HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA PENDERITA CARPAL TUNNEL SYNDROME Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Disabilitas Aktivitas Sehari-Hari Pada Penderita Carpal Tunnel Syndr.

HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS
SEHARI-HARI PADA PENDERITA CARPAL TUNNEL SYNDROME
DI RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh:
ASTRI KHAERUNISA PUTRI
J500100045

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS
SEHARI-HARI PADA PENDERITA CARPAL TUNNEL SYNDROME DI
RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA
Astri Khaerunisa Putri1, Ani Rusnani Fibriani2, Nur Mahmudah3
1

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2Dokter
Ahli Neurologi RS PKU Muhammadiyah Surakarta, 3Dosen Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Latar Belakang. Gangguan pekerjaan yang berhubungan dengan tangan yang
paling sering terjadi dalam Cummulative Trauma Disorders (CTDs) adalah
Carpal Tunnel Syndrome (CTS). CTS merupakan entrapment neuropathy dengan
salah satu gejala awalnya adalah rasa nyeri. Rasa nyeri yang terdapat pada
penderita CTS tersebut dapat membuat fungsi tangan terganggu sehingga
mengakibatkan keterbatasan fungsional atau disabilitas pada penderita CTS dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas
nyeri dengan disabiltas aktivitas sehari-hari pada penderita CTS di RSUD Dr.
Moewardi di Surakarta.
Metode. Metode penelitian yang digunakan ialah analitik observasi dengan
pendekatan Cross Sectional. Besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 49
sampel dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari pengisian
kuesioner Visual Analogue Scale (VAS) dan The Boston-Carpal Tunnel Syndrome
Questionnaire (BCTQ).
Hasil. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji Gamma dan Sommers’d,

didapatkan nilai korelasi antar variabel sangat kuat (r = 0,934) dan nilai
kemaknaan 0,00 (p < 0,05).
Kesimpulan. Terdapat hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas
aktivitas sehari-hari pada penderita CTS di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.

Kata kunci: Carpal Tunnel Syndrome, intensitas nyeri, disabilitas aktivitas

THE RELATIONSHIP BETWEEN INTENSITY OF PAIN AND
DISABILITY ACTIVITIES OF DAILY LIVING IN PATIENT WITH
CARPAL TUNNEL SYNDROME IN DR. MOEWARDI HOSPITAL IN
SURAKARTA
Astri Khaerunisa Putri1, Ani Rusnani Fibriani2, Nur Mahmudah3
1
Student of Medical Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta,
2
Neurologist in PKU Muhammadiyah Hospital of Surakarta, 3College Instructor
of Medical Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta
ABSTRACT
Background. The most common of work-related hand disorders in Cummulative
Trauma Disorders (CTDs) is Carpal Tunnel Syndrome (CTS). CTS is the

entrapment neuropathy with the one of early symptoms were pain. The pain
contained in the CTS patient can makes impairment of hand function, resulting in
functional limitations or disability in patients with CTS in performing daily
activities.
Objective. This study is aimed to understand the relationship between the
intensity of pain with disability activities of daily living in patient with CTS in Dr.
Moewardi Hospital in Surakarta.
Method. This method of research is an analytic observational with Cross
Sectional approach. The number of samples are 49 samples with simple random
sampling technique. Data obtained from self-reported questionnaire, includes a
Visual Analogue Scale (VAS) and the Boston Carpal Tunnel Syndrome
Questionnaire (BCTQ).
Result. Analysis of data using Gamma and Sommers’d test, obtained the value of
a very strong correlation between the variables (r = 0,934) and the significancy
value is 0,00 (p < 0,05).
Conclusion. There is a relationship between the intensity of pain with disability
activities of daily living in patient with CTS.

