Karakteristik water heater dengan panjang pipa 12 meter, diameter 0,5 inci dan bersirip
i
KARAKTERISTIK
WATER HEATER
DENGAN PANJANG
PIPA 12 METER, DIAMETER 0,5 INCH DAN BERSIRIP
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin
Diajukan oleh
SUPARNO NIM : 105214069
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
(2)
ii
CHARACTERISTIC OF THE
WATER HEATER
WITH A 12
METERS LENGTH OF PIPE, A 0,5 INCHES OF DIAMETER
AND FINNED
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
By
SUPARNO
Student Number : 105214069
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2014
(3)
(4)
(5)
PERNYATAAN
KEASLIAN
KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
di
suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.Yogyakarta, 29 J anuai 20I 4
(6)
LEMBAR
PER}TYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA
ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAI\
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
:SuparnoNomor Mahasiswa : IA5214069
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
Karakteristik Water Heater Dengan Panjang pipa 12 Meter Diameter 0,5 Inch dan Bersirip
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
ijin
dan saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Yogyakarta, 29 J anuan 207 4
Yang menyatakan,
@
Suparno
(7)
vii
ABSTRAK
Kebutuhan akan air hangat yang digunakan untuk mandi semakin meningkat. Alat yang dapat menghasilkan air hangat adalah pemanas air atau water heater. Dari ketiga jenis water heater yang ada, water heater dengan sumber energy dari gas LPG memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan water heater yang lain. Sehingga penulis tertarik untuk mendalami dan mempelajari tentang water heater gas LPG dengan cara pembuatan dan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : (a) Membuat alat water heater (b) Mengetahui karakteristik dari water heater dengan sumber energi gas LPG yang telah dibuat : (1) Mengetahui hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dari water heater(2) Mengetahui hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima air (3) Mengetahui efisiensi dari water heater.
Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian termokopel, stopwacth, gelas ukur, timbangan. Variasi yang dilakukan adalah merubah besar kecilnya debit air yang masuk dan membuka tutup water heaterdengan 10 kali dan 20 kali putaran. Batasan yang dilakukan di dalam penelitian : (a)Suhu air yang masuk water heater sama dengan suhu air yang ada di kamar mandi sekitar 25 0C – 27
0
C (b) Bahan pipa yang digunakan adalah pipa tembaga dengan diameter 0,5 inch dan panjang 12 meter (c) Temperatur air panas yang dihasilkan minimal mempunyai suhu 40° C dengan debit 6 liter per menit (d) Menggunakan 2 lapisan pelat dan berlubang
Hasil penelitian memberikan beberapa kesimpulan (a) Water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran (b) temperatur yang dihasilkan sebesar 42,60C dengan debit 11,4 liter/menit pada kondisi tertutup rapat(c) Laju aliran kalor yang diterima air sebesar 11,651 kW-14,292 kW pada kondisi tertutup rapat (d) Nilai efisiensi yang dihasilkan water heater pada kondisi tertutup rapat berkisar antara 31,89%-39,12%.
(8)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib untuk setiap mahasiswa
jurusan Teknik Mesin sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan
skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus KanisiusPurwadi, M.T., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.
3. I Gusti Ketut Puja S.T.M.T selaku Dosen Pembimbing Akademik
4. Seluruh staf dan pengajar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik dan
memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat membantu dalam
penyusunan skripsi ini
5. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan
(9)
6.
Kedua orangtua
saya Sutriyono dan Sadilah yang telah memberikan dukungan, baik secara materi maupun spiritualPenulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Skripsi ini
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakannya. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 29 J anuai 201 4
Penulis
(10)
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Tujuan... 2
1.3.Batasan Masalah ... 3
1.4.Manfaat... 3
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1.Dasar Teori ... 4
2.2.Tinjauan Pustaka ... 21
(11)
xi
3.1.Persiapan ... 29
3.2.Alat dan Bahan ... 29
3.3.Pembuatan Alat ... 36
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 40
4.1.Benda Uji... 40
4.2.Skematik Alat Penelitian ... 42
4.3.Alat Bantu Penelitian ... 42
4.4.Alur Penelitian... 43
4.5.Variasi Penelitian ... 44
4.6.Cara Mendapatkan Data ... 44
4.7.Cara Mengolah Data... 44
4.8.Cara Mendapatkan Kesimpulan ... 45
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
5.1.Hasil Penelitian ... 46
5.2.Perhitungan... 47
5.3.1.Hasil Pengambilan Data Dalam Bentuk Grafik ... 53
5.3.2.Pembahasan ... 60
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
6.1.Kesimpulan... 64
6.2.Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(12)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Water heater model 1 ... 5
Gambar 2.2 Water heater model 2 ... 6
Gambar 2.3 Water heatermodel 3 ... 7
Gambar 2.4 Water heater model 4 ... 8
Gambar 2.5 Kompor gas ... 15
Gambar 2.6 Selang regulator... 15
Gambar 2.7 Penggunaan sirip pada pendingin ruangan ... 17
Gambar 2.8 Penggunaan sirip pada CPU komputer ... 18
Gambar 2.9 Sirip yang dipasang pada saluran air ... 18
Gambar 2.10 Efisiensi sirip siku empat dan segitiga ... 19
Gambar 2.11 Grafik efisiensi sirip siku empat... 19
Gambar 2.12 Aliran fluida dalam saluran air ... 21
Gambar 2.13 Water heater gas LPG tipe WH1 ... 22
Gambar 2.14 Water heater gas LPG tipe WH2 ... 23
Gambar 2.15 Water heater gas LPG tipe WH3 ... 24
Gambar 2.16 Water heatergas LPG tipe WH4 ... 25
Gambar 3.2 Alat pemotong pipa ... 29
Gambar 3.3 Mesin las ... 30
Gambar 3.4 Gunting plat ... 30
Gambar 3.5 Bor tangan ... 31
(13)
xiii
Gambar 3.7 Penggaris ... 31
Gambar 3.8 Kunci pas ... 32
Gambar 3.9 Paku rivet... 32
Gambar 3.10 Pipa tembaga ... 33
Gambar 3.11 Plat strip... 33
Gambar 3.12 Galvalum ... 34
Gambar 3.13 Besi naco ... 34
Gambar 3.14 Selang radiator... 35
Gambar 3.15 Kaleng tiner ... 35
Gambar 3.16 Pembentukan pipa ... 36
Gambar 3.17 Pemasangan sirip ... 36
Gambar 3.18 Pembentukan lingkaran ... 37
Gambar 3.19 Penyambungan kerangka... 37
Gambar 3.20 Membuat lubang untuk paku rivet ... 38
Gambar 3.21 Pembuatan tabung bagian dalam ... 38
Gambar 3.22 Tabung bagian dalam ... 39
Gambar 4.1 Pipa yang sudah dirol ... 40
Gambar 4.2 Water heater tampak samping ... 41
Gambar 4.3 Water heater tampak atas ... 41
Gambar 4.4 Skema rangkaian alat penelitian ... 42
Gambar 5.1 Hubungan antara debit air dengan suhu air yang keluar Water heater pada kondisi tertutup rapat ... 54 Gambar 5.2 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor air pada
(14)
xiv
kondisi Water heater tertutup rapat ... 54 Gambar 5.3 Hubungan antara debit air dengan efisiensi Water heater
pada kondisi tertutup rapat ... 55
Gambar 5.4 Hubungan antara debit air dengan air suhu keluar
Water heaterpada kondisi tutup terbuka 10 kali putaran ... 55 Gambar 5.5 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor pada
Kondisi tutup Water heaterdibuka 10 kali putaran ... 56 Gambar 5.6 Hubungan antara debit air dengan efisiensi Water heater
pada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran ... 56
Gambar 5.7 Hubungan antaradebit air dengan suhu air keluar
Water heaterpada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran ... 57 Gambar 5.8 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor
pada kondisi tutup Water heaterdibuka 20 kali putaran ... 57 Gambar 5.9 Hubungan antara debit air dengan efisiensi Water heater
pada kondisi tutup terbuka 20 kali putaran ... 58
Gambar 5.10 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar
Water heater pada kondisi tertutup rapat, tutup dibuka
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai konduktifitas termal/bahan ... 11
Tabel 2.2 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan bahan bakar lainnya ... 14
Tabel 2.3 Sifat-sifat bahan logam ... 16
Tabel 2.4 Sifat-sifat bahan bukan logam... 16
Tabel 5.1 Hasil pengujian pada kondisi ditutup rapat ... 46
Tabel 5.2 Hasil pengujian pada kondisi dibuka 10 kali putaran ... 46
Tabel 5.3 Hasil pengujian pada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran ... 47
Tabel 5.4 Data laju aliran massa dan kalor pada kondisi ditutup rapat... 50
Tabel 5.5 Data laju aliran massa dan kalor pada kondisi dibuka 10 kali putaran ... 50
Tabel 5.6 Data laju aliran massa dan kalor pada kondisi dibuka 20 kali putaran ... 51
Tabel 5.7 Data efisiensi Water heaterpada kondisi tertutup rapat ... 52
Tabel 5.8 Data efisiensi Water heater pada kondisi dibuka 10 kali putaran ... 52
Tabel 5.9 Data efisiensi Water heater pada kondisi dibuka 20 kali putaran ... 53
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan pertambahan penduduk, berbagai
kebutuhan manusia untuk menunjang kenyamanan hidupnya semakin meningkat.
Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, manusia berusaha untuk memenuhi
segala macam kebutuhan untuk menunjang kenyamanan hidupnya. Kebutuhan
untuk menunjang kenyamanan hidup manusia diantaranya adalah kebutuhan air
hangat yang biasa digunakan untuk mandi
Salah satu alat yang digunakan untuk menghasilkan air hangat adalah
pemanas air atau water heater. Pembuatan alat ini berdasarkan akan kebutuhan air hangat yang biasa digunakan untuk keperluan mandi. Semakin berkembangnya
teknologi, semakin banyak penemuan alat pemanas air modern yang lebih
canggih. Sumber energi yang digunakan juga bermacam-macam, diantaranya
adalah energi listrik, energi panas matahari dan gas LPG. Sehingga ditinjau dari
sumber energi untuk memanaskan air, water heater terdiri dari tiga jenis.
Dari ketiga jenis water heater tersebut, water heater dengan sumber panas dari gas LPG memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan water heater yang lain. Diantaranya adalah dapat digunakan dimanapun dan kapanpun sehingga kebutuhan akan air panas dapat tercukupi. Dikatakan dapat
dipergunakan dimanapun karena water heater gas LPG ini dapat dipakai di berbagai tempat, seperti di hotel, rumah sakit, perindustrian, dan rumah tangga.
(17)
Dapat dikatakan kapanpun karena water heater gas LPG dapat digunakan ketika listrik padam atau di daerah yang tidak ada aliran listrik, di malam hari atau siang
hari pada saat cuaca yang mendung. Selain itu water heater gas LPG, lebih cepat memanaskan air, sehingga tidak perlu waktu untuk menunggu. Demikian juga
tidak terbatas dengan jumlah air panas yang akan dipergunakan untuk mandi.
Dibandingkan dengan pemanas energi surya, water heater gas LPG kurang ramah lingkungan, karena menghasilkan gas buang hasil pembakaran gas LPG.
Selain itu gas LPG akan habis bila dipakai terus menerus sehingga memerlukan
waktu untuk mengisi kembali, berbeda dengan energi surya yang tidak akan
pernah habis. Bila dibandingkan dengan pemanas energi listrik, water heater gas LPG lebih hemat listrik, tetapi ada biaya yang dipergunakan untuk membeli gas
LPG. Selain itu dalam memanaskan air, penggunaan gas LPG lebih cepat dari
penggunaan energi listrik, hanya saja kurang ramah lingkungan.
Dengan latar belakang tersebut, penulis terpancing untuk mendalami water heater gas LPG dengan cara melakukan pembuatan dan penelitian tentang water heater. Diharapkan nilai efisiensi dari water heater yang dihasilkan dapat bersaing dengan water heater yang ada di pasaran atau dapat menghasilkan suhu air keluar dari water heater lebih tinggi dari suhu air keluar dari water heater yang ada di pasaran dengan debit yang sama.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian tentang pemanas air atau water heater dengan sumber panas gas LPG ini adalah :
(18)
b. Mengetahui karakteristik dari water heater dengan sumber energi gas LPG yang telah dibuat :
1. Mengetahui hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air yang
keluar dari water heater.
2. Mengetahui hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor
yang diterima air.
3. Mengetahui efisiensi dari water heater.
1.3. Batasan Masalah
Batasan-batasan masalah yang diambil dalam pembuatan peralatan penelitian
ini adalah :
a. Suhu air yang masuk water heater sama dengan suhu air yang ada di kamar mandi sekitar 25 0C – 27 0C
b. Bahan pipa yang digunakan adalah pipa tembaga dengan diameter 0,5 inch
dan panjang 12 meter.
c. Temperatur air panas yang dihasilkan minimal mempunyai suhu 40° C
dengan debit 6 liter per menit
d. Menggunakan 2 lapisan pelat dan berlubang
1.4. Manfaat
Manfaat penelitian tentang peralatan pemanas air dengan sumber panas dari
gas LPG ini adalah :
a. Memperoleh data efisiensi water heater buatan sendiri dengan panjang pipa 12 meter, diameter 0,5 inch.
(19)
b. Dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
tentang water heater.
c. Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan
(20)
5
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
2.1.1. Water heater yang ada di pasaran
Saat ini banyak water heater yang beredar di pasaran dengan berbagai
macam model dan bentuk. Ada 4 contoh Water heater yang akan dibahas, yang memiliki cara kerja yang berbeda-beda.
a. Water heater model 1
Semua Water heater memiliki cara kerja yang sederhana yaitu sama seperti memasak air. Perbedaannya adalah terletak pada kondisi/keadaan air yang
dipanaskan dan rangkaian dari water heater tersebut.
(21)
Untuk mendapatkan air panas dari water heater model ini adalah dengan cara melilitkan saluran pipa pada tabung yang panas. Tabung bisa menjadi panas
karena adanya proses pembakaran di bagian bawah tabung. Pada model ini
saluran pipa air tidak kontak langsung dengan api atau tidak kontak langsung
dengan gas buang. Air yang dipanaskan yaitu air yang mengalir di dalam pipa.
Pada model ini terdapat fan atau kipas yang berfungsi untuk membantu proses
pembakaran dengan cara mengalirkan oksigen yang ada di udara. Gas buang hasil
pembakaran yang sudah dingin dibuang melewati saluran yang berada di atas
water heater
b. Water heater model 2
Pada water heater model 2 ini prinsip kerjanya sama seperti memasak air tetapi ada pipa untuk aliran air. Berbeda dengan water heater model 1, pada water heater model 2 ini terdapat penampung air. Air dingin mengalir masuk melalui saluran masuk dan setelah panas keluar melalui saluran keluar.
(22)
Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa pipa aliran air masuk berwarna biru
sedangkan pipa aliran keluar berwarna merah. Di dalam penampung air juga
terdapat pipa untuk aliran gas buang. Jika dibandingkan dengan water heater model 1, water heater model 2 ini proses awal untuk memanaskan air lebih lama karena air berada pada penampung air dengan jumlah yang banyak sedangkan air
pada water heater model 1 air yang dipanaskan lebih sedikit karena berada pada pipa yang langsung dipanaskan.
c. Water heater model 3
Untuk mendapatkan air panas dari Water Heater model 3 dilakukan dengan cara memanaskan saluran pipa air secara langsung dengan api atau gas buang
yang bersuhu tinggi.
(23)
Pipa saluran air yang digunakan untuk mengalirkan air ini berada di dalam
tabung, dibuat spiral dan kontak langsung dengan api atau gas buang yang
bersuhu tinggi. Terdapat fan yang berfungsi untuk mengalirkan oksigen dari luar.
Air yang dipanaskan adalah air yang mengalir di dalam pipa yang langsung
kontak dengan api atau gas buang yang bersuhu tinggi.
d. Water heater model 4
Cara kerja water heater model 4 ini hampir sama dengan water heater model 2. Air yang dipanaskan berada di dalam penampung air. Perbedaannya
terdapat pada caranya membuang gas buang yang dipergunakan untuk
memanaskan air.
(24)
Di dalam saluran gas buang terdapat spiral yang mengarahkan jalan
keluarnya gas buang. Dengan adanya spiral ini, diharapkan gas buang tidak
langsung keluar. Gas buang dibuat berada lebih lama di dalam saluran, agar
semua panas dapat dipindahkan ke pipa saluran air. Suhu keluar gas buang ketika
keluar water heater tidak tinggi dan suhu air di dalam saluran pipa menjadi lebih tinggi (bila dibandingkan dengan water heater model 2).
2.1.2. Perpindahan Kalor
Kalor adalah energi yang dapat berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Perpindahan kalor ini disebabkan adanya perbedaan suhu di antara kedua
tempat tersebut. Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi dan
radiasi.
a. Perpindahan Kalor Konduksi
Perpindahan kalor konduksi adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa
disertai perpindahan partikel-partikel zat perantara. Peristiwa perpindahan kalor
secara konduksi terjadi bila benda yang bersuhu tinggi bersentuhan dengan benda
yang bersuhu rendah. Berdasarkan teori partikel, partikel penyusun benda yang
bersuhu tinggi mempunyai energi kinetik yang tinggi pula. Hal ini berarti
partikelnya bergerak dengan cepat. Sebaliknya pada benda yang bersuhu rendah,
partikel-partikelnya bergerak lebih lambat. Dari hasil percobaan para ahli, ternyata
ditemukan ada benda yang dapat menghantarkan kalor dengan baik dan ada benda
yang sukar menghantarkan kalor. Pada water heater perpindahan kalor secara konduksi terjadi pada permukaan luar pipa ke permukaan bagian dalam pipa, dari
(25)
b. Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan kalor konveksi adalah perpindahan energi kalor yang diikuti
gerak partikel-partikel zat perantara atau mediumnya. Pada perpindahan kalor ini
dapat terjadi pada zat cair dan gas. Sebagai contoh perpindahan kalor konveksi
pada zat cair adalah pada saat kita memasak air, meskipun yang dipanaskan hanya
air bagian bawah namun air bagian atas dapat berubah suhunya. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi aliran kalor dari air bagian bawah ke air bagian atas.
