen
belum

mata

kuliah

menggunakan

pembelajaran

dalam

proses

dalam mengedit gambar atau video yang

disampaikan

belum jadi sampai jadi sebuah film yang

menyampaikan

siap untuk diproduksi. Selain itu juga,

menjelaskan materi saja tanpa disertai

mahasiswa

mengerti

dengan

dalam

produksi

mahasiswa

Permasalahan

tersebut

masih

tentang

tahap-tahap

sebuah

film.

dikarenakan
dengan

belum

mahasiswa

mata

kuliah

masih

oleh

dosen.

materi,

media

yang

dalam

Ketika

dosen

bisa

hanya

membantu

memahami

materi

tersebut, dimana materi tersebut sangat

awam

membutuhkan

sebuah

media

dalam

Sinematografi

pembelajaran dengan tujuan agar materi

sehingga dosen pengampu mata kuliah

yang disampaikan bisa dipahami oleh

ini

mahasiswa.

mengalami

kesulitan

dalam

Berdasarkan

memberikan materi Sinematografi.
Di

dalam

proses

pembelajaran

tersebut,

permasalahan

peneliti

mencoba

memberi

Sinematografi, dosen pengampu mata

alternatif lain untuk proses pembelajaran

kuliah Sinematografi sudah memberikan

Sinematografi yaitu dibutuhkannya alat

penjelasan

materi

bantu atau media pembelajaran dalam

dosen

usaha menciptakan proses belajar yang

ini

interaktif dan efektif serta membantu

cara-cara

mahasiswa dalam memahami materi ajar

mengenai

Sinematografi
pengampu

kemudian
mata

kuliah

mempraktekkan
mengoperasikan

kamera

video

dan

sehingga

tujuan

pembelajaran

dapat

teknik-teknik pengambilan angle kamera

tercapai

video, cara mengedit video serta tahap-

pembelajaran yang akan dihasilkan nanti

tahap membuat sebuah produksi film.

berupa multimedia interktif yang akan

Setelah

dipublish

itu,

mahasiswa

mempraktekkannya

sendiri

disuruh
yang

Sinematografi.

ke

dalam

baik.

CD

yang

Media

bisa

digunakan mahasiswa belajar mandiri

didampingi oleh dosen pengampu mata
kuliah

dengan

baik di kelas maupun di luar kelas.

commit to user
Tetapi

3

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tujuan dari penelitian ini adalah (1)

dan

studi

lapangan,

setelah

itu

Mengetahui deskripsi tentang kondisi

dilanjutkan dengan analisis kebutuhan.

pembelajaran

Tahap

untuk

mata

kuliah

kedua

yaitu

desain.

Empat

Sinematografi Program Studi Teknologi

langkah

Pendidikan Universitas Baturaja saat ini.

desain yaitu menetapkan materi pokok/

(2)

pokok

Menghasilkan

produk

berupa

yang

dilakukan

bahasan,

pada

merumuskan

tujuan

multimedia interaktif untuk mata kuliah

perkuliahan,

Sinematografi Program Studi Teknologi

membuat stor yboar d, dan validasi desain

Pendidikan

oleh

Universitas

Mengetahui
interaktif

Baturaja.

efektifitas
untuk

(3)

multimedia

meningkatkan

ahli.

membuat

tahap

Tahap

flowchar t,

ketiga

pengembangan.

Pada

yaitu
tahap

hasil

pengembangan diawali dengan validasi

belajar mahasiswa untuk mata kuliah

produk oleh ahli materi dan ahli media,

Sinematografi Program Studi Teknologi

setelah itu dilanjutkan dengan uji coba

Pendidikan Universitas Baturaja.

lapangan awal, uji coba lapangan utama
dan

uji

Tahap

MET ODE PENELIT IAN

coba

lapangan

keempat

yaitu

operasional.
implementasi.

Tahap implementasi merupakan tahap
Penelitian ini dilakukan pada Program

uji coba kelompok kelas (eksperimen dan

Studi Teknologi Pendidikan Universitas

kontrol). Kelompok eksperimen adalah

Baturaja yang beralokasi di Jalan Ratu

kelompok mahasiswa yang menggunakan

Penghulu No. 02301 Karang Sari Baturaja

multimedia

Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi
Sumatera

Selatan.