Keyword: Carpal Tunnel Syndrome, intensity of pain, disability activities


PENDAHULUAN
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu gangguan
ekstremitas atas disebabkan oleh penyempitan pada terowongan karpal sehingga
terjadi penekanan terhadap nervus medianus yang terletak pada pergelangan
tangan (Woodall, 2012). Terdapat beberapa penelitian yang melaporkan bahwa
CTS termasuk pada CTDs, yaitu suatu kelainan berkaitan dengan pekerjaan yang
paling cepat menimbulkan gangguan berhubungan dengan tangan seperti
menjahit, menusuk, memasak, kesenian, dan berolahraga (Tana dkk, 2004).
Menurut catatan dari Bureau of Labor Statistics (BLS) pada tahun 1992,
ditunjukkan bahwa dari seluruh kasus CTDs, separuhnya dilaporkan dengan
diagnosis CTS yaitu sekitar 480.000 kasus (Kurniawan, 2008). National Health
Interview Study (NHIS) melaporkan bahwa prevalensi CTS besarnya 1,55%.
Angka kejadian CTS pada populasi umum dikisarkan sekitar 5% untuk wanita dan
0,6% untuk laki-laki (Aroori dan Roy, 2008). Penelitian pada pekerja garmen di
Jakarta Utara yang menggunakan kriteria diagnosis dari The National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH) didapatkan bahwa prevalensi CTS
cukup tinggi yaitu 20,3%. (Tana dkk, 2004).
CTS menjadi pusat perhatian peneliti dikarenakan termasuk dalam salah
satu jenis CTDs yang paling cepat menimbulkan kelainan pada pekerja, yang
mana selain timbul rasa nyeri, dapat juga membuat fungsi-fungsi pergelangan

tangan dan tangan terbatas (disabilitas fungsional) sehingga berpengaruh terhadap
pekerjaan sehari-hari (Rell dan Galvin, 2008). Melihat kegiatan industri yang ada
di Indonesia, perkiraan kemungkinan jumlah angka kejadian CTS di kalangan
pekerja lebih besar, dan banyak data-data yang belum dilaporkan, sehingga
tindakan pencegahan belum mendapat prioritas, sedangkan prognosis CTS lebih
baik bila didiagnosis sedini mungkin (Kurniawan dkk, 2008).
Dari data-data diatas, maka peneliti ingin hubungan antara intensitas nyeri
dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada penderita Carpal Tunnel Syndrome
di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta..
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas nyeri
dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada penderita Carpal Tunnel Syndrome.
TINJAUAN PUSTAKA
Intensitas Nyeri
International Association for Study of Pain (IASP) mendefinisikan bahwa
nyeri adalah suatu sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan
yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau
menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Fawcett, 2011).

Nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi, lokasi, penyebab,
intensitas, dan berdasarkan mekanisme terjadinya (National Pharmaceutical

Council, 2001). Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri
dirasakan oleh individu (Tamsuri, 2007).

Disabilitas
Disabilitas merupakan suatu keterbatasan atau ketidakmampuan seseorang
dalam melakukan aktivitas fungsional sehari-hari yang dianggap dapat dilakukan
oleh orang normal akibat dari adanya suatu perburukan (impairment). Secara
sederhana, disabilitas dapat diartikan sama dengan ketidakmampuan dalam
bekerja (Robinson, 2001).
Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah salah satu gangguan pada tangan
yang terjadi karena penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia
pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan
sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus (Sidharta, 2006). Penyebab
terjadinya CTS pada sebagian besar kasus adalah idiopatik, namun dapat
berhubungan dengan keadaan yang menyebabkan penekanan pada nervus
medianus di pergelangan tangan (Rambe, 2004).

Tekanan yang berulang pada nervus medianus akan menimbulkan kongesti

dan anoksia yang berakibat kerusakan endotel yang menyebabkan kebocoran
protein sehingga terjadi edema epineural yang apabila kondisi tersebut
berlangsung secara terus menerus akan terjadi fibrosis epineural yang dapat
merusak serabut saraf sehingga fungsi nervus medianus dapat terganggu (Davis,
2005).
Gejala awal CTS berupa gangguan sensorik saja yang berupa rasa nyeri,
rasa parestesia atau tebal (numbness) dan rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari sesuai dengan distribusi sensorik
nervus medianus. Pada penderita CTS tahap lanjut, dapat djumpai atrofi otot-otot
thenar dan otot-otot lainnya yang diinervasi oleh nervus medianus (Rambe, 2004).
Hubungan Intensitas Nyeri dengan Disabilitas Aktivitas Sehari-hari pada
penderita Carpal Tunnel Syndrome
Gejala awal yang sering didapatkan dari CTS adalah rasa nyeri, rasa
parestesia atau tebal dan rasa seperti terkena aliran listrik pada daerah yang
dipersarafi oleh nervus medianus (Lee et al., 2013).
CTS menjadi pusat perhatian peneliti dikarenakan termasuk dalam salah
satu jenis CTDs yang paling cepat menimbulkan kelainan pada pekerja, yang
mana selain timbul rasa nyeri, dapat juga membuat fungsi-fungsi normal
pergelangan tangan dan tangan terbatas (disabilitas fungsional) sehingga
berpengaruh terhadap pekerjaan sehari-hari.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Jalan
Bagian Saraf RSUD Dr. Moewardi. Penelitian dilaksanakan pada 23 September –
23 November 2013. Data penelitian diperoleh dari data primer yaitu hasil
wawancara dengan menggunakan kuesioner pada pasien CTS dan data sekunder
yaitu hasil diagnosis pasien CTS oleh dokter ahli saraf. Populasi dalam penelitian

