PTN Masih Ragukan Kualitas UN.

I(OMPAS
4

o Selasa ---o Rabu
5

20

o Mar

6
21
.Apr

7
22

.

8
23


OMei

KOMPAS

- Ke-

inginan pemerintah supaya ujian
nasional di tingkat pendidikan
menengah bisa dipertimbangkan
dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru belwn beIjalan muIus. Pasalnya, perguruan tinggi
melihat pelaksanaan ujian nasional hingga saat ini masih butub pembenahan yang serius, terutama dari segi kredibilitasnya.
"Pembenahan serius mesti di~lakukan oleh pelaksana UN dan
peserta tesnya. Sampai UN tahun
ini, pelaksanaannya belum akuntabel. Harus ada komitmen dulu
untuk bisa membenahi pelaksanaan UN supaya hasilnya tidak
diragukan," kata Djoko Santoso,
Ketua Majelis Rektor Perguruan
Tinggi Negeri (pTN), seusaijwnpa pers soal peringatan Hari Pendidikan Nasional di Jakarta, Rabu
(29/4).

Menurut Djoko, pelaksanaan
UN masih rawan penyimpangan
dan itu terbukti dalam beberapa
kasus di sejwnlah daerah. Karena
itu, persoalan mendasar soal kredibilitas penyelenggaraan UN harus dibenahi secara serius sebagai
! jaminan pelaksanaan ujian nasional yang dapat dipercaya.
"Perguruan tinggi ini memang
ikut dalam pengawasan, tetapi
peran dari pelaksana UN dan
peserta yang harus membuktikan
bahwa UN itu akan berlangsung
baik ke depannya," kata Djoko.

Kliplng
--

10
24

UJIAN NASIONAL


JAKARTA,

9

OJun
.

PTN Masih
Ragukan
Kualitas UN

0

Kam's

-

11
25


OJul

o Sabtu o Minggu

Jumat

12
27

0 -Ags

OSep

Beasiswa
Sementara itu, untuk membuka akses bagi calon mahasiswa
miskin ke perguruan tinggi negeri, pemerintah melanjutkan
program pemberian beasiswa
I untuk 2.000 calon mahasiswa.
Pemerintah mengalokasikan dana senilai Rp 10 miliar untuk

menjaring lulusan SMAsederajat
di seluruh Indonesia supaya bisa
tes masuk di PTN.
Fasli Jalal, Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional, mengatakan, calon mahasiswa itu dibiayai untuk tes masuk PTN dan
diberi beasiswa pada tahun pertama di perguruan tinggi. Selanjutnya, keberlangsungan pendidikan mahasiswa dari keluarga
tidak mampu itu dijamin dari
beasiswa pendidikan yang disediakan pemerintah untuk mahasiswa miskin serta dari perguruan tinggi bersangkutan.
Menurut Fasli, ke depannya
harus dibuat mekanisme penyaringan calon mahasiswa yang dimulai sejak kelas 1 SMA Dengan
demikian, semangat siswa dari
keluarga tidak mampu untuk
berprestasi semakin tinggi karena ada kepastian untuk ditanggung biaya pendidikannya di

-ITN pilihanmereka.(E~

Uumas

Unpao


2009

14

13

26

28

15
29

ONov
OOkt
...............

o