Waktu

kelompok

Penelitian

2015.

Penelitian

merupakan

penelitian

multimedia

ini

menghasilkan
menguji

digunakan
produk

keefektifan

produk

pengembangan

Tahap

kelima

Teknologi

dan

pada

Pendidikan

Program
Semester

Studi
lima

terlebih dahalu dilakukan uji kelayakan

tersebut

dan efektivitas produk. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan produk yang layak

Pengembangan
ini

interaktif.

Sinematografi

(Sugiyono, 2015).

interaktif

mahasiswa

akhir, multimedia interaktif mata kuliah

untuk

tertentu,

adalah

yaitu evaluasi. Sebelum menjadi produk

pengembangan

(Resear ch and Development). Penelitian
pengembangan

kontrol

sedangkan

yang menggunakan tidak menggunakan

dilakukan pada bulan september sampai
november

interaktif,

multimedia

mengikuti
ADDIE

dari

dan berkualitas dari segi isi materi dan

prosedur

media itu sendiri.

Molenda.

Setelah produk dinyatakan layak,

Tahap pertama yaitu analisis. Tahap

maka media
analisis diawali dengan studi pustaka
commit to digunakan
user

4

pembelajaran
dalam

ini dapat

pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id

Sinematografi

digilib.uns.ac.id

Analisis

media dan ahli materi ini menjadi acuan

kelayakan produk diperoleh dari data

perlu tidaknya dilakukan revisi terhadap

hasil pengisisan angket/lembar evaluasi

media sebelum ujicoba. Angket untuk

dari ahli materi, ahli media, dan angket

mahasiswa digunakan untuk mengetahui

uji

mahasiswa,

penilaian

sedangkan efektivitas produk diperoleh

terhadap

dari hasil belajar mahasiswa.

dikembangkan.

coba

selanjutnya.

produk

pada

Subjek uji coba dalam penelitian ini
adalah

mahasiswa

Teknologi
Universitas

Program

Pendidikan
Baturaja.

semester
Jumlah

dan

tanggapan

media

dilakukan

yang

Evaluasi

kepada

mahasiswa
telah

hasil

belajar

mahasiswa

setelah

Studi

menggunakan mltimedia interaktif dalam

lima

proses pembelajaran yang berguna untuk

subjek

mengetahui

penelitian adalah: a) 5 orang mahasiswa

efektivitas

media

yang

data

yang

dikembangkan.

kelas D.5.2 diikutsertakan pada uji coba

Teknik

analisis

lapangan awal (pr elim inar y field test); b)

digunakan

10

deskriptif dan analisis uji t. Analisis

orang

mahasiswa

kelas

D.5.2

yaitu

analisis

diikutsertakan pada uji coba lapangan

statistik

utama (main field test); c) 35 orang

menganalisis dan mendeskripsikan data

mahasiswa kelas A.5.3 diikutsertakan

yang telah terkumpul. Data kuantitatif

dalam uji coba lapangan operasional

dari

(oper ational

orang

menjadi data kualitatif menggunakan

mahasiswa kelas A.5.2 sebagai subjek

skala lima, yaitu penskoran dari angka

kelompok

satu sampai dengan lima.

field

test);

eksperimen;

d)

e)

37

23

orang

kelompok kontrol.
Instrumen pengumpulan data yang

mahasiswa.

Angket

digunakan pada saat evaluasi sebelum uji
coba produk. Angket evaluasi terkait

penilaian

ahli

kemudian

untuk

diubah

5

Sangat baik

3.40 < X

4.21

4

Baik

2.60 < X

3.40

3

Cukup

1.79 < X

2.60

2

Kurang

1

Sangat kurang

X

media diberikan kepada ahli media untuk
mengetahui

angket

X > 4.21

digunakan yaitu angket dan evaluasi
belajar

hasil

digunakan

Tabel 1. Konver si data kuantitatif ke
dalam data kualitatif
Interv al Sk or
Nilai
Kategori

mahasiswa kelas A.5.1 sebagai subjek

hasil

deskriptif

statistik

1.79

media
Uji t digunakan untuk menghitung

terhadap media yang dikembangkan, dan

efektivitas produk yang bertujuan untuk

angket terkait materi diberikan kepada

mengetahui

ahli materi untuk mengetahui penilaian

interaktif

ahli materi terhadap materi yang sudah

sejauh
dapat

mana

multimedia

meningkatkan

hasil

mahasiswa pada mata kuliah
to belajar
user
dikembangkan. Angket evaluasi dari commit
ahli

