FADHILAH DAN KEUTAMAAN DI BULAN RAMADHAN

FADHILAH DAN KEUTAMAAN DI BULAN RAMADHAN
Kedatangan Bulan Ramadhan merupakan kebahagiaan bagi setiap kaum muslimin karna
setiap amalan yang dikerjakan didalam bulan Ramadhan akan dilipat gandakan oleh
Allah Swt. Dan bahkan dengan kemuliaan bulan Ramadhan syetan-syetan pengganggu
amal manusia pun dirantai oleh Allah Swt. Hal dijelaskan dalam sebuah
Hadith riwayat al-Bukhari dan Muslim:

‫ب‬
‫ة ْوو ْغ بل ل و‬
‫جن نبب ة‬
‫واَ ب‬
‫ب ْاَل ب و‬
‫واَ ب‬
‫ن ْفبت ة و‬
‫ضاَ ب‬
‫م و‬
‫إ ةوذاَ ْ و‬
‫قبب ب‬
‫حبب ب‬
‫جآَوء ْور و‬
‫ت ْاَ وب ببب و‬

‫ت ْاَ وب ببب و‬
‫ت ْاَل ن‬
ْ (‫ن ْ)رواَه ْبخاَرى ْ ْو ْمسلم‬
‫ص ل‬
‫فد و ة‬
‫اَلنناَةر ْوو ْ ب‬
‫شوياَط ةي ب ب‬

”ْ Apabila datang Ramadhan niscaya dibuka pintu-pintu syurga, ditutup pintu-pintu nera
ka dan diikat syaitan-syaitan.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun fadhilah dan keutaman dibulan ramadhan yang akan kita bicarakan kali ini
berkisar tentang 3 hal :
1. Membaca Al-Quran
2. Menjamu orang berbuka Puasa
3. Menyegrakan Berbuka dan Mengakhiri sahur

1. Membaca Al-Quran
Bulan Ramdhan dikenal dengan bulan Tadarus, dimana kalau malam sudah mulai
menyelimuti negri,lantunan suara-suara al-quran dari para remaja remaji, orang-orang

tua, bahkan sampai kepada anak-anak kecil terdengar dari surau-surau,langgar, musalla
dan masjid, kadangkala disebahagian Masjid dan Musalla bahkan mereka menghidupkan
malam ramadhan dengan tadarusan sampai fajar subuh menyinsing di ufuk timur.
Bulan Ramadhan Merupakan Bulan Rahmat, Bulan maghfirah dan bulan yang penuh
dengan keutamaan, termasuk didalamnya membaca Al-Quran, mengisi waktu kosong,
mengisi waktu istirahat dengan membaca Al-Quran merupakan suatu tindakan yang
utama, disamping bacaannya yang berfaedah juga memelihara seseorang yang sedang
melaksanakan puasa dari perbuatan dan perkataan yang dapat merusak puasa
Al-Quran merupakan bacaan yang mulia dan diturunkan pula pada Bulan Yang Mulia
sebagaimana Firman Allah Swt.






    
      
      
       

     






   
  

185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

membaca al-quran adalah bernilai ibadah disisi Allah ta'ala, membaca al-quran
dalam keadaan shalat maka baginya setiap huruf yang ia baca 50 kebaikan, barang siapa
yang membaca al-quran diluar shalat dalam keadaan berwudhuk maka baginya setiap
hurfnya 25 kebaikan, dan barangsiapa yang membaca al-quran dengan tidak berwudhuk
maka baginya setiap hurufnya pahala 10 kebaikan.
Perumpamaan orang mukmin yang mau membaca al-quran bagaikan buah utrujah,
baunya harum dan rasanya enak. Dan perumpamaan orang mukmin yang tak mau
membaca al-quran bagaikan seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis.
Sedangkan seorang munafik yang membaca al-quran seperti buah Raihanah, baunya
harum dan rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca alquran bagaikan buah hanzalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit.