ini adalah pasien di Instalasi Rawat Jalan Bagian Saraf RSUD Dr. Moewardi.
Sampel yang hendak diteliti adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Total jumlah sampel adalah 49 sampel. Kriteria restriksi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kriteria Inklusi
a. Penderita CTS yang tercatat pada data rekam medis di Instalasi Rawat
Jalan Bagian Saraf di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta
b. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan
c. Usia 20-65 tahun
d. Yang bersedia menjadi responden penelitian
2. Kriteria Ekslusi

a. Penderita CTS yang tercatat pada data rekam medis di Instalasi Rawat
Jalan Bagian Saraf di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta yang menjalani
kontrol kurang dari 3 kali.
b. Penderita CTS sekunder (akibat dari komplikasi penyakit lain seperti
diabetes mellitus, stroke, rheumatoid arthritis, dan lain-lain)
c. Penderita CTS yang sudah mengalami disabilitas kronis dan sudah
memakai alat fisioterapi (misalnya wrist splint).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri
sebagai variabel bebas dan disabilitas aktivitas sehari-hari pada penderita CTS
sebagai variabel terikat.
CTS ditentukan berdasarkan dokter spesialis saraf di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.Intensitas nyeri diukur dengan menggunakan Visual Analogue Scale
(VAS) dengan rentang penilaian tidak nyeri, nyeri ringan, sedang, berat terkontrol
dan berat tidak terkontrol. Skala variabel penelitian adalah ordinal.
Pengukuran disabilitas diukur dengan menggunakan kuesioner The
Boston-Carpal Tunnel Syndrome Questionnaire (BCTQ) yang berisi tentang
pokok-pokok pertanyaan mengenai evaluasi berat-ringan gejala pada CTS dan
status fungsional dengan rentang penilaian tidak ada kesulitan, kesulitan ringan,
kesulitan sedang, kesulitan berat, dan tidak dapat menggunakan tangan sama
sekali. Skala variabel penelitian adalah ordinal.

HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tanggal 23 September hingga 23 November
2013 dengan sampel sebanyak 49 sampel. Semua sampel merupakan penderita
CTS yang tercatat di Instalasi Rawat Jalan bagian Saraf RSUD Dr. Moewardi di
Surakarta. Berikut ini distribusi data hasil dari penelitian:
Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah

Jumlah
8
41
49

Presentase (%)
16,3%
83,7%
100%


Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan Usia
Umur
20 – 29
30 – 39
40 – 49
50 – 59
60 – 65
Jumlah

Jumlah
1
6
21
15
6
49

Presentase (%)
2,0%
12,2%
42,9%
30,6%
12,2%
100%

Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan Intensitas Nyeri
Intensitas Nyeri
Nyeri Ringan
Nyeri Sedang
Nyeri Berat
Terkontrol
Nyeri Berat Tidak
Terkontrol
Jumlah

Jumlah
11
23
12

Presentase (%)
22,4%
46,9%
24,5%

3

6,1%

49

100%

Tabel 4. Distribusi sampel berdasarkan Disabilitas Aktivitas Sehari-hari
Disabilitas Aktivitas
Kesulitan Ringan
Kesulitan Sedang
Kesulitan Berat
Kesulitan Sangat
Berat
Jumlah

Jumlah
13
22
11
3

Presentase (%)
26,5%
44,9%
22,4%
6,1%

49

100%

Tabel 5. Hasil Crosstabulation antara Intensitas Nyeri dengan Disabilitas
Aktivitas
CrossKesulitan Kesulitan Kesulitan Kesulitan Total
tabulation
Ringan
Sedang
Berat
Sangat
Berat
Nyeri
11
0
0
0
11
Ringan
Nyeri
2
21
0
0
23
Sedang
Nyeri Berat
0
1
11
0
12
Terkontrol
Nyeri Berat
0
0
0
3
3
Tidak
Terkontrol
Total
13
22
11
3
49

Tabel 6. Hasil uji korelasi Gamma dan Somers’d
Hubungan
Intensitas Nyeri
(Variabel
Independen)
Disabilitas Aktivitas
(Variabel Dependen)

Nilai Korelasi
(+) 0,934

Kemaknaan
0,000

(+) 0,946

0,000

PEMBAHASAN
Tabel 1 menyajikan distribusi sampel menurut jenis kelamin. Diperoleh
data bahwa penderita CTS terbanyak pada perempuan, yaitu sebesar 83,7% atau
41 orang dari 49 total sampel. Dari beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa
perubahan hormonal yang tinggi terjadi pada wanita, khususnya pada kondisi
hamil dan menopause, dapat meningkatkan risiko terjadinya CTS pada wanita
(Yazdanpanah et al., 2011).
Tabel 2 menyajikan distribusi sampel menurut usia. Didapatkan bahwa
angka kejadian CTS paling banyak terjadi pada rentang usia 40-49 tahun dengan
presentase sebesar 42,9% atau sebanyak 21 orang. Berkaitan dengan semakin
meningkatnya usia maka dapat pula meningkatkan risiko terjadinya CTS, hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti terdapat hilangnya akson, kelainan
pada konduksi saraf, dan abnormalitas pembuluh darah (Komurcu et al., 2013).
Tabel 3 menyajikan distribusi sampel berdasarkan intensitas nyeri.
Didapatkan bahwa intensitas nyeri sedang merupakan yang terbanyak dengan
presentase sebesar 46,9% atau sebanyak 23 orang. Rasa nyeri merupakan keluhan
tersering yang sering dilaporkan pada penderita CTS. Dalam beberapa penelitian,
rasa nyeri adalah prediktor yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi adanya
gangguan muskuloskeletal, salah satunya CTS (Vaccarino et al., 2009).
Tabel 4 menyajikan distribusi sampel mengenai disabilitas aktivitas.
Didapatkan bahwa kesulitan sedang atau disabilitas sedang merupakan yang
terbanyak dengan presentase sebesar 44,9% atau sebanyak 22 orang. Menurut
Alfonso et al., (2009), terdapat 3 tingkatan mengenai tanda dan gejala CTS, pada
tingkat pertama dilaporkan terdapat rasa nyeri yang meningkat, rasa parestesia
atau kesemutan pada jari-jari tangan, terutama setelah melakukan gerakan repetitif
yang menekan tangan. Pada tingkatan kedua, akan didapatkan gejala defisit
motorik pada tangan berupa sering terjatuhnya benda-benda secara spontan dari
genggaman tangan, serta pada tingkatan ketiga, terdapat hipo-/atrofi otot thenar
dan berakibat keterbatasan fungsi atau disabilitas pada tangan.
Tabel 5 menyajikan hasil crosstabulation antara intensitas nyeri dengan
disabilitas aktivitas. Didapatkan bahwa intensitas nyeri sedang dengan kesulitan
(disabilitas) sedang adalah yang dominan dengan jumlah responden sebanyak 21
orang. Hal tersebut terkait dengan proses patologi dari CTS, yang semakin berat
tingkat patologi CTS dapat menyebabkan peningkatan dari keterbatasan fungsi
atau disabilitas pada tangan (Alfonso et al., 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan pada 49 penderita CTS telah diketahui
bahwa intensitas nyeri dipakai sebagai variabel bebas dan disabilitas aktivitas

sehari-hari sebagai variabel tergantung, dan yang didapatkan dari hasil uji korelasi
Gamma dan Somers’d mempunyai nilai korelasi (r) sebesar 0,934. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang sangat kuat antara
intensitas nyeri terhadap disabilitas aktivitas sehari-hari pada penderita CTS di
RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fernandes
et al., (2013), bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan antara nyeri,
kondisi fisik dan gangguan neurofisiologi dengan penurunan fungsi atau
disabilitas, khususnya pada perempuan. Menurut Turner (2004), CTS merupakan
salah satu dari gangguan muskuloskeletal tersering terkait dengan pekerjaan
sehingga dapat menyebabkan disabilitas yang bersifat kronis. (Robinson, 2001).
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dalam penelitian ini
dilakukan observasi (faktor risiko) dan variabel terikat (efek) dalam sekali waktu
serta pada saat yang sama, sehingga terdapat beberapa kelemahan dalam
penelitian ini. Kelemahan dalam penelian ini disebabkan oleh keterbatasan waktu
dalam teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, serta melihat
data rekam medis pasien yang didapatkan kurang lengkap.
SIMPULAN
Hasil penelitian yang dilakukan pada penderita CTS di RSUD Dr.
Moewardi, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara
intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada penderita Carpal
Tunnel Syndrome di RSUD Dr. Moewardi di Surakarta (r=0,934) dengan nilai
kemaknaan (p.sig< 0,05) yaitu 0,000 (bermakna).

SARAN
1. Prevalensi CTS di Indonesia sendiri masih belum diketahui dengan pasti,
maka diperlukan evaluasi dalam hal penelitian epidemiologi untuk
membantu diagnosis secara dini.
2. Perlu dilakukan deteksi sedini mungkin terhadap penderita CTS karena
CTS dapat menyebabkan keterbatasan fungsi atau disabilitas dan
kecacatan.
3. Perlu dilakukan terapi yang adekuat baik dalam terapi kausatif, operatif,
maupun rehabilitatif pada penderita CTS dengan disabilitas yang berat
supaya dapat mengembalikan fungsi normal tangan.

DAFTAR PUSTAKA
Adam dan Victor’s, 2009. Principles of Neurology 9th edition. Boston: The
McGraw-Hill Companies. pp: 124-144
Albar, Z., 2006. Mixed Pain di bidang Reumatologi. Dalam simposium “Mixed
Pain: The Pathology and Current Treatment Options in Mixed Pain
Therapy. Jakarta
Alfonso, C., Jann, S., Massa, R., & Torreggiani, A., 2009. A Review Article:
Diagnosis, Treatment and Follow-Up of the Carpal Tunnel Syndrome.
Italy: Springer Neurol Sci. pp: 1-10
Arief, M., 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan.
Universitas Sebelas Maret Press.
Aroori & Roy, 2008. Carpal Tunnel Syndrome. Ulster Medical Journal. 77(1): 617
Atroshi, I., Gummesson, C., Johnsson, R., Ornstein, E., Ranstam, J., dan Rosen, I.,
1999. Prevalence of Carpal Tunnel Syndrome in a General Population.
The Journal of American Medical Association. Vol. 281(2): 153-158
Bialosky, J.E., Bishop, M.D., Robinson, M.E., Price, D.D., & George, S.Z., 2011.
Heightened Pain Sensitivity in Individuals with Signs and Symptoms of
Carpal Tunnel Syndrome and the Relationship to Clinical Outcomes
Following a Manual Therapy Intervention . USA: NIH Public Access. 6:
602-608
Bougie, Jacqueline D. & Moergenthal, A. Paige., 2001. The Aging Body:
Conservative Management of Common Neuromusculoskeletal Condition .
New York: McGraw Hill Medical Publishing Division. pp: 184-185
Borges, J.B.C. dan Ferreira, D.L.M, 2006. Pain Intensity and Postoperative
Functional Assessment After Heart Surgery. Braz J Cardiovasc Surg. 21(4):
393-402
Burns et al., 2005. Mechanisms of Acute and Chronic Compression Neuropathy.
In: Dyck P.J., Thomas P.K., Eds. Peripheral Neuropathy. Amsterdarm:
Elsevier. pp: 1391-1402
Cederlund, Ragnhild I., Dahlin, Lars B., & Thomsen, Niels O., 2012. Activity
Limitations Before and After Surgical Carpal Tunnel Release Among
Patients with and without Diatebetes. J Rehabil Med. 44: 261-267
Ciftdemir, M., Copuroglu, C., Ozcan M., dan Cavdar, L., 2013. Carpal Tunnel
Syndrome in Manual Tea . Tukery: Harvesters. Join Disease and Related
Surgery. 24(1): 12-17
Dale, A.M., Harris-Adamson, C., Rempel, D., Gerr, F., Hegmann, K., Silvestein,
B., Burt, S., Garg, A., Kapellusch, J., Merlino, L., Thiese, M.S., Eisen,
E.A., dan Evanoff, B., 2013. Prevalence and incidence of carpal tunnel
syndrome in US working populations: pooled analysis of six prospective
studies. USA: Scandinavian Journal of Work, Environtmet and Health. pp:
1-11
Davis, Larry E., Molly, K. King., & Jessica, L. Schultz., 2005. Carpal Tunnel
Syndrome in Fundamentals of Neurologic Disease . Demos Medical
Publishing New York. pp: 61-63

Demircay, Emre., Civelek, Erdinc., Cansever, Tufan., Kabatas, Serdar., & Yilmaz,
Cem., 2011. Anatomic Variations of the Median Nerve in the Carpal
Tunnel: A Brief Review of the Literature. Turkish Neurosurgery. 21(3): 388396
De Jong, R.N., 1992. The Neurologic Examination 5th ed.revised by A.F. Haerer.
Philadelphia. J.B. Lippincott
Dorland, 2010. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC
Eleftheriou, A., Rachiotis, G., Varitimidis, S.E., Koutis, C., Malizos, K.N., dan
Hadjichristodoulou, C., 2012. Cumulative Keyboard Strokes: A Possible
Risk Factor for Carpal Tunnel Syndrome. Journal of Occupational
Medicine and Toxicology: BioMed Central. 7:1-7
Fawcett T.N., 2011. Pain: Definitions, Secrets and Success. The University of
Edinburgh. pp: 2-3
Fernandez C., Cleland, J.A., Manzano, G.P., Santiago, R.O., Rincon, A.I., Perez,
A.M., & Morales, M.A., 2013. Clinical, Physical, and Neurophysiological
Impairments Associated With Decreased Function in Women with Carpal
Tunnel Syndrome. Spain: Journal of Orthopaedic & Sports Physical
Therapy. 9:641-649
Fine L.J. dan Silverstein B.A., 2000. Work-Related Disorders of the Neck and
Upper Extremities, Musculoskeletal Disorders in: Levy B.S., Wegman D.H.,
editors Occupational Health Recognizing and Preventing Work-Related
Disease and Injury 4th ed. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins. pp:
516-31
Giersiepen, K. dan Spallek, M., 2011. Carpal Tunnel Syndrome as an
Occupational Disease. Deutches Arzteblatt International. 14:238-242.
Greenberg, M.S., 1997. Handbook of Neurosurgery 3rd ed. Lakeland: Greenberg
Graphics. pp: 414-419
Gursoy, A.E., Kolukisa, M., Yildiz, G.B., Kocaman, G., Celebi, A., & Kocer, A.,
2013. Relationship between Electrodiagnostic Severity and Neuropathic
Pain assessed by the LANSS Pain Scale in Carpal Tunnel Syndrome .
Turkey: Neuropsychiatric Disease and Treatment. 9:65-71.
Harden, R.N., 2005. Chronic Neuropathic Pain: Mechanism, Diagnosis and
Treatment. Neurologist. 11:111-122
Harsono, W.R., 1995. Carpal Tunnel Syndrome at Workers Who Were Exposed by
Repeated Biomechanical Pressures at Hand and Wrist. Tire Industry RSIN
Company
Hartwig dan Wilson, 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. II(6):1063-1103
Ibrahim, I., Khan, W.S., Goddard, N., dan Smitham, P., 2012. Carpal Tunnel
Syndrome : A Review of the Recent Literature. UK: The Open Orthopaedics
Journal. 6: 69-76
Jagga, Lehri, dan Verma, 2011. Occupation and It’s Association with Carpal
Tunnel Syndrome. Punjab: Journal of Exercise Science and Physiotherapy.
7(2): 68-78

Kambodji dan Joyce, 2002. Laporan Penelitian: Pengaruh Intensitas Nyeri
Terhadap Keterbatasan Fungsional Aktivitas Sehari-hari Penderita Nyeri
Punggung Bawah Kronis. Universitas Gadjah Mada
Kaplan, Deborah., 2000. The Definition of Disability. United States: The Center
for Accessible Society
Karabay, N., Kayalar, M., dan Ada, S., 2013. Sonographic Assessment of
Transverse Carpal Ligament after Open Surgical Release of The Carpal
Tunnel. Turkey: Acta Orthopaedica et Traumatologica Turcica. 47(2):7338
Komurcu, H.F., Kilic, S., dan Anlar, O., 2013. Relationship of Age, Body Mass
Index, Wrist and Waist Circumferences to Carpal Tunnel Syndrome
Severity. Turkey: Neurologia Medico-Chirurgica. pp: 1-6
Kurniawan, B., Jayanti S., dan Setyaningsih, Y., 2008. Faktor Risiko Kejadian
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa
Karangcengis, Purbalingga . Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 3(1):3137
Lee, H.J., Kwon, H.K., Kim, D.H., dan Pyum, S.B., 2013. Nerve Conduction
Studies of Median Motor Nerve and Median Sensory Branches According
to the Severity of Carpal Tunnel Syndrome. Korea: Annals of
Rehabilitation Medicine. 37(2):254-262
Levine D.W., Simmons B.P., Koris M.J., Daltroy L.H., Hohl G.G., Fossel A.H.,
dab Katz J.N., 1993. A Self-Administered Questionnaire for the
Assessment of Severity of Symptoms and Functional Status in Carpal
Tunnel Syndrome. Boston: The Journal of Bone and Join Surgery. Vol.
75A(11): 1585-1591
Li, Zong-Ming., Masters, Tamara L., dan Mondello, Tracy A., 2011. Area and
Shape Changes of the Carpal Tunnel in Response to Tunnel Pressure . J
Orthop Res. 29(12): 1951-1956
Loeser J.D., 2001. Medical Examination of the Patient with Pain, Dalam:
Bonlen’s Management of Pain Part II. Lippincott Williams & Wilkins. pp:
1-3
Meirelles L.M., Santos J.B., Santos L.L., Branco M.A., Faloppa F., Leite M., dan
Fernandes C.H., 2006. Evaluation of the Boston Questionnaire applied at
late post-operative periode of Carpal Tunnel Syndrome Operated with the
Paine Retinaculatome throught Palmar Port. Acta Ortop. Bras. Vol. 14
(3): 126-132
Moeliono, F., 1993. Etiologi, Diagnosis dan Terapi Sindroma Terowongan
Karpal (STK) atau Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Neurona
National Institutes of Health, 2012. Guidelines of Carpal Tunnel Syndrome. NIH
Publication. 12: 1-12
National Institutes of Health, 2012. Carpal Tunnel Syndrome. 12:1-16
National Pharmaceutical Council, 2001. Pain: Current Understanding of
Assessment, Management, and Treatments. I: 10 -12
Nix, W., 2006. Clinical Impact, Diagnosis and Treatment of the Mixed Pain
Syndrome. Dalam simposium “Mixed Pain: The Pathology and Current
Treatment Options in Mixed Pain Therapy”. Jakarta

Notoatmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nunez, F., Vranceanu, A.M., dan Ring, D., 2010. Determinant of Pain in Patients
with Carpal Tunnel Syndrome.The Association of Bone and Join Sugeons:
Clin. Orthop. Relats. Res. 468:3328-3332
Pacek, C.A., Tang, J., Goitz, R.J., Kaufman, R.A., dan Li, Z., 2010.
Morphological Analysis of the Carpal Tunnel. USA: Springer. 5:77-81
Parsons G. dan Preece W., 2010. Principles and Practice of Managing Pain. USA:
The McGraw-Hill Companies
PERDOSSI, 2011. Konsensus Nasional 1: Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri
Neuropatik. Surabaya: Airlangga University Press
Povlsen, B., 2010. High Incidence of Absent Nerve Conduction in Older Patients
with Bilateral Carpal Tunnel Syndrome. UK: Ann R Coll Surg Engl. 92:
403-405
Povlsen, B., Aggelakis, K., dan Koutroumanidis, M., 2010. Effect of Age on
Subjective Complaints and Objective Severity of Carpal Tunnel Syndrome:
Prospective Study. UK: Journal of the Royal Society of Medicine Short
Report. 1:1-6
Raman S.R., Al-Halabi, B., Hamdan, E., dan Landry, M.D., 2012. Prevalence and
risk factors associated with self-reported Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
among office workers in Kuwait. BMC Reasearch Notes. 5: 1-6
Rambe, Aldy S., 2004. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK
USU. Diakses tanggal 7 Juni 2013. http://library.usu.ac.id
Rell dan Galvin, 2008. Cumulative Trauma Disorders: What are Cumulative
Trauma Disorders? . Hartford: Connecticut Department of Public Health.
1:1-7
Rubenstein, David., Wayne, David., dan Bradley, John., 2007. Kedokteran Klinis
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga Medical Series. pp: 25
Robinson J.P., 2001. Evaluation of Function and Disability, Dalam: Bonlea’s
Management of Pain Part II. Lippincott Williams & Wilkins. pp: 2720-3
Roll, S.C., Evans, K.D., Li, X., Sommerich, C.M., Smith, J.C., 2013. Importance
of Tissue Morphology Relative to Patient Report of Symptoms and
Functional Limitations Resulting From Median Nerve Pathology.
Columbus: Am J Occup Ther. 67(1):64-72.
Sesto, Mary E., Radwin, Robert G., dan Salvi, Frank J., 2003. Functional Deficits
in Carpal Tunnel Syndrome. American Journal of Industrial Medicine.
44:133-140
Setyohadi B., 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Universitas
Indonesia. III(4):2720-272
Sidharta, Priguna., 2004. Neurologi Dasar Klinis. Jakarta: Dian Rakyat. pp:106109
Sunaryanto, Andik., 2009. Penatalaksanaan Kasus Nyeri. FK UNUD: Bagian
Anestesiologi dan Reanimasi
Tamsuri, 2007. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC
Tana L., Halim S.F., Delima, dan Ryadina W., 2004. Carpal Tunnel Syndrome
pada Pekerja Garmen di Jakarta . Bul. Penel. Kesehatan. 32(2):73-82