5

perpustakaan.uns.ac.id

Sinematografi.
dalam

uji

digilib.uns.ac.id

Data

yang

efektivitas

(Oper ational Field Test). Uji coba ini

dianalisis
nilai

lapangan awal dilakukan kepada 5 orang

mahasiswa yang diperoleh dari hasil

mahasiswa. Peserta uji coba memberikan

belajar

saran

kelompok

ini

yaitu

eksperimen

dan

terhadap

produk

yang

kelompok kontrol. Nilai rata-rata kedua

dikembangkan. Hasil dari Pr elim inar y

kelompok tersebut kemudian dianalisis

Field Test berada dalam kategori sangat

menggunakan uji-t.

baik.
Pada Uji Coba Lapangan Utama
(Main

HASIL PENELIT IAN DAN PEMBAHASAN

Test) terdapat 10 orang

Field

mahasiswa yang memberikan saran dan
Data yang diperoleh dari ahli materi
digunakan

sebagai

pedoman

penilaian

untuk

baik.

data yang dikaji dari ahli materi meliputi

Pada uji coba oper ational field test

dua aspek yaitu aspek isi dan aspek

dilakukan

pembelajaran. Penilaian yang digunakan

uji coba lapangan operasional berada

termasuk kategori Sangat Baik .

dalam kategori sangat baik.
ahli

Uji kelayakan multimedia interaktif

media meliputi tiga aspek yaitu aspek

menunjukkan bahwa mahasiswa setelah

tampilan, unsur media, dan aspek tata

menggunakan

bahasa. Penilaian yang digunakan dalam

meningkat

penelitian ini adalah penilaian dengan

sebelum

skala 5. Total skor rata-rata validasi ahli

dibandingkan

dengan

menggunakan

multimedia

dengan menggunakan uji t. Sebelum

Sangat Baik .

dilakukan perhitungan uji t, terlebih

Tahapan uji coba yang dilakukan
Coba
Field

Lapangan

Awal

Uji

Coba

Test),

dahulu

Lapangan

dilakukan

uji

prasyarat

(uji

normalitas dan uji homogenitas). Hasil
pengujian normalitas dan homogenitas

Lapangan Utama (Main Field Test), dan
Coba

interaktif

Uji efektivitas produk dilakukan

ke dalam tabel skala 5 termasuk kategori

Uji

multimedia

pembelajaran interaktif.

media adalah 4,5 dan jika dikonversikan

(Pr elim inar y

jumlah

jumlah 35 orang mahasiswa. Hasil dari

dikonversikan ke dalam tabel skala 5

Uji

dengan

adalah mahasiswa kelas A.5.3 dengan

validasi ahli materi adalah 4,4 dan jika

yaitu

coba

yang diikutsertakan dalam uji coba ini

dengan skala 5. Total skor rata-rata

dari

uji

mahasiswa yang lebih besar. Mahasiswa

dalam penelitian ini adalah penilaian

dikaji

yang

utama berada dalam kategori sangat

pembelajaran yang dikembangkan. Data-

yang

produk

dikembangkan. Hasil uji coba lapangan

melakukan revisi materi pada media

Data-data

terhadap

menunjukkan bahwa kelas eksperimen
Operasional
commit to user

6

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dan kelas kontrol memiliki data yang
berdistribusi normal dan homogen.
Setelah
analisis,

dilakukan

dilakukan

uji
uji

prasyarat
t.

