KEWENANGAN BADAN ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA (BADAPSKI) DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA KONSTRUKSI DI INDONESIA DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999.

KEWENANGAN BADAN ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA (BADAPSKI) DALAM
MENYELESAIKAN SENGKETA KONSTRUKSI DI INDONESIA DIKAITKAN
DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA
KONSTRUKSI JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999
TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

ABSTRAK
Sejak Republik Indonesia merdeka, Indonesia telah banyak
melakukan pembangunan di segala sektor. Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan selama ini merupakan upaya untuk menciptakan
pembangunan yang berkesinambungan dan berkelanjutan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dengan semakin majunya
pembangunan khususnya bidang konstruksi di Indonesia, di satu sisi
memberikan dampak positif, namun disisi lain akan berdampak pada
timbulnya meningkatnya sengketa konstruksi khususnya yang diselesaikan
melalui arbitrase. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah kedudukan Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
Konstruksi Indonesia (BADAPSKI) telah sesuai dengan Undang-Undang.
Penulisan skripsi ini dikaji menggunakan pendekatan yuridis normatif
dengan metode deskriptif analitis, yang mana data yang diperoleh dianalisis

berdasarkan
ketentuan
perundang-undangan
terkait
arbitrase,
yurisprudensi, literatur, sumber-sumber lain yang berkaitan dengan
penelitian ini, serta penelitian lapangan untuk memperoleh data primer
melalui wawancara kemudian data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil yaitu pertama,
pembentukan BADAPSKI didasarkan adanya keinginan para pelaku usaha
di bidang konstruksi telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1999 Tentang Jasa Konstruksi dan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Kedua, pelaku
usaha yang bersengketa di BANI dapat memindahkan penyelesaian
sengketa ke BADAPSKI dengan membuat permohonan penghentian
pemeriksaan sengketa di BANI dan membuat perjanjian arbitrase kembali
yang pada pokoknya para pihak sepakat memilih BADAPSKI sebagai
lembaga arbitrase yang menyelesaikan sengketa para pihak.

iv


THE AUTHORITY OF BADAN ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI INDONESIA (BADAPSKI)
RESOLVING DISPUTES IN CONSTRUCTION IN INDONESIA ASSOCIATED
BY LAW NUMBER 18 OF 1999 CONCERNING CONSTRUCTION SERVICES
AND LAW NUMBER 30 OF 1999 CONCERNING ARBITRATION AND
ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTIONS

ABSTRACT
Since the Republic of Indonesia's independence, Indonesia has
been doing a lot of development in all sectors. National development carried
out during this effort is to create sustainable development and sustainable
in order to realize a just and prosperous society. With more advanced
development, especially the construction sector in Indonesia, on the one
hand have a positive impact, but on the other hand will have an impact on
the incidence increasing in particular construction disputes are resolved
through arbitration. The aim of this study was to determine whether the
position of Badan Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
Konstruksi Indonesia (BADAPSKI) in accordance with the Act.
Thesis was examined using normative juridical approach with

descriptive analytical method, in which the data were analyzed based on
the statutory provisions related to arbitration, jurisprudence, literature, other
sources associated with this study, as well as field research to obtain
primary data through interviews then the data were analyzed by juridical
qualitative.
Based on the obtained results of the study: first, the establishment
BADAPSKI based on the desire of businesses in the field of construction in
accordance with Law Number 18 of 1999 concerning Construction Services
and Law Number 30 of 1999 concerning Arbitration and Alternative Dispute
Resolution. Secondly, businesses are disputing in BANI can move the
dispute to BADAPSKI to make a request for the termination of the dispute in
BANI and make back the arbitration agreement in principle of the parties
agreed to choose BADAPSKI as an arbitration institution to resolve the
dispute between the parties.

v

Dokumen yang terkait

EMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE OLEH PENGADILAN NEGERI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 7 17

Tinjauan Yuridis Penyelesaian Sengketa E-Commerce Secara Online Melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa Berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Abitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

0 0 21

Efektifitas Peran Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia Dalam Penyelesaian Sengketa Pasar Modal Dikaitkan Dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan NO. 1/POJK.07/20

0 2 18

Pengakuan Dan Pelaksanaan Putusan Sengketa Kepemilikan Nama Domain Dikaitkan Dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Indonesia.

0 0 13

Pengakuan Dan Pelaksanaan Putusan Sengketa Kepemilikan Nama Domain Dikaitkan Dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Indonesia.

0 0 67

APBI-ICMA Undang-Undang No.30 Tahun 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 51

ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA UU301999

0 0 39

A. Pendahuluan - PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN MELALUI ARBITRASE SECARA ELEKTRONIK (ARBITRASE ON LINE) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 18

PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 11

KEDUDUKAN PERJANJIAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE

0 0 63