Tana, L., Delima, Riyadina, Woro., 2009. Evaluasi Model Penyuluhan dalam
Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Mengenai Sindrom
Terowongan Karpal Pada Pekerja Beberapa Perusahaan Garmen Di
Jakarta Tahun 2004. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan .
Vol. XIX (3): 109-115
The British Pain Society 2007. National Guidelines: The Assessment of Pain in
Older People. 07:1-2
Turner, J.A., Franklin, G., Fulton-Kehoe, D., Egan, K., Wickizer, T.M., Lymp,
J.F., Sheppard, L., & Kaufman, J.D., 2004. Prediction of Chronic Disability
in Work-Related Musculoskeletal Disorder: a Prospective, PopulationBased Study. USA: BioMed Central. 5:1-7
Vaccarino, A.L., Sills, T.L., Evans, K.R., dan Kalali, A.H., 2009. Multiple Pain
Complaints in Patients with Major Depressive Disorder . Psychosom Med.
71:159-162
Wibowo, B.S., 2006. Clinical Impact and Treatment Options in Mixed Pain .
Jakarta: Departement of Neurology in Medical Faculty of Indonesia
University. pp:101-123.
Woodall C., 2012. Clinical Guideline for The Conservative Management of
Carpal Tunnel Syndrome. Advanced Musculoskeletal Physiotherapist:
Clinical Guideline Ratification Group. 1:2-6
Yazdanpanah, P., Aramesh, S., Mousavizadeh, A., Ghaffari, P., Khosravi, Z., dan
Khademi, A., 2012. Prevalence and Severity of Carpal Tunnel Syndrome
in Women. Iran: Iranian J Pub Health. 41:105-110

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS NYERI DENGAN KETERBATASAN FUNGSIONAL AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA Hubungan Antara Intensitas Nyeri Dengan Keterbatasan Fungsional Aktivitas Sehari-Hari Pada Penderita Low Back Pain Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS NYERI DENGAN KETERBATASAN FUNGSIONAL AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA Hubungan Antara Intensitas Nyeri Dengan Keterbatasan Fungsional Aktivitas Sehari-Hari Pada Penderita Low Back Pain Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA PENDERITA CARPAL TUNNEL SYNDROME Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Disabilitas Aktivitas Sehari-Hari Pada Penderita Carpal Tunnel Syndr.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Disabilitas Aktivitas Sehari-Hari Pada Penderita Carpal Tunnel Syndr.

0 2 6

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Disabilitas Aktivitas Sehari-Hari Pada Penderita Carpal Tunnel Syndr.

0 1 5

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS ISKHIALGIA DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA PASIEN HERNIA NUKLEUS Hubungan Antara Intensitas Iskhialgia Dengan Disabilitas Aktivitas Sehari-Hari Pada Pasien Hernia Nukleus Pulposus (HNP) Di Rs. Dr Moewardi Surakar

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG Hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada pasien NPB di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 1 13

PENDAHULUAN Hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada pasien NPB di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 0 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada pasien NPB di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 0 4

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS NYERI DENGAN DISABILITAS AKTIVITAS SEHARI-HARI PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG Hubungan antara intensitas nyeri dengan disabilitas aktivitas sehari-hari pada pasien NPB di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

0 0 22