Hasil

perhitungan uji t yaitu DK DK = {t | t < 1.960 atau t > 1.960} dan tobs = 2.424 
DK. Keputusan uji adalah H0 ditolak,
sehingga

dapat

disimpulkan

bahwa

Gambar 2. Tampilan kompetensi

kedua kelompok memiliki hasil belajar
berbeda. Kelas eksperimen memiliki ratarata lebih besar (74.86) dibanding kelas
kontrol

(71.52).

tersebut

dapat

mahasiswa

Berdasarkan
disimpulkan

yang

data
bahwa

menggunakan

multimedia interaktif pada mata kuliah
Sinematografi
mahasiswa

lebih

yang

baik

tidak

dibanding

menggunakan

Gambar 3. Tampilan menu materi

multimedia interaktif pada mata kuliah
Sinematografi.
Berikut
multimedia

ini

adalah

interaktif

tampilan

mata

kuliah

Sinematografi Program Studi Teknologi
Pendidikan semester lima Universitas
Baturaja.

Gambar 4. Tampilan video

Gaambar 1. Tampilan menu utama

commit to user

Gambar 5. Tampilan referensi

7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

paling konkrit sampai kepada hal-hal
yang dianggap paling abstrak, dimulai
dari siswa yang berpartisipasi dalam
pengalaman nyata, kemudian menuju
siswa sebagai pengamat kejadian nyata,
dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat
terhadap kejadian yang disajikan dengan
media,
Gambar 6. Tampilan evaluasi

dan

pengamat

terakhir
kejadian

siswa

sebagai

yang

disajikan

dengan simbol.
Berdasarkan
lapangan

hasil

dan

dari

studi

tahap

Media pembelajaran yang interaktif,

analisis

menarik,

menunjukkan bahwa peran dosen masih
sangat

mendominasi

mahasiswa

pembelajaran

oleh

motivasi belajar mahasiswa agar dapat

hanya

yang

dosen.

Media

digunakan

dosen

mencapai prestasi belajar yang optimal.
Hal

(2013)

menarik

besar mahasiswa menjadi pasif dan cepat

juga

oleh

menyebutkan

bahwa

media

dan

mengarahkan

perhatian

mahasiswa untuk berkonsentrasi pada isi

merasa bosan saat proses pembelajaran

pelajaran yang berkaitan dengan makna

berlangsung.

visual yang ditampilkan atau menyertai

Penggunaan

media
dapat

dalam

teks materi pelajaran.

membantu

Karakteristik mahasiswa Teknologi

memberikan pengalaman yang bermakna

Pendidikan yang aktif cenderung cepat

kepada mahasiswa, karena penggunaan

merasa

media dapat mempermudah mahasiswa

yaitu dengan memanfaatkan multimedia

tersebut

interaktif

dikuatkan oleh Edgar Dale dalam Arsyad
mengklasifikasi

pembelajaran

meminimalisisr rasa bosan mahasiswa

mempunai tujuan memberian motivasi
Hal

dengan

metode ceramah dan buku. Dosen dapat

menjadi lebih konkrit. Penggunaan media

pembelajar.

bosan

tradisional yang hanya menggunakan

dalam memahami sesuatu yang abstrak

(2014)

dikuatkan

memiliki memiliki fungsi atensi, yaitu

yang pada akhirnya membuat sebagian

kepada

tersebut

pendapat Levie dan Lentz dalam Arsyad

berupa buku Sinematografi. Hal ini lah

pembelajaran

bagi

upaya untuk meningkatkan minat dan

mendengarkan dan mencatat materi yang
disampaikan

menyenangkan

mahasiswa sangat dibutuhkan sebagai

selama

pembelajaran Sinematografi berlangsung.
Aktivitas

dan

sebagai

pembelajaran

pengalaman

media

dalam

Sinematografi.

Manfaat

pembelajaran
berbasis
multimedia,
belajar anak mulai dari hal-hal yang
commit to seperti
user disebutkan oleh Hick (Hick, 1997)

8

perpustakaan.uns.ac.id

yaitu:

digilib.uns.ac.id

meningkatkan

pembelajaran,

bersifat

proses

interaktif tersebut didukong oleh Thorn

interaktif,

mengajukan enam kriteria untuk menilai

fleksibel, modular, praktis, konsisten,

multimedia

tepat waktu, memikat, dan biaya lebih

Kriteria penilaian yang pertama adalah

murah. Multimedia interaktif ini sangat

kemudahan navigasi. Sebuah program

banyak sekali kegunaannya dalam dunia

harus dirancang sesederhana mungkin

pendidikan

media

sehingga pembelajar bahasa tidak perlu

multimedia

belajar komputer lebih dahulu. Kriteria

maupun

yang kedua adalah kandungan kognisi,

anim asi yang bisa dibuat dengan kr eatif

kriteria yang lainnya adalah pengetahuan

sendiri.

dan presentasi informasi. Kedua kriteria

sebagai

pembelajaran
interaktif,

sarana

berbasis

pr esentasi,

Berdasarkan
mahasiswa

game

analisis

bahwa

(Thorn,

1995).

ini adalah untuk menilai isi dari program

kebutuhan

mahasiswa

interaktif

sangat

itu

sendiri,

apakah

program

telah

senang dan tertarik apabila ada sebuah

memenuhi kebutuhan pembelajaran si

multimedia

interaktif

yang

dapat

pembelajar atau belum. Kriteria keempat

dioperasikan

melalui

komputer

atau

adalah integrasi media di mana media

notebook atau tablet mereka. Mahasiswa

harus

dapat mempelajari materi kuliah kapan

ketrampilan

dan di mana saja mereka butuhkan.

dipelajari.

Selama ini mahasiswa mengaku cepat

pembelajar program harus mempunyai

merasa

tampilan yang artistik maka estetika juga

bosan

saat

kegiatan

mengintegrasikan
bahasa
Untuk

dan

yang

harus

menarik

minat

pembelajaran di kelas dikarenakan cara

merupakan

dosen mengajar yang hanya menjelaskan

penilaian yang terakhir adalah fungsi

saja.

Hal

Kustandi

di

dukung

oleh

secara

Sutjipto

(2013)

yang

dikembangkan

tersebut
dan

pembelajaran

manfaat

pembelajar.

bagi

pembelajar

maupun

seorang

seperti proses pembelajaran

kriteria.

keseluruhan.

mengatakan bahwa multimedia memberi

pebelajar,

sebuah

aspek

Program

harus
yang

yang

memberikan

diinginkan

Sehingga

selesai

Kriteria

oleh

pada

waktu

menjalankan

sebuah

lebih menarik, interaktif, jumlah waktu

program dia akan merasa telah belajar

mengajar

sesuatu.

belajar

dapat

pebelajar

dikurangi,
dapat

kualitas

Multimedia

ditingkatkan,

interaktif

ini

bisa

proses pembelajaran dapat dilakukan

digunakan mahasiswa untuk belajar di

kapan dan dimana saja, dan sikap belajar

kelas

pebelajar dapat ditingkatkan.

mengoperasikan

menggunakan

di

rumah.
sendiri

Mahasiswa
media

pembelajaran tersebut dan mahasiswa

Ketertarikan mahasiswa Teknologi
Pendidikan

ataupun

commit to diberi
user keleluasaan untuk menentukan
multimedia

9

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

kecepatan belajar dan memilih urutan

mengikuti pembelajaran, dan mahasiswa

kegiatan

membutuhkan

belajar

sesuai

dengan

media

tambahan

atau

kebutuhan. Seperti yang dikemukakan

media

oleh Heinich, Molenda, Russel, Smaldino

mahasiswa

(1994)

kelebihan

memahami materi pembelajaran yang

menggunakan aplikasi komputer sebagai

disajikan atau yang disampaikan dosen

alat

di kelas. (2) Penelitian pengembangan

bahwa

bantu

salah

satu

proses

kemampuan

belajar

yaitu

komputer

untuk

penunjang

untuk

dalam

multimedia

membantu

mempelajari

interaktif

ini

dan

mengikuti

menayangkan kembali informasi yang

prosedur

diperlukan

Molenda. Tahap pertama yaitu analisis.

oleh

diistilahkan

pemakainya,

dengan

yang

kesabaran

Tahap

pengembangan

analisis

diawali

ADDIE

dengan

dari

studi

komputer , dapat membantu mahasiswa

pustaka dan studi lapangan, setelah itu

yang memiliki kecepatan belajar lambat.

dilanjutkan dengan analisis kebutuhan.

Dengan

Tahap

kata

lain,

komputer

dapat

kedua

yaitu

desain.

Empat

menciptakan iklim belajar yang efektif

langkah

bagi

desain yaitu menetapkan materi pokok/

mahasiswa

lear ner ),

tetapi

yang
juga

lambat
dapat

(slow

memacu

pokok

yang

dilakukan

bahasan,

pada

merumuskan

tujuan

aktifitas belajar bagi mahasiswa yang

perkuliahan,

lebih cepat (fast lear ner ).

membuat stor yboar d, dan validasi desain
oleh

ahli.

membuat

tahap

Tahap

pengembangan.

KESIMPULAN

flowchar t,

ketiga
Pada

yaitu
tahap

pengembangan diawali dengan validasi
Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

produk oleh ahli materi dan ahli media,

pengembangan produk yang dilakukan,

setelah itu dilanjutkan dengan uji coba

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

lapangan awal, uji coba lapangan utama

berikut: (1) Hasil pengamatan terhadap
pembelajaran

Sinematografi

Program

Teknologi

Studi

dan

pada

Tahap

Pendidikan

Sinematografi
konvensional,

bahwa

dimana

media

multimedia
kelompok

pembelajaran

mahasiswa

menjadi

implementasi.

interaktif,
kontrol

adalah

sedangkan
mahasiswa

yang menggunakan tidak menggunakan

penunjang dalam penyampaian materi,
sehingga

yaitu

kelompok mahasiswa yang menggunakan

masih

menggunakan metode ceramah dan tidak
menggunakan

keempat

operasional.

kontrol). Kelompok eksperimen adalah

bersifat

dosen

lapangan

uji coba kelompok kelas (eksperimen dan

pembelajaran

masih

coba

Tahap implementasi merupakan tahap

semester lima Universitas Baturaja dapat
disimpulkan

uji

multimedia interaktif. Tahap kelima
bosan
commit to yaitu
user evaluasi. Sebelum menjadi produk

10

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

akhir, multimedia interaktif mata kuliah

hendaknya notebook atau tablet yang

Sinematografi

dimiliki

Teknologi

pada

Program

Pendidikan

Studi

Semester

lima

dimanfaatkan

juga

untuk

keperluan pembelajaran sehingga hasil

terlebih dahalu dilakukan uji kelayakan

yang

dan

data

Multimedia interaktif bisa mahasiswa

validasi dari ahli materi dan ahli media

simpan dalam perangkat notebook atau

menyatakan bahwa multimedia interaktif

tablet sehingga bisa dibaca kapan saja

sudah berada dalam kategori sangat

dimana

baik. Sedangkan dari uji pada tahap

diperhatikan

pr elim inar y field test, m ain field test, dan

melalui

oper ational field test menyatakan bahwa

kesehatan mata tetap terjaga. (2) Bagi

multimedia pembelajaran interaktif juga

dosen,

sudah berada dalam kategori sangat

merupakan media yang tepat digunakan

baik.

dalam

efektivitas

(3)

produk.

Pada

Hasil

uji

efektifitas

diperoleh

saja.

menjadi

Namun
untuk

monitor

tetap

tidak

terlalu

multimedia

maksimal.

harus

membaca
lama

agar

interaktif

pembelajaran

agar

ini

tujuan

pembelajaran, diketahui bahwa nilai rata-

pembelajaran

rata

tinggi

interaktif menjadi salah satu alternatif

dibandingkan dengan kelas kontrol yang

yang bisa digunakan untuk menyiasati

tidak

multimedia

kurangnya waktu pembelajaran di kelas

interaktif dalam pembelajaran melainkan

dengan mahasiswa, hal ini dikarenakan

hanya mendengarkan penjelasan dari

multimedia

dosen

mata

mahasiswa meskipun pertemuan di kelas

Dengan

demikian

kelas

eksperimen

lebih

menggunakan

bahwa

kuliah

Sinematografi.

dapat

disimpulkan

penggunaan

sudah

multimedia

tercapai.

