Parlemen Pragmatis.
Pikiran Rakyat
o Rabu
--o Selasa
4
5
20
.Mar
6
21
OApr
7
22
o Kamis . Jumal o SabllJ
8
9
10
11
23
OMei
24
OJun
25
26
~~
27
0 Jul 0 Ags OSep
Parlemen Pragmatis
O'eh BUD' RAJAB
BEGITU banyak orang yang
menjadi caleg (calon anggota Iegislatif). Berarti, begitu banyak
orang yang ingin menjadi anggota legislatif ini. Va, kursi di parlemen ini menjadi rebutan!
Memang 8ungguh enak menjadi anggota parlemen. Parlemen
adalah bagian dari lembaga kenegaraan yang memiliki otoritas
besar. Di samping mengawasi
cara keda dan kineda eksekutif,
pelaksana pemerintahan, juga
membuat peraturan atau undang'undang. Tidak akan sah
suatu peraturan bila tidak dibahas dan disetujui partemen.
Dari otoritasnya itulah, parlemen mendapatkan reward, ganjaran, berupa hak-hak istimewa
tertentu dan hadiah material. Sebutlah gaji dengan berbagai tunjangan, insentif, dan mungkin juga bonus. Di Indonesia, reward material
ini cukup besar. Anggota partemen bisa kaya dapat menjadi bagian
dari lapisan elite ekonomi masyarakat.
Jarang sekali ada orang yang ingin dan mau hidup miskin. Kemiskinan adalah beban! Men~apa banyak orang yang ingin menjadi anggota parlemen, ya, karena'mereka ingin kaya, punya hak istimewa,
dan dihormati. Inilah suatu pemikiran pragmatis.
Menjadi orang pragmatis adalah wajar dan sah. Kita berusaha untuk menjadi dan memiliki .sesuatu. karena .sesuatu" itu mempunyai kegunaan dan keuntungan bagi kita.
Namun, ada yang mesti diingat. Secara historis dan per definisi,
parlemen adalah lembaga kenegaraan yang langsung mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat sehingga kemudian dinamakan lembaga atau Dewan Perwakilan Rakyat. Di sini berarti keda parlemen semestinya berguna dan menguntungkan rakyat yang diwakilinya. Tapi
sayang, selama ini para anggota partemen kerap mengartikulasikan
suara dan kebutuhan diri dan partainya. Jadinya, reward yang mereka perolehtidak sebandingdenganapa yang menjaditugas mereka.
Itulah suatu bentuk pragmatisme yang egoistis.
Mudah-mudahan para anggota partemen yang terpilih nanti, dari
reward yang mereka peroleh menjadi sebanding dengan tugas yang
mereka emban, yakni memberi kegunaan dan keuntungan bagi rakyat yang diwakilinya. In; mah sekadar harapan! ***
Penulls,
--
stat pengajar Jurusan Antropologi, RSIP Unpad.
Kliping
Hum os Un pod
2009
.
o Minggu
28
OOkt
14
15
29
ONov
16
30
ODes
~.'
31
o Rabu
--o Selasa
4
5
20
.Mar
6
21
OApr
7
22
o Kamis . Jumal o SabllJ
8
9
10
11
23
OMei
24
OJun
25
26
~~
27
0 Jul 0 Ags OSep
Parlemen Pragmatis
O'eh BUD' RAJAB
BEGITU banyak orang yang
menjadi caleg (calon anggota Iegislatif). Berarti, begitu banyak
orang yang ingin menjadi anggota legislatif ini. Va, kursi di parlemen ini menjadi rebutan!
Memang 8ungguh enak menjadi anggota parlemen. Parlemen
adalah bagian dari lembaga kenegaraan yang memiliki otoritas
besar. Di samping mengawasi
cara keda dan kineda eksekutif,
pelaksana pemerintahan, juga
membuat peraturan atau undang'undang. Tidak akan sah
suatu peraturan bila tidak dibahas dan disetujui partemen.
Dari otoritasnya itulah, parlemen mendapatkan reward, ganjaran, berupa hak-hak istimewa
tertentu dan hadiah material. Sebutlah gaji dengan berbagai tunjangan, insentif, dan mungkin juga bonus. Di Indonesia, reward material
ini cukup besar. Anggota partemen bisa kaya dapat menjadi bagian
dari lapisan elite ekonomi masyarakat.
Jarang sekali ada orang yang ingin dan mau hidup miskin. Kemiskinan adalah beban! Men~apa banyak orang yang ingin menjadi anggota parlemen, ya, karena'mereka ingin kaya, punya hak istimewa,
dan dihormati. Inilah suatu pemikiran pragmatis.
Menjadi orang pragmatis adalah wajar dan sah. Kita berusaha untuk menjadi dan memiliki .sesuatu. karena .sesuatu" itu mempunyai kegunaan dan keuntungan bagi kita.
Namun, ada yang mesti diingat. Secara historis dan per definisi,
parlemen adalah lembaga kenegaraan yang langsung mewakili aspirasi dan kepentingan rakyat sehingga kemudian dinamakan lembaga atau Dewan Perwakilan Rakyat. Di sini berarti keda parlemen semestinya berguna dan menguntungkan rakyat yang diwakilinya. Tapi
sayang, selama ini para anggota partemen kerap mengartikulasikan
suara dan kebutuhan diri dan partainya. Jadinya, reward yang mereka perolehtidak sebandingdenganapa yang menjaditugas mereka.
Itulah suatu bentuk pragmatisme yang egoistis.
Mudah-mudahan para anggota partemen yang terpilih nanti, dari
reward yang mereka peroleh menjadi sebanding dengan tugas yang
mereka emban, yakni memberi kegunaan dan keuntungan bagi rakyat yang diwakilinya. In; mah sekadar harapan! ***
Penulls,
--
stat pengajar Jurusan Antropologi, RSIP Unpad.
Kliping
Hum os Un pod
2009
.
o Minggu
28
OOkt
14
15
29
ONov
16
30
ODes
~.'
31