Sedangkan perpindahan kalor konveksi di udara adalah terjadinya angin laut pada
siang hari dan angin darat pada malam hari. Terjadi angin laut dan darat karena
adanya perbedaan suhu antara laut dengan darat yang menyebabkan perbedaan
massa jenis udara diatas permukaan darat dan permukaan laut. Pada water heater perpindahan kalor secara konveksi terjadi dari permukaan dalam pipa menuju air
yang ada di dalam pipa.
c. Perpindahan Kalor Radiasi
Perpindahan kalor radiasi adalah perpindahan kalor yang dapat terjadi tanpa
melalui zat perantara. Ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka udara
akan terasa panas. Atau saat berada di sekitar api unggun, orang yang berada di
sekitar api unggun akan merasakan hangat walaupun tidak bersentuhan dengan api
secara langsung. Pada water heater perpindahan kalor secara radiasi terjadi pada tabung bagian dalam menuju tabung bagian luar, dari tabung bagian luar ke udara
(26)
2.1.3. Perancangan pipa saluran air
Untuk aliran air pada water heater ini menggunakan pipa tembaga yang dibentuk seperti spiral. Ada berbagai hal yang dipertimbangkan dalam pembuatan
saluran air ini, diantaranya adalah :
a. Pemilihan bahan
Pipa yang dipilih harus memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi.
Sehingga bahan mampu mengalirkan kalor konduksi yang besar, mampu
memindahkan kalor yang diterima dari api menuju fluida yang mengalir di dalam
pipa. Konduktivitas termal suatu benda adalah kemampuan suatu benda untuk
memindahkan kalor melalui benda tersebut. Benda yang memiliki konduktivitas
termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik (konduktor termal yang
baik). Sebaliknya, benda yang memiliki konduktivitas termal kecil merupakan
penghantar kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk). Semakin tinggi nilai
konduktivitas termal bahan, semakin besar laju aliran kalornya. Selain itu dalam
pemilihan saluran air juga harus mempertimbangkan harga dari saluran pipanya.
Tabel 2.1 Nilai konduktivitas termal/bahan ( sumber: Holman, J.P,
1993, Perpindahan kalor)
No Bahan Nilai konduktifitas termal Watt/m.ºC
1 Baja 40
2 Perak 419 3 Tembaga 380 4 Alumunium 204 5 Gabus 0,042
(27)
Berdasarkan Tabel 2.1, dipilih bahan pipa dari tembaga yang memiliki
nilai konduktivitas yang tinggi dengan harga yang terjangkau.
b. Pemilihan diameter pipa
Pemilihan diameter pipa juga merupakan hal yang penting, semakin kecil
diameter pipa, semakin besar daya pompa. Semakin kecil diameter, semakin
besar hambatannya. Ukuran diameter pipa dipilih sedemikian sehingga tidak
menghasilkan daya pompa yang besar, tetapi harga jual water heater dapat terjangkau.
c. Hambatan pipa
Hambatan yang terjadi ketika air mengalir diusahakan kecil. Dalam
pembentukan saluran pipa tidak dibuat pipa yang melengkung tajam agar
hambatan yang dihasilkan tidak besar. Apabila terjadi pembelokan saluran, sudut
pembelokan diusahakan lebih besar dari sudut 90°. Hal ini dimaksudkan agar
gesekan yang terjadi antara fluida dan pipa semakin kecil dan daya pompa yang
diperlukan untuk mendorong air lebih kecil. Dengan alasan tersebut, saluran pipa
di buat berbentuk spiral.
2.1.4. Bahan Bakar
Pada penelitian ini proses pembakarannya menggunakan bahan bakar dari
gas yaitu gas LPG (Liquified Petroleum Gas). Di Indonesia ada tiga macam LPG
yang diproduksi dan dipasarkan oleh PT. Pertamina yaitu bahan bakar gas LPG
untuk rumah tangga, gas LPG Propana dan gas LPG Butana. Komponen utama
bahan bakar LPG (dari hasil produksi kilang minyak dan gas) adalah gas propana
(28)
selebihnya adalah gas pentana
C5H12
yang dicairkan. Perbandingan komposisi propana dan butana adalah 30 : 70. LPG lebih berat dari udara dengan berat jenissekitar 2,01 (dibandingkan dengan udara). Tekanan uap LPG cair dalam tabung
sekitar 5 – 6,2 2
cm kg
. Nilai kalori sekitar : 21.000 BTU/lb. zat mercaptan
umumnya ditambahkan ke LPG untuk memberikan bau khas, supaya kalau terjadi
kebocoran, dapat segera terdeteksi dengan cepat dan mudah.
Reaksi pembakaran propana
C3H8
, jika terbakar sempurna adalah sebagai berikut :8 3H
C + 5O2 → 3CO2 + 4H2O + panas
propana + oksigen → karbondioksida + uap air + panas
Menurut wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut
setara dengan 46000000 J/kg atau 46MJ/kg
Reaksi pembakaran butana
C4H10
, jika terbakar sempurna adalah sebagai berikut :2C4H10 + 13O2 → 8CO2 + 10H2O + panas
butana + oksigen → karbondioksida + uap air + panas
Menurut wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut hampir sama
(29)
Sebagai gambaran : Untuk menaikkan 1 gram air sebesar 1°C
dibutuhkan energi sebesar 4,186 J. Untuk menaikkan suhu 1 liter air dari suhu
ruangan (30°C) akan dibutuhkan energi sebesar 293,020 J. Pada tahap ini, air baru
mencapai suhu 100°C dan belum mendidih. Diperlukan energi sebesar 2257 J/gr
air untuk merubah air menjadi uap. Pada kondisi udara luar 1 kg propana memiliki
volume sekitar 0,543. Satu Kg LPG memiliki energi yang setara untuk
mendidihkan air 90 liter. Tabel 2.2 menyajikan daya pemanasan dari efisiensi alat
masak LPG dengan bahan bakar gas. Terlihat bahwa efisiensi alat masak dengan
gas LPG berkisar sebesar 60 %
Tabel 2.2 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan bahan bakar lainnya (Sumber :
http://aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapur-anda.pdf)
Bahan Bakar Daya Pemanasan Efisiensi alat masak Kayu bakar 4.000 kkal/kg 15%
Arang 8.000 kkal/kg 15% Minyak tanah 11.000 kkal/kg 40% Gas kota 4.500 kkal/m3 55% Listrik 860 kkal/kWh 60% LPG 11.900 kkal/kg 60%
2.1.5 Sumber Api
Sumber nyala api dapat diambil dari kompor. Ada berbagai macam
kompor dengan bentuk geometri dan bahan bakar kompor yang berbeda. Bahan
bakar kompor juga menentukan titik nyala api. Ada kompor yang mampu
(30)
kecil. Pada kenyataanya setiap kompor menghasilkan bentuk api dan besar api
yang khas. Semakin banyak api yang mampu dihasilkan kompor dan semakin
banyak api yang mampu menyentuh sistem saluran pipa air dengan siripnya, tentu
akan semakin besar kalor yang dapat dipindahkan ke dalam air melalui saluran
pipa air. Dengan catatan proses pembakaran yang terjadi dalam peralatan water heater berlangsung dengan sempurna. Berikut ini adalah contoh sumber api berbahan bakar gas LPG yang terdapat di pasaran.
Gambar 2.5 Kompor gas Gambar 2.6 Selang regulator
2.1.6. Isolator dan konduktor
Dari hasil percobaan para ahli, ternyata ditemukan ada benda yang dapat
menghantarkan kalor dengan baik dan ada benda yang sukar menghantarkan
kalor. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor tersebut, benda dibedakan
(31)
a. Konduktor adalah benda-benda yang mudah menghantarkan kalor dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Contohnya adalah besi, alumunium, tembaga,
seng. Nilai sifat-sifat dari berbagai bahan dari logam dapat dilihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Sifat-sifat bahan logam pada suhu 200C ( sumber: Holman, J.P, 1993,
Perpindahan kalor)
No Bahan k (W/mºC) cp(kJ.kg.˚C) ρ (kg/m3) α (m2/sx102)
1 Perak 419 0,2340 10,524 17,004 2 Tembaga 385 0,091 558 4,42 3 Alumunium 204 0,208 169 3,33 4 Seng 112 0,091 446 1,60 5 Besi 58 0,11 474 0,63 6 Baja 54 0,465 7,833 1,474
b. Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan kalor dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Contoh benda yang termasuk isolator adalah
kayu, kain, gabus, dan air. Pada penelitian ini isolator diperlukan agar hasil
pembakaran bahan bakar tidak banyak keluar dari water heater. Pemanas air ini memiliki tiga tabung yang berdiameter berbeda. Proses pembakaran terjadi di
dalam tabung yang berdiameter kecil. Agar panas yang dihasilkan tidak banyak
keluar diperlukan isolator. Yang dapat digunakan sebagai isolator adalah udara
(32)
Tabel 2.4 Sifat-sifat bahan bukan logam ( sumber: Holman, J.P, 1993,
Perpindahan kalor)
No Bahan k (W/mºC) c (kJ/kg.˚C) ρ (kg/m3) α (m2/sx107) 1 Asbes 0,154 0,816 470-570 3,3-4 2 Gabus 0,045 1,88 45-120 2-5,3 3 Gelas 0,78 0,84 2700 3,4 4 Bata bangunan 0,69 0,84 1600 5,2 5 Udara 0,009246 1.0266 3.601 0.02501
2.1.7. Sirip
Sirip sering digunakan pada alat penukar kalor untuk meningkatkan luasan
perpindahan kalor antara permukaan utama dengan fluida di sekitarnya. Sirip
biasa digunakan dalam pengkondisian udara dan juga peralatan elektronik, motor
listrik dan lain-lain. Dalam semua peralatan tersebut udara digunakan sebagai
media perpindahan panas. Idealnya, material sirip harus mempunyai konduktivitas
termal yang tinggi sehingga dapat membantu perpindahan panas dari sumber api
ke air. Semakin besar dan banyak sirip yang dipasang maka semakin besar pula
kalor yang dipindahkan. Gambar 2.7 memperlihatkan contoh penggunaan sirip di
(33)
Gambar 2.7 Penggunaan sirip pada pendingin ruangan
Gambar 2.8 Penggunaan sirip pada CPU komputer
Pada penelitian ini, sirip yang digunakan berbahan dari pipa tembaga yang
(34)
Gambar 2.9 Sirip yang dipasang pada saluran air
Gambar 2.10 Efisiensi sirip siku empat dan segitiga ( sumber: Holman, J.P,
(35)
Gambar 2.11 Grafik efisiensi sirip siku empat ( sumber: Holman, J.P, 1993,
Perpindahan kalor)
2.1.8. Saluran udara masuk
Pada proses pembakaran diperlukan oksigen yang diambil dari udara
bebas. Karena sumber api berada di bawah alat pemanas air sehingga harus ada
saluran udara, agar udara bisa masuk sehingga proses pembakaran dapat terjadi
dengan sempurna. Jika kekurangan oksigen dapat menyebabkan proses
pembakaran yang tidak sempurna dan panas yang dihasilkan tidak sesuai yang
diharapkan. Sehingga diantara alat pemanas air dengan sumber api diberi jarak
atau celah yang bertujuan untuk memberikan ruang atau saluran udara masuk.