Kaumuslimin Wasmuslimat Rahimakumullah
2. Menjamu berbuka bagi orang yang puasa
Menjamu orang untuk berbuka puasa merupakan perbuatan yang utama dan
memiliki fadhilah yang besar, dalam hadist disebutkan bahwa pahala yang diperoleh oleh
orang yang menjamu sama degan pahala yang diperoleh oleh orang yang dijamunya,
artinya sipenjamu memperoleh pahala puasa dua kali lipat satu pahala puasanya sendiri
yang kedua pahala orang yang dijamunya. Nah kalau begitu semakin banyak orang yang
dijamu untuk berbuka puasa maka semakin banyaklah pahala yang diperoleh.
Beranjak dari fadhilah menjamu orang untuk berbuka puasa ini, meskipun bulan

puasa hanya 29 atau 30 hari bagi orang yang suka menjamu untuk berbuka puasa kalau
sekiranya satu kali berbuka dia menjamu 1 orang saja.maka fadhilah puasanya bisa
menjadi 60 hari.
3. Menyegrakan Berbuka dan mengakhiri sahur
Dalam Melaksanakan Puasa memang ada dua hal yang menjadi perhatian.
Pertama masalah sahur dan yang kedua masalah berbuka, sahur waktunya sebelum subuh
dan berbuka setelah waktu maghrib masuk. Didalam melaksanakannya ada tindakan yang
bernilai sunah yaitu mengakhir sahur dan menyegrakan berbuka,
Makan sahur itu adalah berkah apalagi kalau dikerjakan satu jam atau setengah
jam sebelum waktu subuh masuk, kalau seseorang terdesak dengan waktu subuh maka
sekurang-kurangnya dia meminum seteguk air dengan niat puasa Ramadhan. Dalam
sebuah hadist Rasul Katakan :

‫مت س ك‬
‫ححروُا ً ك‬
‫ه‬
‫ق ً ك‬
‫ر ًب ككرك ك ة‬
‫ن ً ر‬
‫عل كي ي ر‬

‫فإ ر س‬
‫س ح‬
‫س س‬
‫فيِ ًكالَ س‬
‫تك ك‬
‫ف ق‬
‫ة ً( ً ً ح‬
‫حوُ ر‬

Sahurlah kamu karna sesunguhnya dalam sahur itu ada kebrkahan (HR. Bukhari
Muslim)

Kaum Muslimin Walmuslimat Rahimakumullah
Adapun yang kedua perbuatan yang bernilai sunah dalam melaksanakan puasa
adalah menyegrakan berbuka, sebagaimana Sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadist.

‫مت س ك‬
‫) ًكل ًي ككزا ح‬
‫ه‬
‫س ًب ر ك‬

‫ق ً ك‬
‫ماَ ً ك‬
‫جحلوُا ًا كلَ ي ر‬
‫عل كي ي ر‬
‫ع س‬
‫ف ق‬
‫فطيكر ً( ً ً ح‬
‫ر ً ك‬
‫ل ًكالَسناَ ح‬
‫خي ي ر‬

Senantiasalah manusia itu dalam kebaikan selama mereka menyegrakan
berbuka (HR.Bukhari Muslim)
Waktu berbuka merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh setiap orang yang
melaksanakan puasa dan bahkan kadangkala setengah jamatau mungkin saja satu jam
sebelum waktu maghrib masuk sudah nonkrong dihadapan hidangan yang akan menjadi
santapan berbuka puasa, nah menyegrakannya merupakan perbuatan yang bernilai sunah.
Akan tetapi ada sebahagian diantara saudara-saudara kita yang suka melambatlambatkan berbuka, entah itu karna sibuk dengan pekerjaan hariannya sehingga tidak
disadari bahwa waktu berbuka sudah masuk atau memang sudah menjadi kebiasaannya
melambat-lambatkan berbuka namun bagaimanapun juga yang namanya menyegrakan

berbuka adalah suatu amalan yang afdol dan utama, bahkan termasuk amalan yang
dicintai oleh Allah Swt.

Kaum Muslimin walmuslimat Rahimakumullah
Demikianlah yang dapat saya sampai lebih dan kurangnya saya mohon ma’af, Billahi
Taufiq walhidayah
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh