BENTUK DAN STRATEGI BERTINDAK TUTUR KOMISIF JOKOWI DALAM WACANA DEBAT CAPRES 2014 Bentuk Dan Strategi Bertindak Tutur Komisif Jokowi Dalam Wacana Debat Capres 2014.

BENTUK DAN STRATEGI BERTINDAK TUTUR KOMISIF JOKOWI
DALAM WACANA DEBAT CAPRES 2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1

Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia

ANDRI RIANTORO CATUR UTOMO
A310110056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

1

TINIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. A. YaniTromolPos-Pabelan, KartasuraTelp. (0211) 711417,Fax:115448 Surakarta 57102

Email: ums@ums.ac.id
Website : http ://www.ums.ac. id

Surat Persetuiuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir
Nama

: Prof. Dr. Harun Joko Prayitno,

NIP,NIK

: 196504281993031001

:

M. Hum

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan
skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa


:

Nama

:

Andri Riantoro Catur Utomo

NIM

:

A 310110056

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul

: BENTUK DAN STRATEGI BERTINDAK TUTUR KOMISIF JOKOWI
DALAM WACANA DEBAT CAPRES 2014,


Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 1 6 Februari 2015
Pembimbing

L
Prof. Dr. Harun Joko Pravitno. M. Hum

NIP. 196504281993031001

BENTUK DAN STRATEGI BERTINDAK TUTUR KOMISIF JOKOWI
DALAM WACANA DEBAT CAPRES 2014
Andri Riantoro Catur Utomo. A310110056. Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Maret, 2015.
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki 3 tujuan, 1) Mendeskripsikan bentuk bertindak tutur
komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014, 2) Mendeskripsikan strategi

bertindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014, dan 3)
Mendeskripsikan teknik tindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres
2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Simak Bebas Libat Cakap
(SBLC), teknik rekam, dan teknik catat. Data penelitian transkripsi kalimat atau
frasa tuturan komisif Jokowi. Analisis data menggunakan metode padan
ekstralingual. Hasil penelitian ada tiga hal, 1) Bentuk tindak tutur komisif
ditemukan ada empat macam, a) komisif berniat sebanyak 7 tuturan, b) komisif
berjanji sebanyak 25 tuturan, c) komisif menawarkan sebanyak 17 tuturan, dan
komisif mengancam sebanyak 3 tuturan. 2) strategi tindak tutur komisif langsung
sebanyak 26 tuturan yang terdiri dari: a) komisif berniat langsung dengan modus
perintah sebanyak 3 tuturan, b) komisif berjanji langsung dengan modus perintah
sebanyak 7 tuturan, dengan modus ajakan 1 tuturan, dengan modus permohonan
sebanyak 1 tuturan, c) komisif menawarkan langsung dengan modus perintah
sebanyak 6 tuturan, dengan modus ajakan sebanyak 5 tuturan, dan d) komisif
mengancam dengan modus ajakan sebanyak 3 tuturan. 3) Teknik tindak tutur
komisif literal sebanyak 33 dan tidak literal 2 tuturan yang terdiri: a) literal bentuk
komisif berniat sebanyak 3 tuturan dan tidak literal sebanyak 2 tuturan, b) literal
bentuk komisif berjanji sebanyak 18 tuturan, c) literal bentuk komisif
menawarkan sebanyak 9 tuturan, dan d) literal bentuk komisf mengancam

sebanyak 3 tuturan.
Kata kunci : tindak tutur langsung, komisif dan tindak tutur literal-tidak literal.

2
iii

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sarana paling efektif untuk berkomunikasi. Berbicara
tentang berkomunikasi ada berbagai variasai bahasa dalam pemanfaatan bahasa
sebagai media interaksi dengan khalayak, tentu tidak setiap orang mahir dalam
menggunakannya. Ada banyak cara untuk melakukan sebuah komunikasi, salah
satunya adalah debat calon presiden. Tindak tutur dalam debat Capres merupakan
salah satu cara dalam menyampaikan sebuah visi dan misi bagi kalangan politisi,
agar dapat memperoleh dukungan masyarakat luas.
Pendekatan pragmatik digunakan dalam penelitian ini untuk mengkaji
bentuk dan strategi tindak tutur komisif dalam berkomunikasi dengan lawan tutur.
Yule (2006: 94) komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk
mengikat dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Jenis
ilokusi ini cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif,
karena tidak mengacu pada kepentingan penutur tetapi pada kepentingan petutur.

Tindak tutur ini menyatakan apa yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur
komisif

dapat

berupa;

berniat,

berjanji,

mengancam,

bersumpah,

dan

menawarkan.
Peneliti merasa tertarik dengan tindak tutur komisif seperti apa sajakah
yang dituturkan Jokowi dalam debat Capres 2014, sehingga beliau mampu

menarik atau mampu mengambil hati rakyat Indonesia dengan janji dan solusi
program yang akan dibuat Jokowi setelah menjadi presiden, sehingga beliau
sekarang mampu meraih kedudukan menjadi Presiden Indonesia pada periode
2014-2019.
Rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, Bagaimanakah bentuk
bertindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014, Bagaimanakah
strategi bertindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014, dan
bagaimanakah teknik tindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres
2014.
Maka tujuan penulisan yaitu mendeskripsikan bentuk bertindak tutur
komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014, mendeskripsikan strategi
bertindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014, dan

1

mendeskripsikan teknik tindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres
2014. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah manfaat yang berkenaan
dengan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kebahasaan atau
linguistik dan penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan terhadap
penelitian berikutnya. Memberikan pengetahuan bahasa tentang bentuk dan

strategi tindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014, serta dapat
memberikan pemahaman yang mendalam terhadap kajian ilmu bahasa yaitu
bentuk dan strategi bertindak tutur komisif di Indonesia. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai kajian pragmatik
dalam tindak tutur Jokowi pada debat Capres 2014.
Menurut Yule (2006:94) komisif ialah jenis tindak tutur yang dipahami
oleh penutur untuk mengikatnya dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang
akan datang. Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh
penutur. Menurut Leech (1993:164) pada ilokusi ini n (sedikit banyak) terikat
pada suatu tindakan di masa depan, misalnya menjanjikan, menawarkan, berkaul.
Jenis ilokusi ini cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat
kompetitif, karena tidak mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada
kepentingan petutur. 2014.
Wijana ( 2009: 28-29) menyatakan strategi bertutur berdasarkan teknik
penyampaiannya dikelompokan menjadi dua, yaitu tindak tutur langsung dan
tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang
menyatakan secara langsung maksud penutur. sementara itu, tindak tutur tidak
langsung dinyatakan dengan mengubah fungsi kalimat, misalnya untuk
menyatakan perintah dapat digunakan dengan kalimat berita atau bahkan dengan
kalimat tanya. Jadi, strategi bertutur langsung dilakukan dengan menggunakan

tipe-tipe kalimat yang sesuai dengan fungsi kalimat tersebut. Misalnya, kalimat
tanya untuk menanyakan. Kalimat perintah untuk menyatakan perintah.
Sebaliknya, tuturan tak langsung digunakan untuk menyatakan perintah dapat
digunakan kalimat berita atau menyatakan perintah, dll.
Jenis tindak tutur berdasarkan teknik yaitu tindak tutur literal (literal
speech act) adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata

2

yang menyusunya, sedangkan tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act)
adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan
makna kata-kata yang menyusunnya. Makna yang hendak dikemukakan oleh
penutur dalam tindak tutur literal (literal speech act) adalah apabila makna yang
dikehendakinya sama dengan arti literal atau arti yang sebenarnya. Jadi, tuturan
tersebut dibangun oleh penutur dengan makna lugas, denotatif, dan tidak
bermakna ganda sehingga mudah ditafsirkan. Sebaliknya, tindak tutur dikatakan
sebagai tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act) apabila makna yang
dimaksudkan berlawanan dengan makna kata-kata yang mengiringinya.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang bersifat deskriptif. Teori pragmatik digunakan untuk memahami
bentuk dan strategi bertindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres.
Data dalam penelitian ini adalah transkripsi tindak tutur Jokowi dalam
wacana debat Capres 2014. Subjek penelitian ini adalah wacana Jokowi dalam
debat Capres 2014. Sumber data dalam penelitian ini, tuturan Jokowi yang
diperoleh dari hasil rekaman debat Capres 2014 dari internet.
Dalam penelitian ini digunakan triangulasi teori, triangulasi teoretis
dilakukan berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaannya dengan satu atau lebih rinci, maka dalam penelitian ini
dikumpulkan beberapa teori dari beberapa ahli untuk mengambil dialog dan
konteks yang bisa dikategorikan objek pragmatik.
Penelitian ini dilakukan dengan metode simak, teknik rekam, dan teknik
catat. Menurut Mahsun (2011:92) metode simak adalah cara yang digunakan
untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Peneliti
menyimak bentuk tuturan komisif Jokowi dalam wacana debat Capres 2014.
Adapun teknik lanjutan yaitu teknik simak bebas libat cakap, peneliti hanya
bersifat informan, tidak terlibat dalam peristiwa dalam tuturan tersebut dan hanya
bertindak sebagai pendengar dan pengamat dalam tuturan Jokowi dalam wacana
debat Capres. Teknik rekam dalam penelitian diperoleh dari internet yang


3

diunggah di Youtube. Teknik berikutnya adalah teknik catat, peneliti mencatat
tuturan dan mengklasifikasikan berdasarkan tuturan komisif yang di ujarkan
Jokowi dalam wacana Debat Capres 2014.
Analisis data penelitian ini menggunakan metode padan dengan Teknik
hubung banding yang bersifat ekstralingual digunakan untuk mendeskripsikan
bentuk dan strategi bertindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat Capres
2014.
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang dijadikan bahan untuk penelitian artikel ini, ada
tiga tujuan penelitian yaitu (1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur komisif, (2)
Mendeskripsikan strategi tindak tutur komisif, dan (3) Mendeskripsikan teknik
tindak tutur komisif.
Berdasarkan dari hasil analisis data, bentuk tindak tutur komisif Jokowi
dapat ditemukan empat tindak tutur komisif yaitu, komisif berniat, komisif
berjanji, komisif menawarkan, dan komisif mengancam. Berikut pemaparan
bentuk komisif, strategi tindak tutur komisif, dan teknik tindak tutur komisif
Jokowi dalam wacana debat Capres.
Bentuk komisif berniat
Jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk mengikatnya dirinya
terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini
menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur.
(1) Penutur : Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan masalah kontrak perusahaan asing.
Tuturan : “Kalau kontraknya perusahan luar negeri sudah habis nanti kita
akan kalkulasi kembali dan ambil alih perusahaan itu kalau
perusahaan itu menguntungkan.”
Tuturan (1) merupakan tindak tutur komisif berniat, tuturan tersebut
bersifat menyenangkan petutur. menunjukkan bahwa penutur berniat untuk
menghitung kembali kontrak perusahaan asing yang sudah selesai, jika kontrak
tersebut menguntungkan maka akan diambil alih oleh Indonesia. Strategi

4

tindak tutur langsung dengan modus perintah dan menggunakan teknik tindak
tutur literal.
(2) Penutur : Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan masalah ekonomi kreatif.
Tuturan : “Mengenai ekonomi kreatif, bidang ekonomi kreatif seperti
musik, animasi, seni pertunjukan, desain produk, dan video,
ruang-ruang untuk itu belum diberikan oleh pemerintah, saya
kira bila diberikan ruang ekonomi kreatif ini akan
berkembang.”
Tuturan (2) merupakan tindak tutur komisif berniat, tuturan tersebut
berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif. Ditandai pada kata
“bila diberikan,” penutur bermaksud untuk memanfaatkan ekonomi kreatif
dengan berniat memberikan ruang di bidang-bidang ekonomi kreatif seperti
musik, animasi, seni pertunjukan, desain produk, dan video. Strategi tindak
tutur langsung dengan modus perintah di tandai pada kata “bila diberikan.”
Teknik tindak tutur tidak literal karena penutur menyindir pihak pemerintah
yang kurang memperhatikan ekonomi kreatif ditandai pada lingual “bila
diberikan.”
(3) Penutur : Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Pemanfaatan ekonomi kreatif.
Tuturan: “Kita mempunyai budaya dari Sabang sampai Merauke bila itu
dikerjakan dengan manajemen panggung yang baik, dikerjakan
dengan manajemen lighting yang baik, dan dikerjakan dengan
manajemen promosi yang baik ekonomi kreatif juga akan
terlaksana dengan baik.”
Tuturan (3) merupakan tindak tutur komisif berniat karena berfungsi
berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif. Tuturan tersebut
ditandai pada kata “bila itu dikerjakan.” penutur dalam konteks tuturan
tersebut berniat memanfaatkan dan memperhatikan ekonomi kreatif yaitu
dengan pengerjaan manejemen panggung, lighting, dan promosi yang baik,
maka budaya yang ada di Indonesia akan lebih berkembang. Strategi tindak
tutur langsung dengan modus perintah ditandai pada kata “bila itu dikerjakan.”
Teknik tindak tutur tidak literal karena maksud penutur sesuai dengan makna
kata-kata yang menyusunnya yaitu penutur bermaksud untuk menyendir

5

pemerintahan yang kurang memperhatikan manajemen panggung yang baik
dalam mengelola seni dan budaya Indonesia ditandai pada lingual “bila itu
dikerjakan.”
Komisif berjanji
Suatu tindakan bertutur yang dilakukan oleh penutur dengan menyatakan
janji akan melakukan suatu pekerjaan yang diminta orang lain. Janji itu dilakukan
dalam kondisi tulus (sunguh-sungguh). Orang yang akan melakukan tindakan itu
ialah orang yang mempunyai kesanggupan atas pekerjaan atau tindakan.
(4) Penutur : Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Kasus angka kematian ibu melahirkan naik.
Tuturan: “BKBPN kita ini harus dihidupkan dan diaktifkan kembali.”
Tuturan (4) penutur menyatakan kesanggupan bertindak untuk
menghidupkan dan mengaktifkan BKBPN yakni “harus,” diujarkan penutur
dengan tujuan untuk meyakinkan petutur. Tuturan tersebut berfungsi untuk
menyenangkan petutur dan kurang bersifat kompetitif. Strategi tindak tutur
langsung dengan modus perintah ditunjukkan pada kata “dihidupkan dan
diaktifkan.” Teknik tindak tutur literal karena kata-kata yang menyusunnya
sesuai dengan maksud penutur dintadai pada lingual “dihidupkan dan
diaktifkan.”
(5) Penutur: Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan masalah kelautan.
Tuturan: ”Karena kita negara maritim laut harus diberikan perhatian.”
Tuturan (5) menyatakan janji, terlihat pada kata “harus”. Kata tersebut
menyatakan kesanggupan penutur untuk menjaga dan memperhatikan laut di
Indonesia. Tuturan berfungsi

menyenangkan petutur, kurang bersifat

kompetitif. Strategi tindak tutur langsung dengan modus perintah ditunjukkan
pada kata “harus”. Teknik tindak tutur literal karena maksud penutur sama
dengan makna kata yang menyusunnya ditandai pada lingual “diberikan
perhatian.”

6

(6) Penutur : Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan masalah ketenagakerjaan.
Tuturan: ”Mengenai ketenagakerjaan, investasi sangat penting bagi
negara ini oleh sebab itu, investasi kedepan semua harus
didorong untuk menuju kedaerah-daerah, terutama ke
propinsi-propinsi yang tingkat kemiskinannya besar.”
Tuturan (6) bentuk komisif berjanji, penutur berjanji untuk melakukan
sebuah tindakan di masa mendatang ditunjukkan pada kalimat “investasi
kedepan semua harus didorong untuk menuju kedaerah-daerah.” Penutur
menyatakan sebuah janji tersebut agar tingkat kemiskinan di Desa bisa teratasi
dengan mendorong investasi masuk ke Desa. Tuturan tersebut berfungsi
menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif. Strategi tindak tutur adalah
tindak tutur langsung dengan modus perintah ditunjukkan pada kalimat
“investasi kedepan semua harus didorong untuk menuju kedaerah-daerah.”
Teknik tindak tutur adalah tindak tutur literal, maksud penutur sama dengan
konteks kata yang menyusunnya ditandai pada lingual “investasi kedepan
semua harus didorong untuk menuju kedaerah-daerah.”
Komisif menawarkan
Tindak tutur untuk memberitahukan kepada orang lain tentang apa yang
dimilikinya untuk dipergunakan orang lain. Jadi, tindak tutur menawarkan adalah
tindak ujaran yang dilakukan penutur untuk memberitahukan tentang sesuatu yang
dimilikinya dengan tujuan mitra tutur dapat mempergunakannya.
(7) Penutur: Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan masalah pengangguran dan kemiskinan.
Tuturan: “Kemudian dengan menggunakan kartu Indonesia pintar dan
kartu Indonesia sehat. Agar masyarakat yang kurang mampu
dapat bersekolah dan kesehatannya tetap terjaga.”
Tuturan (7) komisif menawarkan ditunjukkan menggunakan kartu
Indonesia pintar dan kartu Indonesia sehat, penutur menawarkan kepada
petutur jika kelak Ia (Jokowi) menjadi presiden Ia akan memberi kartu
Indonesia pintar dan kartu Indonesia sehat bagi kalangan masyarakat yang

7

tidak

mampu.

Tuturan

tersebut

kurang

bersifat

kompetitif,

bersifat

menyenangkan lawan tutur. Strategi tindak tutur langsung dengan modus
ajakan. Teknik tindak tutur literal ditunjukkan pada kata “menggunakan kartu
Indonesia dan Indonesia pintar.”
(8) Penutur: Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tuturan: “Arah industri yang ke ekspor harus dibuka seluasluasnya harus diberi insentif yang sebesar-besarnya”.
Tuturan (8) merupakan komisif menawarkan, ditunjukkan pada kata
industri yang ke export harus dibuka. Penutur berusaha menawarkan mengenai
solusi bagaimana cara supaya industri di Indonesia bisa masuk ke industri
Internasional yakni dengan menawarkan akan membuka seluas-luasnya jalur
industri ekspor agar industri Indonesia berkembang dan lebih maju. Tuturan
tersebut kurang bersifat kompetitif, bersifat menyenangkan lawan tutur.
(9) Penutur : Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan ekonomi kreatif.
Tuturan: “Menurut saya dubes-dubes kita bukan hanya berdiplomasi saja
tetapi beliau-beliau harus menjadi marketing negara, mereka
(dubes) harus bisa memasarkan produk-produk dari desa,
produk-produk dari kampung yang mempunyai kualitas
Internasional.”
Tuturan (9) merupakan komisif menawarkan, ditunjukkan pada mereka
(dubes) harus bisa memasarkan produk-produk dari desa. Penutur menawarkan
sebuah solusi kepada petutur mengenai pemasaran produk-produk dari desa
agar masuk dalam perdagangan Internasional yakni berkerjasama dengan duta
besar di Indonesia yang ada di luar negeri untuk memasarkan produk-produk
Indonesia sehingga dubes tidak hanya berdiplomasi akan tetapi, juga bisa
menawarkan produk Indonesia. Tuturan tersebut kurang bersifat kompetitif,
bersifat menyenangkan lawan tutur. Strategi tindak tutur adalah tindak tutur
langsung dengan modus perintah ditandai pada kata “beliau-beliau harus
menjadi marketing.” Teknik tindak tutur adalah tindak tutur literal, maksud

8

penutur sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya dintadai pada
lingual “beliau-beliau harus menjadi marketing.”
Komisif mengancam
Merupakan tuturan yang mempunyai maksud menyusahkan atau
merugikan orang lain. Pada konteks tertentu, tindak tutur komisif mengancam
hanya digunakan untuk memberikan pertanda atau peringatan kepada mitra tutur.
(10) Penutur: Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan komunitas ekonomi ASEAN.
Tuturan: “Untuk pasar domestik jangan sekali-kali mau dimasuki oleh
pasar dari luar.”
Tuturan (10) merupakan komisif mengancam, dintunjukkan pada kata
“jangan sekali-kali mau dimasuki”. Penutur dalam konteks tuturan tersebut
mengancam orang luar negeri yang memasok produk-produk di Indonesia akan
dipersulit sehingga para pedagang di Indonesia tidak kalah saing dengan
produk pasar luar negeri. Tuturan tersebut kurang bersifat kompetitif, bersifat
menyenangkan lawan tutur. Strategi tindak tutur langsung dengan modus
perintah ditunjukkan pada kata “jangan sekali-kali”. Teknik tindak tutur literal,
karena maksud penutur sama dengan makna kata yang menyusunnya yaitu
menyatakan sebuah perintah kepada petutur yaitu “jangan sekali-kali mau
dimasuki.”
(11) Penutur : Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks : Terkait dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tuturan : “Berkaitan dengan perijinan yang dari luar negeri sedikit-sedikit
dipersulit.”
Tuturan (11) merupakan komisif mengancam, ditunjukkan pada kata
“yang dari luar negeri “sedikit-sedikit dipersulit.” Penutur secara jelas
mengancam akan mempersulit proses perijinan bank asing yang masuk di
Indonesia agar bank-bank di Indonesia dapat lebih berkembang dan maju.
Tuturan tersebut kurang bersifat kompetitif, bersifat menyenangkan lawan tutur.
Strategi tindak tutur langsung dengan modus perintah ditunjukkan pada kata

9

“sedikit-sedikit dipersulit.” Teknik tindak tutur literal, karena maksud penutur
sama dengan makna kata yang menyusunnya yaitu menyatakan sebuah
perintah kepada petutur yaitu “sedikit-sedikit dipersulit.”
(12) Penutur: Joko Widodo
Umur : 54 tahun
Konteks: Terkait dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tuturan: “Jangan sampai memberikan yang besar bagi mereka
(orang luar negeri).”
Tuturan (12) meruapakan komisif menawarkan, ditunjukkan pada kata
“Jangan sampai memberikan yang besar bagi mereka.” Penutur mengancam
tidak akan memberikan keuntungan pada orang luar negeri terkait dengan
pengelolaan aset-aset alam yang ada di Indonesia. Tuturan tersebut. Tuturan
tersebut kurang bersifat kompetitif, bersifat menyenangkan lawan tutur.
Strategi tindak tutur adalah tindak tutur langsung dengan modus perintah
ditandai pada kata “Jangan sampai memberikan yang besar bagi mereka.”
Penutur bermaksud untuk memerintah pada pihak pemerintahan yang bertugas
dalam pengelolaan aset-aset alam yang ada di Indonesia terkait dengan investor
dari luar negeri yang ingin mengelola aset yang ada di Indonesia.
Berdasarkan pada wacana Jokowi dalam debat Capres 2014, tindak
tutur komisif terbagi menjadi empat tipe yaitu: komisif berniat, berjanji,
menawarkan, dan mengancam. Berdasarkan pada strategi tindak tutur langsung
terbagi menjadi 3, yaitu tindak tutur langsung dengan strategi perintah, tindak
tutur langsung dengan strategi ajakan, dan tindak tutur langsung dengan
strategi permohonan. Teknik tindak tutur literal dalam penelitian ini, penutur
bertutur sesuai dengan makna atau maksud yang dibicarakan, sedangkan tindak
tutur tidak literal tidak ditemukan dalam penelitian ini.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis dari tindak tutur komisif Jokowi dalam wacana debat
Capres 2014 terdapat empat bentuk komisif yaitu berniat, berjanji, menawarkan,
dan mengancam. Bentuk komisif dalam wacana Jokowi dalam debat Capres lebih

10

cenderung komisif berjanji dan komisif menawarkan. Kecenderungan komisif
tersebut dituturkan guna mempengaruhi lawan tutur agar memilih dan mendukung
Jokowi dalam pencalonannya sebagai presiden republik Indonesia. Karena dalam
debat Capres masyarakat akan menentukan pilihannya lewat bagaimana janji yang
dibuat oleh kandidat Capres serta tawaran program-program yang dicanangkan.
Oleh sebab itu, tindak tutur komisif bersifat menyenangkan dan kurang bersifat
kompetitif karena hanya menyenangkan kepentingan petutur dari pada penutur.
Strategi tindak tutur dalam wacana Jokowi hanya terdapat tindak tutur
langsung. Strategi tindak tutur langsung cenderung dengan modus perintah.
Kecenderungan modus perintah karena seorang pemimpin akan memerintah
bawahan untuk melaksanakan program-programnya. Teknik tindak dalam wacana
Jokowi terdapat tindak tutur literal dan tindak tutur tidak literal. Tindak tutur
literal lebih cenderung dalam tuturannya, karena maksud atau makna dari penutur
sama dengan konteks kata yang menyusunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT Rineka cipto.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia
(UNI-PRESS).
Kentary, Ardiana. 2012. “Tindak Tutur Direktif Dan Komisif Pada Layanan
Bimbingan Konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten
Karanganyar.” Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nasucha, Yakub, dkk. 2011. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.
Prayitno, Harun Joko. 2009. “Perilaku Tindak Tutur Berbahasa Pemimpin dalam
Wacana Rapat Dinas: Kajian Pragmatik dengan Pendekatan Jender” dalam
Kajian Bahasa dan Sastra, Vol. 21, No. 2. Desember: 132-146.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

11