2.1.9. Saluran gas buang
Pada proses pembakaran selain menghasilkan panas juga menghasilkan
gas buang. Gas buang yang dihasilkan berupa gas dan uap air. Agar nyala api
(36)
buang bisa keluar. Dalam perancangan saluran gas buang perlu
mempertimbangkan besar kecilnya debit gas buang yang terjadi dan diusahakan
gas buang dapat mengalir keluar dengan lancar. Selain itu perancangan saluran
gas buang harus dipilih sedemikian rupa sehingga tidak menggangu pengguna dari
water heater. Perancangan saluran gas buang juga menentukan nyala api yang dihasilkan. Jika saluran gas buang terancang dengan baik maka api akan berfungsi
dengan baik untuk memanaskan air
2.1.10.Laju aliran kalor
Laju aliran kalor yang diterima air ketika mengalir di dalam pipa dapat
dihitung dengan persamaan (2.2). Sedangkan untuk menghitung laju aliran massa
air menggunakan persamaan (2.1)
Gambar 2.12 Aliran fluida dalam saluran air
massajenisluaspenampangkecepatanair
mair
air
m
r
um 2
(2.1)
i o
air air
air m c T T
q
(2.2)
Pada persamaan (2.1) dan (2.2)
air
q : laju aliran kalor yang diterima air, watt
air
(37)
air
c : kalor jenis air, 4179 J/kgoC. Tin : suhu air masuk water heater, oC
Tout : suhu air keluar water heater, oC. m
u : kecepatan rata-rata fluida mengalir, m/s
: massa jenis fluida yang mengalir, kg/m3
d : diameter saluran, m
Laju aliran kalor yang diberikan gas dapat dihitung dengan persamaan (2.3)
gas
q = mgascgas
(2.3)
Pada persamaan (2.3) :
gas
m : massa gas elpiji yang terpakai (kg/s)
gas
c : nilai kalor jenis elpiji ( J/kg), (1kkal = 4186,6 J)
2.1.11.Efisiensi Water Heater
Efisiensi Water Heater dapat dihitung dengan persamaan (2.4) % 100 x q q gas air
(2.4)
Pada persamaan (2.4) :
: Efisiensi water heater (%)
air
q : Laju aliran kalor yang diterima air, watt
gas
q : Laju aliran kalor yang diberikan gas, watt
2.2.1. Tinjauan Pustaka
Saat ini banyak water heater yang beredar di pasaran. Bermacam – macam juga yang ditawarkan dari model bentuk, kapasitas air yang mengalir, suhu yang
(38)
dihasilkan dan bahan bakar yang digunakan. Referensi pembuatan water heater
dengan bahan bakar gas LPG pada penelitian ini mengacu pada beberapa water
yang beredar di pasaran, seperti pada gambar yang tersaji berikut :
a. Water Heater gas LPG tipe WH1
Gambar 2.13 Water heater gas LPG tipe WH1 Spesifikasi :
• Jenis : Instan
• Pemasangan : Vertikal
• Sumber pemanas : Gas LPG
• Bahan pipa saluran air : Tembaga Fitur Teknis ::
• Kapasitas (liter) : 6 liter / menit
• Tekanan air maksimum (bar) : 0.8
• Diameter pipa koneksi (inch) : 0.4
• Suhu (°celcius) : 75
• Kalori (kcal/h) : 8600
(39)
Dimensi Produk ::
• Panjang (cm) : 30
• Lebar (cm) : 4.6
• Tinggi (cm) : 44
• Berat (kg) : 13 b. Water Heater gas LPG tipe WH2
Gambar 2.14 Water heater gas LPG tipe WH 2 Spesifikasi :
• Jenis : Instan
• Pemasangan : Vertikal
• Sumber pemanas : Gas
• Bahan pipa saluran air : Tembaga Fitur Teknis ::
• Kapasitas (liter) : 6 liter / menit
• Tekanan air maksimum (bar) : 0.8
• Diameter pipa koneksi (inch) : 0.4
• Suhu (°celcius) : 75
• Kalori (kcal/h) : 8600
(40)
Dimensi Produk :
• Panjang (cm) : 30
• Lebar (cm) : 4.6
• Tinggi (cm) : 44
• Berat (kg) : 13 c. Water Heater gas LPG tipe WH3
Gambar 2.15 Water heater gas LPG tipe WH 3 Spesifikasi :
Ukuran ( PxLxT) mm :
Pemasangan : Eksternal/ Internal*
P369 x L290 x T138
Berat : 6, 1 Kg
Kapasitas air panas : 5 ltr/ mnt
Gas Input : 0, 5 Kg/ h
Ignition : Baterai
Tekanan Gas : 280 mm H2O
Suhu : 60o C
Outlet Gas : 1/ 2 "
(41)
Outlet Air Panas : 1/ 2 "
Tekanan Air Minimum : 0, 2 kgf/ cm2
Instant Warm System : No d. Water Heater gas LPG tipe WH4
Gambar 2.16 Water heater gas LPG tipe WH 4 Spesifikasi :
Instalasi : Eksternal / Internal
Kapasitas : 5 ltr/mnt
Ignition : Baterai ukuran D
Tekanan Gas : 280mm H20
Suhu : 60o C
Outlet Gas : ½”
Outles Air Dingin : ½”
Outlet Air Panas : ½”
(42)
2.2.2. Hasil penelitian
Putra, P.H (2012) melakukan penelitian tentang karakteristik water heater dengan dimensi tinggi 90 cm, diameter pada dinding luar 25 cm, diameter pada
dinding dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 300
lubang masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water heater, dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci. Penelitian bertujuan (a) merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit air dengan suhu air yang keluar dari water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju perpindahan kalor yang diterima air dan (d)
mendapatkan hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater. Penelitian memperoleh hasil (a) water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran, mampu menghasilkan air panas dengan temperatur
42,9 °C pada debit 10 liter/menit, (b) hubungan antara debit air yang mengalir (m)
dengan temperatur air keluar water heater (To) dapat dinyatakan dengan
persamaan To = -0,027 m3 + 1,126 m2 – 16,52 m + 129,9 ( m dalam liter/menit, To
dalam ° C) dan R2 = 0,997, (c) hubungan antara debit air yang mengalir dengan
laju perpindahan kalor dinyatakan dengan persamaan Qair = 17,09 m3 – 489 m2 +
439 m + 3654 (m dalam liter/menit, Qair dalam watt) dan R2 = 0,94 (d) hubungan
antara debit air yang mengalir dengan efisiensi water heater dapat dinyatakan dengan persamaan η = 0,077 m3 -2,208 m2 + 19,84 m + 16,50 (m dalam
liter/menit, η dalam persen) dan R2
= 0,94
Setiawan, Eko (2012) melakukan penelitian tentang pemanas air dengan
(43)
dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 150 lubang
masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water heater, dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci yang bertujuan untuk (a)
merancang dan membuat water heater, (b) mendapatkan hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor, (d) menghitung kalor yang diterima water heater (e)
menghitung kalor gas LPG dan (f) menghitung efisiensi water heater. Penelitian ini memperoleh hasil (a) water heater dapat dibuat dengan baik dan mampu
bersaing dengan water heater yang ada di pasaran. Pada debit aliran : 14
liter/menit dan dengan suhu air yang keluar sebesar 45 ˚C, (b) Hubungan antara
debit air yang masuk dengan temperatur air yang mengalir dinyatakan dengan
persamaan : T out = 0,297 mair 2 – 9,566 mair + 121,9 ( mair dalam liter/menit, Tout dalam ˚C ) R2
= 0,990, (c) Hubungan antara debit air yang masuk dengan laju aliran
kalor yang diperlukan dinyatakan dengan persamaan : qair = - 171,9 mair2+ 3154 mair
+ 6873 ( mair dalam liter/menit, qair dalam watt) R2 = 0,967, (d) kalor yang diterima
air dari water heater berkisar antara : 17551,8 – 14216,96 watt. Jumlah kalor terbesar 17551,8 watt, (e) kalor yang diberikan gas LPG sebesar : 22142,46 watt,
(f) Hubungan antara debit air yang masuk dengan efisiensi water heater yang
diperlukan dinyatakan dengan persamaan : n = - 0,776 mair2 + 14,24 mair + 31,04
(44)
29
BAB III
PEMBUATAN ALAT
3.1. Persiapan
Persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum pembuatan alat antara lain :
a. Membuat rancangan atau bentuk water heater
b. Menentukan dan membeli bahan yang akan digunakan
c. Menyiapkan beberapa peralatan yang digunakan
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah :
a. Alat rol pipa
b. Pemotong pipa
Gambar 3.2 Alat pemotong pipa
Alat ini digunakan untuk memotong pipa
(45)
Digunakan untuk menyambung besi naco dalam pembuatan kerangka
maupun tutup water heater
Gambar 3.3 Mesin las
d. Gunting plat
Gambar 3.4 Gunting plat
Alat ini digunakan untuk memotong plat galvalum
(46)
Alat ini digunakan untuk membuat lubang pada plat galvalum
Gambar 3.5 Bor tangan
f. Gerinda tangan
Gambar 3.6 Gerinda tangan
Alat ini digunakan untuk merapikan hasil las
g. Penggaris
(47)
Alat ini digunakan untuk mengukur bahan-bahan yang digunakan.