interaktif

selesai.

penggunaan

(3)

media

bisa

Multimedia

digunakan

Bagi
dalam

kampus,
proses

pembelajaran interaktif dalam uji coba

pembelajaran dapat meningkatkan hasil

lapangan

belajar

sudah

memenuhi

kategori

sehingga

pihak

kampus

sangat baik dan layak digunakan dalam

memberikan dukungan dan kesempatan

pembelajaran

Program

kepada dosen untuk mengembangkan

semester

media pembelajaran yang interaktif dan

Studi

Sinematografi

Teknologi

Pendidikan

lima Universitas Baturaja.

lebih

kreatif

perkuliahan

lagi
agar

dalam
materi

proses
yang

disampaikan dapat mudah dipahami dan

SARAN- SARAN

mudah dimengerti oleh mahasiswa. (4)
Saran

yang

dapat

dikemukakan

Bagi pengembang lain: penelitian ini

berdasarkan penelitian, terutama bagi
Program

Studi

Teknologi

terbatas pada satu kampus sehingga

Pendidikan

perlu
penelitian
lanjutan
dengan
Universitas Baturaja: (1) Bagi mahasiswa,
commit to menggunakan
user
sampel yang lebih luas,

11

perpustakaan.uns.ac.id

media

yang

mencakup

digilib.uns.ac.id

dikembangkan

keseluruhan

belum

resolusi layar yang besar maka tulisan
akan lebih mudah terbaca.

kompetensi

dasar yang harus dicapai mahasiswa
dalam satu semester, sehingga perlu

REFERENSI

pengembangan untuk pokok bahasan
Arsyad,

lain.
Saran

yang

dapat

dikemukakan

berdasarkan penelitian ini adalah: (1)

Daryanto. 2010. Media Pem belaj ar an
Per anannyan Sangat Penting
dalam
Mencapai
Tuj uan
Pem belaj ar an. Yogyakarta: Gava
Media.

pembelajaran ini hanya memuat 2 pokok
bahasan, jika akan dimanfaatkan secara
luas

sebaiknya

dikembangkan

lagi

menjadi materi ajar yang lebih lengkap;
(2) Proses

Gall, Gall, and Borg. 2007. Educational
Resear ch. New York: Pearson.

validasi yang berlapis akan

membuat produk semakin sempurna dan
mengurangi

dampak

kesalahan

Azhar.
2014.
Media
Pem belaj ar an
Edisi
Revisi.
Jakarta:
PT
RajaGrafindo
Persada.

Irawan

yang

berlanjut atau berkesinambungan; (3)

dan
Laelasari.
2011.
Sinematogr afi. Bandung: Yrama
Widya.

Media pembelajaran yang dikembangkan
Januszewski
dan
Molenda.
2008.
Educational
Technology.
US:
Taylor & francis Group.

ini adalah media penunjang, artinya
bukan media inti dalam pembelajaran,
sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan
tetap

membutuhkan

dalam

mengajar

peranan

di

kelas.

Kustandi dan Sutjipto. 2013. Media
Pembelajaran;
Manual
dan
Digital Edisi Kedua. Bogor:
Ghalia Indonesia.

dosen
Hal

ini

dikarenakan materi yang ditampilkan
dalam

multimedia

dikembangkan

interaktif

Smaldino et al. 2007. Instr uctional
Technology
and
Media
for
Lear ning.
Columbus:
Merrill
Prentice Hall.

yang

adalah

berupa

kesimpulan-kesimpulan dari materi yang
diajarkan dosen di sekolah, sehingga
dibutuhkan
meningkat

peran

dosen

kemampuan

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers.

untuk

mahasiswa

dengan resolusi yang besar agar lebih

Sugiyono.
2015.
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

nyaman

Uno,

dalam mengembangkan materi; (4) Media
ini

sebaiknya

untuk

digunakan

dibaca

pada

karena

layar

ketika

dibaca atau digunakan pada perangkat
komputer

ataupun

gadget

dengan

commit to user

12

Hamzah
B.
Kependidikan.
Aksara.

2008.
Pr ofesi
Jakarta:
Bumi