h. Kunci pas
Gambar 3.8 Kunci pas
Alat ini digunakan untuk memasang baut untuk menempelkan sirip pada
pipa
i. Paku rivet
(48)
Alat ini digunakan untuk mengancing plat galvalum pada kerangka
Bahan-bahan yang digunakan antara lain :
a) Pipa tembaga
Gambar 3.10 Pipa Tembaga
Pipa tembaga dengan diameter 0,5 inch, untuk saluran air.
b) Plat strip
(49)
Selain untuk kerangka, plat ini digunakan untuk menempelkan plat
galvalum dengan bantuan paku rivet.
c) Galvalum
Gambar 3.12 Plat galvalum
Plat galvalum ini sebagai lapisan tabung.
d) Besi naco
(50)
Besi ini digunakan sebagai kerangka.
e) Selang radiator
Gambar 3.14 Selang radiator
Selang radiator digunakan untuk penghubung antara ujung pipa tembaga
dengan selang air
f) Kaleng tineer
(51)
Bahan ini digunakan sebagai dasar dari tabung bagian dalam
3.3. Pembuatan Alat
a. Mengerol pipa
Pipa tembaga dipotong sesuai ukuran, pipa tersebut dibentuk sedemikian
rupa menggunakan alat rol sehingga berbentuk spiral. Proses ini menggunakan
alat rol dengan bantuan rantang agar menjadi bentuk silinder.
Gambar 3.16 Pembentukan pipa
b. Memasang sirip
Sirip yang dipasang ada empat buah yang ditempel pada pipa tembaga yang
sudah di rol di bagian dalam dan luar. Pemasangan ini menggunakan baut dan
mur. Sirip dilubangi dulu menggunakan bor
(52)
c. Membuat kerangka water heater
Karena water heater ini menggunakan dua tabung bagian luar dan satu tabung di dalam pipa tembaga yang dibuat spiral, sehingga kerangka dibuat dua
bagian. Pembuatan kerangka ini bertujuan untuk membantu agar water heater bisa berdiri kokoh dan tabung yang digunakan menjadi lebih rapi. Langkah
pertama yang dilakukan yaitu membuat lingkaran dengan besi naco.
Gambar 3.18 Pembentukan lingkaran
Setelah proses pembentukan besi naco menjadi lingkaran untuk atas dan
bawah, langkah selanjutnya yaitu menyambung antara lingkaran dan plat strip
dengan las listrik.
(53)
Langkah terakhir yaitu memasang galvalum untuk melapisi kerangka.
sebelumnya pada titik penyambungan dengan las dirapikan dan dibersihkan
menggunakan gerinda tangan. Agar galvalum bisa menempel pada kerangka
dengan rapat, digunakan paku rivet. Sebelum menggunakan paku, galvalum
ditempelkan pada kerangka dan dilubangi dengan bor. Sehingga paku bisa masuk.
Gambar 3.20 Membuat lubang untuk paku rivet
d. Membuat tabung bagian dalam
Di dalam pipa tembaga yang dibuat spiral diberi sebuah tabung. Tabung ini
terbuat dari plat galvalum yang dililitkan pada kaleng. Karena bagian bawah
tabung tidak berlubang sehingga digunakan kaleng sebagai dasar
(54)
Tabung ini berfungsi untuk menampung udara dari luar water heater yang dibutuhkan untuk proses pembakaran.
Gambar 3.22 Tabung bagian dalam
e. Memasukkan pipa tembaga yang sudah dirol ke dalam kerangka
Setelah proses pembuatan kerangka sudah jadi langkah selanjutnya yaitu
pipa tembaga yang digunakan untuk saluran air dimasukkan ke dalam kerangka.
f. Membuat lubang udara
Galvalum yang terpasang pada kerangka kemudian dilubangi dengan bor.
(55)
40
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Benda Uji
Alat yang akan diuji dan dilakukan penelitian adalah Water heater bersirip dengan 2 tabung diluar pipa spiral dan 1 tabung di dalam pipa spiral yang bagian
bawahnya tertutup. Gambar Water heater disajikan pada Gambar 4.1 sampai Gambar 4.3, Gambar 4.1 memperlihatkan pipa tembaga yang sudah dirol tampak
dari samping. Gambar 4.2 memperlihatkan water heater tampak dari samping. Gambar 4.3 memperlihatkan water heater tampak dari atas.
Gambar 4.1 Pipa yang sudah dirol
Setelah pipa dirol menjadi spiral seperti pada Gambar 4.1, kemudian
(56)
Gambar 4.2 Water heater tampak samping
(57)
4.2. Skematik Alat Penelitian
Skematik pengujian alat penelitian telah tergambar dan disajikan pada
Gambar 4.4
Gambar 4.4 Skema rangkaian alat penelitian
Air mengalir yang akan digunakan untuk penelitian berasal dari air kran
yang dihubungkan dengan selang menuju water heater. Kran digunakan untuk mengatur jumlah debit air yang mengalir di dalam water heater. Untuk menghindari selang yang meleleh karena pengaruh panas dari pipa digunakan
selang radiator. Karena selang radiator ini tahan terhadap panas sehingga
digunakan sebagai penghubung antara selang dan pipa tembaga yang panas.
Kompor berbahan gas LPG digunakan untuk memanasi air yang mengalir di
dalam water heater.
4.3. Alat Bantu Penelitian
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian water heater bersirip yang berbahan bakar LPG adalah sebagai berikut :
(58)
b. Selang air, digunakan untuk mengalirkan air dari kran ke dalam water heater.
c. Selang radiator sebagai penghubung antara selang air dan pipa tembaga
yang panas
d. Kompor dan gas LPG 3 Kg, sebagai pengatur debit gas dan penyuplai kalor
e. Klem selang, sebagai pengunci sambungan selang
f. Thermokopel, alat ukur yang digunakan untuk mengukur suhu air panas
yang keluar.
g. Stopwatch, untuk penunjuk waktu
h. Kalkulator dan alat tulis digunakan untuk menulis dan mengolah data
i. Gelas ukur, digunakan untuk mengukur banyaknya air per menit.
4.4. Alur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
a. Proses pemanasan
Water heater dipanaskan di atas kompor yang menyala. Dibutuhkan waktu beberapa saat untuk menunggu perpindahan kalor secara konveksi yang terjadi
dari api dan udara sekitar menuju ke permukaan luar pipa spiral dan permukaan
sirip dan mengalir ke permukaan dalam pipa.
b. Mengalirkan air
Setelah pipa saluran air mulai panas, kran air yang terhubung dengan pipa
input dibuka. Sehingga air dapat mengalir ke dalam water heater. Air mengalir di dalam saluran pipa akan menerima aliran kalor dari sumber panas. Kalor mengalir
(59)
dari permukaan luar pipa menuju permukaan dalam pipa dan akhirnya mengalir ke
air yang mengalir.
c. Pengukuran
Dalam pengambilan data parameter yang diukur antara lain :
1) Temperatur air masuk
2) Temperatur air keluar
3) Debit air yang mengalir dalam water heater 4) Suhu udara sekitar
4.5. Variasi Penelitian
Variasi yang dilakukan adalah merubah besar kecilnya debit air yang masuk
ke dalam water heater dengan debit gas yang konstan pada water heater. Selain itu variasi yang dilakukan adalah variasi membuka tutup water heater. Variasi ini dilakukan dengan cara membuka tutup dengan 10 kali putaran dan 20 kali putaran.
4.6. Cara mendapatkan data
Data debit air diperoleh dengan mengukur debit air yang mengalir
mengggunakan gelas ukur dan stopwatch. Banyaknya air yang mengalir setiap
menit dicatat setiap ada perubahan debit. Pengukuran suhu air dilakukan dengan
memasang termokopel pada sisi air keluar water heater. Suhu air dicatat setiap ada perubahan debit air.
4.7. Cara mengolah data
Dari data-data yang diperoleh, maka data tersebut dapat diolah. Data - data
kemudian dipergunakan untuk mengetahui :
(60)
b. Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang keluar water heater. c. Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater.
Perhitungan laju aliran kalor dilakukan dengan mempergunakan persamaan
(2.1). Untuk memudahkan mendapatkan kesimpulan data-data disajikan dalam
bentuk grafik.
4.8. Cara mendapatkan kesimpulan
Persamaan hubungan antara debit air dengan suhu air dari water heater menggunakan sirip berbahan bakar LPG dapat dilakukan dengan mempergunakan
(61)
46
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dari water heater, yang meliputi : Debit air, Suhu air masuk Tin, Suhu air keluar Tout disajikan pada Tabel 5.1, 5.2 dan 5.3
Tabel 5.1 Hasil pengujian pada kondisi ditutup rapat
No Debit air (liter/menit)
Suhu air masuk Tin (°C)
Suhu air keluar
Tout (°C) ΔT (°C)
1 28,5 26 33,2 7,2 2 23,88 26 34,2 8,2 3 21,06 26 35,5 9,5 4 16,2 26 38,1 12,1 5 14,28 26 39,6 13,6 6 11,4 26 42,6 16,6 7 9,6 26 45,8 19,8 8 7,8 26 50,8 24,8 9 5,4 26 59,7 33,7
10 4,08 26 67 41
Tabel 5.2 Hasil pengujian pada kondisi tutup dibuka 10 kali putaran
No Debit air (liter/menit)
Suhu air masuk Tin (°C)
Suhu air keluar
Tout (°C) ΔT (°C)
1 28,2 26 32,8 6,8 2 24,78 26 34,1 8,1 3 20,88 26 35,5 9,5
4 14,94 26 39 13
5 12 26 41,7 15,7
6 8,7 26 47,6 21,6 7 5,1 26 58,2 32,2 8 3,3 26 71,9 45,9 9 2,1 26 88,1 62,1 10 0,9 26 98,2 72,2
(62)
Tabel 5.3 Hasil pengujian pada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran
No Debit air (liter/menit)
Suhu air masuk Tin (°C)
Suhu air keluar
Tout (°C) ΔT (°C)
1 39,6 26 28 2
2 37,2 26 30 4
3 28,68 26 31,3 5,3 4 26,4 26 32,3 6,3
5 22,8 26 33 7
6 19,2 26 34,7 8,7
7 16 26 37 11
8 11 26 41,4 15,4
9 7 26 48,1 22,1
10 2 26 79,9 53,9
Pengujian dilakukan pada kondisi tekanan udara luar. Aliran gas pada
kompor gas diposisikan pada posisi maksimum. Air yang digunakan adalah air
dari kran.
5.2. Perhitungan
Perhitungan kecepatan air rata rata Um, laju aliran massa air ṁair dan laju
aliran kalor q yang diserap air dilakukan dengan mengggunakan data-data yang tersaji pada Tabel 5.1. Data lain yang dipergunakan adalah :
Jari jari pipa saluran (r) : 0,25 inci = 0,00635 m Massa jenis air (ρ) : 1000 kg/m3
Kalor jenis air (cp) : 4179 J/(kgoC) Laju aliran massa gas (mgas) : 0,044 kg/menit
(63)
5.2.1. Perhitungan Kecepatan air rata-rata (Um )
Perhitungan kecepatan air rata rata um yang mengalir di dalam saluran pipa
air mempergunakan persamaan :
s m r air debit pipa penampang luas air debit
um /
2
(5.1)
Sebagai contoh perhitungan, diambil data-data hasil pengujian saat
debit aliran air sebesar 28,5 liter/menit. (Data lain pada Tabel 5.1). Satuan debit
air diubah dalam satuan m3/s.
s
x m sm x
menit liter air
debit 0,475 10 /
60 10 5 , 28 5 ,
28 3 3
3 3 (5.2)
Kecepatan air rata rata um :
2 r air debit um (5.3) s m m x s m x um / 75 , 3 00635 , 0 , 0 14 , 3 / 10 475 , 0 2 2 3 3
Hasil perhitungan untuk data yang lain, secara lengkap disajikan pada Tabel 5.4
5.2.2. Perhitungan laju aliran massa air (ṁair)
Perhitungan laju aliran massa air ṁair di dalam saluran pipa air
(64)
ṁair
massajenis
luaspenampang
kecepatanair
ṁ air
1000
3,14x0,006352
3,75
kg/s 0,475kg/sHasil perhitungan untuk data yang lain, secara lengkap disajikan pada Tabel 5.4
5.2.3. Perhitungan laju aliran kalor yang diterima air
Perhitungan laju aliran kalor yang diserap oleh air di dalam saluran pipa
mempergunakan Persamaan (2.2)
air
q lajualiranmassakalor jenisairToutTin
0,475
4179
33,226
air q kW s J 292 , 14 / ) 2 , 7 )( 025 , 1985 ( *Catatan : 1 watt = J/s
5.2.4. Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan gas
Perhitungan laju aliran kalor yang diberikan oleh gas di luar saluran pipa
mempergunakan Persamaan (2.3)
gas
q = laju aliran massa gas . kapasitas panas gas
gas
q = ṁ
(65)
gas
q (0,044/60).(11900.4186,6)
36,5kW
Tabel 5.4 Data laju aliran massa dan kalor pada kondisi ditutup rapat
No Debit air
(liter/menit) Tin (°C) Tout (°C) ΔT (°C) mair (kg/s) Um (m/s) Qair (kJ) Debit air (m³/s) Qgas (kWatt)
1 28,5 26 33,2 7,2 0,475 3,75 14,292 0,000475 36,535
2 23,88 26 34,2 8,2 0,398 3,14 13,639 0,000398 36,535
3 21,06 26 35,5 9,5 0,351 2,77 13,935 0,000351 36,535
4 16,2 26 38,1 12,1 0,270 2,13 13,653 0,000270 36,535
5 14,28 26 39,6 13,6 0,238 1,88 13,527 0,000238 36,535
6 11,4 26 42,6 16,6 0,190 1,50 13,181 0,000190 36,535
7 9,6 26 45,8 19,8 0,160 1,26 13,239 0,000160 36,535
8 7,8 26 50,8 24,8 0,130 1,03 13,473 0,000130 36,535
9 5,4 26 59,7 33,7 0,090 0,71 12,675 0,000090 36,535
10 4,08 26 67 41 0,068 0,54 11,651 0,000068 36,535
Tabel 5.5 Data laju aliran massa dan kalor pada kondisi dibuka 10 kali putaran
No Debit air
(liter/menit) Tin (°C) Tout (°C) ΔT (°C) mair (kg/s) Um (m/s) Qair (kJ) Debit air (m³/s) Qgas (kWatt)
1 28,2 26 32,8 6,8 0,470 0,93 13,356 0,000470 36,535
2 24,78 26 34,1 8,1 0,413 0,82 13,980 0,000413 36,535
3 20,88 26 35,5 9,5 0,348 0,69 13,816 0,000348 36,535
4 14,94 26 39 13 0,249 0,49 13,527 0,000249 36,535
5 12 26 41,7 15,7 0,200 0,39 13,122 0,000200 36,535
6 8,7 26 47,6 21,6 0,145 0,29 13,089 0,000145 36,535
7 5,1 26 58,2 32,2 0,085 0,17 11,438 0,000085 36,535
8 3,3 26 71,9 45,9 0,055 0,11 10,550 0,000055 36,535
9 2,1 26 88,1 62,1 0,035 0,07 9,083 0,000035 36,535
(66)
Tabel 5.6 Data laju aliran massa dan kalor pada kondisi dibuka 20 kali putaran
No Debit air
(liter/menit) Tin (°C) Tout (°C) ΔT (°C) mair (kg/s) Um (m/s) Qair (kJ) Debit air (m³/s) Qgas (kWatt)
1 39,6 26 28 2 0,660 1,30 5,516 0,00066 36,535
2 37,2 26 30 4 0,620 1,22 10,364 0,00062 36,535
3 28,68 26 31,3 5,3 0,478 0,94 10,587 0,00048 36,535
4 26,4 26 32,3 6,3 0,440 0,87 11,584 0,00044 36,535
5 22,8 26 33 7 0,380 0,75 11,116 0,00038 36,535
6 19,2 26 34,7 8,7 0,320 0,63 11,634 0,00032 36,535
7 16 26 37 11 0,267 0,53 12,258 0,00027 36,535
8 11 26 41,4 15,4 0,183 0,36 11,799 0,00018 36,535
9 7 26 48,1 22,1 0,117 0,23 10,775 0,00012 36,535
10 2 26 79,9 53,9 0,033 0,07 7,508 0,00003 36,535
5.2.5. Efisiensi Water Heater
Perhitungan Efisiensi (η) water heater menggunakan persamaan (2.4) % 100 x q q gas air % 100 535 , 36 292 , 14 x
39,12%
Hasil semua perhitungan dari data-data yang diperoleh disajikan pada Tabel
(67)
Tabel 5.7 Data efisiensi Water heater pada kondisi ditutup rapat
No Debit air (liter/menit) Tin (°C) Tout (°C) ΔT (°C) mair (kg/s) Um (m/s) Qair (kJ) Qgas (kWatt) (%) 1 28,5 26 33,2 7,2 0,475 3,75 14,292 36,535 39,12 2 23,88 26 34,2 8,2 0,398 3,14 13,639 36,535 37,33 3 21,06 26 35,5 9,5 0,351 2,77 13,935 36,535 38,14 4 16,2 26 38,1 12,1 0,270 2,13 13,653 36,535 37,37 5 14,28 26 39,6 13,6 0,238 1,88 13,527 36,535 37,02 6 11,4 26 42,6 16,6 0,190 1,50 13,181 36,535 36,08 7 9,6 26 45,8 19,8 0,160 1,26 13,239 36,535 36,24 8 7,8 26 50,8 24,8 0,130 1,03 13,473 36,535 36,88 9 5,4 26 59,7 33,7 0,090 0,71 12,675 36,535 34,69 10 4,08 26 67 41 0,068 0,54 11,651 36,535 31,89
Tabel 5.8 Data efisiensi Water heater pada kondisi tutup dibuka 10 kali putaran No Debit air
(liter/menit) Tin (°C) Tout (°C) ΔT (°C) mair (kg/s) Um (m/s) Qair (kJ) Qgas (kWatt) (%) 1 28,2 26 32,8 6,8 0,470 0,93 13,356 36,535 36,56 2 24,78 26 34,1 8,1 0,413 0,82 13,980 36,535 38,26 3 20,88 26 35,5 9,5 0,348 0,69 13,816 36,535 37,82 4 14,94 26 39 13 0,249 0,49 13,527 36,535 37,03 5 12 26 41,7 15,7 0,200 0,39 13,122 36,535 35,92 6 8,7 26 47,6 21,6 0,145 0,29 13,089 36,535 35,82 7 5,1 26 58,2 32,2 0,085 0,17 11,438 36,535 31,31 8 3,3 26 71,9 45,9 0,055 0,11 10,550 36,535 28,88 9 2,1 26 88,1 62,1 0,035 0,07 9,083 36,535 24,86 10 0,9 26 98,2 72,2 0,015 0,03 4,526 36,535 12,39
(68)
Tabel 5.9 Data Efisiensi Water Heater pada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran
No Debit air (liter/menit) Tin (°C) Tout (°C) ΔT (°C) mair (kg/s) Um (m/s) Qair (kJ) Qgas (kWatt) (%) 1 39,6 26 28 2 0,660 1,30 5,516 36,535 15,10 2 37,2 26 30 4 0,620 1,22 10,364 36,535 28,37 3 28,68 26 31,3 5,3 0,478 0,94 10,587 36,535 28,98 4 26,4 26 32,3 6,3 0,440 0,87 11,584 36,535 31,71 5 22,8 26 33 7 0,380 0,75 11,116 36,535 30,43 6 19,2 26 34,7 8,7 0,320 0,63 11,634 36,535 31,84 7 16 26 37 11 0,267 0,53 12,258 36,535 33,55 8 11 26 41,4 15,4 0,183 0,36 11,799 36,535 32,29 9 7 26 48,1 22,1 0,117 0,23 10,775 36,535 29,49 10 2 26 79,9 53,9 0,033 0,07 7,508 36,535 20,55
5.3. Hasil pengambilan data dalam bentuk grafik dan pembahasan
5.3.1.Hasil pengambilan data dalam bentuk grafik
Hasil pengujian dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 5.1 sampai
Gambar 5.9. Gambar 5.1, Gambar 5.4 dan Gambar 5.7 memperlihatkan hubungan
antara debit air dengan suhu air yang keluar dari water heater. Gambar 5.2, Gambar 5.5 dan Gambar 5.8 memperlihatkan hubungan antara debit air dengan
laju aliran kalor yang diterima air. Gambar 5.3, Gambar 5.6 dan Gambar 5.9
memperlihatkan hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater.
Gambar grafik 5.1, 5.2, dan 5.3 adalah grafik hubungan pada kondisi water heater tertutup rapat. Gambar grafik 5.4, 5.5, dan 5.6 adalah grafik hubungan pada kondisi tutup water heater terbuka 10 kali putaran. Sedangkan Gambar grafik 5.7, 5.8 dan 5.8 adalah grafik hubungan pada kondisi tutup water heater terbuka 20 kali putaran.
(69)
Grafik 5.1 Hubungan antara debit air dengan suhu air yang keluar water heater pada kondisi ditutup rapat
Grafik 5.2 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor air pada kondisi
water heater ditutup rapat
Tout= 108,8(deb)-0,36.(liter/menit)0,36 0C
(dengan deb adalah debit air)
30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
0 5 10 15 20 25 30
Tou
t
(
0 C
)
Debit air (liter/menit)
Qair= 10,92(deb)0,079.(liter/menit)-0,079kJ
(dengan deb adalah debit air)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0 5 10 15 20 25 30
Qai
r
(kJ
)
(70)
Grafik 5.3 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater pada kondisi ditutup rapat
Grafik 5.4 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater pada kondisi tutup dibuka 10 kali putaran
ɳ = 29.89(deb)0.079.(liter/menit)-0,079 %
(dengan deb adalah debit air)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
0 5 10 15 20 25 30
ɳ w ater he ater ( % )
Debit air (liter/menit)
Tout= 103,1(deb)0,34.(liter/menit)-0,34 0C
(dengan deb adalah debit air)
0 20 40 60 80 100 120
0 5 10 15 20 25 30
Tou
t
(
0 C)
(71)
Grafik 5.5 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor pada kondisi tutup
water heater dibuka 10 kali putaran.
Grafik 5.6 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater pada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran
Qair= 6,469(deb)0,266.(liter/menit)-0,266kJ
(dengan deb adalah debit air)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
0 5 10 15 20 25 30
Qai
r
(kJ
)
Debit air (liter/menit)
ɳ = 17,70(deb)0,266.(liter/menit)-0,266%
(dengan deb adalah debit air)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
0 5 10 15 20 25 30
ɳ W ater he ater (%) Debit (liter/menit)
(72)
Grafik 5.7 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar Water Heater pada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran
Grafik 5.8 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor air pada kondisi
tutup water heater dibuka 20 kali putaran
Tout= 96,31(deb)-0,33.(liter/menit)0,33 0C (dengan deb adalah debit air)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
0 10 20 30 40 50
T
out
(
0C)
Debit air (liter/menit)
Qair= -0,012(deb)2.(liter/menit)-2+ 0,496(deb).(liter/menit)-1+ 7,241 kJ (dengan deb adalah debit air)
0 2 4 6 8 10 12 14
0 10 20 30 40 50
Qai
r
(kJ
)
(73)
Grafik 5.9 Hubungan antara debit air dengan efisiensi Water heater pada kondisi tutup dibuka 20 kali putaran
ɳ = -0,034(deb)2.(liter/menit)-2 + 1,359(deb).(liter/menit)-1 + 19,82 % (dengan deb adalah debit air)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0 10 20 30 40 50
ɳ
W
ater
he
ater
(%
)
(74)
Grafik 5.10 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater pada kondisi ditutup rapat, tutup dibuka 10 kali putaran dan tutup dibuka 20
kali putaran
20 30 40 50 60 70 80 90 100
0 10 20 30
T
out
0C
Debit (liter/menit)
kondisi tertutup rapat
Kondisi dibuka 10 kali putaran
Kondisi dibuka 20 kali putaran
(75)
5.3.2. Pembahasan
Water heater yang dibuat mampu menghasilkan suhu temperatur air keluar 28oC – 98,2oC dengan kapasitas 0,9 liter/menit – 39,6 liter/menit. Dengan memperhatikan spesifikasi water heater yang ada di pasaran, maka hasil rancangan pemanas air yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran. Water heater yang dibuat pada debit 5,4 liter/menit mampu menghasilkan suhu air keluar sebesar 59,7oC dan pada debit sebesar 16 liter/menit
mampu menghasilkan suhu air keluar sebesar 37oC.
Dari Gambar 5.1 didapatkan informasi bahwa debit air berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya suhu air keluar dari water heater. Semakin kecil debit air yang masuk ke water heater maka temperatur air yang keluar semakin tinggi, sebaliknya jika debit air yang masuk ke water heater semakin tinggi maka temperatur air yang keluar semakin rendah. Hal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut, jika debit air rendah maka volume air persatuan waktu yang dipindahkan
kecil. Jika kalor yang dialirkan oleh bahan bakar gas LPG tetap, maka kalor
tersebut menjadikan perbedaan suhu antara air masuk dengan air keluar besar.
Hubungan antara debit air dengan suhu keluar water heater dinyatakan dengan persamaan berikut :
Pada kondisi ditutup rapat :
Tout = 108,8(debit)-0,36.(liter/menit)0,36 0C
(76)
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 4,08 liter/menit sampai dengan 28,5
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
Pada kondisi dibuka 10 kali putaran :
T out = 103,1(debit)0,34.(liter/menit)-0,34 0C
R² = 0,983
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 0,9 liter/menit sampai dengan 28,2
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
Pada kondisi dibuka 20 kali putaran :
T out = 96,31(debit)-0,33.(liter/menit)0,33 0C
R² = 0,989
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 2 liter/menit sampai dengan 39,6
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C. Dengan karakteristik pemanas air ini, maka pemanas air hasil rancangan dapat digunakan untuk keperluan mandi orang dewasa. Kenyamanan
air hangat untuk mandi bersuhu sekitar 38 0C sampai 40 0C.
Dari gambar 5.2 didapatkan infomasi besar debit air berpengaruh terhadap
besar laju aliran kalor yang diterima air. Untuk Water heater yang dibuat hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Pada kondisi ditutup rapat :
(77)
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 4,08 liter/menit sampai dengan 28,5
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
Pada kondisi dibuka 10 kali putaran :
Qair = 6,469(debit)0,266.(liter/menit)-0,266 kJ
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 0,9 liter/menit sampai dengan 28,2
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
Pada kondisi dibuka 20 kali putaran :
Qair = -0,012(debit)2.(liter/menit)-2 + 0,496(debit).(liter/menit)-1 + 7,241 kJ
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 2 liter/menit sampai dengan 39,6
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C
Dari Gambar 5.3 didapatkan informasi bahwa debit air yang mengalir
berpengaruh terhadap nilai efisiensi water heater. Untuk water heater yang dibuat, hubungan antara debit air dengan efisiensi dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Pada kondisi ditutup rapat :
ɳ = 29,89(debit)0,079.(liter/menit)-0,079 %
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 4,08 liter/menit sampai dengan 28,5
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
(78)
Pada kondisi terbuka 10 kali putaran :
ɳ = 17,70(debit)0,266.(liter/menit)-0,266 %
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 0,9 liter/menit sampai dengan 28,2
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
Pada kondisi dibuka 20 kali putaran :
ɳ = -0,034(debit)2.(liter/menit)-2 + 1,359(debit).(liter/menit)-1 + 19,82
Persamaan tersebut berlaku untuk debit 2 liter/menit sampai dengan 39,6
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C
Dari gambar 5.10 didapatkan informasi bahwa dari variasi yang dilakukan,
yaitu pembukaan tutup water heater hasil penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan membuka tutup water heater tidak mempengaruhi suhu air yang keluar.
(79)
64
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu:
a. Water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran, yang mampu menghasilkan air panas dengan temperatur 42,6 0C
pada debit 11,4 liter/menit.
b. Hubungan antara debit air yang masuk dengan suhu air yang keluar dari
water heater dapat dinyatakan dengan persamaan : Pada kondisi tertutup rapat :
Tout = 108,8(deb)-0,36.(liter/menit)0,36 0C
R² = 0,984
Berlaku untuk debit (deb) antara 4,08 liter/menit sampai dengan 28,5
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk
water heater 26 0 C.
Pada kondisi terbuka 10 kali putaran :
T out = 103,1(deb)0,34.(liter/menit)-0,34 0C
R² = 0,983
Berlaku untuk debit (deb) antara 0,9 liter/menit sampai dengan 28,2
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk
(80)
Pada kondisi terbuka 20 kali putaran :
T out = 96,31(deb)-0,33.(liter/menit)0,33 0C
R² = 0,989
Berlaku untuk debit (deb) antara 2 liter/menit sampai dengan 39,6 liter/menit
pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
c. Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Pada kondisi tertutup rapat :
Qair = 10,92(deb)0,079.(liter/menit)-0,079 kJ
Berlaku untuk debit (deb) antara 4,08 liter/menit sampai dengan 28,5
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk
water heater 26 0 C.
Pada kondisi terbuka 10 kali putaran :
Qair = 6,469(deb)0,266.(liter/menit)-0,266 kJ
Berlaku untuk debit (deb) antara 0,9 liter/menit sampai dengan 28,2
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk
water heater 26 0 C.
Pada kondisi terbuka 20 kali putaran :
Qair = -0,012(deb)2.(liter/menit)-2 + 0,496(deb).(liter/menit)-1 + 7,241 kJ
Berlaku untuk debit (deb) antara 2 liter/menit sampai dengan 39,6 liter/menit
pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C
(81)
d. Hubungan debit air dengan efisiensi dapat dinyatakan dengan persamaan :
Pada kondisi tertutup rapat :
ɳ = 29,89(deb)0,079.(liter/menit)-0,079 %
Berlaku untuk debit (deb) antara 4,08 liter/menit sampai dengan 28,5
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk
water heater 26 0 C.
Pada kondisi terbuka 10 kali putaran :
ɳ = 17,70(deb0,266).(liter/menit)-0,266 %
Berlaku untuk debit (deb) antara 0,9 liter/menit sampai dengan 28,2
liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk
water heater 26 0 C.
Pada kondisi terbuka 20 kali putaran :
ɳ = 0,034(deb)2.(liter/menit)-2 + 1,359(deb).(liter/menit)-1 + 19,82 %
Berlaku untuk debit (deb) antara 2 liter/menit sampai dengan 39,6 liter/menit
pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C
(82)
6.2. Saran
Dari proses penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat
dikemukakan :
a. Penelitian dapat dikembangkan dengan variasi jumlah sirip, atau posisi letak
sirip
b. Penelitian dapat dikembangkan dengan variasi bentuk dan model tutup water heater
c. Posisi lingkaran pipa sangat berpengaruh terhadap panas yang dihasilkan,
usahakan ada celah antara lengkungan pipa saluran air
d. Besar dan jumlah lubang saluran udara masuk dan saluran gas buang
berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh, sehingga pembuatannya perlu
(83)
DAFTAR PUSTAKA
Holman, J.P, 1993, Perpindahan Kalor, Edisi Keenam, Erlangga: Jakarta. http://aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapur-anda.pdf),
diakses pada 13 Oktober 2013
http://gasgeyser.wozaonline.co.za/products, diakses pada 13 Oktober 2013
http://homerepair.about.com/od/plumbingrepair/ss/hwh_tank_gas.htm, diakses pada 13 Oktober 2013
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124886-R020885Perbandingan%20 temperatur-Literatur.pdf, diakses pada 16 Oktober 2013
http://www.auburndaleplumbing.com/Index.cfm?action=main.tankTypeWaterHea ters, diakses pada 13 Oktober 2013
http://www.gaswaterheater.co.za/types.html, diakses pada 13 Oktober 2013
Putra, P. H. (2012); Water Heater Dengan Panjang Pipa 20 Meter Dan 300 Lubang Masuk Udara Pada Dinding Luar, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Setiawan, E. (2012); Pemanas air dengan dimensi tinggi 90 cm, diameter pada dinding luar 25 cm, diameter pada dinding dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 150 lubang masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water heater, dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
(84)
LAMPIRAN
(85)
(86)
(1)
d. Hubungan debit air dengan efisiensi dapat dinyatakan dengan persamaan : Pada kondisi tertutup rapat :
ɳ = 29,89(deb)0,079.(liter/menit)-0,079 %
Berlaku untuk debit (deb) antara 4,08 liter/menit sampai dengan 28,5 liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
Pada kondisi terbuka 10 kali putaran :
ɳ = 17,70(deb0,266).(liter/menit)-0,266 %
Berlaku untuk debit (deb) antara 0,9 liter/menit sampai dengan 28,2 liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C.
Pada kondisi terbuka 20 kali putaran :
ɳ = 0,034(deb)2.(liter/menit)-2 + 1,359(deb).(liter/menit)-1 + 19,82 %
Berlaku untuk debit (deb) antara 2 liter/menit sampai dengan 39,6 liter/menit pada tekanan udara luar (sekitar 1 atm) dan pada suhu air masuk water heater 26 0 C
(2)
6.2. Saran
Dari proses penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan :
a. Penelitian dapat dikembangkan dengan variasi jumlah sirip, atau posisi letak sirip
b. Penelitian dapat dikembangkan dengan variasi bentuk dan model tutup water heater
c. Posisi lingkaran pipa sangat berpengaruh terhadap panas yang dihasilkan, usahakan ada celah antara lengkungan pipa saluran air
d. Besar dan jumlah lubang saluran udara masuk dan saluran gas buang berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh, sehingga pembuatannya perlu diperhatikan
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Holman, J.P, 1993, Perpindahan Kalor, Edisi Keenam, Erlangga: Jakarta. http://aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapur-anda.pdf),
diakses pada 13 Oktober 2013
http://gasgeyser.wozaonline.co.za/products, diakses pada 13 Oktober 2013
http://homerepair.about.com/od/plumbingrepair/ss/hwh_tank_gas.htm, diakses pada 13 Oktober 2013
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124886-R020885Perbandingan%20 temperatur-Literatur.pdf, diakses pada 16 Oktober 2013
http://www.auburndaleplumbing.com/Index.cfm?action=main.tankTypeWaterHea ters, diakses pada 13 Oktober 2013
http://www.gaswaterheater.co.za/types.html, diakses pada 13 Oktober 2013
Putra, P. H. (2012); Water Heater Dengan Panjang Pipa 20 Meter Dan 300 Lubang Masuk Udara Pada Dinding Luar, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Setiawan, E. (2012); Pemanas air dengan dimensi tinggi 90 cm, diameter pada dinding luar 25 cm, diameter pada dinding dalam 20 cm, panjang pipa 20 meter, diameter bahan pipa 3/8 inci, 150 lubang masuk udara pada dinding luar, 1005 lubang pada dinding dalam water heater, dan 6 buah sirip dari pipa berdiameter 3/8 inci, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
(4)
LAMPIRAN
(5)
(6)